Skripsi
Oleh
EVI SUKARTI
451 415 031
i
i
i
i
i
i
i
i
v
i
ABSTRAK
Evi Sukarti, 2019. Kajian tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di
Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara, Program Studi S1 Pendidikan
Geografi, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing 1 Dr. Fitryane
Lihawa, M.Si dan pembimbing 2 Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan
di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara. Variabel dalam penelitian
ini yaitu sosial ekonomi masyarakat nelayan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
408 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan nilai
toleransi 5%. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 202 responden yang
terdistribusi secara random sampling pada masyarakat yang ada di Kecamatan
Gentuma Raya. Tehnik pengumpulan data melalui wawancara. Instrumen yang
digunakan yaitu indikator kondisi sosial ekonomi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatatif. hal ini dapat dilihat dari beberapa
aspek. a) Aspek sosial: Tingkat pendidikan nelayan rata-rata tamatan SD, jumlah
tanggungan dalam keluarga rata-rata 3-5 orang, proses interaksi nelayan rata-rata
saling menegur, alat interaksi nelayan selama dilaut rata-rata menggunakan radio,
konflik antar nelayan rata-rata mengatakan pernah berkonflik yang disebabkan
perbedaan pendapat. Solidaritas antar masyarakat nelayan rata-rata karena satu tujuan
yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bentuk solidaritas
nelayan rata-rata selalu kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. b) Aspek ekonomi
masyarakat nelayan dapat dilihat dari pendapatan pokok nelayan rata-rata dalam
kategori sedang, nelayan yang memiliki pendapatan sampingan rata-rata masih
tingkat pendapatan kategori rendah, pengeluaran nelayan atau konsumsi rumah
tangga nelayan rata-rata masih kategori rendah, indikator kepemilikan aset dapat
diukur dengan indikator jenis tempat tinggal rata-rata rumah permanen, kepemilikan
tanah rata-rata tanah warisan dan kepemilikan kendaraan, rata-rata nelayan memiliki
jenis kendaraan sepeda motor, kesejahteraan dapat diukur dengan jenis bahan bakar
rata-rata menggunakangas, sumber penerangan rata-rata menggunakan listrik dan
sumber air rata-rata dari PDAM.
i
i
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-baqarah 216)”
“mulailah dari sekarang entah apapun itu, semakin cepat memulai semakin cepat pula
selesai” (Evi Sukarti)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk kedua orangtuaku Bapak (Laode Sene) dan
Ibuku (Waode Husnia) Tercinta yang telah mendukungku, memberi motivasi dalam segala
hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin ku balas dengan
apapun.
Serta kakak-kakakku Rifan, Lili, kakak iparku (Tia) dan adik-adikku Kardin, Tiara serta
ponakanku Zaskia yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi serta ucapan terimakasih
kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberi semangat selama dalam
perkuliahan.
ALMAMATERKU TERCINTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayah- Nya yang tak pernah henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara”. Skripsi ini di buat sebagai bagian dari
Keberhasilan penulis dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati,
penulis mengucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Dr. Fitryane Lihawa, M.Si
selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd. selaku pembimbing dua
yang telah banyak memberikan masukkan ilmu, waktu dan pengarahan kepada
iii
i
Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada yang terhormat
1. Dr. Eduart Wolok, S.T, M.T selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo
2. Prof. Dr. Astin Lukum M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
3. Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi
Kebumian dan Daud Yusuf S.Kom M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu dan
Teknologi Kebumian.
4. Dr. Eng. Sri Maryati, S.Si Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
penyelesaian studi.
7. Dr. Sci. Yayu Indriati Arifin M.Si selaku Pembimbing PPL 1 dan PPL II
8. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Tapa serta staf dewan guru dan staf tata usaha
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan pada kegiatan PPL II,
motivasi selama penyelesaian studi untuk Riska, Endang, Andi, Indri, Sarjon,
iv
i
11. Untuk senior-senior geografi kak Sabri, Kak Farjun, kak Sil, dll.
12. Untuk teman-teman Paguyuban Elin, Riska, Arin, Susi, Igo, Widin, Sarina,
13. Untuk teman-teman kontrakan Kak Wahid, kak Bayu, Kak sukma, kak Ebet,
Tiada kata yang paling mulia yang patut di ucapkan selain kata Alhamdulillah dan
EVI SUKARTI
v
i
DAFTAR ISI
vi
v
vii
v
DAFTAR GAMBAR
viii
v
ix
x
x
x
xi
x
xii
x
DAFTAR TABEL
xiii
x
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah lautan dan pesisir adalah salah satu ekosistem yang sangat produktif
dan dinamis yang mempunyai peran penting untuk keberlangsungan hidup manusia
wilayah pesisir mempunyai peranan penting untuk kelangsungan hidup manusia yaitu
dalam penyediaan bahan makanan, udara, air, pengaturan erosi dan iklim, nilai-nilai
spiritual dan rekreasi serta pembentukan tanah dan produksi primer. (Triyanti,
2017:220).
nelayan terbentuk mengikuti sifat yang dinamis sesuai dengan sumber daya yang
berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain. Selain itu, resiko usaha yang tinggi
menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang sangat keras yang
diliputi ketidakpastian dan hasil yang tidak menentu dalam menjalankan profesinya.
(Wasak, 2012:1322)
Ciri khas wilayah pesisir jika ditinjau dari aspek biofisik wilayah, ruang
pesisir dan laut serta sumber daya yang terkandung didalamnya bersifat khas
mengakibatkan perubahan
x
1
2
yang signifikan seperti halnya merupakan proses pertemuan antara air asin dan air
tawar, bentang alam yang sulit diubah. Sebagian besar wilayah indonesia terdiri dari
lautan dan memiliki potensi kelautan yang cukup besar, dengan potensi yang dimiliki
merupakan masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang
dalam kapal yang berani bertanggug jawab dari keberangkatan sampai kembalinya
kapal di pelabuhan), orang rakit (seseorang yang bertugas menyelam), orang mesin,
orang takal, dan masa nae. Pembagian kerja nelayan tersebut menentukan kualitas
pendapatan dari hasil penengkapan dalam kurun waktu tertentu, artinya masing-
masing dari nelayan tersebut memiliki perolehan upah yang berbeda-beda tergantung
spesialisasi dari pekerjaan mereka. Jika dilihat dari kualifikasi jabatan dalam kapal
maka jabatan yang memiliki upah tertinggi adalah pertama, ponggawa, selanjutnya
petugas mesin, ketiga, petugas penyelam, petugas takal, dan yang terakhir masa nae.
tergantung panggilan dari ponggawa, dan paling lama waktu di lautan kurang lebih
satu minggu terhitung dari waktu keberangkatan. Namun, jika kondisi cuaca sedang
hasil tangkapan. Kemudian para nelayan dapat menjualkan ikan yang mereka
dapatkan selama beberapa hari dilautan baik berasal dari hasil pancingan sendiri
nelayan di Kecamatan Gentuma Raya bahwa menjadi nelayan merupakan salah satu
pekerjaan yang sebagian besar digeluti oleh masyarakatnya. Kualitas ikan tangkapan
juga di tentukan oleh cuaca, ketika cuaca buruk maka hasil tangkapan ikan nelayan
juga menurun. Masalah utama yang dihadapi para nelayan adalah rusaknya kapal,
rusaknya alat tangkap, musim yang tidak menentu sehingga berpengaruh besar
Kecamatan Gentuma Raya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Utara.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
defenisi dibuat berdasarkan dari hasil penelitian ataupun dari pengalaman sehari-hari.
kesatuan tetap dari orang-orang yang hidup disuatu daerah tertentu dan saling bekerja
penduduk, 5) mempunyai wilayah dan batas yang jelas. Masyarakat merupakan suatu
pengaruh seperangkat keyakinan, ideal dan tujuan terlebur dan tersatukan dalam suatu
dari definisi tersebut mempunyai makna tentang kehidupan bersama. Yang dimaksud
kelompok manusia yang hidup secara berdampingan disuatu daerah tertentu, saling
5
6
suatu kesatuan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa
masyarakat adalah interaksi, sistem adat istiadat, dan identitas bersama. Menurut
secara intens berinteraksi dan menetap secara bersama dalam waktu yang cukup
panjang. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut sebagai society, merupakan asal
kata dari socius yang mempunyai arti “kawan”. Pengertian society secara umum
menunjuk kepada makna pergaulan antara satu individu dengan individu lain dalam
perkawanan. Pergaulan tersebut membentuk jalinan hubungan yang sangat erat dan
senantiasa ada dalam komunitas masyarakat karena hal tersebut merupakan bagian
dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan berkomunikasi serta memiliki
nilai moral dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan dalam suatu
kehidupannya.
7
bermata pencaharian sebagai penangkap ikan. Sedangkan nelayan kecil ialah orang
hidupnya dalam sehari-hari. Nelayan kecil ini ialah nelayan tradisional yang
menggunakan kapal kecil dengan peralatan penangkapan ikan yang masih sangat
sederhana. Dalam keterbatasan alat tangkap yang masih sederhana membuat nelayan-
tersebut, masalah perubahan iklim yang tidak menentu akibat pemanasan global saat
Dalam UU Nomor 31 Tahun 2004, nelayan dan nelayan kecil memiliki arti
yang berbeda yaitu nelayan kecil merupakan seseorang yang mata pencahariannya
skala penangkapan ikan tetapi dalam penegakkan hukum hanya mengenal istilah
nelayan, tidak membedakan nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan dibagi menjadi
empat tingkatan yang dapat dilihat dari karakteristik hubungan, produksi, teknologi,
sampan,
8
ikan yang lebih maju dibandingkan dengan poin sebelumnya seperti kapal
motor atau perahu motor. Penguasaan sarana perahu motor tersebut semakin
yang lebih dalam dan yang lebih jauh memperoleh kelebihan (surplus) dari
hasil tangkapan nelayan karena mempunyai daya tampung dan daya tangkap
yang lebih besar. Pada umunya, nelayan seperti ini masih melakukan
penangkapan ikan di wilayah pesisir saja. Nelayan jenis ini yaitu nelayan
sudah berorientasi di pasar. Sementara itu, tenaga kerja yang digunakan sudah
keuntungan dengan skala usaha yang suda besar yang ditandai dengan
semakin banyak jumlah tenaga kerja dengan status yang berbeda-beda dari
perikanan yang sederhana, baik itu untuk pemilik maupun anak buah kapal
dan
9
dapat menghasilkan ikan untuk ikan beku yang berorientasi pada ekspor dan
ikan kaleng.
2) Nelayan kaya B merupakan nelayan yang mempunyai kapal akan tetapi dia
anggota keluarga.
dimana ada musim yang membuat nelayan-nelayan tradisional tidak bisa melaut
karena disebabkan oleh faktor cuaca seperti angin. Angin sangat mempengaruhi
proses penangkapan ikan bagi nelayan yang masih menggunakan kapal kecil dan
yang tinggal di wilayah daratan. Menurut Suharto (dalam Husen, 2015:2) Masyarakat
masyarakat pesisir adalah masalah yang bersifat tidak menentu sehingga untuk dapat
secara menyeluruh, bukan solusi secara parsial saja. Menurut Khrisna dkk (2017)
sektor nelayan menempati peranan yang begitu penting pada suatu membangun sosial
sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah yang bekerja sebagai penangkap
ikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala ssuatu yang
manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat
hidup tanpa adanya bantuan orang lain yang ada di sekitarnya. Sehingga kata sosial
dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat (Salihi 2017:4)
1
adalah orang hidup dari hasil kekayaannya, sedangkan tingkat kelas bawah
kelas- kelas pendapatan. Kelas atas adalah banker dan pemodal (kapitalis)
dapat bergerak secara bebas selama hidup atau melebihi satu generasi. Kelas
atas adalah orang kaya yang berpendidikan tinggi, sedangkan kelas bawah
4) Tingkatan status sosial, dalam hal mana kelas atas adalah orang-orang yang
mempunyai gaya hidup yang sangat dapat diterima oleh orang lain,
berpendidikan tinggi dan memegang posisi dengan gengsi sosial yang tinggi
pula serta anak yang berasal dari turunan orang yang berstatus sosial tinggi,
merupakan semua manusia yang saling mempengaruhi antara individu satu dengan
1
individu lain di bagi menjadi dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Secara
langsung yaitu sama halnya dengan pergaulan dalam sehari-hari baik dari keluarga
teman ataupun dalam bentuk pekerjaan. Sedangkan secara tidak langsung melalui
media massa baik cetak, audio maupun audio visual. Menurut Linton (dalam
Basrowi, dkk 2010:62) kondisi sosial masyarakat mempunyai lima indikator yaitu :
umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, famili atau kelompok rumah tangga dan
keanggotaan dalam kelompok perserikatan. Dalam penelitian ini faktor sosial yang
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Oikos” yang berarti
keluarga atau rumah tangga dan “Nomos” yaitu beraturan, aturan, hokum (KBBI,
1996:251). Maka secara garis besar ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah
tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
ekonomi mempunyai arti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan
kebutuhan manusia. Pusat perhatian diletakkan atas manusia dan cara bagaimana
kebutuhannya. Menurut Kaharu (2002:1) ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang
jasa. Jadi masalah utama dalam ilmu ekonomi adalah upaya yang dilakukan dalam
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah upaya yang
perdagangan.
Menurut Sumardi (dalam Basrowi, dkk 2010:60) sosial ekonomi adalah suatu
kedudukan yang di atur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu
dalam masyarakat, pemberian posisi itu di sertai pula dengan seperangkat kewajiban
dan hak yang harus diperankan oleh si pembawa status. Kondidi sosial ekonomi
menurut Sastropradja (dalam Basrowi, dkk 2010:60) adalah keadaan atau kedudukan
sosial ekonomi dalam masyarakat ditandai dengan adanya saling mengenal antar satu
dengan yang lainnya, contoh dalam suatu paguyuban, sifat kegotong royongan dan
adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti
merupakan kedudukan seseorang pada suatu kelompok manusia yang ditentukan oleh
jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikn, jenis rumah tinggal dan
jabatan
1
dkk 2010:61) tinjauan sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial
budaya, dan aspek desa yang berhubungan dengan kelembagaan dan aspek peluang
kerja. Aspek ekonomi desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah
usahanya.
a) Lebih berpendidikan
d) Sumber pendapatan.
memiliki kedudukan yang sama dan sederajad, akan tetapi sesuai dengan kenyataan
setiap manusia yang menjadi warga dalam suatu masyarakat, senantiasa mempunyai
status atau kedudukan dan peranan masing-masing. Ada faktor-faktor yang dapat
tempat tinggal, kepemilikan transportasi dan partisipasi dalam aktifitas kelompok dari
komunitasnya. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sosial
yang ditandai dengan saling tolong menolong, gotong royong, dan kekeluargaan yang
masih kental, yang dapat diketahui secara ekonomi dan sosialnya sebagai
konsekuensi kondisi sosial ekonomi dalam struktur masyarakat sebagai sesuatu yang
tinggi rendahnya sosial ekonomi dalam masyarakat Maka dalam kajian penelitian ini
1
peneliti memfokuskan pada beberapa aspek yang akan digunakan untuk mengukur
1. Pendidikan
a. Formal
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah atau
bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
2) Pendidikan Menengah
menengah jurusan, seperti: SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yang sederajat.
3) Pendidikan Tinggi
dan universitas.
b. Non Formal
latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan
1
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah
pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi
Jenis dan isi pendidikan non formal pada dasarnya bergantung pada kebutuhan
1) Pendidikan Keaksaraan
pendidikan keaksaraan ini adalah terbebasnya populasi sasaran dari buta baca, buta
2) Pendidikan Vokasional
pendidikan vakasional ini adalah terbatasnya populasi sasaran dari ketidaktahuan atau
dimasukinya.
1
3) Pendidikan Kader
sedang atau bakal memangku jabatan kepemimpinan atau pengelola dari suatu bidang
budaya. Jenis pendidikan ini diharapkan hadir tokoh atau kader pemimpin dan
populasi sasaran, target pendidikannya terbatas pada pemahaman dan menjadi lebih
sadar terhadap sesuatu hal. Lingkup geraknya bisa sangat luas dari soal keagamaan,
yang lebih besar daripada pendapatan keluarga yang memiliki jumlah tanggungan
lebih banyak akan membelanjakan uang yang dimilikinya untuk membeli kebutuhan
pangan, sandang, papan, pendidikan serta kesehatan bagi keluarga mereka yang
jumlah pengeluarannya tertentu dalam nominal yang lebih besar daripada yang
3. Interaksi Sosial
interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial
1
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial
perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu interaksi sosial
dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau
bentuk interaksi sosial. Walaupunn orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak
saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi,
krena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-
disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan
sebagainya. Soekamto juga berpendapat bahwa suatu interaksi tidak akan terjadi
apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial (social-contact) dan
adanya komunikasi. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya
bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara harfiah
merupakan bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi
hubungan badaniah. Sebagai gejala sosal itu tidak perlu berarti suatu hubungan
menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut.
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-
4. Solidaritas sosial
atas dua kata yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritas sosial dapat diartikan sebagai
sebuah kondisi yang ada pada suatu kelompok, yang dibentuk oleh kepentingan
suatu keadaan yang mnunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau
kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut
membedakan solidaritas sosil menjadi dua tipe utama, yaitu solidaritas mekanik dan
masih sederhana yang dinamakan masyarakat segmental. Pada masyarakat seperti ini
belum terdapat pembagian kerja yang berarti. Dengan demikian tidak terdapat saling
dengan yang lain. Tipe solidaritas yang didasarkan pada kepercayaan dan setia kawan
ini diikat oleh apa yang Durkheim dengan nama conscience collective yaitu suatu
sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota
masyarakat.
2
mempunyai kesadaran untuk hormat pada ketaatan karena nilai-nilai keagamaan yang
masih tinggi, menandai masyarakat yang masih sederhana, tinggal tersebar, dapat
menjalankan peran yang diperankan oleh orang lain, pembagian kerja belum
sendiri melainkan ditandai oleh saling kebergantungan yang besar dengan orang atau
kelompok lain. Solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas
bagian yang saling bergantung laksana bagian suatu organisme biologi. Berbeda
dengan solidaritas mekanik yang didasarkan pada hati nurani kolektif maka
5. Pendapatan
diterima oleh faktor-faktor produksi dalam suatu jangka waktu tertentu. Balas jasa ini
dapat berupa upah, sewa, atau gaji, bunga ataupun laba. Pendapatan pribadi dapat
tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu
negara. Oleh karena itu setiap orang harus bekerja demi keberlangsungan hidupnya
dan tanggung jawab kepada istri dan anak-anaknya. Menurut Pratama (2014)
1) Pendapatan Pokok
Pada umumnya mata pencaharian utama memiliki alokasi waktu kerja yang terbesar
2) Pendapatan Sampingan
kepemilikan faktor produksi maupun kekayaan oleh suatu rumah tangga yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi tingkat dan konsumsi rumah tangga. Semakin besar
kepemilikan aset oleh suatu rumah tangga akan memeperbesar kesempatan rumah
tangga tersebut untuk memperoleh tinggat pendapatan yang semakin besar dan rumah
tangga tersebut akan mencapai tingkat kesejahteraan. Sebaliknya jika semakin rendah
kepemilikan aset suatu rumah tangga akan memperkecil kesempatan rumah tangga
untuk dapat mengakses pasar dan akan berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan
7. Kesejahteraan
yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antara anggota dan antar
seseorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan,
pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan
2
pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang data menunjang kualitas
sumber baik dari mata pencaharian utama maupun luar mata pencaharian
3) Kriteria keadaan tempat tinggal yang dinilai ada empat item yaitu jenis atap
rumah, dinding, status kepemilikan rumah dan jenis lantai. Dari empat item
a) Permanen
b) Semi permanen
2
c) Non Permenan
Untuk fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari pekarangan, alat
bakar untuk memasak, sumber air bersih, sumber air minum, cara memperoleh
air bersih/air minum, fasilitas air minum, MCK dan jarak dari rumah ke MCK.
terdahulu, muncullah 3 pendekatan utama geografi yang saat ini diikuti oleh
complex approach).
karena obyek studi geografi adalah geosheric phenomena maka segala sesuatu yang
terkait dengan obyek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai matra antara lain (1)
pola (pattern), (2) struktur (structure), (3) proses (process), (4) interaksi (interaction),
(5) organisasi dalam sistem keruangan (organisation within the spatial system), (6)
texbooks, journal dan hasil-hasil penelitian yang diterbitkan oleh para pakar geografi.
Dengan demikian, minimal ada 9 tema analisis dalam spatial approach yang
Spatial pattern analysis, penekanan utama dari analisis ini adalah pada
pembentuk ruang. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa struktur elemen-
ini.
Hubungan timbal balik antara ruang yang satu dengan yang lain mempunyai
menjadi sorotan ilmu pengetahuan, karena sangat terkait dengan erat dengan
Geografi adalah ilmu yang bersifat “human oriented” sehingga manusia dan
elemen-elemen lingkungannya.
Pendekatan ini tidak lain merupakan integrasi dari pendekatan keruangan dan
pendekatan ekologis. Dalam hal ini perlu disadari dan dipahami secara benar
adanya pemahaman yang mendalam tentang property yang ada dalam wilayah
pendekatan ekologi (Ekological Approach) yaitu yang didasarkan pada prinsip ilmu
biologi yaitu menganalisis tentang interelasi yang menonjol antara makhluk hidup
hubungan nelayan dengan lingkungan alam yang dikaitkan dengan kondisi sosial
Penelitian yang berhubungan dengan topik ini suda pernah dilakukan peneliti-
1) Skripsi yang di tulis oleh Reddy Zaki Oktama mahasiswa jursan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, dengan Judul Skripsi Adalah
Tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Adapun tujuan
dari penelitian ini yaitu Mengetahui apakah ada pengaruh antara kondisi sosial
Pemalang sedangkan
3
dan masih banyak lagi yang tidak masuk dalam penelitian ini.
2) Skripsi yang di tulis oleh Asmita Syahma mahasiswa program studi ekonomi
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor-
pendapatan rata-ratanya. Dalam skripsi ini Asmita mengkaji tentang faktor apa
Galesong Kabupaten Takalar secara signifikan adalah lama melaut serta ukuran
3) Skripsi yang ditulis oleh Sarjulis, mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas
sosial ekonomi
3
Dalam skripsi ini Sarjulis mendapatkan hasil seperti berikut: Kondisi kehidudpan
sosial ekonomi nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu dan tidak mampu
meskipun sudah ada peralatan yang di gerak oleh mesin namun semua itu belum
mampu membuat masyarakat nelayan masih berada tetap posisi garis kemiskinan
aspek permasalahan yang dikemukakan, objek penelitian yaitu lokasi penelitian yang
berada di Kecamatan Gentuma Raya. Selain itu, perbedaan selanjutnya adalah metode
jumlah hasil ikan tangkapan yang diperoleh, sama halnya permasalahan ini juga di
alami oleh nelayan yang ada di Kecamatan Gentuma Raya, permasalahan lain yang
ada yaitu masalah cuaca. Masalah cuaca yang tidak menentu kadang membuat para
nelayan harus berhenti untuk melaut karena selain berbahaya untuk nelayan juga
Pengumpulan data/penelitian
Sumber Data
Primer Sekunder
Pendapatan
1. Pendidikan Jumlah tanggungan dalam keuarga Interaksi sosial Solidaritas sosial
2. Kepemilikan aset kesejahteraan
3)
3.
4.
Hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gentuma Raya adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara
dengan jumlah 11 desa yaitu Desa Ipilo, Desa Durian, Desa Molonggota, Desa
Motomingo, Desa Gentuma, Desa Bohusami, Desa Ketapang, Desa Pasalae, Desa
Dumolodo, Desa Nanati Jaya, dan Desa Langke. Berikut peta lokasi penelitian
35
3
Waktu penelitian ini akan di laksanakan selama kurang lebih 9 bulan terhitung
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Variabel Indikator
1. Sosial 1) Pendidikan
2) Jumlah tanggungan dalam
keluarga
3) Interaksi sosial
4) Solidaritas sosial
2. Ekonomi 1) Pendapatan
2) Kepemilikan aset
3) Kesejahteraan
1. Tingkat pendidikan yaitu sesuatu kondisi jenjang pendidikan yang dimiliki
dari anak, istri serta orang lain yang turut serta dalam keluarga berada atau
3
hidup dalam satu rumahtangga dan makan bersama yang menjadi tanggungan
kepala keluarga.
3. Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa komunikasi
4. Solidaritas Sosial
Solidaritas sosial adalah suatu keadaan yang menunjuk pada suatu keadaan
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang
5. Pendapatan
Pendapatan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu pendapatan utama
dari pekerjaan utama, dalam penelitian ini pendapatan utama adalah dari hasil
6. Kepemilikan Aset
memiliki nilau jual dan sebagai salah satu faktor produksi yang melatar
yang dimaksud adalah aset yang dimiliki oleh masyarakat nelayan yang
7. Kesejahteraan
kebahagiaan, dan kualitas hidup manusia baik pada tingkat individu atau
3.2.1 Populasi
Adapun Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh masyarakat nelayan yang
3.2.2 Sampel
Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dari 6 desa (Desa Pasalae, Desa Gentuma,
Desa Nanati Jaya, Desa Ketapang, Desa Molonggota dan Desa Dumolodo) dengan
jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan 408 Orang. Populasi masyarakat
Nanati jaya 24 24
Ketapang 20 20
Gentuma Raya Molonggota 10 10
Gentuma 20 20
Dumolodo 172 66
Pasalae 162 62
Jumlah 408 202
3
random sampling yaitu pada masyarakat nelayan yang ada di Kecamatan Gentuma
Raya. Mengingat banyaknya populasi yang ada, maka penulis menetapkan penentuan
pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan penentuan sampel 5% dari total
n = Jumlah sampel
sampel dari jumlah populasi yang ada dengan toleransi 5%. Dari total populasi yang
ada 2 orang tidak bersedia diwawancarai sehingga total responden adalah 200 orang.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu ada dua data primer dan data sekunder.
1) Data primer, yaitu data yang akan diperoleh langsung dari informan atau
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang
terkait dalam penelitian. Data sekunder berupa data jumlah penduduk dan
Adapun desain dalam penelitian ini dapat di lihat dalam bagan alir berikut :
Input
b.
c.
Proses
Output
1) Observasi
diteliti.
kuisioner.
3) Dokumentasi
yang menekankan pada hubungan manusia dengan alam atau hubungan organisme
dengan lingkungannya, dan metode yang digunakan yaitu deskritif kualitatif artinya
penelitian ini menghasilkan data deskritif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati dengan menggunakan. Maka apabila data telah terkumpul
logis. Analisis data secara induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus
sifat umum
4
BAB IV
merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara yang terdiri
dari 11 desa. Letak astronomis Gentuma Raya antara 00o89’33” dan 00o92’63” LU
dan antara 123o01’66” dan 123o05’56” BT. Jumlah penduduk Kecamatan Gentuma
Raya adalah 10.565 Jiwa dengan luas wilayah 100,336 km2, jarak antara Ibu Kota
Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dengan batas wilayah sebagai berikut:
Berikut peta distribusi sampel yang ada di kecamatan Gentuma Raya. Adapun
yang menjadi fokus sebaran sampel yaitu ada 6 desa yaitu Desa Nanati Jaya, Desa
Ketapang, Desa Molonggota, Desa Gentuma, Desa Dumolodo dan Desa Pasalae. Peta
42
43
pengambilan data, responden didampingi oleh peneliti saat mengisi kuisioner agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengisian kuisioner. Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini meliputi variabel kondisi sosial yang dilihat dari pendidikan, jumlah
tanggungan dalam keluarga, interaksi sosial dan solidaritas sosial. Variabel kondisi
ekonomi yang dilihat dari pendapatan (pendapatan pokok dan pendapatan sampingan
dimana pengambilan sampel dimulai pada hari jum’at tanggal 21 Maret 2019 sampai
Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Identitas responden yaitu nama, jenis kelamin,
alamat dan umur. Identitas responden sangat diperlukan oleh peneliti agar dapat
Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat dibawah ini.
45
Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
13% 0%
25%
62%
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa Nanati Jaya yang
tidak sekolah tidak ada, SD 62%, SMP 25%, SMA 13% dan perguruan tinggi tidak
ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di Nanati Jaya yaitu
tamatan SD.
Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
46
5%0% 10%
85%
tidak sekolah berjumlah 10%, SD 85%, SMP 5%, SMA tidak ada dan perguruan
tinggi tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa
0%
20%
30%
50%
tidak sekolah berjumlah 30%, SD 50%, SMP 20%, SMA tidak ada dan perguruan
tinggi tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa
Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.5.
0%
20%
10%
70%
tidak sekolah berjumlah 20%, SD 70%, SMP 10%, SMA tidak ada dan perguruan
tinggi tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa
Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
2% 9%
12%
25%
52%
tidak sekolah berjumlah 9%, SD 52%, SMP 25%, SMA 12% dan perguruan tinggi
2%. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa Dumolodo yaitu
tamatan SD.
Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
49
0%
18%
26%
31%
25%
tidak sekolah berjumlah 18%, SD 31%, SMP 25%, SMA 26% dan perguruan tinggi
tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa Pasalae yaitu
tamatan SD.
responden sebagai nelayan sangat beragam, mulai dari tidak sekolah, SD, SMP, SMA
dan perguruan tinggi. Kondisi sosial responden masih tergolong rendah apabila
dilihat dari latar belakang pendidikan, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh
dilapangan bahwa tingkat pendidikan yang paling tinggi presentasenya adalah tingkat
SD.
Jaya
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
4%
33%
63%
Gambar 4.8 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Nelayan Desa Nanati Jaya
Desa
Nanati Jaya yaitu 0-1 orang dengan presentase 4%, 2-3 orang dengan presentase 33%
dan 3-5 orang dengan presentase 63%, sedangkan 5-10 orang tidak ada.
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
30%
70%
Ketapang yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 30% dan 3-5 orang
Molonggota
0%
30%
70%
Molonggota yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 30% dan 3-5
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
5%
35%
60%
0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 60% dan 3-5 orang dengan
Kabupaten Gorontalo
0%
1%
0%
45%
54%
Molonggota yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 54% dan 3-5
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
43%
57%
Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan di desa
Pasalae yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 43% dan 3-5 orang
oleh kepala keluarga, baik yang ada dalam satu atap (tinggal dalam rumah yang
sama) ataupun yang berada di tempat lain. Jumlah anggota keluarga yang bekerja
Berdasarkan data jumlah tanggungan dalam keluarga dapat dikatakan bahwa semakin
54
banyak tanggungan keluarga maka semakin banyak pula kebutuhan keluarga yang
ada di Desa Nanati jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
21%
4%
75%
rata-rata saling menegur dengan presentase 75%, berjabat tangan dengan presentase
4%, saling berbicara dengan presentase 21% dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat
ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
100%
rata-rata saling menegur dengan presentase 100%, berjabat tangan tidak ada, saling
berbicara tidak ada, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat bahwa proses
0%
100%
rata-rata saling menegur dengan presentase 100%, berjabat tangan tidak ada, saling
berbicara tidak ada, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat bahwa proses
ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
15% 0%
0%
85%
rata-rata saling menegur dengan presentase 85%, berjabat tangan tidak ada, saling
berbicara dengan presentase 15%, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat
ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
19%
9%
72%
rata-rata saling menegur dengan presentase 72%, berjabat tangan dengan presentase
9%, saling berbicara 19%, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat bahwa
ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
11% 0%
7%
82%
rata-rata saling menegur dengan presentase 82%, berjabat tangan dengan presentase
7%, saling berbicaradengan presentase 11%, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat
Kondisi sosial berdasarkan alat interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di
Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
17%
46%
37%
SimbolHandphoneRadio
59
Gambar 4.20 Alat Interaksi Nelayan Antar Nelayan Desa Nanati Jaya
adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 17% dan yang menggunakan
presentase 46%.
Kondisi sosial berdasarkan alat interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di
Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
25%
45%
30%
SimbolHandphoneRadio
adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 25% dan yang menggunakan
presentase 45%.
60
Kondisi sosial berdasarkan alat Interaksi antar masyarakat nelayan yang ada
di
10%
20%
70%
SimbolHandphoneRadio
adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 20% dan yang menggunakan
presentase 10%.
Kondisi sosial berdasarkan alat Interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di
Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
5%
50%
45%
SimbolHandphoneRadio
Gambar 4.23 Alat Interaksi Nelayan Antar Nelayan Desa Gentuma
presentase 50%.
Kondisi sosial berdasarkan alat interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di
Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
28%
49%
23%
SimbolHandphoneRadio
adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 28% dan yang menggunakan
presentase 49%.
ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
16%
52%
32%
SimbolHandphoneRadio
adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 16% dan yang menggunakan
presentase 52%.
63
5) Penyebab Konflik
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
38%
62%
presentase 38%
, dan konflik karna pembagian tidak ada sedangkan salah paham tidak ada.
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
40%
50%
10%
presentase 50% , dan konflik karna pembagian dengan presentase 10% sedangkan
30% 30%
10%
30%
presentase 10%
, dan konflik karna pembagian dengan presentase 30% sedangkan salah paham
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
50% 50%
presentase 50%
, dan konflik karna pembagian dengan presentase 0% sedangkan salah paham dengan
presentase 0%.
66
31%
45%
15%
9%
presentase 15%
, dan konflik karna pembagian dengan presentase 9% sedangkan salah paham dengan
presentase 45%.
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
31%
44%
7%
18%
presentase 18%
, dan konflik karna pembagian dengan presentase 7% sedangkan salah paham dengan
presentase 44%.
di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
13%12%
4%
71%
percaya dengan presentase 12%, setia kawan dengan presentase 4%, dan yang satu
9%
0%
27%
64%
percaya dengan presentase 9%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu
0%
30%
70%
percaya dengan presentase 0%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu
di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
0%
40%
60%
percaya dengan presentase 0%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu
11%
22% 0%
67%
percaya dengan presentase 11%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu
di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
12%
9%
13%
66%
percaya dengan presentase 12%, setia kawan dengan presentase 9%, dan yang satu
yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
17%
83%
kerja sama dengan presentase 83%, sedangkan gotong royong dengan presentase
17%.
yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
5%
95%
kerja sama dengan presentase 95%, sedangkan gotong royong dengan presentase 5%.
yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
30%
70%
kerja sama dengan presentase 70%, sedangkan gotong royong dengan presentase
30%.
yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
95%
kerja sama dengan presentase 95%, sedangkan gotong royong dengan presentase 5%.
74
yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
8%
92%
kerja sama dengan presentase 92%, sedangkan gotong royong dengan presentase 8%.
yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
7%
93%
kerja sama dengan presentase 93%, sedangkan gotong royong dengan presentase 7%.
ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
25%
42%
33%
RendahSedangTinggi
76
dengan presentase 33% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 42%.
ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
20%
25%
55%
RendahSedangTinggi
dengan presentase 55% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 25%.
20%
30%
50%
RendahSedangTinggi
Gambar 4.46 Pendapatan Pokok Desa Molonggota
dengan presentase 50% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 30%.
ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
25% 25%
50%
RendahSedangTinggi
dengan presentase 50% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 25%.
ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
23%
37%
40%
RendahSedangTinggi
dengan presentase 40% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 37%.
ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
18% 16%
66%
RendahSedangTinggi
dengan presentase 66% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 18%.
yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
46%
54%
AdaTidak
dengan presentase 54% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan
presentase 46%.
yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
45%
55%
AdaTidak
dengan presentase 45% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan
presentase 55%.
yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
40%
60%
AdaTidak
dengan presentase 40% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan
presentase 60%.
yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
45%
55%
AdaTidak
Gambar 4.53 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma
82
dengan presentase 55% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan
presentase 45%.
yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
48%
52%
AdaTidak
dengan presentase 52% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan
presentase 48%.
yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
49% 51%
AdaTidak
dengan presentase 51% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan
presentase 49%.
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
100%
RendahSedangTinggi
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
100%
RendahSedangTinggi
Gambar 4.57 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam
0%
100%
RendahSedangTinggi
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
100%
RendahSedangTinggi
3%0%
97%
RendahSedangTinggi
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
3%0%
97%
RendahSedangTinggi
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
18%
36%
46%
adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 18%, pekerjaan sampingan dengan
presentase 46%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 36%
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0% 14%
29%
57%
adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 14%, pekerjaan sampingan dengan
presentase 57%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 29%
0%
20%
60% 20%
adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 20%, pekerjaan sampingan dengan
presentase 20%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 60%
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
5%0%4%
91%
adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 4%, pekerjaan sampingan dengan
presentase 91%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 5% dan
13% 0%6%
81%
adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 6%, pekerjaan sampingan dengan
presentase 81%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 13%
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
13% 0%10%
77%
adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 10%, pekerjaan sampingan dengan
presentase 77%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 13%
masyarakat
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
17%
83%
RendahSedangTinggi
yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 83%, pengeluaran nelayan dalam
kategori sedang dengan presentase 17%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi
masyarakat
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
100%
RendahSedangTinggi
yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 100%, pengeluaran nelayan dalam
kategori sedang tidak ada, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi yaitu tidak ada.
masyarakat
0%
30%
70%
RendahSedangTinggi
yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 30%, pengeluaran nelayan dalam
kategori sedang dengan presentase 70%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi
masyarakat
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
100%
RendahSedangTinggi
yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 100%, pengeluaran nelayan dalam
kategori sedang tidak ada, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi yaitu tidak ada.
masyarakat
0%
23%
77%
RendahSedangTinggi
yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 77%, pengeluaran nelayan dalam
kategori sedang dengan presentase 23%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi
masyarakat nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
82%
RendahSedangTinggi
96
yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 82%, pengeluaran nelayan dalam
kategori sedang dengan presentase 18%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi
yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
4%
8%
88%
dengan presentase 88%, semi permanen dengan presentase 8%, sedangkan non
yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
11% 17%
72%
dengan presentase 17%, semi permanen dengan presentase 72%, sedangkan non
yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
30% 30%
40%
dengan presentase 30%, semi permanen dengan presentase 40%, sedangkan non
yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
10%
20%
70%
dengan presentase 70%, semi permanen dengan presentase 20%, sedangkan non
yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
9%
49%
42%
dengan presentase 49%, semi permanen dengan presentase 42%, sedangkan non
yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
8%
30%
62%
dengan presentase 62%, semi permanen dengan presentase 30%, sedangkan non
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
4%
21%
75%
Gambar 4.80 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling
banyak adalah tanah warisan dengan presentase 21%, dan milik sendiri dengan
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
5%
50%
45%
Gambar 4.81 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling
banyak adalah tanah warisan dengan presentase 50%, dan milik sendiri dengan
10%
40%
50%
Gambar 4.82 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling
banyak adalah tanah warisan dengan presentase 40%, dan milik sendiri dengan
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
30%
70%
Gambar 4.83 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling
banyak adalah tanah warisan dengan presentase 30%, dan milik sendiri dengan
0%
26%
74%
Gambar 4.84 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling
banyak adalah tanah warisan dengan presentase 74%, dan milik sendiri dengan
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
43%
57%
Gambar 4.85 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling
banyak adalah tanah warisan dengan presentase 57%, dan milik sendiri dengan
masyarakat nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya
17%
83%
YaTidak
kendaraan dengan presentase 83%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan
presentase 17%.
0%
100%
YaTidak
kendaraan dengan presentase 100%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan 0%.
50% 50%
YaTidak
kendaraan dengan presentase 50%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan
presentase 50%.
0%
100%
YaTidak
kendaraan dengan presentase 100%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan 0%.
23%
77%
YaTidak
Gambar 4.90 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa dumolodo
kendaraan dengan presentase 23%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan
presentase 77%.
masyarakat nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
18%
82%
YaTidak
Gambar 4.91 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Pasalae
kendaraan dengan presentase 18%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan
presentase 82%.
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
17%
83%
MobilBentorasepeda MotorSepeda
mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 17%, dan yang memiliki
kendaraan sepeda motor dengan presentase 83%. Sepeda dengan presentase 0%.
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
50% 50%
MobilBentorasepeda MotorSepeda
mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 50%, dan yang memiliki
kendaraan sepeda motor dengan presentase 50%. Sepeda dengan presentase 0%.
0%
25%
75%
MobilBentorasepeda MotorSepeda
Gambar 4.94 Jenis Kendaraan Nelayan Desa Molonggota
mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 25%, dan yang memiliki
kendaraan sepeda motor dengan presentase 75%. Sepeda dengan presentase 0%.
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
73%
MobilBentorasepeda MotorSepeda
11
mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 27%, dan yang memiliki
kendaraan sepeda motor dengan presentase 73%. Sepeda dengan presentase 0%.
0%
19%
81%
MobilBentorasepeda MotorSepeda
mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 19%, dan yang memiliki
kendaraan sepeda motor dengan presentase 81%. Sepeda dengan presentase 0%.
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
21%
79%
MobilBentorasepeda MotorSepeda
mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 21%, dan yang memiliki
kendaraan sepeda motor dengan presentase 79%. Sepeda dengan presentase 0%.
17) Kesejahteraan
nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten
0%
100%
GasListrikKayuMinyak Tanah
Gambar 4.98 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Nanati Jaya
11
Gambar 4.98 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan nelayan
yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan listrik
tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak tanah
tidak ada.
nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
100%
GasListrikKayuMinyak Tanah
Gambar 4.99 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan nelayan
yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan listrik
tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak tanah
tidak ada.
11
0%
100%
GasListrikKayuMinyak Tanah
nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan
listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak
nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%5%
95%
GasListrikKayuMinyak Tanah
nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 95%, menggunakan
listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak
02%%
98%
GasListrikKayuMinyak Tanah
nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 98%, menggunakan
listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak
nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo
0%
100%
GasListrikKayuMinyak Tanah
nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan
listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak
ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
100%
sumber penerangan listrik dengan presentase 100% , yang menggunakan genset surya
tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.
ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
100%
sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya
tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.
0%
100%
sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya
tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.
ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
100%
sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya
tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.
ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
100%
sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya
tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.
ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
100%
sumber penerangan listrik dengan presentase 100% , yang menggunakan genset surya
tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.
Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat
0%
25%
75%
nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 75%, dan yang mnggunakan sumur
gali/bor dengan presentase 25% , sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak
ada
Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
0%
15%
85%
nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 85%, dan yang mnggunakan sumur
gali/bor dengan presentase 15%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak
ada
0%
40%
60%
nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 60%, dan yang mnggunakan sumur
gali/bor dengan presentase 40%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak
ada
Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
0%
35%
65%
nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 65%, dan yang mnggunakan sumur
gali/bor dengan presentase 35%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak
ada
Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
14% 0%
86%
nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 86%, dan yang mnggunakan sumur
gali/bor dengan presentase 14%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak
ada
Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat
0%
18%
82%
nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 75%, dan yang mnggunakan sumur
gali/bor dengan presentase 25%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak
ada. Tabel 4.1 Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma
Raya
4.3 Pembahasan
Raya Kabupaten Gorontalo Utara, bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan Gentuma
Raya dapat diketahui dari hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang
ditunjukkan dari karakteristik nelayan menyangkut sifat dan ciri-ciri khusus yang
dimiliki oleh para nelayan. Karakteristik didapat dari hasil wawancara menggunakan
Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan jika dilihat dari ruang lingkup
menonjol antara makhluk hidup dan lingkungannya atau interaksi antara organisme
sehingga manusia dan kegiatan manusia selalu menjadi fokus analisis dalam
ekonomi dan kulturalnya. Seperti hubungan nelayan dengan alam (laut) yang
tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan laut karena dilautlah nelayan bekerja untuk
lingkungan alam dan dengan kata lain mayoritas aktivitas-aktivitas nelayan dilakukan
memfokuskan pada perilaku nelayan baik itu perilaku sosial maupun perilaku
ekonomi. Perilaku sosial dalam penelitian ini seperti interaksi, solidaritas, pendidikan,
hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi
nelayan di Kecamatan Gentuma Raya jika dilihat dari indikator yang ada, baik itu
tamatan SD jika dilihat dari tingkat pendidikan masih dalam kategori rendah,
tangkap. Berdasarkan data yang didapat bahwa pekerjaan sebagai nelayan tidak
keterampilan menangkap ikan dapat diperoleh dari proses sosialisasi dan akulturasi
nelayan merupakan anggota keluarga yang dibiayai oleh kepala keluarga, baik yang
ada dalam satu atap (tinggal dalam rumah yang sama) ataupun yang berada di tempat
lain. Jumlah anggota keluarga yang bekerja sebagai nelayan (responden) dapat
masyarakat nelayan sangat penting karena interaksi sosial merupakan syarat utama
antara perorangan dan kelompok nelayan. Apabila dua orang atau lebih telah
bertemu maka disitulah terjadi proses interaksi. Alat interaksi nelayan selama dilaut
dengan masyarakat lain akan membentuk suatu pola kehidupan yang dinamis.
Bentuk-bentuk interaksi yang ada di darat akan bedah dengan bentuk interaksi
menggunakan simbol dimana simbol yang dimaksud disini adalah ketika nelayan
sedang berada dilautan maka dia akan menyalakan lampu atau obor jadi nelayan yang
ada di tempat yang berbeda akan tahu bahwa di tempat itu ada nelayan juga, alat
memebantu para nelayan yang dinamakan interaksi secara tidak langsung. Kemudian
alat interaksi lain yang digunakan dilaut adalah menggunakan radio dan handphone.
perbedaan pendapat. Solidaritas antar masyarakat nelayan rata-rata karna satu tujua
mereka pergi ke laut bersama-sama dengan teman kelompoknya, bentuk kerja sama
ini data terlihat saat pembagian tugas dalam proses penangkapan ikan.
kehidupan nelayan. Tidak semua nelayan memiliki pendapatan sampingan dan hanya
sebagian saja, nelayan yang memiliki pendapatan sampingan rata-rata masih tingkat
rata dari pekerjaan sampingan nelayan, pengeluaran nelayan atau konsumsi rumah
tangga nelayan rata-rata masih kategori rendah, indikator kepemilikan aset dapat
diukur dengan indikator jenis tempat tinggal rata-rata rumah permanen, kepemilikan
tanah rata-rata tanah warisan dan kepemilikan kendaraan, tidak semua masyarakat
nelayan memiliki kendaraan hanya sebagian saja dan rata-rata nelayan memiliki jenis
kendaraan sepeda motor, kesejahteraan dapat diukur dengan jenis bahan bakar rata-
rata menggunakan gas, sumber penerangan rata-rata menggunakan listrik dan sumber
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
di Kecamatan Gentuma Raya dari enam desa (Desa Nanati Jaya, Desa Ketapang,
Desa Molonggota, Desa Gentuma, Desa Dumolodo dan Desa Pasalae) maka kondisi
sosial nelayan dapat dilihat dali tingkat pendidikan nelayan rata-rata tamatan SD,
Jumlah tanggungan dalam keluarga rata-rata 3-5 orang, proses interaksi nelayan rata-
rata saling menegur, alat interaksi nelayan selama dilaut rata-rata menggunakan
satu tujuan yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bentuk
Sedangkan kondisi ekonomi nelayan yaitu Pendapatan pokok nelayan rata-rata dalam
tingkat pendapatan rendah, pengeluaran nelayan atau konsumsi rumah tangga nelayan
rata-rata masih kategori rendah, indikator kepemilikan aset dapat diukur dengan
indikator jenis tempat tinggal rata-rata rumah permanen, kepemilikan tanah rata-rata
tanah warisan dan kepemilikan kendaraan, rata-rata nelayan memiliki jenis kendaraan
sepeda motor, kesejahteraan dapat diukur dengan jenis bahan bakar rata-rata
menggunakan gas, sumber penerangan rata-rata menggunakan listrik dan sumber air
5.1 Saran
yang taraf ekonominya masih dibawa dan dapat memberikan bantuan secara
merata kepada masyarakat nelayan yang masih tergolong lemah dari segi
ekonomi
Diharapkan untuk masyarakat lebih terbuka menerima saran dari luar yang
Dokumentasi
A. Identitas Diri
Sulawesi Tenggara.
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah formal
2012-2015.
Gorontalo
Pendidikan Geografi
Gorontalo