Daftar isi
Halaman
Pendahuluan ...ii
1 Ruang Lingkup .. 1
2 Acuan .. 1
3 Definisi 1
4 Istilah dan Singkatan ....1
5 Persyaratan Produksi ...3
6 Cara Pengukuran dan Pemeriksaan .9
Pendahuluan
Standar produksi benih bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar
disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat
benih bandeng banyak diperdagangkan serta mempunyai pengaruh terhadap mutu
produk akhir yang dihasilkan, sehingga diperlukan persyaratan-persyaratan teknis
tertentu.
Standar produksi benih bandeng kelas benih sebar diterbitkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) sebagai pihak yang berwenang mengkoordinasikan
standar sesuai dengan Keppres RI No.13 tahun 1997. Standar produksi benih
bandeng kelas benih sebar dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen
benih, penangkar dan instansi yang memerlukan serta digunakan untuk pembinaan
mutu dalam rangka sertifikasi.
ii
1 Ruang Lingkup
Standar produksi benih bandeng kelas benih sebar meliputi : definisi, istilah dan
singkatan, persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan.
2 Acuan
Penyusunan standar produksi benih bandeng kelas benih sebar menggunakan
acuan dari:
a) Keputusan Menteri Pertanian No. 26/Kpts/OT.210/1/98 tentang Pedoman
Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional dalam Konsiderans.
b) Pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh
Badan Standarisasi Nasional (Pedoman 39 - 1995).
c) Data dan informasi teknis dari pihak dan instansi terkait, yaitu : Puslitbangkan,
Perguruan Tinggi (IPB Bogor, UNDIP Semarang), Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Perikanan.
d) Hasil penelitian dan perekayasaan produksi induk/benih udang windu oleh UPT
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, UPT Direktorat Jenderal
Perikanan.
3 Definisi
Produksi benih bandeng kelas benih sebar ukuran nener dan gelondongan adalah
suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk
menghasilkan benih bandeng kelas benih sebar (SNI No. 01 6149 1999)
1 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
f) Induk penjenis (Great Grand Parent Stock, GGPS) adalah induk ikan yang
dihasilkan oleh dan dibawah pengawasan penyelenggara pemulia.
g) Benih sebar adalah benih keturunan pertama dari induk pokok, induk dasar atau
induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih sebar.
h) Manipulasi hormonal adalah upaya perangsangan pematangan organ reproduksi
induk ikan dengan menggunakan hormon perangsang pemijahan.
i) Manipulasi lingkungan adalah upaya perangsangan pematangan
reproduksi induk ikan dengan pengaturan lingkungan air media.
organ
j) Telur ikan bandeng adalah telur hasil pemijahan berbentuk bulat yang dapat
berubah menjadi larva.
k) Nener adalah benih bandeng yang berasal dari alam atau kegiatan pembenihan
sejak dari telur menetas hingga berumur 17 hari - 25 hari yang mempunyai
bentuk dan ukuran antara 14 mm - 15 mm serta masih mengalami perubahan
bentuk organ tubuh dan warna.
l) Nener alam adalah nener yang berasal dari laut dan merupakan hasil tangkapan
di perairan pantai.
m) Nener hasil kegiatan pembenihan adalah nener yang berasal dari pemijahan
terkontrol dalam wadah pembenihan.
n) Gelondongan muda (pre fingerling) adalah benih ikan bandeng yang secara
sempurna mengalami perubahan organ tubuh dan warna, menyerupai ikan
dewasa dan telah berumur 50 hari sejak telur menetas, mempunyai panjang
tubuh 3 cm - 4 cm.
o) Gelondongan tua (fingerling) adalah benih ikan bandeng yang telah menyerupai
ikan dewasa, dan berumur 80 hari sejak telur menetas serta mempunyai panjang
tubuh 4 cm - 7 cm.
p) Implantasi hormon adalah kegiatan memasukkan hormon berbentuk pelet ke
dalam tubuh ikan dengan menggunakan alat khusus (alat implant).
q) Klekap adalah organisme komplek yang terutama terdiri atas ganggang hijau-biru
yang bercampur dengan organisme lainnya yang tumbuh didasar tambak dan
merupakan pakan alami ikan bandeng.
2 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
5 Persyaratan produksi
5.1 Pra produksi
5.1.1 Lokasi
a) Lokasi unit produksi telur
1) Letak unit pembenihan : di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber
air laut. Pantai tidak terlalu landai dengan kondisi dasar laut tidak berlumpur
dan mempunyai akses untuk memperlancar transportasi.
2) Air laut : harus bersih dan tidak tercemar.
3) Pemasukan air laut : dipompa, minimal 20 jam per hari.
4) Sumber air tawar : tersedia, jika tidak tersedia dapat menggunakan
air payau dengan salinitas maksimal 5 ppt.
sumber
sumber
3 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
3) Wadah seleksi dan penampungan telur : wadah dengan volume 50 liter -500
liter atau fiber glass volume 200 liter - 500 liter.
4) Wadah pemeliharaan larva : bak berbentuk bundar/oval, segi empat, volume
5 ton - 20 ton, dengan kedalaman air 1 meter - 1,2 meter.
5) Wadah pemeliharaan pakan alami : bak bentuk bulat, oval atau segi empat
dengan volume > 10 ton, dengan kapasitas > 200% dari volume bak
pemeliharaan larva.
6) Wadah penetasan Artemia : wadah berbentuk dasar kerucut volume > 20 liter.
7) Wadah penyaringan dan penampungan air laut : bak beton volume > 20% dari
volume bak larva.
8) Saluran pemasukan dan pembuangan air : pipa PVC dan saluran tembok
kedap air.
b) Wadah produksi gelondongan muda dan tua
Wadah penggelondongan muda dan tua : petakan tambak konstruksi
tanah
atau berdinding tembok dengan
luas 100 m2 - 250 m2, bentuk empat
persegi panjang, tinggi pematang 0,5 m - 1,2 m, dan dilengkapi dengan pintu
air.
5.1.3 Induk
Induk sesuai dengan SNI : No. 01 6148 - 1999.
5.1.4 Bahan
a) Pakan
1) Pakan nener: pakan hidup terdiri dari Chlorella, Tetraselmis, Rotifera
(Brachionus sp), dan nauplii Artemia.
2) Pakan gelondongan : klekap dan pellet, dengan kandungan protein > 25%.
3) Pakan induk : pakan buatan dengan kandungan protein > 40%, lemak
< 12%.
b) Pupuk
1) Pupuk organik : pupuk kandang
2) Pupuk anorganik : urea dan TSP (Triple Super Phosphate)
c) Vitamin : C, E, B kompleks.
d) Bahan kimia : Chlorine dan saponin.
e) Hormon (LHRH-a).
5.1.5 Peralatan
a) Produksi telur dan nener
4 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
1) Pembangkit listrik : generator set dan atau PLN sesuai kebutuhan minimal 2
unit.
2) Pompa air laut minimal : 2 unit dengan kapasitas masing-masing 200% dari
total volume terpasang.
3) Blower : minimal 2 unit sesuai kebutuhan.
4) Peralatan lapangan : happa, selang, ember, batu aerasi, lambit, gayung,
peralatan panen.
5) Peralatan pengukur kualitas air : DO meter, termometer, pH meter atau kertas
lakmus, salinometer/refraktometer.
b) Produksi gelondongan
1) Pompa air laut : 1 unit, dengan kapasitas sesuai kebutuhan air per hari.
2) Peralatan lapangan : serok, lambit, seser, jaring, jala tebar, kerey bambu, hapa,
peralatan panen.
3) Peralatan pengukur kualitas air : DO meter, termometer, pH meter atau kertas
lakmus, salinometer/refraktometer.
5 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
6 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
5.3 Pemanenan
5.3.1 Produksi telur
Seperti pada Tabel 2
5.3.2 Sintasan produksi
a) Sintasan produksi nener : seperti pada Tabel 1
b) Sintasan produksi gelondongan muda : seperti pada Tabel 1
c) Sintasan produksi gelondongan tua : seperti pada Tabel 1
5.3.3 Ukuran panen
a) Telur : seperti pada Tabel 2
b) Nener : seperti pada Tabel 1
c) Gelondongan muda : seperti pada Tabel 1
d) Gelondongan tua : seperti pada Tabel 1
5.3.4 Mutu benih
a) Telur sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
b) Nener sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
c) Gelondongan muda sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
d) Gelondongan tua sesuai dengan SNI No. 01 6149 - 1999
7 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
No
1
Standar
Nener
Tingkatan benih
Gelondongan
Gelondongan
muda
tua
Penebaran
Jenis
Padat tebar
Telur
Nener
Gelondongan muda
2
50-70 ekor/m2
20-30 bt/lt
80-120 ekor/m
0,9 - 1,2
14 - 17
30 - 40
100 700
Brachionus (1000
sel/ml)
10 - 25
Artemia
(nauplii/larva/hr)
5 - 10
Dipertahankan
Dipertahankan
Dosis (%)
10
Frek. Pemberian
(kali/hari)
Waktu pemeliharaan
(hari)
17 - 25
20 - 30
30
Pemanenan
> 30
> 80
> 85
14 - 17
30 - 40
40 70
0,008-0,010
5-8
8 15
Ukuran (mm)
2
Pakan hidup
Chlorela (1000 sel/ml)
Klekap
3
Pakan buatan
8 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
Keterangan
> 2,5 kg per ekor
Perbandingan berat
induk
Jantan : betina = 1 : 1
Jenis hormon
LHRHa
Dosis implantasi
hormon
Siklus implantasi
Bila diperlukan
Siklus pemijahan
Produksi telur
Ukuran telur
terlihat, kemudian dari kedalaman tersebut Secchi disk ditarik pelan-pelan sampai
hampir terlihat. Dengan mengukur panjang tali Secchi disk di dalam air sampai ke
permukaan air, maka kecerahan air dapat diketahui. Pengukuran dinyatakan dalam
satuan ukuran centimeter (cm).
6.1.4 Cara pengukuran salinitas
Cara pengukuran salinitas air dengan menggunakan salinometer atau refraktometer.
6.1.5 Cara pengukuran oksigen terlarut
Cara pengukuran oksigen terlarut dalam air dengan menggunakan DO-meter.
6.1.6 Cara pengukuran amonia
Cara pengukuran amonia dan kualitas air lainnya dengan menggunakan water
quality test kit, disesuaikan dengan petunjuk kerja masing-masing alat yang
digunakan.
10 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng
LAMPIRAN A
12 dari 12
Produksi Benih Ikan Bandeng