Anda di halaman 1dari 54

VERIFIER SNI CPIB DAN CBIB

IKAN BANDENG
OLEH : LISA RULIATY

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pelatihan Teknik pembinaan penerapan sni indogap pembenihan dan budidaya bandeng dan udang 21-22 September 2021
bagi Penyuluh KKP
SNI 8035:2019 (CPIB) dan SNI 8228:2015 (CBIB) bagian 1-5 telah
memuat PEMENUHAN PERSYARATAN STANDAR FAO Technical
Guidelines on Aquaculture Certification :

1) mengendalikan bahaya keamanan pangan dari kegiatan


budidaya (FOOD SAFETY)
2) meminimalkan stres dan menurunkan risiko penyakit ikan (ANIMAL
HEALTH AND WELFARE)
3) menjaga lingkungan yang sehat pada setiap tahapan budidaya
dan mencegah dampak lingkungan dari kegiatan budidaya
(ENVIRONMENT RESPONSIBILITY)
4) memperhatikan aspek sosial dan ekonomi (SOCIAL WELFARE).
5) Budidaya Berkelanjutan (TRACEABILITY)
ACUAN bagi CPIB
SNI 8035:2019 : Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB).
 SNI 6148.1 : 2013 ; Ikan Bandeng (Chanos
chanos Forskal)- Bagian 1. Induk
SNI 6148. 2 : 2013 ; Ikan Bandeng (Chanos
chanos Forskal)- Bagian 2. Benih
SNI 6148. 3 : 2013 ; Ikan Bandeng (Chanos
chanos Forskal)- Bagian 3. Produksi Benih
ACUAN bagi CBIB
 SNI 8228.1:2015 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 1 :
Udang
 SNI 8228.4:2015 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 4 :
Ikan Air Tawar
 SNI 7309 : 2009 Produksi bandeng secara intensif di tambak.
 SNI 8003 : 2014 Produksi ikan bandeng ukuran konsumsi dikolam
air tawar
 SNI 8005 :2014 Produksi ikan bandeng ukuran konsumsi secara
semi intensif di tambak
 SNI 7308 : 2009 Pakan buatan untuk bandeng budidaya intensif
 SNI 7308 : 2018 Pakan buatan untuk ikan bandeng
Indonesia Good Aquacuture (IndoGAP)
adalah cara memelihara dan/atau
membesarkan ikan serta memanen
hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol

CPIB sehingga memberikan jaminan mutu dan

IndoGAP keamanan pangan dari hasil pembesaran

CBIB ikan dengan memperhatikan sanitasi,


benih, pakan, obat ikan, bahan kimia dan
bahan biologis, serta memenuhi
persyaratan kesehatan dan kesejahteraan
ikan, tanggung jawab lingkungan dan
sosial ekonomi
VERIFIER SNI CPIB dan SNI CBIB
Verifier (daftar periksa) merupakan alat
bantu bagi Pembina / pelaku usaha /
auditor dalam pelaksanaan penilaian
kesesesuaian IndoGAP dengan acuan
persyaratan merujuk kepada SNI CPIB, SNI
CBIB dan SNI pada ikan bandeng.
Memberi pemahaman yang sama
terhadap persyaratan IndoGAP untuk ikan
bandeng
1. VERIFIER SNI CPIB
UNTUK PEMBENIHAN IKAN BANDENG
Verifier
1. Manajemen  Pengalaman
 Pimpinan unit pembenihan bertanggung  Memahami SNI CPIB, SNI Bandeng
jawab untuk merencanakan, menerapkan,  Sertifikat MPM
mengawasi dan mengevaluasi proses
pembenihan sesuai dengan persyaratan CPIB  Informasi pekerja
 Pimpinan unit Pembenihan menetapkan  Sertifikat kompetensi
1. Manajer pengendali mutu dari internal  Struktur organisasi
dan/atau eksternal unit pembenihan
 Dokumen pencatatan dan
2. Pelaksana produksi yang menangani fungsi
pendukung setiap tahapan
proses produksi di unit pembenihan pembenihan
 memahami tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya;
 melakukan atau menunjuk personel yang
kompeten untuk melaksanakan verifikasi,
pemantauan dan tindakan perbaikan untuk
menentukan efektivitas penerapan CPIB;
 mendokumentasikan pengelolaan unit
pembenihan
2. Teknis
Persyaratan teknis diterapkan pada:
pemilihan lokasi dan tata letak,
prasarana dan sarana,
kualitas air,
pengelolaan induk dan
pengelolaan benih
2. 1. Lokasi dan Tata Letak
 (a) perijinan;
 (b) mekanisme pengendalian risiko
Verifier
terhadap :
 RT/RW Zonasi Kab/kota
1) Polusi lingkungan dan kegiatan  Surat Pengukuhan dari Dinas/
yang menimbulkan kontaminasi Surat Izin Usaha (NIB/TPUPI/TDPIK)
pada unit pembenihan,  SPPL/ UKL-UPL/ SIUP
 Bukti pengendalian kontaminan,
2) bencana alam, jika ada potensi kontaminasi
3) hama/predator; dan  Kegiatan dibagian hulu sumber
air
4) limbah padat dan/atau cair;  Hasil analisa kualitas air pasok
 (c) akses yang memadai terhadap  Rekaman pengendalian risiko
jaringan listrik, sarana komunikasi dan Adanya listrik, jalan dan jaringan
komunikasi
transportasi;
-Dokumen tata letak dan desain
 (d) tata letak dan desain yang sesuai unit pembenihan
dengan persyaratan produksi dan -Fasilitas dan penerapan biosekuriti
biosekuriti…. SNI 6148.3
(SNI 6148.3)
a. letak unit pembenihan di tepi pantai untuk memudahkan
pengambilan air laut. Pantai tidak terlalu landai dengan kondisi
dasar laut tidak berlumpur dan mempunyai akses untuk
memperlancar transportasi.

b. sumber air laut harus bersih dan tidak tercemar.

c. pemasukan air laut dapat dipompa, 20 - 24 jam / hari dengan


pergantian air 200 % - 300 % dari volume wadah. Untuk produksi
nener pergantian air 10 % - 30 % dari volume wadah perhari.

d. sumber air tawar tersedia, jika tidak tersedia dapat menggunakan


sumber air payau dengan salinitas maksimal 5 g/l.
2. 2. Prasarana dan Sarana Verifier
 Desain dan tata letak ruang
(a) ruangan yang berfungsi untuk produksi,
 Jenis bahan dan desain wadah
administrasi, penyimpanan pakan,  PROSEDUR atau Instuksi Kerja
penyimpanan peralatan, penyimpanan penggunaan dan perawatan
bahan kimia dan obat-obatan, bak/wadah
pengemasan dan mesin;  Induk dan benih memenuhi
persyaratan (SKA induk/telur).
(b) bak/wadah : pengelolaan kualitas air,
 Bahan digunakan aman,
pengendalian kesehatan ikan, terdaftar, berfungsi, dan tidak
pemeliharaan induk, pemijahan dan mencemari lingkungan.
penetasan, pemeliharaan benih,
penampungan benih, kultur pakan hidup
dan pengolah limbah;
(c) bahan: induk, pakan, pupuk, obat-
obatan, bahan kimia; dan
(d) peralatan: produksi, laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan, panen
dan mesin
Wadah (SNI 6148.3)
a. Wadah pemijahan untuk manipulasi hormonal dan manipulasi
lingkungan : bak berbentuk bulat berbahan beton dengan
garis tengah > 4 meter, kedalaman air > 2,5 m (volume
minimal 80 m³).
b. Wadah pemanenan telur : kantong jaring halus (plankton net)
dengan ukuran mata jaring 400 mikron.
c. Wadah seleksi dan penampungan telur : wadah dengan
volume 50 liter – 500 liter atau wadah dari fiber glass atau
Akrilik volume 200 liter - 500 liter.
d. Wadah pemeliharaan larva : bak berbentuk bundar/oval atau
segi empat, berbahan beton volume 5 m3 - 20 m3 , dengan
kedalaman air 1 meter - 1,2 meter.
e. Wadah pemeliharaan pakan alami : bak bentuk bundar, oval
atau segi empat dengan volume > 5 m3 , dengan kapasitas >
200% dari volume bak pemeliharaan larva.
f. Wadah penyaringan dan penampungan air laut : bak beton
dengan volume > 20% dari volume bak larva.
g. Saluran pemasukan dan pembuangan air : pipa PVC dan
saluran tembok kedap air.
Bahan : Induk

1. Induk Kriteria kualitatif (SNI 6148.1):


 Asal, warna, bentuk tubuh, kesehatan, kekenyalan
tubuh, gerakan, respon terhadap pakan
2. Induk Kriteria kuantitatif (SNI 6148.1)
 induk bandeng kelas induk pokok : Umur >3 th, panjang
total >70 cm, berat > 3 kg.
Bahan : Pakan, Pupuk, Bahan Kimia(SNI
6148.3):
a. Pakan induk :
Pelet, dengan kandungan protein > 40%, lemak < 12%. Dosis
2 % - 3 % dari biomassa, frekuensi pemberian 2 kali per hari.
b. Pakan nener Pakan hidup :
Fitoplankton : Dosis 100.000 – 500.000 sel/L.
Rotifera. : Dosis 5 -20 ind/mL.
Pakan Buatan : Pakan bubuk dengan protein minimal 40%
c. Pupuk : an organic (Urea, SP-36, ZA)
d. Bahan kimia : vitamin (C, E, B-12), chlorin, Hormon
pematangan gonad.
Peralatan(SNI 6148.3):

a. Pembangkit listrik : generator set dan atau PLN sesuai kebutuhan


minimal 2 unit.
b. Pompa air laut : minimal 2 unit dengan kapasitas masing-masing
200% dari total volume terpasang sesuai kebutuhan bak induk
c. Blower : minimal 2 unit sesuai kebutuhan.
d. Peralatan lapangan : egg collector, hapa, selang, ember, sarana
aerasi (selang aerasi, batu aerasi dan pemberat), lambit/seser,
gayung, timbangan analitik, pompa celup, peralatan panen.
e. Peralatan pengukur kualitas air : DO meter, termometer, pH meter
atau kertas lakmus, salinometer/refractometer, water test kit,
secchi disk.
f. Peralatan penghitung kepadatan fitoplankton : mikroskop,
haemacytometer, sedgewick rafter counting cell (SRCC).
2. 3. Kualitas Air. Verifier

Air yang digunakan, adalah:  prosedur pengelolaan air


pemeliharaan dan rekaman
(a) tersedia sesuai kebutuhan dan terhindar kualitas air (termasuk perlakuan
dari cemaran; air bila terjadi penyakit)
(b) memenuhi persyaratan sesuai dengan  prosedur pengelolaan air masuk
SNI 6148.3 dan tindakan pencegahan
terhadap risiko penyakit
 Hasil uji kualitas air (sesuai SNI)
Produksi telur dan nener
 Prosedur dan rekaman
a. suhu : 28 °C – 32 °C pengamatan kesehatan dan
b. salinitas : 30 g/l – 35 g/l pertumbuhan ikan
 Prosedur dan rekaman biosekuriti
c. pH air : 7,0 - 8,5
d. oksigen terlarut : minimal 5 mg/l
e. TAN : maksimal 1 mg/l
2.4. Pengelolaan Induk Verifier

A. Pemilihan Induk  Surat Keterangan Asal

1) Asal induk dan calon induk:  Surat keterangan kesehatan yang


dikeluarkan oleh instansi
-dari hasil domestikasi, introduksi atau pemuliaan kompeten
memiliki Surat Keterangan Asal (SKA) dari produsen dan
surat keterangan kesehatan ikan;  Tersedianya fasilitas karantina
induk.
‐ dari alam harus memiliki Surat Keterangan Asal (SKA)
yang dikeluarkan oleh dinas dan surat keterangan  Prosedur Manajemen Induk
kesehatan ikan yang dikeluarkan oleh instansi yang  Rekaman kesehatan induk
kompeten; ‐ dari luar negeri harus memiliki: selama proses pembenihan
• rekomendasi impor dari instansi yang berwenang;
• surat keterangan asal (Certificate of Origin) dari
negara asal, dan/atau surat keterangan induk unggul
dari produsen;
• surat keterangan kesehatan (Certificate of Health)
dari negara asal.
2) Memenuhi kriteria Induk Sesuai SNI 6148.1
B. Pemeliharaan Induk
Verifier

1) kondisi ruangan dan wadah sesuai dengan persyaratan  fasilitas pemeliharaan induk
teknis bagi induk (sesuai SNI); aman, bersih dan bebas
kontaminan
2) induk yang berasal dari dalam dan luar negeri diberi
 memenuhi SNI 6148.3
perlakuan pencegahan masuk dan penyebaran
 Tersedianya fasilitas karantina
penyakit sebelum masuk ke proses pemeliharaan;
induk
3) kepadatan sesuai dengan persyaratan teknis bagi  Fasilitas karantina induk terpisah
induk; dari pemeliharaan benih
4) pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan  PROSEDUR dan rekaman kegiatan
induk; karantina induk
 PROSEDUR dan rekaman
5) pakan, obat-obatan dan bahan kimia terdaftar di pengamatan kesehatan induk
instansi yang berwenang dan terhindar dari cemaran dan kualitas air.
serta memperhatikan aturan pakai dan tanggal  PROSEDUR dan rekaman
kadaluwarsa; biosekuriti
6) monitoring kualitas air dan kesehatan induk dilakukan  Prosedur dan rekaman pakan,
secara berkala obat dan bahan kimia
 Label pakan
C. Pemijahan Induk (SNI 6148:3)

1) bobot induk : minimal 3 kg/ekor.


2) ratio penebaran jantan : betina = 1 : 1 atau dengan perhitungan
perkelompok induk (20 - 25 ekor)
3) frekuensi pemijahan : 4 – 12 kali/bulan (selama 10 bulan dalam 1
tahun).
4) Induk memijah secara alami (denga manipulasi lingkungan ; pasang
surut air media pemeliharaan)
5) produksi telur : 200 000 – 1.000.000 butir/kelompok induk (20 – 25)/hari
pemijahan

JAM 13.00 JAM 15.00 JAM 17.00 JAM 19.00


2.5. Pengelolaan Nener
A. Pemilihan Nener
1) Asal benih:
‐ benih alam berasal dari lokasi yang diperbolehkan,
ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan Verifier
dan dibuktikan dengan surat keterangan asal  SKA
(SKA) dari dinas terkait dan surat keterangan  Surat keterangan kesehatan
kesehatan ikan.
‐ benih dari unit pembenihan bersertifikat CPIB,
memiliki Surat Keterangan Asal (SKA) dari produsen
dan surat keterangan kesehatan ikan yang
dikeluarkan oleh instansi yang kompeten;
‐ benih yang berasal dari luar negeri harus memiliki
rekomendasi impor dari instansi yang berwenang,
surat keterangan asal (Certificate of Origin) dari
negara asal atau produsen dan surat keterangan
kesehatan (Certificate of Health) dari negara asal.
2) Memenuhi SNI 6148.2
SNI 6148.2 Nener
 Kriteria kualitatif
Telur Asal :
 Kriteria kualitatif Warna tubuh:
Bentuk tubuh : panjang dan lurus.
Asal : hasil pemijahan dengan induk Gerakan :.
jantan dan induk betina bukan satu Kesehatan tubuh :
keturunan. Keseragaman : relatif sama (umur, panjang
dan berat)
Warna : transparan dan jernih. Respon : bersifat fototaksis negatif atau
Bentuk : bulat. menjauh dari cahaya, sangat responsif
terhadap pakan yang diberikan
Sifat : mengapung/melayang di
media  Kriteria Kuantitatif
Umur : 17 – 21 hari
 Kriteria Kuantitatif
Panjang : 1,4 – 1,7 cm
Diameter : 0,9 mm – 1,2 mm
Bobot : 0,008 – 0,01 gram
Derajat pembuahan : > 80%
Keseragaman populasi min 90%
Derajat penetasan : > 70%
Masa inkubasi : 20 jam - 22 jam
B. Pemeliharaan Nener Verifier
 fasilitas pemeliharaan nener
1) Ruangan dan wadah sesuai dengan persyaratan aman, bersih dan bebas
teknis bagi benih (sesuai SNI 6148:3) kontaminan
 memenuhi SNI 6148.3
2) Telur yang berasal dari luar unit pembenihan diberi  Tersedianya fasilitas
perlakuan pencegahan masuk dan penyebaran karantina/desinfeksi telur
penyakit sebelum masuk ke proses pemeliharaan;  PROSEDUR dan rekaman
3) kepadatan sesuai dengan persyaratan teknis bagi kegiatan karantina /desinfeksi
benih;  PROSEDUR dan rekaman
pengamatan kesehatan dan
4) pakan yang diberikan harus sesuai dengan kualitas air.
kebutuhan benih;  PROSEDUR dan rekaman
5) pakan, obat-obatan dan bahan kimia terdaftar di biosekuriti
instansi yang berwenang dan terhindar dari  Prosedur dan rekaman pakan,
cemaran serta memperhatikan aturan pakai dan obat dan bahan kimia
tanggal kadaluwarsa;  Label pakan

6) monitoring kualitas air dan kesehatan ikan dilakukan


secara berkala.
Kriteria pemeliharaan nener SNI 6148 :3
2.6. Panen, Pengemasan dan distribusi benih
A. Panen dilakukan dengan cepat, higienis dan
meminimalkan stres pada benih serta memenuhi Verifier
persyaratan SNI 6148 : 3 • Rekaman daftar peralatan
B. Pengemasan panen dan spesifikasinya
(termasuk jenis bahan)
 Proses dilakukan dengan memperhatikan
pengendalian kesehatan dan kesejahteraan ikan • Kondisi peralatan bersih
 Bila perjalanan menempuh lebih dari 3 jam, turunkan
• PROSEDUR dan rekaman
suhu air dalam kantong menjadi sekitar 24°C agar panen, pengemasan dan
nener tidak aktif distribusi benih
 Kepadatan nener dalam kemasan disesuaikan • PROSEDUR dan rekaman
dengan waktu tempuh, volume air di isi 2-3 liter dan pemasaran dan kepuasan
oksigen 2/3 dari kantong palstik nener. pelanggan
C. Distribusi • Hasil uji penyakit ikan dari
 Distribusi dilakukan dengan memperhatikan laboratorium (bila diperlukan)
kesehatan dan kesejahteraan ikan.
 Pengangkutan nener sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari (cuaca teduh),
 Memastikan jumlah nener sesuai dengan ukuran
kantong plastik dan kandungan oksigen.
 Nener yang sudah di packing menggunakan
Styrofoam.
3. Pengendalian kesehatan dan kesejahteraan ikan
Verifier
(a)Pengendalian kesehatan ikan, yaitu: • PROSEDUR dan rekaman
1) Penerapan biosekuriti, Biosekuriti
• PROSEDUR dan rekaman
2) monitoring kondisi ikan dan Manajemen induk
(kesehatan induk )
identifikasi hama dan penyakit,
• PROSEDUR dan rekaman
3) pencegahan dan pengobatan manajemen benih
(kesehatan, pemberian
penyakit ikan secara bertanggung pakan, obat–obatan dan
jawab dan sesuai dengan bahan kimia, monitoring
peraturan. kualitas air dan kesehatan)
• PROSEDUR dan rekaman
(b) Penerapan kesejahteraan ikan Pengendalian produk tidak
dilakukan dengan menjaga kondisi sesuai.
• PROSEDUR dan rekaman
ikan hidup, tumbuh, dan Tindakan perbaikan dan
berkembang biak secara optimal. pencegahanPenandaan/pe
namaan peralatan
• Pemisahan penggunaan dan
penyimpanan peralatan
4. Pengelolaan lingkungan Verifier
Kebersihan lingkungan unit
A. Sanitasi ▪
pembenihan
▪ PROSEDUR dan rekaman biosekuriti
Dilakukan sanitasi pada: ▪ Rekaman pemeliharaan sarana dan
prasarana produksi (mesin dan
(a)Sarana dan prasarana unit lingkungan kerja)
pembenihan, ▪ Rekaman pemeliharaan MCK dan
saluran drainase.
(b)lingkungan di dalam dan luar unit ▪ Penandaan/ pemberian identitas
pembenihan, sarana prasarana serta pemisahan
penggunaan dan penyimpanan
(c) personel. peralatan.
▪ PROSEDUR dan rekaman pengelolaan
lingkungan.
▪ Implementasi /rekaman pengelolaan
limbah.
▪ Prosedur dan Rekaman pemeriksaan
kesehatan personel.
▪ Prosedur sanitasi personel
B. Limbah
Unit pembenihan melakukan
pengelolaan limbah sesuai peraturan Verifier
yang berlaku, meliputi: ▪ PROSEDUR dan rekaman pengelolaan
dan penanganan limbah.
(a) Identifikasi potensi limbah aktivitas ▪ Pengelolaan limbah sesuai
pembenihan terhadap lingkungan kebutuhan.
sekitar; ▪ PROSEDUR dan rekaman pengelolaan
(b) sarana dan prasarana pengelolaan dan penanganan limbah.
limbah tersedia untuk dapat ▪ Tersedia fasilitas pengolahan limbah
dapat berupa: - kolam
memenuhi baku mutu lingkungan
penampungan limbah atau berupa
yang disyaratkan; wetland dan -Septic tank.
(c) melakukan pengelolaan limbah ▪ Hasil uji air limbah yang memenuhi
padat dan cair secara higienis dan baku mutu air sesuai SNI
efektif sesuai dengan peraturan
yang berlaku
5. Sosial Ekonomi.
Penerapan sosial dan ekonomi di
Verifier
unit pembenihan dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan • Dokumen kontrak kerja dan catatan
pembayaran sesuai aturan
berkelanjutan, yaitu:
ketenagakerjaan (UU
(a)Memberikan upah/gaji yang Ketenagakerjaan No.13 Tahun
sesuai peraturan dan/atau 2003/sesuai kesepakatan)
• Fasilitas kesejahteraan lain (sesuai
kesepakatan lainnya; aturan/kesepakatan).
(b)menciptakan kondisi kerja yang • Fasilitas kerja memenuhi K3.
kondusif;
(c) tidak mempekerjakan pekerja di
bawah umur;
(d)memenuhi kepuasan pelanggan
6. Dokumentasi.
Informasi terdokumentasi
Verifier
ditetapkan, diterapkan dan
• dokumentasi disesuaikan dengan
dimutakhirkan pada semua tahapan proses produksi di masing-masing unit
proses pembenihan dan aspek sosial pembenihan ikan.
ekonomi. • Bukti dokumen pencatatan dan
pendukung setiap tahapan
penerapan prosedur pembenihan
ikan.
• Adanya pengendalian dari pelaku
usaha untuk memastikan bahwa
produk yang memenuhi persyaratan
sertifikasi IndoGAP tidak dicampur
dengan produk lain (non sertifikasi).
2. VERIFIER SNI CBIB
UNTUK BUDIDAYA IKAN BANDENG
ACUAN
 SNI 8228.1:2015 Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) Bagian 1 : Udang
 SNI 8228.4:2015 Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) Bagian 4 : Ikan Air
Tawar
 SNI 7309 : 2009 Produksi Bandeng Secara Intensif di Tambak.
 SNI 8003 : 2014 Produksi Ikan Bandeng Ukuran Konsumsi Dikolam Air
Tawar
 SNI 8005 :2014 Produksi Ikan Bandeng Ukuran Konsumsi Secara Semi
Intensif di Tambak
 SNI 7308 : 2009 Pakan Buatan Untuk Bandeng Budidaya Intensif
 SNI 7308 : 2018 Pakan Buatan Untuk Ikan Bandeng
Verifier :
1. LOKASI RTRW atau zonasi kab/kota
-Izin lingkungan : AMDAL, atau upaya kelola
lingkungan (ukl)-upaya pengelolaan lingkungan
(UPL)
- Sesuai dengan rencana tata ruang -SIUP efektif setelah ada izin lingkungan
wilayah (RTRW)/ zonasi (AMDAL atau UKL/UPL)

-Terhindar dari resiko kontaminasi dan -SPPL bagi unit pembudidaya skala kecil
bahaya keamanan pangan -Sejarah areal tambak
-Tidak terdapat potensi kontaminasi yang Kegiatan selain perikanan budidaya di areal
dapat menyebabkan produk menjadi tambak.
tidak aman -Bukti pengendalian kontaminan, jika ada
potensi kontaminasi
Tidak ada risiko pencemaran di dalam unit
budidaya (MCK, ternak, kegiatan lain)
Jauh/tidak terdampak limbah rumah, industri,
pertanian, peternakan
lokasi : SNI 7309:2009, 8003:2014, 8005:2014
• Parameter Fisika
 Lokasi tambak yang memiliki sumber air • 1. Suhu (°C) : 28 - 32
yang cukup, tidak tercemar bahan • 2. Ph :7,5 - 8,5 0,5
berbahaya dengan salinitas 0 g/l - 35 g/l • 3. Salinitas (g/l) : 5 – 35,5
dan suhu minimal 23 °C - 33 °C. • 4. Kecerahan (cm) 30 - 40
Disamping itu, lokasi tersebut sesuai • Parameter kimia
dengan peruntukannya. • 1. Oksigen terlarut (mg/l) : >
3,5
 Peruntukan lokasi sesuai dengan
• 2. Amonia (mg/l) : < 0,01
peraturan yang berlaku.
• 3. Nitrit (mg/l) : < 1
 Tersedia sumber air dengan kualitas dan • 4. Nitrat (mg/l) : < 10
kuantitas yang cukup untuk proses • 5. BOD (mg/l) : < 3
produksi.
• 6. Bahan organik (mg/l) : <
 Bebas dari banjir dan bahan pencemar. 100

 Infrastruktur memadai
Verifier :

2. AIR SUMBER hasil uji air sumber


kegiatan di bagian hulu sumber air
-Ketersediaan dan kualitas air prosedur dan catatan pengelolaan air
memenuhi persyaratan untuk Catatan kesehatan dan pertumbuhan
pemeliharaan ikan bandeng ikan

yang produk akhirnya aman Rencana pengelolaan kualitas air sumber


dikonsumsi manusia Hasil analisa kualitas air pasok yang
memenuhi baku mutu SNI Budidaya ikan
-Penggunaan air sumber yang bandeng
berasal dari limbah (pertanian, ketersediaan tandon dan instalasi
budidaya ikan, rumah tangga) pengelolaan air sumber sesuai kebutuhan
(volume dan jenis limbah)
harus dikelola untuk memenuhi
baku mutu air pemeliharaan Tersedia air yang cukup volume dan
kualitasnya untuk budidaya ikan.
dan mengeliminasi kontaminan
Tidak terdampak limbah rumah, industri,
keamanan pangan pertanian, peternakan
Verifier :
dokumen tata letak tambak dan bangunan
pendukungnya (tambak, gudang, kantor, dll)
Dokumen desain tambak dan bangunan
pendukung produksi (tambak, saluran, dll). Tidak
3. Desain dan Tata Letak: diwajibkan bagi unit dengan teknologi tradisional
Fasilitas dan penerapan biosekuriti
desain dan tata letak tambak serta fasilitas dapat
- Mendukung proses produksi mencegah kontaminasi dan kontaminasi silang
(jarak, konstruksi, elevasi)
-Mencegah terjadinya Penerapan prosedur budidaya, sesuai kebutuhan
kontaminasi dan/atau dan kondisi
kontaminasi silang termasuk Kolam, saluran, fasilitas biosecurity, dan
bangunan lain diatur agar mempermudah.
penempatan fasilitas sanitasi
Desain kolam mendukung kualitas air dan
(toilet, septic tank dan saluran lingkungan relatif stabil.
drainase) Pembagian areal kerja, penyimpanan dan
kegiatan lain diatur agar tidak saling mencemari.
Fasilitas sanitasi (toilet, septic tank dan saluran
drainase) dan pembuangan limbah tidak
mencemari budidaya
4. PERALATAN  Verifier :
 Jenis bahan peralatan
 Tidak dibuat dari bahan yang mudah
Peralatan budidaya dibuat dari
rusak atau mencemari lingkungan
bahan yang ramah lingkungan
 Tidak korosif (mudah berkarat)
-Peralatan budidaya dibuat dari  Mudah dibersihkan dan dalam kondisi
bahan yang tidak berbahaya bersih
serta tidak menyebabkan
kerusakan fisik dan kontaminasi
pada ikan
5. Konstruksi dan Persiapan Tambak
-Konstruksi dan/atau perbaikan Verifier :
-penerapan AMDAL, UKL/UPL atau SPPL dalam
petak tambak dan saluran pembangunan konstruksi dan/atau perbaikan
sebaiknyadibangun dengan petak tambak
cara bertanggungjawab -Prosedur persiapan petakan tambak
terhadap lingkungan sekitar -Catatan kesehatan ikan
-persiapan tambak dilakukan -Catatan kualitas air, sesuai kebutuhan
dan dikelola dengan baik untuk Prosedur persiapan tambak dapat
meminimalkan risiko masalah memperbaiki daya dukung tambak
(menurunkan risiko penyakit dan kualitas air)
kesehatan udang dan
Pupuk dan bahan lain yang digunakan
meminimalkan penggunaan
sesuai rekomendasi
obat ikan
 Verifier :
-copy sertifikat cpib, dan/atau surat keterangan asal
benih dan surat hasil uji penyakit
6. BENIH -Nener alam dilengkapi dengan informasi yang
menjelaskan cara penangkapannya
-Daftar spesies ikan yang dibudidayakan
-Benih yang digunakan berasal dari unit
-Penerapan prosedur penebaran benih
pembenihan bersertifikat CPIB
dan/atau mempunyai SKA dan surat -Catatan padat tebar
keterangan sehat dari laboratorium Penerapan prosedur budidaya
terakreditasi, -Daya dukung lingkungan:
-Data kualitas air
-Pemilihan spesies udang dalam
-Data penyakit
polikultur harus dilakukan dengan
-Data pertumbuhan
pertimbangan meminimalkan potensi
-Data penggunaan obat
penularan penyakit
Berasal dari pembenih bersertifikat CPIB (pembenih
-penebaran benih dilaksanakan mikro/skala kecil menerapkan CPIB)
dengan cara yang baik Hasil uji penyakit penting sesuai dengan aturan
karantina ikan
-padat tebar benur disesuaikan
Hindari memelihara ikan dengan risiko penyakit yang
dengan spesies, teknologi dan daya sama (udang tidak dibudidayakan dengan
dukung lingkungan budidaya crustaceae lain misalnya udang jenis lain, kepiting,
lobster, dll)
7. PAKAN

Pakan buatan komersial yang digunakan harus terdaftar


-Pakan dan bahan imbuhan pakan digunakan secara efisien dan
bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan serta menjamin keamanan pangan
-Pakan yang diberikan disesuaikan dengan jenis dan ukuran udang
serta sesuai dosis yang dianjurkan
-pakan disimpan di dalam wadah yang bersih dan metode
penyimpanan sesuai dengan jenis pakan dan dalam kondisi
higienis
7. PAKAN
Pakan yang dibeli memiliki nomor pendaftaran
pakan
 Verifier :
Pakan mandiri: bahan baku sesuai rekomendasi,
-nomor pendaftaran pakan dan imbuhan
pakan pada kemasan prosedur penanganan higienis
Catatan penggunaan pakan dan Jenis pakan sesuai dengan jenis dan umur ikan
imbuhan pakan Pemberian pakan sesuai label/kebutuhan ikan
-Catatan penggunaan pakan dan nilai (tidak berlebihan)
FCR Bahan tambahan pakan (multivitamin, probiotik, dll)
-data kualitas air (N, P) terdaftar di KKP
-Data dari produsen pakan buatan Pakan tidak dicampur obat/bahan terlarang
sendiri:
Penyimpanan pakan: higienis/bersih, tidak terkena
-Daftar bahan baku pakan sinar matahari langsung, suhu stabil
-Prosedur penanganan pakan dan
imbuhan pada produsen pakan Penyimpanan pakan kering: kelembaban
-FCR Khusus pakan kering: penyimpanan tidak lembab
-survival rate Khusus pakan basah: dalam kondisi beku/dingin
-Prosedur dan catatan pemberian pakan Dilakukan pencatatan pakan: merk, dosis per
-desain fasilitas /prosedur penyimpanan pemberian, bahan tambahan pakan
dan penanganan pakan.
8. OBAT IKAN

Terdaftar di otoritas kompeten


-dilakukan secara bertanggung jawab dan efektif dalam
pencegahan dan pengobatan ikan, serta mencegah
dampak negatif pada lingkungan
-penyimpanan obat ikan sebaiknya menjamin mutu obat
dan melindungi dari kontaminasi
-Obat ikan memiliki label yang jelas dan lengkap tentang
komposisi, dosis, indikasi, cara penggunaan, masa
kadaluarsa dan periode masa henti obat dalam bahasa
indonesia
8. OBAT IKAN  Obat ikan terdaftar di KKP, bahan aktif tidak
dilarang KKP
 Verifier :  Penggunaan obat ikan sesuai label
-nomor pendaftaran obat  Obat tidak kadaluarsa (terjadi perubahan
warna/bentuk/bau) dan disimpan sesuai
-bukti pengawasan dokter hewan/ahli
petunjuk di label
kesehatan ikan
 Penggunaan obat ikan dicatat: tanggal, merk,
(resep, pengujian, periode masa henti
dosis, alasan penggunaan, cara penggunaan,
obat)
hasil
-Label obat dan anti mikroba (bahan
 Penggunaan antibiotik di bawah pengawasan
aktif, informasi yang tercantum dalam drh/ahli kesehatan ikan
bahasa indonesia)
 Penggunaan antibiotik harus tercatat dan
-Catatan penggunaan obat dan anti- mematuhi periode masa henti obat; bila ikan
mikroba serta catatan kejadian penyakit dipanen sebelum masa henti obat habis
-Uji residu obat dan antimikroba sesuai  Catatan: pestisida sedapat mungkin dihindari;
dengan risiko pestisida khusus budidaya ikan yang terdaftar
-Desain dan kondisi obat ikan serta fasilitas dapat digunakan bila terdaftar di kementan
penyimpanan obat dan penggunaan dicatat
9. Kebersihan Lokasi dan Fasilitas :
 Verifier :
-prosedur dan dokumen
penerapan hygiene personal dan
-Lokasi dan fasilitas terjaga fasilitas.
kebersihan serta terhindar dari -Kondisi kebersihan lokasi dan
kontaminasi. fasilitas (sanitasi, cemaran dari
hewan dan manusia)
-Peralatan dibersihkan setelah
digunakan dan (bila perlu) -Perawatan peralatan
(pembersihan dan penyimpanan).
didesinfeksi untuk mencegah
penyebaran penyakit Lokasi budidaya bersih
Terhindar dari limbah manusia
(MCK) dan hewan
 Verifier :
-prosedur pengelolaan air budidaya dan data
pemantauan kualitas air (sesuai dengan tingkat teknologi
yang digunakan)
-Prosedur pengelolaan air budidaya untuk mencegah
10. PENGELOLAAN AIR masuknya penyakit.
-Pengaturan sistem saluran air (paralel)
-Tingkat pergantian air (%) dan upaya efisiensi
-Kualitas air dijaga agar memenuhi -data kualitas air
persyaratan air pemeliharaan -Catatan kesehatan ikan
-Pengelolaan air dilakukan untuk -Upaya efisiensi penggunaan air tawar
meminimalkan risiko masuk dan -Informasi salinasi pada kawasan sekitar
menyebarnya penyakit Mutu air dijaga sesuai kebutuhan ikan yang dipelihara

-unit budidaya udang perlu mengelola Khusus budidaya udang semi intensif hingga super intensif:
diterapkan prosedur pengelolaan air pemeliharaan
dan menggunakan air secara efisien
Bila ada risiko penyakit ikan: dilakukan pengelolaan air
-Penggunaan air sumber untuk untuk mencegah masuknya penyakit.
budidaya udang sedapat mungkin Pengaturan sistem saluran air sebaiknya parallel
mencegah terjadinya salinasi terhadap Dilakukan upaya penghematan penggunaan air (kecuali
sumber daya tanah dan air tawar budidaya di danau, laut, sungai, dll)
 Verifier :
-prosedur pengelolaan kesehatan dan
catatannya
11. PENGELOLAAN KESEHATAN -Hasil uji penyakit ikan dari laboratorium (bila
diperlukan)
Kultivan dijaga dan dimonitor kesehatannya
-data survival rate
secara rutin
-Tindakan dan/atau fasilitas karantina
- Komoditas yang sakit atau baru
didatangkan dilakukan tindakan isolasi/ -Penandaan peralatan
karantina
-Pemisahan penggunaan dan penyimpanan
-pemisahan penggunaan dan peralatan
penyimpanan peralatan
-Upaya pencegahan penyebaran penyakit
-komoditas sakit ditempatkan dalam melalui pengendalian penggunaan peralatan
wadah khusus, apabila tidak bisa
-Berita acara pemusnahan.
disembuhkan, dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dikubur (sebelumnya -Prosedur penanganan/pemusnahan Ikan sakit
direndam dengan kaporit sesuai dengan dan catatannya.
dosis yang dianjurkan, serta perlu dilakukan
desinfeksi wadah budidaya
12. PENGELOLAAN LIMBAH

- Melakukan pengelolaan limbah padat dan cair dengan


higienis, saniter dan efektif untuk meminimalkan dampak
negatif pada lingkungan dan kontaminasi produk yang
disesuaikan dengan kebutuhan
-limbah beracun dan berbahaya (B3) dikelola dengan fasilitas
dan tata cara yang tidak membahayakan lingkungan
12. PENGELOLAAN LIMBAH

 Verifier : Limbah ditampung dan dikelola dengan


pengelolaan limbah sesuai kebutuhan baik sebelum dibuang ke perairan umum
tersedia fasilitas pengolahan limbah (kecuali limbah yang dimanfaatkan untuk
dapat berupa: - kolam penampungan pertanian)
limbah atau berupa wetland - septic * Limbah padat (lumpur di dasar tambak,
tank limbah dapur, dll) dikumpulkan dan
prosedur pengelolaan limbah tambak dibuang agar tidak mencemari
sesuai jenis limbah ikan/lingkungan
hasil uji air limbah yang memenuhi * Limbah mandi, cuci, kakus (MCK) tidak
baku mutu air untuk biota laut (tss, do, mencemari ikan & lokasi budidaya
bod5, ammonia total dan fosfat) sesuai * Khusus budidaya udang semi intensif,
permen lh no. 51 tahun 2004 tentang intensif, dan super intensif: dilakukan
baku mutu air laut pengelolaan limbah dan pengujian air
Prosedur cara penanganan limbah B3 buangan
(penampungan) yang diberi label dan Penampungan limbah B3 diberi label
dalam kemasan yang kedap dan dalam kemasan yang kedap
 Verifier :
-implementasi amdal, ukl/upl, prosedur
13. PENGELOLAAN LINGKUNGAN pengelolaan lingkungan
-Upaya dan komitmen melakukan
perbaikan lingkungan,
Unit budidaya melakukan
Selain pembudidaya ikan kecil:
pengelolaan lingkungan sesuai
peraturan yang berlaku -hasil uji kualitas air (permen LH no 5 tahun
2014)
-melakukan pemantauan -Hasil monitoring kualitas lingkungan di
periodik terhadap kualitas luar kawasan budidaya (bila diperlukan)
lingkungan budidaya dan di Pencegahan dampak budidaya ke
luar kawasan unit budidaya lingkungan
 Verifier :
-prosedur panen dan penanganan hasil serta
catatannya

14. PANEN DAN PASKA PANEN -Daftar peralatan panen dan spesifikasinya
(termasuk jenis bahan)
-Cara panen dan penanganan -Kondisi peralatan
hasil dilakukan dengan cepat -Hasil uji es
untuk mencegah kerusakan dan Tersedia air tawar yang bersih
meminimalkan kontaminasi Peralatan bersih
Proses cepat dan bersih
-peralatan panen terbuat dari
Pencatatan: tanggal panen, nomor kolam,
bahan yang tidak berbahaya ukuran panen, volume panen
serta tidak menyebabkan Pekerja tidak menunjukkan gejala penyakit
kerusakan fisik dan kontaminasi menular
Pekerja yang menangani panen dan
pada udang penangan udang harus sehat, tidak ada gejala
sakit, atau luka terinfeksi
-Selama panen dan
Ikan segar: es dari air minum
penanganan hasil harus
Ikan hidup: air bersih
menggunakan air bersih dan es
 Verifier :
15. PEKERJA -dokumen kontrak kerja dan catatan
pembayaran sesuai aturan ketenagakerjaan
-Pekerja yang menangani hasil panen
dalam keadaan sehat --pekerja yang -Fasilitas kesejahteraan lain (sesuai
menangani selama panen dan pasca aturan/kesepakatan
panen tidak menunjukkan indikasi -Dokumen pelatihan (daftar hadir, materi
menderita luka, infeksi atau penyakit pelatihan dan bila tersedia copy sertifikat) yang
terkait dengan good hygiene practices (GHP)
-pekerja memiliki tanggungjawab
serta pengelolaan kesehatan dan
pada praproduksi, produksi, panen kesejahteraan ikan,
dan pascapanen yang memahami
prinsip serta mampu menerapkan -Pemahaman pekerja akan tanggungjawab,
prinsip dan cara penerapan jaminan mutu,
jaminan mutu, kesehatan dan
kesehatan dan kesejahteraan ikan serta
kesejahteraan ikan serta lingkungan lingkungan
-pekerja mendapatkan bayaran,
tunjangan, jaminan sosial dan fasilitas
kesejahteraan lainnya sesuai aturan.
16. PELATIHAN

 -Pekerja sebaiknya diberikan  VERIFIER :


pelatihan atau sosialisasi dan
memahami good hygiene  -Dokumen pelatihan (daftar
practices (GHP) serta hadir, materi pelatihan dan
pengelolaan kesehatan dan bila tersedia copy sertifikat)
kesejahteraan ikan yang terkait dengan good
hygiene practices (GHP) serta
pengelolaan kesehatan dan
kesejahteraan ikan,
Verifier :
-khusus pembudidaya kecil
catatan sesuai dengan
17. PENDOKUMENTASIAN pengelolaan budidaya
-Dokumen pencatatan dan
-Pembudidaya pendukung setiap tahapan
mendokumentasikan penerapan prosedur budidaya ikan
kegiatan pada tahapan -Bukti pemenuhan traceability
praproduksi, produksi, -Adanya pengendalian dari
panen dan pascapanen pelaku usaha untuk memastikan
guna ketertelusuran bahwa produk yang memenuhi
persyaratan sertifikasi indogap tidak
dicampur dengan produk lain (non
sertifikasi).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai