Anda di halaman 1dari 80

HASIL PENELITIAN

PERANAN ROSNANIAR DALAM MEMAJUKAN


PENDIDIKAN DI RIAU TAHUN 1962-2008

OLEH:
YULIA YANTIKA
NIM 1505112193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
PERANAN ROSNANIAR DALAM MEMAJUKAN PENDIDIKAN DI
RIAU TAHUN 1962-2008

Yulia Yantika*, Prof. Dr. Isjoni, M.Si**, Asril, M.Pd***


Email: yuliayantika3@gmail.com, isjoni@yahoo.com,
asr1il.bisnis.@blogger.com
Cp : 081378510059

Program Studi Pendidikan Sejarah


Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau

Abstrak : Rosnaniar merupakan salah satu tokoh dalam memajukan


pendidikan di Riau. Rosnaniar mempunyai peranan dalam memajukan
pendidikam di Riau. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
riwayat hidup Rosnaniar, untuk mengetahui peranan Rosnaniar dalam memajukan
pendidikan, untuk mengetahui prestasi apa saja yang diraih Rosnaniar dalam
memajukan pendidikan. Hasil dari penelitian ini adalah Rosnaniar memajukan
pendidikan dimulai dari menjadi guru dan dosen, Rosnaniar saat terjun ke dunia
politik dan menjadi anggota DPR RI duduk di komisi pendidikan dan ikut serta
dalam mengusulkan pembangunan dan aktifnya kembali perkuliahan di IAIN
Riau, Rosnaniar dalam memajukan pendidikan berhasil mendirikan sebuah
Yayasan Daar En Niswah yang menaungi lembaga pendidikan Al Izhar School,
Rosnaniar juga yang memperjuangkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Daerah dibentuk dan menjadi ketua, Rosnaniar saat di Badan Kerjasama
Organisasi Wanita ditunjuk sebagai ketua seksi pendidikan dan pada masa ini juga
mendirikan sebuah Taman Kanak-Kanak dan Rosnaniar sebagai kepala
sekolahnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
data diperoleh dari hasil wawancara ditambah dengan data yang didapatkan dari
buku dan arsip Data yang didapat dari hasil wawancara dan studi pustaka
kemudian di analisis dengan bahasa sendiri. Adapun tempat penelitian dalam
penulisan karya ilmiah ini adalah Pekanbaru. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu, Dokumentasi, wawancara, observasi dan kepustakaan yang
terkait dalam peranan tokoh Rosnaniar dalam memajukan pendidikan di Riau.

Kata Kunci : Rosnaniar, Memajukan Pendidikan di Riau, Peranan


ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peranan Rosnaniar Dalam Memajukan
Pendidikan di Riau Tahun 1962-2008”. Penulisan Skripsi ini merupakan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di
FKIP Universitas Riau.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,


Penulisan Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktu yang
diinginkan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sujianto, M.Si selaku PLT Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
2. Bapak Dr. Sumarno, M.Pd M.Si Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau.
3. Ibu Dra. Bedriati Ibrahim, M.Si selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas
Riau.
4. Bapak Prof. Dr. Isjoni, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Asril, M.Pd,
selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi,
bimbingan, arahan, kritik serta saran hingga penyelesaian Skripsi ini.
5. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pengetahuan Unversitas Riau, Bapak Drs. Marwoto Saiman
M.Pd, Bapak Prof. Dr. Isjoni, M.Si, Ibu Dra. Bedriati Ibrahim, M.Si,
Bapak Drs. Ridwan Melay, M.Hum, alm. Bapak Drs. Kamaruddin, M.Si,
Bapak Tugiman, MS, Bapak Bunari, S.Pd, M.Si, Bapak Asril, M.Pd,
iii

Bapak Wahidin Saha, Bapak Yuliantoro, M.Pd yang telah begitu banyak
memberikan pengetahuan serta wawasan yang bermanfaat bagi
penyelesaian Skripsi ini.
6. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Nazarwin dan Ibunda
Yuasnimar yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, kasih
saying, semangat dan selalu mendokan penulis. Perngorbanan mereka
begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
7. Kepada seluruh anggota keluarga yang telah memberikan banyak
dukungan baik dari segi materi ataupun motivasi serta do’a kepada
penulis.
8. Kepada Ibu Dra. Hj. Rosnaniar, M.Si selaku tokoh yang penulis tulis,
terimakasih banyak atas dukungan, arahan, motivasi serta informasi untuk
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Kepada Narasumber Bapak Azaly Djohan, Bapak Hasmizon Hasyim, Ibu
Siti Imrani Kasan, Ibu Wilaela yang telah membantu penulis dalam
memberikan semua data yang penulis perlukan untuk menyelesaikan
Skripsi ini.
10. Kepada para sahabat Alfy Ferissa, Armeswari haris, Bevi Angelia, Audy
Ristaudi, Caca Satria, Ilham Alfads, Nugrah Maulidia yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan Skripsi ini.
11. Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Sejarah Angkatan 2015
yang banyak memberikan kenangan selama perjalanan perkuliahan.
12. Kepada teman-teman KUKERTA Desa Pongkai Squad 2018 terima kasih
sudah memberikan pelajaran yang luar biasa selama 2 bulan.
13. Kepada teman-teman PLP SMK Migas Teknologi Riau yang sudah
mengajarkan pengalaman yang berarti.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih. Penulis sangat menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini, baik itu dari penyajian serta
substansi yang diucapkan karena penulis mengakui keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki.
iv

Demikian, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi khalayak ramai dan dapat
menjadi bahan pembelajaran dalam proses Belajar-Mengajar di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.

Pekanbaru, Mei 2019

Yulia Yantika
v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembeberan Masalah ............................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
F. Definisi Judul ........................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORITIS


A. Biografi ................................................................................................ 7
B. Tokoh ................................................................................................... 8
C. Peranan ................................................................................................. 9
D. Peranan Tokoh Dalam Memajukan Pendidikan ................................... 12
E. Kajian Relevan ..................................................................................... 19
F. Kerangka Berfikir ................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................ 21
B. Tempat dan Waktu ............................................................................... 22
C. Data dan Sumber Data .......................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 23
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Provinsi Riau ........................................................................... 26
B. Letak Geografis .................................................................................... 28
C. Iklim Dan Curah Hujan ........................................................................ 29
vi

D. Suku Bangsa ......................................................................................... 29


E. Keadaan Perekonomian ........................................................................ 30
F. Keadaan Pendidikan ............................................................................. 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Riwayat Hidup Rosnaniar .................................................................... 33
B. Peranan Rosnaniar Dalam Memajukan Pendidikan ............................. 37
C. Prestasi Rosnaniar Dalam Memajukan Pendidikan.............................. 42

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 43
B. Saran ..................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45


LAMPIRAN BIODATA INFORMAN ......................................................... 48
LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ........................ 49
LAMPIRAN SURAT KETERANGAN INFORMAN ................................ 50
LAMPIRAN SURAT RISET ........................................................................ 55
LAMPIRAN GAMBAR................................................................................. 57
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas
pulau besar dan kecil, Indonesia merupakan negara yang memiliki peringkat ke-
empat dalam kepadatan penduduk di dunia. Sebagai salah satu negara yang
mempunyai tingkat kelahiran yang tinggi di mana generasi muda adalah harapan
untuk mengembangkan Negara ini dengan meraih pendidikan setinggi-tingginya.1
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa
karena tidak ada satu bangsa pun yang mampu mencapai kemajuan tanpa
meletakkan pendidikan sebagai dasar utama pembangunan. Setiap bangsa yang
ingin mencapai kemajuan perlu mempersiapkan sumber daya manusia terlebih
dahulu. Sejak awal kemerdekaan, pendidikan di Indonesia terus mengalami
perkembangan kearah yang lebih baik karena pada setiap periode pemerintahan,
bidang pendidikan selalu mendapat perhatian dari pemerintah.
Pendidikan pada awal kemerdekaan berlandaskan pancasila yang
merupakan falsafah negara, pendidikan pada waktu itu di rumuskan untuk
mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran
untuk negara dan masyarakat. Dengan kata lain pendidikan pada masa itu
ditujukan untuk penanaman semangat patriotisme. Pancasila sebagai dasar dan
falsafah Negara Indonesia seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945,
kemudian dijadikan sebagai landasan utama pendidikan di Indonesia. walaupun
dalam ukuran waktu Indonesia mengalami perubahan undang-undang dasar, dasar
falsafah negara tidak mengalami perubahan. Oleh karena itulah, pancasila menjadi
landasan utama pendidikan di Indonesia. pendidikan nasional mulai muncul
bersamaan dengan kemerdekaam bangsa Indonesia pada tahun 1945. Sejak itulah
mulai disusun landasan, tujuan, dasar filosofi, dan kebijakan nasional yang dilihat

1
S.H. Dillon dkk, Rindu Pancasila : Merajut Nusantara, (Kompas, 2010) hlm. 84
2

dalam pembentukan dan isi UUD 1945, serta implementasikan dengan


terbentuknya kementrian pendidikan, pengajaran dan kebudayaan.2
Provinsi Riau merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di
bagian tengah pulau Sumatera, Sebelah Utara Provinsi Riau berbatasan dengan
Provinsi Jambi sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan
Sumatera Barat sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan laut Cina Selatan.
Penduduk Provinsi Riau sangat heterogen dimana penduduk aslinya di wilayah
Timur adalah etnis Melayu sedangkan penduduk di wilayah Barat Provinsi ini
seperti masyarakat Kampar, Kuantan Singingi, dan Rokan Hulu beretnis rumpun
Minangkabau dan kemudian terdapat etnis pendatang seperti Jawa, Batak, Bugis,
Banjar, Tionghoa dan lain-lain.
Setiap daerah tentunya ingin menjadikan daerahnya menjadi daerah yang
maju begitu juga dengan Pekanbaru yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Riau
yang termasuk sebagai Kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi
yang tinggi. Pekanbaru juga dikenal dengan hasil buminya yang melimpah dan
daerah yang kental akan tradisi dan nilai-nilai kemelayuannya.3 Bukan hanya
Pekanbaru saja yang ingin menjadikan daerahnya maju, Desa Kuok yang terletak
di Kabupaten Kampar Provinsi Riau ini juga ingin menjadikan daerahnya maju.
Untuk menjadikan daerahnya menuju arah kemajuan maka terlebih dahulu
masyarakatnya harus berpendidikan. Pendidikan diperlukan oleh setiap individu
atau masyarakat. Dengan adanya pendidikan akan menghasilkan generasi-generasi
bangsa yang cerdas, inovatif, serta kreatif untuk mampu membawa negerinya
kearah perubahan dan kemajuan yang lebih baik.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
berlangsung disekolah dan diluar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat berkomunikasi dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogram dalam bentuk

2
http://www.academia.edu/Sejarah_pendidikan_pada_awal_kemerdekaan. Html, di akses pada
tanggal 4 maret 2019, pukul 10.32
3
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaru, di akses pada tanggal 28 februari 2019, pukul
23.30
3

pendidikan formal atau non-formal yang berlangsung seumur hidup yang


bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu.4
Pendidikan merupakan sisi kehidupan manusia yang amat menentukan
jalan hidupnya dengan pendidikan terbukalah kesempatan untuk mengembangkan
potensi diri. Tanpa pendidikan tidak mungkin potensi diri manusia dapat
mencapai kemampuan yang maksimal. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dan pendidikan juga
merupakan suatu proses dimana manusia membina perkembangan manusia lain
secara sadar dan sistematik.5
Pada waktu bangsa Indonesia merintis kemerdekaan terdapat tiga tokoh
yang merintis kemerdekaan melalui pendidikan yaitu : Ki Hajar Dewantara
dengan taman siswanya, Kiai Haji Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah, dan
Kiai Haji Muhammad Hasyim Asya’ri dengan Nadhatul Ulama. Mereka berjuang
untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan
Belanda dengan cara mendidik anak-anak dan para pemuda pada saat itu.
Terdapat juga tokoh-tokoh yang berkiprah di Riau seperti tokoh pahlawan yaitu,
Radja Roesli yang ikut merintis kemerdekaan dalam mengusir Belanda di Riau
dan Tengku sulung yang merintis kemerdekaan dan memfokuskan perlawanannya
terhadap kolonial Belanda di daerah Reteh atau Sungai Batang. Lalu tokoh
sastrawan, seperti Soeman HS seorang penulis yang menghasilkan karya-karya
seperti novel, kumpulan cerita pendek dan masih banyak karya Soeman Hs
lainnya.6
Di Provinsi Riau juga terdapat tokoh perempuan seperti Maimanah Umar
yang merupakan seorang puteri Melayu yang gigih memajukan bangsanya di
segala bidang kehidupan, baik di bidang pendidikan, politik maupun sosial dan
ada Chadijah Ali yang merupakan seorang tokoh perempuan yang memajukan
pendidikan kaum perempuan. Dalam usahanya memajukan pendidikan

4
Redja Mudyahardjo, Filsafat ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998) hlm. 3
5
Dian Rahmawati, skripsi : “Biografi Buya Munasir Jufri Sebagai Tokoh Pendidikan”.
(pekanbaru : Universitas Riau, 2014) hlm. 3
6
http://id.wikipedia.org/wiki/riau, di akses pada tanggal 15 februari 2019, pukul 13.22
4

perempuan, ia berhasil mendirikan sekolah khusus perempuan yaitu, Diniyah


Puteri. Maka tidak salah jika mereka disebut sebagai pelopor pendidikan.7
Riau juga memiliki tokoh pendidikan yang belum banyak diketahui oleh
masyarakat yakni Rosnaniar, beliau dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh yang
berperan dalam memajukan pendidikan di Riau.
Rosnaniar lahir pada tanggal 17 Juli 1942 di Kuok, Kabupaten Kampar.
Beliau merupakan seorang anak pedagang Kuok ayahnya bernama H. Munaf dan
ibunya bernama Hj. Sopiah. Rosnaniar berperan dalam pendidikan awal mulanya
dengan menjadi guru Madrasah Ibtidaiyah Kuok pada tahun 1962 dan Rosnaniar
juga menjadi guru SDN Yogyakarta pada tahun 1965 pada waktu kuliah. Setelah
menyelesaikan kuliah Rosnaniar menjadi guru di PGA Pekanbaru pada tahun
1970 dan pada tahun 1985 Rosnaniar menjadi dosen di IAIN Susqa Pekanbaru
dan menjadi dosen di Universitas lainnya di Pekanbaru baik Negeri maupun
Swasta. Saat menjadi Dosen inilah beliau banyak mengikuti kegiatan
berorganisasi baik di bidang pendidikan, politik, dan sosial. Pada saat terjun ke
dunia politik beliau ikut serta dalam komisi pendidikan dan mengusulkan kepada
pemerintah untuk membangun kampus UIN yang terletak di Panam dan usulan
tersebut diterima pemerintah dan dibangunlah kampus UIN yang terletak di
Panam saat ini, atas unsur dorongan dan usaha dari berbagai belah pihak termasuk
Rosnaniar. Dalam dunia pendidikan Rosnaniar berhasil mendirikan sebuah
Yayasan Daar En Niswah yang dulunya merupakan asrama putri yang terletak di
bangunan UIN yang berdiri saat ini dan karena adanya pembangunan UIN,
kemudian atas usaha beliau untuk pendidikan berhasil mendirikan sebuah
Yayasan Daar En Niswah yang dulunya merupakan nama asrama putri yang
beliau dirikan di UIN. Yayasan Daar En Niswah ini menaugi lembaga pendidikan
Al Izhar School yang berbasis pendidikan islam. Sebagian kegiatan Rosnaniar
lebih banyak dihabiskan untuk pendidikan Karena semangat Rosnaniar dalam
dunia pendidikan itulah yang membuat beliau dikenal sebagai seorang pemimpin,
seorang yang berperan dalam pendidikan, tokoh masyarakat, juga seorang politisi
terpandang dan mendapatkan berbagai penghargaan.

7
Pusdatin Puanri, Mutiara yang Terjaring, (Pekanbaru : Pusdatin Puanri, 2007) hlm. 67
5

Berdasarkan Latar Belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dan menuangkannya dalam bentuk proposal dengan judul Peranan
Rosnaniar Dalam Memajukan Pendidikan Di Riau Tahun 1962-2008.

B. Pembeberan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis merumuskan pembeberan masalah agar
dapat dikaji secara lebih rinci. Adapun pembeberan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana riwayat hidup Rosnaniar?
2. Bagaimana peranan Rosnaniar dalam memajukan pendidikan di Riau?
3. Apa saja prestasi yang diraih Rosnaniar dalam memajukan pendidikan
di Riau?

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “Peranan Rosnaniar dalam memajukan
Pendidikan di Riau tahun 1962-2008”.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Rosnaniar.
2. Untuk mengetahui peranan Rosnaniar dalam memajukan pendidikan di
Riau.
3. Untuk mengetahui apa saja prestasi yang diraih Rosnaniar dalam
memajukan pendidikan di Riau.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Menambah pengetahuan penulis dalam hal menulis dan meneliti tokoh
Pendidikan.
6

2. Dengan adanya penelitian penulis ini kita dapat mengetahui lebih jelas
mengenai Rosnaniar sebagai tokoh pendidikan.
3. Dapat dipergunakan mahasiswa yang akan melakukan penelitian
sebagai bahan perbandingan.

F. Definisi Judul
Definisi judul adalah aspek penelitian yang memberikan informasi tentang
bagaimana caranya mengukur variabel definisi judul semacam petunjuk yang
tujuannya mempermudah penulis untuk mendapatkan kemudahan memahami
pengertian dan istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini. Adapaun
beberapa penjelasan istilah penting dalam penelitian ini, yaitu :
1. Peranan
Sebagai perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dimasyarakat.
2. Rosnaniar
Tokoh yang berjuang memajukan Pendidikan.
3. Memajukan
Suatu usaha untuk meningkatkan sesuatu menjadi lebih baik.
4. Pendidikan
Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
5. Riau
Sebuah Provinsi yang ada di Indonesia terletak di bagian tengah Pulau
Sumatera yang masyarakat aslinya adalah suku Melayu.
6. Tahun 1962 – 2008
Waktu Rosnaniar mulai bergerak untuk memajukan pendidikan.
7

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Biografi
Menurut Jhon A Garaty mengemukakan bahwa “Biografi sebagai catatan
tentang kehidupan seseorang”. Secara sederhana biografi dapat diartikan sebagai
sebuah kisah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain yang terdiri dari
beberapa kalimat atau dijadikan sebuah buku.8
Biografi dapat diartikan pula sebagai uraian tentang kehidupan seseorang,
baik orang itu masih hidup ataupun sudah meninggal. Biografi adalah tulisan
tentang lika-liku perjalanan kehidupan seorang tokoh, namun ditulis oleh orang
lain yang mengetahui kisah hidup tokoh tersebut atau karena tokoh tersebut
menceritakan kisah hidupnya langsung kepada penulis.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup
seseorang lewat biografi, akan ditemukan hubungan dan keterangan arti dari
tindakan tertentu yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai
tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang
kehidupan seseorang tokoh. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh
sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi
ditulis secara kronologis.
Adapun penulisan biografi menurut Sir Sydney Lee, editor dari Dictionary
of National Biography, adalah untuk menguraikan kehidupan pribadi seseorang
yang dapat diteladani. Karena itu biografi yang ideal dapat mengungkapkan
berbagai kejadian yang diteladani seseorang secara langsung atau tidak langsung.
Demikian juga dengan sisi-sisi kepribadiannya dan hasil-hasil yang dicapainya
dalam kehidupannya. Kemudian, Virginia Wolf mengemukakan bahwa “Pada
dasarnya penulis biografi menulis dan memilih serta mengorganisir informasi

8
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (edisi kedua), (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003) hlm. 203
8

yang diperolehnya kemudian menguraikannya dengan sedemikian rupa sehingga


terasa hidup”.9
Biografi disusun secara objektif, tepat dan seimbang seperti yang
dikemukakan oleh Kuntowijoyo bahwa “Biografi memerlukan bahan-bahan utama
dan bahan pendukung. Bahan utama berupa benda-benda seperti surat-surat, buku
harian, atau kliping Koran. Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi
lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi
itu”. Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, jelas biografi yang ditulis itu
harus benar-benar obyektif karena didukung dengan sumber-sumber yang valid.10
Menurut Lyton Stracey (2009) yang merupakan seorang penulis dan
kritikus dari inggris, berpendapat bahwa biografi adalah penafsiran terhadap
sebuah kehidupan. Ia mnegibaratkan penulis biografi sebagai seseorang yang
mengayuhkan perahu di lautan fakta yang maha luas dan mencemplungkan ember
kecil untuk menciduk satu contoh kehidupan, lalu mengulitinya habis-habisan.11
Dari beberapa uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa biografi adalah
penulisan tentang riwayat hidup seorang tokoh yang masih hidup atau pun yang
sudah meninggal. Kemudian menceritakan kehidupan seorang tokoh sejak kecil
sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal
yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh. Jadi dalam penelitian ini
biografi digunakan untuk menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam
hidup.

B. Tokoh
Menurut Laela dan Nurlailah tokoh adalah orang yang terkenal atau
terkemuka (dalam suatu lapangan politik, kebudayaan, kesusastraan, pendidikan

9
Gatot Subrata. “Kajian Ilmu Pustaka : Literatur Primer, Sekunder dan Tersier”. Pustakawan
Universitas Negeri Malang, 2009. Dalam http://digilib.um.ac.id/pustakawan/kargto/kajian-
ilmu-perpustakaan-literatur-primer-sekunder-dan-tersier. html, di akses 4 februari 2019, pukul
14.40
10
Kuntowijoyo. Op.cit. hlm. 204
11
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2165751-pengertian-biografi-menurut-
lyton-strachey. html, di akses pada tanggal 4 februari 2019, pukul 16.30
9

dan sebagainya).12 Sudjiman (1988:16) berpendapat bahwa tokoh adalah individu


yang mengalami peristiwa didalam berbagai peristiwa.13
Tokoh adalah individu yang berperan dalam suatu peristiwa atau kejadian
didalam berbagai peristiwa dan cerita (Sudjiman, dalam Siswasih, dkk, 2007: 20).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan bahwa tokoh adalah pemegang
peran atau tokoh utama dalam peristiwa tertentu. Dari beberapa pengertian tokoh
di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa tokoh adalah peran individu dalam
sebuah cerita yang selalu dipandang pokok atau utama dalam membangun cerita
secara utuh.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa tokoh adalah orang
yang terkemuka serta memiliki peranan yang penting dalam bidang tertentu yang
dapat dirasakan oleh masyarakat. Rosnaniar seorang yang terkemuka dalam
bidang pendidikan yang telah berperan dalam mengembangkan pendidikan di
Riau, serta telah mendapat publikasi berulang kali dari sumber sekunder yang
terpecaya, telah menjadi subjek biografi, dan telah di akui peranannya dan tertulis
dalam buku sejarah, sehingga Rosnaniar dapat dikatakan sebagai tokoh.

C. Peranan
Menurut Abu Ahmadi peranan ialah: “suatu kompleks penghargaan
manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi
tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya”. Dari pengertian tersebut
dipahami bahwa setiap individu yang mempunyai kedudukan harus menjalankan
tugasnya sesuai dengan fungsi dan status sosialnya dalam masyarakat. 14 Peranan
adalah aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajiban yang sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran.

12
Laela dan Nurlailah. Kamus i
stilah sastra, (Bandung : Nuansa Aulia, 2006) hlm. 254
13
Alfiah Rokhmansyah. Studi Dan Pengkajian Sastra. Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra,
(Yogyakarta : Raja Grafindo, 2014) hlm. 34
14
Abu Ahmadi. Ilmu sosial dasar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003) hlm. 50
10

Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau
tempatnya dalam masyarakat.15
Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap
orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola pergaulan. Hal
itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang dilakukannya bagi
masyarakat serta kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi bagaimana peranan harus
dijalankan. Peranan timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja tidak
sendirian melainkan ada lingkungan yang setiap saat diperlukan.16
Menurut David Berry (2003:105) mendefinisikan peranan sebagai
harapan-harapan yang diberikan pada individu yang menepati kedudukan sosial
tertentu. Harapan-harapan merupakan keseimbangan dari norma-norma sosial dan
oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-norma
didalam masyarakat. Dalam peranan itu terdapat dua harapan yaitu, harapan yang
dimiliki oleh seseorang yang berperan terhadap masyarakat atau terhadap orang
yang menjalankan peranan dan kewajibannya. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa peran adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang
karena kewajiban dari jabatan atau pekerjaannya.
Sedangkan menurut Veiital Rivai (2004:148), peranan artinya sebagai
perilaku yang diatur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu. Dan menurut
Ali (2000:148), peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian terjadinya suatu hal
atau peristiwa.17
Dapat disimpulkan bahwa peranan adalah posisi dan pengaruh seseorang
dalam melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan yang berarti
telah menjalankan suatu peran.
Sebagaimana menurut Soerjono Soekanto (2002:441), unsur-unsur
peranan yaitu :

15
Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta : Raja grafindo persada, 1990) hlm.
268
16
Edy Suhardono EV, Teori Peranan : Konsep, Derivasi dan Implikasinya, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1994) hlm. 35
17
Ibid hlm. 18
11

1. Aspek dinamis dari kedudukan.


2. Perangkat hak-hak dan kewajiban.
3. Perilaku sosial dari pemegang kedudukan.
4. Bagian dari aktivitas yang diperankan seseorang.18
Hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara
peranan-peranan individu dalam masyarakat. Sementara peranan itu sendiri diatur
oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Jadi seseorang menduduki
suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Suatu peranan
paling tidak mencakup tiga hal, yaitu :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat dalam arti merupakan rangkaian
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.19
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa Rosnaniar telah
berupaya untuk memajukan pendidikan dan melakukan perubahan untuk orang
lain sesuai dengan status dan fungsi sosialnya dalam masyarakat. Yang telah
dilakukan Rosnaniar dalam masyarakat ialah berperan dalam memajukan
pendidikan. Seperti sebagai pembina Yayasan Daar En-Niswah yang menaungi
lembaga Pendidikan Al-Izhar School yang beliau dirikan, aktif sebagai Guru dan
Dosen di perguruan tinggi Negeri dan Swasta, dan sebagai ketua Jurusan di
Universitas. Sekaligus menjadi ketua Pusat Studi wanita di Universitas yang ada
di Riau serta masih banyak lagi peranan beliau dalam pendidikan.

18
Ibid hlm. 441
19
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009)
hlm. 213
12

D. Peranan Tokoh Dalam Memajukan Pendidikan


Pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
berlangsung disekolah dan diluar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat berkomunikasi dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprpgram dalam bentuk
pendidikan formal dan non formal yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan individu. Pendidikan merupakan sisi kehidupan
manusia yang amat menentukan jalan hidupnya dengan pendidikan terbukalah
kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Tanpa pendidikan tidak mungkin
potensi diri manusia dapat mencapai kemampuan yang maksimal. Pendidikan
berlangsur seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dan pendidikan juga merupakan suatu proses dimana manusia
membina perkembangan manusia lain secara sadar dan sistematik.
Adapun tokoh-tokoh yang berperan dalam bidang pendidikan di Indonesia
sebagai berikut :
1. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara ,yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan
Nasional merupakan seorang pemikir besar dalam perkembangan
pendidikan di Tanah Air. Sebagian besar kita mungkin hanya mengenal tut
wuri handayani yang digunakan dalam logo Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Ki Hajar Dewantara salah satu dari bagian tiga serangkai,
bersama Tjipto Mangunkusumo dan Soetomo, mereka sempat membuat
kegempatan pada saat zaman kolonial. Ia pernah menulis sebuah buku
yang berjudul Als ik een nederlander was (Andaikan Aku Seorang
Belanda). Meminjam sebuah istilah yang di gunakan Daoed Joesoef, yang
merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1978-1983,
Ki Hajar merupakan seorang yang tergolong selalu memiliki pemikiran
yang jenius, tekun, gigih, imajinatif serta visioner yang tinggi. Sebagian
besar, rasanya kita tidak pernah membaca ide-ide besar Ki Hajar
Dewantara mengenai pendidikan secara memadai. Bahkan di kampus-
13

kampus yang menyiapkan guru masa depan atau LPTK (Lembaga


Pendidikan Tenaga Kepeendidikan), merupakan sebuah wacana dan
praktik yang di gagas oleh Ki Hajar Dewantara namun tidak menjadi
diskursus yang dominan.
Sejak kecil Ki Hajar Dewantara sudah dididik dalam suasana
religious dan dilatih untuk mendalami soal-soal kesastraan serta kesenian
Jawa. Sejak keicl pula ia dilatih untuk hidup dalam keserhanaan.
Keterbatasan materil yang dialami keluarganya, tidak menyurutkan
semangat belajarnya, meskipun ia hanya masuk ke Sekolah Dasar Belanda
III (ELS), ia tetap bersemangat dalam menuntut ilmu. Setelah tamat
Sekolah Dasar III Belanda pada tahun 1904, Ki Hajar mengalami
kebingungna untuk meneruskan pendidikanya. Maklum, ia hanya terlahir
dalam keluarga yang sederhana, keluarganya pun tidak memiliki
kecukupan berada dibandingkan kerabat Pakualaman yang lain.
Semasanya menempuh sekolah guru, datanglah tawaran sekolah
(beasiswa) untuk menjadi dokter jawa dari dokter Wahidin Sudiro Husodo.
Kala itu dokter Wahidin sengaja bertandang ke Pakualaman. Ia
menanyakan siapa diantara putra-putra yang mau masuk sekolah dokter
jawa. Kesempatan itu dengan segera diterima Ki Hajar.
Ki Hajar pun memilih untuk menempuh sekolah dokter jawa
(STOVIA) selama kurang lebih lima tahun (1905-1910). Namun, ia tidak
berhasil menamatkan sekolahnya lantaran sakit selama empat bulan.
Selama sakit Ki Hajar tentu tidak dapat belajar dengan baik sehingga ia
tidak naik kelas. Akibatnya, beasiswanya dicabut. Ia meninggalkan
sekolahnya dengan terpaksa lantaran tidak mampu membiayainya. Pada
masa Kolonial, Ki Hajar Dewantara sudah memahami betul kemana arah
pendidikan pada saat itu. Ia pun memiliki cita-cita untuk meningkatkan
kesaradaran generasi muda untuk menegaskan derajar serta martabat
bangsanya. Dia pun memiliki keyakinan, jika generasi Indonesia pada saat
itu memiliki tingkat intelektual yang tinggi, maka mereka akan menjadi
pembangun kesadaran bangsa untuk bangkit berjuang melawan segala
14

bentuk penindasan dan merebut hak kemerdekaan. Terdorong oleh cita-


cita itu, Ki Hajar Dewantara yang telah mengenal dunia pengajaran dan
pendidikan selama satu tahun di sekolah Adi Dharma, memutuskan untuk
mendirikan sebuah perguruan yang cocok untuk mendidik generasi
Indonesia Maka pada tanggal 3 Juli 1922 didirikanlah sebuah perguruan di
Yogyakarta dan dikenal sebagai Perguruan Taman Siswa. Kemudian
perguruan tersebut berhasil berkembang pesat di beberapa tempat seperti,
Pulau jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi, Kalimantan serta Ambon.
Perguruan Taman Siswa ini sangat menekankan pendidikan rasa
kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah
air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Semakin banyak orang
yang belajar ke dan tamat dari Perguruan Taman Siswa, semakin banyak
generasi Indonesia yang berani membangkang dan melawan kebijakan
politik Pemerintah Kolonial. Artinya pula, semakin banyak generasi yang
siap menjadi pemimpin, paling kurang untuk dirinya sendiri, kelompok-
kelompok sosial seperti “Paguyuban Selasa Kliwon” itu, bahkan bisa jadi
dalam bentuk Partai Politik sekaliber PNI yang berdiri pada tahun 1927
itu. Eksistensi Perguruan Taman Siswa berdampak pada Pemerintahan
Kolonial serta menjadi ancaman bagi mereka. Oleh karena itu, mereka
mulai mencari berbagai cara untuk menutup perguruan tersebut. Tidak
sedikit rintangan yang harus dihadapi dalam membina Taman Siswa.
Pemerintah kolonial yang merasa terancam pun berupaya
merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1
Oktober 1932. Salah satu pasal dalam undang-undang tersebut dipandang
Ki Hadjar Dewantara mengancam eksistensi sekolah-sekolah swasta sebab
berbunyi bahwa Pemerintah Kolonial mempunyai kekuasaan penuh untuk
mengurus ujud dan isi sekolah swasta. Itu berarti seluruh aktivitas sekolah
swasta dan instrumen-instrumennya diatur oleh Pemerintah Belanda.
Menanggapi keresahan keluarga besar Taman Siswa terhadap Undang
Undang Sekolah Liar tersebut, Ki Hajar Dewantara pada intinya
menandaskan perlunya perlawanan dengan kekuatan tenaga secara aktif
15

dan pasif. Pada tanggal 19-21 Oktober 1932 Kuasa Pemerintah untuk
Urusan Umum di dalam Dewan Rakyat, Mr. Kiewiet de Jong datang
berunding di pondok Dewantara. Pertemuan keduanya tidak
mengatasnamakan pihak lain, tapi mengatasnamakan diri sendiri untuk
menemukan solusi terbaik bagi kedua belah pihak. Pembicaraan keduanya
diceritakan berlangsung tenang dan saling menghargai hak dan
kepentingan masing-masing pihak. Hasil pembicaraan keduanya dapat
diringkaskan bahwa Undang-Undang Sekolah Liar dipandang belum dapat
diterapkan dan karena itu harus ditunda.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah daya-upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan
keselarasan dengan dunianya. Pendidikan itu membentuk manusia yang
berbudi pekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertubuh sehat.20
2. Roehana Kudus
Roehana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen
yang kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada
zamannya Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang
percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan
untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus
dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta
perjuangannya Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib
kaum perempuan. Walaupun Roehana tidak bisa mendapat pendidikan
secara formal namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai
pemerintah Belanda yang selalu membawakan Roehana bahan bacaan dari
kantor. Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Roehana
cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya. Dalam Umur yang masih
sangat muda Roehana sudah bisa menulis dan membaca, dan berbahasa
Belanda. Selain itu ia juga belajar abjad Arab, Latin, dan Arab-Melayu.

20
https://ceknricek.com/a/peran/-ki-hajar-dewantara-dalam-perkembangan-pendidikan-di-
tanah-air.html, di akses pada tanggal 25 april 2019, pukul 22.00
16

Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Roehana bertetanga dengan


pejabat Belanda atasan ayahnya. Dari istri pejabat Belanda itu Roehana
belajar menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang merupakan
keahlian perempuan Belanda. Disini ia juga banyak membaca majalah
terbitan Belanda yang memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan
pendidikan di Eropa yang sangat digemari Roehana.
Berbekal semangat dan pengetahuan yang dimilikinya setelah
kembali ke kampung dan menikah pada usia 24 tahun dengan Abdul
Kudus yang berprofesi sebagai notaris. Roehana mendirikan sekolah
keterampilan khusus perempuan pada tanggal 11 Februari 1911 yang
diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Di sekolah ini diajarkan
berbagai keterampilan untuk perempuan, keterampilan mengelola
keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda.
Banyak sekali rintangan yang dihadapi Roehana dalam mewujudkan cita-
citanya. Jatuh bangun memperjuangkan nasib kaum perempuan penuh
dengan benturan sosial menghadapi pemuka adat dan kebiasaan
masyarakat Koto Gadang, bahkan fitnahan yang tak kunjung menderanya
seiring dengan keinginannnya untuk memajukan kaum perempuan. Namun
gejolak sosial yang dihadapinya justru membuatnya tegar dan semakin
yakin dengan apa yang diperjuangkannya. Selain berkiprah di sekolahnya,
Roehana juga menjalin kerjasama dengan pemerintah Belanda karena ia
sering memesan peralatan dan kebutuhan jahit-menjahit untuk kepentingan
sekolahnya.
Disamping itu juga Roehana menjadi perantara untuk memasarkan
hasil kerajinan muridnya ke Eropa yang memang memenuhi syarat ekspor.
Ini menjadikan sekolah Roehana berbasis industri rumah tangga serta
koperasi simpan pinjam dan jual beli yang anggotanya semua perempuan
yang pertama di Minangkabau. Banyak petinggi Belanda yang kagum atas
kemampuan dan kiprah Roehana. Selain menghasilkan berbagai kerajinan,
Roehana juga menulis puisi dan artikel serta fasih berbahasa Belanda.
Tutur katanya setara dengan orang yang berpendidikan tinggi,
17

wawasannya juga luas. Kiprah Roehana menjadi topik pembicaraan di


Belanda. Berita perjuangannya ditulis di surat kabar terkemuka dan disebut
sebagai perintis pendidikan perempuan pertama di Sumatra Barat.
Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan
kaum perempuan di kampungnya ditunjang kebiasaannya menulis
berujung dengan diterbitkannya surat kabar perempuan yang diberi nama
Sunting Melayu pada tanggal 10 Juli 1912. Sunting Melayu merupakan
surat kabar perempuan pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi,
redaktur dan penulisnya adalah perempuan.
Kisah sukses Roehana di sekolah kerajinan Amai Setia tak
berlangsung lama pada tanggal 22 Oktober 1916 seorang muridnya yang
telah didiknya hingga pintar menjatuhkannya dari jabatan Direktris dan
Peningmeester karena tuduhan penyelewengan penggunaan keuangan.
Roehana harus menghadapi beberapa kali persidangan yang diadakan di
Bukittinggi didampingi suaminya, seorang yang mengerti hukum dan
dukungan seluruh keluarga. Setelah beberapa kali persidangan tuduhan
pada Roehana tidak terbukti, jabatan di sekolah Amai Setia kembali
diserahkan padanya, namun dengan halus ditolaknya karena dia berniat
pindah ke Bukittinggi. Di Bukittinggi Roehana mendirikan sekolah dengan
nama “Roehana School”. Roehana mengelola sekolahnya sendiri tanpa
minta bantuan siapa pun untuk menghindari permasalahan yang tak
diinginkan terulang kembali. Roehana School sangat terkenal muritnya
banyak, tidak hanya dari Bukittinggi tetapi juga dari daerah lain. Hal ini
disebabkan Roehana sudah cukup populer dengan hasil karyanya yang
bermutu dan juga jabatannya sebagai Pemimpin Redaksi Sunting Melayu
membuat eksistensinya tidak diragukan.
Pada saat di Bukittinggi Roehana memperkaya keterampilannya
dengan belajar membordir pada orang Cina dengan menggunakan mesin
jahit Singer. Karena jiwa bisnisnya juga kuat, selain belajar membordir
Roehana juga menjadi agen mesin jahit untuk murid-murid di sekolahnya
sendiri. Roehana adalah perempuan pertama di Bukittinggi yang menjadi
18

agen mesin jahit Singer yang sebelumnya hanya dikuasai orang Tionghoa.
Dengan kepandaian dan kepopulerannya Roehana mendapat tawaran
mengajar di sekolah Dharma Putra. Di sekolah ini muridnya tidak hanya
perempuan tetapi ada juga laki-laki. Roehana diberi kepercayaan mengisi
pelajaran keterampilan menyulam dan merenda. Semua guru di sini adalah
lulusan sekolah guru kecuali Roehana yang tidak pernah menempuh
pendidikan formal. Namun Roehana tidak hanya pintar mengajar menjahit
dan menyulam melainkan juga mengajar mata pelajaran agama, budi
pekerti, Bahasa Belanda, politik, sastra, dan teknik menulis jurnalistik.
Roehana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar
dan mengajar. Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat Koto
Gadang terhadap pendidikan untuk kaum perempuan yang menuding
perempuan tidak perlu menandingi laki-laki dengan bersekolah segala.
Namun dengan bijak Roehana menjelaskan “Perputaran zaman tidak akan
pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah
perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibanya. Yang harus
berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan
yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan
berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan
terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan”. Emansipasi yang
ditawarkan dan dilakukan Roehana tidak menuntut persamaan hak
perempuan dengan laki-laki namun lebih kepada pengukuhan fungsi
alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi
sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya juga butuh ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk itulah diperlukannya pendidikan
untuk perempuan.21
Kementrian pendidikan dan kebudayaan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta

21
https://id.wikipedia.org/wiki/roehana-koeddoes.html, di akses pada tanggal 25 april 2019,
pukul 22.30
19

pengelolaan kebudayaan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan


pemerintahan Negara. Dalam melaksanakan tugas kementerian pendidikan dan
kebudayaan menyelenggarakan perumusan dan penetapan kebijakan di bidang
pendidikan anak usia dini,pendidikan dasar, menengah dan masyarakat serta
memberikan pelaksanaan fasilitas penyelenggaraan.

E. Kajian Relevan
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Hasil penelitian
relevan sebelumnya yang dilakukan oleh :
1. Penelitian Lilik Ardiansyah pada tahun 2013, yang berjudul pemikiran
Ibnu Khaldun tentang pendidikan. Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas
Negeri Yogyakarta. Terlihat dalam penelitian ini membahas bagaimana
konsep pemikiran Ibnu Khaldun untuk memajukan pendidikan serta
bagaimana meningkatkan kualitas individu lebih maju dengan pendidikan.
Terdapat persaaman dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu, sama-
sama memiliki pemikiran untuk memajukan pendidikan sekaligus menjadi
seorang pendidik untuk meningkatkan individu yang berkualitas dan
terdapat pula perbedaan yaitu, waktu dan tempat yang berbeda dan tokoh
yang penulis tulis memajukan pendidikan dengan mendirikan sebuah
Yayasan yang menaungi Lembaga Pendidikan Al-Izhar School sedangkan
Ibnu Khaldun memiliki konsep tentang pendidikan.
2. Penelitian Dian Rahmawati pada tahun 2014, yang berjudul Biografi Buya
Haji Munasir Jufri sebagai tokoh pendidikan. Jurusan Pendidikan Sejarah,
Universitas Riau. Dalam penelitian ini membahas bagaimana tokoh
tersebut memajukan pendidikan. Terlihat bahwa Munasir Jufri memiliki
pemikiran dalam memajukan pendidikan sekaligus menjadi pendidik,
banyak usaha yang dilakukan Munasir Jufri untuk pendidikan dengan
mulai menjadi Kepala Sekolah, Guru, dan mendirikan sebuah Pesantren di
Air Molek yaitu Pesantren Khairul Ummah. Terdapat persamaan dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu, sama-sama merupakan tokoh lokal
20

dalam memajukan pendidikan dan sekaligus menjadi seseorang pendidik,


menggunakan metode kualitatif dan terdapat pula perbedaan dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu, waktu dan tempat penelitian yang
berbeda dan skripsi yang ditulis oleh Dian Rahmawati meneliti tentang
Biografi. penelitian yang penulis lakukan adalah peranan.
Dari penjelasan diatas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan
antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Peranan Rosnaniar Dalam
Memajukan Pendidikan Di Riau tahun 1970-2008” Dapat dilakukan karena
masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang
dilakukan sebelumnya.

F. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan
masalah yang telah didentifikasi atau dirumuskan. Berdasarkan uraian teori di
atas, maka peneliti dapat membuat sebuah kerangka berfikir sebagai berikut :

Riwayat hidup Rosnaniar

Peranan Rosnaniar dalam


Peranan Rosnaniar dalam
memajukan pendidikan di
memajukan pendidikan
Riau 1962-2008

Prestasi yang diraih Rosnaniar


dalam memajukan pendidikan
21

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Yang Digunakan


Metode Sejarah merupakan suatu sarana yang dapat digunakan oleh
sejarawan dalam penulisan suatu peristiwa sejarah. Metode sejarah bertujuan
memastikan dan mengatakan kembali fakta masa lampau. Sesuai dengan apa yang
dikatakan Nugroho Notosusanto tentang metode sejarah. Metode sejarah adalah
sekumpulan prinsip dan aturan yang memberikan bantuan secara efektif untuk
mengumpulkan data atau bahan-bahan bagi sejarah. Menilai secara kritis
kemudian menyajikan hasil-hailnya melalui bentuk tertulis. Dalam hal ini
diperlukan proses mencari dan menemukan sumber, diuji dan dinilai secara kritik
ekstern dan intern, data dan faktanya dirangkaikan, kemudian diinterprestasikan
dan dituangkan dalam penulisan sejarah.22 Berdasarkan pendapat di atas, maka
metode penelitian sejarah akan memberikan gambaran yang jelas tentang masa
lampau secara sistematis, objektif dan mengumpulkan, mengevaluasi dan
menginterprestasikan bahan-bahan yang diperoleh sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Data yang akan dijadikan sumber dalam metode historis ini ada dua yaitu
sumber tulisan dan data sekunder.
1. Sumber tulisan adalah tulisan yang mempunyai fungsi mutlak dalam
sejarah, sumber tulisan dapat merupakan bahan yang sengaja di masukkan
untuk bahan sejarah, misalnya : buku-buku tentang sejarah, kronik, catatan
peristiwa, buku harian, dan resolusi.
2. Data sekunder adalah kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan
saksi pandangan mata, melainkan dari seseorang yang hadir dan mengetahi
peristiwa yang terjadi.
Sedangkan jenis metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif.
Metode kualitatif menggunakan bentuk pengumpulan data seperti transkip

22
Nugroho Susanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontenporer, (Jakarta : Inti Idayu Press,
1987) hlm. 11
22

wawancara, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan lainnya. Data tersebut
dianalisis dengan tetap mempertahankan analisis teks dan keaslian penelitian
tersebut.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Riau dengan menggunakan teknik wawancara
dan dokumentasi. Selain itu penulis juga mengunjungi perpustakaan untuk
mendapatkan informasi (buku-buku) yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Didalam melakukan penelitian diperlukan waktu agar dalam penelitian
mendapat data-data yang akurat. Adapun waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dimulai sejak dikeluarkannya surat penelitian oleh
Dekan FKIP Universitas Riau.

C. Data Dan Sumber Data


1. Data

Data adalah fakta empiris yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan


memecahkan masalah atau mnejawab pertanyaan penelitian. Data
penelitian dapat berasal dari beberapa sumber yang dikumpulkan degan
berbagai teknik selama penelitian berlangsung.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek atauy sumber dari mana penulis


memperoleh data, adapun data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Adalah data-data penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara secara
langsung dari sumber aslinya, pendapat dari individu atau kelompok
(orang) maupun hasl observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil
23

pengujian (benda). Dengan kata lain penelitiann membutuhkan


pengumpulann data dengan cara riset (metode survey) atau penelitian
benda (metode observasi). Data primer juga dapat diartikan sebagai data
yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sumber pertama.
b. Data Sekunder
Adalah data-data yang diperoleh dari orang ketiga atau perantara, data
yang dapat membantu penelitian yang dilakukan, data ini bisa berupa
buku, catatan, arsip ataupun bukti yang telah ada, baik yang telah
dipublikasikan maupun yang tidak di publikasikan secara umum.
Dengan kata lain penelitian membutuhkan pengumpulan data dengan
berbagai cara seperti berkunjung keperpustakaan, pusat kajian, pusat
arsip, ataupun membaca banyak buku yang memiliki kaitan dengan
penelitian tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam suatu penelitian data yang dikemukakan harus dapat dipertanggung
jawabkan dan diuji kebenarannya serta dari mana sumbernya diperoleh. Data yang
dikumpulkan terdiri atas data primer dan sukunder. Data primer yaitu sumber-
sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian (suatu
peristiwa), Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang yang
mengetahui suatu kejadian dari sumber utama.
Untuk mengambil data dilakukan penelitian dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Teknik Dokumentasi
Teknik Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan mengumpulkan
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan bukti-bukti nyata dari sumber-
sumber yang diperoleh guna mengetahui kenyataan dari suatu peristiwa
tersebut, seperti melalui catatan harian, lukisan/gambar, piagam
penghargaan dan lain-lain. Penulis mengambil dan mengumpulkan
catatan-catatan mengenai Rosnaniar.
24

3. Teknik Kepustakaan
Teknik kepustakaan merupakan pengumpulan data dari sumber-sumber
seperti, buku-buku, artikel dalam jurnal, laporan, arsip, dan karya tulis
yang memiliki keterkaitan atau relevan dengan judul yang sedang diteliti.
Teknik ini diperlukan untuk melengkapi data dengan mengutip teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini. Maka dari itu teknik kepustakaan
sangat berpengaruh besar dalam menentukan hasil dari penelitian yang
akan dilakukan.
4. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan agar lebih cepat untuk mendapatkan
informasi yang jelas dan akurat terutama kepada tokoh terkait dan juga
kpeada narasumber yang mengerti peristiwa-peristiwa mengenai seputar
judul penelitian tersebut.
Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Rosnaniar (Tokoh Memajukan Pendidikan)
b) Azaly Djohan (Ketua Kwarda Riau)
c) Wilaela (Dosen Fakultas Ushuludin UIN)
d) Siti Imran (Kepala Penjamin Mutu Al-Izhar School)
e) Hasmizon (Tokoh Masyarakat di Kuok)
5. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis mengenai hal-hal yang diteliti. Penulis bertemu langsung
dengan tokoh tersebut dan menanyakan langsung mengenai hal-hal yang
akan diteliti.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
25

dalam memecahkan masalah penelitian.23 Analisis data adalah kegiatan mengatur,


mengurutkan, mengelompokkan, memberi tanda atau kode dan mengkategorikan
data sehingga dapat di temukan dan dirumuskan hipotesis kerja berdasarkan data
yang diperoleh. Analisis data itu dimulai dari menelaah data secara keseluruhan
yang telah tersedia dari berbagai macam sumber seperti, buku, dokumen, arsip,
artikel, internet dan lainnya.
Secara umum langkah-langkah yang di tempuh dalam menganalisis data
dalam penelitian ini adalah:
1. Reduksi data, yaitu membentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehinga kesimpilan dapat diambil.
2. Penyajian data, yaitu menyusun informasi yang telah dikumpulkan,
sehingga memberikan adanya kemungkinan penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan, yaitu hasil analisis yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan.
Penelitian ini lebih banyak mengurai hasil wawancara dengan narasumber
yang telah direkam, disimpan lalu diolah untuk menentukan keaslian fakta
sejarah. Pada penulisan ini penulis mengelompokkan hasil wawancara yang sama
dari berbagai sumber yang telah didapatkan, selanjutnya penulis membuat suatu
sistematis penulisan dari berbagai sumber yang dimiliki. Selanmutnya penulis
menganalisa data yang telah diperoleh melalui wawancara, catatann sejarah dan
buku-buku yang memiliki relevansi.24

23
M. Nazir, Metodologi Penelitian Cetakan 6, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 405
24
Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta : UI Press) hlm. 1992
26

BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Sejarah Provinsi Riau


Riau merupakan salah satu dari banyak rumpun Melayu yang ada di
Nusantara. Mereka berasal dari daerah Riau yang menyebar diseluruh wilayah
sampai ke pulau-pulau terkecil yang termasuk dalam wilayah Provinsi Riau dan
kepulauan Riau. Wilayah kediaman mereka yang utama adalah didaerah Riau
kepulauan, sebagian besar di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar dan wilayah
Pekanbaru yang merupakan kekuatan kerajaan Riau pada masa lampau. Riau juga
adalah bagian dari Indonesia yang terletak dibagian pulau Sumatera, Provinsi Riau
terletak dibagian tengah pulau Sumatera. Sebelah Utara Provinsi ini berbatasan
dengan Provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, disebelah Selatan berbatasan
dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara
dan Sumatera Barat dan disebelah Timur berbatasan dengan laut Cina Selatan.
Meskipun sebagian besar penduduk Melayu Riau hidup di pulau Sumatera,
sebagian lagi tinggal di kepulauan.25
Dalam pembentukan Provinsi Riau ditetapkan UU Darurat No. 19 tahun
1957 tentang pembentukan Provinsi Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Sidang
kabinet pada tanggal 1 juli 1957 menyetujui memberikan kepada daerah Riau dan
Jambi status Provinsi dan rencana undang-undangnya akan dibicarakan dalam
sidang kabinet yang akan datang. Sementara itu timbul gagasan delegasi rakyat
Riau di Tanjung Pinang untuk mengadakan Konferensi DPD antara empat
Kabupaten dan membicarakan realisasi penyusunan Provinsi pada tanggal 28 juli
1957, delegasi rakyat Riau di bawah pimpinan Mr. Sis Tjakraningrat dan Tanjung
Pinang berangkat ke Jakarta, dari pertemuan tersebut di dapat kesan yang cukup
memberi harapan.26
Kelahiran Provinsi Riau tidak berjalan mulus, Riau lahir karena
perjuangan rakyat di tengah-tengah usaha memperjuangkan keutuhan Negara
25
Asril. Sejarah Riau, ( Jati Diri Anak Melayu), hlm. 1
26
Drs. Ahmad Yusuf, dkk. Sejarah Perjuangan Rakyat 1942-2002 Riau, Buku I, (Pekanbaru :
Badan Kesejahteraan Sosial Pekanbaru, 2004)
27

Indonesia. Bermula dengan UU No. 10 tahun 1948 beserta peraturan pemerintah


pengganti UU No. 4 tahun 1950 dibentuklah Provinsi Sumatera Tengah yang
membawahi keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Pembentukan Provinsi
Riau ditetapkan dengan UU Darurat No. 19 tahun 1957, yaitu ditandatangani
Soekarno tanggal 9 Agustus 1957. UU Darurat No. 19 tahun 1957 berisikan
tentang pembentukan daerah Swantantra Tingkat I yaitu, Sumatera Barat, Jambi
dan Riau. Dengan sendirinya peraturan pemerintahan pengganti UU (Perpu) No. 4
tahun 1950 yang menggabungkan Sumatera Barat, Jambi dan Riau dalam suatu
wadah Provinsi Sumatera Tengah dihapuskan. Terwujudnya Riau menjadi
Provinsi merupakan tuntutan dan dukungan dari seluruh rakyat Riau. Dengan
terbentuknya Riau sebagai Provinsi, maka dapat menjadi motivasi dan dorongan
kepada semua pihak untuk memiliki misi kedepan dan juga terpeliharanya
keamanan dan ketertiban serta kemajuan rakyat Riau.
Berdasarkan UU Darurat tahun 1957 dan kemudian diundangkan dalam
UU No. 61 tahun 1958 Riau diresmikan menjadi Provinsi dengan Tanjung Pinang
sebagai Ibukotanya, lalu pada tahun 1959 pindah Ibukotanya ke Pekanbaru hingga
saat ini. Daerah tingkat I yaitu Bengkalis, Kampar, Indragiri, Kepulauan Riau dan
Kota Pekanbaru. Kemudian berdasarkan UU No. 6 tahun 1959, Kabupaten
Indragiri dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Indragiri Hilir dan
Kabupaten Indragiri Hulu. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 1991 Provinsi
Riau memekarkan daerah tingkat II lagi dengan menambah dua Kota yang
berstatus administratif, yaitu Kota administratif Dumai hasil pemekaran dari
Kabupaten Bengkalis dan Kota administratif Tanjung Pinang pemekaran dari
Kabupaten Kepulauan Riau.
28

B. Letak Geografis

Gambar 4.1 Peta Provinsi Riau Tahun 1945-1967


Sumber : Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat sejarah dan nilai
tradisional proyek inventarisasi dan dokumentasi sejarah nasional Jakarta 1966

Berdasarkan data dari Kantor Wilayah Badan Pertahanan Nasional


Provinsi Riau, Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas
lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), keberadaannya membentang dari lereng
Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka terletak antara 010 05’ 00” Lintang
Selatan - 020 25’ 00” Lintang Utara atau antara 100000’00”-1050 05’ 00” Bujur
Timur. Disamping itu sesuai undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 terdapat
wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis pantai. Di daratan terdapat 15 Sungai,
diantaranya ada empat sungai besar yang mempunyai arti penting sebagai sarana
perhubungan seperti Sungai Siak (300 Km) dengan kedalaman 8-12 m, Sungai
29

Rokan (400 Km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 Km) denngan
kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 Km) dengan kedalaman 6-
8 m. keempat sungai yang membelah dari pengunungan daratan tinggi Bukit
Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang
surut laut.
Adapun batas-batas Provinsi Riau bila dilihat posisinya dengan Negara
tetanggga dan Provinsi lainnya adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara
2. Sebelah Selatan : Provinsi Jambi dan Sumatera Barat
3. Sebelah Timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka
4. Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara

C. Iklim Dan Curah Hujan


Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar
antara 2000-3000 mm pertahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan
musim hujan. Daerah yang paling sering terjadi hujan setiap tahun adalah
Pekanbaru 235 hari, Indragiri Hulu 202 hari, Kabupaten Pelalawan 180 hari dan
Kota Dumai 178 hari dan terakhir adalah Kabupaten Bengkalis dengan jumlah 89
hari. Selanjutnya menurut catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara
rata-rata di Kota Pekanbaru tahun

D. Suku Bangsa
Penduduk Povinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsa.
Mereka terdiri dari Jawa (25,05%), Minangkabau (11,26%), Batak (7,31%),
Banjar (3,78%), Tionghoa (3,72%), dan Bugis (2,27%). Suku Melayu merupakan
masyarakat terbesar dengan komposisi (37,74%) dari seluruh penduduk Riau.
mereka umumnya berasal dari daerah pesisir di Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis,
Kepualuan Meranti, hingga ke Pelalawan, Siak, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
Namun begitu, ada juga msyarakat asli bersuku rumpun Minangkabau terutama
yang berasal dari daerah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan sebagian
Indragiri Hulu. Juga masyarakat Mandailing di Rokan Hulu, yang lebih mengaku
30

sebagai Melayu dari pada sebagai Batak, karena mayoritas masyarakatnya


memeluk agama islam. Abad ke-19, masyarakat Banjar dari Kalimantan Selatan
dan Bugis dari Sulawesi Selatan, juga mulai berdatangan ke Riau. mereka banyak
bermukim di Kabupaten Indragiri Hilir khususnya Tembilahan. Selain masyarakat
pendatang di Provinsi Riau masih terdapat sekumpulan masyarakat asli yang
tinggal dipedalaman hutan dan pinggir sungai, seperti orang Sakai, Suku Akit,
Suku Talang Mamak dan Suku Laut.

D. Keadaan Perekonomian
Kearifan lokal masyarakat Melayu telah memperkenalkan macam-macam
pekerjaan yang merupakan sember perekonomian masyarakatnya, Orang Melayu
di Rantau Kuantan menggunakan istilah “tapak lapan” yaitu delapan empat
berpijak sebagai mata pencaharian tradisional untuk mencari penghidupan. Tapak
lapan yang dimaksud yaitu berladang baik padi maupun sayuran, berkebun
terutama kebun getah, berternak, baniro atau mengambil air nira untuk dijual
airnya atau diolah menjadi gulau enau, bapakarangan yitu mencari ikan,
mendulang yaitu mencari emas di sungai atau mencari hasil hutan disepanjang
aliran sungai, bertukang dan berniaga. Dengan menjalankan sistem tapak lapan,
orang Melayu dapat terhindar dari bangkrut. Hal ini didasari jika satu pekerjaan
tidak berjalan ia bisa berpindah ke pekerjaann lain dalam sistem tapak lapan. Oleh
karena itu, masyarakat Melayu tidak akrab dengan kata “rajin” tetapi mengenal
kata “tangkas” yaitu mahir dalam beberapa pekerjaan.
Di Riau sendiri terdapat tiga jenis perdagangan luar negeri diantaranya:
1. Riau merupakan daerah bebas bea cukai sehingga perdagangan dari
Singapura dapat dilakukan seperti dalam negeri sendiri dan mata uang
yang berlaku adalah mata uang Dolar Singapura.
2. Untuk Riau daratan terutama Kabupaten Bengkalis berlaku sistem Letter
Of Credit. Peredaran ekspor dan impor si daerah barter sangat sederhana,
yaitu eksportir sekaligus menjadi importer. Barang di ekspor khusus ke
Singapura melalui pelabuhan-pelabuhan yang sudah ditentukan, yaitu
Siak, bBengkalis sederhana, yaitu eksportir sekaligus menjadi importer.
31

Barang di ekspor khusus ke Singapura melalui pelabuhan-pelabuhan yang


sudah ditentukan, yaitu Siak, Bengkalis, Selatpanjang, dan Bagan Siapiapi.
Hasil ekspor tersebut berupa devisa dolar 30% dikuasai langsung olehpra
eksportir. Impor barang-barang konsumsi dalam negeri antaranya beras
10%, barang esensial 10% dan barang-barang bebas 10%.
Sistem ini sangat menguntungkan masyarakat Bengkalis dan sekitarnya,
karena sebagian daerah ini minus supply bahkan makanan dan dengan adanya
barter ini kebutuhan pokok lainnya akan menjadi terjamin. Barter ini hilang
dengan sendiri akibat peristiwa konfrontasi dengan Singapura dan Malaysia,
kemudian barter ini digantikan dengan peraturan umum yang berlaku diseluruh
Indonesia.

E. Keadaan Pendidikan
Proses pembangunan pendidikan di Riau melalui jalan panjang diawali
dengan pendidikan masa Kolonial Belanda. Di beberapa daerah berdiri Sekolah
Rakyat sekarang Sekolah Dasar, Sekolah Teknologi (ST), dan Sekolah Menengah
Ekonomi Pertama (SMEP). Untuk kaum wanita didirikan pula Sekolah
Kepandaian Putri (SKP) di Rengat, Tanjung Pinang, dan Pekanbaru. Akan tetapi
pada tahun 1976 sekolah-sekolah ini ditiadakan dan sebagai penggantinya
dibentuklah Sekolah Teknologi Menengah (STM), Sekolah Menengah Ekonomi
Tingkat Atas (SMEA), dan Sekolah Kepandaian Putri ditingkatkan menjadi
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Atas (SKKA) dan akhirnya berubah
menjadi Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK).
Untuk mencetak tenaga guru didirikan pula Sekolah Guru B (SGB) di
Taluk Kuantan, Tanjungpinang, dan Bengkalis. Selain itu didirikan pula Lembaga
Kursus seperti Kursus Pendidikan Guru disebut KPKPKB yang diperuntukkann
bagi persiapan mengajar pada tingkat SD. Perkembangan selanjutnya pemerintah
mendirikan Sekolah Pendidikan Guru A (SPGA), awalnya didirikan di
Tanjungpinang dan kemudian di Pekanbaru, Taluk Kuantan, Bengkalis dan
selanjutnya bernama Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Dan untuk memenuhi
kebutuhan guru agama didirikan Pendidikan Guru Agama Islam (PGAI) 4 tahun
32

dan selanjutnya menjadi PGA 6 tahun seperti Tanjungpinang dan Pekanbaru.


Sementara untuk memenuhi kebutuhan pendidikan umum mulai dibangun oleh
Pemerintah Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Lanjutan mulai dirintis oleh
masyarakat untuk mendirikan SMA Swasta di Pekanbaru sejak tahun 1954.
Kemudian pemerintah mendirikan pula SMA Negeri di Pekanbaru dan
Tanjungpinang.
Pembangunan perguruan tinggi seperti UNRI melalui proses cukup lama.
Diawali rintisan pertama tanggal 20 juli 1959, barulah terwujud 1 Oktiber 1962
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan
Republik Indonesia No. 123 tahun 1962. Sejarah mencatat bahwa perguruan
tinggi ini merupakan pencerminan dari masyarakat Riau yang menginginkan
berdirinya perguruan tinggi negeri di Riau, dan sebagai salah satu wadah untuk
pembinaan kader bangsa dan pembangunan Riau di masa akan datang.
33

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Rosnaniar


1. Masa Kecil
Rosnaniar terlahir dalam keluarga sederhana tapi berbahagia, Rosnaniar
merupakan anak dari pasangan H. Munaf dan Hj. Sopiah beliau lahir di Kuok
Kabupaten Kampar pada tanggal 17 juli 1942. Rosnaniar merupakan anak kedua
dari tujuh bersaudara. Saudara-saudaranya tersebut adalah Hj. Nurlela, Azwir
Munaf, Suhaimi Azmi, Hj. Annisahmi, Desmaniar, Usdiati yang saudara kandung.
Wawancara dengan bapak Hasmizon :
“Atuk saya ini H. Munaf memiliki dua orang istri Hj. Sopiah istri pertama
dan Hj. Halimah istri kedua. Dengan Hj Halimah memiliki sepuluh orang
anak yaitu, Drs. H. Muklis, Prof. Dr. Yusri Munaf, Kamarudin, M. Amin,
Arnis, Rohani, Asnidar, M. Nasir, Rosmita, dan Monalisa. Ibuk rosnaniar
yang kami ketahui karena saya besar dengan beliau, orangnya sangat
disiplin dia sangat tegas dan perduli keluarga”27
Rosnaniar sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan yang sangat sederhana
sejak kecil beliau di didik seperti seorang anak laki-laki dikarenakan dahulu ketika
menyambut kelahirannya H. Munaf sangat menginginkan kelahiran anak laki-laki
tetapi yang lahir anak perempuan yaitu Rosnaniar. Pertumbuhan Rosnaniar yang
sehat membuat ayahnya bangga dan sering membawa Rosnaniar ke pasar
layaknya anak laki-laki yang biasanya dibawa ayahnya ke pasar, padahal dalam
tradisi masyarakat Kuok jarang anak perempuan dibawa ke pasar pada zaman
dahulu. sama seperti anak laki-laki, Rosnaniar kecil disuruh ayahnya belajar silat.
Wawancara dengan ibuk Rosnaniar :
”Saya diberi pakaian seperti laki-laki, pakai celana seperti anak laki laki.
Namun karena masih anak-anak saya tidak pernah memikirkan soal
pakaian itu. Kakak saya Nurlela tidak pernah diberi pakaian seperti saya

27
Wawancara Dengan Bapak Hasmizon (Keponakan Rosnaniar) Tanggal 27 April 2019 Pukul
10.30 WIB.
34

dia selalu menggunakan baju perempuan dan saya sendiri yang dibedakan
oleh ayah. Bahkan terkadang saya di pakaikan peci setelah saya sekolah
baru dipakaikan pakaian seperti perempuan”28
Perlakuan yang berbeda diberikan ayah Rosnaniar inilah yang membentuk
pribadi Rosnaniar menjadi seorang yang penuh percaya diri, mandiri, pandai
bergaul, gemar berorganisasi. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan
yang pertama karena pendidikan itu adalah pendidikan dasar bagi perkembangan
anak sebelum anak bergaul dengan lingkungannya, karena lingkungan
memperngaruhi sikap dan kepribadian seseorang. Rosnaniar memiliki sikap
disiplin dan bertanggung jawabb sehingga membuat beliau memiliki rasa
tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu yang sudah dibebankan kepadanya.
Rosnaniar juga cepat dalam menjalankan tugas yang telah di amanahkan
kepadanya. Karena sejak kecil beliau termasuk anak yang cerdas dan cepat dalam
mengerjakan hal apapun.

2. Masa Pendidikan
Rosnaniar dahulunya mengenyam pendidikan di sekolah rakyat (SR)
Kuok, di sekolah rakyat ini Rosnaniar termasuk murid yang cemerlang dan
disenangi para guru. Beliau cepat memahami pelajaran, pandai bergaul dan tak
segan-segan mengemukakan pendapat. Rosnaniar bersekolah di sekolah rakyat ini
selama 6 tahun dan tamat pada tahun 1955. Tamat sekolah rakyat Rosnaniar
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, sekolah menengah yang dekat pada saat
itu hanya ada di Bangkinang yaitu, Muallimin Muhammadiyah. Sekolah ke
Bangkinang berarti pergi merantau karena keinginan Rosnaniar yang begitu besar
untuk meraih pendidikan beliau berangkat ke bangkinang dan mendaftarkan diri
di Muallimin Muhammadiyah. Sejak pertengahan tahun 1957, suasana politik di
berbagai daerah di Indonesia mulai bergejolak puncaknya pada tanggal 15
Februari 1958 PPRI mengumumkan pendirian pemerintahan tandingan yaitu,
Pemerintahan Revolisioner Republik Indonesia (PRRI).

28
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar (Tokoh Berperan di Pendidikan) Tanggal 16 April 2019
Pukul 11.00 WIB
35

Perjuangan PRRI mendapat dukungan dari rakyat di Sumatera Tengah.


Sekolah-sekolah mulai diliburkan termasuk Muallimin Muhammadiyah
Bangkinang tempat Rosnaniar bersekolah.
Wawancara dengan buk Rosnaniar :
“Sejak meletus PRRI, kami tidak sekolah lagi para guru pulang ke
kampung masing-masing dan sebagian ada yang mengungsi. Kami murid-
murid direkrut jadi relawan. Dilatih di lapangan bangkinang, latihannya
antara lain merayap di atas lapangan rumput dan diajarkan cara-cara
meledakkan granat”29
Meletusnya PRRI membuat sekolah Rosnaniar terputus ditengah jalan,
beliau tidak pernah tamat dari Muallimin Muhammadiyah Bangkinang. Setelah
PRRI berakhir Rosnaniar pergi ke Pekabaru bersama teman-temannya untuk
mendaftar ke PGA Yayasann Lembaga Pendidikan Islam (YLPI). Pada waktu itu
Pekanbaru menjadi tujuan bagi pelajar-pelajar yang berhenti sekolah karena
PRRI. Baru 6 bulan mengikuti pendidikan di PGA YLPI Rosnaniar mendapatkan
tawaran ujian bersama PGA 4 tahun, bagi yang lulus PGA 4 tahun boleh
mengikuti ujian PGA di Tanjungpinang. Rosnaniar melewati jenjang 2 tahun di
atasnya karena keadaan sangat genting pada waktu itu jadi diperbolehkan. Setelah
lulus mengikuti ujian Rosnaniar melanjutkan ke PGA Tanjungpinang.
Setelah menyelesaikan pendidikan di PGA Tanjungpinang Rosaniar
melanjutkan kuliah ke IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan pada tahun 1970
Rosnaniar berhasil menyelesaikan kuliah dan kembali ke Pekanbaru. merasa
ilmunya masih kurang dan masih bergelar BA dari IAIN Sunan Kalijaga pada
tahun 1977 Rosnaniar melanjutkan kuliah doktora (S1) di FKIP UNRI. Namun
hanya satu tahun saja Rosnaniar kuliah di UNRI, karena di IAIN Suska Riau
membuka program S1 dan Rosnaniar memilih melanjutkan kuliah di IAIN.
Setelah menyelesaikan program S1 di IAIN pada tahun 1981 sebagai alumni
pertama kemudian Rosnaniar terjun ke dunia politik dan pada tahun 2002 beliau
berhasil menamatkan S2 di Universitas Satyagama Jakarta.

29
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar (Tokoh Yang Berperan Dalam Bidang Pendidikan)
Tanggal 16 April 2019 Pukul 11.30 WIB
36

3. Rosnaniar Pada Masa Berumah Tangga


Rosnaniar menikah dengan Ali Amran Syarif yang merupakan pegawai
Departemen Agama yang bertugas melakukan tes untuk para calon siswa PGA
pada saat itu. Ali Amran Syarif pernah mengatakan kepada Rosnaniar dia akan
mencari jodoh yang kampungnya di antara rantau berangin sampai danau
Bingkuang ini memberi sinyal bahwa Kuok juga termasuk di dalamnya dan itu
terbukti, akhirnya Ali menikahi Rosnaniar.
Dari hasil pernikahan tersebut memiliki empat orang anak yaitu :
a. Prima Roza Amrianto
b. Seri Rozalina Agustini
c. Erba Rozalina Yulianti
d. Hamsi Rozalina Widyawati
Setelah menikah pada tahun 1964 Rosnaniar ikut bersama suaminya ke
Jogja yang pada saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Karena Rosnaniar merupakan pegawai negeri sipil, saat akan
berangkat ke Jogja beliau mengurus surat pindah tugas dengan alasan ikut suami
dan disana Rosnaniar bertugas mengajar di SDN Yogyakarta. Saat pemberontakan
PKI keperluan pokok pun sulit makan Rosnaniar bersama suaminya hanya sayur-
sayuran saja bahkan untuk mendapatkan air minum harus antri, beli minyak tanah
harus antri. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin berat Ali Amran
bersama teman-temannya berinisiatif berjualan sepeda di keraton. Jogja memang
identik dengan kota sepeda hasilnya lumayan cukup bisa menambah uang belanja
keluarga.
Dalam lingkungan keluarganya Rosnaniar bersyukur mendapatkan suami
yang benar-benar memahami keluarga, sehingga pertumbuhan dan perkembangan
anak-anaknya berakhlak baik dan patuh kepada orang tua. Pada tahun 1970 suami
Rosnaniar berhasil menyelesaikan program sarjana S1 dan Rosnaniar pun telah
menyelesaikan kuliah sarjana mudanya mereka kemudian pulang ke Kuok namun
tidak berapa lama kemudian SK tugas Rosnaniar di PGAN Pekanbaru keluar dan
pindah ke Pekanbaru.
37

B. Peranan Rosnaniar Dalam Memajukan Pendidikan


Sejarah awal mulanya Rosnaniar bisa tertarik untuk dunia pendidikan itu
sudah dirasakan sejak kecil hingga saat ini dikarenakan beliau merasa hidupnya
dibekali secara terus menerus dengan ilmu pendidikan. Dimulai dengan
membantu pendirian Madrasah Ibtidaiyah Kuok dengan melelang barang-barang
hasil perkebunan dari hasil lelang itulah di bangun Madrasah Ibtidaiyah Kuok dan
sekaligus menjadi Guru Madrasah Ibtidaiyah Kuok pada tahun 1962. Setelah
Rosnaniar menikah pada tahun 1964, beliau pindah ke Yogya bersama suami
untuk melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan pada saat itu
status Rosnaniar sudah PNS (Pegawai Negeri Sipil). Kemudian beliau mengurus
SK pindah tugas dan setelah sampai di Yogya Rosnaniar ditugaskan mengajar di
SDN Yogyakarta. Pada tahun 1970 Rosnaniar telah menyelesaikan program
sarjana dan kemudian pulang ke Kuok.
Wawancara dengan bapak Azaly Djohan :
“saya awalnya kenal dengan beliau waktu sama-sama kuliah di Yogya,
zaman-zaman kami dulu kuliah jauh sampai ke Yogya beliau berasal dari
Kuok. Setelah kuliah beliau pulang dan pernah melibatkan diri mewakili
masyarakat dengan menjadi anggota dewan tetapi tetap mengembangkan
pendidikan. Karena pada zaman dahulu perempuan banyak dirumah dan
laki-laki yang bertugas kerja diluar tapi zaman sudah merdeka perempuan
juga bisa berbuat disitulah Rosnaniar termotivasi untuk terus
mengembangkan pendidikan. Banyak tokoh-tokoh perempuan yang
berjuang melalui pendidikan seperti Chadijah Ali, Syamsidar Yahya,
Sariamin dan tokoh-tokoh inilah yang membuat Rosnaniar berfikir
sebagai perempuan karena dulu wanita itu terbatas ruang lingkupnya dan
disitu Rosnaniar terus bergerak mengembangkan pendidikan”.30
Pengalaman Rosnaniar di bidang ilmu pendidikan, mulai dari belajar
tentang paedagogik (ilmu kependidikan) di PGA Pekanbaru, PGA Tanjungpinang,
dan akhirnya menjadi guru di PGAN Pekanbaru. Rosnaniar tahu cara mendidik

30
Wawancara Dengan Bapak Azaly Djohan (Ketua Kwarda 04 Riau) Pada Tanggal 10 April
2019 Pukul 09.30 WIB
38

calon guru yang baik beliau juga melakukan sejumlah cara selama mengajar di
PGAN Pekanbaru pada tahun 1970. mulai dari mengusulkan agar di PGAN
Pekanbaru dibangun sekolah percobaan (SD Pelatihan), dimana siswa-siswa PGA
dapat melalukan praktik di sekolah tersebut dan Rosnaniar yang ditunjuk langsung
menjadi kepala sekolah pada saat itu. Siswa PGAN Pekanbaru dibedakan antara
lokal laki-laki dengan lokal perempuan, umumnya yang masuk PGAN ini adalah
mereka yang tinggi badannya di atas 160 dan prestasi belajar dan olahraga siswa
PGAN Pekanbaru terkenal di Riau pada waktu itu. Rosnaniar juga dikenal disiplin
dan tegas dalam mengajar, beliau juga ditugaskan mengawasi ujian exstranai
( ujian persamaan) di beberapa daerah.
Setelah menyelesaikan program S1, rektor IAIN Suska Riau pada tahun
1979-1987 meminta Rosnaniar membantu di Perwanida yaitu persatuan dharma
wanita departemen agama di IAIN Suska Riau. Selain aktif di organisasi,
Rosnaniar ditugaskan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Suska sebagai ketua
jurusan program D II yaitu program Depag untuk pengadaan guru-guru agama di
SD dan beliau juga ditugaskan mengajar di Fakultas Ushuluddin IAIN Suska
Riau. Rosnaniar juga ditunjuk sebagai ketua PSW (Pusat Studi Wanita) di IAIN
Suska Riau. Disaat waktu yang sama beliau juga menjabat sebagai Ketua Badan
Kerjasama Organisasi wanita (BKOW) pada tahun 1987 ditunjuk sebagai ketua
bidang pendidikan. Walaupun Rosnaniar sibuk tetap menyempatkan waktunya
untuk mengajar.
Wawancara dengan ibuk Rosnaniar :
“Walaupun sibuk saya tidak pernah meninggalkan tugas sebagai dosen
saya tetap mengajar. Saya menyiasati waktu mengajak mahasiswa belajar
pukul 06.00 pagi, selesai sholat subuh saya sudah siap-siap untuk
mengajar dan kebijakan saya dalam mengajar pada waktu itu mebdapat
dukungan dari mahasiswa yang saat itu banyak mahasiswanya dari negeri
Jiran Malaysia”.31

31
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar ( Tokoh Yang Berperan Memajukan Pendidikan) pada
tanggal 16 April 2019 Pukul 12.00 WIB
39

Pada tahun 1984-1987 Rosnaniar ditunjuk sebagai ketua seksi pendidikan


di BKOW Riau, pada masa ini BKOW mendirikan Taman Kanak-Kanak Bakti
Ibu, Rosnaniar ditunjuk sebagai kepala sekolahnya. Selain di BKOW Rosnaniar
juga mendapat amanah untuk pendidikan menjadi ketua Orbit Riau, Orbit adalah
lembaga yang tugasnya memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi dari
kalangan keluarga kurang mampu. Selesai satu periode menjabat di DPRD Riau,
pada pemilu 1997 Rosnaniar tidak ikut mencalonkan diri. Dua tahun kemudian
pada tanggal 7 Juni tahun 1999 digelar pemilu pertama di era Reformasi, diikuti
48 partai politik dan partai Golkar salah satu peserta pemilu tersebut. Persiapan
menghadapi pemilu ini dicari calon perempuan untuk ke DPR RI dan Rosnaniar
terpilih menjadi salah satu calon perempuan menuju senayan.
Wawancara dengan ibuk Rosnaniar :
“Saat saya Menjadi anggota DPR RI itu saya harus menguasai daerah
yang saya pimpin, supaya pembangunan daerahnya pun terperhatikan,
karena pemilik kebijakan semua sektor itu ada di pusat”.32
Memasuki era Reformasi, ada kebijakan baru bahwa PNS yang menjadi
anggota partai harus memilih salah satu tetap di jalur politik atau kembali ke PNS.
Rosnaniar memilih pension dan melanjutkan kariri di dunia politik, hasil pemilu
menunjukkan hasil dukungan yang didapatkan Rosnaniar banyak dan beliau
berangkat ke Senayan. Setelah bergabung di Badan Pekerja Amandemen UUD
1945, Rosnaniar menyadari bahwa 45 anggota dewan yang duduk di bagian
tersebut merupakan orang-orang cerdas. Namun diakui Rosnaniar dia harus
menambah wawasan kemudian bersama rekan-rekannya diamanahkan partai
Golkar agar melakukan perubahan untuk meningkatkan anggaran pendidikan.
Setelah duduk di komisi V DPR RI yang membidangi bidang ekonomi, industri
BUMN dan koperasi kemudian Rosnaniar pindah ke komisi VI yang membidangi
pendidikan dan agama.
Menurut Rosnaniar wakil rakyat itu harus mampu memperjuangkan
aspirasi dari daerahnya. Waktu pertemuan dengan kementrian agama dan

32
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar (Tokoh Yang Berperan Memajukan Pendidikan)
Pada Tanggal 16 April 2019 Pukul 13.30 WIB
40

membahas anggran biaya 14 kampus IAIN yang terdapat di Indonesia, disinilah


Rosnaniar teringat kondisi IAIN Sultan Syarif Kasim Riau yang memprihatinkan.
Beliau melihat kampus IAIN Panam sudah dibangun empat lokal dan sedang
diusulkan gedung berikutnya. Namun ada kebijakan baru dari menteri agama saat
itu bahwa mahasiswa tidak harus kuliah di Panam, tetapi kembali ke IAIN
Sukajadi. Rosnaniar melihat dari Provinsi lain tidak ada yang memperhatikan
Kondisi IAIN, dan inilah pentingnya alumni IAIN duduk di legislatif kemudian
Rosnaniar mengusulkan kepada menteri agama dan pemerintah agar kampus IAIN
di jalan HR Soebrantas Panam kembali dimanfaatkan dilakukan perkuliahan serta
dipercepat pembangunan gedung baru yang telah diusulkan sebelumnya.
Rosnaniar kembali di undang oleh menteri agama karena usulan yang diberikan
sangat bagus kemudian IAIN beralan seperti semula mulai dilkakukan perkuliahan
dan gedung baru sedang dalam tahap pembangunan. Setelah Rosnaniar tidak lagi
duduk di DPR RI beliau juga telah berhasil menyelesaikan S2 Magister
Manajemen Pendidikan di Universitas Satyagama Jakarta tahun 2003.
Kiprah Rosnaniar dalam memajukan pendidikan dan masa depan anak-
anak Riau tidak diragukan lagi, Rosnaniar adalah saksi hidup tentang komitmen
untuk membangun negeri melalui pendidikan, sebelum membangun sekolah,
Rosnaniar pernah memimpin KPAID (komisi perlindungan anak Indonesia
daerah) Riau. sekalipun sudah tidak muda lagi, namun Rosnaniar masih
bersemangat bekerja demi pendidikan dan generasi masa depan Riau. Sebelum
membangun sekolah dulunya Rosnaniar membangun Asrama mahasiswa di dekat
kampus UIN suska, asrama tersebut diberi nama Asrama Daar En niswah didalam
asrama tersebut terdapat perpustakaan dan masjid. Tidak lama kemudian karena
adanya pembangunan yang dilakukan pihak UIN akhirnya asrama tersebut
dihancurkan.
Tahun 2006 Rosnaniar mendapat ganti rugi asrama yang dihancurkan
tersebut kemudian Rosnaniar membeli lahan kosong yang tepat berada didepan
kampus UIN Panam, tepatnya di Jalan HR Soebrantas KM 15. Beliau mendirikan
Yayasan Daar En Niswah yang menaungi lembaga pendidikan Al Izhar School
yang dulunya Daar En Niswah ini merupakan nama asrama yang pernah beliau
41

bangun di UIN Suska yang kemudian dihancurkan karena adanya pembangunan


UIN. Awalnya Rosnaniar mendirikan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
(SMP IT) Al Izhar School pada tahun 2008 dengan 24 murid pada saat itu.
Beberapa tahun kemudian disusul dengan berdirinya Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Al Izhar, SDIT Al Izhar dan kemudian tidak lama dibuka pula SMK
Perbankan Syariah Al Izhar.
Wawancara dengan ibuk Wilaela :
“Ibuk Rosnaniar itu perannya banyak tapi memang yang sampai sekarang
beliau masih sering terlihat itu di bidang pendidikan dengan adanya
sekolah yang beliau dirikan terlihat peran beliau di pendidikan. Beliau
juga orangnya disegani karena sikap disiplin dan tidak mudah menyerah.
Dalam kehidupan sosial beliau ituu seorang tokoh walaupun tidak punya
dari sejak dini hingga akhir hayat”.33
Tujuan awal sekolah ini didirikan untuk membekali anak didik mulai sejak
dini menjadi anak-anak yang menguasai ilmu agama dan pengetahuan umum.
Dalam mendidik memerlukan persiapan seperti gedung, sekolah yang layak anak,
halaman yang asri, tempat ibadah, kantin yang sehat, lapangan olahraga yang
memadai. Keberadaan Al Izhar School ini disambut baik oleh masyarakat dengan
mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik ke sekolah ini. Rosnaniar selaku
pemilik sekolah selalu memantau dan mengawasi sekolah ini, baik dari
perkembangan murid,guru dan tenaga lainnya.
Wawancara dengan ibuk Siti Imrani :
“Di dunia pendidikan dengan adanya sekolah yang beliau dirikan ini
tentu sudah jadi bukti kalau beliau sangat peduli dengan kemajuan
pendidikan yang ada di Riau. Dan peran beliau mendirikan sekolah
swasta berarti sudah membantu pemerintah untuk mencerdaskan anak
bangsa. Beliau pribadi kepada siswa dan guru-guru yang ada di sekolah

33
Wawancara Dengan Ibuk Wilaela (Dosen Fakultas Ushuludin UIN) Pada Tanggal 22 April
2019 Pukul 08.00 WIB
42

menekankan apa yang dilihat, dirasa, dialami itu merupakan sebuah


proses pendidikan”.34
Pendidikan bagi Rosnaniar tidak hanya sampai dengan mendirikan sekolah
saja, setahun sebelum sekolah Al Izhar dibuka Rosnaniar masih aktif menjadi
Dosen di Fakultas Sospol UIR jurusan krimologi sampai tahun 2008. Tidak hanya
di UIR beliau juga menjadi Dosen Fakultas Psikologi UIN sampai tahun 2008.
Hingga kini Rosnaniar masih aktif di berbagai organisasi sekaligus terus
memantau perkembangan sekolah yang beliau dirikan.

C. Prestasi Rosnaniar Dalam Memajukan Pendidikan


Rosnaniar tidak hanya aktif didalam dunia pendidikan saja, beliau juga
aktif di bidang politik dan sosial. Saat di bidang politik dan sosial beliau juga
masih memajukan pendidikan. Pencapaian, pengalaman hidup, dan dedikasi
dalam bidang pendidikan yang membuat beliau menjadi salah satu tokoh
perempuan pendidik.
Adapun piagam penghargaan yang pernah diraih Rosnaniar sebagai berikut :
1. Piagam penghargaan tokoh perempuan Riau, dari Gubernur Riau
memperingati hari ulang tahun emas 50 tahun Provinsi Riau.
2. Perempuan berdedikasi di bidang politik pergerakan perempuan Riau 2015
dari perempuan Riau bangkit foundation (PRBF).
3. Tokoh inspiratif PKS award 2018.
Dari beberapa piagam penghargaan yang beliau raih sudah jelas bahwa
Rosnaniar perempuann yang cukup berpengaruh di Riau untuk bidang pendidikan,
politik dan sosial.

34
Wawancara Dengan Ibuk Siti Imrani (Kepala Penjamin Mutu Al Izhar School) Pada
Tanggal 24 April 2019 Pukul 09.23 WIB
43

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis memaparkan mengenai Peranan Rosnaniar dalam
memajukan pendidikan di Riau tahun 1962-2008 yang telah penulis sampaikan
sesuai sistematika penulisan Skripsi, maka pada bagian terakhir terdapat
penarikan kesimpulan. Adapun kesimpulan dalam skripsi ini dapat penulis
kemukakan sebagai berikut:
1. Rosnaniar merupakan anak dari pasangan H. Munaf dan Hj. Sopiah, beliau
lahir di Kuok Kabupaten Kampar pada tahun 1942. Rosnaniar merupkan
anak kedua dari tujuh bersaudara, saudara-saudaranya tersebut adalah
Nurlela, Azwir Munaf, Suhaimi Azmi, Hj. Annisahmi, Desmaniar, dan
Usdiati. Setelah Rosnaniar menyelesaikan sekolah PGA di Tanjungpinang
beliau kembali ke Kuok. Ketika berada di kampung halaman Rosnaniar
dipersunting oleh Ali Amran Syarif. Pernikahan tersebut dilangsungkan
pada tahun 1964 yang merupakan hari bersejarah bagi Rosnaniar. Dari
pernikahannya dengan Ali Amran Syarif Rosnaniar di karuniai empat
oranng anak.
2. Upaya Rosnaniar dalam memajukan pendidikan sudah beliau buktikan
mulai dengan menjadi guru dan dosen, sampai beliau terjun ke dunia
politik dan duduk di komisi pendidikan. Saat duduk di komisi pendidikan
Rosnaniar berusaha untuk mempertahankan salah satu kampus IAIN Suska
Riau yang pada saat itu ingin diberhentikan pemerintah. Usaha beliau tidak
sia-sia akhirnya kampus itu tetap berjalan dan ditambah pembangunannya.
Rosnaniar juga pernah menjadi ketua KPAID Riau beliau
memperjuangkan nasib anak-anak Riau serta menjabat sebagai ketua seksi
pendidikan di BKOW dan mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak.
3. Pada tahun 2006 Rosnaniar membangun sebuah Yayasan Daar En Niswah
yang menaungi lembaga pendidikan Al Izhar School. Al Izhar School
membuka penerimaan murid pada tahun 2008 yaitu jenjang SMP IT Al
44

Izhar, kemudian dibuka kembali sekolah Paud IT Al Izhar, SD IT Al Izhar


dan SMK Perbankan Syariah Al Izhar. Tujuan didirikan sekolah berkonsep
islam terpadu tersebut untuk mengajarkan anak didik mulai sejak dini
menjadi anak-anak yang menguasai ilmu agama dan pengetahuan umum.
4. Rosnaniar sosok tokoh perempuan yang memiliki semangat dan tekat yang
kuat untuk memajukan pendidikan di Riau, dengan berbagai perjuangan
dalam dunia pendidikan.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam upaya
mengumpulkan dan mencari data yang bisa melengkapi dan menyempurnakan
tulisan ini, maka dalam hal ini penulis dapat menyumbangkan beberapa saran
yang kiranya nanti dapat menjadi perhatian kita semua demi untuk kemjuan
bangsa kita bersama.
1. Diharapakan upaya-upaya yang dilakukan Rosnaniar dalam memajukan
pendidikan ini, sebagai suatu contoh serta dapat memupuk semangat jiwa
pemuda/i Indonesia pada umumnya.
2. Diharapkan perlu lebih diperbanyak lagi tentang penelitian dan penulisan
tentang biografi para tokoh yang berperan dalam memajukan pendidikan
di daerah-daerah.
3. Diharapkan kepada pemerintah dapat mengenalkan Rosnaniar kepada
masyarakat melalui hasil penelitian yang dilakukan penulis.
45

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abu Ahmadi. 2003. Ilmu sosial dasar. Jakarta. Rineka Cipta.


Abdul Kadir dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Alfiah Rokhmansyah. 2014. Studi Dan Pengkajian Sastra. Perkenalan Awal


Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta. PT. Raja Grafindo.
Azyumardi Azra. 2002. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.

Abdurarahman,Dudung. 2007 Metodiologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta. Ar-Ruzz


Media.

Asril. Sejarah Riau. (Jati Diri Anak Melayu)

Dedi Mulyasana. 2012 Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung.


RosdaKarya.

Drs. Ahmad Yusuf, dkk. 2004 Sejarah Perjuangan Rakyat 1942-2002 Riau,
Buku I. Pekanbaru. Badan Kesejahteraan Sosial Pekanbaru.

Isjoni. 2003. Arah Pendidikan Riau. Pekanbaru. Unri press.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah (edisi kedua). Yogyakarta. PT. Tiara


Wacana.

Laela dan Nurlailah. 2006. Kamus istilah sastra. Bandung. Nuansa Aulia.

M. Sobry Sutikno. 2005. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram.


NTP Press.

M. Nazir. 2011. Penelitian Cetakan 6. Bogor. Ghalia Indonesia.

Miles dan Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta. UI Press.

Ngalim Purwanto. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Nugroho Susanto. 1987. Masalah Penelitian Sejarah Kontenporer. Jakarta.


Inti Idayu Press.

Ruslan,Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi.


Jakarta.Rajawali Pers.
46

Redja Mudyahardjo. 1998. Filsafat ilmu pendidikan. Bandung. Remaja


Rosdakarya.
Roestiyah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. Raja Grafindo


Persada.

Sudirman N, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru.

Suryabrata,Sumadi. 2008. Metodiologi Penelitian. Jakarta. Grafindo Persada.

S.H. Dillon dkk. 2010. Rindu Pancasila : Merajut Nusantara. Kompas.

Skripsi

Lilik Ardiansyah. 2013. Skripsi : “ Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang


Pendidikan”. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Dian Rahmawati. 2014. Skripsi : “Biografi Buya Munasir Jufri Sebagai


Tokoh Pendidikan”. Pekanbaru. Universitas Riau.

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Riau, di akses pada tanggal 15 Februari 2019,


pukul 13.22

http://id.m.wikipedia.org/wiki/daftar_tokoh_riau, di akses pada tanggal 3


februari 2019, pukul 11.20

Gatot Subrata. “Kajian Ilmu Pustaka : Literatur Primer, Sekunder dan


Tersier”. Pustakawan Universitas Negeri Malang, 2009. Dalam
http://digilib.um.ac.id/pustakawan/kargto/kajian-ilmu-perpustakaan-
literatur-primer-sekunder-dan-tersier. html, di akses 4 februari 2019,
pukul 14.40

http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2165751-pengertian-
biografi-menurut-lyton-strachey. html, di akses pada tanggal 4
februari 2019, pukul 16.30

http://id.m.wikipedia:kelayakan_artikel/tokoh. Di akses pada tanggal 4


februaru 2019, pukul 17.05

http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-teori-pendidikan.html.
Di akses pada tanggal 17 februari 2019, pukul 22.10
47

http://ceknricek.com/a/peran/-ki-hajar-dewantara-dalam-perkembangan-
pendidikan-di-tanah-air.Html. Di akses pada tanggal 25 april 2019,
pukul 22.00

http://id.wikipedia.org/wiki/roehana-koeddoes.html. Di akses pada tanggal 25


april 2019, pukul 22.30
48

LAMPIRAN BIODATA INFORMAN

1. Nama : Dra. Hj. Rosnaniar, M.Si


Tempat , tanggal lahir : Kuok, 17 Juli 1942
Umur : 77 tahun
Pekerjaan : Pensiunan PNS, DPR-RI
Alamat : Jl. HR Soebrantas KM. 15 (depan UIN Suska)

2. Nama : H. M. Azaly Djohan, SH


Tempat, tanggal lahir : Siak, 16 Mei 1939
Umur : 79 tahun
Pekerjaan : Ketua Kwarda 04 Pramuka Riau
Alamat : Dr. Sutomo Pekanbaru

3. Nama : Siti Irmani Kasan, S.Pd.i


Tempat, tanggal lahir : Ponorogo, 16 Oktober 1974
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Kepala Penjamin Mutu Al Izhar School
Alamat : Jl. Garuda Sakti KM 2,5

4. Nama : Wilaela, Dr. M.Ag


Tempat, tanggal lahir : Alas Sumbawa, 2 Agustus 1968
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : PNS, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suska
Alamat : Jl. HR Soebrantas KM 12.5

5. Nama : Hasmizon Hasyim


Tempat,tanggal lahir : Kampar, 24 April 1964
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Empat Balai, Kec. Kuok
49

LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

A. Untuk Mengetahui Riwayat Hidup Rosnaniar


1. Kapan dan dimana Rosnaniar dilahirkan?
2. Siapakah nama orang tua Rosnaniar?
3. Apakah pekerjaan orang tua Rosnaniar?
4. Siapa sajakah saudara Rosnaniar?
5. Bagaimana kehidupan masa kecil Rosnaniar?
6. Bagaimana riwayat pendidikan Rosnaniar?
7. Kapan Rosnaniar menikah?
8. Siapakah nama anak-anak Rosnaniar?

B. Peranan Rosnaniar Dalam Memajukan Pendidikan


1. Bagaimana awal mula tertarik untuk memajukan?
2. Bagaimana peran yang di ambil dalam memajukan pendidikan?
3. Bagaimana peran untuk pendidikan saat terjun ke dunia politik dan sosial?

C. Prestasi Yang Diraih Dalam Memajukan Pendidikan


1. Prestasi/penghargaan apa sajakah yang diraih dalam memajukan
pendidikan?
50

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN INFORMAN


51
52
53
54
55

LAMPIRAN SURAT RISET


56
57

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 01
Wawancara dengan ibuk Rosnaniar

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Pada Tanggal 16 April 2019 Pukul 10.00 WIB
58

Gambar 02
Wawancara dengan bapak Azaly Djohan

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Pada Tanggal 10 April 2019 Pukul 09.40 WIB
59

Gambar 03
Wawancara dengan ibuk siti Imarani

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Pada Tanggal 24 April 2019 Pukul 10.10 WIB
60

Gambar 04
Wawancara dengan ibuk Wilaela

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Pada Tanggal 22 April 2019 Pukul 09.00 WIB
61

Gambar 05
Wawancara dengan bapak Hasmizon

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Pada Tanggal 27 April 2019 Pukul 10.09 WIB
62

Gambar 06
Foto Rosnaniar bersama Alm. Suami Drs. Ali Amran Syarif

Sumber : Dokumen Keluarga


63

Gambar 07
Piagam penghargaan dari Gubernur Riau sebagai Tokoh Perempuan Riau

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 08
Piagam penghargaan perempuan berdedikasi di bidang politik
pergerakan perempuan Riau dari PRBF

Sumber : Dokumentasi Pribadi


64

Gambar 09
Penghargaan dari PKS sebagai Tokoh Inspiratif

Sumber : Dokumentasi Pribadi


65

Gambar 10
Al Izhar School sekolah yang didirikan Rosnaniar

Sumber : Dokumentasi Pribadi


66

Gambar 11
Rumah Rosnaniar

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 12
Sekolah Saat Rosnaniar menjadi guru Madrasah Ibtidaiyah pasca
renovasi dan sekarang menjadi MDA

Sumber : Dokumentasi Pribadi


67

Gambar 13
Foto keluarga besar Rosnaniar bersama suami, anak dan cucu

Sumber : Dokumentasi Keluarga

Gambar 14
Foto Rosnaniar bersama anak murid saat menjadi guru PGAN Pekanbaru

Sumber : Dokumentasi Pribadi


68

Gambar 15
Foto Rosnaniar saat menjadi Dosen didepan Kantor Fakultas Tarbiyah UIN

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 16
Foto Rosnaniar bersama rekan-rekan saat menjadi ketua BKOW

Sumber : Dokumentasi Pribadi


69

Gambar 17
Foto orang tua Rosnaniar, H. Munaf dan Hj. Sopiah

Sumber : Dokumentasi Pribadi


70

Gambar 18
Foto Wisuda Rosnaniar saat kuliah di Universitas Satyagama Jakarta

Sumber : Dokumen Pribadi


71

Gambar 19
Foto Rosnaniar bersama rekan KPAID Riau

Sumber : Dokumentasi Pribadi


72

Gambar 20
Foto Rosnaniar bersama rekan komisi V DPR RI

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 21
73

Foto Rosnaniar bersama keluarga

Sumber : Dokumentasi Keluarga

Anda mungkin juga menyukai