Oleh
13405241041
“Ketika kamu miskin, belum sukses, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti
kentut. Tapi ketika kamu kaya dan sukses, kentutmu terdengar sangat bijak dan
mengisnpirasi” (Jack ma)
Aside evil there is justisce, there are wonderful things in this word,worthy of our
protetion (karina)
Ibu Eni Widiyarti dan Bapak Samsu Nugroho (Alm) tercinta yang dengan
kasih sayang telah melahirkan saya kedunia yang kejam ini dan dengan
kesabaran, doa, kegigihan dan pendidikan membesarkan saya.
Ibu Sri Suwaryati dan Bapak Mukti Ali Wibowo yang dengan kasih
sayang, doa, kesabaran, ketlatenan, dan kegihan membesarkan dan
mendidik saya sehingga saya bisa mencapai usia dewasa.
Kaka saya Septinidyah Arianisari yang selalu menyuruh saya untuk segera
menyelesaikan masa studi.
Eka Pujilestari wanita yang kusaih
ii
“STUDI USAHA TANI UDANG VANNAME (LITOPENAUS VANNAME)
DI DESA BANJARSARI KECAMATAN NUSAWUNGU
KABUPATEN CILACAP”
Oleh:
Mufti Amri Nugroho
13405241041
ABSTRAK
Kata kunci :udang vanname (litopenaus vanname), usah tani, lahan pasir
pesisir, Desa Banjarsari,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kenikmatan Alloh SWT yang telah
diberi nikmat tiada tara pada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Ibu Dr Hastuti, M.Si yang telah
4. Bapak Bambang Sauful Hadi, M.Sc selaku Penasihat Akademil yang terus
5. Ibu Sriadi Setyowati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
6. Ibu Dr. Hastuti, M.Si selaku narasumber yang bersedia memberikan saran,
7. Seluruh Bapak Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama
iv
8. Bapak Agung Yulianto,S.E. selaku admin Jurusan Pendidikan Geografi
9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan
12. Pihak-pihak terkait yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak
kesalahan serta kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis,
Mufti Ganteng
v
DAFTAR ISI
Halaman
1
DAFTAT TABEL
Halaman
2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang dengan sektor pertanian sebagai basis terbesar dari sebagian besar
termasuk dalam pertanian itu sendiri yaitu pertanian tanaman pangan, perkebunan,
dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pembangunan pertanian sub
sektor perikanan merupakan sektor yang dalam beberapa dekade ini memiliki
maupun tahunan, tanaman pangan maupun non pangan, serta digunakan untuk
1
memelihara ternak maupun ikan (Ken Suritiyah, 2015:8). Agar memperoleh hasil
dengan kegiatan pertanian yang dilakukan, secara umum dikenal dengan istilah
usaha tani. Menurut San Afri Awang (dalam Faizal, 2000:6) masalah yang
dihadapi dewasa ini sehubungan dengan usaha tani adalah, sebagian besar
Eksistensi lahan pertanian yang ada mulai terusik seiring dengan perkembagan
1,49 %, hal ini menyebabkan tekanan besar terhadap sumber daya alam yang ada,
meningkatnya jumlah pemilik lahan, makin mengecilnya luas pemilikan lahan dan
adanya perubahan sektor kerja penduduk sekitar. Dampak yang cenderung terjadi
2
umumnya dirasakan oleh petani yang beralih profesi pekerjaan karena adanya alih
Provinsi Jawa Tengah, berletak di 108° 4’ 30” - 109° 30’ 30” BT dan 7° 30’- 7°
45’ 20” LS dengan luas wilayah mencapai 225.361 ha. Kabupaten Cilacap secara
mencapai 124.445 ha atau 55,2% dari luas wilayahnya (BPS: Cilacap dalam
Cilacap dengan penerimaan domestik regional bruto pada tahun 2014 tergolong
1.241.669,64
915.643,26 659.984,37
426.527,36
3
Pertanian merupakan sektor pendapatan daerah terbesar ke tiga di
Kabupaten Cilacap setelah sektor industri olahan, dan sektor perdangan. Nilai
total dari Pertanian mencapai 8,9 Trilyun Rupiah di tahun 2014. Wilayah
menjadikannya kabupaten yang kaya akan hasil perikan baik perikanan tangkap
Cilacap mencapai 520.000 ha dengan nilai produksi mencapai 660 milyar rupiah
(PDRB: 2014), sedangkan lahan tambak hanya memiliki luas 1.413,4 ha dengan
nilai produksi sebesar 48,8 milyar rupiah (BPS 2014). Berdasarkan website
ada mencapai 12.000 ha atau sekitar 88% luas potensi lahan tambak yang belum
menarik perhatian investor baik dari dalam maupun dari luar kabupaten untuk
Kecamatan Nusawungu terdiri dari 17 desa dengan luas wilayah 61,26 km2.
4
kepadatan penduduk 1.272 jiwa per km2 (BPS 2014). Kecamatan Nusawungu
memiliki garis pantai sepanjang 8,9km dengan kondisi wilayah pesisir berpasir
yang landai dengan ketinggian wilayah 0-15 mdpl. Empat dari tujuh belas desa di
memanjang dari Barat ke Timur yaitu Desa Karang Tawang, Karang Pakis,
Banjarsari, dan Jetis. Secara ekologi, wilayah pesisir merupakan daerah dengan
umum wilayah pesisir adalah wilayah peralihan atau transisi antara lingkungan
sebagian besar memanfaatkan lahan pasir pesisir sebagai lahan untuk bercocok
baru, hal ini bermula pada akhir tahun 2013 pemerintah kecamatan bekerjasama
berupa lahan pasir untuk kemudian dijadikan lokasi pembangunan tambak udang.
Lahan pasir yang awalnya sebagai lahan pertanian dan kebun campuran dipilih
menjadi lokasi pembangunan tambak udang karena lokasinya yang relatif datar
dan dekat dengan sumber daya air. Lokasi pembuatan tambak udang dibangun
dengan jarak 50-200 meter dari bibir pantai. Desa Banjarsari merupakan satu dari
5
Desa Banjarsari secara administratif memiliki luas wilayah 485 ha, jumlah
penduduk 5.626 jiwa dengan 1.608 kepala keluarga (KK). Wilayah Desa
Wetan, Simanis, dan Dewa (Monogram Desa Banjarsari tahun 2016). Panjang
garis pantai Desa Banjarsari yaitu sekitar 1,4 km yang melewati wilayah Dusun
Ketapang Kulon dan Ketapang Wetan. Wilayah pesisir kedua dusun ini kemudian
memerlukan rekayasa dan bantuan teknologi. Tahap awal pembuatan, lahan pasir
yang semula sebagai kebun semangka diratakan dan digali dengan bantuan alat
ketinggian antara 180-300 cm. Dalam pematang kemudian dibuat kolam dengan
kemudian diberi lapisan plastik khusus seluas area kolam. Satu komplek
pematang tambak terdiri dari 2-16 kolam. Biaya pembuatan kolam tambak udang
memerlukan biaya yang tidaklah sedikit karena diperlukan bantuan alat berat dan
pelapisan kolam dengan plastik molus ataugeomembran. Pada akhir tahun 2017
tercatat kurang lebih seluas 15,41 ha lahan pasir di Desa Banjarsari telah berubah
Amerika dan Hawai. Udang vanname atau udang putih merupakan salah satu
6
2002. Udang Vanname masih satu family dengan udang windu (Penaeus
daripada udang windu. Secara umum udang vanname dapat hidup pada salinitas
0,1-60 pptdan suhu 12-37°C (M.Ghufran, 2010: 21). Udang vanname merupakan
hewan pemakan segala (omnivorus scavanger) dengan nafsu makan yang lebih
tinggi daripada udang windu. Jenis makanan yang dipakan udang vaname antara
lain plankton, alga bentik, detrius dan bahan organik lainnya. Selain nafsu
makannya yang lebih tinggi daripada udang windu, kebutuhan akan protein pada
udang vanname jauh lebih sedikit daripada udang windu. Udang windu
panen ketika umur udang vanname sudah mencapai usia 70 - 80 hari dari masa
tebar benih. Satukali masa panen petani akan memperoleh hasil sekitar 700-
250.000.000. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah padat
tebar benih, pola pemberian pakan, pola penginciran air, dan pola pergantian
siklus air. Penebaran benih udang vanname di Desa Banjarsari bergantung pada
informasi ramalan cuaca dari BMKG, bila perkiraan cuaca menunjukan curah
hujan tinggi petani hanya akan melakukan tebar benih sekitar 80-100 ekor/m2,
akan tetapi bila ramalan cuaca menunjukan curah hujan rendah maka petani akan
7
Perubahan penggunaan lahan pertaian pada lahan pasir pesisir yang terjadi
tentang budidaya udang vanname juga menjadi kendala tersendiri, tidak jarang
pada masa awal usaha petani mengalami panen udang yang jauh dari kualitas
standar yang ada sehingga petani mengalami kerugian. Selain itu, kondisi fisik
seperti cuaca, tempertatur, curah hujan, salinitas air dan kandungan oksigen
terlarut pada air tambak menjadi faktor dominan dalam keberhasilan usaha tani
udang vanname.
Usaha”. Akhir tahun 2016 jumlah petani tambak udang vanname yang tergabung
Karya Usaha, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para petani udang vanname
untuk menambah wawasan dan melindungi petani udang di Desa Banjarsari dari
8
Perubahan penggunaan lahan pasir pesisir yang terjadi di Desa Banjarsari
dominan diraskan oleh petani udang vanname, selain pengelolaan usaha tani yang
penelitian dengan judul “Studi Usaha Tani Udang Vanname di Desa Bnajrasari
B. Identifikasi Masalah
Bersadarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi bermacam-macam
5. Faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi usaha tani udang vanname
belum diketahui.
maksimal.
9. Hasil produksi dan harga jual udang vanname yang tidak menentu.
9
10. Tingkat keberhasilan usaha tani udang vanname di Desa Banjarsari yang
belum diketahui.
sebagi berilkut:
2. Faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi usaha tani udang vanname
belum diketahui.
maksimal.
belum diketahui.
D. Rumusan Masalah
ini yaitu:
2. Apa saja faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi usaha tani udang
vanname?
10
3. Bagaimana pengelolaan usaha tani udang vanname?
5. Apa saja upaya petani mengatasi hambatan usaha tani udang vanname?
Banjarsari?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah maka tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui:
2. Faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi usaha tani udang vanname.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
datang
11
3) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang usaha budidaya udang
vanname
b. Manfaat Praktis
keterkaitan ruang.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Geografi
1. Pengertian Geografi
1988 merumuskan bahwa yang dimaksud dengan geografi adalah ilmu yang
Amien, 1994: 15). Richard Hartshome dalam suharyo dan Moch. Amien (1994:
differensisasi area muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam arti
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi baik yang fisikal maupunn yang
pembangunan.
13
2. Geografi Pertanian
Geografi manusia merupakan cabang dari geografi yang bidang studinya aspek
spasial dalam kegiatan pertanian di muka bumi. Salah satu tema penting
Grigg, 1995 :1 )
3. Pendekatan Geografi
mendekati, menelaah, dan menganalisa suatu gejala atau suatu masalah dengan
dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi (Nursid Sumaatmaja, 1981: 82).
14
Pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
gambaran sebenarnya tentang potensi lahan pasir pesisir untuk usaha tani udang
4. Konsep Geografi
terdapat 10 konsep esensial geografi, yaitu (1) konsep lokasi, (2) konsep jarak, (3)
konsep keterjangkauan, (4) konsep pola, (5) konsep morfologi, (6) konsep
aglomerasi, (7) konsep nilai guna, (8) konsep interaksi/interdepensi, (9) konsep
1) Konsep Lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal
pertumbuhan ilmu geografi dan menjadi ciri khusus ilmu geografi. Secara
umum lokasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu lokasi absolut dan
lokasi relatif. Lokasi absolut menunjukan letak yang tetap terhadap sistem
koordinat atau grid. Penentuan lokasi absolut di muka bumi ini memakai
sistem koordinat persilangan antara garis lintang dan garis bujur. Lokasi
relatif adalah lokasi suatu objek yang nilainya berdasarkan objek lain di
15
penelitian tambak udang yang berada di Desa Banjarsari Kecamatan
2) Konsep Jarak
bersifat alami dan sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi. Konsep
jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan
3) Konsep Keterjangkauan
tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ketersediaan jalur sarana
4) Konsep Morfologi
16
lahan yang terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal
lahan pesisir dengan kondisi fisik di daerah penelitian dengan syarat tumbuh
bersifat relatif, tidak sama untuk semua orang atau golongan tertentu.
B. Usaha Tani
lahan, tenaga kerja, modal, dan manajemen yang bertujuan untuk memproduksi
antara manusia dan alam dimana terjadi saling mempengaruhi antara manusia
17
keuntungan. Menurut Abbas Tjakrawiralaksana 1983, dalam setiap sistem
1) Lahan dalam luasan dan bentuk tertentu. Unsur pokok lahan dalam usaha
4) Petani itu sendiri, sebagai tenaga kerja juga berperan sebagai pengelola.
1) Iklim
Iklim adalah perpaduan dari semua uunsur dalam satu gabungan yang
matahari)
18
2) Curah hujan
Curah hujan dan suhu merupakan unsur iklim yang sangat penting
bagi kehidupan di bumi, selain itu dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
2000:54)
Fergusson terbagi menjadi dua yaitu bulan basah dan bulan kering. Curah
hujan bulan basah dan bulan kering dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
berkut:
19
3) Suhu Udara dan ketinggian tempat
langsung pada suhu air kolam tambak dimana udang tersebut hidup di air
tersebut.
4) Air
Air merupakan salah satu unsur pokok dimana air adalah sebagai
lingkungan hidup udang dari masa telur hingga dewasa. Kualitas air sangat
Faktor non fisik pada usaha tani yang mempengaruhi usaha tani dapat
1) Modal
faktor ketiga sesudah faktor alam dan tenaga kerja dalam proses produksi
20
a) Modal tetap (fixed capotal) merupakan modal yang dapat dipakai
b) Modal tidak tetap (variable capital) biasa juga disebut dengan modal
atau penghapusan.
21
2) Transportasi dan komunikasi
murah merupakan yang di inginkan oleh para petani (Eva Bonowati dan
Sriyanto, 2013:153)
3) Teknologi
metode baru dalam usaha tani. Teknologi usaha tani memiliki beberapa
4) Tenaga Kerja
tangga tani umumnya terbatas dari segi modal. Peranan tenaga kerja
bervariasi dari usaha tani satu dengan lainnya karena dipengaruhi oleh
22
beberapa faktor seperti tingkat perkembangan usaha tani, jenis
(Litopenaus Vanname) atau yang biasa di sebut pasific white shrimp masuk
pertama kali ke Indonesia pada tahun 2001. Udang ini sejatinya berasal dari
Asia seperti Tiongkok, Taiwan, Tailand, dan Vietnam(M. Ghufron 2010 : 19).
yaitu:
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filim : Artrophoda
Subfilum : Crustasea
Kelas : Malacostrata
Subkelas : Eumalacostrata
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachita
Famili : Penaidae
Genus : Penaeus
Subgenus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaus Vanname
23
2. Morfologi Udang
Tubuh udang terbenjadi dua bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan.
Bagian badan menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri
dari 13 ruas, 5 ruas di kepala dan 8 ruas di dada. Bagian badan dan abdomen
terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas mempunyai sepasang anggota badan (kaki
renang). Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu teslon
meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau
rostrum. Bagian kepala lainnya yaitu mulut yang terletak di bawah kepala
dengan rahang (mandibula) yang kuat, sepasang mata majemuk (mata facet)
(maxilliped), lima pasang kaki jalan (periopoda). Pada bagian dalam kepala
24
3. Daur Hidup dan Pertumbuhan Udang
dengan udang windu dan udang putih, yaitu melepaskan telur di tengah laut,
nauplius, stadia zoea, mysis, postlarva (PL), juvenil dan menjadi udang dewasa.
Kecepatan tumbuh pada tubuh udang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
frekuensi ganti kulit (molting) dan kenaikan berat tubuh setelah melakukan
molting. Daging tubuh udang terselimuti oleh kulit yang keras, sehingga secara
periodik kulit keras tersebut akan lepan dan berganti dengan kulit baru. Kulit
yang semula lunak untuk beberapa jam, memberi kesempatan daging untuk
Proses molting dimulai dari lokasi kulit diantara kerapas dan intercalary
25
cephalothorax dan kaki-kaki depan ditarik keluar. Udang terlepas dari kulitnya
hanya dalam sekali melentikan ekornya. Semula kulit baru masih lunak dan akan
mengeras pada beberapa saat. Lama waktu pengerasan kulit udang berbeda beda
menurut jenis, umur dan ukuran udang. Udang yang masih kecil atau PL, kulit
akan mengeras dalam 1-2 jam, sedangkan pada udang besar/dewasa kulit akan
Januari)
molting. Semakin tinggis suhu maka frekuensi molting akan tinggi. Ketika
proses ini terjadi, penyerapan oksigen menjadi kurang efisien, sehingga udang
tanggal 11 Januari)
Secara alamiah udang vanname bersifat nokturnal yaitu hewan yang aktif
mencari makan pada malam hari. Udang vanname tergolong hewan yang kanibal
(pemakan sejenis) dan omnivora (pemakan segala). Jenis pakan alami yang biasa
vanname memiliki nafsu makan yang rakus di bandingkan dengan udang windu
26
dan udang putih dan membutuhkan protein yang lebih rendah (M. Ghufran H.
Pakan buatan adalah pakan yang diramu dari bahan-bahan sesuai dengan
nutrisi pada pakan buatan harus dapat memenuhi kebutuhan udang budidaya.
Beberapa komponen nutrisi yang penting dan harus tersedia dalam pakan udang
nafsu makan yang tinggi, udang vanname hanya membutuhkan pakan dengan
Pakan buatan yang diberikan pada udang budidaya dengan cara intensif
budidaya terdiri dari pemilihan jenis pakan, penyimpanan, dan pemberian pakan.
Bentuk dan ukuran pakan buatan harus disesuaikan dengan ukuran udang (lihat
tabel). Pemberian pakan yang tidak tepat akan menyisakan banyaknya limbah
27
5. Syarat Tumbuh Udang Vanname
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi tambak untuk
a) Sumber air
c) Arus air
d) Kedalaman air
e) Gelombang
f) Topografi tanah
g) Tekstur tanah
h) Ph tanah
i) Kesuburan tanah
j) Vegetasi
l) Energi listrik
28
2) Kualitas Air
udang vanname termasuk dalam hewan air yang tidak bisa lepas dari
keberaan air. Kualitas air yang ada dapat dilihat dari beberapa parameter
dan hidup udang vanname. Adapun parameter atau karakteristik air dapat
a) Suhu air
bertahan hidup pada suhu 12-17 °C dan tumbuh optimum pada suhu 28-
31 °C. Suhu air pada tempat hidup udang vanname akan mempengaruhi
biologis udang.
tumbuh kembang udang vanname yaitu 5-10 ppm pada suhu sekitar 20-
29
30°C. Tingkat DO menunjukan kurang dari 5 ppm maka pertumbuhan
udang akan mulai terhambat dan bila DO kurang dari 2ppt udang akan
air.
proses difusi dari udara dengan menggunakan bantuan alat kincir air.
c) Salinitas air
dengan kondisi salinitas air sebesar 0,1-60 ppt. Air untuk budidaya
30
udang vanname memerlukan salinitas air pada 15-25ppt (M. Ghufran H.
d) Karbondioksida
mudah larut dalam air akan menghalangi proses difusi oksigen dari
e) pH air
31
hidup pada pH 7,5-8,7, sedangkan udang dengan berat 16-30gram/ekor
maka nilai pH yang sesuai berkisar 7,7-8,2 dan udang dengan berat
dilakukan yaitu ketika air sudah berada pada pH kurang dari 6,4 dan
f) Alkanitas
g) Kecerahan air
32
kekeruhan (turbidity). Kecerahan air pada tambak udang diukur dengan
secchi yaitu buat lingkaran tripleks berdiameter 30cm dicat hitam dan
putih pada 1 sisi, beri pemberat agar dapat tenggelam, pada tengah
tripleks dipasangkan tali atau tangkai, dan diberi satuan ukur dimana
33
6 Nitrit (NO2) Kadar nitrit yang dapat ditoleransi udang <
0,15 ppm
7 Kekeruhan air Kecerahan air optimal 30-40 cm yang diukur
(turbidity) dengan alat secchi disk. kurang dari 25 cm
tidak baik bagi pertumbuhan udang.
Sumber: M. Guftran H. Kordi K. (2010: 60-100)
.
1) Hama
Hama adalah segala organisme yang ada di dalam tambak selain yang
(1) Pemangsa (predator), pemangsa alami udang dapat berupa ikan, ular air,
burung, kepiting dan udang yang lebih besar. (2) Kompetitor (penyaing),
penyaing udang yang sering di temukan di tambak yaitu udang itu sendiri,
cacing, siput, serangga, dan ikan. (3) Perusak, umum perusak sarana tambak
adalah adanya kepiting dan tanduk udang itu sendiri yang menyebabkan
2) Penyakit
struktur dari alat-alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung (M. Ghufran H. Kordi K 2010 : 273). Penyakit pada
udang datang disebebkan oleh interaksi yang tidak serasi dari beberapa faktor
34
yaitu, kondisi lingkungan (kualitas air), kondisi inang (udang), dan adanya
jasat patogen (jasad penyakit). Interaksi yang tidak serasi menyebabkan stres
Penyebaran bakteri dan virus dapat berlangsung secara vertikal (dari induk
gabungan keduanya.
tabel berikut:
35
penebaran benih.
4 Luka Bakteri Vibrio Penampakan hitam pada otot-otot
hitam Vulvinicus. Salinitas udang
air yang rendah
(15ppt)
5 Penyakit Bakteri Vibrio spp,Ciri-ciri ekor dan kaki bewarna
merah V. Cambellii, V. merah, adanya bercak putih pada
(red leg Anguillarum, bawah kulit eksoskeleton kepala.
disease) V.Alginolitycus, Badan udang terasa lembek, jaringan
V.parahaemolytikus otot putih kusam, hepatopangkreas
mengecil dan hancur.
Suber: M. Ghufran H. Kordi K (2010 :274-280)
usaha tani terutama dari sudut pandang ekonomis antara lain biaya dan
pendapatan, kelayakan usaha, serta analisis BEP (Break Event Point). Dalam
diantaranya:
a. Produksi totat (Y) yaitu jumlah produksi per usaha tani dengan satuan
kilogram (kg).
b. Harga produksi (P) yaitu harga produksi per unit dengan satuan Rp/kg
e. Biaya variabel per unit (AVC) yaitu total biaya variabel dibagi total
36
f. Biaya tetap (FC) yaitu sewa lahan, pajak lahan, biaya bunga, penyusutan per
g. Biaya total (TC atau C) yaitu jumlah biaya variabel dan biaya tetap per
h. Pendapatan petani (I) yaitu selisih antara penerimaan dengan total biaya per
i. Total tenaga Kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga
ditambah dengan jumlah tenaga kerja luar keluarga per usaha tani dengan
satuan HKO
total tenaga kerja yang dicurahkan per usaha tani dengan satuan Rp/HKO
dengan evaluasi kelayakan usaha tani yang dihitung dengan bantuan biaya dan
pendapatan usaha tani, kelayakan usaha, dan analisis BEP (Break Event Point).
Suatu usaha tani dikatakan layak jika memenuhi persyaratan sebagai berikut
a. Prokduktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) lebih besar dari tingkat upah yang
berlaku.
b. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam.
37
E. Penelitian Relevan
Tabel 7. Penelitian lain yang relevan tentang usaha tani udang vanname sebagi berikut:
1 Judul Analisis Kelayakan Usaha Tambak Udang
(Studi Kasus : Desa Sei Meram, Kec. Pangkalan Susu, Kab. Langkat)
Peneliti / Rizky Hermawan / Universitas Sumatera Utara (jurnal)
Lembaga 2015
Metode Analisis Deskriptif dan perhitungan BEP(Break Event Point).
Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem budidaya udang di daerah penelitian, dan
2. Menganalisis kelayakan usahatani tambak udang di daerah penelitian.
Hasil peneletian 1. Sistem budidaya udang di daerah penelitian menggunakan sistem semi intensif karena sarana
dan prasaran produksinya yang relatif kecil dan perlakuan budidaya udang seperti peralatan,
pemeliharaan, obat-obatan, penanggulangan hama yang kurang diperhatikan dan kepadatan bibit
yang sedikit lebih sedikit dibandingkan dengan sistem intensif yang mempunyai alat seperti
kincir, pompa sehingga dapat meningkatkan kepadatan bibit didalam kolam dan dapat
meminimalisir kematian udang, sehingga sistem intensif memiliki produksi tinggi dan
mengeluarkan biaya yang sangat besar dibandingkan semi intensif.
2. Berdasarkan analisis kelayakan, semua usaha budidaya Udang Vannamei dinyatakan layak untuk
diusahakan karena produksi > BEP produksi, harga > BEP harga, penerimaan > BEP
penerimaan, R/C > 1.
Persamaan Metode penelitian yang sama dengan menggunakan perhitungan BEP
Mengkaji tentang tambak udang vanname
Perbedaan Waktu, Wilayah berbeda.
Objek kajian berbeda
Pendekatan
2 Judul Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vaname (Litopenaus Vannamei) pada Tambak Intensif
(Studi Kasus Kewirausahaan Tambak Udang di Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten
Pemalang)
38
Metode Studi kasus (case study), pendekatan aspek finansial
Peneliti / Nur Afan/ Universitas Pancasakti, Tegal (Jurnal)
Lembaga 2015
Tujuan 1. Menganalisa kelayakan usaha budidaya udang vaname dengan metode intensif.
Hasil Penelitian 1. Usaha budidaya udang vaname dinyatakan layak dikembangkan dengan nilai NPV sebesar Rp.
211.994.945,- nilai AE sebesar Rp. 170.675.730,-. Payback Period akan terjadi pada tahun ke-2
dan nilai IRR sebesar 42% (lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini).
2. Analisis sensitivitas diuji terhadap kenaikan harga pakan, benur dan Tarif Dasar listrik per tahun
masing-masing sebesar 15%,10%, dan 11% hasilnya usaha budidaya udang vaname metode
intensif dinyatakan layak.
3. Analisis nilai pengganti (Switching value) diperoleh bahwa batas maksimal kenaikan biaya
investasi sebesar Rp. 674.661.133,- sedangkan batas maksimal kenaikan biaya operasional
sebesar Rp. 324.020.403,- dan untuk batas maksimal penurunan produksi sebesar Rp.
173.720.693,-.
Persamaan Mengkaji usaha tambak udang vanname.
Perbedaan Waktu dan tempat berbeda,
Pendekatan yang berbeda
Metode penelitian berbeda
3 Judul Prospek dan Pengembangan Budidaya Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) Kelompok
Pembudidaya Ikan (KPI) Mina Jaya di Kawasan Minapolitan Desa Sendangtirto Kecamatan Berebah
Kabupaten Sleman
Peneliti / Ferry Haryawan / UNY (Skripsi)
Lembaga (2013)
Metode Deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan aktivitas manusia
Tujuan 1. Faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi budidaya udang galah,
2. Hambatan usaha budidaya udang galah,
3. Produktivitas budidaya udang galah, dan
4. Prospek dan pengembangan budidaya udang galah.
39
Hasil peneletian 1. Faktor fisik yang mempengaruhi budidaya udang galah adalah dari segi tanah dan kualitas air,
berdasarkan penelitian, kondisi fisik di daerah penelitian sudah sesuai untuk budidaya udang
galah, sedangkan faktor non fisik yang mempengaruhi budidaya udang galah di daerah penelitian
yaitu pengelolaan budidaya, modal, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, teknologi, layanan
kredit dan peran KPI Mina jaya.
2. Hambatan usaha budidaya udang galah di daerah penelitian adalah kesulitan dalam mendapatkan
modal sebanyak 56,82 % dan pengadaan benih udang galah sebanyak 43,18%.
3. Produktivitas rata-rata petani pembudidaya udang galah adalah 14 kg per 100 m2 dalam sekali
budidaya,.
4. Berdasarkan analisis SWOT, budidaya udang galah di daerah penelitian memiliki prospek yang
baik dan jika dikembangkan dapat menjadi produk perikanan unggulan di Desa Sendangtirto.
Pengembangan yang telah dilakukan petani pembudidaya udang galah adalah:
a. Bekerjasama dengan pemerintah dalam pengadaan modal usaha budidaya udang galah, yaitu
dilakukan kerjasama dengan UPP (Unit Pelayanan Pengembangan) Perikanan “Sembada”
dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
b. Optimalisasi lahan dengan mengembangkan teknologi perikanan agar produktivitas
meningkat, yaitu dengan teknologi apartemen udang galah.
c. Memanfaatkan teknologi dibidang perikanan untuk menyediakan benih udang galah sendiri
dengan membuat ruang hatcherya.
Persaaan Metode deskriptif kuantitatif
Mengkaji usaha tani udang
Penelitian Geografi
Perbedaan Waktu, tempat, dan jenis udang berbeda
Analisis SWOT yang tidak dipakai
Pendekatan geografi yang berbeda
40
F. Kerangka Berpikir [tambah lahan]
- Persiapan tambak
- Terbar Benih
Pengelolaan usaha - Pembesaran
tani udang vaname - Pengontrolan
kualittas air
- Panen
- pascapanen
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
maupun sosial yang dipersoalkan (Pabundu Tika, 2005 :4). Penelitian diskriptif
makna dibalik angka-angka itu secara cermat dan teliti dalam lingkup yang luas
atau mengungkap suatu fenomena yang dapat menimbulkan peristiwa lain untuk
lapangan yang berpengaruh bagi usaha tani udang vanname yaitu faktor fisik dan
faktor non fisik. Faktor fisik tersebut terdiri dari iklim dan air. Sedangkan faktor
non fisik yang berpengaruh terhadap usaha tani udang vanname yaitu modal,
transportasi dan komunikasi, teknologi, dan tenaga kerja. Selain kedua faktor
42
tersebut, hal yang juga tidak kalah penting dalam usaha tani udang vanname yaitu
syarat tumbuh kembang udang yaitu suhu air, kandungan oksigen terlarut, pola
pembesaran udang, salinitas, pH air, kecerahan air, pergantian siklus air dan
kegiatan pascapanen.
Antara faktor fisik atau karakteristik iklim dan air di daerah penelitian
kesesuaian kondisi iklim dan air tersebut kemudian dihubungkan dengan faktor
dengan metode evaluasi kelayakan usaha tani yang dihitung dengan perhitungan
biaya, pendapatan usaha tani, tenaga kerja dicurahkan, dan analisis BEP (Break
Event Point) yang mengacu pada teori dari Ken Suritiyah (2015).
mencermati interaksi manusia dengan manusia lain dalam suatu lingkungan sosial
(Bintarto dan Surastopo, 1991:22). Konsep dalam penelitian ini adalah konsep
43
lokasi, konsep jarak, konsep keterjangkauan, konsep morfologi dan dan konsep
nilai guna.
pasir pesisir dengan luas ±30Ha. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Variabel penelitian merupakan suatu sifat atau nilai guna yang melekat
pada orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi yang ditetapkan oleh
b. Faktor fisik yang mempengaruhi usaha tani udang vanname adalah lahan,
iklim, dan air. Faktor non fisik yang mempengaruhi usaha tani udang
yang dilakukan dalam usaha tambak udang vanname serta faktor produksi
44
1) Persiapan tambak / Pembangunan petak tambak
6) Pascapanen. / pascapanen
d. Hambatan dalam usaha tani udang vaname adalah semua kendala atau hal-
hal yang tidak diinginkan oleh petani yang dapat menghambat atau
hambatan tersebut yaitu: lahan, iklim, air, bibit udang, penyakit udang atau
dan teknologi.
dampak dari sepuluh hambatan yang ada agar diperoleh hasil panen yang
maksimal.
menggunakan teori kelayakan usaha tani dari Ken Suritiyah (2015) yang
melihat pada perhitungan nilai R/C ratio, produktivitas tenaga kerja harian,
Banjarsari.
45
D. Populasi
a. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas
atau tidak terbatas. (Pabundu Tika. 2005:24). Populasi dalam penelitian ini
adalah petani pemilik usaha tani udang vanname di Desa Banjarsari. Menurut
populasi.
sebagai berikut:
a. Observasi
mengenai daerah penelitian, jenis tambak, lokasi tambak dan karakteristik lain
46
b. Dokumentasi
Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari intansi atau dinas yang berkaitan
data lebih terarah kepada tujuan penelitian (Pabunda Tika, 2005: 50).
serta upaya yang dilakukan dalam usaha tani, mengetahui besar biaya dan
47
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang
b. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji faktor pendukung dan
penghambat usaha tani udang vanname serta mengkaji pengelolaan usaha tani
pada teori dari Ken Suritiyah (2015) yaitu melihat tingkat kelayakan suatu
usaha tani yang fokus pada nilai R/C, tenaga kerja dicurahkan, pendapatan,
48
BAB IV
kondisi fisik daerah penelitian meliputi letak, luas dan batas wilayah penelitian,
1. Kondisi Fisik
– 109o 22’ 18,246’’ BT. Jarak Desa Banjarsari dari pusat pemerintahan
km. Luas wilaya Desa Banjarsari 484,85 Ha. Secara administratif, Desa
49
Gambar 4. Peta Administrasi Desa Banjarsari
50
b. Kondisi Topografi dan Tanah
permukaan air laut. Desa Banjarsari terletak pada ketinggian 0-5 meter di atas
dalam kategori dataran yang landai. Dusun Depok, Dusun Dewa dan Dusun
Simanis memiliki kondisi tanah yang didominasi jenis organosol yang cocok
untuk tumbuhan padi . Dusun Ketapang Kulon dan Dusun Ketapang Wetan
kondisi tanah yang didominasi tanah berpasir jenis regosol dan sedikit
sebagai lahan pertanian dan lahan non pertanian. Penggunaan lahan pertanian
antara lain untuk sawah, tegalan dan tambak udang. Adapun lahan non
tabel berikut:
51
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa luas lahan tambak udang di
Desa Banjarsari hanya berkisar 3,3% dari tolal luas wilayah Desa
Banjarsari.
d. Kondisi Hidrologis
Suber air bersih di Desa Banjarsari dapat diperoleh dari beberapa mata
air yang berupa irigasi teknis dan irigasi non teknis. Irigasi teknis berupa
total pajang mencapai 8.932m meter. Selain irigasi buatan, untuk memenuhi
diperoleh dari tiga sumber air yaitu: 75% dari air sumur bor yang terletak di
jarak 5-10 meter kearah laut dari garis pasang tertinggi,20% dari sumur bor
e. Iklim
Iklim adalah sifat cuaca dalam jangka waktu panjang dan pada daerah
yang luas. Iklim merupakan sitesis dari perubbahan unsur cuaca dalam jangka
panjang waktu tertentu di suatu wilayah. Iklim suatu tempat dapat diketahui
terakhir. Iklim merupakan unsur geografi yang memiliki dua komponen yaitu
52
1) Temperatur
dari permukaan air laut. semakin tinggi letak suatu tempat dari
banyaknya bulan basah dan bulan kering dalam kurun waktu sepuluh
tahun.
besarnya suhu pada suatu tempat dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
T= (26,3 – 0,61h)°C
h = keringiian tempat
berikut:
= 26,27°C
53
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui temperatur rata-
26,25°C
jalan mengukur tinggi air hujan tersebut dengan berdasarkan volume air
curah hujan.
dicari rata-ratanya. Menurut Mohr, ada tiga tingkatan kriteria curah hujan
54
Tabel 9 Curah Hujan Desa Banjarsari Kecamatan Nusawungu
N Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
O rata
1 Januari 130 84 140 258 335 128 457 405 307 289 196 272,9
2 Febuari 188 364 229 304 278 316 256 200 182 268 424 300,9
3 Maret 246 292 207 104 273 228 264 148 184 400 221 256,7
4 April 143 185 114 137 236 291 192 342 241 169 290 234
5 Mei 50 164 26 146 412 253 117 268 137 48 276 189,7
6 Juni 17 117 2 208 202 102 10 231 166 29 411 149,5
7 Juli 14 0 0 68 420 17 0 352 316 0 289 147,6
8 Agustustus 0 11 0 0 114 1 2 9 76 0 118 33,1
9 September 0 3 18 50 476 0 20 13 1 12 418 101,1
10 Oktober 14 151 290 226 581 54 167 50 118 0 376 202,7
11 November 79 702 303 188 478 315 430 190 400 320 600 400,5
12 Desember 215 420 222 356 530 373 512 202 825 578 184 441,7
Jumlah 1096 2493 1551 2045 4335 2078 2427 2410 2953 2113 3803 2730,4
Bulan Basah 7 8 7 9 12 8 8 9 10 6 12 9,6
Bulan Lembab 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0,4
Bulan kering 4 3 5 2 0 4 4 3 1 6 0 3,2
Sumber:Dinas Pertanian Kecamatan Nusawungu 2017
curah hujan tahunan selama 10 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan
bulan basah 9,6mm ,rara-rata bulan lembab yaitu 0,4mm, dan rata-rata
Tipe curah hujan sesuai dengan teori Schmidt dan Ferguson dapat
55
Tabel 10 klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson
Nilai Q Tipe iklim Keterangan
0 ≤ Q <14,3 A Sangat Basah
14,3 ≤ Q <33,3 B Basah
33,3 ≤ Q <60 C Agak Basah
60 ≤ Q < 100 D Sedang
100 ≤ Q < 167 E Agak kering
167 ≤ Q < 300 F Kering
300 ≤ Q < 700 G Sangat Kering
700 ≤ Q H Luar Biasa Kering
Sumber: Ance Gunarsih K, 2008 : 21-22.
3,2
𝑄= × 100%
9,6
𝑄 = 33,3
56
atau49,23% dan perempuan 2.806 jiwa atau 50,76%. Dilihat dari komposisi
Banjarsari mencapai 125 jiwa per km2, artinya tiap 1 km2 dihuni oleh 125
kategori tinggi.
penduduk perempuan 2.806 jiwa dan penduduk laki-laki 2.720 jiwa, maka:
2720
𝑠𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100
2806
57
Jadi berdasarkan hasil perhitungan Sex Ratio di atas diketahui di Desa
laki-laki.
penduduk menurut tingkat umur di Desa Banjarsari dapat dilihat pada tabel
berikut:
banyak terdapat pada kelompok umur 15-64 tahun dengan frekuensi 4.070
jiwa atau 73,66%. Jadi sebagian besar penduduk di Desa Banjarsari berada
58
Tabel 12. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Banjarsari
No Mata Pencaharian Frekuensi Persentase
(Jiwa)
1 Petani 4.318 91.02
2 Nelayan 15 0.32
3 Pengrajin 9 0.19
4 Buruh 289 6.09
5 Pedagang 54 1.14
6 PNS 35 0.74
7 TNI / POLRI 3 0.06
8 Lain-lain 21 0.44
Jumlah 4.744 100.00
Sumber: Monografi Desa Banjarsari tahun 2016
penduduk yang bekerja yaitu sebanyak 4.744 jiwa atau 85,86%. Dari 4.744
dengn jumlah 4.318 jiwa atau 91.02%, sedangkan mata pencaharian terkecil
yang tinggi dianggap lebih baik dalam hal tingkah laku rasional dan kualitas
59
Tabel 13. Kompisi Penduduk Menurut Pendidikan.
Frekuensi Persentase
NO Pendidikan
(Jiwa) (%)
1 Belum Sekolah 834 15,10
2 Tidak Tamat SD 369 6,68
3 Tamat SD 2.808 50,82
4 Tamat SMP 966 17,48
5 Tamat SMA 519 9,39
6 Tamat Perguruan Tinggi 29 0,52
Jumlah 5.529 100,00
Sumber: Monografi Desa Banjarsari 2016
B. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
menekuni profesi sebagai petani udang vanname 100% adalah oleh laki-laki.
60
2. Umur Responden
umur produktif adalah antara berumur 15-64 tahun. Responden disini adalah
dilakukan penelitian beragam mulai dari umur 28 sampai 60 tahun yang berarti
petani udang vanname paling banyak dilakukan oleh responden dengan umur
paling sedikitberada pada umur 25-34 tahun dengan frekuensi 6 jiwa atau
3. Pendidikan
61
Tabel 15. Pendidikan Terakhir Responden
No Pendidikan Frekuensi Persentase
(Jiwa)
1 Tidak tamat SD 0 0
2 SD 12 25.5
3 SMP / Sederajat 24 51.1
4 SMA / Sederajat 9 19.1
5 Prguruan Tinggi 2 4.3
Jumlah 47 100,0
Sumber: Data Primer Wawancara 2016
udang vanname dapat bersaing dengan para lulusan sarjana dalam hal
4. Pekerjaan Responden
Desa Banjarsari berprofesi sebagai petani udang akan tetapi terdapat pekerjaan
lain dibalik usaha tani yang mereka lakukan. Dari 47 responden terdapat 37
responden yang tidak hanya menjadi petani udang vanname, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel pekerjaan responden di luar pekerjaan petani
62
Tabel 16. Mata Pencaharian Responden di luar Petani Udang Vanname.
Mata Pencaharian Frekuensi
No Persentase
Responden (Jiwa)
1 Buruh tani lepas 18 48.6
2 PNS 6 16.2
3 Pedagang 5 13.5
4 Lain-lain 8 21.6
Jumlah 37 100.0
Sumber: Data Primer Wawancara 2016
memiliki mata pencaharian lain diluar dari usaha tani udang vanname,
pedagang.
sendiri terbagimenjadi 2 yaitu lahan milik negara dan lahan Desa Banjarsari.
Lahan milik Negara dipegang dan diatur oleh TNI AD Kecamatan Nusawungu,
sedangkan lahan Desa dikuasai oleh penduduk sekitar. Untuk lebih jelasnya
63
NO Pemilikan Luas lahan Persentase
lahan (Hektar)
1 Lahan milik 13,41 87.02
2 Angkatan 2,00 12,98
Darat RI
Jumlah 15.41 100,00
Sumber: Catatan Pokdakan Karya Usaha tahun 2016
Seluas 2ha (12.98%) lahan pasir pesisir di Desa Banjarsari dimiliki oleh
kesepakatan bersama antara petani dan TNI AD yang tertuang dalam lembar
kontrak, sedangkan lahan milik adalah tanah yang dimiliki oleh petani yaitu
Petak kolam tambak petani di Desa Banjarsari dari satu petani dan
petani yang lannya berbeda. Kepemilikan petak kolam tambak petani udang
vanname di Desa Banjarsari tebanyak yaitu sejumlah 6 petak dan paling sedikit
1 petak tambak.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kepemilikan petak
64
Berdasarkan tabel 18 di atas, diketahui petak kolam tambak yang
dengan 30 petani atau 63.83%, sedangkan yang terendah yaitu memiliki 4 dan 5
Luas petak kolam tambak udang di lahan pasir pesisir daerah penelitian
hingga akhir tahun 2016 mencapai luas total 15,41ha dengan 81 petak kolam
tambak udang vanname. Adapun untuk ukuran petak kolam tambak udang
bervariasi mulai dari yang terkecil yaitu 500m2 dan yang terbesar seluas
3.500m2. Adapun rincian luas petak kolam dapat dilihat pada tabel berikut:
65
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
pasir pesisir Desa Banjarsari menjadi tambak udang vanname perlu diketahui
tahun awal mula usaha tani udang dimana para pemilik tambak udang ini
membangun tambak udang mereka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembuatan peta perubahan lahan pasir pesisir di daerah penelitian dari 2014
hingga tahun 2016 yang kemudian pada tahun 2017 sebanyak 15.41ha telah
66
Gambar 5 Peta Perkembangan Tambak Udang Tahun 2017
67
2. Faktor Fisik dan Non Fisik yang Mempengaruhi Usaha Tani Udang
Vanname.
udang vanname di daerah penelitian dapat dilihat dari 2 faktor utama yaitu:
a. Faktor fisik
iklim dan air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel 21, diketahui bahwa dari faktor- faktor fisik yang
faktor fisik yang hampir sesuai tidak terlalu berpengaruh penting dalam
usaha budidaya udang vanname karena dapat diatasi dengan sirkulasi air
68
b. Faktor non fisik
Faktor yang terkait dalam usaha tani udang vanname antara lain:
1) Modal
ini yaitu biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha budidaya udang
geomembran, pembelian disel, kincir air, pipa saluran air dan alat-alat
bantu budidaya udang lainnya. Asal modal responden dapat dilihat pada
tabel berikut:
a) Modal awal.
69
Modal awal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pertama kali dalam
jelas besar modal awal yang dikeluarkan petani dapat dilihat pada
tabel berikut:
modal awal petani dengan jumlah 1 petani atau 2,1% ada tiga
2.254.000.001 – Rp 2.800.000.000.
70
b) Modal produksi (tekan kene)
2) Transportasi
Usaha tani budidaya udang vanname yang terletak di pesisir
71
lebih mengetahui jenis kendaraan yang dipakai oleh petani dapat
lebih evisien dan lebih mudah digunakan oleh petani untuk hilir mudik
3) Teknologi
budidaya seperti pompa air, kincir air disel, kincir air listrik, plastik
72
4) Tenaga Kerja
vanname dapat digongkan menjadi 2 jenis yaitu tenaga kerja tetap dan
tenaga kerja non tetap. Tenaga kerja tetap dalam usaha budidaya
udang vanname yaitu tenaga kerja harian yang selalu menjaga dan
kerja yang terlibat dalam budidaya uadang vanname dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 26. Banyak Tenaga Kerja yang dipekerjakan Pemilik Tambak Udang
Banyaknya
Frekuensi Persentase
NO tenaga kerja
(Petani) (%)
(orang)
1 25-28 35 74.5
2 29-32 11 23.4
3 33-36 0 0
4 37-40 0 0
5 41-44 1 2.1
Jumlah 47 100,0
Sumber: Data Primer Wawancara 2017
73
Upah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja non tetap berbeda.
Upah tenaga kerja tetap lebih besar dapipada tenaga kerja non tetap.
oleh pemilik (responden) untuk semua tenaga kerja dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 27. Biaya Upah Tenaga Kerja Tatap dan non Tetap yang
dikeluarkan Pemilik Tambak Udang.
NO Tingkat upah Frekuensi Persentase
(dalam ribu rupiah) (Petani) (%)
1 3.500 – 12.500 27 57,4
2 12.501 – 21.500 8 17,0
3 21.501 – 30.500 6 12,8
4 30.501 – 39.500 3 6,4
5 39501 – 48.500 3 6,4
Jumlah 47 100,0
Sumber: Data Primer Wawancara 2017
yaitu dengan upah Rp. 30.500.000 – Rp. 39.500.000 dan kategori Rp.
banyak tenaga kerja baik tenaga kerja tetap maupun non tetap yang
74
3. Pengeloaan Usaha Tani Udang Vanname
awal tahun 2014 yang di laksanakan oleh perangkat Desa Banjarsari dan
dipilih menjadi lokasi pembutan lahan tambak karena lokasinya yang dekat
dengan sumber air. Awal pembuatan kolam tambak hanya berdiri 6 kolam
plastik molus atau geomembran, hal ini dikarenakan jenis lahan pasir
termasuk dalam lahan kering sehingga perlu adanya bantuan teknologi agar
lahan yang diubah dapat menampung air dalam jangka waktu yang lama.
Jenis udang yang dibudidayakan dari awal berdiri tambak hingga saat
ini adalah udang jenis vannamei. Udang jenis vannamei dipilih oleh petani
dengan alasan harga jual di pasaran yang lebih tinggi dibandingkkan dengan
jenis udang lain. Dalam aktivitas dan pengelolaan usaha budidaya udang
75
a. Biaya
asal modal tersebut dapat dilihat pada tabel 22 dan tabel 23 tentang
modalawal dan modal produksi. Selain biaya dari modal pemilik tambak
juga mengeluarkan biaya-biaya lain seperti upah tenaga kerja dapat dilihat
udang vanname dari awal hingga siap panen memerlukan biaya sekitar
pesisir sendiri terbagimenjadi 2 yaitu lahan milik negara dan lahan Desa
76
Seluas 2ha (12.98%) lahan pasir pesisir di Desa Banjarsari dimiliki
tertuang dalam lembar kontrak, sedangkan lahan milik adalah tanah yang
dari tenaga kerja yang digunakan, biaya dan luas petakan tambak yang
akan dibangun. Pada bagian tengan pematang dibuat agak lebih dalam
77
lingkaran berdiameter 1-2meter. Cekungan pada tengah kolam
78
Gambar 8. Pemasangan Geomembran atau plastik molus.
Sumber:DokumentasiPribadi 2017
bersumber dari sumur bor bibir pantai. Sumur bor berjarak pada 5-20
jenis pompa yang digunakan. Pada umumnya kolam akan diisi air
sedalam 100-120cm.
79
Kolam yang telah terisi air kemudian diberikan obat-obatan atau
3) Penaburan benur
Penaburan benur umumnya dilakukan pada hari ketujuh setelah
80
Berdasarkan tabel diketahui paling banyak petani udang
pada waktu lain. Kepadatan tebar benur yang dilakukan oleh petani
tambak.
4) Pemeliharaan Udang
a) Pemelihaaran air
Air pada tambak udang yang telah diisi oleh benur harus
pemanenan.
81
Kondisi air pada kolam tambak harus selalu di pantau agar
pH air.
dari sumur bor bibir pantai. Banyak sedikitnya air yang dibuang
b) Pemberian pakan
82
fitoplangton pada kolam, sedangkan pakan buatan yaitu berupa
pelet.
kondisi dan umur udang dari awal tebar benur. Untuk lebih
ubah sesuai kondisi udang dan sisa pakan yang ada. Penentuan
petani lainya berbeda dalam satu kali pemberian pakan, hal ini
83
Tabel Jumlah pakan yang dihabiskan petani dalam satukali
musim pembesaran
kesehatan udang,.
5) Pemanenan Udang
84
a) Indikator Petani SiapMelakukan Panen
atau usia udang dari awal tebar benur yaitu sebanyak 23 petani
diberikan dan lainnya yaitu nol atau tidak ada petani yang
melakukannya.
85
Setelah melihat indikator petani udang di Desa Banjarsari
70- 90 hari.
lakukan pada saat pagi hingga sore hari dengan kurun waktu
86
pembuangan air kolam sebanyak 30-50% atau hingga kedalaman
87
ditentukan size dan harga per kilo oleh broker. Udang yang telah
d) Hasil panen
– 18.400 kg.
6) Pasca panen
88
Kegiatan yang dilakukan setelah proses pemanenan udang
vanname meliputi:
melakukan evaluasi usaha dan masa rehat dari aktivitas budidaya udang
pemanenan.
hambatan baik dari faktor fisik, pengelolaan dan faktor non fisik. Pembahasan
hambatan dalam usaha tani udang vanname di Desa banjarsari tidak dapat
tidak timbul masalah yang lebih besar. Beikut ini adalah hambatan-hambatan
89
dan cara menanggulangi hambatan usaha tani udang vanname di daerah
penelitian:
1) Iklim
curah hujan yang tinggi dan kondisi penyinaran matahari yang tak tentu
menjadi hambatan dalam usaha tani udang vanname. Curah hujan yang
mudah terkena penyakit dan mati. Cara mengatsi salinitas air kolam
laut yang diambil dari sumur bor bibir pantai. Sirkulasi air dilakukan
fluktuasi suhu secara derasris dan mendadak. Suhu dan oksigen terlarut
90
intensitas penginciran air kolam agar kandungan oksigen terlarut terjaga
2) Air
Air memiliki peran utama dalam usaha tani udang vanname
dimana air adalah tempat hidup udang vanname, tanpa air udang takan
1) Lahan
yang berkaitan dengan lahan yaitu lahan tambak yang berupa pasir
lainyang berkaitan dengan lahan yaitu tentang status lahan milik TNI
91
tinggi yaitu denglakukan negosiasi dengan petinggi TNI AD kecamatan
Banjarsari.
2) Bibit udang
dengan bibit udang yaitu masih belum tersedianya bibit udang unggulan
udang dari daerah yang jauh dengan kualitas yang terjamin dan bermutu
tinggi.
3) Pembesaran
berdasarkan pemaparan petani yaitu dari sifat udang sendiri yang rapuh
hidup udang (air kolam tambak) setiap minimal dua kali sehari.
1) Modal
92
udang untuk melakukan pinjaman dalam jumlah besar kebank BUMN.
2) Tenaga kerja
serimpilan diluar gajih pokok tenaga kerja tetap di tambak dan ada pula
3) Pemasaran
93
vanname sendiri masih bersifat export, untuk permintaan dalam negeri
penentuan harga udang vanname oleh broker yang mengikuti kurs uang
dolar sehingga tidak selalu tetap. Bila kurs dolar turun maka acuan
harga dasar udang vanname akan turun, tetapi bila kurs naik maka harga
dengan jalanan yang becek pada musim hujan yaitu dengan mengguruk
5) Teknologi
yaitu peralatan yang rusak, suku cadang yang langka, mesin disel
pompa dan kincir yang cepat rusak dikarenakan korosi oleh air laut, dan
tenaga ahli mekanik yang masih jarang. Upaya yang dilakukan petani
sehari sekali pada peratan yang ada seperti disel pompa, disel kincir,
94
5. Upaya Petani Mengatasi Hambatan Usaha Tani Udang Vanname.
dilihat dari analisis kelayakan usaha tani. Analisis ini didasarkan pada
usaha tani udang vanname dikatakan layak apabila memenuhi syarat antara
lain:
c. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam.
dari 47 responden dimana tiap biaya dan luas dihitung dengan nilai rata-rata
dari 47 petani udang di Desa Banjarsari. Berikut analis keuangan usaha tani
Penerimaan
95
Produksi total (Y) 4.396 kg
Harga (P) Rp. 72.179
Penerimaan (S atau R) Rp 317.298.884
Biaya
Biaya variabel (VC)
Benur Rp 17.243.330
KIMIA Rp 5.388.404,26
OPRASIONAL Rp 5.027.064
Bensin Rp 55.244.894
Tenaga kerja total Rp 14.734.043
Pakan Rp 87.200.000
Jumlah (VC) Rp 184.837.735
AVC VC/Y = Rp 42.046,8
Biaya tetap (FC) Rp 9.497.872
Pendapatan Rp 122.963.277
Keuntungan
Upah tenaga kerja
Total tenagakerja 180/HKO
Nilai sewa lahan Rp 17.276.595,7
Keuntungan Rp 115.184.554
a. Nilai R/C
𝑅⁄ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑆
𝐶 𝑇𝐶
Rp 317.298.884
=
Rp 194.835.607
= 1,63
Dari perhitungan di atas diketahui nilai R/C lebih besar dari 1 maka
96
b. Produktifitas Tenaga Kerja.
Penerimaan(S)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
Tenaga kerja dicurahkan
Rp 317.298.884
=
180 HKO
= 1.762.771
c. Pendapatan .
d. Produksi.
Produksi = 4.396 kg
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑘𝑔) =
𝑃 − 𝐴𝑉𝐶
9.497.872
=
72.179 − 42.047
9.497.872
=
30.132
= 315.20 𝑘𝑔
97
Dari perhitungan di atas diketahui produksi yang bernilai 4.396
kg lebih besar dari nilai BEP yaitu 315,2 kg maka dalam hal ini
dikatakan layak.
e. Penerimaan
Penerimaan = Rp 317.298.884
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 (𝑅𝑝) = 𝑉𝐶
1− 𝑆
9.497.872
= 184.837.735
1 − 317.298.884
9.497.872
=
0.417
= 𝑅𝑝 23.165.5
f. Harga
𝑇𝐶
𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 (𝑅𝑝/𝑘𝑔) =
𝑌
194.835.607
=
4.396
= 4.396
98
BAB V
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
99
1. Perubahan Penggunaan lahan pasir pesisir di Desa Banjarsari untuk
tambak udang dari tahun 2014 sampai tahun 2016 yaitu diperoleh
2. Faktor Fisik dan non Fisik yang Mempengaruhi Usaha Tani Udang
Vanname.
b. Faktor non fisik usaha tani udang di Desa Banjarsari yang meliputi
lahan dan pengelolaan tambak. Biaya yang dikeluarkan petani udang dari
yaitu lahan TNI AD seluas 2 ha(13%) dan lahan milik Desa 13,41ha
Vanname
100
a. Iklim yang tidak menentu dengan curah hujan yang tinggi dan
sewa lahan, membeli benur berkualitas dari luar pulau jawa, dan
c. Hambatan dalam fakor non fisik yaitu biaya yang besar dalam
101
B. SARAN
1. Bagi Petani
selanjutnya.
usaha tani udang vanname agar lebih jelas dana masuk dan keluar
pembesaran selanjutnya.
2. Bagi Pemerintah.
102
a. Pengawasan pemanfaatan penggunaan lahan oleh aparatur desa
Daftar Pustaka
Abbas, T., & Muhamad, C. S. (1983). Usaha Tani. Jakarta : Penerbit CV Serajaya.
Anonim. (2014). Cilacap Dalam angka 2014. Cilcacap: BPS Kabupaten Cilacap.
103
Anonim. (2016). Monografi Desa Banjarsari tahun 2016 semester II. Cilacap:
Desa Banjarsari
Faizal. (2000). Pendapatan Usaha Tani Sistem Tanam Benih Langsung dan
Tanam Pindah Padi Sawah di Desa Banjar Arum dan Banjar Asri Kecamatan
Kalibawang Kabupaten Kulon Progo YK. Tesis S2. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM
Ken Suratiyah. (2015). Ilmu Usaha Tani Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya
104
Masyhuri (2005). Pembangunan Pertanian Masa Depan Dalam Usman. W, Noor.
I. F. Dan Mustika. B. Pembangunan Pertanian di Era Otonomi Daerah
(Edisi Revisi). LP2KP Pustaka Karya: Yogyakarta.
Robert M. Delinom. (2005). Sumber Daya Air di Wilayah Pesisir & Pulau-Pulau
Kecil di Indoneisa. Jakarta: LIPI Perss.
Singh, Jabir, dan Dhillon. (1984). Agricultural geography. New delhi: McCraw
105
Suharyono dan Moch. Amien. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Yogyakarta:
Ombak.
106