Anda di halaman 1dari 199

i

KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI


KECAMATAN GENTUMA RAYA KABUPATEN GORONTALO UTARA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian


Seminar Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
S1 di Universitas Negeri Gorontalo

Oleh

EVI SUKARTI
451 415 031

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2020

i
i

i
i

i
i

i
i

v
i

ABSTRAK

Evi Sukarti, 2019. Kajian tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di
Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara, Program Studi S1 Pendidikan
Geografi, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing 1 Dr. Fitryane
Lihawa, M.Si dan pembimbing 2 Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan
di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara. Variabel dalam penelitian
ini yaitu sosial ekonomi masyarakat nelayan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
408 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan nilai
toleransi 5%. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 202 responden yang
terdistribusi secara random sampling pada masyarakat yang ada di Kecamatan
Gentuma Raya. Tehnik pengumpulan data melalui wawancara. Instrumen yang
digunakan yaitu indikator kondisi sosial ekonomi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatatif. hal ini dapat dilihat dari beberapa
aspek. a) Aspek sosial: Tingkat pendidikan nelayan rata-rata tamatan SD, jumlah
tanggungan dalam keluarga rata-rata 3-5 orang, proses interaksi nelayan rata-rata
saling menegur, alat interaksi nelayan selama dilaut rata-rata menggunakan radio,
konflik antar nelayan rata-rata mengatakan pernah berkonflik yang disebabkan
perbedaan pendapat. Solidaritas antar masyarakat nelayan rata-rata karena satu tujuan
yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bentuk solidaritas
nelayan rata-rata selalu kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. b) Aspek ekonomi
masyarakat nelayan dapat dilihat dari pendapatan pokok nelayan rata-rata dalam
kategori sedang, nelayan yang memiliki pendapatan sampingan rata-rata masih
tingkat pendapatan kategori rendah, pengeluaran nelayan atau konsumsi rumah
tangga nelayan rata-rata masih kategori rendah, indikator kepemilikan aset dapat
diukur dengan indikator jenis tempat tinggal rata-rata rumah permanen, kepemilikan
tanah rata-rata tanah warisan dan kepemilikan kendaraan, rata-rata nelayan memiliki
jenis kendaraan sepeda motor, kesejahteraan dapat diukur dengan jenis bahan bakar
rata-rata menggunakangas, sumber penerangan rata-rata menggunakan listrik dan
sumber air rata-rata dari PDAM.

Kata Kunci : Sosial, Ekonomi, Masyarakat Nelayan

i
i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-baqarah 216)”

SEMAKIN LAMA MENUNDA SUATU

PEKERJAAN MAKA SEMAKIN LAMA PULA

HIDUP DALAM PENDERITAAN.

“mulailah dari sekarang entah apapun itu, semakin cepat memulai semakin cepat pula
selesai” (Evi Sukarti)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk kedua orangtuaku Bapak (Laode Sene) dan
Ibuku (Waode Husnia) Tercinta yang telah mendukungku, memberi motivasi dalam segala
hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin ku balas dengan
apapun.
Serta kakak-kakakku Rifan, Lili, kakak iparku (Tia) dan adik-adikku Kardin, Tiara serta
ponakanku Zaskia yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi serta ucapan terimakasih
kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberi semangat selama dalam
perkuliahan.

ALMAMATERKU TERCINTA

UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO

KAMPUS PERADABAN TEMPATKU MENIMBA ILMU


i
ii
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah- Nya yang tak pernah henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kecamatan

Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara”. Skripsi ini di buat sebagai bagian dari

kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikan akhir studi didalam upaya memenuhi

persyaratan akademisi dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan di Universitas

Negeri Gorontalo khususnya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

pada tahun 2020.

Penulis menyadari bahwa, selama penyusunan skripsi ini banyak hambatan

dan kesulitan dihadapi baik sejak persiapan sampai dengan penyelesaian.

Keberhasilan penulis dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati,

penulis mengucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Dr. Fitryane Lihawa, M.Si

selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd. selaku pembimbing dua

yang telah banyak memberikan masukkan ilmu, waktu dan pengarahan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

iii
i

Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada yang terhormat

1. Dr. Eduart Wolok, S.T, M.T selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo

2. Prof. Dr. Astin Lukum M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo.

3. Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi

Kebumian dan Daud Yusuf S.Kom M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu dan

Teknologi Kebumian.

4. Dr. Eng. Sri Maryati, S.Si Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

5. Rusiyah, S.Pd. M.Sc Selaku Penasehat Akademik.

6. Seluruh Staf Dosen dilingkungan Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian

Universitas Negeri Gorontalo yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian studi.

7. Dr. Sci. Yayu Indriati Arifin M.Si selaku Pembimbing PPL 1 dan PPL II

8. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Tapa serta staf dewan guru dan staf tata usaha

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan pada kegiatan PPL II,

terutama Drs. Suraga Tontoli selaku guru pamong.

9. Keluargaku yang tercinta yang telah memberikan doa, semangat, motivasi

serta arahan dalam menyelesaikan studi.

10. Untuk teman-teman geografi Angkatan 2015 yang selalu memberikan

motivasi selama penyelesaian studi untuk Riska, Endang, Andi, Indri, Sarjon,

Erwin, Ayu, Yola, Amaliya, Irwan, Mufli, Kasim, dll.

iv
i

11. Untuk senior-senior geografi kak Sabri, Kak Farjun, kak Sil, dll.

12. Untuk teman-teman Paguyuban Elin, Riska, Arin, Susi, Igo, Widin, Sarina,

Chen, Fardin, Fei, Sahrun, Johar. Dll

13. Untuk teman-teman kontrakan Kak Wahid, kak Bayu, Kak sukma, kak Ebet,

kak Gawu, kak Ismin, Hambali, Riana, Nurti, Muli.

Tiada kata yang paling mulia yang patut di ucapkan selain kata Alhamdulillah dan

teimakasih yang sebesar-besarnya semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

Gorontalo, Januari 2020

EVI SUKARTI

v
i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................


SURAT PERNYATAAN ....................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................
ABSTRAK............................................................................................................i
MOTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Deskripsi Umum Masyarakat Nelayan......................................................5
2.2 Kondisi Sosial Ekonomi............................................................................10
2.3 Pendekatan Geografi.................................................................................25
2.4 Penelitian Yang Relevan...........................................................................30
2.5 Kerangka Berpikir.....................................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................35
3.1 Waktu Dan lokasi Penelitian.....................................................................35
3.2 Populasi Dan Sampel.................................................................................38
3.3 Sumber Data..............................................................................................39
3.4 Desain Penelitian.......................................................................................40
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................41
3.6 Teknik Analisis Data.................................................................................41

vi
v

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................42


4.1 Gambaran umum lokasi penelitian............................................................42
4.2 Hasil penelitian..........................................................................................44
4.3 Pembahasan...............................................................................................137
BAB V PENUTUP...............................................................................................142
5.1 Kesimpulan................................................................................................142
5.2 Saran..........................................................................................................143
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.............................................................................29


Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian.......................................................................30
Gambar 3.2 Desain Penelitian...............................................................................35
Gambar 4.1 Peta Distribusi Sampel.......................................................................42
Gambar 4.2 Tingkat Pendidikan nelayan Desa Nanati Jaya..................................45
Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan nelayan Ketapang..............................................46
Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan nelayan Desa Molonggota.................................46
Gambar 4.5 Tingkat Pendidikan nelayan Desa Gentuma......................................47
Gambar 4.6 Tingkat Pendidikan nelayan Desa Dumolodo...................................48
Gambar 4.7 Tingkat Pendidikan nelayan Desa Pasalae........................................49
Gambar 4.8 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Desa Nanati Jaya...................50
Gambar 4.9 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Desa Ketapang......................50
Gambar 4.10 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Desa Molonggota................51
Gambar 4.11 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Desa Gentuma.....................52
Gambar 4.12 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Desa Dumolodo..................52
Gambar 4.13 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Desa Pasalae.......................53
Gambar 4.14 Proses Interaksi nelayan Desa Nanati Jaya.....................................54
Gambar 4.15 Proses Interaksi nelayan Desa Ketapang.........................................55
Gambar 4.16 Proses Interaksi nelayan Desa Molonggota.....................................55
Gambar 4.17 Proses Interaksi nelayan Desa Gentuma..........................................56
Gambar 4.18 Proses Interaksi nelayan Desa Dumolodo.......................................57
Gambar 4.19 Proses Interaksi nelayan Desa Pasalae............................................58
Gambar 4.20 Alat Interaksi Desa Nanati Jaya.......................................................58
Gambar 4.21 Alat Interaksi Desa Ketapang..........................................................59
Gambar 4.22 Alat Interaksi Desa Molonggota......................................................60
Gambar 4.23 Alat Interaksi Desa Gentuma...........................................................61

viii
v

Gambar 4.24 Alat Interaksi Desa Dumolodo........................................................61


Gambar 4.25 Alat Interaksi Desa Pasalae.............................................................62
Gambar 4.26 Konflik Nelayan Desa Nanati Jaya..................................................63
Gambar 4.27 Konflik Nelayan Desa Ketapang.....................................................64
Gambar 4.28 Konflik Nelayan Desa Molonggota.................................................64
Gambar 4.29 Konflik Nelayan Desa Gentuma......................................................65
Gambar 4.30 Konflik Nelayan Desa Dumolodo...................................................66
Gambar 4.31 Konflik Nelayan Desa Pasalae........................................................67
Gambar 4.32 Unsur Solidaritas nelayan Desa Nanati Jaya...................................67
Gambar 4.33 Unsur Solidaritas nelayan Desa Ketapang.......................................68
Gambar 4.34 Unsur Solidaritas nelayan Desa Molonggota..................................69
Gambar 4.35 Unsur Solidaritas nelayan Desa Gentuma.......................................69
Gambar 4.36 Unsur Solidaritas nelayan Desa Dumolodo.....................................70
Gambar 4.37 Unsur Solidaritas nelayan Desa Pasalae..........................................71
Gambar 4.38 Bentuk Solidaritas nelayan Desa Nanati Jaya.................................71
Gambar 4.39 Bentuk Solidaritas nelayan Desa Ketapang.....................................72
Gambar 4.40 Bentuk Solidaritas nelayan Desa Molonggota.................................73
Gambar 4.41 Bentuk Solidaritas nelayan Desa Gentuma.....................................73
Gambar 4.42 Bentuk Solidaritas nelayan Desa Dumolodo...................................74
Gambar 4.43 Bentuk Solidaritas nelayan Desa Pasalae........................................75
Gambar 4.44 Pendapatan Pokok Nelayan Desa Nanati Jaya................................75
Gambar 4.45 Pendapatan Pokok Nelayan Desa Ketapang....................................76
Gambar 4.46 Pendapatan Pokok Nelayan Desa Molonggota................................77
Gambar 4.47 Pendapatan Pokok Nelayan Desa Gentuma.....................................77
Gambar 4.48 Pendapatan Pokok Nelayan Desa Dumolodo..................................78
Gambar 4.49 Pendapatan Pokok Nelayan Desa Pasalae.......................................79
Gambar 4.50 Pendapatan Sampingan nelayan Desa Nanati Jaya..........................79
Gambar 4.51 Pendapatan Sampingan nelayan Desa Ketapang.............................80
Gambar 4.52 Pendapatan Sampingan nelayan Desa Molonggota.........................81

ix
x

Gambar 4.53 Pendapatan Sampingan nelayan Desa Gentuma..............................81


Gambar 4.54 Pendapatan Sampingan nelayan Desa Dumolodo...........................82
Gambar 4.56 Pendapatan Sampingan nelayan Desa Pasalae................................83
Gambar 4.57 Hasil Pendapatan Sampingan nelayan Desa Nanati Jaya................83
Gambar 4.58 Hasil Pendapatan Sampingan nelayan Desa Ketapang....................84
Gambar 4.59 Hasil Pendapatan Sampingan nelayan Desa Molonggota...............85
Gambar 4.60 Hasil Pendapatan Sampingan nelayan Desa Gentuma....................85
Gambar 4.61 Hasil Pendapatan Sampingan nelayan Desa Dumolodo..................86
Gambar 4.62 Hasil Pendapatan Sampingan nelayan Desa Pasalae.......................87
Gambar 4.63 Sumber Pendapatan Sampingan nelayan Desa Nanati Jaya............88
Gambar 4.64 Sumber Pendapatan Sampingan nelayan Desa Ketapang................89
Gambar 4.65 Sumber Pendapatan Sampingan nelayan Desa Molonggota...........90
Gambar 4.66 Sumber Pendapatan Sampingan nelayan Desa Gentuma................90
Gambar 4.67 Sumber Pendapatan Sampingan nelayan Desa Dumolodo..............91
Gambar 4.68 Sumber Pendapatan Sampingan nelayan Desa Pasalae...................92
Gambar 4.69 Pengeluaran nelayan Desa Nanati Jaya...........................................93
Gambar 4.70 Pengeluaran nelayan Desa Ketapang...............................................93
Gambar 4.71 Pengeluaran nelayan Desa Molonggota..........................................94
Gambar 4.72 Pengeluaran nelayan Desa Gentuma...............................................95
Gambar 4.73 Pengeluaran nelayan Desa Dumolodo.............................................95
Gambar 4.74 Pengeluaran nelayan Desa Pasalae..................................................96
Gambar 4.75 Jenis Tempat Tinggal nelayan Desa Nanati Jaya............................97
Gambar 4.76 Jenis Tempat Tinggal nelayan Desa Ketapang................................98
Gambar 4.77 Jenis Tempat Tinggal nelayan Desa Molonggota............................98
Gambar 4.78 Jenis Tempat Tinggal nelayan Desa Gentuma................................99
Gambar 4.79 Jenis Tempat Tinggal nelayan Desa Dumolodo..............................100
Gambar 4.80 Jenis Tempat Tinggal nelayan Desa Pasalae...................................101
Gambar 4.81 Status Tanah nelayan Desa Nanati Jaya..........................................101
Gambar 4.82 Status Tanah nelayan Desa Ketapang..............................................102

x
x

Gambar 4.83 Status Tanah nelayan Desa Molonggota.........................................102


Gambar 4.84 Status Tanah nelayan Desa Gentuma..............................................103
Gambar 4.85 Status Tanah nelayan Desa Dumolodo............................................103
Gambar 4.86 Status Tanah nelayan Desa Pasalae.................................................104
Gambar 4.87 Kepemilikan Kendaraan nelayan Desa Nanati Jaya........................104
Gambar 4.88 Kepemilikan Kendaraan nelayan Desa Ketapang...........................105
Gambar 4.89 Kepemilikan Kendaraan nelayan Desa Molonggota.......................106
Gambar 4.90 Kepemilikan Kendaraan nelayan Desa Gentuma............................106
Gambar 4.91 Kepemilikan Kendaraan nelayan Desa Dumolodo..........................107
Gambar 4.92 Kepemilikan Kendaraan nelayan Desa Pasalae...............................108
Gambar 4.93Jenis Kendaraan nelayan Desa Nanati Jaya......................................108
Gambar 4.94 Jenis Kendaraan nelayan Desa Ketapang........................................109
Gambar 4.95 Jenis Kendaraan nelayan Desa Molonggota....................................110
Gambar 4.96 Jenis Kendaraan nelayan Desa Gentuma.........................................110
Gambar 4.97 Jenis Kendaraan nelayan Desa Dumolodo......................................111
Gambar 4.98 Jenis Kendaraan nelayan Desa Pasalae...........................................112
Gambar 4.99 Jenis Bahan Bakar nelayan Desa Nanati Jaya.................................112
Gambar 4.100 Jenis Bahan Bakar nelayan Desa Ketapang...................................113
Gambar 4.101 Jenis Bahan Bakar nelayan Desa Molonggota..............................114
Gambar 4.102 Jenis Bahan Bakar nelayan Desa Gentuma...................................115
Gambar 4.103 Jenis Bahan Bakar nelayan Desa Dumolodo.................................115
Gambar 4.104 Jenis Bahan Bakar nelayan Desa Pasalae......................................116
Gambar 4.105 Sumber Penerangan nelayan Desa Nanati Jaya.............................117
Gambar 4.106 Sumber Penerangan nelayan Desa Ketapang................................118
Gambar 4.107 Sumber Penerangan nelayan Desa Molonggota............................118
Gambar 4.108 Sumber Penerangan nelayan Desa Gentuma.................................119
Gambar 4.109 Sumber Penerangan nelayan Desa Dumolodo...............................120
Gambar 4.110 Sumber Penerangan nelayan DesaPasalae.....................................120
Gambar 4.111 Sumber Air nelayan Desa Nanati Jaya..........................................121

xi
x

Gambar 4.112 Sumber Air nelayan Desa Ketapang..............................................122


Gambar 4.113 Sumber Air nelayan Desa Molonggota.........................................122
Gambar 4.114 Sumber Air nelayan Desa Gentuma..............................................123
Gambar 4.115 Sumber Air nelayan Desa Dumolodo............................................124
Gambar 4.116 Sumber Air nelayan Desa Pasalae.................................................124

xii
x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Indikator......................................................................................25


Tabel 3.2 Populasi dan sampel..............................................................................38
Tabel 4.1 kondisi sosial ekonomi nelayan di Kecamatan Gentuma Raya.............125

xiii
x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah lautan dan pesisir adalah salah satu ekosistem yang sangat produktif

dan dinamis yang mempunyai peran penting untuk keberlangsungan hidup manusia

(human survival). The Millenium Ecosystem Assesment (MEA) menyatakan bahwa

wilayah pesisir mempunyai peranan penting untuk kelangsungan hidup manusia yaitu

dalam penyediaan bahan makanan, udara, air, pengaturan erosi dan iklim, nilai-nilai

spiritual dan rekreasi serta pembentukan tanah dan produksi primer. (Triyanti,

2017:220).

Pesisir Indonesia sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan yang

didapatkan secara turun temurun dari nenek moyangnya. Karakteristik masyarakat

nelayan terbentuk mengikuti sifat yang dinamis sesuai dengan sumber daya yang

digarapnya. Sehingga untuk memperoleh hasil yang maksimal nelayan harus

berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain. Selain itu, resiko usaha yang tinggi

menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang sangat keras yang

diliputi ketidakpastian dan hasil yang tidak menentu dalam menjalankan profesinya.

(Wasak, 2012:1322)

Ciri khas wilayah pesisir jika ditinjau dari aspek biofisik wilayah, ruang

pesisir dan laut serta sumber daya yang terkandung didalamnya bersifat khas

sehingga adanya intervensi manusia pada wilayah tersebut, sehingga dapat

mengakibatkan perubahan
x
1
2

yang signifikan seperti halnya merupakan proses pertemuan antara air asin dan air

tawar, bentang alam yang sulit diubah. Sebagian besar wilayah indonesia terdiri dari

lautan dan memiliki potensi kelautan yang cukup besar, dengan potensi yang dimiliki

tersebut seharusnya dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan yang

menggantungkan hidupnya pada potensi laut, akan tetapi kenyataanya kehidupan

masyarakat nelayan senantiasa dilanda kemiskinan, bahkan kehidupan nelayan sering

diidentikan dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Masyarakat pesisir (nelayan)

merupakan masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya laut dan pesisir.

Kelompok pekerja nelayan dapat terbagi-bagi berdasarkan spesialisasi

kemampuan kerja, diantaranya ponggawa (seseorang yang berugas sebagai pimpinan

dalam kapal yang berani bertanggug jawab dari keberangkatan sampai kembalinya

kapal di pelabuhan), orang rakit (seseorang yang bertugas menyelam), orang mesin,

orang takal, dan masa nae. Pembagian kerja nelayan tersebut menentukan kualitas

pendapatan dari hasil penengkapan dalam kurun waktu tertentu, artinya masing-

masing dari nelayan tersebut memiliki perolehan upah yang berbeda-beda tergantung

spesialisasi dari pekerjaan mereka. Jika dilihat dari kualifikasi jabatan dalam kapal

maka jabatan yang memiliki upah tertinggi adalah pertama, ponggawa, selanjutnya

petugas mesin, ketiga, petugas penyelam, petugas takal, dan yang terakhir masa nae.

Sehingga untuk menentukan besaran pendapatan serta kualitan untuk peningkatan

ekonomi ditentukan dengan spesialisasi jabatan dalam kapal. Fenomena aktifitas

nelayan di Kecamatan Gentuma Raya, waktu keberangkatan nelayan tidak menentu


3

tergantung panggilan dari ponggawa, dan paling lama waktu di lautan kurang lebih

satu minggu terhitung dari waktu keberangkatan. Namun, jika kondisi cuaca sedang

memburuk, keberangkatanpun bisa dibatalkan meski sudah kurang dari setengah

perjalanan menuju rakit. Ketika kapal kembali kepelangan dengan hasil

tangkapannya, kemudian kapasitas pemilik kapal untuk mengontrol dan memasarkan

hasil tangkapan. Kemudian para nelayan dapat menjualkan ikan yang mereka

dapatkan selama beberapa hari dilautan baik berasal dari hasil pancingan sendiri

maupun dari pembagian hasil tangkapan kapal itu sendiri.

Selain masalah kemiskinan nelayan juga memiliki kendala-kendala lain yang

menyebabkan kondisi sosial ekonominya lemah seperti halnya dengan masyarakat

nelayan di Kecamatan Gentuma Raya bahwa menjadi nelayan merupakan salah satu

pekerjaan yang sebagian besar digeluti oleh masyarakatnya. Kualitas ikan tangkapan

juga di tentukan oleh cuaca, ketika cuaca buruk maka hasil tangkapan ikan nelayan

juga menurun. Masalah utama yang dihadapi para nelayan adalah rusaknya kapal,

rusaknya alat tangkap, musim yang tidak menentu sehingga berpengaruh besar

terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan.

Berdasarkan uraian diatas mengenai kehidupan masyarakat nelayan di

Kecamatan Gentuma Raya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kecamatan Gentuma

Raya Kabupaten Gorontalo Utara”


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu

Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1) Memberikan pengetahuan serta informasi kepada masyarakat luar tentang

kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara

2) Memberikan informasi kepada pemerintah tentang kondisi sosial ekonomi

masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara.
5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Umum Masyarakat Nelayan

2.1.1 Pengertian Masyarakat

Definisi “masyarakat” sangat beragam. Dalam telaah sosiologi, biasanya

defenisi dibuat berdasarkan dari hasil penelitian ataupun dari pengalaman sehari-hari.

Hendropuspit (dalam Handoyo, 2015:1) mendefinisikan masyarakat sebagai suatu

kesatuan tetap dari orang-orang yang hidup disuatu daerah tertentu dan saling bekerja

sama dalam kelompok-kelompok berdasarkan adat istiadat dan kebudayaan yang

sama untuk mencapai kepentingan hidup bersama. Dengan demikian masyarakat

memiliki ciri-ciri: 1) memiliki kebudayaan yang sama, 2) mengemban fungsi umum,

3) terdiri berdasarkan kelompok heterogen dan fungsional, 4) suatu kesatuan

penduduk, 5) mempunyai wilayah dan batas yang jelas. Masyarakat merupakan suatu

kelompok manusia yang dibawah tekanan serangkaian kebutuhan, dan dibawah

pengaruh seperangkat keyakinan, ideal dan tujuan terlebur dan tersatukan dalam suatu

kesatuan kehidupan bersama. Muthahari (dalam Handoyo, 2015:2). Kunci kalimat

dari definisi tersebut mempunyai makna tentang kehidupan bersama. Yang dimaksud

dalam kehidupan bersama adalah kehidupan yang didalamnya terdapat kelompok-

kelompok manusia yang hidup secara berdampingan disuatu daerah tertentu, saling

berbagi kesedihan dan kesenangan, berbagi identitas serta berbagi iklim.

5
6

Koentjaraningrat (dalam Handoyo, 2015:3) memaknai masyarakat adalah

suatu kesatuan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa

identitas bersama. Dalam definisi tersebut, unsur-unsur pokok yang membentuk

masyarakat adalah interaksi, sistem adat istiadat, dan identitas bersama. Menurut

Syarbani, dkk (2012:145) masyarakat adalah kumpulan sekelompok orang yang

secara intens berinteraksi dan menetap secara bersama dalam waktu yang cukup

panjang. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut sebagai society, merupakan asal

kata dari socius yang mempunyai arti “kawan”. Pengertian society secara umum

menunjuk kepada makna pergaulan antara satu individu dengan individu lain dalam

satu kelompok, dimana mereka hidup secara bersama-sama dalam bentuk

perkawanan. Pergaulan tersebut membentuk jalinan hubungan yang sangat erat dan

saling membutuhkan antar- individu dan kelompok dalam komunitas tersebut.

Kebersamaan dalam lingkungan tempat tinggal merupakan karakteristik yang

senantiasa ada dalam komunitas masyarakat karena hal tersebut merupakan bagian

penting dari kehidupan berkelompok. Menurut Syah (2016:21) Masyarakat

merupakan komunitas yang mendiami wilayah tertentu. Masyarakat ialah kumpulan

dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan berkomunikasi serta memiliki

nilai moral dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan dalam suatu

kehidupannya.
7

2.1.1 Pengertian Nelayan

Nelayan menurut UU perikanan nomor 45 tahun 2009, adalah orang yang

bermata pencaharian sebagai penangkap ikan. Sedangkan nelayan kecil ialah orang

yang bermata pencaharian melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya dalam sehari-hari. Nelayan kecil ini ialah nelayan tradisional yang

menggunakan kapal kecil dengan peralatan penangkapan ikan yang masih sangat

sederhana. Dalam keterbatasan alat tangkap yang masih sederhana membuat nelayan-

nelayan tradisional kesusahan dalam kondisi ekonominya. Selain dari perbedaan

tersebut, masalah perubahan iklim yang tidak menentu akibat pemanasan global saat

ini semakin membuat masyarakat nelayan tradisional semakin kesusahan untuk

menangkap ikan (Ulfa, 2017:43)

Dalam UU Nomor 31 Tahun 2004, nelayan dan nelayan kecil memiliki arti

yang berbeda yaitu nelayan kecil merupakan seseorang yang mata pencahariannya

melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jadi

yang membuat undang-undang mengklasifikasikan berdasarkan besar dan kecilnya

skala penangkapan ikan tetapi dalam penegakkan hukum hanya mengenal istilah

nelayan, tidak membedakan nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan dibagi menjadi

empat tingkatan yang dapat dilihat dari karakteristik hubungan, produksi, teknologi,

orientasi pasar. Keempat tingkatan nelayan tersebut adalah: (Fatmasari, 2014:150)

1) Subsistem atau pemenuhan kebutuhan perindividu. Pada umumnya nelayan

golongan ini masih menggunakan alat tangkap yang sederhana seperti

sampan,
8

dayung, tidak bermotor, menggunakan alat pancing dan masih melibatkan

anggota keluarganya sebagai tenaga kerja utama.

2) Post-peasant fisher dapat ditandai dengan penggunaan teknologi penangkapan

ikan yang lebih maju dibandingkan dengan poin sebelumnya seperti kapal

motor atau perahu motor. Penguasaan sarana perahu motor tersebut semakin

membuka peluang bagi nelayan untuk menangkap ikan di wilayah perairan

yang lebih dalam dan yang lebih jauh memperoleh kelebihan (surplus) dari

hasil tangkapan nelayan karena mempunyai daya tampung dan daya tangkap

yang lebih besar. Pada umunya, nelayan seperti ini masih melakukan

penangkapan ikan di wilayah pesisir saja. Nelayan jenis ini yaitu nelayan

sudah berorientasi di pasar. Sementara itu, tenaga kerja yang digunakan sudah

banyak dan tidak melibatkan anggota keluarga saja

3) Commercial fisher, nelayan jenis adalah sudah berorientasi pada peningkatan

keuntungan dengan skala usaha yang suda besar yang ditandai dengan

semakin banyak jumlah tenaga kerja dengan status yang berbeda-beda dari

buruh hingga manager. Teknologi yang digunakan lebih modern dan

membutuhkan keahlian tersendiri dalam proses pengoperasian kapal maupun

alat tangkap yang digunakan.

4) Industrial fisher, merupakan ciri nelayan yang diorganisasikan dengan cara-

cara yang hampir sama dengan perusahaan-perusahaan di negara maju, modal

yang lebih padat, pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan

perikanan yang sederhana, baik itu untuk pemilik maupun anak buah kapal

dan
9

dapat menghasilkan ikan untuk ikan beku yang berorientasi pada ekspor dan

ikan kaleng.

Menurut Mubyarto (dalam Syah, 2016:26) berdasarkan stratifikasi yang ada

pada masyarakat nelayan, dapat diketahui berbagai tipologi nelayan, yaitu :

1) Nelayan kaya A, merupakan nelayan yang memiliki kapal sehingga dapat

memperkerjakan nelayan lain tanpa dia sendiri harus ikut bekerja.

2) Nelayan kaya B merupakan nelayan yang mempunyai kapal akan tetapi dia

sendiri masih ikut bekerja sebagai anak buah kapal.

3) Nelayan sedang, merupakan nelayan yang kebutuhan hidupnya sudah

terpenuhi dengan penghasilan pokoknya dari bekerja sebagai nelayan, dan

mempunyai perahu tanta harus memperkerjakan tenaga kerja yang bukan

anggota keluarga.

4) Nelayan miskin, adalah nelayan yang mempunyai penghasilan dari perahunya

tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga harus

mempunyai pekerjaan sampingan baik untuk dia sendiri maupun untuk

anggota keluarganya yang lain.

5) Nelayan pandega atau tukang kiteng.

Pada dasarnya kehidupan nelayan sangat bergantung dengan kondisi alam

dimana ada musim yang membuat nelayan-nelayan tradisional tidak bisa melaut

karena disebabkan oleh faktor cuaca seperti angin. Angin sangat mempengaruhi

proses penangkapan ikan bagi nelayan yang masih menggunakan kapal kecil dan

peralatan- peralatan yang masih sederhana.

2.1.2 Masyarakat Nelayan


1

Menurut Syah (2016:2) Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian

masyarakat Indonesia yang hidup dengan memanfaatkan potensi sumber daya

perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat

nelayan mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat

yang tinggal di wilayah daratan. Menurut Suharto (dalam Husen, 2015:2) Masyarakat

nelayan ialah masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pantai yang

menggantungkan kehidupannya di laut, Masalah yang sering muncul pada

masyarakat pesisir adalah masalah yang bersifat tidak menentu sehingga untuk dapat

menyelesaikan suatu masalah dibutuhkan solusi yang mempunyai sudat pandang

secara menyeluruh, bukan solusi secara parsial saja. Menurut Khrisna dkk (2017)

sektor nelayan menempati peranan yang begitu penting pada suatu membangun sosial

ekonomi Negara. Jadi dapat simpulkan bahwa masyarakat nelayan adalah

sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah yang bekerja sebagai penangkap

ikan.

2.2 Kondisi Sosial Ekonomi

2.2.1 Teori sosial masyarakat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala ssuatu yang

berkenaan dengan msyarakat (KBBI, 1996:958). Sedangkan dalam konsep sosiologi

manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat

hidup tanpa adanya bantuan orang lain yang ada di sekitarnya. Sehingga kata sosial

dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat (Salihi 2017:4)
1

Menurut Weber (dalam Handoyo, 2015:151) tingkatan-tingkatan sosial yang

ada di dalam masyarakat turut membentuk kemajemukan dalam sosial masyarakat.

Tingkatan sosial yang dimaksud yaitu :

1) Tingkatan kekayaan yang menimbulkan kelas-kelas kekayaan. Kelas atas

adalah orang hidup dari hasil kekayaannya, sedangkan tingkat kelas bawah

adalah orang yang memiliki keterbatasan kekayaan atau kekayaan yang

mereka miliki merupakan milik orang lain.

2) Tingkatan kekayaan menurut kekuatan ekonomi yang bisa menyebabkan

kelas- kelas pendapatan. Kelas atas adalah banker dan pemodal (kapitalis)

sedangkan kelas bawah merupakan pekerja kasar atau buruh.

3) Tingkatan yang tercerminmenurut kekayaan dan pendidikan, yang

menimbulkan kelas-kelas sosial, terdiri dari posisi antara perindividu yang

dapat bergerak secara bebas selama hidup atau melebihi satu generasi. Kelas

atas adalah orang kaya yang berpendidikan tinggi, sedangkan kelas bawah

adalah mereka yang tidak kaya dan berpendidikan rendah.

4) Tingkatan status sosial, dalam hal mana kelas atas adalah orang-orang yang

mempunyai gaya hidup yang sangat dapat diterima oleh orang lain,

berpendidikan tinggi dan memegang posisi dengan gengsi sosial yang tinggi

pula serta anak yang berasal dari turunan orang yang berstatus sosial tinggi,

sementara kelas bawah adalah kontras dari ciri-ciri kelas atas.

Menurut Dalyono (dalam Basrowi, dkk 2010:62) kondisi sosial masyarakat

merupakan semua manusia yang saling mempengaruhi antara individu satu dengan
1

individu lain di bagi menjadi dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Secara

langsung yaitu sama halnya dengan pergaulan dalam sehari-hari baik dari keluarga

teman ataupun dalam bentuk pekerjaan. Sedangkan secara tidak langsung melalui

media massa baik cetak, audio maupun audio visual. Menurut Linton (dalam

Basrowi, dkk 2010:62) kondisi sosial masyarakat mempunyai lima indikator yaitu :

umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, famili atau kelompok rumah tangga dan

keanggotaan dalam kelompok perserikatan. Dalam penelitian ini faktor sosial yang

dimaksud yaitu umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pekerjaan.

2.2.2 Teori Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Oikos” yang berarti

keluarga atau rumah tangga dan “Nomos” yaitu beraturan, aturan, hokum (KBBI,

1996:251). Maka secara garis besar ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah

tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,

ekonomi mempunyai arti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan

pemanfaatan barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian, dan

perdagangan (Salihi 2017:4). Menurut Winardi (1981:9) ilmu ekonomi bertugas

untuk mempelajari gejala-gejala masyarakat yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan manusia. Pusat perhatian diletakkan atas manusia dan cara bagaimana

manusia menggunakan alat-alat (yang langka) guna memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya. Menurut Kaharu (2002:1) ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang

menjelaskan bagaimana upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

alat pemenuhan kebutuhan berupa barang dan


1

jasa. Jadi masalah utama dalam ilmu ekonomi adalah upaya yang dilakukan dalam

pemenuhan kebutuhan serta cara pemenuhan kebutuhan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah upaya yang

berkaitan dengan hal-hal bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang

berupa asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang, perindustrian dan

perdagangan.

2.2.3 Kondisi Sosial ekonomi

Menurut Sumardi (dalam Basrowi, dkk 2010:60) sosial ekonomi adalah suatu

kedudukan yang di atur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu

dalam masyarakat, pemberian posisi itu di sertai pula dengan seperangkat kewajiban

dan hak yang harus diperankan oleh si pembawa status. Kondidi sosial ekonomi

menurut Sastropradja (dalam Basrowi, dkk 2010:60) adalah keadaan atau kedudukan

seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Menurut Basrowi, dkk (2010:60) kondisi

sosial ekonomi dalam masyarakat ditandai dengan adanya saling mengenal antar satu

dengan yang lainnya, contoh dalam suatu paguyuban, sifat kegotong royongan dan

kekeluargaan. Menurut Soekamto (dalam Pradanang 2017:15) status sosial ekonomi

adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti

lingkungan pergaulan, prestasinya, dan kewajiban serta hak-haknya dalam suatu

hubungannya dengan sumber daya yang ada.

Menurut Abdulsyani (dalam Pradanang, 2017:15) kondisi sosial ekonomi

merupakan kedudukan seseorang pada suatu kelompok manusia yang ditentukan oleh

jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikn, jenis rumah tinggal dan

jabatan
1

dalam organisasi. Dalam suatu kelompok masyarakat, terutama masyarakat yang

heterogen, kondisi ekonomi sosialnya cenderung lebih beragama jika dibandingkan

dengan masyarakat yang strukturnya homogen. Menurut Mubyarto (dalam Basrowi,

dkk 2010:61) tinjauan sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial

budaya, dan aspek desa yang berhubungan dengan kelembagaan dan aspek peluang

kerja. Aspek ekonomi desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah

kesejahteraan masyarakat desa. Cakupan pangan dan kebutuhan ekonomi untuk

masyarakat baru terjangkau bila pendapatan keluarga dan perkembangan usaha-

usahanya.

Menurut Sumardi (dalam Basrowi, dkk 2010:64) keadaan sosial ekonomi

mempunyai cici-ciri yaitu sebagai berikut :

a) Lebih berpendidikan

b) memiliki status sosial yang dapat ditandai dengan tingkat kesehatan,

kehidupan, pekerjaan, pengenalan diri terhadap lingkungan.

c) Mempunyai lebih besar ke atas tingkat mobilitas

d) Mempunyai ladang luas

e) Lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk

f) Mempunyai sifat yang lebih berkenaan dengan kredit

g) Pekerjaan lebih spesifik.

Menurut Susanto (dalam Astuti, 2015:10) menyebutkan penilaian objektif

dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu :


1

a) Bentuk rumah, ukuran, kondisi, perawatan rumah dan tata kebun.

b) Wilayah tempat tinggal atau lingkungan dapat menentukan status.

c) Pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang menunjukkan keinginan dengan

lapisan masyarakat tertentu.

d) Sumber pendapatan.

Menurut Oktama (2013:13) berdasarkan kodratnya manusia dilahirkan

memiliki kedudukan yang sama dan sederajad, akan tetapi sesuai dengan kenyataan

setiap manusia yang menjadi warga dalam suatu masyarakat, senantiasa mempunyai

status atau kedudukan dan peranan masing-masing. Ada faktor-faktor yang dapat

menentukan tinggi rendahnya suatu keadaan sosial ekonomi dalam masyarakat,

diantaranya jenjang pendidikan, usia/umur, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan,

kesejahteraan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, kepemilikan

tempat tinggal, kepemilikan transportasi dan partisipasi dalam aktifitas kelompok dari

komunitasnya. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sosial

ekonomi merupakan keadaan atau kedudukan seseorang dalam kelompok masyarakat

yang ditandai dengan saling tolong menolong, gotong royong, dan kekeluargaan yang

masih kental, yang dapat diketahui secara ekonomi dan sosialnya sebagai

konsekuensi kondisi sosial ekonomi dalam struktur masyarakat sebagai sesuatu yang

berkaitan hak dan kewajibannya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dalam menentukan beberapa aspek

tinggi rendahnya sosial ekonomi dalam masyarakat Maka dalam kajian penelitian ini
1

peneliti memfokuskan pada beberapa aspek yang akan digunakan untuk mengukur

kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara yaitu pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga, interaksi

sosial, solidaritas sosial, pendapatan, kesejahteraan dan kepemilikan aset.

1. Pendidikan

a. Formal

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, jalur pendidikan formal dibagi menjadi:

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah atau

bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan

menengah jurusan, seperti: SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yang sederajat.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut

dan universitas.

b. Non Formal

Pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi

yang terarah diluar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan,

latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan
1

tujuan mengembangkan tingkat keterampilan sikap dan nilai-nilai yang

memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam

lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah

pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi,

pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga,

masyarakat, dan negara.

Jenis dan isi pendidikan non formal pada dasarnya bergantung pada kebutuhan

pendidikan sebagai berikut :

1) Pendidikan Keaksaraan

Jenis program pendidikan keaksaraan, ia berhubungan dengan populasi

sasaran yang belum dapat membaca-menulis. Target pendidikannya dari program

pendidikan keaksaraan ini adalah terbebasnya populasi sasaran dari buta baca, buta

tulis, buta bahasa Indonesia, dab buta pengetahuan umum.

2) Pendidikan Vokasional

Jenis program pendidikan vakasioanal berhubungan dengan populasi sasaran

yang mempunyai hambatan di dalam pengetahuan dan keterampilannya guna

kepentingan bekerja atau mencari nafkah. Target pendidikannya dari program

pendidikan vakasional ini adalah terbatasnya populasi sasaran dari ketidaktahuan atau

kekurang mampuannya didalam pekerjaan-pekerjaan yang sedang atau akan

dimasukinya.
1

3) Pendidikan Kader

Jenis program pendidikan kader berhubungan dengan populasi sasaran yang

sedang atau bakal memangku jabatan kepemimpinan atau pengelola dari suatu bidang

usaha di masyarakat, baik bidang usaha bidang sosial-ekonomi maupun sosial

budaya. Jenis pendidikan ini diharapkan hadir tokoh atau kader pemimpin dan

pengelola dari kelompok-kelompok usaha yang tersebar di masyarakat.

4) Pendidikan Umum dan Penyuluhan

Jenis program pendidikan ini berhubungan dengan berbagai variable

populasi sasaran, target pendidikannya terbatas pada pemahaman dan menjadi lebih

sadar terhadap sesuatu hal. Lingkup geraknya bisa sangat luas dari soal keagamaan,

kenegaraan, kesehatan, lingkungan hukum dan lainnya.

2. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga

Menurut Cahyono (dalam Rantau, 2018:20) pada keluarga yang mempunyai

jumlah tanggungan lebih banyak memiliki pendapatan (pendekatan pengeluaran)

yang lebih besar daripada pendapatan keluarga yang memiliki jumlah tanggungan

lebih banyak akan membelanjakan uang yang dimilikinya untuk membeli kebutuhan

pangan, sandang, papan, pendidikan serta kesehatan bagi keluarga mereka yang

jumlah pengeluarannya tertentu dalam nominal yang lebih besar daripada yang

memiliki jumlah tanggungan lebih sedikit.

3. Interaksi Sosial

Menurut Soekamto dkk, (2013:55) bentuk umum prosesi sosial merupakan

interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial
1

merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial

hanya merpakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang perorangan antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu interaksi sosial

dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau

bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-

bentuk interaksi sosial. Walaupunn orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak

saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi,

krena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-

perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang

disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan

sebagainya. Soekamto juga berpendapat bahwa suatu interaksi tidak akan terjadi

apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial (social-contact) dan

adanya komunikasi. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya

bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara harfiah

merupakan bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi

hubungan badaniah. Sebagai gejala sosal itu tidak perlu berarti suatu hubungan

badaniah, karena orang dapat melakukan hubungan dengan pihaklain tanpa

menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut.

Arti terpenting komunikasi bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku

orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-

perasaan apa yang ingin disampaikan oleh


2

orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.

4. Solidaritas sosial

Menurut Saifullah (dalam Nopianti, 2016:222) konsep solidaritas sosial terdiri

atas dua kata yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritas sosial dapat diartikan sebagai

sebuah kondisi yang ada pada suatu kelompok, yang dibentuk oleh kepentingan

bersama. Menurut Durkheim (dalam Nopianti, 2016:222) solidaritas ssial merupakan

suatu keadaan yang mnunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau

kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut

bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Kemudian Durkheim

membedakan solidaritas sosil menjadi dua tipe utama, yaitu solidaritas mekanik dan

solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang

didasarkan atas persamaan. Solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat yang

masih sederhana yang dinamakan masyarakat segmental. Pada masyarakat seperti ini

belum terdapat pembagian kerja yang berarti. Dengan demikian tidak terdapat saling

ketergantungan antara kelompok berbeda, karena masing-masing kelompok dapat

memenuhi kebutuhannya sendiri dan masing-masing kelompok pun terpisah satu

dengan yang lain. Tipe solidaritas yang didasarkan pada kepercayaan dan setia kawan

ini diikat oleh apa yang Durkheim dengan nama conscience collective yaitu suatu

sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota

masyarakat.
2

Menurut James (dalam Nopianti, 2016:223) ciri-ciri masyarakat dengan

solidaritas mekanik ditandai oleh adanya kesadaran kolekif, dimana mereka

mempunyai kesadaran untuk hormat pada ketaatan karena nilai-nilai keagamaan yang

masih tinggi, menandai masyarakat yang masih sederhana, tinggal tersebar, dapat

menjalankan peran yang diperankan oleh orang lain, pembagian kerja belum

berkembang, hukuman bersifat represif sehingga memperkuat hubugan diantara

mereka. Sementara solidaritas sosial organik dapat ditemukan pada masyarakat

dengan masing-masing anggotanya tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya

sendiri melainkan ditandai oleh saling kebergantungan yang besar dengan orang atau

kelompok lain. Solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas

bagian yang saling bergantung laksana bagian suatu organisme biologi. Berbeda

dengan solidaritas mekanik yang didasarkan pada hati nurani kolektif maka

solidaritas organic didasarkan pada hukum dan akal.

5. Pendapatan

Cahyono (dalam Rantau, 2018:20) pendapatan merupakan balas jasa yang

diterima oleh faktor-faktor produksi dalam suatu jangka waktu tertentu. Balas jasa ini

dapat berupa upah, sewa, atau gaji, bunga ataupun laba. Pendapatan pribadi dapat

diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termaksud pendapatan yang diperoleh

tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu

negara. Oleh karena itu setiap orang harus bekerja demi keberlangsungan hidupnya

dan tanggung jawab kepada istri dan anak-anaknya. Menurut Pratama (2014)

Pendapatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu:


2

1) Pendapatan Pokok

Pendapatan pokok merupakan sumber penghasilan rumah tangga yang paling

menunjang kehidupan rumah tangga atau yang memberikan penghasilan terbesar.

Pada umumnya mata pencaharian utama memiliki alokasi waktu kerja yang terbesar

jika dibandingkan dengan kegiatan lain.

Menurut BPS pendapatan dapat digolongkan menjadi 4 antara lain

a. Golongan pendapatan sangat tinggi (> Rp3.500.000 per bulan)

b. Golongan pendapatan tinggi (Rp2500.000- Rp3.500.000 per bulan)

c. Golongan pendapatan sedang (Rp1.500.000-Rp2.500.000 per bulan)

d. Golongan pendapatan rendah (>Rp 1500.000 per bulan)

2) Pendapatan Sampingan

Pendapatan sampingan didefenisikan sebagai penghasilan yang diperoleh

rumah tangga dengan mengusahakan kegiatan lain diluar pekerjaan utama.

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) data susenas 2005 pendapatan

sampingan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 4 golongan yaitu:

a. Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang

berpendapatan <Rp500.000 per bulan

b. Golongan penduduk berpendapatan sedang, yaitu penduduk yang

berpendapatan rata-rata antara Rp500.000-Rp750.000 per bulan.

c. Golongan penduduk berpendapatan tinggi, yaitu penduduk yang

berpendapatan rata-rata antara Rp750.000-Rp1.000.000 per bulan


2

d. Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi, yaitu penduduk yang

berpendapatan rata-rata >Rp1.000.000.

6. Pemilikan kekayaan (aset)

Menurut Sari (2012:38) kepemilikan aset dapat dicerminkan sebagai

kepemilikan faktor produksi maupun kekayaan oleh suatu rumah tangga yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi tingkat dan konsumsi rumah tangga. Semakin besar

kepemilikan aset oleh suatu rumah tangga akan memeperbesar kesempatan rumah

tangga tersebut untuk memperoleh tinggat pendapatan yang semakin besar dan rumah

tangga tersebut akan mencapai tingkat kesejahteraan. Sebaliknya jika semakin rendah

kepemilikan aset suatu rumah tangga akan memperkecil kesempatan rumah tangga

untuk dapat mengakses pasar dan akan berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan

rumah tangga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan aset sangat

berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat nelayan. Indikator kepemilikan aset yaitu

kepemilikan lahan, kepemilikan aset transportasi/kendaraan.

7. Kesejahteraan

Menurut BKKBN (dalam Rosni 2012:61) keluarga sejahtera adalah keluarga

yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan

hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antara anggota dan antar

keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Kesejahteraan adalah kondisi dimana

seseorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan,

pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan
2

pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang data menunjang kualitas

hidupnya sehingga hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan atau

kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir batin.

Menurut badan statistik (2008), indikator yang digunakan untuk tingkat

kesejahteraan ada empat yaitu pendapatan, pengeluaran atau konsumsi keluarga,

keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal sebagai berikut:

1) Pendapatan rumah tangga adalah semua pendapatan yang diperoleh atau

diterima dari seluruh anggota rumahkeluarga yang bekerja dari berbagai

sumber baik dari mata pencaharian utama maupun luar mata pencaharian

utama yang dinyatakan dalam rupiah/kapita dalam sebulan.

2) Pengeluaran rumah tangga adalah pengeluaran rumah tangga baik berupa

makanan/pangan maupun bukan makanan/pangan yang diukur dengan

rupiah/kapita dalam sebulan.

3) Kriteria keadaan tempat tinggal yang dinilai ada empat item yaitu jenis atap

rumah, dinding, status kepemilikan rumah dan jenis lantai. Dari empat item

tersebut kemudian akan digolongkan kedalam tiga golongan yaitu :

a) Permanen

Kriteria permanen ditentukan oleh kualitas dinding, atap dan lantai.

Bangunan rumah permanen adalah rumah yang dindingnya terbuat dari

tembok/kayu kualitas tinggi, lantai terbuat dari ubin/keramik/kayu kualitas

tinggi dan atapnya terbuat dari seng/genteng/sirap/asbes.

b) Semi permanen
2

Rumah semi permanen adalah rumah yang dindingnya setengah

tembok/bata tanpa plaster/kayu kualitas rendah, lantainya dari

ubin/semen/kayu kualitas rendah dan atapnya seng/genteng/sirap/asbes.

c) Non Permenan

Rumah tidak permanen adalah rumah yang dindingnya sangat seerhana

(bamboo/papan/daun) lantainya dari tanah dan atapnya dari daun-daunan

atau atap campuran genteng/seng bekas dan sejenisnya.

4) Fasilitas Tempat Tinggal

Untuk fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari pekarangan, alat

elektronik, pendingin, sumber penerangan, kendaraan yag dimiliki, bahan

bakar untuk memasak, sumber air bersih, sumber air minum, cara memperoleh

air bersih/air minum, fasilitas air minum, MCK dan jarak dari rumah ke MCK.

2.3 Pendekatan Geografi

Latar belakang perkembangan penelitian dan pemikiran seprti dijelaskan

terdahulu, muncullah 3 pendekatan utama geografi yang saat ini diikuti oleh

geografiwan dunia, yaitu pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan

ekologikal (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional

complex approach).

1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan keruangan tidak lain merupakan suatu metoda analisis yang

menekankan analisisnya pada ekstensi ruang (space) sebagai wadah untuk

mengakomodasikan kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.oleh


2

karena obyek studi geografi adalah geosheric phenomena maka segala sesuatu yang

terkait dengan obyek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai matra antara lain (1)

pola (pattern), (2) struktur (structure), (3) proses (process), (4) interaksi (interaction),

(5) organisasi dalam sistem keruangan (organisation within the spatial system), (6)

asosiasi (association), (7) tendensi atau kecenderungan (tendency or trends), (8)

pembandingan (comparation), dan (9) sinergisme keruangan (spatial syinergism).

Kesembilan matra tersebut merupakan penggalian penulis dari berbagai sumber

texbooks, journal dan hasil-hasil penelitian yang diterbitkan oleh para pakar geografi.

Dengan demikian, minimal ada 9 tema analisis dalam spatial approach yang

dikembangkan oleh disiplin geografi, yaitu:

1) Spatial pattern analysis

Spatial pattern analysis, penekanan utama dari analisis ini adalah pada

“sebaran” elemen-elemen pembentuk ruang. Taraf awal adalah identifikasi

mengenai aglomerasi sebarannya dan kemudian dikaitkan dengan upaya untuk

menjawab geographic questions.

2) Spatial structure analysis

Spatial structure analysis, menekankan pada analisis susunan elemen-elemen

pembentuk ruang. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa struktur elemen-

elemen keruangan dapat dikemukakan dari berbagai fenomena bak fenomena

fisikal maupun fenomena non fisikal

3) Spatial process analysis


2

Spatial process analysis, menekankan pada proses keruangan yang biasanya

divisualisasikan pada perubahan ruang. Perubahan elemen-elemen pembentuk

ruang dapat dikemukakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Setiap analisis

perubahan keruangan tidak dapat dilaksanakan tanpa mengemukakan dimensi

kewaktuannya, maka dimensi temporal mempunyai peranan utama dalam hal

ini.

4) Spatial inter-action analysis

Spatial interaction analysis, menekankan pada interaksi antar ruang.

Hubungan timbal balik antara ruang yang satu dengan yang lain mempunyai

variasi yang sangat besar, sehingga upaya mengenali factor-faktor pengontrol

interaksi menjadi menjadi sedemikian penting.

5) Spatial association analysis

Spatial association analysis, bertujuan mengungkapkan terjadinya asosiasi

keruangan antara berbagai kenampakan pada sesuatu ruang. Apakah ada

keterkaitan fungsional atas sebaran keruangan atau gejala tertentu dengan

sebaran keruangan yang lain.

6) Spatial organisation analysis

Spatial organisation analysis, bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen

lingkunagn mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan spesifik dari

elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya pada keterkaitan

anatara kenampakan yang satu dengan yang laian secara individual.

7) Spatial tendency/treands analysis


2

Spatial tendency/trend analysis, adalah suatu analisis yang menekankan pada

uapaya mengetahui kecenderungan perubahan suatu gejala.

8) Spatial comparison analysis

Spatial comparison analysis merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk

mengetahui kelemahan atau keunggulan sesuatu yang dibandingkan dengan

ruang yang lain.

9) Spatial synergism analysis

Spatial synergism analysis merupakan perkembangan baru yang saat ini

menjadi sorotan ilmu pengetahuan, karena sangat terkait dengan erat dengan

majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, khusus teknologi di bidang

transportasi dan komunikasi. Makin majunya sistem transportasi dan

komunikasi telah memungkinkan terjadinya mobilitas barang, jasa, informasi

dan orang menjadi semakin tinggi, sehingga dinamika keruangan juga

menjadi lebih tinggi.

2. Pendekatan ekologi (Ekological Approach)

Geografi adalah ilmu yang bersifat “human oriented” sehingga manusia dan

kegiatan manusia selalu menjadi fokus analisis dalam keterkaitannya dengan

lingkungan biotik, abiotik maupun lingkunagan sosial, ekonomi dan kulturalnya.

Berdasarkan inventarisasi penelitian yang ada dapat disimpulkan bahwa pendekatan

ekologi dalam geografi mempunyai 4 tema analisis utama, yaitu:


2

1) Tema analisis human behaviour-environment theme of analysis

memfokuskan pada perilaku manusia, baik perilaku sosial, perilaku

ekonomi, perilaku kultural dan bahkan perilaku politik baik yang

dilakukan oleh seseorang atau komunitas tertentu.

2) Tema analisis human activity-environment interactions menekankan pada

kinerja dari bentuk-bentuk kegiatan manusia. Latar belakang perilaku

bukan menjadi pembahasan sentral namun kegiatan manusianya yang

menjadi pembahasan sentral.

3) Tema analisis physic natural features-environment interactions

menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisikal alami dengan

elemen-elemen lingkungannya.

4) Tema analisis phisico artificial features-environment interactions

memfokuskan pada keterkaitan antara kenampakan fisikal budayawi

dengan elemen lingkunagan dimana obyek kajian berada.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex Approach)

Pendekatan ini tidak lain merupakan integrasi dari pendekatan keruangan dan

pendekatan ekologis. Dalam hal ini perlu disadari dan dipahami secara benar

tentang pemakaian istilah regional komplekx, istilah ini mengisyaratkan

adanya pemahaman yang mendalam tentang property yang ada dalam wilayah

yang bersangkutan dan merupakan regional entity. (Yunus, 2008:11)


3

Merujuk pada pembahasan diatas, bahwa penelitian ini menggunakan

pendekatan ekologi (Ekological Approach) yaitu yang didasarkan pada prinsip ilmu

biologi yaitu menganalisis tentang interelasi yang menonjol antara makhluk hidup

dan lingkungannya atau interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Seperti

hubungan nelayan dengan lingkungan alam yang dikaitkan dengan kondisi sosial

ekonomi masyarakat nelayan.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang berhubungan dengan topik ini suda pernah dilakukan peneliti-

peneliti sebelumnya. Peneliti melakukan telaah untuk membedakan penelitian ini

dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya

yang di dapatkan peneliti yaitu:

1) Skripsi yang di tulis oleh Reddy Zaki Oktama mahasiswa jursan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, dengan Judul Skripsi Adalah

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga

Nelayan Di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

Tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Adapun tujuan

dari penelitian ini yaitu Mengetahui apakah ada pengaruh antara kondisi sosial

keluarga nelayan terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras

Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Dalam skripsi ini hasil dan

pembahasan yang di dapatkan yaitu kondisi sosial ekonomi berpengaruh sebesar

23,2% artinya kondisi sosial ekonomi secara bersama-sama berpengaruh sebesar

23,2% terhadap tingkat pendidikan anak di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan

Pemalang sedangkan
3

sisanya 76,8% merupakan faktor lain seperti aksesbilitas, motivasi, lingkungan

dan masih banyak lagi yang tidak masuk dalam penelitian ini.

2) Skripsi yang di tulis oleh Asmita Syahma mahasiswa program studi ekonomi

pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar tahun 2016 yang

berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan

Tangkap Di Desa Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan nelayan tangkap di Desa

Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yang diukur melalui

pendapatan rata-ratanya. Dalam skripsi ini Asmita mengkaji tentang faktor apa

saja yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Desa Galesong Kota Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar, dengan hasil yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan tangkap di Desa Galesong KotaKecamatan

Galesong Kabupaten Takalar secara signifikan adalah lama melaut serta ukuran

mesin yang digunakan. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan nelayan tangkap di Desa Galesong Kota

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar adalah umur, pendidikan terakhir jumlah

tanggungan keluarga dan pengalaman melaut.

3) Skripsi yang ditulis oleh Sarjulis, mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas

Padang tahun 2011 yang berjudul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Nelayan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam (1970-2009). Metode yang

digunakan yaitu metode sejarah dengan tujuan mengungkapkan kehidupan

sosial ekonomi
3

masyarakat nelayan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam selama tahun 1970-2009.

Dalam skripsi ini Sarjulis mendapatkan hasil seperti berikut: Kondisi kehidudpan

sosial ekonomi nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu dan tidak mampu

menhadapi tantangan alam yang buruk dengan peralatan yang sederhana

meskipun sudah ada peralatan yang di gerak oleh mesin namun semua itu belum

mampu membuat masyarakat nelayan masih berada tetap posisi garis kemiskinan

secara ekonomi terutama pada buruh nelayan.

Adapun persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah sama-sama mengkaji tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat

nelayan. Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah

aspek permasalahan yang dikemukakan, objek penelitian yaitu lokasi penelitian yang

berada di Kecamatan Gentuma Raya. Selain itu, perbedaan selanjutnya adalah metode

penelitian dan tujuan penelitian.

2.5 Kerangka Berpikir

Profesi nelayan merupakan aktivitas pekerjaan dengan tingkatan pendapatan

atau penghasilan yang tidak menentu, dimana pendapatannya ditentukan dengan

jumlah hasil ikan tangkapan yang diperoleh, sama halnya permasalahan ini juga di

alami oleh nelayan yang ada di Kecamatan Gentuma Raya, permasalahan lain yang

ada yaitu masalah cuaca. Masalah cuaca yang tidak menentu kadang membuat para

nelayan harus berhenti untuk melaut karena selain berbahaya untuk nelayan juga

mempengaruhi pendapatan ikan. Dari beberapa permasalahan di atas sangat

berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan sehinnga perlu


3

dilakukan penelitian kajian kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan

Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dengan menggunakan metode

wawancara. Dalam penelitian ini sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat nelayan,

dimana partisipasi masyarakat nelayan merupakan proses teknis untuk memberikan

informasi yang detail tentang kondisi sosial ekonominya kepada peneliti.


3

1. Pendapatan Tidak Menentu Cuaca


Kemiskinan
2.
3.
Permasalahan 4. Rusaknya alat
tangkap

Pengumpulan data/penelitian

Sumber Data

Primer Sekunder

Kondisi Sosial Kondisi Ekononi 1. Data jumlalah Penduduk.

Pendapatan
1. Pendidikan Jumlah tanggungan dalam keuarga Interaksi sosial Solidaritas sosial
2. Kepemilikan aset kesejahteraan

3)
3.
4.

Hasil

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian


3

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Kecamatan Gentuma Raya. Kecamatan

Gentuma Raya adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara

dengan jumlah 11 desa yaitu Desa Ipilo, Desa Durian, Desa Molonggota, Desa

Motomingo, Desa Gentuma, Desa Bohusami, Desa Ketapang, Desa Pasalae, Desa

Dumolodo, Desa Nanati Jaya, dan Desa Langke. Berikut peta lokasi penelitian

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

35
3

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan di laksanakan selama kurang lebih 9 bulan terhitung

dari waktu pembuatan proposal sampai selesai.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:2) variabel dalam penelitian pada dasarnya adalah

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut. Adapun variabel dalam

penelitian ini adalah sosial dan ekonomi masyarakat. Masing-masing variabel

memiliki indikator sebagai berikut.

Tabel 3.1 Tabel Indikator

Variabel Indikator
1. Sosial 1) Pendidikan
2) Jumlah tanggungan dalam
keluarga
3) Interaksi sosial
4) Solidaritas sosial
2. Ekonomi 1) Pendapatan
2) Kepemilikan aset
3) Kesejahteraan
1. Tingkat pendidikan yaitu sesuatu kondisi jenjang pendidikan yang dimiliki

oleh seseorang melalui pendidikan formal.

2. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga yaitu banyaknya anggota keluarga yang terdiri

dari anak, istri serta orang lain yang turut serta dalam keluarga berada atau
3

hidup dalam satu rumahtangga dan makan bersama yang menjadi tanggungan

kepala keluarga.

3. Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa komunikasi

dan kontak sosial antara sesama nelayan

4. Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial adalah suatu keadaan yang menunjuk pada suatu keadaan

hubungan antara individu nelayan dan atau kelompok nelayan yang

didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang

diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

5. Pendapatan

Pendapatan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu pendapatan utama

dan pendapatan sampingan. Pendapatan utama adalah hasil yang didapatkan

dari pekerjaan utama, dalam penelitian ini pendapatan utama adalah dari hasil

pekerjaan nelayan. Sedangkan pendapatan sampingan yaitu pendapatan yang

diperoleh dari pekerjaan selain dari pekerjaan utama, seperti pedagang,

wirausaha, buruh, dll.

6. Kepemilikan Aset

Kepemilikan aset dapat diartikan sebagai pemilikan barang atau yang

memiliki nilau jual dan sebagai salah satu faktor produksi yang melatar

belakangi pelapisan sosial ekonomi suatu masyarakat. Kepemilikan aset disini

yang dimaksud adalah aset yang dimiliki oleh masyarakat nelayan yang

berupa rumah, tanah dan kendaraan.


3

7. Kesejahteraan

Kesejahteraan dapat diartikan secara luas yaitu sebagai kemakmuran,

kebahagiaan, dan kualitas hidup manusia baik pada tingkat individu atau

kelompok keluarga dan masyarakat nelayan.

3.2 Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Adapun Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh masyarakat nelayan yang

ada di Kecamatan Gentuma Raya.

3.2.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah masyarakat yang ada di Kecamatan

Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dari 6 desa (Desa Pasalae, Desa Gentuma,

Desa Nanati Jaya, Desa Ketapang, Desa Molonggota dan Desa Dumolodo) dengan

jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan 408 Orang. Populasi masyarakat

nelayan dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

Kecamatan Desa Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Nanati jaya 24 24
Ketapang 20 20
Gentuma Raya Molonggota 10 10
Gentuma 20 20
Dumolodo 172 66
Pasalae 162 62
Jumlah 408 202
3

Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini terdistribusi secara

random sampling yaitu pada masyarakat nelayan yang ada di Kecamatan Gentuma

Raya. Mengingat banyaknya populasi yang ada, maka penulis menetapkan penentuan

pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan penentuan sampel 5% dari total

populasi yang ada yang menggunakan rumus perhitungan slovin.


N
n
1 Ne2

n = Jumlah sampel

N= Jumlah total populasi

e = Batas toleransi eror

Berdasarkan perhitungan yang menggunakan rumus slovin maka ditetapkan 202

sampel dari jumlah populasi yang ada dengan toleransi 5%. Dari total populasi yang

ada 2 orang tidak bersedia diwawancarai sehingga total responden adalah 200 orang.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu ada dua data primer dan data sekunder.

1) Data primer, yaitu data yang akan diperoleh langsung dari informan atau

pihak yang terkait dalam penelitian.

2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang

terkait dalam penelitian. Data sekunder berupa data jumlah penduduk dan

data jumlah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan yang diperoleh

dari Kantor Camat Gentuma Raya


4

3.4 Desain Penelitian

Adapun desain dalam penelitian ini dapat di lihat dalam bagan alir berikut :

Input

Faktor sosial Faktor ekonomi


Pendidikan Pendapatan (pendapatan dari pekerjaan utama dan
Jumlah tanggungan dalam keluarga a. Kepemilikan aset kesejahteraan
Interaksi sosial
Solidaritas sosial

b.
c.

Proses

Analisis sosial masyarakat Analisis ekonomi masyarakat

Output

Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Gentuma Raya K


4

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1) Observasi

Observasi adalah tahapan awal dalam penelitian ini dengan tujuan

pengambilan data yang dilakukan dengan pengamatan terhadap objek yang

diteliti.

2) Teknik wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab

antara peneliti dan masyarakat nelayan dengan menggunakan bantuan

kuisioner.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh

informasi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan data sekunder.

Dokumentasi yang di maksud adalah berupa foto-foto yang di perlukan.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan geografi yaitu pendekatan ekologi

yang menekankan pada hubungan manusia dengan alam atau hubungan organisme

dengan lingkungannya, dan metode yang digunakan yaitu deskritif kualitatif artinya

penelitian ini menghasilkan data deskritif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati dengan menggunakan. Maka apabila data telah terkumpul

kemudian dideskripsikan atau dijelaskan seperlunya dan akhirnya disimpulkan secara

logis. Analisis data secara induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus

peristiwa-peristiwa yang konkrit ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai

sifat umum
4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo.

Kabupaten Gorontalo Utara berada di Kecamatan Kwandang. Gentuma Raya

merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara yang terdiri

dari 11 desa. Letak astronomis Gentuma Raya antara 00o89’33” dan 00o92’63” LU

dan antara 123o01’66” dan 123o05’56” BT. Jumlah penduduk Kecamatan Gentuma

Raya adalah 10.565 Jiwa dengan luas wilayah 100,336 km2, jarak antara Ibu Kota

Kabupaten dengan ke Ibu Kota Kecamatan 31 km 2. Letak Geografis Kecamatan

Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dengan batas wilayah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : Berbatasan Laut Sulawesi

b) Sebelah Timur : Berbatasan Kecamatan Atinggola

c) Sebelah Selatan : Berbatasan Kabupaten Bone Bolango

d) Sebelah Barat : Berbatasan Kecamatan Tomilito, Kwandang

Berikut peta distribusi sampel yang ada di kecamatan Gentuma Raya. Adapun

yang menjadi fokus sebaran sampel yaitu ada 6 desa yaitu Desa Nanati Jaya, Desa

Ketapang, Desa Molonggota, Desa Gentuma, Desa Dumolodo dan Desa Pasalae. Peta

sebaran sampel dapat dilihat di Gambar 4.1.

42
43

Gambar 4.1 Distribusi Sampel


44

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 200 responden. Dalam pelaksanaan

pengambilan data, responden didampingi oleh peneliti saat mengisi kuisioner agar

tidak terjadi kesalahan dalam pengisian kuisioner. Variabel yang diteliti dalam

penelitian ini meliputi variabel kondisi sosial yang dilihat dari pendidikan, jumlah

tanggungan dalam keluarga, interaksi sosial dan solidaritas sosial. Variabel kondisi

ekonomi yang dilihat dari pendapatan (pendapatan pokok dan pendapatan sampingan

serta pengeluaran), kepemilikan aset dan kesejahteraan.

4.2.1 Jadwal dan Identitas Responden

Jadwal pengisian kuisioner menyangkut hari, tanggal tempat wawancara

dimana pengambilan sampel dimulai pada hari jum’at tanggal 21 Maret 2019 sampai

dengan 9 april 2019 yang bertempat di Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten

Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Identitas responden yaitu nama, jenis kelamin,

alamat dan umur. Identitas responden sangat diperlukan oleh peneliti agar dapat

mempermudah dalam pengolahan data.

4.2.2 Kondisi Sosial Masyarakat Nelayan

1) Tingkat Pendidikan Nelayan

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di

Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat dibawah ini.
45

a. Pendidikan Masyarakat Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di Desa

Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada

Gambar 4.2.

13% 0%

25%
62%

Tidak SekolahSDSMPSMAPerguruan Tinggi

Gambar 4.2 Tingkat Pendidikan Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa Nanati Jaya yang

tidak sekolah tidak ada, SD 62%, SMP 25%, SMA 13% dan perguruan tinggi tidak

ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di Nanati Jaya yaitu

tamatan SD.

b. Pendidikan masyarakat nelayan desa Ketapang

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di Desa

Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada

Gambar 4.3.
46

5%0% 10%

85%

Tidak SekolahSDSMPSMAPerguruan Tinggi

Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa Ketapang yang

tidak sekolah berjumlah 10%, SD 85%, SMP 5%, SMA tidak ada dan perguruan

tinggi tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa

Ketapang yaitu tamatan SD.

c. Pendidikan Masyarakat Nelayan Desa Molonggota

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di Desa

Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.4.

0%
20%
30%

50%

Tidak SekolahSDSMPSMAPerguruan Tinggi

Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan Nelayan Desa Molonggota


47

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa Molonggota yang

tidak sekolah berjumlah 30%, SD 50%, SMP 20%, SMA tidak ada dan perguruan

tinggi tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa

Molonggota yaitu tamatan SD.

d. Pendidikan Masyarakat Nelayan Desa Gentuma

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di Desa

Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

0%
20%
10%

70%

Tidak SekolahSDSMPSMAPerguruan Tinggi

Gambar 4.5 Tingkat Pendidikan Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Gentuma yang

tidak sekolah berjumlah 20%, SD 70%, SMP 10%, SMA tidak ada dan perguruan

tinggi tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa

Gentuma yaitu tamatan SD.


48

e. Pendidikan Masyarakat Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di Desa

Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada

Gambar 4.6.

2% 9%
12%

25%

52%

Tidak SekolahSDSMPSMAPerguruan Tinggi

Gambar 4.6 Tingkat Pendidikan Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa Gentuma yang

tidak sekolah berjumlah 9%, SD 52%, SMP 25%, SMA 12% dan perguruan tinggi

2%. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa Dumolodo yaitu

tamatan SD.

f. Pendidikan Masyarakat Nelayan Desa Pasalae

Kondisi sosial berdasarkan pendidikan masyarakat nelayan yang ada di Desa

Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada

Gambar 4.7.
49

0%
18%
26%

31%
25%

Tidak SekolahSDSMPSMAPerguruan Tinggi

Gambar 4.7 Tingkat Pendidikan Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa Gentuma yang

tidak sekolah berjumlah 18%, SD 31%, SMP 25%, SMA 26% dan perguruan tinggi

tidak ada. Jadi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat nelayan di desa Pasalae yaitu

tamatan SD.

Hasil penelitian Tingkat pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh

responden sebagai nelayan sangat beragam, mulai dari tidak sekolah, SD, SMP, SMA

dan perguruan tinggi. Kondisi sosial responden masih tergolong rendah apabila

dilihat dari latar belakang pendidikan, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh

dilapangan bahwa tingkat pendidikan yang paling tinggi presentasenya adalah tingkat

SD.

2) Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga

a. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Masyarakat Nelayan Desa Nanati

Jaya

Kondisi sosial berdasarkan jumlah tanggungan dalam keluarga masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.8.


50

0%
4%

33%

63%

0-1 orang2-3 orang3-5 orang


5-10 orang lainnya

Gambar 4.8 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan di

Desa

Nanati Jaya yaitu 0-1 orang dengan presentase 4%, 2-3 orang dengan presentase 33%

dan 3-5 orang dengan presentase 63%, sedangkan 5-10 orang tidak ada.

b. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Masyarakat Nelayan Desa Ketapang

Kondisi sosial berdasarkan jumlah tanggungan dalam keluarga masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.9.

0%

30%

70%

0-1 orang2-3 orang3-5 orang


5-10 orang lainnya
Gambar 4.9 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Nelayan Desa Ketapang
51

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan di desa

Ketapang yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 30% dan 3-5 orang

dengan presentase 70%, sedangkan 5-10 orang tidak ada.

c. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Masyarakat Nelayan Desa

Molonggota

Kondisi sosial berdasarkan jumlah tanggungan dalam keluarga masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.10.

0%
30%

70%

0-1 orang2-3 orang3-5 orang


5-10 orang lainnya

Gambar 4.10 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.10 menujukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan di desa

Molonggota yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 30% dan 3-5

orang dengan presentase 70%, sedangkan 5-10 orang tidak ada.

d. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Masyarakat Nelayan Desa Gentuma

Kondisi sosial berdasarkan jumlah tanggungan dalam keluarga masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.11.


52

0%
5%
35%
60%

0-1 orang2-3 orang3-5 orang


5-10 orang lainnya

Gambar 4.10 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan yaitu

0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 60% dan 3-5 orang dengan

presentase 35%, sedangkan 5-10 dengan presentase 5%.

e. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Masyarakat Nelayan Desa

Dumolodo Kondisi sosial berdasarkan jumlah tanggungan dalam keluarga

masyarakat nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.12.

0%
1%
0%

45%
54%

0-1 orang2-3 orang3-5 orang


5-10 orang lainnya
Gambar 4.12 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga nelayan Desa Dumolodo
53

Gambar 4.12 menujukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan di desa

Molonggota yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 54% dan 3-5

orang dengan presentase 45%, sedangkan 5-10 dengan presentase 1%.

f. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Masyarakat Nelayan Desa Pasalae

Kondisi sosial berdasarkan jumlah tanggungan dalam keluarga masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.13.

0%

43%
57%

0-1 orang2-3 orang3-5 orang


5-10 orang lainnya

Gambar 4.13 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan di desa

Pasalae yaitu 0-1 orang tidak ada, 2-3 orang dengan presentase 43% dan 3-5 orang

dengan presentase 57%, sedangkan 5-10 tidak ada.

Tanggungan keluarga nelayan merupakan anggota keluarga yang dibiayai

oleh kepala keluarga, baik yang ada dalam satu atap (tinggal dalam rumah yang

sama) ataupun yang berada di tempat lain. Jumlah anggota keluarga yang bekerja

sebagai nelayan (responden) dapat mempengaruhi tingkat produksi yang didapatkan.

Berdasarkan data jumlah tanggungan dalam keluarga dapat dikatakan bahwa semakin
54

banyak tanggungan keluarga maka semakin banyak pula kebutuhan keluarga yang

akan dikeluarkan oleh nelayan.

3) Interaksi Antar Masyarakat Nelayan

a. Proses Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Desa Nanati Jaya


Kondisi sosial berdasarkan proses interaksi antara masyarakat nelayan yang

ada di Desa Nanati jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.14.

0%
21%

4%

75%

Saling MenegurBerjabat Tangan Saling BerbicaraBerkelahi

Gambar 4.14 Proses Interaksi Antar Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.14 menunjukkan bahwa proses interaksi sesama nelayan di darat

rata-rata saling menegur dengan presentase 75%, berjabat tangan dengan presentase

4%, saling berbicara dengan presentase 21% dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat

dilihat bahwa proses interaksi nelayan kebanyakan saling menegur.

b. Proses Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Desa Ketapang


Kondisi sosial berdasarkan proses interaksi antara masyarakat nelayan yang

ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.15.


55

0%

100%

Saling MenegurBerjabat Tangan Saling BerbicaraBerkelahi

Gambar 4.15 Proses Interaksi Antar Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa proses interaksi sesama nelayan di darat

rata-rata saling menegur dengan presentase 100%, berjabat tangan tidak ada, saling

berbicara tidak ada, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat bahwa proses

interaksi nelayan kebanyakan saling menegur.

c. Proses Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Desa Molonggota


Kondisi sosial berdasarkan proses interaksi antara masyarakat nelayan yang

ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.16.

0%

100%

Saling MenegurBerjabat Tangan Saling BerbicaraBerkelahi

Gambar 4.16 Proses Interaksi Antar Nelayan Desa Molonggota


56

Gambar 4.16 menunjukkan bahwa proses interaksi sesama nelayan di darat

rata-rata saling menegur dengan presentase 100%, berjabat tangan tidak ada, saling

berbicara tidak ada, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat bahwa proses

interaksi nelayan kebanyakan saling menegur.

d. Proses Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Desa Gentuma


Kondisi sosial berdasarkan proses interaksi antara masyarakat nelayan yang

ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.17.

15% 0%
0%

85%

Saling MenegurBerjabat Tangan Saling BerbicaraBerkelahi

Gambar 4.17 Proses Interaksi Antar Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa proses interaksi sesama nelayan di darat

rata-rata saling menegur dengan presentase 85%, berjabat tangan tidak ada, saling

berbicara dengan presentase 15%, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat

bahwa proses interaksi nelayan kebanyakan saling menegur.


57

e. Proses Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Desa Dumolodo


Kondisi sosial berdasarkan proses interaksi antara masyarakat nelayan yang

ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.18.

0%
19%

9%

72%

Saling MenegurBerjabat Tangan


Saling BerbicaraBerkelahi

Gambar 4.18 Proses Interaksi Antar Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.18 menunjukkan bahwa proses interaksi sesama nelayan di darat

rata-rata saling menegur dengan presentase 72%, berjabat tangan dengan presentase

9%, saling berbicara 19%, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat dilihat bahwa

proses interaksi nelayan kebanyakan saling menegur.

f. Proses Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Desa Pasalae


Kondisi sosial berdasarkan proses interaksi antara masyarakat nelayan yang

ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.19.


58

11% 0%
7%

82%

Saling MenegurBerjabat Tangan Saling BerbicaraBerkelahi

Gambar 4.19 Proses Interaksi Antar Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.19 menunjukkan bahwa proses interaksi sesama nelayan di darat

rata-rata saling menegur dengan presentase 82%, berjabat tangan dengan presentase

7%, saling berbicaradengan presentase 11%, dan berkelahi tidak ada. Sehingga dapat

dilihat bahwa proses interaksi nelayan kebanyakan saling menegur.

4) Alat Interaksi Antar Masyarakat Nelayan Di Laut

a. Alat Interaksi Di Laut Antar Masyarakat Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi sosial berdasarkan alat interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di

Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.20.

17%

46%

37%

SimbolHandphoneRadio
59

Gambar 4.20 Alat Interaksi Nelayan Antar Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.20 menunjukkan bahwa bentuk interaksi masyarakat nelayan di laut

adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 17% dan yang menggunakan

Handphone dengan presentase 37%, sedangkan yang menggunakan radio dengan

presentase 46%.

b. Alat Interaksi Di Laut Antar Masyarakat Nelayan Desa Ketapang

Kondisi sosial berdasarkan alat interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di

Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.21.

25%

45%

30%

SimbolHandphoneRadio

Gambar 4.21 Alat Interaksi Nelayan Antar Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.21 menunjukkan bahwa alat interaksi masyarakat nelayan di laut

adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 25% dan yang menggunakan

Handphone dengan presentase 30%, sedangkan yang menggunakan radio dengan

presentase 45%.
60

c. Alat Interaksi Di Laut Antar Masyarakat Nelayan Desa Molonggota

Kondisi sosial berdasarkan alat Interaksi antar masyarakat nelayan yang ada

di

Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.22.

10%
20%

70%

SimbolHandphoneRadio

Gambar 4.22 Alat Interaksi Nelayan Antar Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.22 menunjukkan bahwa alat interaksi masyarakat nelayan di laut

adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 20% dan yang menggunakan

Handphone dengan presentase 70%, sedangkan yang menggunakan radio dengan

presentase 10%.

d. Alat Interaksi Di Laut Antar Masyarakat Nelayan Desa Gentuma

Kondisi sosial berdasarkan alat Interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di

Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.23.


61

5%

50%
45%

SimbolHandphoneRadio
Gambar 4.23 Alat Interaksi Nelayan Antar Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.23 menunjukkan bahwa alat interaksi masyarakat nelayan di laut

adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 5% dan yang menggunakan

Handphone dengan presentase 45%, sedangkan yang menggunakan radio dengan

presentase 50%.

e. Alat Komunikasi Di Laut Antar Masyarakat Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi sosial berdasarkan alat interaksi antar masyarakat nelayan yang ada di

Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.24.

28%

49%

23%

SimbolHandphoneRadio

Gambar 4.24 Alat Interaksi Antar Nelayan Desa Dumolodo


62

Gambar 4.24 menunjukkan bahwa alat interaksi masyarakat nelayan di laut

adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 28% dan yang menggunakan

Handphone dengan presentase 23%, sedangkan yang menggunakan radio dengan

presentase 49%.

f. Alat Interaksi Di Laut Antar Masyarakat Nelayan Desa Pasalae

Kondisi sosial berdasarkan alat komunikasi antar masyarakat nelayan yang

ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.25.

16%

52%
32%

SimbolHandphoneRadio

Gambar 4.25 Alat Komunikasi Antar Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.25 menunjukkan bahwa alat interaksi masyarakat nelayan di laut

adalah yang menggunakan Simbol dengan presentase 16% dan yang menggunakan

Handphone dengan presentase 32%, sedangkan yang menggunakan radio dengan

presentase 52%.
63

5) Penyebab Konflik

a. Penyebab Konflik Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi sosial berdasarkan penyebab konflik yang terjadi di masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.26.

0%

38%

62%

perbedaan pendapat Persaingan PembagianSalah Paham

Gambar 4.26 Penyebab Konflik Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.26 menunjukkan bahwa penyebab konflik dalam masyarakat

nelayan yaitu perbedaan pendapat dengan presentase 62%, persaingan dengan

presentase 38%

, dan konflik karna pembagian tidak ada sedangkan salah paham tidak ada.

b. Penyebab Konflik Nelayan Desa Ketapang

Kondisi sosial berdasarkan penyebab konflik yang terjadi di masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.27.


64

0%

40%
50%

10%

perbedaan pendapat Persaingan PembagianSalah Paham

Gambar 4.27 Penyebab Konflik Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.27 menunjukkan bahwa penyebab konflik dalam masyarakat

nelayan yaitu perbedaan pendapat dengan presentase 0%, persaingan dengan

presentase 50% , dan konflik karna pembagian dengan presentase 10% sedangkan

salah paham dengan presentase 40%.

c. Penyebab Konflik Nelayan Desa Molonggota

Kondisi sosial berdasarkan penyebab konflik yang terjadi di masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.28.

30% 30%

10%

30%

perbedaan pendapat Persaingan


PembagianSalah Paham

Gambar 4.28 Penyebab Konflik Nelayan Desa Molonggota


65

Gambar 4.28 menunjukkan bahwa penyebab konflik dalam masyarakat

nelayan yaitu perbedaan pendapat dengan presentase 30%, persaingan dengan

presentase 10%

, dan konflik karna pembagian dengan presentase 30% sedangkan salah paham

dengan presentase 30%.

d. Penyebab Konflik Nelayan Desa Gentuma

Kondisi sosial berdasarkan penyebab konflik yang terjadi di masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.29.

0%

50% 50%

perbedaan pendapat Persaingan


PembagianSalah Paham

Gambar 4.29 Penyebab Konflik Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.29 menunjukkan bahwa penyebab konflik dalam masyarakat

nelayan yaitu perbedaan pendapat dengan presentase 50%, persaingan dengan

presentase 50%

, dan konflik karna pembagian dengan presentase 0% sedangkan salah paham dengan

presentase 0%.
66

e. Penyebab Konflik Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi sosial berdasarkan penyebab konflik yang terjadi di masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.30.

31%
45%

15%
9%

perbedaan pendapat Persaingan PembagianSalah Paham

Gambar 4.30 Penyebab Konflik Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.30 menunjukkan bahwa penyebab konflik dalam masyarakat

nelayan yaitu perbedaan pendapat dengan presentase 31%, persaingan dengan

presentase 15%

, dan konflik karna pembagian dengan presentase 9% sedangkan salah paham dengan

presentase 45%.

f. Penyebab Konflik Nelayan Desa Pasalae

Kondisi sosial berdasarkan penyebab konflik yang terjadi di masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.31.


67

31%
44%

7%
18%

perbedaan pendapat Persaingan PembagianSalah Paham

Gambar 4.31 Penyebab Konflik Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.31 menunjukkan bahwa penyebab konflik dalam masyarakat

nelayan yaitu perbedaan pendapat dengan presentase 44%, persaingan dengan

presentase 18%

, dan konflik karna pembagian dengan presentase 7% sedangkan salah paham dengan

presentase 44%.

6) Solidaritas Antar Masyarakat Nelayan

a. Solidaritas Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi sosial berdasarkan solidaritas kelompok masyarakat nelayan yang ada

di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.32.

13%12%
4%

71%

saling percaraSetia Kawan


Satu TujuanSepenanggungan
68

Gambar 4.32 Solidaritas Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.32 menunjukkan bahwa unsur solidaritas nelayan yaitu saling

percaya dengan presentase 12%, setia kawan dengan presentase 4%, dan yang satu

tujuan dengan presentase 71% sedangkan sepenanggungan dengan presentase 13%.

b. Solidaritas Nelayan Desa Ketapang

Kondisi sosial berdasarkan solidaritas kelompok masyarakat nelayan yang ada

di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.33.

9%
0%
27%

64%

saling percara Setia Kawan


Satu TujuanSepenanggungan

Gambar 4.33 Solidaritas Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.33 menunjukkan bahwa unsur solidaritas nelayan yaitu saling

percaya dengan presentase 9%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu

tujuan dengan presentase 64% sedangkan sepenanggungan dengan presentase 27%.

c. Solidaritas Nelayan Desa Molonggota

Kondisi sosial berdasarkan solidaritas kelompok masyarakat nelayan yang ada

di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.34.


69

0%

30%

70%

saling percara Setia Kawan


Satu TujuanSepenanggungan

Gambar 4.34 Solidaritas Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.34 menunjukkan bahwa unsur solidaritas nelayan yaitu saling

percaya dengan presentase 0%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu

tujuan dengan presentase 70% sedangkan sepenanggungan dengan presentase 30%.

d. Solidaritas Nelayan Desa Gentuma

Kondisi sosial berdasarkan solidaritas kelompok masyarakat nelayan yang ada

di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.35.

0%

40%

60%

saling percara Setia Kawan


Satu Tujuan Sepenanggungan

Gambar 4.35 Solidaritas Nelayan Desa Gentuma


70

Gambar 4.35 menunjukkan bahwa unsur solidaritas nelayan yaitu saling

percaya dengan presentase 0%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu

tujuan dengan presentase 40% sedangkan sepenanggungan dengan presentase 60%.

e. Solidaritas Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi sosial berdasarkan solidaritas kelompok masyarakat nelayan yang ada

di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.36.

11%
22% 0%

67%

saling percara Setia Kawan


Satu Tujuan Sepenanggungan

Gambar 4.36 Solidaritas Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.36 menunjukkan bahwa unsur solidaritas nelayan yaitu saling

percaya dengan presentase 11%, setia kawan dengan presentase 0%, dan yang satu

tujuan dengan presentase 67% sedangkan sepenanggungan dengan presentase 22%.

f. Solidaritas Nelayan Desa Pasalae

Kondisi sosial berdasarkan solidaritas kelompok masyarakat nelayan yang ada

di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.37.


71

12%

9%

13%
66%

saling percara Setia Kawan


Satu Tujuan Sepenanggungan

Gambar 4.37 Solidaritas Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.37 menunjukkan bahwa unsur solidaritas nelayan yaitu saling

percaya dengan presentase 12%, setia kawan dengan presentase 9%, dan yang satu

tujuan dengan presentase 13% sedangkan sepenanggungan dengan presentase 66%.

7) Bentuk Solidaritas Masyarakat Nelayan

a. Bentuk Solidaritas Antar Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi sosial berdasarkan bentuk solidaritas kelompok masyarakat nelayan

yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.38.

17%

83%

kerja Samagotong Royong


Gambar 4.38 Bentuk Solidaritas Nelayan Desa Nanati Jaya
72

Gambar 4.38 menunjukkan bahwa bentuk solidaritas masyarakat nelaya yaitu

kerja sama dengan presentase 83%, sedangkan gotong royong dengan presentase

17%.

b. Bentuk Solidaritas Antar Nelayan Desa Ketapang

Kondisi sosial berdasarkan bentuk solidaritas kelompok masyarakat nelayan

yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.39.

5%

95%

kerja Samagotong Royong

Gambar 4.39 Bentuk Solidaritas Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.39 menunjukkan bahwa bentuk solidaritas masyarakat nelaya yaitu

kerja sama dengan presentase 95%, sedangkan gotong royong dengan presentase 5%.

c. Bentuk Solidaritas Antar Nelayan Desa Molonggota

Kondisi sosial berdasarkan bentuk solidaritas kelompok masyarakat nelayan

yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.40.


73

30%

70%

kerja Samagotong Royong

Gambar 4.40 Bentuk Solidaritas Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.40 menunjukkan bahwa bentuk solidaritas masyarakat nelaya yaitu

kerja sama dengan presentase 70%, sedangkan gotong royong dengan presentase

30%.

d. Bentuk Solidaritas Antar Nelayan Desa Gentuma

Kondisi sosial berdasarkan bentuk solidaritas kelompok masyarakat nelayan

yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.41.

Gambar 4.41 Bentuk Solidaritas Nelayan Desa Gentuma


5%

95%

kerja Samagotong Royong

Gambar 4.41 menunjukkan bahwa bentuk solidaritas masyarakat nelaya yaitu

kerja sama dengan presentase 95%, sedangkan gotong royong dengan presentase 5%.
74

e. Bentuk Solidaritas Antar Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi sosial berdasarkan bentuk solidaritas kelompok masyarakat nelayan

yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.42.

8%

92%

kerja Samagotong Royong

Gambar 4.42 Bentuk Solidaritas Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.42 menunjukkan bahwa bentuk solidaritas masyarakat nelaya yaitu

kerja sama dengan presentase 92%, sedangkan gotong royong dengan presentase 8%.

f. Bentuk Solidaritas Antar Nelayan Desa Pasalae

Kondisi sosial berdasarkan bentuk solidaritas kelompok masyarakat nelayan

yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.43.


75

7%

93%

kerja Samagotong Royong

Gambar 4.43 Bentuk Solidaritas Nelayan

Gambar 4.43 menunjukkan bahwa bentuk solidaritas masyarakat nelaya yaitu

kerja sama dengan presentase 93%, sedangkan gotong royong dengan presentase 7%.

4.2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan

8) Pendapatan Pokok Nelayan

a. Pendapatan Pokok Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan pokok masyarakat nelayan yang

ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.44.

Gambar 4.44 Pendapatan Pokok Desa Nanati Jaya

25%

42%

33%

RendahSedangTinggi
76

Gambar 4.44 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan pokok nelayan yaitu

golongan pendapatan rendah dengan presentasi 25%, golongan pendapatan sedang

dengan presentase 33% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 42%.

b. Pendapatan Pokok Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan pokok masyarakat nelayan yang

ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.45.

20%
25%

55%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.45 Pendapatan Pokok Desa Ketapang

Gambar 4.45 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan pokok nelayan yaitu

golongan pendapatan rendah dengan presentasi 20%, golongan pendapatan sedang

dengan presentase 55% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 25%.

c. Pendapatan Pokok Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan pokok masyarakat nelayan yang

ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.46.


77

20%
30%

50%

RendahSedangTinggi
Gambar 4.46 Pendapatan Pokok Desa Molonggota

Gambar 4.46 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan pokok nelayan yaitu

golongan pendapatan rendah dengan presentasi 20%, golongan pendapatan sedang

dengan presentase 50% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 30%.

d. Pendapatan Pokok Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan pokok masyarakat nelayan yang

ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.47.

25% 25%

50%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.47 Pendapatan Pokok Desa Gentuma


78

Gambar 4.47 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan pokok nelayan yaitu

golongan pendapatan rendah dengan presentasi 25%, golongan pendapatan sedang

dengan presentase 50% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 25%.

e. Pendapatan Pokok Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan pokok masyarakat nelayan yang

ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.48.

23%
37%

40%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.48 Pendapatan Pokok Desa Dumolodo

Gambar 4.48 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan pokok nelayan yaitu

golongan pendapatan rendah dengan presentasi 23%, golongan pendapatan sedang

dengan presentase 40% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 37%.

f. Pendapatan Pokok Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan pokok masyarakat nelayan yang

ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.49.


79

18% 16%

66%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.49 Pendapatan pokok Desa Pasalae

Gambar 4.49 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan pokok nelayan yaitu

golongan pendapatan rendah dengan presentasi 16%, golongan pendapatan sedang

dengan presentase 66% dan golongan pendapatan tinggi dengan presentase 18%.

9) Pendapatan Sampingan Nelayan

a. Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan sampingan masyarakat nelayan

yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.50.

46%
54%

AdaTidak

Gambar 4.50 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Nanati Jaya


80

Gambar 4.50 menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan sampingan

dengan presentase 54% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan

presentase 46%.

b. Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan sampingan masyarakat nelayan

yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.51.

45%
55%

AdaTidak

Gambar 4.51 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.51 menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan sampingan

dengan presentase 45% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan

presentase 55%.

c. Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan sampingan masyarakat nelayan

yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.52.


81

40%

60%

AdaTidak

Gambar 4.52 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.52 menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan sampingan

dengan presentase 40% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan

presentase 60%.

d. Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan sampingan masyarakat nelayan

yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.53.

45%
55%

AdaTidak
Gambar 4.53 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma
82

Gambar 4.53 menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan sampingan

dengan presentase 55% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan

presentase 45%.

e. Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan sampingan masyarakat nelayan

yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.54.

48%
52%

AdaTidak

Gambar 4.54 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.54 menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan sampingan

dengan presentase 52% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan

presentase 48%.

f. Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan pendapatan sampingan masyarakat nelayan

yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.55.


83

49% 51%

AdaTidak

Gambar 4.55 Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.55 menunjukkan bahwa yang memiliki pendapatan sampingan

dengan presentase 51% dan yang tidak memiliki pendapatan sampingan dengan

presentase 49%.

10) Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan

a. Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan hasil pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.56.

0%

100%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.56 Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Nanati Jaya


84

Gambar 4.56 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam

kategori rendah dengan presentase 100%, sedangkan yang mempunyai pendapatan

sedang dengan presentase 0%, yang mempunyai pendapatan tinggi 0%.

b. Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan hasil pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.57.

Gambar 4.57 Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Nanati Jaya


0%

100%

RendahSedangTinggi
Gambar 4.57 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam

kategori rendah dengan presentase 100%, sedangkan yang mempunyai pendapatan

sedang dengan presentase 0%, yang mempunyai pendapatan tinggi 0%,

c. Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan hasil pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.58.


85

0%

100%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.58 Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.58 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam

kategori rendah dengan presentase 100%, sedangkan yang mempunyai pendapatan

sedang dengan presentase 0%, yang mempunyai pendapatan tinggi 0%.

d. Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan hasil pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.59.

0%

100%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.59 Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma


86

Gambar 4.59 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam

kategori rendah dengan presentase 100%, sedangkan yang mempunyai pendapatan

sedang dengan presentase 0%, yang mempunyai pendapatan tinggi 0%.

e. Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan hasil pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.60.

3%0%

97%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.60 Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.60 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam

kategori rendah dengan presentase 97%, sedangkan yang mempunyai pendapatan

sedang dengan presentase 3%, yang mempunyai pendapatan tinggi 0%.

f. Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan hasil pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.61.


87

3%0%

97%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.61 Hasil Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.61 menunjukkan bahwa hasil pendapatan sampingan nelayan dalam

kategori rendah dengan presentase 97%, sedangkan yang mempunyai pendapatan

sedang dengan presentase 3%, yang mempunyai pendapatan tinggi 0%.

11) Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan

a. Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.62.

0%
18%

36%

46%

Penangkapan ikan Pekerjaan Sampingan


Peran Isti dari Keluarga Peran anak dalam Keluarga

Gambar 4.62 Sumber Pendapatan Sampingan Desa Nanati Jaya


88

Gambar 4.62 menunjukkan bahwa sumber pendapatan sampingan nelayan

adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 18%, pekerjaan sampingan dengan

presentase 46%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 36%

dan Dari peran anak dalam keluarga dengan presentase 0%.

b. Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.63.

0% 14%

29%

57%

Penangkapan ikan Pekerjaan Sampingan


Peran Isti dari Keluarga Peran anak dalam Keluarga

Gambar 4.63 Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.63 menunjukkan bahwa sumber pendapatan sampingan nelayan

adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 14%, pekerjaan sampingan dengan

presentase 57%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 29%

dan Dari peran anak dalam keluarga dengan presentase 0%.


89

c. Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.64.

0%
20%

60% 20%

Penangkapan ikan Pekerjaan Sampingan


Peran Isti dari KeluargaPeran anak dalam Keluarga

Gambar 4.64 Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.64 menunjukkan bahwa sumber pendapatan sampingan nelayan

adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 20%, pekerjaan sampingan dengan

presentase 20%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 60%

dan Dari peran anak dalam keluarga dengan presentase 0%.

d. Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.65.


90

5%0%4%

91%

Penangkapan ikan Pekerjaan Sampingan


Peran Isti dari KeluargaPeran anak dalam Keluarga

Gambar 4.65 Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.65 menunjukkan bahwa sumber pendapatan sampingan nelayan

adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 4%, pekerjaan sampingan dengan

presentase 91%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 5% dan

Dari peran anak dalam keluarga dengan presentase 0%.

e. Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.66.

13% 0%6%

81%

Penangkapan ikan Pekerjaan Sampingan


Peran Isti dari KeluargaPeran anak dalam Keluarga

Gambar 4.66 Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Dumolodo


91

Gambar 4.66 menunjukkan bahwa sumber pendapatan sampingan nelayan

adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 6%, pekerjaan sampingan dengan

presentase 81%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 13%

dan Dari peran anak dalam keluarga dengan presentase 0%.

f. Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber pendapatan sampingan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.67.

13% 0%10%

77%

Penangkapan ikan Pekerjaan Sampingan


Peran Isti dari KeluargaPeran anak dalam Keluarga

Gambar 4.67 Sumber Pendapatan Sampingan Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.67 menunjukkan bahwa sumber pendapatan sampingan nelayan

adalah dari penangkapan ikan dengan presentase 10%, pekerjaan sampingan dengan

presentase 77%. Sedangkan dari Peran istri dalam keluaga dengan presentase 13%

dan Dari peran anak dalam keluarga dengan presentase 0%.


92

12) Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan

a. Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan pengeluaran/konsumsi rumah tangga

masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.68.

0%
17%

83%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.68 Pengeluaran Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.68 menunjukkan bahwa presentase pengeluaran nelayan perbulan

yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 83%, pengeluaran nelayan dalam

kategori sedang dengan presentase 17%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi

yaitu tidak ada.

b. Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan pengeluaran/konsumsi rumah tangga

masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.69.


93

0%

100%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.69 Pengeluaran Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.69 menunjukkan bahwa presentase pengeluaran nelayan perbulan

yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 100%, pengeluaran nelayan dalam

kategori sedang tidak ada, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi yaitu tidak ada.

c. Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan pengeluaran/konsumsi rumah tangga

masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.70.

0%

30%

70%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.70 Pengeluaran Nelayan Desa Molonggota


94

Gambar 4.68 menunjukkan bahwa presentase pengeluaran nelayan perbulan

yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 30%, pengeluaran nelayan dalam

kategori sedang dengan presentase 70%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi

yaitu tidak ada.

d. Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan pengeluaran/konsumsi rumah tangga

masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.71.

0%

100%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.71 Pengeluaran Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.71 menunjukkan bahwa presentase pengeluaran nelayan perbulan

yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 100%, pengeluaran nelayan dalam

kategori sedang tidak ada, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi yaitu tidak ada.

e. Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan pengeluaran/konsumsi rumah tangga

masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.72.


95

0%
23%

77%

RendahSedangTinggi

Gambar 4.72 Pengeluaran Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.72 menunjukkan bahwa presentase pengeluaran nelayan perbulan

yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 77%, pengeluaran nelayan dalam

kategori sedang dengan presentase 23%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi

yaitu tidak ada.

f. Pengeluaran/Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan pengeluaran/ konsumsi rumah tangga

masyarakat nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.73.

Gambar 4.73 Pengeluaran Nelayan Desa Pasalae


0%
18%

82%

RendahSedangTinggi
96

Gambar 4.73 menunjukkan bahwa presentase pengeluaran nelayan perbulan

yaitu dalam kategori rendah dengan presentase 82%, pengeluaran nelayan dalam

kategori sedang dengan presentase 18%, pengeluaran nelayan dalam kategori tinggi

yaitu tidak ada.

13) Kepemilikan Aset Nelayan

a. Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan keadaan tempat tinggal masyarakat nelayan

yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.74.

4%
8%

88%

Permanen Semi PermanenNon Permanen

Gambar 4.74 Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.74 menunjukkan bahwa jenis tempat tinggal nelayan permanen

dengan presentase 88%, semi permanen dengan presentase 8%, sedangkan non

permanen dengan presentase 4%.


97

b. Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan keadaan tempat tinggal masyarakat nelayan

yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.75.

11% 17%

72%

Permanen Semi PermanenNon Permanen

Gambar 4.75 Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.75 menunjukkan bahwa jenis tempat tinggal nelayan permanen

dengan presentase 17%, semi permanen dengan presentase 72%, sedangkan non

permanen dengan presentase 11%.

c. Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan keadaan tempat tinggal masyarakat nelayan

yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.76.


98

30% 30%

40%

Permanen Semi PermanenNon Permanen

Gambar 4.76 Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.76 menunjukkan bahwa jenis tempat tinggal nelayan permanen

dengan presentase 30%, semi permanen dengan presentase 40%, sedangkan non

permanen dengan presentase 30%.

d. Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan keadaan tempat tinggal masyarakat nelayan

yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.77.

10%

20%

70%

Permanen Semi PermanenNon Permanen

Gambar 4.77 Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Gentuma


99

Gambar 4.77 menunjukkan bahwa jenis tempat tinggal nelayan permanen

dengan presentase 70%, semi permanen dengan presentase 20%, sedangkan non

permanen dengan presentase 10%.

e. Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan keadaan tempat tinggal masyarakat nelayan

yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.78.

9%

49%
42%

Permanen Semi PermanenNon Permanen

Gambar 4.78 Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.78 menunjukkan bahwa jenis tempat tinggal nelayan permanen

dengan presentase 49%, semi permanen dengan presentase 42%, sedangkan non

permanen dengan presentase 9%.

f. Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan keadaan tempat tinggal masyarakat nelayan

yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.79.


10

8%

30%

62%

Permanen Semi PermanenNon Permanen

Gambar 4.79 Jenis Tempat Tinggal Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.79 menunjukkan bahwa jenis tempat tinggal nelayan permanen

dengan presentase 62%, semi permanen dengan presentase 30%, sedangkan non

permanen dengan presentase 8%.

14) Status Tanah Yang Dimiliki nelayan

a. Status Tanah Yang Dimiliki Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan status tanah yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.80.

4%
21%

75%

Tanah WarisanMilik SendiriPinjaman

Gambar 4.80 Status Tanah Nelayan Nelayan Desa Nanati Jaya


10

Gambar 4.80 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling

banyak adalah tanah warisan dengan presentase 21%, dan milik sendiri dengan

presentase 75%, sedangkan pinjaman dengan presentase 4%.

b. Status Tanah Yang Dimiliki Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan status tanah yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.81.

5%

50%
45%

Tanah WarisanMilik SendiriPinjaman

Gambar 4.81 Status Tanah Nelayan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.81 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling

banyak adalah tanah warisan dengan presentase 50%, dan milik sendiri dengan

presentase 45%, sedangkan pinjaman dengan presentase 5%.

c. Status Tanah Yang Dimiliki Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan status tanah yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.82.


10

10%

40%

50%

Tanah WarisanMilik SendiriPinjaman

Gambar 4.82 Status Tanah Nelayan Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.82 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling

banyak adalah tanah warisan dengan presentase 40%, dan milik sendiri dengan

presentase 50%, sedangkan pinjaman dengan presentase 10%.

d. Status Tanah Yang Dimiliki Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan status tanah yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.83.

0%

30%

70%

Tanah WarisanMilik SendiriPinjaman

Gambar 4.83 Status Tanah Nelayan Nelayan Desa Gentuma


10

Gambar 4.83 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling

banyak adalah tanah warisan dengan presentase 30%, dan milik sendiri dengan

presentase 70%, sedangkan pinjaman dengan presentase 0%.

e. Status Tanah Yang Dimiliki Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan status tanah yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.84.

0%
26%

74%

Tanah WarisanMilik SendiriPinjaman

Gambar 4.84 Status Tanah Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.84 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling

banyak adalah tanah warisan dengan presentase 74%, dan milik sendiri dengan

presentase 26%, sedangkan pinjaman dengan presentase 0%.

f. Status Tanah Yang Dimiliki Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan status tanah yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.85.


10

0%

43%

57%

Tanah WarisanMilik SendiriPinjaman


Gambar 4.85 Status Tanah Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.85 menunjukkan bahwa tanah tempat tinggal nelayan yang paling

banyak adalah tanah warisan dengan presentase 57%, dan milik sendiri dengan

presentase 43%, sedangkan pinjaman dengan presentase 0%.

15) Kepemilikan Kendaraan Nelayan

a. Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan kepemilikan kendaraan yang digunakan

masyarakat nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.86.

17%

83%

YaTidak

Gambar 4.86 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Nanati Jaya


10

Gambar 4.86 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang memiliki

kendaraan dengan presentase 83%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan

presentase 17%.

b. Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan kepemilikan kendaraan yang digunakan

masyarakat nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.87.

0%

100%

YaTidak

Gambar 4.87 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.87 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang memiliki

kendaraan dengan presentase 100%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan 0%.

c. Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan kepemilikan kendaraan yang digunakan

masyarakat nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.88.


10

50% 50%

YaTidak

Gambar 4.88 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.88 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang memiliki

kendaraan dengan presentase 50%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan

presentase 50%.

d. Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan kepemilikan kendaraan yang digunakan

masyarakat nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.89.

0%

100%

YaTidak

Gambar 4.89 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Gentuma


10

Gambar 4.87 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang memiliki

kendaraan dengan presentase 100%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan 0%.

e. Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan kepemilikan kendaraan yang digunakan

masyarakat nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya

Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.90.

23%

77%

YaTidak
Gambar 4.90 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa dumolodo

Gambar 4.90 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang memiliki

kendaraan dengan presentase 23%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan

presentase 77%.

f. Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan kepemilikan kendaraan yang digunakan

masyarakat nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.91.


10

18%

82%

YaTidak
Gambar 4.91 Status Kepemilikan Kendaraan Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.91 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang memiliki

kendaraan dengan presentase 18%. Sedangkan yang tidak memiliki kendaraan dengan

presentase 82%.

16) Jenis Kendaraan Nelayan

a. Jenis Kendaraan Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.92.

0%
17%

83%

MobilBentorasepeda MotorSepeda

Gambar 4.92 Jenis Kendaraan Nelayan Desa Nanati Jaya


10

Gambar 4.92 menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki jenis kendaraan

mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 17%, dan yang memiliki

kendaraan sepeda motor dengan presentase 83%. Sepeda dengan presentase 0%.

b. Jenis Kendaraan Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.93.

0%

50% 50%

MobilBentorasepeda MotorSepeda

Gambar 4.93 Jenis Kendaraan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.93 menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki jenis kendaraan

mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 50%, dan yang memiliki

kendaraan sepeda motor dengan presentase 50%. Sepeda dengan presentase 0%.

c. Jenis Kendaraan Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.94.


11

0%
25%

75%

MobilBentorasepeda MotorSepeda
Gambar 4.94 Jenis Kendaraan Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.94 menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki jenis kendaraan

mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 25%, dan yang memiliki

kendaraan sepeda motor dengan presentase 75%. Sepeda dengan presentase 0%.

d. Jenis Kendaraan Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.95.

Gambar 4.95 Jenis Kendaraan Nelayan Nelayan Desa Gentuma


0%
27%

73%

MobilBentorasepeda MotorSepeda
11

Gambar 4.95 menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki jenis kendaraan

mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 27%, dan yang memiliki

kendaraan sepeda motor dengan presentase 73%. Sepeda dengan presentase 0%.

e. Jenis Kendaraan Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.96.

0%
19%

81%

MobilBentorasepeda MotorSepeda

Gambar 4.96 Jenis Kendaraan Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.96 menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki jenis kendaraan

mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 19%, dan yang memiliki

kendaraan sepeda motor dengan presentase 81%. Sepeda dengan presentase 0%.

f. Jenis Kendaraan Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis kendaraan yang dimiliki masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.97.


11

0%
21%

79%

MobilBentorasepeda MotorSepeda

Gambar 4.97 Jenis Kendaraan Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.97 menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki jenis kendaraan

mobil dengan presentase 0%, bentor dengan presentase 21%, dan yang memiliki

kendaraan sepeda motor dengan presentase 79%. Sepeda dengan presentase 0%.

17) Kesejahteraan

a. Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.98.

0%

100%

GasListrikKayuMinyak Tanah
Gambar 4.98 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Nanati Jaya
11

Gambar 4.98 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan nelayan

yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan listrik

tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak tanah

tidak ada.

b. Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.99.

0%

100%

GasListrikKayuMinyak Tanah

Gambar 4.99 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.99 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan nelayan

yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan listrik

tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak tanah

tidak ada.
11

c. Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.100.

0%

100%

GasListrikKayuMinyak Tanah

Gambar 4.100 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Molonggota

Gambar 4.100 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan

nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan

listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak

tanah tidak ada.

d. Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.101.


11

0%5%

95%

GasListrikKayuMinyak Tanah

Gambar 4.101 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.101 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan

nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 95%, menggunakan

listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak

tanah dengan presentase 5%.

e. Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten

Gorontalo Utara dapat dilihat pada Gambar 4.102.

02%%

98%

GasListrikKayuMinyak Tanah

Gambar 4.102 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Dumolodo


11

Gambar 4.102 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan

nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 98%, menggunakan

listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak

tanah dengan presentase 2%.

f. Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat

nelayan yang ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

Utara dapat dilihat pada Gambar 4.103.

0%

100%

GasListrikKayuMinyak Tanah

Gambar 4.103 Jenis Bahan Bakar Nelayan Desa Pasalae

Gambar 4.103 menunjukkan bahwa jenis bahan bakar yang digunakan

nelayan yaitu menggunakan bahan bakar gas dengan presentase 100%, menggunakan

listrik tdak ada, dan menggunakan kayu tidak ada dan yang menggunakan minyak

tanah tidak ada.


11

18) Sumber Penerangan Nelayan

a. Sumber Penerangan Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber penerangan masyarakat nelayan yang

ada di Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.104.

0%

100%

ListrikGenset SuryaMinyak Tanah

Gambar 4.104 Sumber Penerangan Nelayan Desa Nanati Jaya

Gambar 4.104 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang menggunakan

sumber penerangan listrik dengan presentase 100% , yang menggunakan genset surya

tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.

b. Sumber Penerangan Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber penerangan masyarakat nelayan yang

ada di Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.105.


11

0%

100%

ListrikGenset SuryaMinyak Tanah

Gambar 4.105 Sumber Penerangan Nelayan Desa Ketapang

Gambar 4.105 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang menggunakan

sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya

tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.

c. Sumber Penerangan Nelayan Desa molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber penerangan masyarakat nelayan yang

ada di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

dapat dilihat pada Gambar 4.106.

0%

100%

ListrikGenset SuryaMinyak Tanah

Gambar 4.106 Sumber Penerangan Nelayan Desa Molonggota


11

Gambar 4.106 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang menggunakan

sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya

tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.

d. Sumber Penerangan Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber penerangan masyarakat nelayan yang

ada di Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.107.

0%

100%

ListrikGenset SuryaMinyak Tanah

Gambar 4.107 Sumber Penerangan Nelayan Desa Gentuma

Gambar 4.107 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang menggunakan

sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya

tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.

e. Sumber Penerangan Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber penerangan masyarakat nelayan yang

ada di Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.108.


12

0%

100%

ListrikGenset SuryaMinyak Tanah

Gambar 4.108 Sumber Penerangan Nelayan Desa Dumolodo

Gambar 4.108 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang menggunakan

sumber penerangan listrik dengan presentase 100%, yang menggunakan genset surya

tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.

f. Sumber Penerangan Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber penerangan masyarakat nelayan yang

ada di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.109.

Gambar 4.109 Sumber Penerangan Nelayan Desa Pasalae


0%

100%

ListrikGenset SuryaMinyak Tanah


12

Gambar 4.109 menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang menggunakan

sumber penerangan listrik dengan presentase 100% , yang menggunakan genset surya

tidak ada, sedangkan yang menggunakan minyak tanah tidak ada juga.

19) Sumber Air Nelayan

a. Sumber Air Nelayan Desa Nanati Jaya

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber air masyarakat nelayan yang ada di

Desa Nanati Jaya Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.110.

0%
25%

75%

PAMSumur Gali/BorMata air

Gambar 4.110 Sumber Air Desa Nanati Jaya

Gambar 4.110 menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan masyarakat

nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 75%, dan yang mnggunakan sumur

gali/bor dengan presentase 25% , sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak

ada

b. Sumber Air Nelayan Desa Ketapang

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber air masyarakat nelayan yang ada di

Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.111.


12

0%
15%

85%

PAMSumur Gali/BorMata air

Gambar 4.111 Sumber Air Desa Ketapang

Gambar 4.111 menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan masyarakat

nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 85%, dan yang mnggunakan sumur

gali/bor dengan presentase 15%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak

ada

c. Sumber Air Nelayan Desa Molonggota

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber air masyarakat nelayan yang ada di

Desa Molonggota Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat

dilihat pada Gambar 4.112.

0%

40%

60%

PAMSumur Gali/BorMata air


Gambar 4.112 Sumber Air Desa Molonggota
12

Gambar 4.112 menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan masyarakat

nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 60%, dan yang mnggunakan sumur

gali/bor dengan presentase 40%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak

ada

d. Sumber Air Nelayan Desa Gentuma

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber air masyarakat nelayan yang ada di

Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.113.

0%

35%

65%

PAMSumur Gali/BorMata air

Gambar 4.113 Sumber Air Desa Gentuma

Gambar 4.113 menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan masyarakat

nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 65%, dan yang mnggunakan sumur

gali/bor dengan presentase 35%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak

ada

e. Sumber Air Nelayan Desa Dumolodo

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber air masyarakat nelayan yang ada di

Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.115.


12

14% 0%

86%

PAMSumur Gali/BorMata air

Gambar 4.116 Sumber Air Desa Dumolodo

Gambar 4.116 menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan masyarakat

nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 86%, dan yang mnggunakan sumur

gali/bor dengan presentase 14%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak

ada

f. Sumber Air Nelayan Desa Pasalae

Kondisi ekonomi berdasarkan sumber air masyarakat nelayan yang ada di

Desa Gentuma Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.116.

0%
18%

82%

PAMSumur Gali/BorMata air

Gambar 4.116 Sumber Air Desa Pasalae


12

Gambar 4.116 menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan masyarakat

nelayan bersumber dari PAM dengan presentase 75%, dan yang mnggunakan sumur

gali/bor dengan presentase 25%, sedangkan air yang bersumber dari mata air tidak

ada. Tabel 4.1 Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gentuma

Raya

Kondisi Pembagian Sosial Ekonomi Nelayan Disetiap Desa Kecamatan


Sosial Gentuma Raya
Ekonom
i
Masyara Nanati Ketapan Molongg Gentum Dumolo
Pasalae
kat jaya g ota a do
Nelayan
Tingkat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pendidik sekolah 0% sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah
an SD 62% 10% SD 30% 20% 9% 18%
SMP 25% SD 85% SMP 50% SD 70%% SD 52% SD 31%
SMA 13% SMP 5% SMA 20% SMP 10% SMP 25% SMP 25%
Perguruan SMA 0% Pergurua SMA 0% SMA 12% SMA 26%
tinggi 0% Pergurua n tinggi Pergurua Pergurua Perguruan
n tinggi 0% n tinggi n tinggi tinggi 0%
0% 0% 2%
Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
pendidikan pendidik pendidik pendidik pendidik pendidika
di Desa an an an an n nelayan
Nanati Jaya nelayan nelayan nelayan nelayan di Desa
rata-rata SD di Desa di Desa di Desa di Desa Pasalae
Ketapan Molongg Gentuma Dumolod rata-rata
g rata- ota rata- rata-rata o rata- SMP
rata SD rata SMP SD rata SD
Jumlah 0-1 4% 0-1 0% 0-1 0% 0-1 0% 0-1 0% 0-1 0%
tanggung 2-3 33% 2-3 30% 2-3 30% 2-3 54% 2-3 43% 2-3 43%
an dalam 3-5 63% 3-5 70% 3-5 70% 3-5 45% 3-5 57% 3-5 57%
keluarga 5-10 0% 5-10 0% 5-10 0% 5-10 1% 5-10 0% 5-10 0%
12

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


tanggunga tanggung tanggung tanggung tanggung tanggunga
n dalam an dalam an dalam an dalam an dalam n dalam
keluarga
keluarga keluarga keluarga keluarga keluarga
nelayan
nelayan di nelayan nelayan di Desa nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa Gentuma di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg rata-rata Dumolod Pasalae
Jaya rata- g rata- ota rata- 2-3 o rata- rata-rata
rata 3-5 rata 3-5 rata 3-5 orang. rata 3-5 3-5 orang.
orang. orang. orang. Dari data orang. Dari data
ini dapat
Dari data Dari data Dari data Dari data ini dapat
disimpul
ini dapat ini dapat ini dapat kan ini dapat disimpulk
disimpulk disimpul disimpul bahwa disimpul an bahwa
an bahwa kan kan jumlah kan jumlah
jumlah bahwa bahwa tanggung bahwa tanggunga
tanggunga jumlah jumlah an kepala jumlah n kepala
n kepala tanggung tanggung keluarga tanggung keluarga
rendah
keluarga an kepala an kepala an kepala sedang
sedang keluarga keluarga keluarga
sedang sedang sedang
Proses Saling Saling Saling Saling Saling Saling
interaksi menegur menegur menegur menegur menegur menegur
75% 100% 100% 85% 72% 82%
Berjabat Berjabat Berjabat Berjabat Berjabat Berjabat
tangan 4% tangan tangan tangan tangan tangan 7%
Saling 0% 0% 0% 9% Saling
berbicara Saling Saling Saling Saling berbicara
21% berbicara berbicara berbicara berbicara 11%
Berkelahi 0% 0% 15% 19% Berkelahi
0% Berkelah Berkelah Berkelah Berkelah 0%
i 0% i 0% i 0% i 0%
Proses Proses Proses Proses Proses Proses
interaksi interaksi interaksi interaksi interaksi interaksi
nelayan di nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg Gentuma Dumolod Pasalae
12

Jaya rata- g rata- ota rata- rata-rata o rata- rata-rata


rata saling rata rata saling rata saling
menegur saling saling menegur saling menegur
menegur menegur menegur
Alat Simbol Simbol Simbol Simbol Simbol Simbol16
Interaksi 17% 25% 20% 5% 28% %
nelayan Handphon Handpho Handpho Handpho Handpho Handphon
selama e 37% ne 30% ne 70% ne 45% ne 23% e 32%
dilaut Radio Radio Radio Radio Radio Radio
46% 45% 10% 50% 49% 52%
Alat Alat Alat Alat Alat Alat
interaksi interaksi interaksi interaksi interaksi interaksi
antar antar antar antar antar antar
nelayan di nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg Gentuma Dumolod Pasalae
jaya g selama ota selama di o selama selama di
selama di di laut selama di laut rata- di laut laut rata-
laut rata- rata-rata laut rata- rata rata-rata rata
rata menggun rata menggun menggun mengguna
mengguna akan menggun akan akan kan Radio
kan Radio Radio akan Handpho Radio
handpho ne
ne
Penyeba Perbedaan Perbedaa Perbedaa Perbedaa Perbedaa Perbedaan
b konflik pendapat n n n n pendapat
62% pendapat pendapat pendapat pendapat 44%
Persaingan 0% 30% 50% 31% Persainga
38% Persaing Persaing Persaing Persaing n 18%
Pembagia an 50% an 10% an 50% an 15% Pembagia
n 0% Pembagi Pembagi Pembagi Pembagi n7%
Salah an 10% an 30% an 0% an 9% Salah
paham Salah Salah Salah Salah paham
0%. paham paham paham paham 44%.
0%. 30%. 0%. 45%.
12

Nelayan di Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan


Desa di Desa di Desa di Desa di Desa di Desa
Nanati ketapang Molongg Gentuma Dumolod Molonggo
Jaya rata- rata-rata ota rata- rata-rata o rata- ta rata-
rata mengata rata mengata rata rata
mengataka kan mengata kan mengata mengatak
n pernah pernah kan pernah kan an pernah
berkonflik. berkonfli pernah berkonfli pernah berkonflik
Penyebabn k. berkonfli k. berkonfli .
ya yaitu Penyeba k. Penyeba k. Penyebab
karena bnya Penyeba bnya Penyeba nya yaitu
perbedaan yaitu bnya yaitu bnya karena
pendapat. karena yaitu karena yaitu perbedaan
Dalam persaing karena perbedaa karena pendapat
suatu an. perbedaa n salah dan salah
lingkunga Persaing n pendapat paham. paham.
n an yang pendapat dan Dalam Hidup dan
masyaraka dimaksu , persaing kehidupa kerja
t yang d yaitu pembagi an. n sama di
hidup persaing an dan Persaing nelayan laut pasti
bersama an dalam salah an dalam pasti akan
tidak akan penjuala paham penjuala terjadi terjadi
lepas dari n ikan, n dan kesalah kesalah
perbedaan status status pahaman pahaman
pendapat sosial sosial
Solidarit Saling Saling Saling Saling Saling Saling
as percaya percaya percaya percaya percaya percaya
nelayan 12% 9% 0% 0% 11% 12%
Setia Setia Setia Setia Setia Setia
kawan 4% kawan kawan kawan kawan kawan 9%
Satu 0% 0% 0% 0% Satu
tujuan Satu Satu Satu Satu tujuan13
71% tujuan tujuan tujuan tujuan %
Sepenangg 64% 70% 40% 67% Sepenang
ungan Sepenan Sepenan Sepenan Sepenan gungan
13% ggungan ggungan ggungan ggungan 66%
27% 30% 60% 22%
12

Solidaritas Solidarit Solidarit SolidaritSolidarit Solidaritas


antar as antar as antar as antar as antar antar
nelayan di nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg Gentuma Dumolod Pasalae
Jaya rata- g rata- ota rata- rata-ratao rata- rata-rata
rata rata rata didasari rata didasari
didasari didasari didasari karena didasari karena
karena karena karena sepenang karena sepenangg
nelayan satu satu gungan satu ungan
sadar tujan tujuan atau satutujuan atau satu
mereka untuk yaitu perasaan,yaitu perasaan
bertujuan memenu untuk sehingga mencari yang
yang sama hi mencari membuat nafkah membuat
yaitu kebutuha nafkah kebersa untuk kebersama
untuk n untuk maan memenu an
memenuhi hidupnya keluarga nelayan hi nelayan
kebutuhan sehari- nya sangat kebutuha bedah
hidupnya hari kental n dengan
sehari-hari hidupnya yang lain
Bentuk Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja
solidarita sama 83% sama sama sama sama sama 93%
s Gotong 95% 70% 95% 92% Gotong
royong Gotong Gotong Gotong Gotong royong
17%. royong royong royong royong 7%.
5%. 30% 5% 8%
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
solidaritas solidarita solidarita solidarita solidarita solidaritas
nelayan di s nelayan s nelayan s nelayan s nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg Gentuma Dumolod Pasalae,
jaya, rata- g, rata- ota, rata- , rata- o, rata- rata-rata
rata kerja rata kerja rata kerja rata kerja rata kerja kerja
sama sama sama sama sama sama
13

Pendapat Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah


an pokok 25% 20% 20% 25% 23% 16%
nelayan Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
33% 55% 30% 50% 40% 66%
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
42%. 25%. 50% 25%. 37%. 18%.
Pendapata Pendapat Pendapat Pendapat Pendapat Pendapata
n pokok an pokok an pokok an pokok an pokok n pokok
nelayan di nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
di Desa
Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Ketapan
Nanati g rata- Molongg Gentuma Dumolod Pasalae
Jaya rata- rata ota rata- rata-ratao rata- rata-rata
rata dalam dalam rata dalam rata dalam
kategori kategori dalam kategori dalam kategori
tinggi sedang kategori sedang kategori sedang
tinggi sedang
Pendapat Ada 54% Ada 45% Ada 40% Ada 55% Ada 52% Ada 51%
an Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
samping 46% 55% 60% 45%. 48%. 49%.
an Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan
nelayan yang tidak yang yang yang yang
mempuny memiliki tidak mempun mempun mempuny
ai pendapat memiliki yai yai ai
pendapata an pendapat pendapat pendapat pendapata
n samping an an an n
sampingan an di samping samping samping sampinga
di Desa Desa an di an di an di n di Desa
Nanati Ketapan Desa Desa Desa Pasalae
Jaya rata- g 55% Molongg Gentuma Dumolod yaitu 51%
rata 54% ota yaitu yaitu o yaitu
60% 55% 52%
13

Hasil Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah


pendapat 100% 100% 100% 100% 97% 97%
an Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
smpinga 0% 0% 0% 0% 3% 3%
n Tinggi 0% Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
0%. 0%. 0%. 0%. 0%.
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
pendapata pendapat pendapat pendapat pendapat pendapata
n an an an an n
samping
sampinga samping samping samping sampinga
a nelayan
nelayan di a nelayan a nelayan di Desa a nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa Gentuma di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg yaitu Molongg Pasalae
Jaya yaitu g yaitu ota yaitu dalam ota yaitu yaitu
dalam dalam dalam kategori dalam dalam
kategori kategori kategori rendah kategori kategori
rendah rendah rendah rendah rendah

Sumber Penangkap Penangk Penangk Penangk Penangk Penangka


pendapat an ikan apan apan apan apan pan ikan
an 18% ikan 14% ikan 20% ikan 4% ikan 6% 10%
samping Pekerjaan Pekerjaa Pekerjaa Pekerjaa Pekerjaa Pekerjaan
an sampingan n n n n sampinga
46% samping samping samping samping n 77%
Peran istri an 57% 20%an an 91% an 81% Peran istri
dalam Peran Peran Peran Peran dalam
keluarga istri istri istri istri keluarga
36% dalam dalam dalam dalam 13%
Peran anak keluarga keluarga keluarga keluarga Peran
dalam 29% 60% 5% 13% anak
keluarga Peran Peran Peran Peran dalam
0%. anak anak anak anak keluarga
dalam dalam dalam dalam 0%.
keluarga keluarga keluarga keluarga
0%. 0%. 0%. 0%.
13

Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber


pendapata pendapat pendapat pendapat pendapat pendapata
n an an an an n
sampingan samping samping samping samping sampinga
nelayan di an an an an n nelayan
Desa nelayan nelayan nelayan nelayan di Desa
Nanati di Desa di Desa di Desa di Desa Pasalae
Jaya yaitu Ketapan Molongg Gentuma Dumolod yaitu dari
dari g yaitu ota yaitu yaitu dari o yaitu pekerjaan
pekerjaan dari dari pekerjaa dari sampinga
sampingan pekerjaa peran n pekerjaa n nelayan
nelayan n istri samping n
samping dalam an samping
an keluarga nelayan an
nelayan nelayan
Pengelua Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
ran/kons 83% 100% 30% 100% 77% 82%
umsi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
nelayan 17% 0% 70% 0% 23% 18%
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 0%
0%. 0% 0% 0% 0%
Pengeluar Pengelua Pengelua Pengelua Pengelua Pengeluar
an nelayan ran ran ran ran an
di Desa nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
Nanati di Desa di desa di Desa di Desa Desa
Jaya yaitu Ketapan Molongg Gentuma Dumolod Pasalae
rata-rata g yaitu ota yaitu yaitu o yaitu yaitu rata-
dalam rata-rata rata-rata rata-rata rata-rata rata dalam
kategori dalam dalam dalam dalam kategori
rendah kategori kategori kategori kategori sedang
rendah sedang rendah sedang
13

Jenis Permanen Permane Permane Permane Permane Permanen


tempat 88% n 17% n 30% n 70% n 49% 62%
tinggal Semi Semi Semi Semi Semi Semi
permanen permane permane permane permane permanen
8% n 72% n 40% n 20% n 42% 30%
Non Non Non Non Non Non
permanen permane permane permane permane permanen
4% n 11% n 30% n 10% n 9% 8%
Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis
tempat tempat tempat tempat tempat tempat
tinggal tinggal tinggal tinggal tinggal tinggal
nelayan di nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
Desa di Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Nanati Ketapan Molongg Gentuma Dumolod pasalae
Jaya yaitu g yaitu ota yaitu yaitu o yaitu yaitu jenis
jenis jenis jenis jenis jenis tempat
tempat tempat tempat tempat tempat tinggal
tinggal tinggal tinggal tinggal tinggal permanen
permanen semi semi permane permane
permane permane n n
n n
Status Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah
tanah warisan warisan warisan warisan warisan warisan
yang 21% 50% 40% 30% 74% 57%
dimiliki Milik Milik Milik Milik Milik Milik
sendiri sendiri sendiri sendiri sendiri sendiri
75% 45% 50% 70% 26% 43%
Pinjaman Pinjaman Pinjaman Pinjaman Pinjaman Pinjaman
4%. 5% 10% 0% 0% 0%
Status Status Status Status Status Status
tanah yang tanah tanah tanah tanah tanah
dimili yang yang yang yang yang
nelayan di dimili dimili dimili dimili dimili
Desa nelayan nelayan nelayan nelayan nelayan di
Nanati di Desa di Desa di Desa di Desa Desa
Jaya yaitu Ketapan Molongg Gentuma Dumolod Pasalae
rata-rata g yaitu ota yaitu yaitu o yaitu yaitu rata-
13

milik tanahrata-rata rata-rata rata-rata rata milik


sendiri warisan
milik milik milik sendiri
sendiri sendiri sendiri
Kepemili Ya 83% Ya 100% Ya 50% Ya 100% Ya 23% Ya 18%
kan Tidak 17% Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
kendaraa 0% 50% 0% 77% 82%
n
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
masyaraka masyara masyara masyara masyara masyaraka
t nelayan kat kat kat kat t nelayan
di Desa nelayan nelayan nelayan nelayan di Desa
Nanati di Desa di Desa di Desa di Desa Pasalae
Jaya Ketapan Molongg Gentuma Dumolod tidak
memiliki g ota memiliki o tidak mempuny
kendaraan memiliki memiliki kendaraa mempun ai
kendaraa kendaraa n yai kendaraan
n n kendaraa
n
Jenis Mobil 0% Mobil Mobil Mobil Mobil Mobil 0%
kendaraa Bentor 0% 0% 0% 0% Bentor
n 17% Bentor Bentor Bentor Bentor 21%
Sepeda 50% 25% 27% 21% Sepeda
motor Sepeda Sepeda Sepeda Sepeda motor
83% motor motor motor motor 79%
Sepeda 50% 75% 73% 79% Sepeda
0% Sepeda Sepeda Sepeda Sepeda 0%
0% 0% 0% 0%
Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis
kendaraan kendaraa kendaraa kendaraa kendaraa kendaraan
masyaraka n n n n masyaraka
t nelayan masyara masyara masyara masyara t nelayan
di Desa kat kat kat kat di Pasalae
Nanati nelayan nelayan nelayan nelayan yaitu rata-
Jaya yaitu di Desa di Desa di Desa di Desa rata
rata-rata Ketapan Molongg Gentuma Dumolod sepeda
sepeda g yaitu ota yaitu yaitu o yaitu motor
motor rata-rata rata-rata rata-rata rata-rata
13

sepeda sepeda sepeda sepeda


motor motor motor motor
dan
bentor
Jenis Gas 100% Gas Gas Gas 95% Gas 98% Gas 100%
bahan Listrik 0% 100% 100% Listrik Listrik Listrik 0%
bakar Kayu 0% Listrik Listrik 0% 0% Kayu 0%
Minyak 0% 0% Kayu 0% Kayu 0% Minyak
tanah 0% Kayu 0% Kayu 0% Minyak Minyak tanah 0%.
Minyak Minyak tanah 5% tanah 2%
tanah 0% tanah 0%
Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis Jenis
bahan bahan bahan bahan bahan bahan
bakar yang bakar bakar bakar bakar bakar
digunakan yang yang yang yang yang
nelayan digunaka digunaka digunaka digunaka digunakan
Desa n n n n nelayan
Nanati nelayan nelayan nelayan nelayan Desa
Jaya yaitu Desa Desa Desa Desa Pasalae
bahan Ketapan Molongg Gentuma Dumolod yaitu
bakar gas g yaitu ota yaitu yaitu o yaitu bahan
bahan bahan bahan bahan bakar gas
bakar gas bakar gas bakar gas bakar gas
Sumber Listrik Listrik Listrik Listrik Listrik Listrik
penerang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
an Genset Genset Genset Genset Genset Genset
surya 0% surya 0% surya 0% surya 0% surya 0% surya 0%
Minyak Minyak Minyak Minyak Minyak Minyak
tanah 0% tanah 0% tanah 0% tanah 0% tanah 0% tanah 0%
Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber
peneranga penerang penerang penerang penerang peneranga
n yang an yang an yang an yang an yang n yang
digunakan digunaka digunaka digunaka digunaka digunakan
nelayan di n n n n nelayan di
Desa nelayan nelayan nelayan nelayan Desa
Nanati di Desa di Desa di Desa di Desa Pasalae
13

Jaya yaitu Ketapan Molongg Gentuma Dumolod yaitu rata-


rata-rata g yaitu ota yaitu yaitu o yaitu rata
mengguna rata-rata rata-rata rata-rata rata-rata mengguna
kan listrik menggun menggun menggun menggun kan listrik
akan akan akan akan
listrik listrik listrik listrik
Sumber PDAM PDAM PDAM PDAM PDAM PDAM
air 75% 85% 60% 65% 86% 75%
Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur
Gali/Bor Gali/Bor Gali/Bor Gali/Bor Gali/Bor Gali/Bor
25% 15% 40% 35% 14% 25%
Mata air Mata air Mata air Mata air Mata air Mata air
0% 0% 0% 0% 0% 0%.

Sumber air Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber


yang air yang air yang air yang air yang air yang
digunakan digunaka digunaka digunaka digunakan
digunaka
nelayan n n n nelayan
Desa nelayan nelayan n nelayan Desa
Nanati Desa Desa nelayan Desa Pasalae
Jaya rata- Ketapan Molongg Dumolod rata-rata
Desa
rata g rata- ota rata- o rata- bersumber
bersumber rata rata Gentuma rata dari
dari bersumb bersumb rata-rata bersumb PDAM
PDAM er dari er dari er dari
bersumb
PDAM PDAM PDAM
er dari
PADM
13

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Gentuma

Raya Kabupaten Gorontalo Utara, bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan Gentuma

Raya dapat diketahui dari hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang

ditunjukkan dari karakteristik nelayan menyangkut sifat dan ciri-ciri khusus yang

dimiliki oleh para nelayan. Karakteristik didapat dari hasil wawancara menggunakan

kuisioner serta lewat pengamatan langsung di lapangan.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan jika dilihat dari ruang lingkup

sudut pandang geografi yaitu menggunakan analisis pendekatan Ekologi (Ekological

Approach) yang didasarkan pada prinsip menganalisis tentang interelasi yang

menonjol antara makhluk hidup dan lingkungannya atau interaksi antara organisme

dengan lingkungannya. Geografi merupakan ilmu yang bersifat “human oriented”

sehingga manusia dan kegiatan manusia selalu menjadi fokus analisis dalam

keterkaitannya dengan lingkungan biotik, abiotik maupun lingkunagan sosial,

ekonomi dan kulturalnya. Seperti hubungan nelayan dengan alam (laut) yang

dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan. Masyarakat nelayan

tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan laut karena dilautlah nelayan bekerja untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya yaitu dengan memanfaatkan biota-biota laut baik

itu untuk dijual maupun untuk dimakan sendiri.

Berdasarkan analisis pendekatan ekologi yang berupa tema analisis human

activity-environment interactions yang menekankan pada kegiatan nelayan untuk

menyelenggarakan kehidupannya sehari-hari. Kegiatan nelayan sehari-hari adalah


13

untuk mencari ikan dilaut sehingga nelayan berhubungan langsung dengan

lingkungan alam dan dengan kata lain mayoritas aktivitas-aktivitas nelayan dilakukan

dilaut. Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan jika menggunakan Pendekatan

geografi dengan tema analisis human behaviour-environment interactions yang

memfokuskan pada perilaku nelayan baik itu perilaku sosial maupun perilaku

ekonomi. Perilaku sosial dalam penelitian ini seperti interaksi, solidaritas, pendidikan,

jumlah tanggungan dalam keluarga dan perilaku ekonomi berupa pendapatan,

kesejahteraan dan kepemilikan aset. Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang

hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi

antara wilayah darat dan wilayah laut.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat

nelayan di Kecamatan Gentuma Raya jika dilihat dari indikator yang ada, baik itu

pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga, interaksi, solidaritas, pendapatan,

kepemilikan aset serta kesejahteraan maka tingkat pendidikan nelayan rata-rata

tamatan SD jika dilihat dari tingkat pendidikan masih dalam kategori rendah,

Rendahnya tingkat pendidikan nelayan di Kecamatan Gentuma Raya tidak

menjadikan sulitnya mereka dapat menguasai teknik-teknik dalam kegiatan perikanan

tangkap. Berdasarkan data yang didapat bahwa pekerjaan sebagai nelayan tidak

memprioritaskan pendidikan tinggi dimana pengetahuan, kemampuan melaut serta

keterampilan menangkap ikan dapat diperoleh dari proses sosialisasi dan akulturasi

yang dilakukan oleh nelayan secara turun temurun.


13

Jumlah tanggungan dalam keluarga rata-rata 3-5 orang Tanggungan keluarga

nelayan merupakan anggota keluarga yang dibiayai oleh kepala keluarga, baik yang

ada dalam satu atap (tinggal dalam rumah yang sama) ataupun yang berada di tempat

lain. Jumlah anggota keluarga yang bekerja sebagai nelayan (responden) dapat

mempengaruhi tingkat produksi yang didapatkan, karena semakin banyak tanggungan

keluarga maka semakin banyak pengeluaran dalam suatu rumah tangga.

Proses interaksi nelayan rata-rata saling menegur, Interaksi dalam suatu

masyarakat nelayan sangat penting karena interaksi sosial merupakan syarat utama

terjadinya aktivitas-aktivitas sosial dalam masyarakat nelayan. Aktivitas-aktivitas

dalam proses interaksi sangat dibutuhkan dalam lingkungan masyarakat nelayan

untuk menciptakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

hubungan antara orang perorangan ataupun antara kelompok-kelompok nelayan dan

antara perorangan dan kelompok nelayan. Apabila dua orang atau lebih telah

bertemu maka disitulah terjadi proses interaksi. Alat interaksi nelayan selama dilaut

rata-rata menggunakan Radio, Interaksi antara sesama anggota masyarakat nelayan

sangat mempengaruhi kehidupan nelayan sehari-hari. Karena dengan berinteraksi

dengan masyarakat lain akan membentuk suatu pola kehidupan yang dinamis.

Bentuk-bentuk interaksi yang ada di darat akan bedah dengan bentuk interaksi

nelayan selama di laut.

Alat interaksi masyarakat nelayan selama di laut adalah dengan

menggunakan simbol dimana simbol yang dimaksud disini adalah ketika nelayan

sedang berada dilautan maka dia akan menyalakan lampu atau obor jadi nelayan yang

ada di tempat yang berbeda akan tahu bahwa di tempat itu ada nelayan juga, alat

interaksi ini sangat


14

memebantu para nelayan yang dinamakan interaksi secara tidak langsung. Kemudian

alat interaksi lain yang digunakan dilaut adalah menggunakan radio dan handphone.

Konflik antar nelayan rata-rata mengatakan pernah berkonflik yang disebabkan

perbedaan pendapat. Solidaritas antar masyarakat nelayan rata-rata karna satu tujua

yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bentuk solidaritas

nelayan rata-rata selalu kerja sama dalam kehidupan sehari-hari, Dalam

kesehariannya masyarakat nelayan selalu bekerja sama dalam penangkapan ikan,

mereka pergi ke laut bersama-sama dengan teman kelompoknya, bentuk kerja sama

ini data terlihat saat pembagian tugas dalam proses penangkapan ikan.

Pendapatan pokok nelayan rata-rata dalam kategori sedang, Pada dasarnya

kondisi ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi pula oleh besarnya pendapatan.

Semakin besar pendapatan yang diperoleh nelayan maka maka perekonomiannya

akan meningkat sebaliknya apabila pendapatan nelayan rendah maka akibatnya

perekonomian nelayan tidak akan meningkat. Pendapatan masyarakat nelayan di

Kecamatan Gentuma Raya secara langsung maupun tidak langsung sangat

mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena pendapatan dari hasil berlayar

merupakan sumber pemasukan utama atau bahkan satu-satunya bagi mereka,

sehingga besar kecilnya pendapatan akan sangat memberikan pengaruh terhadap

kehidupan nelayan. Tidak semua nelayan memiliki pendapatan sampingan dan hanya

sebagian saja, nelayan yang memiliki pendapatan sampingan rata-rata masih tingkat

pendapatan kategori rendah, dengan adanya pekerjaan sampingan maka

penghasilannya dapat digunakan untuk membantu perekonomian keluarga. Sumber

pendapatan nelayan rata-


14

rata dari pekerjaan sampingan nelayan, pengeluaran nelayan atau konsumsi rumah

tangga nelayan rata-rata masih kategori rendah, indikator kepemilikan aset dapat

diukur dengan indikator jenis tempat tinggal rata-rata rumah permanen, kepemilikan

tanah rata-rata tanah warisan dan kepemilikan kendaraan, tidak semua masyarakat

nelayan memiliki kendaraan hanya sebagian saja dan rata-rata nelayan memiliki jenis

kendaraan sepeda motor, kesejahteraan dapat diukur dengan jenis bahan bakar rata-

rata menggunakan gas, sumber penerangan rata-rata menggunakan listrik dan sumber

air rata-rata dari PAM.


1

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan

di Kecamatan Gentuma Raya dari enam desa (Desa Nanati Jaya, Desa Ketapang,

Desa Molonggota, Desa Gentuma, Desa Dumolodo dan Desa Pasalae) maka kondisi

sosial nelayan dapat dilihat dali tingkat pendidikan nelayan rata-rata tamatan SD,

Jumlah tanggungan dalam keluarga rata-rata 3-5 orang, proses interaksi nelayan rata-

rata saling menegur, alat interaksi nelayan selama dilaut rata-rata menggunakan

Radio. Konflik antar nelayan rata-rata mengatakan pernah berkonflik yang

disebabkan perbedaan pendapat. Solidaritas antar masyarakat nelayan rata-rata karna

satu tujuan yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bentuk

solidaritas nelayan rata-rata selalu kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan kondisi ekonomi nelayan yaitu Pendapatan pokok nelayan rata-rata dalam

kategori sedang. Nelayan yang memiliki pendapatan sampingan rata-rata masih

tingkat pendapatan rendah, pengeluaran nelayan atau konsumsi rumah tangga nelayan

rata-rata masih kategori rendah, indikator kepemilikan aset dapat diukur dengan

indikator jenis tempat tinggal rata-rata rumah permanen, kepemilikan tanah rata-rata

tanah warisan dan kepemilikan kendaraan, rata-rata nelayan memiliki jenis kendaraan

sepeda motor, kesejahteraan dapat diukur dengan jenis bahan bakar rata-rata

menggunakan gas, sumber penerangan rata-rata menggunakan listrik dan sumber air

rata-rata dari PDAM.


142
14
14

5.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka saran yang dapat diberikan

oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1) Saran untuk pemerintah

Diharapkan pemerintah dapat memberi perhatian lebih kepada masyarakat

yang taraf ekonominya masih dibawa dan dapat memberikan bantuan secara

merata kepada masyarakat nelayan yang masih tergolong lemah dari segi

ekonomi

2) Saran untuk masyarakat

Diharapkan untuk masyarakat lebih terbuka menerima saran dari luar yang

sifatnya untuk meningkatkan perekonomian itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Alam Syah, Anugrah. 2016. Solidaritas Sosial Masyarakat Nelayan Dalam


Penangkapan Ikan Di Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu
Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan Politik UIN
Alauddin Makassar.
Astuti, Wurdiyanti Yuli (2016) Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap
Minat Belajar Siswa Smk Ypkk 3 Sleman. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Basrowi, & Juariyah, S. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 7(1), 58-80.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2008. Analisis Perkembangan Statistik Ketenagakerjaan
(Laporan Sosial Indonesia 2007). Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Fatmasari. S. (2014). Analisis Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Pesisir Desa
Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Jurnal Kajian Ekonomi
Dan Perbankan Syari'Ah, 6(1), 144-165.
Handoyo, E. dkk, (2015). Studi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Husen, I. S. (2014). Dinamika Perubahan Sosial Masyarakat Nelayan Dalam
Meningkatkan Taraf Hidup Di Kelurahan Mafututu Kota Tidore Kepulauan.
Jurnal Holistik, VII(14), 1-19.
Kaharu, U. (2002). Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi. Gorontalo: BMT "Nurul Jannah".
Nisa, Himayatun. 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Tinggi. Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Nopianti, R. (2016). Leuit Si Jimat Wujud Solidaritas Sosial Masyarakat Di
Kasepuhan Sinar Resmi. Jurnal Leuit Wujud Solidaritas Sosial, 8(2), 219-
234.
Oktama, Reddy Zaki. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat
Pendidikan Anak Keluarga Nelayan Di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan
Pemalang Kabupaten Pemalang. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang.
Pradanang, Tri.2017. Studi Eksplorasi Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
Wisata Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Kulonprogo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pratama, A. 2014. Studi Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara.
Kendari: Universitas Halu Oleo.
Rini, i. P. 2017. Analisis Tingkat Pendidikan Anak Nelayan Pantai Sadeng Dilihat
Dari Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Kecamatan Girisubo Kabupaten
Gunung Kidul. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
Rosni. (2012). Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Desa Bahari
Selebar Kecamatan Talawi Kabuaten Batubara. jurnal geografi, 8(1), 61.
Salihi, S. 2017. Kajian sosial ekonomi, budaya, dan kearifan lokal masyarakat dalam
budidaya jagung. Geografi Fakultas Matematika Dan IPA. Universitas Negeri
Gorontalo.
Syarbaini, dkk (2012) Konsep Dasar Sosiologi & Antropologi. Jakarta Timur:
Hartomo Media Pustaka
Sugiyono. (2009). metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Soekamto, S., & Sulistyowati, B. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Triyanti, dkk (2017). Total Nilai Ekosistem Mangrove Di Kabupaten Gorontalo
Utara, Provinsi Gorontalo. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan,
14(3), 219-236.
Ulfa, M. (2017). Persepsi Masyarakat Nelayan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
(Ditinjau Dalam Aspek Sosial Ekonomi). jurnal Pendidikan Geografi, 23(1),
41-49.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Pustaka Widyatama
Wasak, M. (2012). Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan Dl Desa
Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan, 1(7), 1339-1342.
Yunus, H. S (2008). Konsep Pendekatan Geeografi. Yogyakarta: Fakultas Geografi
Universitas Gaja Mada.
Lampiran

Dokumentasi

Dok. Pembuatan Alat Tangkap nelayan desa Dumolodo

Dok. Wawancara dengan nelayan di desa Ketapang

Dok. Kapal besar yang digunakan nelayan disaat melaut


Dok. Perahu yang digunakan nelayan desa Ketapang

Dok. Pembongkaran ikan di pelabuhan desa Pasalae

Dok. Wawancara dengan istri nelayan di desa Nanati Jaya


Dok. Radio yang Digunakan Nelayan Komunikasi di Laut

Dok. Tempat Pelelangan Ikan Nelayan Gentuma Raya


Lampiran
IDENTITAS RESPONDEN

No Nama Jenis Alamat Umur Pendidikan


Kelamin
1 Yasir Anus Laki- Desa 44 SMP
Laki Nanati Jaya Tahun
2 Rais Nusi Laki- Desa 30 SMP
Laki Nanati Jaya Tahun
3 Asran Laki- Desa 35 SMP
Laki Nanati Jaya Tahun
4 Ardin Laki- Desa 50 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
5 Arjun Laki- Desa 53 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
6 Yusuf Laki- Desa 55 SD
Polamolo Laki Nanati Jaya Tahun
7 Pandri Laki- Desa 23 SMA
Hanafi Laki Nanati Jaya Tahun
8 Yamin Payu Laki- Desa 47 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
9 Rustam Laki- Desa 38 SD
Manopo Laki Nanati Jaya Tahun
10 Haris Pakaya Laki- Desa 29 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
11 Sunario Laki- Desa 32 SD
Buleli Laki Nanati Jaya Tahun
12 Maraona Laki- Desa 34 SMP
Laki Nanati Jaya Tahun
13 Fadli Mantu Laki- Desa 38 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
14 Joni Hajo Laki- Desa 43 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
15 Faisal Mantu Laki- Desa 41 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
16 Riko Molou Laki- Desa 47 SMP
Laki Nanati Jaya Tahun
17 Hendra Laki- Desa 32 SMA
Sanggala Laki Nanati Jaya Tahun
18 Rusman Laki- Desa 26 SD
Manopo Laki Nanati Jaya Tahun
19 Zulkifli Laki- Desa 29 SMA
Rasyaid Laki Nanati Jaya Tahun
20 Amal Laki- Desa 41 SMP
Alimudin Laki Nanati Jaya Tahun
21 Syarif Laki- Desa 24 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
22 Saipul Ilolu Laki- Desa 38 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
23 Rifan Zikra Laki- Desa 26 SD
Permana Laki Nanati Jaya Tahun
24 Alfian Kadir Laki- Desa 30 SD
Laki Nanati Jaya Tahun
25 Alfian Nusa Laki- Desa 30 SD
Laki Ketapang Tahun
26 Sardi Laki- Desa 30 SD
Lasoma Laki Ketapang Tahun
27 Riko suai Laki- Desa 38 SD
Laki Ketapang Tahun
28 Ismail Matu Laki- Desa 28 SD
Laki Ketapang Tahun
29 Ridwan Laki- Desa 51 SD
Abdullah Laki Ketapang Tahun
30 Ucun Laki- Desa 40 SD
Laudengi Laki Ketapang Tahun
31 Faisal Laki- Desa 44 SD
Lapungge Laki Ketapang Tahun
32 Syarif Laki- Desa 40 SD
Lapungge Laki Ketapang Tahun
33 Desman Laki- Desa 41 Tidak
Lukas Laki Ketapang Tahun Skolah
34 Hoptip Laki- Desa 40 Tidak
Suleman Laki Ketapang Tahun Skolah
35 Hasan Talib Laki- Desa 48 SMP
Laki Ketapang Tahun
36 Rio Amas Laki- Desa 28 SD
Laki Ketapang Tahun
37 Burhan Laki- Desa 53 SD
Abdullah Laki Ketapang Tahun
38 Agus Laki- Desa 47 SD
Ibrahim Laki Ketapang Tahun
39 Usman Laki- Desa 52 SD
Abdullah Laki Ketapang Tahun
40 Taufik Laki- Desa 50 SD
Abdullah Laki Ketapang Tahun
41 Dotulon Laki- Desa 50 SD
Anagu Laki Ketapang Tahun
42 Rizal Laki- Desa 30 SD
Puluhulawa Laki Ketapang Tahun
43 Kismin Sarifi Laki- Desa 27 SD
Laki Ketapang Tahun
44 Arifin Laki- Desa 35 SD
Laki Ketapang Tahun
45 Riswan Tahir Laki- Desa 40 tidak
Laki Molonggota Tahun sekolah
46 Harun Laki- Desa 50 SD
Suleman Laki Molonggota Tahun
47 Tuneja Oki Laki- Desa 49 SMP
Laki Molonggota Tahun
48 Rahman Laki- Desa 30 SMP
Baid Laki Molonggota Tahun
49 Arianto Laki- Desa 25 Tidak
Kamanto Laki Molonggota Tahun Sekolah
50 Harun Mbua Laki- Desa 45 SD
Laki Molonggota Tahun
51 Ismail Laki- Desa 25 SD
Mauka Laki Molonggota Tahun
52 Yusuf Umar Laki- Desa 30 SD
Laki Molonggota Tahun
53 Rustam Laki- Desa 45 Tidak
Pakaya Laki Molonggota Tahun Sekolah
54 Rustam Laki- Desa 36 SD
Tahir Laki Molonggota Tahun
55 Djamal Laki- Desa 40 Tidak
Ibrahim Laki Gentuma Tahun Sekolah
56 Boby Hubulo Laki- Desa 39 SD
Laki Gentuma Tahun
57 Umar Anwar Laki- Desa 28 SD
Laki Gentuma Tahun
58 Raflin Laki- Desa 26 Tidak
Bobihu Laki Gentuma Tahun Sekolah
59 Yamin Payu Laki- Desa 47 SMP
Laki Gentuma Tahun
60 Abdul Laki- Desa 56 SD
Rahwan Laki Gentuma Tahun
Lauweya
61 Marten Laki- Desa 29 SD
Kantu Laki Gentuma Tahun
62 Kasdi Laki- Desa 54 SD
Rahman Laki Gentuma Tahun
63 Asdi Laki- Desa 54 SD
Rahman Laki Gentuma Tahun
64 Arifin Laki- Desa 55 SD
Pakuna Laki Gentuma Tahun
65 Relan Laki- Desa 61 SD
Ambolantang Laki Gentuma Tahun
66 Halim Laki- Desa 52 SD
Pakaya Laki Gentuma Tahun
67 Ramli Laki- Desa 68 Tidak
Bukoting Laki Gentuma Tahun Sekolah
68 Hud Onez Laki- Desa 36 SD
Laki Gentuma Tahun
69 Fence Laki- Desa 35 SD
Mohuna Laki Gentuma Tahun
70 Yosuaz Laki- Desa 44 SMP
Makawael Laki Gentuma Tahun
71 Husen al Laki- Desa 60 SD
Idrus Laki Gentuma Tahun
72 Abdullah Laki- Desa 60 SD
Kantu Laki Gentuma Tahun
73 Sarif Laki- Desa 31 tidak
Manopo Laki Gentuma Tahun sekolah
74 Rolis Laiya Laki- Desa 32 SD
Laki Gentuma Tahun
75 Anwar Laki- Desa 42 SMP
Moputi Laki Dumolodo Tahun
76 Djimran Laki- Desa 38 SD
Moputi Laki Dumolodo Tahun
77 Amir Rahim Laki- Desa 48 SD
Laki Dumolodo Tahun
78 Arwin Laki- Desa 48 SD
Lapunto Laki Dumolodo Tahun
79 Jasmin Laki- Desa 25 SD
Kalibi Laki Dumolodo Tahun
80 Ilham Kau Laki- Desa 40 SD
Laki Dumolodo Tahun
81 Kahar Katili Laki- Desa 47 SMP
Laki Dumolodo Tahun
82 Yusran Laki- Desa 45 SMP
Gapura Laki Dumolodo Tahun
83 Sumamo Laki- Desa 46 SD
Walangodi Laki Dumolodo Tahun
84 Riski Laki- Desa 21 SD
Mahmud Laki Dumolodo Tahun
85 hayun Laki- Desa 42 SMP
Djailani Laki Dumolodo Tahun
86 Wawan Laki- Desa 23 Tidak
Djailani Laki Dumolodo Tahun Sekolah
87 Farlin Laki- Desa 53 SMA
Basunapa Laki Dumolodo tahun
88 Rifandi Latif Laki- Desa 18 Tidak
Laki Dumolodo tahun sekolah
89 Risman Laki- Desa 33 SD
Ojiba Laki Dumolodo Tahun
90 Aswan Laki- Desa 36 SD
Abdullah Laki Dumolodo Tahun
91 Ima Akung Laki- Desa 29 SMP
Laki Dumolodo Tahun
92 Rasta Mimo Laki- Desa 22 SD
Laki Dumolodo Tahun
93 Monoarfa Laki- Desa 45 SMP
Laki Dumolodo tahun
94 Adrianto Laki- Desa 56 SD
Hanya Laki Dumolodo Tahun
95 Agus Lamola Laki- Desa 56 SD
Laki Dumolodo Tahun
96 Hamrin Laki- Desa 46 SMP
Nakoda Laki Dumolodo Tahun
97 Afdal Laki- Desa 40 Tidak
Lasarudin Laki Dumolodo Tahun Sekolah
98 Rahmad Laki- Desa 35 SMP
rahasia Laki Dumolodo tahun
99 juprin Olili Laki- Desa 23 SMA
Laki Dumolodo tahun
100 karim Hiola Laki- Desa 55 SD
Laki Dumolodo Tahun
101 Sofyan Laki- Desa 28 SD
Tolinggi Laki Dumolodo Tahun
102 Jufri Oui Laki- Desa 25 SD
Laki Dumolodo Tahun
103 Iwan Moputi Laki- Desa 45 SD
Laki Dumolodo Tahun
104 Ruyon Laki- Desa 44 SD
Laki Dumolodo Tahun
105 Rusdi Sango Laki- Desa 38 SD
Laki Dumolodo Tahun
106 Djasmin Laki- Desa 38 SMA
kabulu Laki Dumolodo Tahun
107 Irman Laki- Desa 42 SMP
Abdullah Laki Dumolodo Tahun
108 Karto Nusa Laki- Desa 70 Tidak
Laki Dumolodo Tahun Sekolah
109 Hendra Laki- Desa 30 SMP
Moputi Laki Dumolodo Tahun
110 Imran Laki- Desa 35 SMP
Moputi Laki Dumolodo Tahun
111 Samsudin Laki- Desa 37 SMP
Djeden Laki Dumolodo Tahun
112 Amrin Laki- Desa 27 SMP
Kabulu Laki Dumolodo Tahun
113 Disrin Laki- Desa 38 SMA
Kabulu Laki Dumolodo Tahun
114 Djulin Laki- Desa 63 SD
Kabulu Laki Dumolodo Tahun
115 Djufriadi Laki- Desa 43 Tidak
Pawena Laki Dumolodo Tahun Sekolah
116 Amir Rahim Laki- Desa 45 SD
Laki Dumolodo Tahun
117 Safrudin Kau Laki- Desa 43 SD
Laki Dumolodo Tahun
118 Samran Laki- Desa 53 SMP
Laki Dumolodo Tahun
119 Ruslan Jiba Laki- Desa 23 SD
Laki Dumolodo thun
120 Ain Mouduto Laki- Desa 24 Sarjana
Laki Dumolodo Tahun
121 Kahar Katili Laki- Desa 67 SD
Laki Dumolodo Tahun
122 Indra Abantu Laki- Desa 22 SMP
Laki Dumolodo tahun
123 Saprudin Laki- Desa 36 SD
Kao Laki Dumolodo Tahun
124 Marwan Laki- Desa 44 SD
Mahmud Laki Dumolodo tahun
125 Ridwan Laki- Desa 39 SD
Muku Laki Dumolodo Tahun
126 Kangurahim Laki- Desa 65 SD
Laki Dumolodo Tahun
127 Herdianto Laki- Desa 29 SMA
Lasimpala Laki Dumolodo Tahun
128 Yusran Laki- Desa 45 SD
Kapura Laki Dumolodo Tahun
129 Djakaria Laki- Desa 72 SD
Ismail Laki Dumolodo Tahun
130 Udin Laki- Desa 44 Tidak
Sabunge Laki Dumolodo tahun Sekolah
131 Ado Raliman Laki- Desa 55 SMA
Saramadi Laki Dumolodo Tahun
132 Ramna Laki- Desa 30 SMA
Saguni Laki Dumolodo Tahun
133 Sabirin Laki- Desa 29 SMP
Laki Dumolodo Tahun
134 Harun R Laki- Desa 35 SMA
Hadingo Laki Dumolodo tahun
135 Andi Liohu Laki- Desa 43 SD
Laki Dumolodo Tahun
136 Anwar Laki- Desa 60 SD
Basurapa Laki Dumolodo Tahun
137 Alimudi Laki- Desa 46 SD
Hutolo Laki Dumolodo Tahun
138 Haris Katili Laki- Desa 39 SMP
Laki Dumolodo Tahun
139 Mahmud Laki- Desa 66 SD
Musinggah Laki Dumolodo Tahun
140 Rauf Laki- Desa 34 SMP
Djailolo Laki Pasalae Tahun
141 Roni Djiuwa Laki- Desa 45 SD
Laki Pasalae Tahun
142 Djamal Laki- Desa 39 SMA
Liputo Laki Pasalae Tahun
143 Yoce Laki- Desa 49 SMA
Takipang Laki Pasalae Tahun
144 Rajal Laki- Desa 42 SMA
Sirajudin Laki Pasalae Tahun
145 Sardi Thalib Laki- Desa 47 SMA
Laki Pasalae Tahun
146 Djafar Laki- Desa 25 SMP
Mapaticy Laki Pasalae Tahun
147 Syarifudin Laki- Desa 45 Tidak
Hula Laki Pasalae Tahun Sekolah
148 Kisman A Laki- Desa 46 Tidak
Neto Laki Pasalae Tahun Sekolah
149 Samsul Laki- Desa 52 SMA
Dunggio Laki Pasalae Tahun
150 Thaib Laki- Desa 35 SMP
Ibrahim Laki Pasalae Tahun
151 Sulaeman Laki- Desa 32 SMP
Laki Pasalae Tahun
152 Ahmad Yani Laki- Desa 38 SMA
Laki Pasalae Tahun
153 Candra Kadir Laki- Desa 30 SMA
Laki Pasalae Tahun
154 Rahman Laki- Desa 40 Tidak
OLili Laki Pasalae Tahun Sekolah
155 Nurdin Abas Laki- Desa 49 Tidak
Laki Pasalae Tahun Sekolah
156 Jefri Laki- Desa 40 SMP
Pantulusang Laki Pasalae Tahun
157 Sprintje Laki- Desa 46 Tidak
Laming Laki Pasalae Tahun Sekolah
158 Oskar Laki- Desa 34 Tidak
Pantulusang Laki Pasalae Tahun Sekolah
159 Lisbet Laki- Desa 49 Tidak
Rasding Laki Pasalae Tahun Sekolah
160 Frendek Laki- Desa 59 SD
Suawa Laki Pasalae Tahun
161 Wawan Laki- Desa 26 SD
Ismail Laki Pasalae Tahun
162 Masud Rajak Laki- Desa 50 SD
Laki Pasalae Tahun
163 Maklion Laki- Desa 30 SD
Laki Pasalae Tahun
164 David Laki- Desa 40 SD
Novanli Laki Pasalae Tahun
165 Frenkli Laki- Desa 40 SD
panguliman Laki Pasalae Tahun
166 Max Laki- Desa 50 SMP
Panguliman Laki Pasalae Tahun
167 Andika Laki- Desa 29 SMP
Lasimpala Laki Pasalae Tahun
168 Sofyan Laki- Desa 36 SMA
Ismail Laki Pasalae Tahun
169 Ardin Laki- Desa 47 SMP
Lasimpala Laki Pasalae Tahun
170 Rustam Laki- Desa 50 Tidak
Kamali Laki Pasalae Tahun Sekolah
171 Aditia Laki- Desa 39 SMP
Kamali Laki Pasalae Tahun
172 Dedy Laki- Desa 26 SMP
Dunggio Laki Pasalae Tahun
173 Riston Tenda Laki- Desa 38 SD
Laki Pasalae Tahun
174 Anto Laki- Desa 28 SMP
Laki Pasalae Tahun
175 Darmin Laki- Desa 46 SMA
Laki Pasalae Tahun
176 Rahmad Laki- Desa 32 SD
Kadir Laki Pasalae Tahun
177 Ismail Hasim Laki- Desa 50 SD
Laki Pasalae Tahun
178 Jimi Ali Laki- Desa 39 SMP
Laki Pasalae Tahun
179 Nasar Laki- Desa 50 SD
Djahimo Laki Pasalae Tahun
180 Djamil Laki- Desa 35 Tidak
Manopo Laki Pasalae Tahun Sekolah
181 Roni Laki- Desa 48 Tidak
Kaonseng Laki Pasalae Tahun Sekolah
182 Franki Marto Laki- Desa 45 SD
Wolango Laki Pasalae Tahun
183 Riston hasan Laki- Desa 31 SMP
Laki Pasalae Tahun
184 Nasar Al Laki- Desa 29 SD
Idrus Laki Pasalae Tahun
185 Mar'I Laki- Desa 40 SD
Mohammad Laki Pasalae Tahun
186 Arfam Laki- Desa 30 SD
Laki Pasalae tahun
187 Hasan Laki- Desa 42 SD
Laki Pasalae Tahun
188 Sidik lakoro Laki- Desa 25 SMP
Laki Pasalae Tahun
189 Syarifudin Laki- Desa 53 SMP
Laki Pasalae Tahun
190 Bakar S Laki- Desa 57 Tidak
Ibrahim Laki Pasalae Tahun Sekolah
191 Suprianto Laki- Desa 60 SMA
Patilima Laki Pasalae Tahun
192 Mohamad Laki- Desa 48 SMA
Hakibu Laki Pasalae Tahun
193 Rafdi Alamri Laki- Desa 46 SMA
Laki Pasalae Tahun
194 Ismail Laki- Desa 41 SD
Bukoting Laki Pasalae Tahun
195 Haris Pakaya Laki- Desa 37 SMP
Laki Pasalae Tahun
196 Andi Darwis Laki- Desa 41 SMA
Gobel Laki Pasalae Tahun
197 Arjun Nggai Laki- Desa 46 SMP
Laki Pasalae Tahun
198 Taslim Laki- Desa 30 SMA
Usman Laki Pasalae Tahun
199 Yesaya Laki- Desa 27 SMA
pantulusang Laki Pasalae Tahun
200 Erwin Laki- Desa 30 SMA
Budiko Laki Pasalae Tahun
CURICULUM VITAE

A. Identitas Diri

EVI SUKARTI. Dilahirkan di Langkumapo

pada tanggal 20 Agustus 1998, beragama

Islam. Dan menjadi Mahasiswa S1 Pendidikan

Georafi pada Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam di Universitas Negeri

Gorontalo. Dengan nomor induk mahasiswa

451 415 031 angkatan 2015. Selama belajar di

Universitas Negeri Gorontalo saya tinggal di

Jalan Palma Kelurahan Libuo Kecamatan

Dungingi. Berasal dari Desa Langkumapo

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna

Sulawesi Tenggara.

B. Riwayat Pendidikan

1. Sekolah formal

a. Sekolah dasar Madrasah Ibtidaiyah langkumapo kecamatan

napabalano Kabupaten Muna tahun 2004-2009

b. Sekolah menengah pertama Negeri 5 Napabalano kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna tahun 2009-2012.


c. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Raha Kabupaten Muna Tahun

2012-2015.

2. Pengalaman Semasa Kuliah

a. Peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB)

b. Peserta Pelatihan Komputer dan Internet di Universitas Negeri

Gorontalo tahun 2015

c. Peserta Organisasi Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Indonesia di

Gorontalo

d. Peserta Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Program Studi

Pendidikan Geografi

e. Peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri

Gorontalo

f. Peserta kuliah kerja Sibermas (KKS) Tematik Universitas Negeri

Gorontalo semester Ganjil (7) tahun Akademik 2018 di Kelurahan

Pentadu Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuato.

Anda mungkin juga menyukai