Anda di halaman 1dari 3

PELAJARAN DARI SEMINAR

Berjalannya seminar Seminar yang sangat sederhana itu, berjalan dengan baik. Tidak ada hujan badai padahal diselenggarakan pada tanggal 28 desember, musim hujan. Tidak ada atap yang runtuh, padahal Gedung yang dipakai sebagai tempat acara adalah gedung yang sudah tua, Kolom-kolom utamanya diperkuat dengan seling (kawat besi) sebab rusak dan atapnya juga telah miring. Tidak ada kursi yang kosong, padahal acara ini diselenggarakan di hari sabtu dimana orang-orang pada weekend. Tidak ada peserta yang protes pada Kursi yang robek-robek karena dimakan usia, atau protes pada Lantai yang berdebu, atau protes pada dekorasi yang tidak megah. Datuk Jalil saja yang sempat marah kepada Ketua Panitia melihat kondisi yang serba sederhana itu. Beliau adalah Wakil Rakyat Provinsi Kalimantan Utara yang menjadi anggota di DPRD Kaltim. Marah, karena Penyelenggara seminar ini bukan Organisasi yang mapan dan nekad menyelenggarakan seminar dengan kondisi apa adanya itu. Namun walaupun ia marah, tapi ia berkenan memberikan kata sambutan dan gambaran umum tentang kondisi Sosial dan Pendidikan di Kalimantan Utara. Itu bagus sekali, sebagai Pendahuluan bagi peserta yang hadir. Selain itu, memang, Pembicara datang agak telat. Sebab Transportasi dari Yogyakarta ke lokasi acara di Kalimantan Utara, amatlah jauh. Dari Yogya ke Kalimantan. Ke depannya, perencanaan harus lebih matang lagi tentunya untuk mengatasi permasalahan jarak ini. Setelah Pak Eko Prasetyo -pembicara dari Yogyakarta- itu datang, Acara langsung dimulai. Peserta dari kalangan mahasiswa universitas Kalimantan Utara, dari organisasi buruh FNPB, dari wartawan Koran Kalimantan Utara, dari mahasiswa Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi Bulungan-Tarakan dan dari umum telah memenuhi kursi peserta. Sambutan pertama sekaligus membuka acara oleh Ajudan Bupati Kabupaten Bulungan yang menyampaikan bahwa Bupati sangat mendukung acara seminar ini dan berharap kerjasama aktif dari pemuda. Sambutan kedua oleh Datuk Jalil, yang menerangkan perihal pendidikan dan kondisi sosial ekonomi Kalimantan Utara akhir-akhir ini. Sambutan ketiga oleh Ketua Bappeda yang menerangkan rencana-rencana Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bulungan. Sepatah dua patah disampaikan oleh Datuk Abdul Hamid, seorang bangsawan bulungan yang juga mantan Komandan Rayon militer di Samarinda. Setelah sepatah dua patah kata itu, lalu masuk ke pembicara pertama. Pembicara pertama, pak eko prasetyo, menyampaikan materi Pendidikan alternative, pendidikan sebagaimana harusnya. Pembicara kedua, pak Muhammad, menyampaikan materi pendidikan dalam islam. Kemudian sesi Tanya jawab. Banyak yang ingin bertanya, tapi waktu tak mencukupi. Tiga penanya pertama adalah berasal dari Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bulungan Tarakan, dan temanteman dari serikat pekera FNPB. Selesai sesi Tanya jawab, lalu pemberian kenang-kenangan kepada Penanya, yakni Buku berjudul Orang Miskin dilarang Sekolah yang ditulis oleh Pak eko prasetyo. Diingatkan pula kepada para peserta bahwa mereka akan diundang dalam waktu sesegera mungkin untuk merumuskan program konkrit sebagai follow up seminar ini. Sebaliknya, teman-teman dari serikat

pekerja juga mengundang Panitia untuk dapat hadir di acara seminar di Berau yang akan mereka selenggarakan. Setelah acara ditutup, peserta berpulangan dan pembicara diantar kembali ke Tarakan agar besoknya dapat mengejar Pesawat pagi menuju Yogyakarta. Sementara itu teman-teman panitia beres-beres perlengkapan dan pulang ke rumah masing-masing. Pelajaran Nah, apa pelajaran dari seminar ini? Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman menyelenggarakan seminar ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Niat yang besar, akan terwujud. Tuhan selalu bersama kita. Forum Intelektual Kalimantan Utara (FIKR) harus memiliki Akta notaris. Panitia, yang terdiri dari orang-orang baru dalam pergerakan, ternyata lumayan Solid. Seksi perlengkapan dan dekorasi harus orang-orang yang professional. Acara apapun, rawan ditunggangi oleh kepentingan politik. Undangan yang militant ternyata hanya berasal dari Bem unikal, bem stie bultar dan serikat Pekerja. Hanya mereka yang hadir. Sementara undangan dari DPR, dari Partai politik, dari Osis, dari Organisasi pemuda seperti KNPI dan dari Pemerintah, tidak ada yang hadir. Ini berarti sasaran kegiatan adalah kalangan mahasiswa dan pekerja. Pengisi sambutan dan materi yang dapat diajak kerjasama adalah Datuk jalil, Haji Muhammad, dan datuk hamid. Namun datuk hamid terlalu mengintervensi, sehingga masih perlu dipertimbangkan. Datuk jalil cukup vocal dan intelektual. Haji Muhammad seorang praktisi pendidikan dan berkali-kali mengajak pak eko untuk bekerjasama. Pak eko menawarkan dua bentuk kerjasama. Pertama, kerjasama membentuk Paud dan TK unggulan. Dua, kerjasama membentuk program peningkatan sekolah unggulan. Beliau memiliki akses ke Tim Kick Andy yang focus di dunia pendidikan. Serikat Pekerja yang hadir, FNPB tampak lebih solid karena berseragam. Para pembicara sangat antusias untuk berfoto dengan mereka. Segala kekurangan dalam acara disebabkan oleh Kekurangan Dana, persiapan kurang, panitia yang belum berpengalaman. Anggota cewek yang terdiri dari keluarga atau saudara panitia, perlu diberdayakan. Seminar-seminar selanjutnya perlu lebih kreatif, agar undangan-undangan dan peserta umum mau hadir. Seminar seminar selanjutnya perlu melibatkan peserta seminar sebelumnya, terutama yang militant. Term of reference seminar ternyata dibaca oleh ajudan bupati sebagai undangan, oleh karena itu harus lebih matang dan persuasive agar yang diundang tertarik. Seminar selanjutnya perlu menarik biaya dan mengundang Pembicara yang lebih besar. Berdayakan teman-teman di pusat, di jawa, dan di luar negeri.

7.

8.

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

RENCANA KERJA 2014-2020

1. 2013 : Mendirikan Organisasi a. Mengumpulkan modal b. Merekrut anggota c. Mendirikan sekretariat d. Mengadakan Seminar untuk launching 2. 2014 : Memapankan Organisasi a. Pembuatan akta notaris b. Aliansi dengan kampus, Osis dan Pabrik-pabrik c. Pendirian Usaha Bersama d. Pembuatan Media e. Mengadakan Achievment Motivation Training untuk launching Usaha Bersama 3. 2015 : Memiliki Media Edukasi a. Penyebaran Reguler Media ke Kampus, sekolah dan Pabrik2 b. Mengundang tokoh-tokoh nasional untuk menulis di media. c. Proposal Iklan dan Kerjasama d. Merekrut tenaga jurnalis e. Seminar dan pelatihan Jurnalistik untuk launching Media 4. 2016 : Memapankan Media Edukasi a. Mendirikan Kantor dan Direksi b. Penyebaran ke Pemuda dan Pekerja di Malaysia. c. Membuat Film-Film Dokumenter Edukasi d. Membuat Program Televisi bekerjasama dengan televisi lokal e. Seminar dan Pelatihan Perfilman edukatif 5. 2017 : Kongres Pemuda dan Pekerja I (Aliansi Nasional) a. Mendirikan Organisasi Pemuda dan Pekerja b. Membentuk Program-program Kerja Tahunan c. Membangun Aliansi Nasional dengan Daerah-daerah lain d. Mensukseskan Kebijakan-kebijakan pro Pemuda dan Pekerja e. Rally I 6. 2018 : Kongres Pemuda dan Pekerja II (Aliansi Internasional) a. Membangun Aliansi Internasional b. Mengadakan Seminar Internasional c. Mendirikan Organisasi Pemuda dan Pekerja Internasional d. Membentuk Program-program kerja Internasional e. Menyebarkan Media Edukasi ke Negara-negara aliansi 7. 2019-2020 : Kongres Pemuda dan Pekerja III a. Memperkuat Organisasi Pemuda dan Pekerja Nasional b. Memperkuat Organisasi Pemuda dan Pekerja Internasional

Anda mungkin juga menyukai