Anda di halaman 1dari 2

FAJAR F SIMARMATA

J3M119050
EKOLOGI HEWAN/A1

Depurasi dan Detoksifikasi Hewan dan Lingkungan


Daerah pesisir pantai sering mengalami pencemaran akibat dari buangan limbah dari
daratan yang mengalir ke aliran sungai yang kemudian berakhir di laut. Semakin bertambahnya
aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan, menyebabkan peningkatan jumlah dan jenis
pencemar yang masuk ke lingkungan perairan laut, sehingga pada suatu saat akan dapat
melampaui kesetimbangan air laut yang mengakibatkan sistem perairan laut tercemar.
Pencemaran perairan ditandai dengan adanya perubahan sifat fisik, kimia dan biologi perairan.
Depurasi adalah proses pembersihan dari biota air laut maupun air tawar dimana biota tersebut
ditempatkan ke dalam lingkungan air bersih (bebas kontaminan) untuk periode waktu untuk
memungkinkan pembersihan kotoran. Salah satu jenis logam berat yang memasuki perairan dan
bersifat toksik adalah kadmium (Cd). Logam berat kadmium terlarut dalam perairan pada
konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi racun bagi kehidupan perairan. Logam-logam
berat yang masuk ke dalam tubuh hewan seperti kerang umumnya tidak dikeluarkan lagi dari
tubuh kerang. Salah satu jenis kerang yang sering ditemukan diperairan Indonesia adalah kerang
bulu (Anadara antiquata).
Cangkang kerang mengandung 66,70 % kalsium karbonat. Kandungan kalsium karbonat
yang tinggi membuat cangkang kerang dapat digunakan sebagai penjernih air. Kalsium karbonat
pada kerang mampu membersihkan air, bahkan dapat mengurangi kadar besi, mangan dan logam
lainnya (Sari dkk., 2013). Metode depurasi pada prinsipnya adalah langkah purifikasi biota pada
suatu kondisi yang terkendali. Kerang yang ditangkap diperairan tercemar logam berat sebaiknya
dilakukan proses pembersihan atau depurasi, tujuan proses depurasi ini adalah untuk mengurangi
resiko dari kontaminan bakteri dan beberapa logam berat yang berbahaya bagi kesehatan
manusia. Hasil penelitian menunjukkan depurasi dengan filter arang aktif berdampak pada
penurunan konsentrasi logam Pb di kerang bulu yang diikuti dengan peningkatan konsentrasi
logam Pb di air dan filter (arang aktif). Logam berat Pb pada kerang bulu selama proses depurasi
24 jam mampu menurunkan kandungan logam Pb menjadi 0,926 mg/kg sehingga dapat
memenuhi standard SNI 7387:2009 sebesar 1,5 mg/kg. Bahkan dengan proses depurasi 72 jam
menunjukkan efisiensi proses depurasi sebesar 86,52%.
Peningkatan konsentrasi logam Pb pada arang menunjukkan bahwa arang aktif dapat
mengikat logam Pb. Arang aktif memiliki gugus-gugus fungsi karbonil, karboksil, kuinon, fenol,
lakton yang dapat mengikat logam berat Pb. Gugus fungsi pada arang aktif (–COOH)
menyebabkan terjadinya reaksi kimia yang terjadi selama proses filtrasi. Mekanisme adsorpsi
dari gugus fungsi (–COOH atau –OH) yang ada di arang aktif dengan melepaskan ion H +
sehingga gugus fungsi tersebut bermuatan negatif (-COO – atau –O – ) dan ion Pb 2+ dapat
terikat. Ion H + yang terlepas dari arang aktif akan bercampur dengan air dan mengakibatkan
penurunan nilai pH. Pada awal proses depurasi nilai pH diatas 7,0 dan diakhir proses depurasi
nilai pH cenderung menurun sampai 6,8.
Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis bivalvia yang hidup pada perairan laut
dangkal sampai dengan daerah pasang surut. Kerang darah memiliki kandungan gizi yang tinggi,
selain itu harganya terjangkau sehingga disukai oleh konsumen. Kandungan nutrisi tertinggi pada
kerang darah adalah zat besi. Penurunan kandungan kontaminan termasuk bakteri di dalam
kerang dengan cara depurasi merupakan hal penting dilakukan untuk peningkatan mutu,
sehingga dapat terjamin keamanan pangan serta harga jual dapat ditingkatkan. Depurasi
merupakan proses menempatkan kerang di dalam wadah yang berisikan air laut bersih untuk
memaksimalkan penyaringan alami sebagai hasil pembersihan isi intestin yang dapat
meningkatkan pemisahan zat kontaminan sehingga mencengah kontaminasi ulang.

Bakteri-bakteri dalam kerang dapat dikurangi atauditiadakan sama sekali dengan cara
depurasi.Depurasi adalah suatu proses pencucian kerang,sehingga kerang yang tercemar dapat
tercuci dengansendirinya dari pencemar mikroba dalam bak-bak yangberisi air laut steril. Air
laut disterilkan oleh unitsterilisasi, kemudian dimasukkan kembali ke dalambak-bak tempat
kerang berada. Sirkulasi air lautberjalan terus selama depurasi berlangsung sekitar 48 jam.
Komponen utama dari suatu alatdepurasi kerang adalah unit sterilisasi. Efektivitas alatdepurasi
dipengaruhi oleh daya bunuh unit sterilisasiterhadap mikroba. Daya bunuh unit ini
dipengaruhioleh metode atau bahan sterilisasi yang digunakandan sifat limnologis air yang
disterilkan.

Kerang hijau merupakan sumber mineral yang penting (Ca, Fe) dan beberapa vitamin
(niasin, thiamin, dan riboflavin) untuk tubuh manusia. Hal ini juga menguatkan alasan para
ilmuwan untuk selalu meneliti biota laut ini dan menentukan batasan konsentrasi polutan yang
beresiko untuk dikonsumsi manusia. Pencemaran logam berat pada perairan merupakan salah
satu pencemaran yang dapat membahayakan baik bagi organisme yang hidup di dalamnya
maupun manusia yang mengkonsumsi organisme yang tercemar. Logam merkuri (Hg) dan
timbal (Pb) termasuk golongan logam berat dengan toksisitas tinggi, begitu juga arsen (As)
(Hutagalung, 1991). Jumlah logam berat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh hewan air yang
masih aman dikonsumsi manusia ditentukan dalam standar. Kep Ditjen POM No.
03725/B/SK/VII/1998 dan WHO (1976) menentukan batas maksimum kandungan logam Hg
pada organisme laut yang boleh dikonsumsi yaitu 0,5 ppm dan untuk logam Pb yaitu 2 ppm
(Kep. Ditjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 dan WHO, 1989).
Bakteri-bakteri dalam kerang hijau dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali dengan
cara depurasi. Air laut disterilkan oleh unit sterilisasi, kemudian dimasukkan kembali ke dalam
bak-bak tempat kerang berada. Sirkulasi air laut berjalan terus selama depurasi berlangsung
sekitar 48 jam (Peranginangin et al., 1984a; Peranginangin et al., 1984b). Komponen utama dari
suatu alat depurasi kerang adalah unit sterilisasi. Efektivitas alat depurasi dipengaruhi oleh daya
bunuh unit sterilisasi terhadap mikroba. Daya bunuh unit ini dipengaruhi oleh metode atau bahan
sterilisasi yang digunakan dan sifat limnologis air yang disterilkan.

Anda mungkin juga menyukai