OLEH:
YULIA YANTIKA
NIM 1505112193
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peranan Rosnaniar Dalam Memajukan
Pendidikan di Riau Tahun 1962-2008”. Penulisan Skripsi ini merupakan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di
FKIP Universitas Riau.
1. Bapak Prof. Dr. Sujianto, M.Si selaku PLT Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
2. Bapak Dr. Sumarno, M.Pd M.Si Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau.
3. Ibu Dra. Bedriati Ibrahim, M.Si selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas
Riau.
4. Bapak Prof. Dr. Isjoni, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Asril, M.Pd,
selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi,
bimbingan, arahan, kritik serta saran hingga penyelesaian Skripsi ini.
5. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pengetahuan Unversitas Riau, Bapak Drs. Marwoto Saiman
M.Pd, Bapak Prof. Dr. Isjoni, M.Si, Ibu Dra. Bedriati Ibrahim, M.Si,
Bapak Drs. Ridwan Melay, M.Hum, alm. Bapak Drs. Kamaruddin, M.Si,
Bapak Tugiman, MS, Bapak Bunari, S.Pd, M.Si, Bapak Asril, M.Pd,
iii
Bapak Wahidin Saha, Bapak Yuliantoro, M.Pd yang telah begitu banyak
memberikan pengetahuan serta wawasan yang bermanfaat bagi
penyelesaian Skripsi ini.
6. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Nazarwin dan Ibunda
Yuasnimar yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, kasih
saying, semangat dan selalu mendokan penulis. Perngorbanan mereka
begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
7. Kepada seluruh anggota keluarga yang telah memberikan banyak
dukungan baik dari segi materi ataupun motivasi serta do’a kepada
penulis.
8. Kepada Ibu Dra. Hj. Rosnaniar, M.Si selaku tokoh yang penulis tulis,
terimakasih banyak atas dukungan, arahan, motivasi serta informasi untuk
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Kepada Narasumber Bapak Azaly Djohan, Bapak Hasmizon Hasyim, Ibu
Siti Imrani Kasan, Ibu Wilaela yang telah membantu penulis dalam
memberikan semua data yang penulis perlukan untuk menyelesaikan
Skripsi ini.
10. Kepada para sahabat Alfy Ferissa, Armeswari haris, Bevi Angelia, Audy
Ristaudi, Caca Satria, Ilham Alfads, Nugrah Maulidia yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan Skripsi ini.
11. Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Sejarah Angkatan 2015
yang banyak memberikan kenangan selama perjalanan perkuliahan.
12. Kepada teman-teman KUKERTA Desa Pongkai Squad 2018 terima kasih
sudah memberikan pelajaran yang luar biasa selama 2 bulan.
13. Kepada teman-teman PLP SMK Migas Teknologi Riau yang sudah
mengajarkan pengalaman yang berarti.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih. Penulis sangat menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini, baik itu dari penyajian serta
substansi yang diucapkan karena penulis mengakui keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki.
iv
Demikian, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi khalayak ramai dan dapat
menjadi bahan pembelajaran dalam proses Belajar-Mengajar di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Yulia Yantika
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembeberan Masalah ............................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
F. Definisi Judul ........................................................................................ 6
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 43
B. Saran ..................................................................................................... 44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas
pulau besar dan kecil, Indonesia merupakan negara yang memiliki peringkat ke-
empat dalam kepadatan penduduk di dunia. Sebagai salah satu negara yang
mempunyai tingkat kelahiran yang tinggi di mana generasi muda adalah harapan
untuk mengembangkan Negara ini dengan meraih pendidikan setinggi-tingginya.1
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa
karena tidak ada satu bangsa pun yang mampu mencapai kemajuan tanpa
meletakkan pendidikan sebagai dasar utama pembangunan. Setiap bangsa yang
ingin mencapai kemajuan perlu mempersiapkan sumber daya manusia terlebih
dahulu. Sejak awal kemerdekaan, pendidikan di Indonesia terus mengalami
perkembangan kearah yang lebih baik karena pada setiap periode pemerintahan,
bidang pendidikan selalu mendapat perhatian dari pemerintah.
Pendidikan pada awal kemerdekaan berlandaskan pancasila yang
merupakan falsafah negara, pendidikan pada waktu itu di rumuskan untuk
mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran
untuk negara dan masyarakat. Dengan kata lain pendidikan pada masa itu
ditujukan untuk penanaman semangat patriotisme. Pancasila sebagai dasar dan
falsafah Negara Indonesia seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945,
kemudian dijadikan sebagai landasan utama pendidikan di Indonesia. walaupun
dalam ukuran waktu Indonesia mengalami perubahan undang-undang dasar, dasar
falsafah negara tidak mengalami perubahan. Oleh karena itulah, pancasila menjadi
landasan utama pendidikan di Indonesia. pendidikan nasional mulai muncul
bersamaan dengan kemerdekaam bangsa Indonesia pada tahun 1945. Sejak itulah
mulai disusun landasan, tujuan, dasar filosofi, dan kebijakan nasional yang dilihat
1
S.H. Dillon dkk, Rindu Pancasila : Merajut Nusantara, (Kompas, 2010) hlm. 84
2
2
http://www.academia.edu/Sejarah_pendidikan_pada_awal_kemerdekaan. Html, di akses pada
tanggal 4 maret 2019, pukul 10.32
3
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaru, di akses pada tanggal 28 februari 2019, pukul
23.30
3
4
Redja Mudyahardjo, Filsafat ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998) hlm. 3
5
Dian Rahmawati, skripsi : “Biografi Buya Munasir Jufri Sebagai Tokoh Pendidikan”.
(pekanbaru : Universitas Riau, 2014) hlm. 3
6
http://id.wikipedia.org/wiki/riau, di akses pada tanggal 15 februari 2019, pukul 13.22
4
7
Pusdatin Puanri, Mutiara yang Terjaring, (Pekanbaru : Pusdatin Puanri, 2007) hlm. 67
5
B. Pembeberan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis merumuskan pembeberan masalah agar
dapat dikaji secara lebih rinci. Adapun pembeberan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana riwayat hidup Rosnaniar?
2. Bagaimana peranan Rosnaniar dalam memajukan pendidikan di Riau?
3. Apa saja prestasi yang diraih Rosnaniar dalam memajukan pendidikan
di Riau?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “Peranan Rosnaniar dalam memajukan
Pendidikan di Riau tahun 1962-2008”.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Rosnaniar.
2. Untuk mengetahui peranan Rosnaniar dalam memajukan pendidikan di
Riau.
3. Untuk mengetahui apa saja prestasi yang diraih Rosnaniar dalam
memajukan pendidikan di Riau.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Menambah pengetahuan penulis dalam hal menulis dan meneliti tokoh
Pendidikan.
6
2. Dengan adanya penelitian penulis ini kita dapat mengetahui lebih jelas
mengenai Rosnaniar sebagai tokoh pendidikan.
3. Dapat dipergunakan mahasiswa yang akan melakukan penelitian
sebagai bahan perbandingan.
F. Definisi Judul
Definisi judul adalah aspek penelitian yang memberikan informasi tentang
bagaimana caranya mengukur variabel definisi judul semacam petunjuk yang
tujuannya mempermudah penulis untuk mendapatkan kemudahan memahami
pengertian dan istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini. Adapaun
beberapa penjelasan istilah penting dalam penelitian ini, yaitu :
1. Peranan
Sebagai perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dimasyarakat.
2. Rosnaniar
Tokoh yang berjuang memajukan Pendidikan.
3. Memajukan
Suatu usaha untuk meningkatkan sesuatu menjadi lebih baik.
4. Pendidikan
Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
5. Riau
Sebuah Provinsi yang ada di Indonesia terletak di bagian tengah Pulau
Sumatera yang masyarakat aslinya adalah suku Melayu.
6. Tahun 1962 – 2008
Waktu Rosnaniar mulai bergerak untuk memajukan pendidikan.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Biografi
Menurut Jhon A Garaty mengemukakan bahwa “Biografi sebagai catatan
tentang kehidupan seseorang”. Secara sederhana biografi dapat diartikan sebagai
sebuah kisah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain yang terdiri dari
beberapa kalimat atau dijadikan sebuah buku.8
Biografi dapat diartikan pula sebagai uraian tentang kehidupan seseorang,
baik orang itu masih hidup ataupun sudah meninggal. Biografi adalah tulisan
tentang lika-liku perjalanan kehidupan seorang tokoh, namun ditulis oleh orang
lain yang mengetahui kisah hidup tokoh tersebut atau karena tokoh tersebut
menceritakan kisah hidupnya langsung kepada penulis.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup
seseorang lewat biografi, akan ditemukan hubungan dan keterangan arti dari
tindakan tertentu yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai
tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang
kehidupan seseorang tokoh. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh
sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi
ditulis secara kronologis.
Adapun penulisan biografi menurut Sir Sydney Lee, editor dari Dictionary
of National Biography, adalah untuk menguraikan kehidupan pribadi seseorang
yang dapat diteladani. Karena itu biografi yang ideal dapat mengungkapkan
berbagai kejadian yang diteladani seseorang secara langsung atau tidak langsung.
Demikian juga dengan sisi-sisi kepribadiannya dan hasil-hasil yang dicapainya
dalam kehidupannya. Kemudian, Virginia Wolf mengemukakan bahwa “Pada
dasarnya penulis biografi menulis dan memilih serta mengorganisir informasi
8
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (edisi kedua), (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003) hlm. 203
8
B. Tokoh
Menurut Laela dan Nurlailah tokoh adalah orang yang terkenal atau
terkemuka (dalam suatu lapangan politik, kebudayaan, kesusastraan, pendidikan
9
Gatot Subrata. “Kajian Ilmu Pustaka : Literatur Primer, Sekunder dan Tersier”. Pustakawan
Universitas Negeri Malang, 2009. Dalam http://digilib.um.ac.id/pustakawan/kargto/kajian-
ilmu-perpustakaan-literatur-primer-sekunder-dan-tersier. html, di akses 4 februari 2019, pukul
14.40
10
Kuntowijoyo. Op.cit. hlm. 204
11
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2165751-pengertian-biografi-menurut-
lyton-strachey. html, di akses pada tanggal 4 februari 2019, pukul 16.30
9
C. Peranan
Menurut Abu Ahmadi peranan ialah: “suatu kompleks penghargaan
manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi
tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya”. Dari pengertian tersebut
dipahami bahwa setiap individu yang mempunyai kedudukan harus menjalankan
tugasnya sesuai dengan fungsi dan status sosialnya dalam masyarakat. 14 Peranan
adalah aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajiban yang sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran.
12
Laela dan Nurlailah. Kamus i
stilah sastra, (Bandung : Nuansa Aulia, 2006) hlm. 254
13
Alfiah Rokhmansyah. Studi Dan Pengkajian Sastra. Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra,
(Yogyakarta : Raja Grafindo, 2014) hlm. 34
14
Abu Ahmadi. Ilmu sosial dasar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003) hlm. 50
10
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau
tempatnya dalam masyarakat.15
Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap
orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola pergaulan. Hal
itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang dilakukannya bagi
masyarakat serta kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi bagaimana peranan harus
dijalankan. Peranan timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja tidak
sendirian melainkan ada lingkungan yang setiap saat diperlukan.16
Menurut David Berry (2003:105) mendefinisikan peranan sebagai
harapan-harapan yang diberikan pada individu yang menepati kedudukan sosial
tertentu. Harapan-harapan merupakan keseimbangan dari norma-norma sosial dan
oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-norma
didalam masyarakat. Dalam peranan itu terdapat dua harapan yaitu, harapan yang
dimiliki oleh seseorang yang berperan terhadap masyarakat atau terhadap orang
yang menjalankan peranan dan kewajibannya. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa peran adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang
karena kewajiban dari jabatan atau pekerjaannya.
Sedangkan menurut Veiital Rivai (2004:148), peranan artinya sebagai
perilaku yang diatur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu. Dan menurut
Ali (2000:148), peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian terjadinya suatu hal
atau peristiwa.17
Dapat disimpulkan bahwa peranan adalah posisi dan pengaruh seseorang
dalam melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan yang berarti
telah menjalankan suatu peran.
Sebagaimana menurut Soerjono Soekanto (2002:441), unsur-unsur
peranan yaitu :
15
Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta : Raja grafindo persada, 1990) hlm.
268
16
Edy Suhardono EV, Teori Peranan : Konsep, Derivasi dan Implikasinya, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1994) hlm. 35
17
Ibid hlm. 18
11
18
Ibid hlm. 441
19
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009)
hlm. 213
12
dan pasif. Pada tanggal 19-21 Oktober 1932 Kuasa Pemerintah untuk
Urusan Umum di dalam Dewan Rakyat, Mr. Kiewiet de Jong datang
berunding di pondok Dewantara. Pertemuan keduanya tidak
mengatasnamakan pihak lain, tapi mengatasnamakan diri sendiri untuk
menemukan solusi terbaik bagi kedua belah pihak. Pembicaraan keduanya
diceritakan berlangsung tenang dan saling menghargai hak dan
kepentingan masing-masing pihak. Hasil pembicaraan keduanya dapat
diringkaskan bahwa Undang-Undang Sekolah Liar dipandang belum dapat
diterapkan dan karena itu harus ditunda.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah daya-upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan
keselarasan dengan dunianya. Pendidikan itu membentuk manusia yang
berbudi pekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertubuh sehat.20
2. Roehana Kudus
Roehana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen
yang kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada
zamannya Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang
percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan
untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus
dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta
perjuangannya Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib
kaum perempuan. Walaupun Roehana tidak bisa mendapat pendidikan
secara formal namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai
pemerintah Belanda yang selalu membawakan Roehana bahan bacaan dari
kantor. Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Roehana
cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya. Dalam Umur yang masih
sangat muda Roehana sudah bisa menulis dan membaca, dan berbahasa
Belanda. Selain itu ia juga belajar abjad Arab, Latin, dan Arab-Melayu.
20
https://ceknricek.com/a/peran/-ki-hajar-dewantara-dalam-perkembangan-pendidikan-di-
tanah-air.html, di akses pada tanggal 25 april 2019, pukul 22.00
16
agen mesin jahit Singer yang sebelumnya hanya dikuasai orang Tionghoa.
Dengan kepandaian dan kepopulerannya Roehana mendapat tawaran
mengajar di sekolah Dharma Putra. Di sekolah ini muridnya tidak hanya
perempuan tetapi ada juga laki-laki. Roehana diberi kepercayaan mengisi
pelajaran keterampilan menyulam dan merenda. Semua guru di sini adalah
lulusan sekolah guru kecuali Roehana yang tidak pernah menempuh
pendidikan formal. Namun Roehana tidak hanya pintar mengajar menjahit
dan menyulam melainkan juga mengajar mata pelajaran agama, budi
pekerti, Bahasa Belanda, politik, sastra, dan teknik menulis jurnalistik.
Roehana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar
dan mengajar. Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat Koto
Gadang terhadap pendidikan untuk kaum perempuan yang menuding
perempuan tidak perlu menandingi laki-laki dengan bersekolah segala.
Namun dengan bijak Roehana menjelaskan “Perputaran zaman tidak akan
pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah
perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibanya. Yang harus
berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan
yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan
berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan
terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan”. Emansipasi yang
ditawarkan dan dilakukan Roehana tidak menuntut persamaan hak
perempuan dengan laki-laki namun lebih kepada pengukuhan fungsi
alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi
sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya juga butuh ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk itulah diperlukannya pendidikan
untuk perempuan.21
Kementrian pendidikan dan kebudayaan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta
21
https://id.wikipedia.org/wiki/roehana-koeddoes.html, di akses pada tanggal 25 april 2019,
pukul 22.30
19
E. Kajian Relevan
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Hasil penelitian
relevan sebelumnya yang dilakukan oleh :
1. Penelitian Lilik Ardiansyah pada tahun 2013, yang berjudul pemikiran
Ibnu Khaldun tentang pendidikan. Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas
Negeri Yogyakarta. Terlihat dalam penelitian ini membahas bagaimana
konsep pemikiran Ibnu Khaldun untuk memajukan pendidikan serta
bagaimana meningkatkan kualitas individu lebih maju dengan pendidikan.
Terdapat persaaman dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu, sama-
sama memiliki pemikiran untuk memajukan pendidikan sekaligus menjadi
seorang pendidik untuk meningkatkan individu yang berkualitas dan
terdapat pula perbedaan yaitu, waktu dan tempat yang berbeda dan tokoh
yang penulis tulis memajukan pendidikan dengan mendirikan sebuah
Yayasan yang menaungi Lembaga Pendidikan Al-Izhar School sedangkan
Ibnu Khaldun memiliki konsep tentang pendidikan.
2. Penelitian Dian Rahmawati pada tahun 2014, yang berjudul Biografi Buya
Haji Munasir Jufri sebagai tokoh pendidikan. Jurusan Pendidikan Sejarah,
Universitas Riau. Dalam penelitian ini membahas bagaimana tokoh
tersebut memajukan pendidikan. Terlihat bahwa Munasir Jufri memiliki
pemikiran dalam memajukan pendidikan sekaligus menjadi pendidik,
banyak usaha yang dilakukan Munasir Jufri untuk pendidikan dengan
mulai menjadi Kepala Sekolah, Guru, dan mendirikan sebuah Pesantren di
Air Molek yaitu Pesantren Khairul Ummah. Terdapat persamaan dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu, sama-sama merupakan tokoh lokal
20
F. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan
masalah yang telah didentifikasi atau dirumuskan. Berdasarkan uraian teori di
atas, maka peneliti dapat membuat sebuah kerangka berfikir sebagai berikut :
BAB III
METODE PENELITIAN
22
Nugroho Susanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontenporer, (Jakarta : Inti Idayu Press,
1987) hlm. 11
22
wawancara, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan lainnya. Data tersebut
dianalisis dengan tetap mempertahankan analisis teks dan keaslian penelitian
tersebut.
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Riau dengan menggunakan teknik wawancara
dan dokumentasi. Selain itu penulis juga mengunjungi perpustakaan untuk
mendapatkan informasi (buku-buku) yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Didalam melakukan penelitian diperlukan waktu agar dalam penelitian
mendapat data-data yang akurat. Adapun waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dimulai sejak dikeluarkannya surat penelitian oleh
Dekan FKIP Universitas Riau.
2. Sumber Data
3. Teknik Kepustakaan
Teknik kepustakaan merupakan pengumpulan data dari sumber-sumber
seperti, buku-buku, artikel dalam jurnal, laporan, arsip, dan karya tulis
yang memiliki keterkaitan atau relevan dengan judul yang sedang diteliti.
Teknik ini diperlukan untuk melengkapi data dengan mengutip teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini. Maka dari itu teknik kepustakaan
sangat berpengaruh besar dalam menentukan hasil dari penelitian yang
akan dilakukan.
4. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan agar lebih cepat untuk mendapatkan
informasi yang jelas dan akurat terutama kepada tokoh terkait dan juga
kpeada narasumber yang mengerti peristiwa-peristiwa mengenai seputar
judul penelitian tersebut.
Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Rosnaniar (Tokoh Memajukan Pendidikan)
b) Azaly Djohan (Ketua Kwarda Riau)
c) Wilaela (Dosen Fakultas Ushuludin UIN)
d) Siti Imran (Kepala Penjamin Mutu Al-Izhar School)
e) Hasmizon (Tokoh Masyarakat di Kuok)
5. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis mengenai hal-hal yang diteliti. Penulis bertemu langsung
dengan tokoh tersebut dan menanyakan langsung mengenai hal-hal yang
akan diteliti.
23
M. Nazir, Metodologi Penelitian Cetakan 6, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 405
24
Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta : UI Press) hlm. 1992
26
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
B. Letak Geografis
Rokan (400 Km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 Km) denngan
kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 Km) dengan kedalaman 6-
8 m. keempat sungai yang membelah dari pengunungan daratan tinggi Bukit
Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang
surut laut.
Adapun batas-batas Provinsi Riau bila dilihat posisinya dengan Negara
tetanggga dan Provinsi lainnya adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara
2. Sebelah Selatan : Provinsi Jambi dan Sumatera Barat
3. Sebelah Timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka
4. Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara
D. Suku Bangsa
Penduduk Povinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsa.
Mereka terdiri dari Jawa (25,05%), Minangkabau (11,26%), Batak (7,31%),
Banjar (3,78%), Tionghoa (3,72%), dan Bugis (2,27%). Suku Melayu merupakan
masyarakat terbesar dengan komposisi (37,74%) dari seluruh penduduk Riau.
mereka umumnya berasal dari daerah pesisir di Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis,
Kepualuan Meranti, hingga ke Pelalawan, Siak, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
Namun begitu, ada juga msyarakat asli bersuku rumpun Minangkabau terutama
yang berasal dari daerah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan sebagian
Indragiri Hulu. Juga masyarakat Mandailing di Rokan Hulu, yang lebih mengaku
30
D. Keadaan Perekonomian
Kearifan lokal masyarakat Melayu telah memperkenalkan macam-macam
pekerjaan yang merupakan sember perekonomian masyarakatnya, Orang Melayu
di Rantau Kuantan menggunakan istilah “tapak lapan” yaitu delapan empat
berpijak sebagai mata pencaharian tradisional untuk mencari penghidupan. Tapak
lapan yang dimaksud yaitu berladang baik padi maupun sayuran, berkebun
terutama kebun getah, berternak, baniro atau mengambil air nira untuk dijual
airnya atau diolah menjadi gulau enau, bapakarangan yitu mencari ikan,
mendulang yaitu mencari emas di sungai atau mencari hasil hutan disepanjang
aliran sungai, bertukang dan berniaga. Dengan menjalankan sistem tapak lapan,
orang Melayu dapat terhindar dari bangkrut. Hal ini didasari jika satu pekerjaan
tidak berjalan ia bisa berpindah ke pekerjaann lain dalam sistem tapak lapan. Oleh
karena itu, masyarakat Melayu tidak akrab dengan kata “rajin” tetapi mengenal
kata “tangkas” yaitu mahir dalam beberapa pekerjaan.
Di Riau sendiri terdapat tiga jenis perdagangan luar negeri diantaranya:
1. Riau merupakan daerah bebas bea cukai sehingga perdagangan dari
Singapura dapat dilakukan seperti dalam negeri sendiri dan mata uang
yang berlaku adalah mata uang Dolar Singapura.
2. Untuk Riau daratan terutama Kabupaten Bengkalis berlaku sistem Letter
Of Credit. Peredaran ekspor dan impor si daerah barter sangat sederhana,
yaitu eksportir sekaligus menjadi importer. Barang di ekspor khusus ke
Singapura melalui pelabuhan-pelabuhan yang sudah ditentukan, yaitu
Siak, bBengkalis sederhana, yaitu eksportir sekaligus menjadi importer.
31
E. Keadaan Pendidikan
Proses pembangunan pendidikan di Riau melalui jalan panjang diawali
dengan pendidikan masa Kolonial Belanda. Di beberapa daerah berdiri Sekolah
Rakyat sekarang Sekolah Dasar, Sekolah Teknologi (ST), dan Sekolah Menengah
Ekonomi Pertama (SMEP). Untuk kaum wanita didirikan pula Sekolah
Kepandaian Putri (SKP) di Rengat, Tanjung Pinang, dan Pekanbaru. Akan tetapi
pada tahun 1976 sekolah-sekolah ini ditiadakan dan sebagai penggantinya
dibentuklah Sekolah Teknologi Menengah (STM), Sekolah Menengah Ekonomi
Tingkat Atas (SMEA), dan Sekolah Kepandaian Putri ditingkatkan menjadi
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Atas (SKKA) dan akhirnya berubah
menjadi Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK).
Untuk mencetak tenaga guru didirikan pula Sekolah Guru B (SGB) di
Taluk Kuantan, Tanjungpinang, dan Bengkalis. Selain itu didirikan pula Lembaga
Kursus seperti Kursus Pendidikan Guru disebut KPKPKB yang diperuntukkann
bagi persiapan mengajar pada tingkat SD. Perkembangan selanjutnya pemerintah
mendirikan Sekolah Pendidikan Guru A (SPGA), awalnya didirikan di
Tanjungpinang dan kemudian di Pekanbaru, Taluk Kuantan, Bengkalis dan
selanjutnya bernama Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Dan untuk memenuhi
kebutuhan guru agama didirikan Pendidikan Guru Agama Islam (PGAI) 4 tahun
32
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
27
Wawancara Dengan Bapak Hasmizon (Keponakan Rosnaniar) Tanggal 27 April 2019 Pukul
10.30 WIB.
34
dia selalu menggunakan baju perempuan dan saya sendiri yang dibedakan
oleh ayah. Bahkan terkadang saya di pakaikan peci setelah saya sekolah
baru dipakaikan pakaian seperti perempuan”28
Perlakuan yang berbeda diberikan ayah Rosnaniar inilah yang membentuk
pribadi Rosnaniar menjadi seorang yang penuh percaya diri, mandiri, pandai
bergaul, gemar berorganisasi. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan
yang pertama karena pendidikan itu adalah pendidikan dasar bagi perkembangan
anak sebelum anak bergaul dengan lingkungannya, karena lingkungan
memperngaruhi sikap dan kepribadian seseorang. Rosnaniar memiliki sikap
disiplin dan bertanggung jawabb sehingga membuat beliau memiliki rasa
tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu yang sudah dibebankan kepadanya.
Rosnaniar juga cepat dalam menjalankan tugas yang telah di amanahkan
kepadanya. Karena sejak kecil beliau termasuk anak yang cerdas dan cepat dalam
mengerjakan hal apapun.
2. Masa Pendidikan
Rosnaniar dahulunya mengenyam pendidikan di sekolah rakyat (SR)
Kuok, di sekolah rakyat ini Rosnaniar termasuk murid yang cemerlang dan
disenangi para guru. Beliau cepat memahami pelajaran, pandai bergaul dan tak
segan-segan mengemukakan pendapat. Rosnaniar bersekolah di sekolah rakyat ini
selama 6 tahun dan tamat pada tahun 1955. Tamat sekolah rakyat Rosnaniar
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, sekolah menengah yang dekat pada saat
itu hanya ada di Bangkinang yaitu, Muallimin Muhammadiyah. Sekolah ke
Bangkinang berarti pergi merantau karena keinginan Rosnaniar yang begitu besar
untuk meraih pendidikan beliau berangkat ke bangkinang dan mendaftarkan diri
di Muallimin Muhammadiyah. Sejak pertengahan tahun 1957, suasana politik di
berbagai daerah di Indonesia mulai bergejolak puncaknya pada tanggal 15
Februari 1958 PPRI mengumumkan pendirian pemerintahan tandingan yaitu,
Pemerintahan Revolisioner Republik Indonesia (PRRI).
28
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar (Tokoh Berperan di Pendidikan) Tanggal 16 April 2019
Pukul 11.00 WIB
35
29
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar (Tokoh Yang Berperan Dalam Bidang Pendidikan)
Tanggal 16 April 2019 Pukul 11.30 WIB
36
30
Wawancara Dengan Bapak Azaly Djohan (Ketua Kwarda 04 Riau) Pada Tanggal 10 April
2019 Pukul 09.30 WIB
38
calon guru yang baik beliau juga melakukan sejumlah cara selama mengajar di
PGAN Pekanbaru pada tahun 1970. mulai dari mengusulkan agar di PGAN
Pekanbaru dibangun sekolah percobaan (SD Pelatihan), dimana siswa-siswa PGA
dapat melalukan praktik di sekolah tersebut dan Rosnaniar yang ditunjuk langsung
menjadi kepala sekolah pada saat itu. Siswa PGAN Pekanbaru dibedakan antara
lokal laki-laki dengan lokal perempuan, umumnya yang masuk PGAN ini adalah
mereka yang tinggi badannya di atas 160 dan prestasi belajar dan olahraga siswa
PGAN Pekanbaru terkenal di Riau pada waktu itu. Rosnaniar juga dikenal disiplin
dan tegas dalam mengajar, beliau juga ditugaskan mengawasi ujian exstranai
( ujian persamaan) di beberapa daerah.
Setelah menyelesaikan program S1, rektor IAIN Suska Riau pada tahun
1979-1987 meminta Rosnaniar membantu di Perwanida yaitu persatuan dharma
wanita departemen agama di IAIN Suska Riau. Selain aktif di organisasi,
Rosnaniar ditugaskan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Suska sebagai ketua
jurusan program D II yaitu program Depag untuk pengadaan guru-guru agama di
SD dan beliau juga ditugaskan mengajar di Fakultas Ushuluddin IAIN Suska
Riau. Rosnaniar juga ditunjuk sebagai ketua PSW (Pusat Studi Wanita) di IAIN
Suska Riau. Disaat waktu yang sama beliau juga menjabat sebagai Ketua Badan
Kerjasama Organisasi wanita (BKOW) pada tahun 1987 ditunjuk sebagai ketua
bidang pendidikan. Walaupun Rosnaniar sibuk tetap menyempatkan waktunya
untuk mengajar.
Wawancara dengan ibuk Rosnaniar :
“Walaupun sibuk saya tidak pernah meninggalkan tugas sebagai dosen
saya tetap mengajar. Saya menyiasati waktu mengajak mahasiswa belajar
pukul 06.00 pagi, selesai sholat subuh saya sudah siap-siap untuk
mengajar dan kebijakan saya dalam mengajar pada waktu itu mebdapat
dukungan dari mahasiswa yang saat itu banyak mahasiswanya dari negeri
Jiran Malaysia”.31
31
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar ( Tokoh Yang Berperan Memajukan Pendidikan) pada
tanggal 16 April 2019 Pukul 12.00 WIB
39
32
Wawancara Dengan Ibuk Rosnaniar (Tokoh Yang Berperan Memajukan Pendidikan)
Pada Tanggal 16 April 2019 Pukul 13.30 WIB
40
33
Wawancara Dengan Ibuk Wilaela (Dosen Fakultas Ushuludin UIN) Pada Tanggal 22 April
2019 Pukul 08.00 WIB
42
34
Wawancara Dengan Ibuk Siti Imrani (Kepala Penjamin Mutu Al Izhar School) Pada
Tanggal 24 April 2019 Pukul 09.23 WIB
43
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis memaparkan mengenai Peranan Rosnaniar dalam
memajukan pendidikan di Riau tahun 1962-2008 yang telah penulis sampaikan
sesuai sistematika penulisan Skripsi, maka pada bagian terakhir terdapat
penarikan kesimpulan. Adapun kesimpulan dalam skripsi ini dapat penulis
kemukakan sebagai berikut:
1. Rosnaniar merupakan anak dari pasangan H. Munaf dan Hj. Sopiah, beliau
lahir di Kuok Kabupaten Kampar pada tahun 1942. Rosnaniar merupkan
anak kedua dari tujuh bersaudara, saudara-saudaranya tersebut adalah
Nurlela, Azwir Munaf, Suhaimi Azmi, Hj. Annisahmi, Desmaniar, dan
Usdiati. Setelah Rosnaniar menyelesaikan sekolah PGA di Tanjungpinang
beliau kembali ke Kuok. Ketika berada di kampung halaman Rosnaniar
dipersunting oleh Ali Amran Syarif. Pernikahan tersebut dilangsungkan
pada tahun 1964 yang merupakan hari bersejarah bagi Rosnaniar. Dari
pernikahannya dengan Ali Amran Syarif Rosnaniar di karuniai empat
oranng anak.
2. Upaya Rosnaniar dalam memajukan pendidikan sudah beliau buktikan
mulai dengan menjadi guru dan dosen, sampai beliau terjun ke dunia
politik dan duduk di komisi pendidikan. Saat duduk di komisi pendidikan
Rosnaniar berusaha untuk mempertahankan salah satu kampus IAIN Suska
Riau yang pada saat itu ingin diberhentikan pemerintah. Usaha beliau tidak
sia-sia akhirnya kampus itu tetap berjalan dan ditambah pembangunannya.
Rosnaniar juga pernah menjadi ketua KPAID Riau beliau
memperjuangkan nasib anak-anak Riau serta menjabat sebagai ketua seksi
pendidikan di BKOW dan mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak.
3. Pada tahun 2006 Rosnaniar membangun sebuah Yayasan Daar En Niswah
yang menaungi lembaga pendidikan Al Izhar School. Al Izhar School
membuka penerimaan murid pada tahun 2008 yaitu jenjang SMP IT Al
44
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam upaya
mengumpulkan dan mencari data yang bisa melengkapi dan menyempurnakan
tulisan ini, maka dalam hal ini penulis dapat menyumbangkan beberapa saran
yang kiranya nanti dapat menjadi perhatian kita semua demi untuk kemjuan
bangsa kita bersama.
1. Diharapakan upaya-upaya yang dilakukan Rosnaniar dalam memajukan
pendidikan ini, sebagai suatu contoh serta dapat memupuk semangat jiwa
pemuda/i Indonesia pada umumnya.
2. Diharapkan perlu lebih diperbanyak lagi tentang penelitian dan penulisan
tentang biografi para tokoh yang berperan dalam memajukan pendidikan
di daerah-daerah.
3. Diharapkan kepada pemerintah dapat mengenalkan Rosnaniar kepada
masyarakat melalui hasil penelitian yang dilakukan penulis.
45
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Drs. Ahmad Yusuf, dkk. 2004 Sejarah Perjuangan Rakyat 1942-2002 Riau,
Buku I. Pekanbaru. Badan Kesejahteraan Sosial Pekanbaru.
Laela dan Nurlailah. 2006. Kamus istilah sastra. Bandung. Nuansa Aulia.
Skripsi
Internet
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2165751-pengertian-
biografi-menurut-lyton-strachey. html, di akses pada tanggal 4
februari 2019, pukul 16.30
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-teori-pendidikan.html.
Di akses pada tanggal 17 februari 2019, pukul 22.10
47
http://ceknricek.com/a/peran/-ki-hajar-dewantara-dalam-perkembangan-
pendidikan-di-tanah-air.Html. Di akses pada tanggal 25 april 2019,
pukul 22.00
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 01
Wawancara dengan ibuk Rosnaniar
Gambar 02
Wawancara dengan bapak Azaly Djohan
Gambar 03
Wawancara dengan ibuk siti Imarani
Gambar 04
Wawancara dengan ibuk Wilaela
Gambar 05
Wawancara dengan bapak Hasmizon
Gambar 06
Foto Rosnaniar bersama Alm. Suami Drs. Ali Amran Syarif
Gambar 07
Piagam penghargaan dari Gubernur Riau sebagai Tokoh Perempuan Riau
Gambar 08
Piagam penghargaan perempuan berdedikasi di bidang politik
pergerakan perempuan Riau dari PRBF
Gambar 09
Penghargaan dari PKS sebagai Tokoh Inspiratif
Gambar 10
Al Izhar School sekolah yang didirikan Rosnaniar
Gambar 11
Rumah Rosnaniar
Gambar 12
Sekolah Saat Rosnaniar menjadi guru Madrasah Ibtidaiyah pasca
renovasi dan sekarang menjadi MDA
Gambar 13
Foto keluarga besar Rosnaniar bersama suami, anak dan cucu
Gambar 14
Foto Rosnaniar bersama anak murid saat menjadi guru PGAN Pekanbaru
Gambar 15
Foto Rosnaniar saat menjadi Dosen didepan Kantor Fakultas Tarbiyah UIN
Gambar 16
Foto Rosnaniar bersama rekan-rekan saat menjadi ketua BKOW
Gambar 17
Foto orang tua Rosnaniar, H. Munaf dan Hj. Sopiah
Gambar 18
Foto Wisuda Rosnaniar saat kuliah di Universitas Satyagama Jakarta
Gambar 19
Foto Rosnaniar bersama rekan KPAID Riau
Gambar 20
Foto Rosnaniar bersama rekan komisi V DPR RI
Gambar 21
73