SKRIPSI
Oleh
WIKTA TAMU
NIM: 911418160
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
vii
Motto dan Persembahan
( QS. Ar Rad : 11 )
(Wikta Tamu)
ALMAMATERKU TERCINTA
TEMPAT AKU MENIMBA ILMU
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
viii
KATA PENGANTAR
satu syarat untuk menempuh ujian akhir Sarjana Pendidikan di Fakultas Ekonomi
berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat kemauan dan kerja keras serta
S.Ag, M.Ag selaku pembimbing II serta Ibu Dr. Radia Hafid, S.Pd, M.Si selaku
penguji I dan Bapak Sudirman, S.Pd ,M.Pd selaku penguji II yang telah sabar,
tulus dan ikhlas membimbing dan menguji peneliti serta memberikan saran dan
skripsi ini.
Peneliti menyadari upaya yang telah dilakukan ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain. Untuk itu, dengan penuh kerendahan
ix
hati dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ir. H. Eduart Wolok, ST., MT selaku Rektor Universitas Negeri
Gorontalo.
Akademik, Ibu Dr. Ir. Hj. Yuniarti Koniyo selaku Wakil Rektor II Bidang
Administrasi dan Keuangan, Bapak Dr. Muhammad Amir Arham, M.E selaku
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Ibu Prof. Karmila
3. Bapak Dr. Raflin Hinelo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
4. Ibu Dr. Irawati Abdul, S.E., M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Bapak Irwan Yantu, S.Pd., M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi,
Keuangan, Kepegawaian, Bapak Dr. Rio Monoarfa, SE., Ak., M.Si selaku
Negeri Gorontalo.
5. Bapak Dr. H. Usman Moonti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Agil Bahsoan, S.Ag, M.Ag yang telah banyak membimbing dan memberikan
x
7. Dosen Penguji I Ibu Radia Hafid, S.Pd., M.Si dan Bapak Sudirman S.Pd.,
peneliti.
9. Kepala Desa Bongo Nol beserta staf dan masyarakatnya, Terima kasih atas
10. Ayahku tercinta Sarifudin Tamu dan Ibuku tercinta Asira Moki yang telah
memberikan dukungan, Terima kasih atas segala doa dan dukungan, serta
11. Kakakku Ikang Tamu, Windia Tamu S.Pd dan Adikku Cika Friska Tamu yang
12. Keluarga besar peneliti yang telah banyak membantu dan memberikan
Ekonomi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan,
14. Kepada Teman-teman PPL SMA Negeri 1 Suwawa, Dan Teman-teman KKN
15. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
xi
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
dengan rendah hati peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Peneliti,
Wikta Tamu
xii
DAFTAR ISI
Masyarakat ....................................................................... 12
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 18
5.2 Saran............................................................................................... 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang
konsumsi yang lebih tinggi dengan demikian pengeluaran yang direncanakan pun
pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi, ketika
Oleh karena itu kenaikan belanja dapat menyebabkan pendapatan lebih besar.
1
2
bahwa manusia sering berada pada ketidakpuasan karena kebutuhan sifatnya tidak
terbatas, maka manusia selalu menginginkan lebih dari yang telah di dapat.
benda maupun jasa yang dialokasikan selain untuk kepentingan pribadi juga
keluarga yang didasarkan pada tata hubungan dan tanggungan jawab yang
untuk memenuhi kebutuhan untuk konsumsi. Jika jumlah suatu barang yang
dikonsumsikan dalam jangka waktu tertentu terus ditambah, maka kepuasan total
yang diperoleh juga bertambah, hal ini ada kemampuan dari tingkat pendapatan
banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga
3
yang harus dipenuhi yaitu konsumsi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit
anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi
keluarga.. Semakin besar ukuran rumah tangga berarti semakin banyak anggota
rumah tangga yang pada akhirnya akan semakin berat beban rumah tangga untuk
pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi tingkat tabungannya pun akan
bahwa tingkat tabungan adalah determinasi penting dari persediaan modal dan
persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi. Jika tingkat tabungan
rendah, akan mempengaruhi persediaan modal yang kecil dan tingkat output yang
Paguyaman merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Boalemo yang
bahan pangan di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi makan masyarakat
setempat. Suatu daerah akan menggunakan hasil alamnya untuk mencukupi semua
yang ada di desa Bongo Nol Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Jumlah
penduduk yang ada di desa Bongo Nol yakni 1873 yang terdiri dari 5 dusun
desa Bongo Nol bekerja sebagai petani jagung, dimana jangung merupakan
tanaman yang sifat panen musiman, biasanya dalam 1 tahun bisa 2 kali panen,
namun hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan. Sebab masih ada juga petani
yang bisa gagal panen, hal ini yang dapat berpengaruh pada pola konsumsi
masyarakat yang ada di desa Bongo Nol. Sebab masyarakat hanya mengandalkan
pendapat dari hasil panen mereka untuk kebutuhan mereka. Pada penelitian ini
yang menjadi informan sebanyak 10 orang yang tediri dari kepala desa, 5 orang
1 orang perwakilan TNI/Polri dan 1 orang perwakilan dari petani tujuannya agar
dapat menggambarkan pola konsumsi masyarakat yang ada di desa Bongo Nol.
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak yang terkait dan
berkepentingan, serta hasil dari penelitian ini sebagai referensi atau acuan untuk
2. Bagi Pemerintah
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari
(Dumairy, 2004:26).
pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa
dengan naik turunnya pendapatan keluarga. Hal ini dapat diartikan bahwa
6
7
dalam bentuk benda maupun jasa yang dialokasikan selain untuk kepentingan pribadi
juga keluarga yang didasarkan pada tata hubungan dan tanggungan jawab yang
dimiliki yang sifatnya terealisasi sebagai kebutuhan primer dan sekunder. Konsumsi
merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh setiap orang untuk bertahan hidup.
Dalam ilmu ekonomi semua pengeluaran selain yang digunakan untuk tabungan
dinamakan konsumsi.
Asumsi dasar tentang tingkat konsumsi suatu rumah tangga atau individu
adalah bahwa setiap rumah tangga atau individu tersebut akan memaksimumkan
makanan, perumahan, pakaian, barang dan jasa serta pengeluaran non konsumsi
atau upacara dan lain-lain. Yang dimaksud oleh setiap anggota rumah tangga baik
itu didalam maupun diluar rumah, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk
Asumsi dasar tentang tingkat konsumsi suatu rumah tangga atau individu
konsumsi itu sendiri adalah jumlah persentase dan distribusi pendapatan terhadap
perumahan, barang dan jasa dan pengeluaran non konsumsi seperti untuk usaha
barang-barang tahan lama dan lain-lain yang dilakukan oleh setiap anggota rumah
tangga baik di dalam maupun diluar rumah, baik untuk keperluan pribadi maupun
sirih.
rumah, peralatan rumah tangga, perbaikan rumah, air serta pajak bumi dan
bangunan.
9
perawatan.
mengalami penurunan (Suryana, 2001: 8). Hal ini berarti bahwa untuk
perlu dicapai tingkat pertambahan pendapatan nasional yang sama dengan tingkat
10
produksi perkapita berarti pula harus adanya perubahan struktur ekonomi, struktur
negara maju dengan negara sedang berkembang. Dengan kata lain, pendapatan
berbagai negara. Tolak ukur yang paling banyak untuk mengukur keberhasilan
tingkat kesampatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayaran luar negri.
Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai
output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu.
barang dan jasa. Pendapatan riil merupakan pendapatan yang realistis digunakan
pemilikan harta
pendapatan dan jumlah tanggungan. Pada dasarnya konsumsi adalah bagian dari
besar. Menurut Dumairy (2004 : 123), pola konsumsi masyarakat berbeda antar
semakin dominan alokasi belanjanya untuk pangan dan sebaliknya, semakin tinggi
bukan pangan.
faktor yang mempengaruhi konsumsi. Tingkat konsumsi suatu jenis barang juga
geografis, asal usul, jumlah aktiva lancar yang mereka miliki dan harga dari
tanggungan, tingkat usia, distribusi pendapatan dan faktor non ekonomi lainnya
maka yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah terbatas pada faktor
rumah tangga dalam teori pendapatan mutlak, yang pertama faktor penentu yang
keseluruhan pada suatu periode adalah pendapatan yang diterima dalam periode
dilakukan rumah tangga. Ciri ini sesuai dengan sifat manusia yang telah
diobservasi dalam teori perilaku konsumen, yaitu keinginan manusia yang tidak
rumah tangga atau masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari,
14
sedikit tidak akan sama dengan konsumsi dengan anggota keluarga yang banyak.
Variasi dalam jumlah anggota rumah tangga mempunyai pengaruh nyata terhadap
semakin besar pendapatan semakin besar pula tabungannya. Orang kaya lebih
banyak menabung dibanding orang miskin, bukan hanya secara absolut tetapi juga
sebagai persentase dan pendapatannya. Orang yang terlalu miskin tidak mungkin
tingkat pendapatan nasional yang rendah tabungan adalah negatif, yaitu konsumsi
nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa
Teori daur hidup tentang tabungan menduga bahwa orang akan menabung
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian
tersebut adalah semua variabel independen yaitu PDRB, jumlah penduduk dan
dengan variabel dependen yang akan di amati atau diukur melalui penelitian yang
atau juga mengambil dari suatu teori, kerangka konsep ini juga merupakan
Dari analisis tersebut, peneliti membuat bagan kerangka berpikir sebagai berikut
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat
METODE PENELITIAN
fenomenologis yang pernah terjadi maupun sedang terjadi yaitu pada masyarakat
desa Bongo Nol. Waktu penelitian yaitu peneliti datang dan terlibat langsung
dalam watu yang tidak menentu sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk
mengembangkan penelitian.
Dalam penelitian ini pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan
melibatkan berbagai metode yang ada. Bodgan dan Taylor dalam Moleong
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan
kesadaran, atau cara memahami suatu objek atau peristiwa dengan mengalaminya
17
18
pemikiran yang berangkat dari kesadaran penuh alamiah dan tidak ada hipotesis
karena berbicara mengenai fenomena yang benar-benar terjadi dan dialami secara
sadar dan nyata tanpa tendensi apapun meskipun teori-teori yang masuk sejalan
dengan pemikiran metode penelitian fenomenologi. hal ini akan mengisi suatu
dari sudut kesadaran kita. Artinya fenomena harus di alami dari pengalaman-
pengalaman yang berhubungan dengan realitas di luar pikiran atau alam nyata.
Kemudian diperkuat oleh pernyataan dari Donny (2005: 150) dalam Hajaroh
dan esensi ideal dari obyeek-obyek sebagai korelasi dengan kesadaran. Inti dari
fenomenologi adalah untuk mengetahui makna dari fenomena itu sendiri atau
memaknai hal-hal yang berkaitan dengan dunia luar dari nalar pikiran kita sebagai
peneliti.
19
peneliti hadir dan datang langsung dalam mencari data guna kemajuan penelitian.
kecuali manusia.
diperoleh.
Jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah kualitatif, yakni
mencakup semua data yang menggambarkan fakta dan kejadian yang terjadi pada
masyarakat desa Bongo Nol. sedangkan sumber data dalam penelitian ini dapat di
bedakan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari laporan yang telah dicatat oleh
peneliti.
penelitian ini adalaha peneliti akan menggunakan alat bantu seperti balpoin,
kertas, alat perekam berupa handphone serta alat dokumentasi berupa handphone.
keadaan setempat dan terstruktur maupun tidak yaitu dilakukan dengan cara tatap
muka (face to face). Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada Kepala Desa,
Kepala Dusun, ASN, Polri dan Petani seluruh nama yang digunakan pada
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
tambahan dan perbandingan nyata dalam proses penelitian sekaligus ingatan juga
merupakan hal yang penting yang harus dijalankan oleh peneliti. Sedangkan
dokumentasi merupakan suatu alat yang penting dalam kebenaran data yang
diperoleh. Menurut Efferin, (2008: 330) tehnik analisis dokumen adalah salah satu
metode penting pada penelitian kualitatif untuk mendapatkan data tentang catatan-
catatan tertulis.
data yang diperoleh dari sumber data, untuk itu diperlukan teknik pemeriksaan
data, agar dapat diketahui tingkat kebenaran data, dengan cara tersebut maka
dapat dipastikan bahwa data yang diperoleh peneliti benar-benar dilakukan secara
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dalam
setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman dalam
22
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas sehingga datanya sudah jenuh, aktifitas dalam analisis data yaitu terdiri dari
cara itulah data yang telah direduksi akan memberikan gambarab yang
Dalam penyajian data dapat dilakukan dalam bentu teks yang bersifat
sejenisnya.
3. Conclusion Drawing/verifitaction
Berikut hasil wawancara dengan kepala desa Bongo Nol terkait pola
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara PM, 21
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? April 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Membeli makanan lain untuk
bapak/ibu tidak dapat memenuhi memenuhi kebutuhan konsumsi.
2 kebutuhan konsumsi dalam (Wawancara PM, 21 April 2022)
keluarga langkah apa yang
dilakukan ?
Tindakan apa yang bapak/ibu Membeli sayuran di pasar atau pada
lakukan untuk dapat memenuhi pedagang sayur. (Wawancara PM, 21
3 kebutuhan pangan misalnya April 2022)
sayuran sementara bapak/ibu tidak
memiliki kebun?
Masyarakat di desa bongo nol Beras dan jagung. (Wawancara PM,
4 banyak mengkonsumsi apa ? 21 April 2022)
apakah beras atau jagung ?
23
24
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara IT, 26 April
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Apabila persediaan beras menipis
bapak/ibu tidak dapat memenuhi maka yang dilakukan adalah memasak
2 kebutuhan konsumsi dalam beras kemudian dicampur dengan
keluarga langkah apa yang jagung. (Wawancara IT, 26 April
dilakukan ? 2022)
27
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
29
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara AA, 26
bulanan bapak/ibu untuk pangan ? April 2022)
1
misalnya beras atau jagung ?
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara MT, 21
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? April 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Makan makan lain seperti singkong
bapak/ibu tidak dapat memenuhi dan ubi jalar. (Wawancara MT, 21
2 kebutuhan konsumsi dalam April 2022)
keluarga langkah apa yang
dilakukan ?
Tindakan apa yang bapak/ibu Tindakan yang dilakukan untuk
lakukan untuk dapat memenuhi memenuhi kebutuhan
kebutuhan pangan misalnya pangan(sayuran) yaitu membeli
3
sayuran sementara bapak/ibu tidak sayuran di pasar. (Wawancara MT, 21
memiliki kebun? April 2022)
b. Jumlah Tanggungan
Berapa jumlah tanggungan Jumlah tanggungan 1 orang.
6
keluarga bapak/ibu ? (Wawancara MT, 21 April 2022)
Selaian dalam keluarga inti apakah Selain keluarga inti ada juga keluarga
7 ada keluarga yang ditanggung lain yang ditanggung. (Wawancara
bapak/ibu ? MT, 21 April 2022)
35
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara NR, 21 April
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Langkah yang dilakukan makan
bapak/ibu tidak dapat memenuhi makanan seperti singkong dan ubi
2 kebutuhan konsumsi dalam jalar. (Wawancara NR, 21 April 2022)
keluarga langkah apa yang
dilakukan ?
3 Tindakan apa yang bapak/ibu Membeli sayuran di pasar.
36
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara WA, 14
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? Mei 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Langkah yang di lakukan apabila
bapak/ibu tidak dapat memenuhi beras tidak dapat memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam kebutuhan konsumsi keluarga, saya
2 keluarga langkah apa yang menghemat persediaan beras dengan
dilakukan ? cara memasak beras dicampur dengan
jagung. (Wawancara WA, 14 Mei
2022)
Tindakan apa yang bapak/ibu Alhamdulillah untuk kebutuhan
lakukan untuk dapat memenuhi pangan ( sayuran) saya memanfaatkan
kebutuhan pangan misalnya pekarangan belakang rumah untuk
3
sayuran sementara bapak/ibu tidak menanam sayuran. (Wawancara WA,
memiliki kebun? 14 Mei 2022)
Berikut hasil wawancara dengan Polri terkait pola konsumsi dan faktor-
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara TA, 15 Mei
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Membeli makanan lain. (Wawancara
bapak/ibu tidak dapat memenuhi TA, 15 Mei 2022)
2 kebutuhan konsumsi dalam
keluarga langkah apa yang
dilakukan ?
Tindakan apa yang bapak/ibu Membeli sayuran di pasar.
lakukan untuk dapat memenuhi (Wawancara TA, 15 Mei 2022)
3 kebutuhan pangan misalnya
sayuran sementara bapak/ibu tidak
memiliki kebun?
Masyarakat di desa bongo nol Beras dan jagung. (Wawancara TA,
4 banyak mengkonsumsi apa ? 15 Mei 2022)
apakah beras atau jagung ?
2. Konsumsi Non Pangan
Berapa pengeluaran belanja Pengeluaran untuk non pangan
1 bulanan bapak/ibu untuk non sandang pakaian 200.000.
pangan ? sandang pakaian ? (Wawancara TA, 15 Mei 2022)
Berapa pengeluaran belanja Pengeluaran untuk transportasi
2 bulanan bapak/ibu untuk non 270.000. (Wawancara TA, 15 Mei
pangan ? misalnya transportasi ? 2022)
41
No Pertanyaan Jawaban
(1) (2) (3)
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
Berapa pengeluaran belanja Rp 500.000 (Wawancara RM, 15 Mei
1 bulanan bapak/ibu untuk pangan ? 2022)
misalnya beras atau jagung ?
Apabila beras atau jagung Langkah yang dilakukan untuk
bapak/ibu tidak dapat memenuhi memenuhi kebutuhan konsumsi yaitu
2 kebutuhan konsumsi dalam makan- makanan hasil dari kebun.
keluarga langkah apa yang (Wawancara RM, 15 Mei 2022)
dilakukan ?
Tindakan apa yang bapak/ibu Alhamdulillah saya memiliki kebun
lakukan untuk dapat memenuhi selain digunakan untuk menanam
3 kebutuhan pangan misalnya jagung juga di manfaatkan untuk
sayuran sementara bapak/ibu tidak menanam kebutuhan pangan lainnya.
memiliki kebun? (Wawancara RM, 15 Mei 2022)
4 Masyarakat di desa bongo nol Beras dan Jagung. (Wawancara RM,
43
Selaian dalam keluarga inti apakah Tidak ada. (Wawancara RM, 15 Mei
7 ada keluarga yang ditanggung 2022)
bapak/ibu ?
Apakah jumlah tangungan Ya jumlah tanggungan sangat
8 berpengaruh penting terhadap pola berpengaruh terhadap pola konsumsi.
konsumsi keluarga bapak/ibu ? (Wawancara RM, 15 Mei 2022)
Bagaimana cara bapak/ibu Mengatur pengeluaran pembelajaan
mengatur pola konsumsi dengan konsumsi sesuai dengan kebutuhan
9 jumlah tanggung yang ada sekarang yang sangat dibutuhkan saja.
? (Wawancara RM, 15 Mei 2022)
bahwa pengeluaran konsumsi baik pangan maupun non pangan pada dasarnya
kesehatan dan biaya sekolah, ada yang biaya kesehatan sudah ditanggung oleh
BPJS sedangkan biaya sekolah ada yang tidak memiliki tanggungan biaya
beras dan jagung serta umbi-umbian hasil dari kebun milik petani untuk
45
yang begitu banyak untuk konsumsi pangan maupun non pangan. Untuk non
pangan dari segi tempat tinggal keseluruhan masyarakat desa Bongo Nol tidak
memperoleh bantuan tempat tinggal (Rumah) dari pemerintah baik desa ataupun
dari dinas sosial, hal ini menunjukan bahwa masyarakat desa Bongo Nol bekerja
melangsungkan hidupnya.
pangan dan non pangan untuk kelangsungan hidup dalam rumah tangga, dengan
Kemudian dari segi jumlah tanggungan setiap rumah tangga memiliki cara
tersendiri, diman ada yang menyatakan bahwa harus disesuaikan dengan jumlah
pendapatan agar dapat menopang belanja bulanan ada pula yang menyatakan
membagi untuk kepeluan yang penting-penting saja agar jumlah pendapatan dapat
pada pola konsumsi oleh sebab itu ada yang sudah sebagian masyarakat
mengunakan tabungannya hanya untuk keperluan mendesak saja bahwa ada yang
datang, namun sebagian pula masyarakat tidak memiliki tabung sebab pendapatan
4.2 Pembahasan
penelitian, oleh karena itu pembahasan yang akan peneliti sajikan yaitu untuk
diamati dan dialami. Sehingga data hasil temuan yang peneliti peroleh
berdasarkan fokus dan tujuan penelitian tersebut dapat dipahami dan dimengerti
secara jelas.
bervariasi dimana setiap keluarga memiliki karakteristik sendiri dari segi pola
konsumsi baik yang pangan maupun non pangan. Pola konsumsi dijadikan
sebagai hidup sesorang. Dimana standar hidup itu berupa ukuran taraf hidup yang
layak dan wajar atau pantas seperti selayaknya kehidupan orang lain. Taraf hidup
yang harus dipenuhi adalah dengan memenuhi segala kebutuhan baik berupa
barang maupun jasa tanpa harus memaksakan kehendak. Sementara itu pola
konsumsi merupakan susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan
makanan rata-rata per orang per hari, yang umumnya dikonsumsi masyarakat
Pola konsumsi yang dilakukan seseorang atau yang ada dalam rumah
tangga dapat dijadikan salah satu indikator dalam kesejahteraan rumah tangga.
47
masyarakat dengan kesejahteraan yang rendah, hal ini disebabkan karena rumah
tangga yang memiliki pendapatan rendah hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya saja, seperti makanan. Sedangkan pola konsumsi yang cenderung pada
yang lebih baik, hal ini disebabkan karena rumah tangga yang memiliki
pendapatan lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan makanan dan non makanan.
kehiudupan dalam keluarga. Dimana standar hidup itu berupa ukuran taraf hidup
yang layak dan wajar atau pantas seperti layaknya kehidupan orang lain. Namun
inti dari pola konsumsi yang dimaksud yakni memenuhi kebutuhan yang ada
4.2.2.1 Pendapatan
Bongo Nol, Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Hal ini sesuai dengan
konsumsi, dimana semakin besar pendapatan kepala rumah tangga (dalam hal ini
konsumsi yang dilakukan oleh suatu rumah tangga tersebut. Maka secara otomatis
hasil perolehan yang didapat oleh anggota keluarga, dalam bentuk uang seperti
kebutuhan dasar rumah tangga karena pendapatan yang rendah akan memberikan
efek terhadap rendahnya daya beli suatu rumah tangga. Sehingga pendapatan
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Hal ini sesuai dengan kondisi yang
pengeluaran yang harus dipenuhi untuk semua anggota rumah tangga. Pada
hakikatnya semakin banyak yang ditanggung oleh kepala keluarga maka semakin
tangga belum tentu mempunyai selera yang sama. Jumlah anggota keluarga
bahwa kepala keluarga dalam bekerja mempunyai waktu yang efektif. Waktu
4.2.2.3 Tabungan
Boalemo. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan bahwa tabungan
50
pendapatan kepala rumah tangga maka semakin besar pula tabungannya. Semakin
pola konsumsinya. Dari beberapa masyarakat yang ada di Desa Bongo Nol,
meningkatkan kegiatan usaha menjadi lebih besar daripada sebelumnya atau dapat
yang dilakukan perseorangan bukan hanya bermanfaat bagi penabung itu sendiri,
tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat, karena tabungan tersebut dapat dijadikan
modal usaha dan investasi pinjaman oleh orang lain. Tabungan merupakan
sebagian dari pendaptan yang tidak dikonsumsi atau tabugan sama dengan
orang kaya menabung lebih banyak daripada orag miskin. Pengertian lebih
banyak di sini bukan hanya dalam jumlah nominal, tetapi juga dalam bentuk
persentase dari seluruh pendapatannya. Orang yang sangat miskin sangat jelas
tidak akan mampu menabung sama sekali dan bahkan mungkin akan
membelanjakan uang yang lebih banyak dari pada pendpatannya. Untuk menutupi
51
seluruh kebutuhan hidupnya mereka akan menggunakan tabungan yang sudah ada
5.1 Kesimpulan
disesuaikan dengan kondisi yang ada dalam keluarga tersebut. Faktor-faktor yang
5.2 Saran
52
53
54
55
.................., 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan ke-
20. Bandung : Alfabeta.
Sukirno, Sadono, 2012. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Suryana. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo. 2007. Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi, Dan Implementasi) Dalam
Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Mandarmaju.
56
Lampiran 1
Di suatu dataran yang tinggi yang terbentang dari Barat ke Timur disitulah
berkumpulnya sebagian dari suku Gorontalo yang pindah dari desa asalnya. Oleh
karena didesa asal mereka tidak aman lagi oleh gangguan banjir maka mereka
berusaha mencari tempat yang aman dari banjir. Pendatang inilah yang membuka
hutan lalu menanam dua buah kelapa (Bongo) dengan maksud dijadiakn sebuah
daerah ini menjadi satu desa yang diberi nama desa Bongo.
yang saat ini dikenal dengan desa Bongo Nol. Nama desa ini di ambil dari nama
desa asal yaitu desa Bongo, yang pada Tahun 1940-1941 wilayah desa Bongo Nol
masih masuk pada kawasan Kecamatan Tilamuta. Pejabat Kepala Desa pertama
Bapak Almurky A.Hamzah, Bapak Almurky A.Hamzah pada saat itu juga
menjabat Kepala Desa Dulupi pada tahun 1940. Memasuki tahun 1941 desa
Akhirnya pada tahun 1942 desa Bongo menjadi desa definitive dan berdiri
benderanglah desa Bongo Nol di era modern yang saat ini dipimpin oleh Bapak
Pipit Makmur.
57
menyatu pada Visi dan Visi Kabupaten Boalemo yang sesuai dengan masa jabatan
Kepala Desa Terpilih mulai berlaku tahun 2020 sampai dengan 2026 yakni :
A. Visi
B. Misi :
Pemberdayaan Masyarakat
8. Mewujudkan Warga Desa Yang Beriman dan Bertaqwa yang hidup dalam
Nuansa Religius
58
Lampiran 2
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
keluarga bapak/ibu ?
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
1.500.000
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
lebih 12.000.000
bapak/ibu ?
pendapatan ?
usaha yang di miliki bapak kepala desa yakni usaha jual beli drum plastic,
usaha kuliner, dan istri bapak kepala desa juga punya usaha di bidang
juga merupakan salah satu solusi apabila pendapatan tidak bisa memenuhi
kebutuhan keluarga.
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
68
Jawab : Selain keluarga inti ada keluarga lain yang ditanggung (adik dan
sepupu)
keluarga bapak/ibu ?
Jawab : Cara bapak kepala desa mengatur pola konsumsi dengan jumlah
tanggungan yang ada tetap akan plotting khusus untuk konsumsi bulanan
dan sisa dari pendapatan dikelola di bidang usaha agar dapat menopang
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
69
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
tabungannya itu tida diambil-ambil. Kalau untuk yang lainnya dari segi
khusus untuk belanja bulananya dan sisa dari pendapatan untul lebih
pengeluaran konsumsi.
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
keluarga
70
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
71
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
72
dengan cara membagi bagi mana untuk biaya kebutuhan pangan dan non
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
keluarga bapak/ibu ?
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
lainnya
atau jagung ?
sandang pakaian ?
dari 200.000
75
misalnya transportasi ?
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
76
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
Jawab : Selain keluarga inti ada juga keluarga lain yang ditanggung
keluarga bapak/ibu ?
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
seperti umbi-umbian
atau jagung ?
sandang pakaian ?
tidak ada
79
misalnya transportasi ?
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
keluarga bapak/ibu ?
konsumsi
bulanan
81
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
orang tua.
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
konsumsi
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
atau jagung ?
sandang pakaian ?
ada pengeluaran
83
misalnya transportasi ?
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
kebutuhan
84
pendapatan ?
makan)
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
Jawab : Selain keluarga inti ada juga keluarga lain yang ditanggung
keluarga bapak/ibu ?
konsumsi
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
Jawab : langkah yang dilakukan makan makanan seperti singkong dan ubi
jalar
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
87
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
keluarga bapak/ibu ?
Jawab : Ya,berpengaruh
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
92
untuk pengeluaran pangan dan non pangan kurang lebihnya 2.400.000 dan
keluarga
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
keluarga bapak/ibu ?
Jawab : Ya,berpengaruh
dibutuhkan
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
93
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
di bagi- bagi untuk biaya belanja bulanan pangan dan non pangan sisanya
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
Jawab : ada
keluarga bapak/ibu ?
Jawab : Berpengaruh
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
HASIL WAWANCARA
A. Pola Konsumsi
1. Konsumsi Pangan
1. Berapa pengeluaran belanja bulanan bapak/ibu untuk pangan ? misalnya
Jawab : Rp 500.000
lainnya
atau jagung ?
sandang pakaian ?
misalnya transportasi ?
Jawab : 950.000
Jawab : Tidak
a. Pendapatan
bapak/ibu ?
pendapatan ?
100
non pangan
jagung
b. Jumlah Tanggungan
bapak/ibu ?
keluarga bapak/ibu ?
10. Siapa yang menopang bapak/ibu apabila pola konsumsi tidak mencukupi
jumlah tanggungan ?
101
c. Tabungan.
keluarga bapak/ibu ?
14. Bagaimana cara bapak/ibu mengelola tabungan agar dapat memenuhi pola
konsumsi keluarga ?
15. Bagaimana cara bapak/ibu memenuhi pola konsumsi jika tabungan tidak
Lampiran 5
DOKUMENTASI
CURICULLUM VITAE
A. Identitas
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. Mengawali pendidikan formal Sekolah dasar Di SDN 02 Paguyaman
Tahun Masuk 2006 dan Lulus pada tahun 2012
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) SMPN 02 Paguyaman tahun masuk
2012 dan lulus pada tahun 2015
3. Sekolah menengah Atas (SMA) SMA Negeri 1 Tilamuta tahun masuk
2015 dan lulus pada tahun 2018
4. Melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Gorontalo
pada tahun 2018
Pendidikan Non Formal
1. Sebagai Peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB) pada tahun 2018
2. Sebagai Peserta Pelatihan Komputer dan Internet sekaligus penginputan
KRS di Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2018
3. Sebagai peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di kota Manado pada tahun
2021
4. Peserta Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA NEGERI
01 SUWAWA tahun 2021
5. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) TEMATIK Desa Saripi Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo tahun 2021
6. Peserta Workshop Penulisan Karya Ilmiah Dan Pengolahan Data Statistik
Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi tahun 2022