Anda di halaman 1dari 57

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP

PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN DI DESA GENTING KECAMATAN


JAMBU KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Ainun Hingis Nur Wulansari

3201414028

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN DI DESA GENTING
KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Ainun Hingis Nur Wulansari

3201414028

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah


selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhan mu lah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah, 6-8)
 “Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”
(Umar Bin Khattabradhiyallahu ‘anhu)
 “Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mempercepat dan tidak memperlambat
suatu urusan hambanya, kecuali itu yang terbaik”
(Penulis)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah


Subhanahu WaTa’ala atas segala limpahan rezeki, rahmat
serta hidayah, skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.


2. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Ummi Siti Nur
Indrajati dan Abati Agus Marjanto serta adikku untuk
segala doa, dukungan, motivasi, nasihat serta
semangatnya selama ini.
3. Dosen Jurusan Geografi terimakasih untuk ilmu yang
telah diberikan selama menempuh studi di Jurusan
Geografi.
4. Kawan-kawan seperjuanganku program studi
Pendidikan Geografi angkatan 2014 terutama rombel 1.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala limpahan


rezeki, rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap
Perilaku Peduli Lingkungan Di DesaGenting”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa


motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.,Rektor Universitas Negeri Semarang atas


kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, MA, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam
perijinan pelaksanaan penelitian.
3. Dr.Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si.,Ketua Jurusan Geografi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Drs.HeriTjahjono, M.Si.,sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan
doa, nasihat, pengarahan serta bimbingan dengan sabar selama proses
penelitian berlangsung hingg akhir penulisan skripsi ini.
5. Dr.Erni Suharini, M.Si., dan Drs.Suroso, M.Si., sebagai Dosen Penguji yang
telah memberikan saran serta mengarahkan penulis dalam menyempurnakan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan ilmunya
selama masa studi kepada penulis.
7. Staf Tata Usaha, Perpustakaan Jurusan Geografi, Laboratorium, Tata Usaha
Fakultas Ilmu Sosial, serta seluruh karyawan di lingkungan Jurusan Geografi.

vi
8. Bapak Antonius Waluyo, selaku Kepala Desa Genting Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan informasi
kepada penulis.
9. Masyarakat Desa Genting, selaku responden yang telah berkenan dan
memberikan informasi kepada penulis.
10. Kedua orangtua Ummi Siti Nur Indrajati dan Abati Agus Marjanto,
terimakasih untuk segala cinta, kasih sayang, doa yang tiada henti untuk
keberhasilan dan kesuksesan, serta perjuangan yang telah engkau korbankan
untuk memberikan pendidikan terbaik untuk putrimu ini.
11. Sahabat-sahabatku Annisa, Sintya Aji, Dewi Aulia, Mba Riny, Siti Asiah, Eha
dan teman-teman Prodi Pendidikan Geografi angkatan 2014 yang telah
menjadi keluargaku di Semarang serta telah membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi, sertauntuk pengalaman studi yang
menyenangkan.
12. Seluruh pihak dan instansi yang bersangkutan yang telah mendukung
terselesaikannya penulisan skripsi ini, yang belum penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis hanyadapat memberikan ucapan terimakasih dan doa semoga Allah
Subhanahu Wa Ta’la memberikan imbalan atas kebaikan dan segala bantuan
yang telah diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Semarang, 11 April 2019

Ainun Hingis NurWulansari


NIM. 3201414028

vii
SARI

Wulansari, Ainun H. N. 2019. Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat


Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan di Desa Genting Kecamatan Jambu
Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Heri Tjahjono, M. Si. 134 halaman.
Kata Kunci :Tingkat Pendidikan Masyarakat, Perilaku Peduli Lingkungan
Peran pendidikan dalam masyarakat adalah penting, karena pendidikan
formal yang ditempuh merupakan faktor yang dapat membentuk karakter
seseorang dalam berperilaku peduli terhadap lingkungan. Permasalahan yang
berkaitan dengan lingkungan merupakan masalah kompleks, dimana kualitas
kondisi lingkungan sangat bergantung dari perilaku manusia. Penelitian ini
bertujuan untuk : (1) mengetahui perilaku peduli lingkungan masyarakat Desa
Genting dan (2) menganalisis pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap
perilaku peduli lingkungan di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten
Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Genting.
Pengambilan sample dilakukan dengan teknik probabality sampling yaitu
proportionate stratified random sampling. Teknik pengambilan sampel
menggunakan rumus slovin dan didapatkan hasil total sampel dengan jumlah 98
responden. Variabel dalam penelitian adalah tingkat pendidikan masyarakat dan
perilaku peduli lingkungan, dengan indikator sebagai berikut: penggunaan air,
penggunaan energi, dan pengelolaan sampah. Metode pengumpulan data yang
digunakan yakni kuesioner, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan korelasi rank spearman dan analisis statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa
Genting rata-rata lulusan SD sebanyak 59,25%, SMP sebanyak 26,30%, SMA
sebanyak 10,30% dan lulusan pendidikan tinggi sebanyak 1,91% sedangkan
perilaku peduli lingkungan masyarakat Desa Genting tergolong dalam kategori
peduli, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sebaran analisis frekuensi yang
berada pada kategori peduli yaitu 51dengan persentase 52,04%. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat memberikan pengaruh
positif terhadap perilaku peduli lingkungan, sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji korelasi rank spearman yaitu 0,000 < dari 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku peduli
lingkungan masyarakat adalah peduli, namun pada kenyataan masih terdapat
beberapa masyarakat yang berperilaku kurang peduli. Saran untuk pemerintah
agar lebih banyak mengadakan sosialisasi dan pelatihan untuk masyarakat yang
berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan dan pentingnya pendidikan
formal.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA .........................................................................................................vi

SARI.................................................................................................................viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 9

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

1.5 Batasan Istilah .................................................................................... 11

ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Deskripsi Teoritis ................................................................................. 14

2.1.1 Pendidikan .................................................................................... 14

2.1.2 Perilaku Masyarakat ..................................................................... 20

2.1.3 Peduli Lingkungan ........................................................................ 21

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Relevan ................................................. 31

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 34

2.4 Hipotesis ............................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian ............................................................................... 37

3.2 Sampel danTeknik Sampling ................................................................ 37

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 40

3.4 Alatdan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 42

3.5 Validitas ................................................................................................ 44

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 51

4.1.1 Lokasi Penelitian .......................................................................... 51

4.1.2 Kondisi Tata GunaLahan Wilayah ............................................... 53

4.1.3 Kondisi Desa Genting ................................................................... 51

4.1.4 Kondisi Kependudukan ................................................................ 57

x
4.1.5 Mata Pencaharian ........................................................................... 59

4.1.6 Pendidikan Akhir .......................................................................... 61

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Perilaku Peduli Lingkungan ......................................................... 63

4.2.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat terhadap

Perilaku Peduli Lingkungan di Desa Genting ....................................... 69

4.2.3.1 Analisis Korelasi Rank Spearman ........................................ 69

4.3 Pembahasan .......................................................................................... 74

4.3.1 Perilaku Peduli Lingkungan ......................................................... 74

4.3.1.1 Perilaku Penggunaan Air ...................................................... 74

4.3.1.2Perilaku Penggunaan Energi .................................................. 77

4.3.1.3 Perilaku Pengelolaan Sampah ............................................... 79

4.3.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat terhadap

Perilaku Peduli Lingkungan di DesaGenting ..........................................85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................................87

5.2 Saran .......................................................................................................88

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................89

LAMPIRAN ......................................................................................................94

xi
DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1Kajian Hasil Penelitian Relevan ...................................... 31

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 38

Tabel 3.2 Data Dokumentasi................................................................................. 43

Tabel 3.3 Perhitungan Kriteria Perilaku Peduli Lingkungan ................................ 47

Tabel 4.1 Tata Guna Lahan Wilayah .................................................................... 53

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Usia ........................................................... 58

Tabel 4.3 Mata Pencaharian Masyarakat .............................................................. 59

Tabel 4.4 Pendidikan Akhir Masyarakat............................................................... 61

Tabel 4.5 Perilaku Peduli Lingkungan Masyarakat .............................................. 63

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Korelasi Rank Spearman ......................................... 72

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................ 35

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian di DesaGenting ............................................. 52

Gambar 4.2 Kondisi Lingkungan Desa Genting ................................................... 56

Gambar 4.3 Pemeliharaan dan perawatan tanaman .............................................. 76

Gambar 4.4 Tampungan air untuk membilas pakaian dan

peralatan makan maupun dapur yang kotor .......................................................... 76

Gambar 4.5 Pemanfaatan cahaya matahari didalam rumah .................................. 79

Gambar 4.6 Penyediaan tempat sampah ............................................................... 83

Gambar 4.7 Penggunaan tas keranjang guna mengurangi sampah plastik ........... 84

Gambar 4.8 Pemanfaatan sampah organic menjadi pupuk ....................................84

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 95

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian .................................................................... 97

Lampiran 3 Rubrik Penilaian ........................................................................ 103

Lampiran 4 Validitas ..................................................................................... 109

Lampiran 5 Daftar Nama Responden ............................................................ 110

Lampiran 6 Analisis Statistik Deskriptif Perilaku Peduli Lingkungan ......... 121

Lampiran 7 SuratPenelitian ........................................................................... 129

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Genting merupakan salah satu desa unik yang ada di

Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa

Genting disebut sebagai desa yang unik karena Desa Genting masuk ke

dalam kategori desa wisata dimana terdapat tradisi-tradisi budaya Jawa

yang masih sangat terpelihara di desa ini. Desa Genting adalah sebuah

desa yang terdiri dari tiga belas dusun dan masing-masing dusun tersebut

memiliki berbagai potensi daya tarik wisata seprerti wisata kesenian

budaya, wisata rohani, wisata alam, wisata agro, arena out bond, arena

bumi perkemahan, industri batu bata, aneka kerajinan, serta aneka olahan

makanan yang tersebar disetiap dusun di Desa Genting. Fenomena

tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan atau masyarakat

luar untuk dieksplore lebih dalam.

Desa Genting memiliki 13 dusun, dimana masing-masing dusun

tersebut memiliki potensi wisata yang sampai sekarang masih terus

dikembangkan oleh masyarakat. Potensi wisata tersebut terdiri dari

berbagai macam bidang, seperti bidang wisata kesenian budaya

tradisional, bidang wisata edukasi, bidang wisata kuliner, dan bidang

wisata alam. Berdasarkan wawancara dengan bapak Sunardi yang

merupakan tokoh budaya di Desa Genting, beliau menjelaskan bahwa dari

1
2

13 dusun di Desa Genting, terdapat 10 dusun yang mempunyai kesenian

kuda lumping. Pengunjung akan diajarkan cara membawakan tarian kuda

lumping. Kesenian Balajad juga merupakan khas kesenian yang hanya

terdapat di Desa Genting, yaitu perpaduan kesenian Jawa dan Arab yang

mempunyai fungsi sebagai syiar agama, beliau juga menuturkan bahwa

seluruh potensi wisata tersebut didukung dengan panorama alam Desa

Genting yang masih bagus. Kepala Desa Genting yaitu Bapak Antonius

Waluyo juga menjelaskan dalam wawancara, bahwa Desa Genting

memiliki wisata edukasi yang masih terpusat di Dusun Kalipucung, dan

beliau berharap ditahun-tahun berikutnya seluruh dusun dapat masuk ke

dalam paket wisata sehingga kesejahteraan warga bisa tersebar secara

merata.

Berdasarkan Surat Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Semarang, No.556/388 tanggal 29 April 2009,

Desa Genting telah ditetapkan sebagai desa wisata. Desa Genting dari

tahun ke tahun mengalami pengembangan yang semakin baik. Masa

pengembangan ini tentu mengalami beberapa perubahan seperti perilaku

masyarakat ataupun perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar Desa

Genting. Desa Genting sebagai desa wisata perlu dijaga lingkungannya

supaya keberlanjutan sebagai desa wisata tetap terjaga dan bisa lebih

berkembang, maka Desa Genting memerlukan peran dari masyarakat

untuk lebih peduli pada lingkungan. Peran tersebut diwakili oleh

organisasi kemasyarakatan yang ada di Desa Genting yaitu Pembinaan


3

Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat dusun yang memberdayakan

wanita untuk turut berpartisipasi dalam memperhatikan kondisi

lingkungan. Berdasarkan wawancara terhadap Ibu Suyamti selaku

sekretaris PKK di Desa Genting, menyampaikan bahwa turut menjaga

kondisi lingkungan melalui sosialisasi mengenai sampah yang kurang

lebih setiap bulan disampaikan melalui rapat rutin di balai desa.Peran ibu-

ibu PKK dalam menjaga lingkungan yaitu dengan melakukan kegiatan

gerakan kamis bersih, gerakan jum’at bersih ataupun gerakan minggu

bersih. Sosialisasi mengenai sampah teresebut dilaksanakan dengan

harapan akan menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai

perilaku peduli terhadap lingkungan serta dapat merubah perilaku

masyarakat Desa Genting dalam kehidupan sehari-hari, karena perilaku

peduli masyarakat terhadap lingkungan dapat dibentuk dengan adanya

rangsangan yang mengenai individu itu sendiri. Perilaku peduli

masyarakat terhadap lingkungan ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan

rutin yang telah diwujudkan atau direalisasikan dengan adanya kegiatan

seperti kerja bakti.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 pasal 1

ayat 1 tentang Lingkungan Hidup merupakan kesatuan ruang dengan

semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Dalam mempertahankan hidup, masyarakat akan sangat bergantung

3
4

terhadap lingkungan. Masyarakat harus dapat menyeimbangkan hidup

dengan lingkungannya, tetapi pada kenyataannya masyarakat masih

banyak yang belum menyadari pentingnya arti lingkungan untuk

kelangsungan hidupnya. Masyarakat tidak akan dapat melangsungkan

kehidupan dengan baik apabila mendapati lingkungan yang rusak, karena

lingkungan yang rusak tidak akan bisa lagi menjalankan fungsinya untuk

mendukung kehidupan makhluk hidup, karena lingkungan akan lebih

banyak bergantung pada perilaku masyarakat, apabila kualitas perilaku

masyarakat terhadap lingkungan baik maka lingkungan akan dapat

menunjang kehidupan masyarakat dengan baik pula.

Dibalik keberadaan Desa Genting yang dikenal sebagai desa wisata

tersebut, ternyata masih didapati permasalahan lingkungan yang ada di

Desa Genting yaitu sebagian masyarakatnya masih kurang peduli

terhadap kebersihan di lingkungan sekitar. Hal tersebut merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan di Desa

Genting. Bapak Antonius Waluyo selaku Kepala Desa Genting dalam

wawancara menuturkan bahwa perilaku kurang pedulinya terhadap

kebersihan lingkungan sekitar antara lain sebagian masyarakat yang

masih suka membuang sampah disembarang tempat. Hal tersebut

memang permasalahan kecil namun apabila dibiarkan terus menerus maka

akan sangat mengganggu keadaan lingkungan sekitar. Kebiasaan

masyarakat tersebut tentu saja membuat kondisi lingkungan Desa Genting

semakin tidak baik, maka masyarakat harus mempunyai kesadaran


5

tentang lingkungan, menyadari bahwa mereka sendiri lah sebagai

masyarakat Desa Genting yang membutuhkan lingkungan untuk

kehidupan lebih baik.

Dalam menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan Desa Genting

agar tetap terjaga kualitasnya, maka pendidikan merupakan syarat utama

untuk tercapainya tujuan tersebut. Menurut Mudyaharjo (2001:11) dalam

(Asriati, 2016:2) bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar

dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat

dimasa yang akan datang.

Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi tidak menjamin

bahwamasyarakat akan peduli terhadap lingkungan, sebaliknya juga

demikian bahwa rendahnya tingkat pendidikan masyarakat juga tidak

menutup kemungkinan masyarakat tersebut peduli terhadap lingkungan.

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Genting berbeda-

beda, mulai dari yang lulus tingkat sekolah dasar sampai lulus perguruan

tinggi. Sebagian besar masyarakat Desa Genting hanya lulusan atau tamat

pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Pendidikan yang ditempuh oleh

masyarakat Desa Genting tentunya akan berpengaruh pada pola pikir

masyarakat dan juga mempengaruhi perilaku peduli mengenai lingkungan,

seperti menyikapi permasalahan lingkungan di Desa Genting dalam


6

kehidupan sehari-hari. Tercatat tingkat pendidikan masyarakat Desa

Genting yang tidak/belum sekolah terdapat 1.256 orang, belum tamat SD

91 orang, tamat SD 2.565 orang, tamat SLTP 1.138 orang, tamat SLTA

446 orang, tamat DiplomaI/II terdapat 3 orang, Akademi/Diploma III

terdapat 29 orang, Diploma IV/ Strata I terdapat 54 orang, Strata II

terdapat 4 orang (Rekapitulasi Jumlah Penduduk Desa/Kelurahan Genting

Berdasarkan Pendidikan Tahun 2017). Pendidikan dapat menjadi salah

satu sarana untuk membentuk kualitas manusia menjadi terampil dan juga

produktif, melalui pendidikan juga dapat mempercepat kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat. Menurut (Neolaka, 2008:104), latar belakang

pendidikan seseorang yang berbeda dapat mempengaruhi pola pikir dan

sikap seseorang ketika sedang menghadapi suatu permasalahan. Dalam

kesehariannya, perilaku dari beberapa masyarakat Desa Genting masih ada

yang kurang peduli atau masih acuh terhadap keadaan lingkungan sekitar,

padahal pemandangan Desa Genting sudah mendukung hanya saja suasana

di Desa Genting secara keseluruhan masih belum mencerminkan bahwa

desa tersebut merupakan desa wisata.

Berdasarkan fakta dilapangan serta melalui wawancara dengan

masyarakat, dapat diketahui kondisi Desa Genting jika dilihat dari

beberapa indikator penelitian mengenai perilaku peduli lingkungan

yaitumengenai penggunaan air, penggunaan energi dan pengelolaan

sampah di Desa Genting. Kondisi air di Desa Genting berbeda-beda setiap

dusunnya, terdapat tujuh dusun dengan sumber air yang berasal dari mata
7

air langsung seperti Dusun Ngrawan, Dusun Gedek, Dusun Sodong,

Dusun Sedono serta Dusun Plimbungan. Dusun yang sumber airnya dari

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) terdapat enam dusun yaitu Dusun

Genting, Dusun Kalitangi, Dusun Kalipucung, Dusun Tompak serta Dusun

Dlimas. Masyarakat yang tinggal di enam dusun tersebut apabila musim

kemarau datang, merasakan dampak seperti kekurangan air yang

mengharuskan mereka untuk mengambil air di dusun-dusun yang sumber

airnya berasal dari mata air. Dampak tersebut ternyata memiliki sisi positif

bagi sebagian masyarakat, yaitu masyarakat lebih bijak dalam

menggunakan air yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan

melakukan pemanfaatan air bekas (air bekas wudhu, mencuci beras,

mencuci sayur, buah, bilasan mencuci pakaian) yang ditampung pada

wadah lalu digunakan untuk keperluan lain seperti menyiram tanaman,

menyiram halaman rumah, mencuci sepeda maupun kendaraan bermotor.

Sebagian masyarakat yang tinggal di dusun yang sumber airnya berasal

dari mata air langsung juga sudah ada yang melakukan pemanfaatan air

bekas, sebagian mereka juga bijak dalam menggunakan air meskipun

ketika musim kemarau tidak merasakan kekurangan air.

Indikator dari perilaku peduli lingkungan yang kedua yaitu

penggunaan energi oleh masyarakat di Desa Genting. Desa Genting sendiri

disetiap masing-masing rumah sudah menggunakan energi listrik untuk

aktivitas rumah tangga seperti menonton televisi, men-charger

handphone, laptop, komputer, mesin cuci, kulkas dan aktivitas rumah


8

tangga lainnya. Kegiatan tersebut terkadang membuat lalai oleh sebagian

masyarakat seperti lupa mematikan atau bahkan membiarkan televisi

menyala meskipun sudah tidak ditonton, lupa mencabut charger ketika

sudah selesai mencharger handphone, tidak mematikan lampu di ruangan

yang tidak ada lagi aktivitas didalamnya ketika hendak beranjak istirahat

dimalam hari dengan beranggapan bahwa mereka mampu membayar

tagihan uang listrik setiap bulannya. Penggunaan energi listrik dengan

bijak juga diterapkan oleh sebagian masyarakat, karena memang peduli

terhadap lingkungan dan menyadari bahwa energi listrik merupakan energi

yang tidak dapat diperbaharui.

Indikator dari perilaku peduli lingkungan yang ketiga yaitu

pengelolaan sampah oleh masyarakat di Desa Genting. Kondisi kebersihan

lingkungan untuk Desa Genting masih kurang mendapat perhatian dari

masyarakat. Hasil observasi yang didapat dari wawancara dengan Kepala

Desa Genting, diketahui bahwa perilaku masyarakat yang menunjukkan

sikap kurang peduli terhadap lingkungan, tercermin pada aktivitas adanya

sebagaian masyarakat Desa Genting yang fokus dalam wisata industri

jamur, 10% dari media jamur berupa plastik yang sudah tidak terpakai

tersebut dibuang di pinggir jalan dan ke sungai kecil yang ada di Desa

Genting yaitu Sungai Jalantoro yang terletak diantara Dusun Kalitangi dan

Dusun Genting serta Sungai Kedung Pasan yang terletak diantara Dusun

Genting dan Dusun Sodong. Dalam pembuangan sampah, Desa Genting

sendiri belum terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sementara) maupun


9

TPA (Tempat Pembuangan Akhir), meskipun demikian masing-masing

rumah warga Desa Genting tetap menyediakan tempat sampah di depan

rumah mereka guna menampung sampah rumah tangga, namun

masyarakat dalam melakukan tindakan akhir pada sampah tersebut yaitu

dengan cara dibakar karena tidak ada tempat pembuangan akhir di Desa

Genting. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak negatif bagi

lingkungan di Desa Genting sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

masalah yang menjadi rumusan dalam penelitian ini yaitu :

1.2.1Bagaimana perilaku peduli lingkungan masyarakat Desa Genting?

1.2.2Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan masyarakat Desa Genting

terhadap perilaku peduli lingkungan masyarakat di Desa Genting ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.3.1Untuk mengetahui perilaku peduli lingkungan masyarakat Desa

Genting.

1.3.2Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan masyarakat

terhadap perilaku peduli lingkungan di Desa Genting.


10

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun secara praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu sumbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

dalam pendidikan terutama untuk pendidikan geografi yang mengacu pada

masyarakat sebagai penambah pengetahuan mengenai pengaruh tingkat

pendidikan masyarakat terhadap perilaku peduli lingkungan di Desa

Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1.4.2.1 Bagi Masyarakat Desa Genting

Manfaat penelitian ini bagi masyarakat Desa Genting yaitu

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai

perilaku peduli di lingkungan Desa Genting terutama di lingkungan

rumah masing-masing dan harapannya dapat menginspirasi

masyarakat Desa Gentinguntuk lebih memperhatikan keadaan

lingkungan di sekeliling mereka.


11

1.4.2.2Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu bertambahnya

wawasan peneliti mengenai perilaku peduli lingkungan

masyarakat di Desa Genting serta dapat memberikan pengalaman

dan memperoleh ilmu baru berkaitan dengan kondisi lingkungan

Desa Genting.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini diperlukan

agar menghindari adanya perbedaan penafsiran serta memudahkan

pemahaman. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini.

1.5.1Tingkat Pendidikan

Menurut (Molina et al., : 2013) dalam (Iswari, 2017: 36)

pendidikan adalah salah satu variabel paling penting dalam membentuk

perilaku peduli lingkungan, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka

semakin peduli pada permasalahan lingkungan.

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

tingkat pendidikan yang telah selesai dilakukan oleh masyarakat yang

terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.


12

1.5.2 Perilaku

Menurut Wawan dan Dewi (2010:48) perilaku adalah respon

individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati

dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun

tidak.

Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas

masyarakat dalam memberikan perhatian terhadap lingkungan pada

kehidupan sehari-hari. Aktivitas masyarakat tersebut misalnya

pemanfaatan air bekas (wudhu, mencuci beras, sayur, buah) untuk

menyiram tanaman, pemanfaatan cahaya matahari sebagai pengganti

lampu dalam rumah ketika siang hari, pemilahan sampah organik dan

anorganik, membuang sampah pada tempatnya sampah sesuai jenis

sampah dan kegiatan kerja bakti.

1.5.3 Peduli

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam di

sekitarnya.

Peduli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan

masyarakat untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Tindakan

masyarakat tersebut misalnya, tidak melakukan pembakaran sampah, tidak

boros dalam penggunaan air maupun dalam penggunaan energi listrik.


13

1.5.4 Lingkungan

Ensiklopedia Indonesia (1983) dalam Neolaka (2008:25)

menjelaskan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar

suatu organisme, meliputi (1) lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan

diluar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak

hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, grafitasi, atmosfer, dan lainnya,

(2) lingkungan hidup (biotik), yaitu lingkungan diluar suatu organisme

yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan dan

manusia.Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian inimencakup 3

aspek yaitu penggunaan air, penggunaan energi dan pengelolaan sampah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1Pendidikan

2.1.1.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat dalam

memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang kepedulian

lingkungan kepada manusia (Afandi, 2013:100). Peran pendidikan dalam

masyarakat adalah penting. Dengan adaya pendidikan formal yang

ditempuh, maka dapat membentuk karakter seseorang dalam berperilaku

pada kehidupan sehari-hari seperti peduli terhadap kebersihan lingkungan

sekitar. Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam berperilaku terhadap

lingkungan. Dimana pendidikan sangat erat hubungannya dengan perilaku

seseorang, diharapkan bahwa dengan pendidikan masyarakat yang tinggi

maka akan semakin baik pula perilakunya. Namun bukan berarti

masyarakat yang berpendidikan rendah, perilakunya tidak baik.

Pengetahuan berperilaku terhadap lingkungan seseorang tidak mutlak

diperoleh dari mengenyam pendidikan formal saja, bisa juga diperoleh

melalui pendidikan non formal.

14
15

2.1.1.2 Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada bab VI menjelaskan bahwa jenjang

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi. Penjelasan dari ketentuan tersebut dijabarkan dalam

pasal 17, 18, 19 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu:

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),

atau bentuk lain yang sederajat.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan, yang berbentuk Sekolah Menengah Atas

(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang setelah pendidikan menengah

yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,


16

dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan sistem

terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah

tinggi, institut atau universitas.

Menurut Tantu (2016:41-43), masing-masing jenjang pendidikan

formal yang ada mulai dari tingkat SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, sampai pada pendidikan tinggi banyak mata

pelajaran yang terbuka untuk menerima sisipan materi pendidikan

lingkungan hidup. Beberapa mata pelajaran lain yang erat kaitannya

dengan pendidikan lingkungan hidup dan kependudukan pada masing-

masing tingkatan, yakni :

a. Pada jenjang SD/MI/SDLB, terdapat mata pelajaran IPA, IPS, Seni

Budaya & Keterampilan, serta Pengembangan Diri & Kepribadian.

Melalui kelompok mata pelajaran tersebut siswa dapat mengenal, dan

menyikapi ilmu pengetahuan tentang lingkungan hidup dan

kependudukan, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku

ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri dalam mengapresiasi

permasalahan lingkungan hidup dan kependudukan dalam kehidupan

kesehariannya.

b. Pada jenjang SMP/MTS/SMPLB, terdapat mata pelajaran IPA, IPS,

Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, serta

mata pelajaran Keterampilan/PKK (Pengembangan Diri). Melalui

kelompok mata pelajaran tersebut siswa dapat memperoleh kompetensi

dasar pengetahuan tentang lingkungan hidup dan kependudukan, serta


17

membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri,

dalam mengapresiasi permasalahan lingkungan hidup dan

kependudukan dalam kehidupan kesehariannya.

c. Pada jenjang SMA/MA/SMALB, terdapat kelompok mata pelajaran

IPA: Fisika, Biologi, Kimia, juga kelompok mata pelajaran IPS:

Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi, juga mata pelajaran Bahasa

Indonesia.Melalui kelompok mata pelajaran tersebut siswa dapat

memperoleh kompetensi lanjut dalam pengetahuan lingkungan dan

kependudukan, serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,

kreatif, dan mandiri mengapresiasi permasalahan lingkungan hidup dan

kependudukan dalam kehidupan kesehariannya. Pada jenjang tersebut,

diharapkan mampu menerapkan pengetahuan lingkungan dalam

membentuk kompetensi, kecakapan, serta kemandirian kerja dengan

memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan hidup dan

kependudukan.

d. Pada jenjang tinggi, berbagai mata kuliah di masing-masing jurusan

dan keahlian yang terkait dengan lingkungan hidup.Hal yang sama

untuk jurusan pada kelompok ilmu-ilmu ekonomi, kependidikan, dan

agama, memerlukan pemahaman yang luas dan mendasar tentang

iteraksi manusia dengan lingkungan hidupnya serta bentuk dampak dan

pengaruh dinamis yang terus terjadi antara keduanya. Hal ini sangat

penting karena mereka yang lebih banyak menuntun dan membimbing

kelompok manusia untuk beraktivitas dalam lingkungan hidup


18

sehingga besar peranannya dalam mengarahkan masyarakat untuk

berpartisipasi dalam menciptakan berperilaku ramah lingkungan.

Tantu (2016:44), menjelaskan bahwa dalam skala implementasi

tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup pada masing-masing

jenjang tingkat pendidikan formal dirumuskan dalam bentuk stratifikasi

konten sesuai dengan tujuan pendidikan berdasarkan jenjangnya, antara

lain:

a. Jenjang pendidikan dasar, kontennya dititikberatkan pada upaya

mengenalkan permasalahan lingkungan hidup dan kependudukan, serta

menumbuhkan sikap kepedulian terhadap permasalahan tersebut.

b. Jenjang pendidikan menengah pertama, kontennya dititikberatkan pada

upaya memperoleh kompetensi dasar tentang permasalahan lingkungan

hidup dan kependudukan, serta menumbuhkan sikap, perilaku, dan

partisipasi dalam pencegahan timbulnya permasalahan tersebut.

c. Jenjang pendidikan menengah atas, kontennya dititikberatkan pada

upaya memperoleh kompetensi lanjut tentang permasalahan

lingkungan hidup dan kependudukan, serta meningkatkan sikap,

perilaku, dan partisipasi dalam pencegahan timbulnya permasalahan

tersebut.

d. Jenjang pendidikan tinggi, kontennya dititikberatkan pada upaya

mematrikan sikap, perilaku, dan partisipasi dalam pencegahan

timbulnya permasalahan lingkungan dan kependudukan, sekaligus


19

memperoleh kompetensi ilmiah untuk melakukan usaha

penanggulangan terhadap permasalahan lingkungan hidup.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,

maka untuk mengoptimalisasikan tujuan tersebut, di negara Indonesia

didirikan banyak perguruan-perguruan tinggi baik itu perguruan tinggi

negeri maupun swasta.

Pendidikan menjadi dasar bagi tindakan dan penting untuk dapat

meningkatkan kapasitas masyarakat, hal ini menekankan bahwa baik

pendidikan formal dan non formal sangat diperlukan untuk mengubah

sikap masyarakat (Desfandi, 2015:34). Untuk meningkatkan kehidupan

yang lebih baik, manusia pasti akan selalu berusaha secara optimal untuk

mendapatkan pengalaman-pengalaman yang baru, selama manusia

tersebut selalu mengasah kemampuannya, pengetahuannya,

mengembangkan dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki, selama

itulah pendidikan seseorang sebenarnya akan terus berjalan.


20

2.1.1.3Jalur pendidikan

Jalur pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 dilaksankan

melalui pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling

melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri dari atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Jenis

pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,

vokasi, keagamaan, dan khusus. Jalu, jenjang serta jenis pendidikan dapat

diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah atau masyarakat.

2.1.2 PerilakuMasyarakat

2.1.2.1 Pengertian Perilaku

Myers (1983) dalam Walgito (2003:124) berpendapat bahwa

perilaku itu merupakan sesuatu yang akan kena banyak pengaruh dari

lingkungan.Menurut Wawan dan Dewi (2010:48) perilaku adalah respon

individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati

dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun

tidak.

Berdasarkan pengertian perilaku menurut pendapat ahli tersebut,

maka perilaku peduli masyarakat terhadap lingkungan itu penting karena

akan berpengaruh pada terjaganya keseimbangan dan kelestarian

lingkungan itu sendiri.


21

2.1.2.2 Bentuk Perilaku Masyarakat

Wawan dan Dewi (2010:54) membagi bentuk perilaku menjadi dua

bentuk, yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif, adapun pengertian dari bentuk

aktif :

1. Bentuk Aktif

Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi

secara langsung. Misalnya pada contoh diatas, orang tersebut sudah ikut

keluarga berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Maka perilaku

orang tersebut sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut

overt behaviour.Pengetahuan dan sikap adalah merupakan respons

seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat

terselubung (covert behaviour), sedangkan tindakan nyata seseorang

sebagai respons seseorang terhadap stimulus adalah merupakanovert

behaviour.

2.1.3 Peduli Lingkungan

2.1.3.1 Pengertian Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:10).


22

Heri Purwanto (1998:62) dalam (Wawan dan Dewi, 2010:27),

menjelaskan bahwa sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan

yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap obyek tadi.

Melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan

tindakan nyata dan yang tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam

kehidupan sosialnya. Sikap peduli masyarakat terhadap lingkungan harus

ditumbuhkan lagi. Apabila kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap

lingkungan buruk dan masyarakat cenderung acuh pada lingkungan, maka

kelestarian lingkungan tidak akan bisa terjaga, akibatnya kerusakan

lingkungan seperti pencemaran akan terus terjadi.

2.1.3.2 Indikator PerilakuPeduli Lingkungan

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Tahun 2013, indikator perilaku

peduli lingkungan hidup sebagai berikut:

1) Perilaku Penggunaan Air

Jumlah ketersediaan sumber daya air di permukaan bumi sangat

terbatas. Ketersediaan air yang sangat terbatas tersebut mengharuskan

pemanfaatan air secara efisien dan bijaksana.

a) Pemanfaatan air bekas

Mirpury (2011) dalam Survey Perilaku Peduli Lingkungan Hidup

Tahun 2013, menjelaskan yang dimaksud air bekas (gray water) adalah air

yang berasal dari bak cuci piring, mesin cuci dan kamar mandi.
23

Gray water merupakan sisa air yang biasanya berasal dari air bekas

mencuci beras/sayuran/buah, air wudhu maupun air bekas bilasan mencuci

piring atau pakaian. Pemanfaatan air bekas tersebut dapat digunakan untuk

berbagai keperluan seperti menyiram tanaman, menyiram halaman rumah

maupun mencuci sepeda motor.

b) Sumber air utama yang digunakan

Rumah tangga merupakan salah satu pengguna air yang sangat

membutuhkan air untuk memenuhi berbagai keperluan sehari-hari

seperti minum, memasak, mandi, mencuci. Untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, sebagian besar rumah tangga telah

menggunakan air bersih yang bersumber dari air kemasan atau air isi

ulang, air sumur, mata air terlindung maupun dari air leding yang

bersumber dari PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan

Daerah Air Minum) atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum) baik

dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

c) Keberadaan area resapan air

Adanya keberadaan area resapan air dapat menambah sumber

cadangan air bagi bawah tanah atau tumbuhan di sekitarnya. Area

resapan air seperti sumur resapan, lubang resapan biopori,

taman/tanah berumput memiliki fungsi untuk memperbesar daya

tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, serta

sebagai penampung dan penahan air hujan baik yang melalui atap
24

rumah maupun yang langsung ke tanah, sehingga air hujan tidak

langsung terbuang ke saluran ai, namun meresap kembali ke tanah

sebagai sumber air bersih.

d) Keberadaan tanaman

Keberadaan tanaman di sekitar rumah baik tanaman keras atau

tanaman tahunan sangat penting karena memiliki fungsi untuk

konservasi sumber daya air serta sangat membantu dalam penyediaan

udara segar dan membantu penyerapan air kedalam tanah.

e) Penggunaan air saat membilas

Perilaku penggunaan air juga dapat dilakukan oleh rumah tangga

pada waktu membilas alat makan/minum dan pada waktu membilas

cucian baju, yaitu dengan menggunakan mesin cuci, air mengalir, air

ditampung (1-2 kali bilas), air ditampung (3 kali bilas), maupun

membilas cucian baju di tempat terbuka seperti di sungai.

f) Alasan utama menghemat air

Seorang rumah tangga pasti pernah melakukan upaya untuk

mengurangi penggunaan air atau menghemat air dengan berbagai

macam alasan, antara lain dengan alasan penghematan biaya dimana

rumah tangga dikenakan tarif air ataupun untuk hemat biaya listrik

mesin pompa air; dengan alasan pasokan air terbatas seperti

tersendatnya air bersih oleh PDAM setempat, keterbatasan air bersih

pada musim kemarau; dengan alasan rumah tangga peduli lingkungan


25

dimana rumah tangga sadar bahwa cadangan air bersih di dunia

terbatas serta air bersih dihemat untuk kepentingan generasi

mendatang.

2) Perilaku Penggunaan Energi

Sumber energi mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan

manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Karakteristik

pengelolaan energi pada tingkat rumah tangga yang ditangkap melalui

Susenas Modul Hansos yaitu sumber penerangan, pemanfaatan lampu

hemat energi, pemanfaatan cahaya matahari serta perilaku rumah tangga

pada penggunaan perangkat elektronik.

a) Penggunaan Lampu Hemat Energi (LHE)

Lampu hemat energi merupakan lampu yang dapat menghemat

pemakaian energi listrik sampai beberapa persen dari lampu biasa.

b) Pemanfaatan cahaya matahari

Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan ruang di dalam

rumah ketika siang hari tergantung pada kontruksi bangunan rumah,

adanya akses cahaya untuk masuk menembus ke dalam melalui ruang

yang terbuka.

c) Perilaku penggunaan alat elektronik

Perilaku rumah tangga terhadap penggunaan alat elektronik dapat

terlihat dari kebiasaan dalam pemanfataan beragam peralatan


26

elektronik yang ada di rumah, sebagai contoh pada saat mencharger

handphone, ketika sudah selesai charger tidak dicabut dari stop kontak

dan dibiarkan tetap tertancap meskipun sudah tidak digunakan lagi

merupakan bentuk kealpaan kepekaan dalam mereduksi efesiensi

konsumsi listrik.

d) Alasan utama menghemat energi

Seorang rumah tangga pasti pernah melakukan upaya untuk

menghemat listrik dengan berbagai macam alasan, antara lain dengan

alasan penghematan biaya dimana rumah tangga menghemat

pengeluaran tagihan listrik; dengan alasan keterbatasan daya seperti

rumah tangga harus mematikan alat elektroniknya untuk

menghidupkan alat elektronik yang lain; dengan alasan rumah tangga

peduli lingkungan dimana rumah tangga sadar bahwa listrik berasal

dari sumber daya yang tidak tergantikan sehingga melakukan usaha-

usaha penghematan pemakaian listrik.

3) Perilaku Pengelolaan Sampah

Sampah adalah segala sesuatu yang tidak diperlukan lagi oleh

pemiliknya (Neolaka, 2008:67). Dalam kehidupan sehari-hari, manusia

tidak akan bisa terlepas dari sampah. Dengan bertambahnya jumlah

penduduk, maka jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya juga ikut

bertambah. Untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan, maka

diperlukan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah sampah


27

dengan menerapkan perilaku pro lingkungan, seperti melakukan

pengelolaan sampah atau mendaur ulang sampah.

a) Kebiasaan membuang sampah

Kebiasaan rumah tangga dalam membuang sampah dikategorikan

menjadi dua cara, yaitu kebiasaan membuang sampah dengan cara

yang ramah lingkungan dan membuang sampah dengan cara yang

tidak ramah lingkungan. Membuang sampah dengan cara ramah

lingkungan yaitu dengan membuang sampah dengan tidak

sembarangan (pada tempatnya), sedangkan yang dimaksud membuang

sampah dengan cara tidak ramah lingkungan yaitu dengan dibakar,

ditimbun dalam tanah untuk sampah yang sulit terurai, dibuang ke

saluran air/got, sungai, dibuang sembarangan (pinggiran jalan, kebun

dll).

Sampah yang dibuang dengan cara ditimbun dalam tanah dapat

menyebabkan menurunnya kualitas kesuburan tanah akibat dari

terkontaminasinya tanah dengan berbagai bahan kimia yang berasal

dari sampah rumah tangga (seperti bungkus detergen, bekas pupuk

kimia, baterai yang sudah berkarat), kecuali jika sampah yang

ditimbun adalah sampah organik (seperti sisa makanan, nasi, sayuran)

karena sampah organik tersebut justru dapat membuat tanah menjadi

subur.
28

b) Pemilahan sampah organik dan anorganik dan perlakuan akhir

Rumah tangga seharusnya melakukan pemilahan sampah antara

sampah yang mudah membusuk dengan sampah yang tidak mudah

membusuk terlebih dahulu sebelum dibuang agar memudahkan proses

dalam pengelolaan sampah pada tahap berikutnya. Perlakuan akhir

terhadap sampah yang mudah membusuk seperti dedaunan dapat

diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah yang tidak

membusuk dapat dimanfaatkan kembali atau didaur ulang (seperti

botol plastik dapat diolah menjadi vas bunga).

c) Perlakuan terhadap barang bekas layak pakai

Sebagian rumah tangga menganggap sampah terhadap barang

bekas layak pakai seperti baju bekas maupun perkakas bekas dan

tindakan akhirnya hanya dibuang tanpa dimanfaatkan kembali.

Sebagian rumah tangga lainnya menganggap barang bekas masih

dapat dimanfaatkan kembali bahkan dapat menjadi barang komersil

dan dapat dijual.


29

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Relevan

Kajian pustaka dari penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa

orang untuk membandingkan dan sebagai acuan peneliti. Berbagai macam

pembahasan tetapi beda fokus penelitian, antara lain:

a. Pada penelitian Mas Aditia Nugroho dari Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang, penelitian tersebut berjudul

“Perilaku Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Adiwiyata Perdesaan dan

Perkotaan di Jawa Tengah Tahun 2016” penelitian tersebut lebih fokus

ditujukan pada siswa di sekolah adiwiyata di perdesaan dan perkotaan.

Persamaan penelitian tersebut sama-sama membahas mengenai perilaku

peduli lingkungan seperti dalam aspek pengelolaan air, pengelolaan

energi serta pengelolaan sampah.

b. Pada penelitian Asriati dari Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Semarang, penelitian tersebut berjudul “Hubungan

Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan Pemeliharaan Kebersihan

Lingkungan Di Kelurahan Pasarbatang Kabupaten Brebes Tahun 2015”

penelitian tersebut membahas mengenai hubungan tingkat pendidikan

dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan, karena kurangnya

pengetahuan ibu rumah tangga di Kelurahan Pasarbatang yang rata-rata

hanya menempuh pendidikan jenjang dasar. Berbeda dengan penelitian

tersebut, dalam penelitian saya melihat pengaruh tingkat pendidikan

masyarakat terhadap perilaku peduli lingkungan.


30

c. Pada penelitian Dwi Saputro dari Program Pascasarjana Kependidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta, penelitian tersebut berjudul “Hubungan Pengetahuan

Lingkungan Hidup, Tingkat Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan

Terhadap Sikap Peduli Lingkungan”. Persamaan penelitian tersebut sama-

sama membahas mengenai tingkat pendidikan terhadap kepedulian

lingkungan, perbedaannya dalam penelitian ini tingkat pendidikan

ditujukan hanya pada pendidikan ibu rumah tangga sedangkan dalam

penelitian saya jenjang pendidikan dibatasi pada tingkat pendidikan

formal.

Beberapa penelitian diatas, sama-sama membahas mengenai perilaku

peduli lingkungan, perbedaan dari penelitian tersebut bermacam-macam

fokus penelitian.Kajian terhadap penelitian yang relevan dapat diuraikan

lebih jelas melalui tabel berikut :


Tabel 2.1 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama Peneliti, Tahun, Tujuan Peneltian Metode Penelitian Persamaan dengan
Judul Penelitian penelitian ini
1. Nugroho, Mas Aditia, Tujuan dalam penelitian ini adalah Populasi seluruh siswa kelas Persamaan penelitian
Hariyanto dan Erni untuk mengetahui: XII IPS SMA Negeri 1 tersebut sama-sama
Suharini. 2016. Perilaku (1)Bentuk-bentuk kegiatan peduli Bandar sebagai sekolah membahas mengenai
Peduli Lingkungan Siswa lingkungan siswa sekolah adiwiyata perdesaan dan siswa kelas perilaku peduli lingkungan
Sekolah Adiwiyata perdesaan dan perkotaan, XII IPS SMA Negeri 11 seperti dalam aspek
Perdesaan dan Perkotaan di (2)Adanya perbedaan perilaku peduli Semarang sebagai sekolah pengelolaan air, pengelolaan
Jawa Tengah tahun 2016 lingkungan siswa pada sekolah adiwiyata perkotaan. Teknik energi serta pengelolaan
adiwiyata perdesaan dan perkotaan, pengambilan sampel yaitu sampah.
(3)Faktor-faktor yang membedakan teknik purposive sampling,
perilaku peduli lingkungan siswa pada dengan metode pengumpulan
sekolah adiwiyata perdesaan dan data berupa metode angket,
perkotaan metode dokumentasi, dan
metode wawancara. Teknik
analisis data menggunakan

31
analisis deskriptif dan
deskriptif presentase.
2. Asriati dan Erni Suharini. Tujuan dalam penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif, Persamaan dalam penelitian
2016. Hubungan Tingkat untuk mengetahui pengambilan sampel ini adalah sama-sama
Pendidikan Ibu Rumah (1)Mengetahui tingkat pendidikan ibu menggunakan teknik membahas mengenai tingkat
Tangga Dengan rumah tangga di Kelurahan proportional random pendidikan dalam
Pemeliharaan Kebersihan Pasarbatang, sampling, metode pemeliharaan lingkungan,
Lingkungan Di Kelurahan (2)Mengetahui pemeliharaan pengumpulan data dengan tetapi dalam penelitian
Pasarbatang Kabupaten kebersihan lingkungan di Kelurahan observasi, dokumentasi dan tersebut hanya dibatasi
Brebes Tahun 2015. Pasarbatang, (3)Mengetahui hubungan angket, metode analisis data untuk ibu rumah tangga
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan deskriptif persentase. saja.
terhadap pemeliharaan kebersihan
lingkungan di Kelurahan Pasarbatang.
3. Saputro, Dwi, Peduk Tujuan dalam penelitian ini yaitu Penelitian kuantitatif dengan Persamaan dalam penelitian
Rintayati dan Siti Supeni. untuk pendekatan korelasional. ini adalah sama-sama
2016. Hubungan Tingkat (1).mengetahui hubungan antara Populasi penelitian yaitu ibu membahas mengenai tingkat
Pengetahuan Lingkungan pengetahuan lingkungan hidup rumah tangga usia produktif pendidikan terhadap
Hidup, Tingkat Sosial terhadap sikap kepedulian lingkungan, dari usia 16-55tahun kepedulian lingkungan,
Ekonomi Dan Tingkat (2).mengetahui hubungan antara sebanyak 712 keluarga di perbedaannya dalam

32
Pendidikan Terhadap Sikap tingkat sosial ekonomi terhadap sikap Desa Jati Agung Kec. penelitian ini tingkat
Peduli Lingkungan (Pada peduli lingkungan, (3).mengetahui Ambarawa Kab. Pringsewu. pendidikan ditujukan hanya
ibu rumah tangga di desa hubungan tingkat pendidikan terhadap Pengambilan sampel pada pendidikan ibu rumah
Jati Agung, kec. Ambarawa, sikap peduli lingkungan, menggunakan teknik tangga sedangkan dalam
kab.Pringsewu Lampung (4).mengetahui hubungan antara proportional random penelitian saya tidak ada
tahun 2015 dan sebagai pengetahuan lingkungan hidup, tingkat sampling. ketentuan khusus untuk
substansi pembelajaran di sosial ekonomi dan tingkat pendidikan Teknik pengumpulan data yang menjadi informan dan
kelas XI IPS Geografi SMA) secara bersama-sama terhadap sikap yaitu observasi dan angket. jenjang pendidikan dibatasi
peduli lingkungan pada ibu rumah Teknik analisis data adalah pada tingkat pendidikan
tangga di Desa Jati Agung Kec. teknik analisa data statistik formal.
Ambarawa Kab. Pringsewu tahun inferensial.
2015,
(5)sebagai sumber belajar pada
pembelajaran materi pokok
Lingkungan Hidup di kelas XI IPS
Geografi SMA.

33
34

2.3 Kerangka Berpikir

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penulis lebih fokus

pada bagaimana Pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap

Perilaku Peduli Lingkungan.

Menurut Neolaka (2008:104) pendidikan merupakan sarana untuk

membentuk sumber daya manusia yag ahli dan terampil serta produktif

sehingga pada gilirannya dapat mempercepat kesejahteraan

masyarakat.Manusia pada dasarnya berinteraksi dengan lingkungannya.

Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga dipengaruhi oleh

lingkungannya. Manusia sangat dominan dalam mengelola

lingkungannya, sedangkan kelangsungan hidup manusia tergantung pula

pada lingkungannya.

Permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia

sangatlah banyak, misalnya sebagian masyarakat masih membuang

sampah di sembarang tempat sehingga kebersihan serta kelestarian

lingkungan menjadi terganggu. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh

pengetahuan masyarakat yang masih minim mengenai kepedulian

terhadap lingkungan yang mana tingkat pendidikan juga mempengaruhi

pengetahuan mayarakat.

Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada gambar berikut:


35
Kompetensi Lingkungan Penggunaan air
SD : mengenal penggunaan air.

Mengenal ilmu SMP : mengetahui cara berhemat air.


SD Penggunaan
pengetahuan tentang SMA : menerapkan perilaku berhemat air dalam
Air
lingkungan. keseharian.
PT : mengajak masyarakat untuk menerapkan
Mengapresiasi perilaku hemat air.
SMP permasalahan
lingkungan dalam Penggunaan energi
kehidupan sehari-hari.
SD : mengenal penggunaan energi listrik.
Tingkat Penggunaan
Pendidikan Energi SMP : mengetahui cara penggunaan energi listrik
dengan bijak.
Menerapkan
pengetahuan SMA : menerapkan perilaku hemat energi dalam
SMA keseharian.
lingkungan dengan
memiliki kepedulian PT : mengajak masyarakat untuk menerapkan
tinggi terhadap perilaku hemat energi dalam keseharian.
lingkungan.
Pengelolaan sampah
Berperan mengajak SD : mengenal perilaku pengelolaan sampah.
Pend. masyarakat untuk
Pengelolaan SMP : mengetahui cara melakukan pengelolaan
Tinggi berpartisipasi
Sampah sampah dengan benar.
menerapkan perilaku
peduli lingkungan. SMA : menerapkan perilaku pengelolaan sampah
dengan benar dalam keseharian.
PT : mengajak masyarakat untuk melakukan
pengelolaan sampah dengan benar dalam keseharian.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir


36

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2015:64) hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan

deskripsi teoritis dan kerangka berfikir diatas maka dalam penelitian ini

hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini yaitu adanya pengaruh tingkat

pendidikan masyarakat terhadap perilaku peduli lingkungan di Desa

Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.

Ha = Ada pengaruh positif antara tingkat pendidikan

masyarakat terhadap perilaku peduli lingkungan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Perilaku peduli lingkungan masyarakat Desa Genting dapat dilihat dari

tiga indikator yaitu penggunaan air, penggunaan energi serta

pengelolaan sampah. Perilaku masyarakat Desa Genting secara

keseluruhan masuk dalam kriteria peduli.

2. Tingkat pendidikan yang dimiliki masyarakat Desa Genting memiliki

pengaruh yang kuat pada penggunaan air, penggunaan energi serta

pengelolaan sampah dalam pembentukan perilaku peduli lingkungan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tingkat pendidikan tinggi,

maka dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku peduli

lingkungan.

5.7 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Perilaku peduli lingkungan masyarakat dalam penggunaan air,

penggunaan energi serta pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan

lagi, meskipun sudah menunjukkan bahwa perilaku peduli lingkungan

masyarakat masuk dalam kategori peduli, namun diharapkan

87
88

pemerintah tetap lebih banyak mengadakan sosialisasi dan pelatihan

yang berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan untuk

masyarakat Desa Genting.

2. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah plastik bekas dari

industri jamur di pinggiran jalan serta pembakaran sampah perlu

dikurangi, karena dapat memberikan dampak negatif jika dilakukan

secara terus-menerus. Masyarakat Desa Genting dapat menjalankan

bank sampah maupun menyediakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

agar aktivitas pembakaran sampah dapat berkurang.

3. Berdasarkan data rekapitulasi jumlah penduduk menurut tingkat

pendidikan tahun 2018, sebagian besar masyarakat Desa Genting

hanya mengenyam pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar. Masyarakat

sebaiknya lebih memperhatikan pendidikan, karena semakin tinggi

tingkat pendidikan maka akan semakin memiliki kompetensi yang

tinggi pula terhadap perilaku peduli lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Rifki. 2013. Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui


Pembelajaan IPS Di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah
Hijau. Jurnal Pedagogia. Vol. 2 No.1

Afwatunnati, Sunarko dan Wahyu Setyaningsih. 2016. Pengaruh Pengetahuan


Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga Dalam Upaya Mengatasi Pencemaran
Lingkungan Akibat Sampah Di TPA Jatibarang. Edu Geography. Vol. 4. No.
1. ISSN: 2552-6684.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asriati dan Erni Suharini. 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah
Tangga Dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Di Kelurahan Pasar
Batang Kabupaten Brebes Tahun 2015. Edu Geography. Vol. 4 No. 3. ISSN:
2252-6684.

Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2013. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.

Chavez., Deborah J. 2005. Communication And Environmental Education


Challenges And Actions in Outdoor Recreation. Journal of Forestry: USDA
Forest Service.

Cheang, Chi Chiu, dkk. 2017. Education For Sustainability Using a Campus Eco-
Garden as a Learning Environment. Departement of Science and
Environmental Studies: University of Hong Kong. Vol. 18. No.2. Emerald
Publishing Limited: 1467-6370

Desfandi, Mirza. 2015. Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan


Melalui Program Adiwiyata.Social Science Education Journal. Vol 2. No. 1
Hal. 31-37. ISSN: 2442-9430.

Fatih, Failasufa Dhiyaul. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan


Sikap Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan
Lingkungan Tempat Tinggal Di Desa Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus.Jurnal Geografi. Vol. 1 No. 2 Hal. 197

89
90

http://www.menlh.go.id/buku-survei-2012-perilaku-masyarakat-peduli-
lingkungan/ (diunduh tanggal 29 Januari 2018)

http://www.menlh.go.id/DATA/bk_executive_summary.pdf (29 Januari 2018)

https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/kipweb/lakip2010/Pengantar.pdf (6
Februari 2018)

http://konservasi.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Buku-Ajar-PLH-
2014_Feb.pdf (6 Februari 2018)
http://googleweblight.com/i?u=http://cpps.ugm.ac.id/publication/indeks-perilaku-
peduli-lingkungan-di-yogyakarta-potret-rendahnya-kepedulian-masyarakat-
terhadap-lingkungan/&hl=en-ID(7 Februari 2018)

https://www.kompasiana.com/adiassegaf/5ae7c53ccf01b42edc0a0ce2/belajar-
pemilahan-sampah-pada-anak-sejak-usia-dini(28 Juli 2018)

Iswari, Rizky Dewi dan Suyud W. Utomo. 2017. Evaluasi Penerapan Program
Adiwiyata Untuk Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan di Kalangan
Siswa. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol. 15. No.1. Hal. 35-41. ISSN: 1829-8907.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2013. Perilaku Peduli Lingkungan Survei 2012.


Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Liana, Neti Dewi., Eva Banowati dan Sunarko. 2012. Perilaku Penduduk Dalam
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Pada Dua Desa Di Kabupaten Kudus
Tahun 2012. Edu Geography. No.1. Hal. 65-70. ISSN :2252-6684.

Mulyana, Rachmat. 2009. Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Perduli


dan Berbudaya Lingkungan.Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. Vol. 6. No. 2

Mogensen, Finn. 1997. A Central Element in Developing Action Competence In


Health And Environmental Education. Royal Danish School of Educational
Studies: Esbjerg, Denmark. Vol. 12. No. 4.

Nugroho, Mas Aditia, Hariyanto dan Erni Suharini. 2017. Perilaku Peduli
Lingkungan Siswa Sekolah Adiwiyata Perdesaan dan Perkotaan di Jawa
Tengah tahun 2016. Edu Geography. Vol. 5. No. 2. ISSN: 2252-6684.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghaha Indonesia.


Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
91

Putri, Dwi Utami, Heri Tjahjono dan Ananto Aji. 2017. Pengaruh Tingkat
Pendidikan Dan Pendapatan Kepala Keluarga Terhadap Penyediaan Air
Bersih, Sanitasi, Sampah Di Desa Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
Edu Geography. Vol. 5. No. 3. ISSN: 2252-6684

Santoso, Apik. B. 2006.Diktat Perkuliahan Geografi Pariwisata. Semarang:


Universitas Negeri Semarang.

Saputro, Dwi. 2016. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup, Tingkat Sosial


Ekonomi dan Tingkat Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Sikap Peduli Lingkungan Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Jati Agung,
Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu Lampung. Jurnal Geo Eco.
Vol. 2. No. 2. Hal. 128-136. ISSN: 2460-0768.

Setyowati, Dewi Liesnoor dkk. 2018. Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial .Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Setyowati, Ratna, Parmin dan Arif Widiyatmoko. 2013. Pengembangan Modul


IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa
SMK N 11 Semarang.Unnes Science Education Journal.Vol. 2. No. 2.

Siregar, Tety Juliany. 2010. Kepedulian Masyarakat dalam Perbaikan Sanitasi


Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota
Tanjungbalai. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sya’ban, Moh. B. Ali. 2018. Tinjauan Mata Pelajaran IPS SMP Pada Penerapan
Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Peduli Akan Tanggung Jawab
Lingkungan. Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan. Vol.2. No.1.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sumarwoto, Otto. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:


Djambatan.

Taufiq, M, N. R. Dewi dan A. Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Media


Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema
“Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. Vol. 3. No. 2. Hal 140-145.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.
92

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang


Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi


Offset.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.

Wawan, A, Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan


Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wiryohandoyo, Soedarno. Geografi Desa-Kota. Semarang: Universitas Negeri


Semarang.

Wulandari, Ariesta Dwi. Moch. Arifien dan Erni Suharini. 2018. Perilaku Peduli
Lingkungan Masyarakat Dalam Pengelolaan Desa Wisata Kandri
Kecamatan Gunungpati. Edu Geography. Vol. 6. No. 3. ISSN : 2252-6684.

Yunitasari, Ika dan Puji Hardati. 2016. Tingkat Pengetahuan Warga Kampus Di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Tentang Pengelolaan
Sampah. Vol. 4. No. 3. ISSN: 2252-6684.

Zakaria, Faris dan Rima Dewi Suprihardjo. 2014. Konsep Pengembangan


Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten
Pamekasan.Jurnal Teknik POMITS. Vol. 3. No. 2. ISSN: 2337-3520.

Anda mungkin juga menyukai