Anda di halaman 1dari 15

SNI : 01- 6150 - 1999

Standar Nasional Indonesia

Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal)


kelas benih sebar

Daftar isi

Halaman

Pendahuluan ...ii
1 Ruang Lingkup .. 1
2 Acuan .. 1
3 Definisi 1
4 Istilah dan Singkatan ....1
5 Persyaratan Produksi ...3
6 Cara Pengukuran dan Pemeriksaan .9

Pendahuluan
Standar produksi benih bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar
disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat
benih bandeng banyak diperdagangkan serta mempunyai pengaruh terhadap mutu
produk akhir yang dihasilkan, sehingga diperlukan persyaratan-persyaratan teknis
tertentu.
Standar produksi benih bandeng kelas benih sebar diterbitkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) sebagai pihak yang berwenang mengkoordinasikan
standar sesuai dengan Keppres RI No.13 tahun 1997. Standar produksi benih
bandeng kelas benih sebar dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen
benih, penangkar dan instansi yang memerlukan serta digunakan untuk pembinaan
mutu dalam rangka sertifikasi.

ii

1 Ruang Lingkup
Standar produksi benih bandeng kelas benih sebar meliputi : definisi, istilah dan
singkatan, persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan.

2 Acuan
Penyusunan standar produksi benih bandeng kelas benih sebar menggunakan
acuan dari:
a) Keputusan Menteri Pertanian No. 26/Kpts/OT.210/1/98 tentang Pedoman
Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional dalam Konsiderans.
b) Pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh
Badan Standarisasi Nasional (Pedoman 39 - 1995).
c) Data dan informasi teknis dari pihak dan instansi terkait, yaitu : Puslitbangkan,
Perguruan Tinggi (IPB Bogor, UNDIP Semarang), Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Perikanan.
d) Hasil penelitian dan perekayasaan produksi induk/benih udang windu oleh UPT
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, UPT Direktorat Jenderal
Perikanan.

3 Definisi
Produksi benih bandeng kelas benih sebar ukuran nener dan gelondongan adalah
suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk
menghasilkan benih bandeng kelas benih sebar (SNI No. 01 6149 1999)

4 Istilah dan singkatan


a) Pra produksi adalah persyaratan awal yang harus dipenuhi sebelum proses
produksi benih bandeng kelas benih sebar dilakukan, yang meliputi penentuan :
lokasi, sumber air, sarana (wadah, induk pokok, bahan dan peralatan).
b) Proses produksi adalah persyaratan yang harus dipenuhi dalam memproduksi
benih bandeng kelas benih sebar.
c) Pemanenan adalah persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan tahap akhir
proses produksi benih bandeng kelas benih sebar.
d) Induk pokok (Parent Stock, PS) adalah induk ikan keturunan pertama dari induk
dasar atau induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk pokok.
e) Induk dasar (Grand Parent Stock, GPS) adalah induk ikan keturunan pertama
dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk dasar.

1 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

f) Induk penjenis (Great Grand Parent Stock, GGPS) adalah induk ikan yang
dihasilkan oleh dan dibawah pengawasan penyelenggara pemulia.
g) Benih sebar adalah benih keturunan pertama dari induk pokok, induk dasar atau
induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih sebar.
h) Manipulasi hormonal adalah upaya perangsangan pematangan organ reproduksi
induk ikan dengan menggunakan hormon perangsang pemijahan.
i) Manipulasi lingkungan adalah upaya perangsangan pematangan
reproduksi induk ikan dengan pengaturan lingkungan air media.

organ

j) Telur ikan bandeng adalah telur hasil pemijahan berbentuk bulat yang dapat
berubah menjadi larva.
k) Nener adalah benih bandeng yang berasal dari alam atau kegiatan pembenihan
sejak dari telur menetas hingga berumur 17 hari - 25 hari yang mempunyai
bentuk dan ukuran antara 14 mm - 15 mm serta masih mengalami perubahan
bentuk organ tubuh dan warna.
l) Nener alam adalah nener yang berasal dari laut dan merupakan hasil tangkapan
di perairan pantai.
m) Nener hasil kegiatan pembenihan adalah nener yang berasal dari pemijahan
terkontrol dalam wadah pembenihan.
n) Gelondongan muda (pre fingerling) adalah benih ikan bandeng yang secara
sempurna mengalami perubahan organ tubuh dan warna, menyerupai ikan
dewasa dan telah berumur 50 hari sejak telur menetas, mempunyai panjang
tubuh 3 cm - 4 cm.
o) Gelondongan tua (fingerling) adalah benih ikan bandeng yang telah menyerupai
ikan dewasa, dan berumur 80 hari sejak telur menetas serta mempunyai panjang
tubuh 4 cm - 7 cm.
p) Implantasi hormon adalah kegiatan memasukkan hormon berbentuk pelet ke
dalam tubuh ikan dengan menggunakan alat khusus (alat implant).
q) Klekap adalah organisme komplek yang terutama terdiri atas ganggang hijau-biru
yang bercampur dengan organisme lainnya yang tumbuh didasar tambak dan
merupakan pakan alami ikan bandeng.

2 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

5 Persyaratan produksi
5.1 Pra produksi
5.1.1 Lokasi
a) Lokasi unit produksi telur
1) Letak unit pembenihan : di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber
air laut. Pantai tidak terlalu landai dengan kondisi dasar laut tidak berlumpur
dan mempunyai akses untuk memperlancar transportasi.
2) Air laut : harus bersih dan tidak tercemar.
3) Pemasukan air laut : dipompa, minimal 20 jam per hari.
4) Sumber air tawar : tersedia, jika tidak tersedia dapat menggunakan
air payau dengan salinitas maksimal 5 ppt.

sumber

b) Lokasi unit produksi nener


1) Letak unit pembenihan : di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber
air laut. Pantai tidak terlalu landai dengan kondisi dasar laut tidak berlumpur
dan mempunyai akses untuk memperlancar transportasi.
2) Air laut : harus bersih dan tidak tercemar yang dapat dipompa secara langsung
atau diangkut dari tempat lain.
3) Pemasukan air laut : dipompa, minimal 20 jam per hari.
4) Sumber air tawar : tersedia, jika tidak tersedia dapat menggunakan
air payau dengan salinitas maksimal 5 ppt.

sumber

c) Lokasi unit penggelondongan


1) Kawasan pertambakan : bebas banjir
2) Tanah dasar tambak : liat berpasir
3) Keasaman (pH) tanah : > 6
4) Sumber air : tidak tercemar
5) Salinitas air: 5 ppt - 35 ppt selama minimal 10 bulan dalam 1 tahun.
5.1.2 Wadah
a) Wadah unit pembenihan produksi telur dan nener
1) Wadah pemijahan untuk manipulasi hormonal dan manipulasi lingkungan : bak
berbentuk bulat atau lonjong, dengan garis tengah > 4 meter, kedalaman air >
2,5 m (volume minimal 80 m3).
2) Wadah pemanenan telur : kantong jaring halus (plankton net) dengan ukuran
mata jaring 300 mikron.

3 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

3) Wadah seleksi dan penampungan telur : wadah dengan volume 50 liter -500
liter atau fiber glass volume 200 liter - 500 liter.
4) Wadah pemeliharaan larva : bak berbentuk bundar/oval, segi empat, volume
5 ton - 20 ton, dengan kedalaman air 1 meter - 1,2 meter.
5) Wadah pemeliharaan pakan alami : bak bentuk bulat, oval atau segi empat
dengan volume > 10 ton, dengan kapasitas > 200% dari volume bak
pemeliharaan larva.
6) Wadah penetasan Artemia : wadah berbentuk dasar kerucut volume > 20 liter.
7) Wadah penyaringan dan penampungan air laut : bak beton volume > 20% dari
volume bak larva.
8) Saluran pemasukan dan pembuangan air : pipa PVC dan saluran tembok
kedap air.
b) Wadah produksi gelondongan muda dan tua
Wadah penggelondongan muda dan tua : petakan tambak konstruksi
tanah
atau berdinding tembok dengan
luas 100 m2 - 250 m2, bentuk empat
persegi panjang, tinggi pematang 0,5 m - 1,2 m, dan dilengkapi dengan pintu
air.
5.1.3 Induk
Induk sesuai dengan SNI : No. 01 6148 - 1999.
5.1.4 Bahan
a) Pakan
1) Pakan nener: pakan hidup terdiri dari Chlorella, Tetraselmis, Rotifera
(Brachionus sp), dan nauplii Artemia.
2) Pakan gelondongan : klekap dan pellet, dengan kandungan protein > 25%.
3) Pakan induk : pakan buatan dengan kandungan protein > 40%, lemak
< 12%.
b) Pupuk
1) Pupuk organik : pupuk kandang
2) Pupuk anorganik : urea dan TSP (Triple Super Phosphate)
c) Vitamin : C, E, B kompleks.
d) Bahan kimia : Chlorine dan saponin.
e) Hormon (LHRH-a).
5.1.5 Peralatan
a) Produksi telur dan nener
4 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

1) Pembangkit listrik : generator set dan atau PLN sesuai kebutuhan minimal 2
unit.
2) Pompa air laut minimal : 2 unit dengan kapasitas masing-masing 200% dari
total volume terpasang.
3) Blower : minimal 2 unit sesuai kebutuhan.
4) Peralatan lapangan : happa, selang, ember, batu aerasi, lambit, gayung,
peralatan panen.
5) Peralatan pengukur kualitas air : DO meter, termometer, pH meter atau kertas
lakmus, salinometer/refraktometer.
b) Produksi gelondongan
1) Pompa air laut : 1 unit, dengan kapasitas sesuai kebutuhan air per hari.
2) Peralatan lapangan : serok, lambit, seser, jaring, jala tebar, kerey bambu, hapa,
peralatan panen.
3) Peralatan pengukur kualitas air : DO meter, termometer, pH meter atau kertas
lakmus, salinometer/refraktometer.

5.2 Proses produksi


5.2.1 Kualitas air dan tanah
a) Produksi telur dan nener
1) Suhu : 28oC - 32oC
2) Kadar garam/salinitas : 28 ppt 35 ppt
3) pH air : 7 - 8,5
4) Oksigen terlarut (O2) : > 5 ppm
5) Ammoniak (NH3) : < 0,01 mg/l
6) Kecerahan air : penetrasi cahaya sampai dasar bak
b) Produksi gelondongan
1) Suhu : 28 oC - 32 oC
2) Kecerahan air penetrasi cahaya : > 20 cm
3) Oksigen terlarut : > 5 mg/l
4) pH air : 7 - 8,5
5) Salinitas : 5 ppt - 35 ppt
6) pH tanah : > 6

5 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

5.2.2 Padat tebar


a) Produksi telur : padat tebar 1 ekor induk 3,5 kg - 6 kg/3 m3 air
b) Produksi nener : padat tebar telur lihat Tabel 1
c) Produksi gelondongan muda : padat tebar nener lihat Tabel 1
d) Produksi gelondongan dewasa : produksi gelondongan dewasa lihat Tabel 1
5.2.3 Ukuran benih
a) Ukuran telur lihat Tabel 2
b) Ukuran nener lihat Tabel 1
c) Ukuran gelondongan muda lihat Tabel 1
5.2.4 Waktu pemeliharaan
a) Waktu produksi telur (siklus pemijahan) : lihat Tabel 2
b) Waktu produksi nener : lihat Tabel 1
c) Waktu produksi gelondongan muda : lihat Tabel 1
d) Waktu produksi gelondongan dewasa : lihat Tabel 1
5.2.5 Penggunaan bahan
a) Produksi telur
1) Pakan induk : pellet, dosis 2% - 3% dari biomas, frekuensi pemberian 2 kali per
hari
2) Bahan kimia : chlorine 10 ppm
3) Hormon : jenis dan dosis lihat Tabel 2
b) Produksi nener
1) Pakan hidup : Chlorela, Brachionus, Artemia seperti Tabel 1.
2) Bahan kimia : chlorine 10 ppm
c) Produksi gelondongan muda dan tua
1) Pakan hidup dan buatan seperti Tabel 1
2) Pupuk : pupuk organik 200 gram - 300 gram per m2, pupuk anorganik (TSP 40
kg/ha - 50 kg/ha dan Urea 75 kg/ha 100 kg/ha).
3) Bahan kimia : saponin 10 ppm

6 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

5.3 Pemanenan
5.3.1 Produksi telur
Seperti pada Tabel 2
5.3.2 Sintasan produksi
a) Sintasan produksi nener : seperti pada Tabel 1
b) Sintasan produksi gelondongan muda : seperti pada Tabel 1
c) Sintasan produksi gelondongan tua : seperti pada Tabel 1
5.3.3 Ukuran panen
a) Telur : seperti pada Tabel 2
b) Nener : seperti pada Tabel 1
c) Gelondongan muda : seperti pada Tabel 1
d) Gelondongan tua : seperti pada Tabel 1
5.3.4 Mutu benih
a) Telur sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
b) Nener sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
c) Gelondongan muda sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
d) Gelondongan tua sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999

7 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

Tabel 1 Standar penggunaan bahan pada setiap tingkatan


produksi benih ikan bandeng (Chanos-chanos Forskal)
kelas benih sebar

No
1

Standar

Nener

Tingkatan benih
Gelondongan
Gelondongan
muda
tua

Penebaran
Jenis
Padat tebar

Telur

Nener

Gelondongan muda
2

50-70 ekor/m2

20-30 bt/lt

80-120 ekor/m

0,9 - 1,2

14 - 17

30 - 40

100 700

Brachionus (1000
sel/ml)

10 - 25

Artemia
(nauplii/larva/hr)

5 - 10

Dipertahankan

Dipertahankan

Dosis (%)

10

Frek. Pemberian
(kali/hari)

Waktu pemeliharaan
(hari)

17 - 25

20 - 30

30

Pemanenan
> 30

> 80

> 85

14 - 17

30 - 40

40 70

0,008-0,010

5-8

8 15

Ukuran (mm)
2

Pakan hidup
Chlorela (1000 sel/ml)

Klekap
3

Pakan buatan

Sintasan produksi (%)


Panjang (mm)
Berat (gram)

8 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

Tabel 2 Standar penggunaan jenis, dosis, dan siklus implantasi


hormon, serta siklus pemijahan dan produksi telur ikan
bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar
No
Kegiatan
1 Berat induk

Keterangan
> 2,5 kg per ekor

Perbandingan berat
induk

Jantan : betina = 1 : 1

Jenis hormon

LHRHa

Dosis implantasi
hormon

100-200 microgram/ekor induk (jantan/betina)

Siklus implantasi

Bila diperlukan

Siklus pemijahan

4 10 kali/bulan (selama 10 bulan dalam 1


tahun) dalam satu kelompok induk

Produksi telur

Ukuran telur

200.000 - 1.000.000 butir/ /kelompok induk


(20-25 pasang induk)
0,9 - 1,2 mikron

6 Cara pengukuran dan pemeriksaan


6.1 Cara pengukuran kualitas air dan tanah
Cara pengukuran kualitas air dan tanah, antara lain pengukuran terhadap DO, NH3,
NO2, NO3 dan phosphor dilakukan dengan metoda colorimetri sesuai dengan APHA
( American Public Health Association).
6.2 Cara pengukuran suhu
Cara pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer, pengukuran
suhu air dilakukan di permukaan air dan dasar wadah, frekuensi pengukuran
dilakukan dua kali per hari pada pagi dan sore.
6.1.2 Cara pengukuran pH air
Cara pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus atau pH
meter.
6.1.3 Cara pengukuran kecerahan air
Cara pengukuran kecerahan air dilakukan dengan menggunakan piringan berwarna
putih bergaris hitam (secchi disk) yang diberi tali/tangkai dan dimasukan kedalam
wadah pemeliharaan. Secchi disk diturunkan pada kedalaman tertentu sampai tidak
9 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

terlihat, kemudian dari kedalaman tersebut Secchi disk ditarik pelan-pelan sampai
hampir terlihat. Dengan mengukur panjang tali Secchi disk di dalam air sampai ke
permukaan air, maka kecerahan air dapat diketahui. Pengukuran dinyatakan dalam
satuan ukuran centimeter (cm).
6.1.4 Cara pengukuran salinitas
Cara pengukuran salinitas air dengan menggunakan salinometer atau refraktometer.
6.1.5 Cara pengukuran oksigen terlarut
Cara pengukuran oksigen terlarut dalam air dengan menggunakan DO-meter.
6.1.6 Cara pengukuran amonia
Cara pengukuran amonia dan kualitas air lainnya dengan menggunakan water
quality test kit, disesuaikan dengan petunjuk kerja masing-masing alat yang
digunakan.

6.2 Cara pengukuran dosis penggunaan bahan


6.2.1 Cara pengukuran dosis pakan
a) Nener : dengan menghitung jumlah sel plankton per mililiter air media
pemeliharaan
b) Gelondongan : cara pengukuran dosis pakan dilakukan dengan menggunakan
berat rata-rata
ikan (minimal dari 30 ekor ikan sampel) dikalikan jumlah
populasi ikan yang ditanam dikalikan lagi dengan prosentase pakan yang
diberikan per hari, dinyatakan dalam satuan gram (g) atau kilogram (kg).
6.2.2 Cara pengukuran jumlah penggunaan pupuk
Cara pengukuran jumlah penggunaan pupuk adalah dengan mengalihkan dosis
pupuk per meter persegi dikalikan luas wadah pemeliharaan yang dinyatakan dalam
satuan kilogram (kg).
6.2.3 Cara pengukuran jumlah penggunaan saponin
Cara pengukuran penggunaan saponin adalah mengalikan dosis saponin dengan
volume air wadah dinyatakan dalam kilogram (kg).
6.3 Cara pengukuran jumlah padat tebar benih
a) Telur : dengan cara mengalikan jumlah telur yang ditebar tiap liter dengan volume
wadah pemeliharaan.

10 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

b) Nener dan gelondongan : adalah perkalian antara jumlah nener atau


gelondongan yang ditebar per satuan meter persegi dikalikan luas wadah
pemeliharaan.
6.4 Cara pengukuran sintasan produksi
Cara pengukuran sintasan produksi adalah derajat kelangsungan hidup benih pada
saat pemanenan dibagi dengan jumlah benih yang ditanam dan dinyatakan dalam
prosen (%).
6.5 Cara pengukuran waktu pemeliharaan
Cara pengukuran waktu pemeliharaan dilakukan dengan mencatat waktu mulai
benih ditebar sampai dengan saat panen dilakukan.
6.6 Cara mengukur kepadatan plankton
Cara mengukur kepadatan plankton dengan menggunakan mikroskop dengan
menghitung jumlah plankton yang terdapat pada haemocytometer dan sedwick rafter
counting cell. , lihat lampiran A.
6.7 Cara pengukuran panjang total benih
Cara pengukuran panjang total benih adalah dengan mengukur jarak antara ujung
mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris
yang dinyatakan dalam centimeter (cm) atau millimeter (mm).
6.8 Cara mengukur berat tubuh
Cara pengukuran berat tubuh dengan menimbang menggunakan timbangan analitik
atau timbangan biasa yang dinyatakan dalam satuan miligram (mg), gram(g) atau
kilogram (kg).

LAMPIRAN A

Menghitung kepadatan plankton


11 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

1. Ambil 10 ml plankton dari wadah kultur plankton kedalam test tube


2. Endapkan selama 1 (satu) malam.
3. Encerkan menjadi 50 ml 100 ml tergantung banyak sedikitnya endapan
plankton
4. Aduk sampai rata, kemudian ambil 1 ml dengan pipet berskala
5. Teteskan ke plankton side glass (side glass berkotak).
6. Hitung jumlah plankton dalam plankton side glass dibawah mikroskop dengan
cara menghitung jumlah plankton dalam seluruh kotak-kotak side glass.
7. Perihitungan dilakukan sebagai berikut, misalnya
a) Species A = 50 individu/cc
b) Pengenceran 100 ml
c) Densitas plankton species A = 50 x 100 x individu/100ml = 5 x 104
individu/

12 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng

Anda mungkin juga menyukai