3 - 2000
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Prakata …………………………………………………………………………...ii
2 Deskripsi …………………………………………………………………….1
3 Istilah ………………………………………………………………………...1
i
Pendahuluan
Standar produksi benih ikan Kerapu Macan kelas benih sebar disusun
sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance).
Mengingat produk benih ikan Kerapu Macan banyak diperdagangkan
serta mempunyai pengaruh terhadap mutu produk akhir yang dihasilkan
sehingga perlu persyaratan-persyaratan teknis tertentu.
Standar produksi benih ikan Kerapu Macan kelas benih sebar ini
diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai pihak yang
berwenang mengkoordinasikan standar sesuai dengan Keppres RI No.
13 tahun 1997.
Diharapkan standar produksi benih ikan Kerapu Macan kelas benih sebar
ini dapat dipergunakan oleh produsen benih, penangkar, instansi terkait
dan pihak-pihak lain yang memerlukan.
iii
Produksi benih ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus,
Forskal) kelas benih sebar
1 Ruang Lingkup
Standar produksi benih ikan Kerapu Macan kelas benih sebar yang terdiri
dari ukuran D45, dan D60, meliputi : deskripsi, istilah, persyaratan
produksi benih ikan Kerapu Macan kelas benih sebar serta cara
pengukuran dan pemeriksaan.
2 Deskripsi
Produksi benih ikan Kerapu Macan yang terdiri dari ukuran D45 dan D60
kelas benih sebar adalah suatu rangkaian kegiatan praproduksi, proses
produksi dan pemanenan untuk menghasilkan benih ikan Kerapu Macan
kelas benih sebar SNI 01-6488.2-2000.
3 Istilah
3.1
praproduksi
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum proses produksi benih ikan
kerapu macan kelas benih sebar dilakukan, yang terdiri dari persyaratan :
lokasi, sumber air, sarana, wadah, induk pokok, bahan dan peralatan.
3.2
proses produksi
persyaratan yang harus dipenuhi dalam memproduksi benih ikan kerapu
macan kelas benih sebar.
3.3
pemanenan
persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan tahap akhir proses
produksi ikan kerapu macan kelas benih sebar.
3.4
induk alam
induk yang diperoleh dari hasil tangkapan di alam/laut
1
3.5
induk pokok (Parent Stock, PS)
induk ikan keturunan pertama dari induk dasar atau induk penjenis yang
memenuhi standar mutu kelas induk pokok.
3.6
induk dasar (Grand Parent Stock, GPS)
induk keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar
mutu kelas induk dasar.
3.7
induk penjenis (Great Grand Parent Stock, GGPS)
induk ikan yang dihasilkan oleh dan di bawah pengawasan penyelenggara
pemulia.
3.8
benih sebar kerapu macan
benih keturunan pertama dari induk alam dan atau induk dari hasil
budidaya kelas induk pokok, induk dasar atau induk penjenis yang
memenuhi standar mutu kelas benih sebar.
3.9
telur ikan kerapu macan
telur hasil pemijahan induk alam dan atau induk hasil budidaya kelas
induk pokok, induk dasar atau induk penjenis yang memenuhi standar
mutu kelas induk pokok.
3.10
benih ikan kerapu macan kelas benih sebar ukuran D45
benih ikan kerapu macan berumur 45 hari yang dihitung sejak telur
menetas.
3.11
benih ikan kerapu macan kelas benih sebar ukuran D60
benih ikan kerapu macan berumur 60 hari yang dihitung sejak telur
menetas.
2
3.12
manipulasi hormonal
upaya perangsangan pematangan gonad dan atau pemijahan induk ikan
dengan menggunakan hormon.
3.13
manipulasi lingkungan
upaya perangsangan pematangan gonad dan atau pemijahan induk ikan
dengan pengaturan lingkungan air media.
3.14
fekunditas
jumlah telur yang dihasilkan pada setiap kilogram induk betina.
4 Persyaratan produksi
4.1 Praproduksi
4.1.1 Lokasi
a. Produksi telur
1. Letak unit pembenihan di tepi pantai untuk memudahkan
perolehan sumber air laut. Pantai tidak terlalu landai dengan
kondisi dasar laut yang tidak berlumpur dan mudah dijangkau
untuk memperlancar transportasi.
2. Air laut : harus bersih, tidak tercemar dengan salinitas 28 ppt -
35 ppt.
3. Sumber air laut : dapat dipompa minimal 20 jam per hari.
4. Sumber air tawar : tersedia sumber air tawar dengan salinitas
maksimal 5 ppt.
5. Peruntukan lokasi : sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Daerah/ Wilayah (RUTRD/RUTRW).
3
4. Sumber air tawar : tersedia sumber air tawar dengan salinitas
maksimal 5 ppt.
5. Peruntukan lokasi : sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Daerah/ Wilayah (RUTRD/RUTRW).
4.1.2 Wadah
a. Produksi telur
1. Wadah pematangan gonad: kurungan jaring apung di laut atau di
bak dengan volume minimal 10 m3 dan kedalaman minimal 1,5 m.
2. Wadah pemijahan untuk manipulasi hormonal : bak berbentuk
bulat atau lonjong, volume minimal 10 m3.
3. Wadah pemijahan manipulasi lingkungan : bak berbentuk bulat
atau lonjong, volume 10 m3 dengan kedalaman air > 2,5 m.
4. Wadah pemanenan telur : kantung jaring halus (plankton net)
dengan ukuran mata 300 mikron.
5. Wadah penampungan telur : volume 80 liter - 500 liter.
4
5. Saluran pemasukan dan pembuangan air : pipa PVC dan saluran
tembok kedap air.
4.1.3 Induk
Induk sesuai dengan SNI 01-6488.1-2000
4.1.4 Bahan :
a. Produksi telur
1. Induk kerapu macan dari alam dan atau hasil budidaya.
2. Pakan induk : ikan segar dengan kadar protein tinggi dan lemak
rendah.
3. Bahan kimia dan obat-obatan : hormon, kaporit/ chlorine,
formalin dan antibiotik bila diperlukan, seperti pada Tabel 1.
5
c. Produksi D60 di tambak
1. Benih lepas pembenihan D45.
2. Pakan : pakan segar (daging ikan segar yang dihaluskan) dan
pakan buatan (pelet dengan kandungan protein > 30 % dan lemak
< 12 %).
3. Pupuk organik dan atau an organik.
4. Bahan kimia dan obat-obatan : bahan pengkayaan pakan hidup,
chlorine/kaporit, formalin, antibiotik (acriflavine, prefuran, albasin)
bila diperlukan lihat Tabel 1.
4.1.5 Peralatan
a. Produksi telur
1. Pembangkit listrik : generator set dan atau PLN.
2. Pompa air laut : 2 unit dengan kapasitas memompa masing-
masing minimal 200 % per hari dari total volume bak induk.
3. Pompa air tawar : 1 unit.
4. Blower : 2 unit.
5. Freezer : minimal 1 unit.
6. Peralatan lapangan : selang, ember, batu aerasi dan pemberat,
serok/ lambit/ seser, gayung, egg colector, hapa, akuarium.
7. Pengukur kualitas air : termometer, salinometer, DO meter, pH
meter/kertas lakmus.
6
4. Pengukur kualitas air : termometer, salinometer, DO meter, pH
meter/ kertas lakmus.
a. Produksi telur
1. Suhu : 28°C - 32°C
2. Kadar garam/salinitas : 28 ppt - 35 ppt
3. Kesadahan : 80 mg/liter - 120 mg/liter
4. pH : 7,8 - 8,3
5. Oksigen terlarut (O2) : > 5 ppm
6. Phosphate : 10 mg/liter - 1100 mg/liter
7. Amonia (NH3) : < 0,01 mg/liter
8. Kecerahan air : penetrasi cahaya sampai dasar bak
9. BOD : maksimum 3 mg/liter
10. NO2 (nitrit) : < 1 mg/liter
11. NO3 (nitrat) : < 150 mg/liter
12. Chlorine (Cl2) : < 0,8 mg/liter
7
4.2.2 Padat Tebar
4.2.3 Ukuran
a. Produksi telur
1. Penggunaan pakan : ikan segar dengan kadar protein tinggi.
2. Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan : penggunaan bahan
kimia dan obat-obatan bila diperlukan lihat Tabel 1.
4.3 Pemanenan
Fekunditas > 400.000 butir per kilogram induk betina, dengan laju
penetasan atau HR > 70 %.
8
4.3.3 Ukuran panen
9
Tabel 3 Standar jenis dan dosis penggunaan pakan pada setiap
Tingkatan benih ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus) kelas benih sebar.
10
5.1.4 Cara pengukuran pH air
Cara mengukur pH air dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus,
yang angkanya ditentukan berdasarkan kesesuaian warna terhadap
standar warna derajat keasaman, atau pH meter.
Cara pengukuran dosis satu ppm obat-obatan dan bahan kimia adalah
satu bagian obat-obatan dan bahan kimia dalam 999.999 bagian air media
dalam wadah pemeliharaan.
11
5.5 Cara Pengukuran Panjang Total Benih
Cara pengukuran panjang total benih adalah mengukur jarak antara ujung
mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau
penggaris yang dinyatakan dalam satuan cm atau mm.
12