Anda di halaman 1dari 81

IMPLEMENTASI HILAH DALAM CHARGE CARD MENURUT

FATWA MUI NOMOR:42/DSN MUI/ 2004 DI BANK SYARIAH


MANDIRI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Oleh:

AINA WULMURTIAH
NIM: EES.150579

PEMBIMBING :
Dr. Sucipto, S.Ag., M.A
Agustina Mutia, S.E., M.EI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO

‫َيا َأُّيَها الَّناُس ُك ُلوا ِمَّم ا ِفي اَأْلْر ِض َح اَل اًل َطِّيًبا َو اَل َتَّتِبُعوا‬
‫ُخ ُطَو اِت الَّش ْيَطاِن ۚ ِإَّنُه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُم ِبيٌن‬

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat

dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan: karena

sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

(QS. Al-Baqarah:168)

v
PERSEMBAHAN

‫ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن الَّرِح ْيِم‬

Puji syukur atas karunia-Mu Yaa Allah. Dengan penuh kerendahan hati

kupersembahkan skripsi ini untuk ,Ayahku Abubakar dan Ibuku Nafisah

i.Engkau bagaikan selembut sutera, begitu sabar dalam mendidik,Engkau ibarat

seputih melati, yang selalu memberikan kesejukan hati,Terimakasih saya

haturkan dengan penuh cinta atas do’a dan kasih sayangyang telah engkau

berikan kepada puteri engkau ini,Karena Ridho orang tua adalah Ridho illahi.

Saudariku, adek satu-satunya Nu raini yang selalu memberikan motivasi untuk

terus berjuang dan tidak boleh menyerah.

Dosen Pembimbing I Bapak Dr.Sucipto, S.Ag.,M.A dan Pembimbing II

Ibu Agustina Mutia, S.E., M.E.I, yang senantiasa sabar membimbing saya dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan Ibu Dosen Pembimbing dibalas

oleh Allah SWT dan selalu dalam lindungan-Nya.

Ibuk Linda S.E Selaku Staf Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi yang

telah memberikan pengarahan serta memberikan masukan guna

menyempurnakan skripsi ini.

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Hilah dalam penggunaan


charge Card di Bank Sayriah Mandiri Cabang Jambi, untuk mengatuhui
penggunaan Charge Card dan bagaimana Implementasi hilahdalampenggunaan
Charge Card tersebut,, hambatan internal dan hambatan eksternal, pengetahuan
nasabah tentang penggunaan charge card, keterbatasan nasabah
dalampenggunaancahrge card ini yaitu disaat mesin EDC tidak ada di daerah
tersebut, dan hambatan internal yaitu tidak layaknya suatu daerah tersebut untuk
diletakkan mesin EDC tersebut, penggunaan charge card ini sangat berpengaruh
dalam kehidupan sehari-hari, pihak bankharus survey ke tempat tersebut untuk
meletakkan mesin EDC yang akan digunakan oleh para Nasabah, pembayaran
mlalui Charge Card ini adak kemudahan dalam bertransaksi, yaitu bisa
membayar tagihan listrik, pembaran online dan yang lain.

Kata kunci: Implemntasi Hilah dalam Card Card

vii
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن الَّرِح ْيِم‬

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu


Wata’alayang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan
kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Di samping itu, tidak lupa pula iringkan shalawat serta salam penulis sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Skripsi ini dengan judul:Impelementasi Hilah Dalam Charge Card
Menurut Fatwa MUI Nomor 42/DSN/MUI/2004 Di Bank Syariah Mandiri.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. H. Hadri hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi,
2. Dr. Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
3. Dr. Rafidah, S.E.,M.E.I selaku Wakil Dekan I, Dr. Novi Mubyarto,
S.E.,M.E selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I
selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
4. Dr. Sucipto, S.Ag.,MA dan G.W.I. Awal Habibah, M.E.Sy selaku Ketua dan
sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
5. Dr. Sucipto, S,Ag.,M.A selaku Pembimbing I dan Agustina Mutia, S.E.,
M.E.I selaku Pembimbing II, Terimakasih atas arahan dan bimbingannya
semoga Allah senantiasa membalas kebaikannya,
6. Bapak dan Ibu dosen serta Asisten Dosen yang telah memberikan materi
pendidikan yang berharga selama proses perkulihan di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
7. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan pelayanan dalam masa perkuliahan sampai selesai,
8. Ibu Linda selaku Staff BSM Cabang Jambi beserta Karyawan yang telah
memberikan pengarahan serta memberikan masukan guna
menyempurnakan skripsi ini.
9. Kedua Orangtua yang telah memberikan dorongan, semangat,dan limpahan
kasih sayang sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.
10. Keluarga Besar ibuk dan ayahku yang telah mendo’akan serta memberikan
motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir.

viii
11. yang telah memberikan motivasi untuk selalu bersemangat menyelesaikan
tugas akhir.
12. Seluruh Teman seperjuanganku Ekonomi Syariah Angkatan 2015, Indah
Permata Sari, Novi Yanti, Indah Permata Sari S, Siska Elvandary, nikmah ,
mbak titin,kk nisa, bersama untuk menyelesaikan tugas akhir.
Terimakasih sepenuhnya atas jasa yang telah kalian berikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan semoga amal
kebajikan kalian semua dinilai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan.Maka dari itu, apabila terdapat kesalahan, mohon
dimaafkan.Sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun supaya bisa
menjadi catatan perbaikan untuk kedepan yang lebih layak secara akademisi dan
ilmiah.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penelitian
selanjutnya.

Jambi, November 2019


Penulis

Aina Wulmurtiah
NIM : EES 150579

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................... ii
NOTA DINAS............................................................................................ iii
MOTTO..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN..................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................... vii
DAFTAR ISI.............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 10
E. Kerangka Teori 10
F. Kerangka pemikiran................................................................... 21
G. Tinjauan Pustaka........................................................................ 22
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian................................................................. 24
B. Jenis dan Sumber Data............................................................... 25
C. Instrumen Pengumpulan Data................................................... 26
D. Teknik Analisis Data................................................................. 27
E. Sistematis Penulisan................................................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri................................................... 31
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Jambi…………………. 35
C. Budaya Bank Syariah Mandiri……………………………….
36

x
D. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ……………………...36
E. Sarana dan Prasarana…………………………………………38
F. Logo Bank Syariah Jamb……………………………………..39
G. Struktur Organisasi Bank Syariah Jambi....................................40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Implementasi Hilah melalui kartu ( Charge Card) dengan fatwa MUI
Nomor 42/DSN/MUI/2004......................................................... 43
B. Peran Hilah Dalam Pembayaran melalui Charge Card fatwa MUI
Nomor 42/DSN/MUI/2004.......................................................……53
C. Dampak dan Kendaladalam pembayaran melalaui kartu ( Charge
Card) ………………………………………………………… …..57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 65
B. Saran........................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE

xi
DAFTAR TABEL

Table 3 . 1 : Sarana dan Prasarana pendukung ............................... 38


Table 4 . 1 : Data Pengguna Charge Card ………………………….49

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semenjak tahun 1920 debit card berkembang di Amerika Serikat hanya

dapat dipergunakan untuk berbelanja di toko yang menerbitkan debit .di

Indonesia debit card berkembang dan variasi debit card pada produk1 Cimb

Niaga Syariah gold card, Pengendalian Biaya Pada Produk Ib Hasanah Card di

PT,2BNI Syariah KC Medan, Studi Kasus Terhadap Penentuan Ta’wīdh Pada

Produk Hasanah Card di BNI Syariah.

Penerbitan kartu plastik ini sebagai kartu kredit pertama kali dilakukan

oleh Flatbush National Bank Of Brooklyn di New York 1 (Amerika Serikat)

pada tahun 1946, diikuti kemudian oleh The Dinners Club Inc pada tahun 1950

dan kemudian oleh American Express Company dan Bank of America Overseasa

dalah Bank pada tahun 1958. Kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank of

American Overseas Bank dikenal dengan istilah Bank American card yang

kemudian berubah nama menjadi Visa pada tahun 1976. Sedangkan master card

muncul kemudian pada tahun 1966.3

Pembayaran dalam pembelian dapat diindentifikasi, masing-masing

menggunakan bentuk uang tertentu. dari Bisnis ke konsumen, pembayaran

digunakan dalam kegiatan komersial di mana pedagang dibayar langsung oleh


1
Miftah Farid, Studi Kasus Terhadap Penentuan Ta’wīdh Pada Produk Hasanah Card di BNI Syariah Kantor
Cabang Semarang, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2013, hlm 1
2
Bahrul, Implementasi Ta’widh (Ganti Rugi) Pada Produk Cimb Niaga Syariah Gold Card , Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, hlm 1
3
Ronald mann, charging aheand the growth and regulationof payment card market, hlm,
14
2

konsumen untuk barang atau jasa.Jenis pembayaran ini juga disebut pembayaran

ritel. Pembayaran Langsung antar orang seperti orang keorang atau bahkan

konsumen kekonsumen. administrasi konsumen pembayaran membahas

pembayaran pajak menuju pemerintah. akhirnya, pembayaran

mengintervensiantara perusahaan yang membeli dan yang menawarkan produk

danlayanan disebut sebagai pembayaran business to business. Instrumen

pembayaran mengacu pada bentuk uang. Pembayaran mekanisme atau metode

pembayaran mengacu pada cara pembayaran instrumen digunakan untuk

menyelesaikan transaksi pembayaran. Pasti, kisaran instrumen pembayaran dan

mekanisme pembayaran untuk pembayaran berbeda dari set instrument tersedia

untuk jenis pembayaran lainnya.

Instrumen pembayaran elektronik untuk pembayaran. Implementasi

konkret dari instrumen ini tergantung pada perilaku pembayaran konsumen,

saluran interaksi antara perangkat konsumen dan merchant perangkat selama

pembayaran, dan jenis perangkat yang digunakan untuk menyimpan, instrumen


4
Ronald mann, charging aheand the growth and regulationof payment card market, hlm 19
3

pembayaran elektronik dan untuk melakukan yang sesuai mekanisme

pembayaran. Implementasi instrumen pembayaran tergantung tentang perilaku

pembayaran konsumen. Jadi, alat pembayaran dirancang untuk mengatasi

konsumen dengan kredit atau debit, Perilaku pembayaran prabaya rnilai

transaksi dilakukan dengan kartu debit dibayarkan kemudian, pada akhir periode

tertentu.Saat menggunakan debit kartu, nilai transaksi dibayar sekarang, pada

saat ketika transaksi terjadi. Instrumen prabayar mengharuskan konsumen

membuat ketentuan dana sebelum melakukan transaksi pembayaran apa pun.

dengan demikian, dompet elektronik adalah instrumen prabayar karena

konsumen harus mentransfer uang dari rekeningnya yang disimpan di bank

dalam catatan dana disimpan oleh dompet elektronik agar dapat membayar.

Kami membatasi penyajian instrumen pembayaran hingga kisaran debit dan

kredit, sejak saat ini mereka menunjukkan potensi pasar terbesar di bidang ritel

pembayaran.5

Dalam kerangka ini, Kartu chip EMV dapat digunakan untuk pembayaran

jarak jauh, baik secara elektronik perdagangan dan lingkungan mobile

perdagangan, kedua jenis pembayaran jarak jauh dibangun di atas Secure

Electronic spesifikasi transaksi (SET), yang dikembangkan bersama oleh

konsorsium termasuk Master Card dan visa. set adalah protokol aman untuk

menggunakan kartu kredit melakukan pembayaran elektronik melalui internet ini

memanfaatkan EMV fungsionalitas dengan mekanisme pembayaran SET untuk

menyediakan modalitas transaksi kartu chip yang aman dan hemat biaya melalui

Internet.
5
Cristian radu, implementing Elecetronic Card Payment Systems, hlm 1
4

Urutan presentasi instrumen pembayaran dalam tiga bagian ini mengikuti

peringkat berdasarkan keberhasilan bisnis mereka yang terbukti saat ini,

padapotensi mereka dalam hubungannya dengan perdagangan-perdagangan dan

seterusnya, kemungkinan evolusi mereka dalam industri pembayaran ritel.Dalam

berapa tahun terakhir, kartu pembayaran kredit dan debit terbukti besar

kesuksesan komersial di seluruh dunia. Implementasi aktual dengan magnet

kartu garis, bagaimanapun, menunjukkan kerentanan terhadap penipuan, yang

menghasilkan kerugian finansial yang signifikan. migrasi ke arah kartu chip

dipandang sebagai peningkatan teknologi alami yang menawarkan perlindungan

lebih tinggi penipuan, dukungan keputusan yang lebih baik di titik layanan, dan

pemegang kartu yang lebih baik metode verifikasi.

Sistem uang tunai dan Nonchash pembayaran dapat berupa uang tunai atau

sistem non tunai. manfaat uang tunai sudah jelas, ini diterima secara luas sebagai

pembayaran, penjual umumnya suka uang tunai karena ketika pembeli

membayar dengan uang tunai, penjual menerima pembayaran segera dan final

dalam bentuk yang dapat segera digunakan oleh penjual untuk melakukan

pembayaran lainnyatanpa proses atau transformasi lebih lanjut. uang tunai juga

anonim. biasanya tidak meninggalkan jejak dari mana simpatisanatau pemasar

data dapat melacak pembayaran. manfaat privasi dari uang tunai telah

menyebabkan para teknologi mengabdikan upaya substansial untuk

menyediakan yang serupa solusi pembayaran elektronik, tetapi upaya itu ada

belum berhasil hingga saat ini. fitur anonimitas menimbulkan kekhawatiran itu

orang akan menggunakan uang tunai ketika mereka ingin menghindari


5

pemberitahuan penegakan hukum untuk keperluan pajak atau alasan lain. karena

kekhawatiran itu, beberapa di antaranya pemerintah dengan tegas mencegah

pembayaran tunai. uang tunai digunakan untuk sedikit lebih dari seperlima dari

nilainya, garis kesalahan penting lainnya terletak antara berbasis kertas dan

elektronik sistem.6 di Amerika Serikat, setelah menyetor dana dalam sebuah

cekakun konsumen dapat melakukan pembayaran melalui sebagian besar

kertassistem pengecekan atau melalui kebanyakan elektronik otomatissistem

clearinghouse (ACH) yang memfasilitasi debit langsung dan langsung kredit ke

rekening perbankan. 7

Kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat

digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-

barang serta pelayanan tertentu secara hutang dan pelunasannya dapat berupa

angsuran dengan membayar sejumlah bunga atau sekaligus pada waktu yang

ditentukan. Semakin berkembangnya zaman, sekarang kartu kredit sudah ada

yang menggunakan sistem syariah. Fatwa DSN MUI No. 54/DSN-MUI/X/2006

Tentang Syariah Card pada tanggal 11 Oktober 2006 telah menetapkan

ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap bank yang menggunakan

sistem berbasis Syariah. Sehingga ada perbedaan antara kartu kredit

konvensional dengan kartu kredit syariah. Akad Syariah card pada BNI Syariah

Bandar Lampung dan Apakah Implementasi Kartu Kredit Syariah sesuai dengan

Fatwa DSN MUI No. 54/DSNMUI/ X/2006 Tentang Syariah Card pada BNI

Syariah Bandar Lampung.


6
Ronald J mann, charging aheand the growth and regulationof payment card market,
hlm,8
7
Ronald J. Mann, Charging Ahead the growth and regulation of paymen card market, hlm 10
6

Hasanah Card adalah salah satu Produk dari PT. Bank BNI Syariah yang

ditawarkan dan bertujuan untuk semakin meningkatkan pelayanan dan

kemudahan masyarakat (nasabah) dalam menjalankan transaksinya sehari-hari

dengan keuntungan yang lebih dari kartu-kartu sejenisnya. hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa Hasanah Card dalam aplikasinya menggunakan akad

kafalah, qard dan ijarah sehingga penggunaan kartu ini dijamin kesesuaiannya

dengan prinsip-prinsip syariah karena sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI8

Fakta-fakta yang menunjukkan keberhasilan atau ketidakberhasilan

implementasi hilah dalam syariahseperti charge card menurut fatwa MUI

Nomor : 42 / DSN MUI / 2004 di Bank Syariah Mandiri Kota Jambi. Fakta

fakta yang menunjukkan pembayaran di Bank Syariah Mandiri Kota Jambi

menggunakan charge card, secara definisi memang charge card itu adalah

pembayaran melalui kartu, charge card merupakan mode pembayaran saat ini

yang menjadi pilihan nasabah karena kemudahan-kemudahannya, seperti tidak

membawa uang tunai, dari awal berdirinya Bank Mandiri Syariah yaitu pada

tahun 1999, semua nasabah menggunakan ATM card karena produk utama

dalam Bank Syariah Mandiri, sampai saat ini yang menggunakan ATM card

yaitu kurang lebih 30.000 nasabah,9 persoalan hukum fakta yang menunjukkan

keberhasilan adanya dorongan dari fatwa MUI, maka dikeluarkanlah fatwa yang

memperbolehkan pembayaran melalui kartu (charge card) akad yang digunakan

adalah akad mudharabah dan penggunaan charge card yaitu disaat pembayaran

8
Nur haida, Analisis Implementasi Produk Hasanah Card pada BNI Syariash Kota Cirebon, hlm. 1
9
Wawancara, linda BSM.20 September 2019
7

serta rekening akan langsung terdebet, syarat menggunakan charge card yaitu

mempunyai saldo10.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 42/DSN MUI/V/2004 tentang

Syariah Charge Card yaitu:

1. Untuk transaksi pemegang kartu melalui merchant,akad yang digunakan

adalah akad kafalah wal ijarah.

2. Untuk transaksi pengambilan uang tunai digunakan akad qard wal ijarah.

Konsep hilah dalam fatwa ini dengan tegas menyatakan bahwa

penggunaan charge card dinyatakan kebolehannya dengan syarat harus

mengikuti ketentuan syariah yang secara detail diungkap pada beberapa hal,

tampaknya menggunakan akad, yakni akad mudharabah. tampaknya dari sisi

akad fatwa ini lebih mementingkan pihak perusahaan, penerbit kartu dari pada

pada ketimbang pemegang kartu, sebab paling tidak ada lima sumber fee yang

harus dibayar oleh pemegang kartu kepada perusahaan penerbit kartu, antara lain

iuran keanggotaan, jasa penggunaan fasilitas pengambilan tunai, denda

keterlambatan dan denda overlimit. dalam hal jasa pengunaan fasilitas

pengunaan pengambilan tunai, memang hal ini adalah logis untuk diberikan

sebab pengadaan fasilitas dan biaya pemeliharaannya cukup besar, sehingga

ditanggung oleh para penggunanya, adapun pembayaran denda merupakan

pembelajaran yang positif bagi penggunana kartu, khusus untuk denda ini, fatwa

menegaskan bahwa ia bukan merupakan pendapatan perusahaaan, tapi

merupakan dana yang digunakan untuk kepentingan sosial.


10
Abdul Latif, Implementasi Fatwa DSN/MUI Terhadap Praktik Pembiayaan Murabahah
Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat KCP Ponogoro, Pascasarjana STAIN Ponogoro,
2016, hlm. 2.
8

Fatwa ini merupakan upaya kongkrit para ulama Indonesia untuk

memberikan landasan hukum bagi sebuah perilaku manusia modern, terutama

dalam bertransaksi menggunakan kartu perbankan. Dalam penetapan fatwa ini

tampaknya para ulama menggunakan konsep hilah yang merupakan hasil

kreativitas ulama, konsep hilah tampak pada menggunakan dua akad dalam satu

transaksi yang terealisasi dalam penggunaan kartu, baik dalam belanja maupun
11
dalam penarikan uang tunai, Hukum selain berfungsi sebagai pengatur

kehidupan masyarakat (social control) dan sosial ekonomi ( social economi)

dan inovasi transai yang lebih transaparan dan mudah Juga berfungsi sebagai

pembentuk masyarakat (social engeneering). Ketiga fungsi tersebut diharapkan

berjalan serempak sehingga dapat menjaga dan mengatur masyarakat agar

tidakterpengaruh oleh globalisasi praktisi perbankan terus berinovasi dalam

rangka memenuhi kebutuhan transaksi para nasabahnya.

Jumlah nasabah yang menggunakan debit card itu 30.000 Nasabah,

dampak positif mempermudah pembayaran dan transaksi, dampak negatip yaitu

mencari mesin ATM, jadi sekarang terciptanya mobile banking. berdasarkan

pada uraian latar belakang diatas, implementasi hilah dalam syariah mengenai

pelaksanaannya. oleh karena itu, penulis tertarik untuk menelitinya dengan judul

berikut: Implementasi Hilah Dalam debit card Menurut Fatwa MUI Nomor:

42/ DSN MUI/2004 Di Bank Syariah Mandiri Kota Jambi.

B. Rumusan Masalah

11
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 42/DSN-MUI/v/2004 dalam Pandangan
Yurisprudensi, 2004, hlm. 1.
9

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalampenelitian ini adalah:

1. Sudah terimplementasikah transaksi melalui kartu ( debit card ) dengan

fatwa MUI Nomor : 42/SDN-MUI/V/2004?

2. Bagaimanakah peranhilah dalam pembayaran melalui kartu ( charge card)

dan peran ekonomi dan transaksi menurut Fatwa MUI Nomor : 42/SD-

MUI/V/2004 ?

3. Apa saja dampak dan kendala dalam pembayaran melalui kartu (debit

card?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalahyang telah penulis rumuskan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah sudah terimplementasi pembayaran melalaui

kartu (debit card) dengan fatwa MUI Nomor: 42/SDN-MUI/V/2004.

2. Untuk mengetahui peranhilah dalam pembayaran melalui kartu ( debit

card)

3. Untuk mengetahui dampak dan kendala dalam pembayaran melalui kartu

( debit card)

D. Manfaat Penelitian
10

1. Secara akademisi

Sebagai bahan kajian, rujukan dan perbandingan sekaligus menambah

ilmu pengetahuan khususnya dalam upaya untuk memahami hilah dalam

syariah debit card.

2. Secara praktisi

Bagi penulis diharapkan dengan penelitian ini dapat sebagai bahan rujukan

bagi peneliti maupun bagi pembaca.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Hilah Syariah

Secara etimologi, kata hilah berasal dari akar kata haala-yahuulu-haulan-

ha’ulan wa hilatan yang berarti berubah, dan berpindah, kata hilah juga berasal

dari al-tahawwul, yakni bentuk khusus darimakna kata al-tasharruf wal al-a’mal

yang bermakna perubahan hukum dari satu kondisi kepada kondisi yang lain.12

Sedangkan secara terminologi kata hilah ini menurut Hasbi al-Shidiqy

ialah; “Suatu daya upaya yang dilakukan untuk membenarkan suatu perbuatan

pada lahirnya seseuatu dengan yang ditetapkan oleh syara’.Dalam

terminologiUshul Fiqh, memiliki pengertian yang tidak jauh berneda dengan

maknanya secara etimologis, ahli Ushul Fiqh Madzhab Maliki, yang dimaksud

dengan hilah adalah melakukan suatu amalan yang pada lahirnya dibolehkan

membatalkan hukum syara’ lainnya

2. Dasar Hukum Hilah Syariah

12
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka
Progressif, 2007, hlm. 335-336.
11

Dasarhukum hilah syariahberasal dari Peristiwa Nabi ayyub As. yang

diceritakan Allah dalam firmanNyayang artinya: Dan ambillah dengan

tanganmu sekitar (rumput) maka pukullah janganlah kamu melanggar sumpah,

sesungguhnya kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar dialah sebaik-baik

hamba sesungguhnya Dia amat taat (kepada Tuhan-nya).

Kemudian firman Allah dalam surah Yusuf ayat 69-70:

Artinya: “Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf


membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata:
"Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, Maka janganlah kamu
berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan".Maka tatkala telah
disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala
(tempat minum) ke dalam karung saudaranya.kemudian berteriaklah
seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, Sesungguhnya kamu adalah
orang-orang yang mencuri”.

Dalil terakhir adalah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah ra dan Abu

Sa’id ra.dalam kisah Bilal ra dalam “Juallah kurma yang yang jelek dengan

bayaran dirham, kemudian belillah kurma yang bagus dengan dirham itu.”13

3. Konsep debit card

Pengetian charge card (bithaqah al-i’timan) secara terminologi biasa yang

dipakai oleh para ekonom dan praktisi perbankan mengenai kartu debit adalah

13
Haswir, Pemikiran ibn Qayyim al-Jauziyah, hlm. 56.
12

bithoqah al- i’timaniyah yang merupakan terjemahan dari bahasa arab dan

dalam bahasa Ingris dedit card. definisi yaitu sebagai kartu pembayaran secara

etimologi diambil dari kata bitbaqah (kartu) secara bahasa digunakan untuk

potongan kertas kecil atau dari bahan lainnya,diatasnya ditulis penejelasan yang

berkaitan dengan potongan kertas itu. sementara kata i’timan secara bahasa

artinya adalah kondisi aman dan saling percaya.Adapun kata card memiliki

beberapa arti diantaranya yang telah dikenal yaitu dedit card.

Secara terminologis debit card adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai

pengganti uang tunai, yang sewaktu-waktu dapat ditukarkan apa saja yang kita

inginkan dimana saj aada cabang yang dapat menerima kartu kredit dari bank,

atau perusahan yang mengeluarkannya.

Dari definisi diatas baik secara etimologi maupun terminologis dapat

diambil kesimpulanya bahwa kartu debitt adalah suatu jenis kartu yang dijadikan

sebagai alat pembayaran yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya dan

dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-

barang serta pelayanan tertentu.

Charge card adalah bagian dari beberapa bentuk kartu kerja sama

finansial. charge card ini dibagi menjadi dua:

4. Akad-Akad pada Charge Card

Penggunaan charge card yang semakin meluas memunculkan beberapa

persoalan jika dtinjau menurut pandangan Fiqh.Permasalahan muncul

karenabanyaknya pihak yang terlibat dalamtransaksicharge card sehingga para

fuqaha(ahli Fiqh) kesulitan dalam menetapkan jenis dari berapa akad yang tepat
13

digunakan. Sebagian ulama berpendapat bahwa transaksi kartu kredit hanya

menggunakan satu akad saja yaitu akad murabahah.

Pihak Dewan Syariah Nasional–majelis Ulama Indonesia (DSN–MUI)

berpendapat bahwa status hukum kartu kredit adalah sebagai objek atau media

jasa kafalah (jaminan) yang disertai talangan pembayaran (qardh) secara jasa

ijarah untuk kemudahan transaksi. Perusahaan perbankan dalam hal ini sebagai

issueryang mengeluarkan kartu kredit (bukti kafalah ) sebagai penjamin (kafil)

bagi card holders dalamberbagai transaksi.14

Akad adalah perikatan atau verbintenis, yang dapat diartikan sebagaisuatu

pernyataan dari seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu,

dan tidak ada sangkut pautnya dengan kemauan pihak lain.Secara umum

pengertian akad dalam arti luas hampir sama dengan pengertian akad dari segi

bahasa, menurut pendapat para ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan Hanabiyah

yaitu “segala sesuatu yang dikerjakan oleh sesorang berdasarkan keinginannya

sendiri, seperti wakaf, talaq, pembebasan, atau sesuatu yang pembentuknnya

membutuhkan keinginan dua orang seperti jual beli, perwakilan, dan

gadai.Pengertian akad dalam arti khusus yang dikemukan oleh ulama faqi.

Antara lain: ‘’Perkataan yang ditetapkan dengan ijab qabulberdasarkan syara

yang berdampak pada objeknya.

Dalam melaksanakan perjanjian atau akad, terdapatrukun dan syarat yang

dapat dipenuhi, yaitu:

14
Fitri Ania Wardani, Kartu Kerdit Syariah dalam Tinjauan Islam, hlm. 38.
14

a. Para pihak yang membuat akad. Kelayakan seseorang untuk menerima

hak dan kewajiban untukdiakui tindakat-tindakannya secara hukum

syariah.

b. Pernyataan kehendak para pihak.

c. Objek akad..Akad adalah objek akad atau benda-benda yang dijadikan

akad yang bentuk nya tabpak, membekas dan dikenakan akibat hukum

yang ditimbulkan.Barang dapat berbentuk harta benda, bukan harta

benda, dan suatu kemanpaatan.

Akad yang digunakan untuk syariah charge cardpada umumnya adalah:

a. Untuk transaksi pemegang kartu (hamil al-bithaqah) melalui merchant

(qabil al-bithaqah/penerima kartu), akad yang digunakan adalah akad

kafalah wal ijarah.

b. Untuk traksaksi pengambilan uang tunai digunakan akad al-qardh wal

ijarah.15

Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah menetapkan beberapa hukum akad yang

dinilai secara zahir sah, tetapi makruh takrim yaitu jual beli yang menjadi

perentara munjualnya riba, menjual anggur untuk dijadikan khamar, menjual

senjata untuk menunjung memberontakan atau fitnah. tujuan akad dapat

berbeda-beda minsal nya untuk jual beli, tujuan yang hendak dicapai adalah

penmindahan kepemilikan dari penjual dan pembeli dengan imbalan, akad.

Syarat terjadi nya akad sesuatu yang di syaratkan untuk terjadinya akad

secara syara’.Syarat sah akad, segala sesuatu yang disyaratkan syara’ untuk

menjamin dampak keabsahan akad.Jika tidak terpenuhi, akad tersebut rusak


15
Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, hlm. 271-272.
15

syarat pelaksanaan akad barang yang dijadikan akad harus kepunyaan orang

yang akad.

Sedangkan Penerbitan kartu keredit syariah didasarkan pada peraturan

Bank Indonesia No.24/PBI/2004, tentang Bank yang melaksanakan kegiatan

berdasarkan bank syariah. Dalam pasal 36 huruf m dinyatakan bahwa bank dapat

melakukan kegiatan usaha card debet, charge berdasarkan perinsip syariah.

Disamping itu, pelaksanaan kartu kerdit juga merujuk kepada fatwa, DSN MUI

No. 42/DSN MUI/ V/2004.Beberapa bank syariah di Indonesia telah

menerbitkan produk kartu keredit syariah.Dalam prakteknya pernebitan kartu

kredit syariah oleh bank kepada nasabah dilandasi hukum perjanjian.Syariah

card adalah kartu yang berfungsi sepertikartu keredit yang hubungan hukum

(berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip

syariah.

Adapun akad dalam syariah card adalah:

a. Akad kafalah. Bank Syariah Mandiri selaku penerbit kartu bertindak

sebagai penjamin (kafil) bagi pemegang kartu terhadap penerbit (toko)

atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi antara pemegang

kartu dengan mendebet, dan penarikan tunai dari selain bank atau ATM

bank penerbit kartu.

b. Akad qardh.Dalam hal ini penerbitan kartu adalah pemberi pinjaman

(muqridh)kepada pemegang kartu (muqhtaridh) melalui penarikan tunai

dari bank atau ATM bank penerbit kartu.


16

c. Ijarah.Dalam hal inipenerbit kartu adalah penyediaan jasa sistem

pembayaran dan pelayanan terhadap kartu atas ijarah ini pemegang

kartu dikenakan membershipfee.16

5. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 42/SDN-MUI/V/2004

Tentang syariah charge card, Dewan Syariah Nasional (DSN) telah

menimbang:

a. Bahwa untuk untuk memberikan kemudahan, keamanan, dan

kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi dan penarikan

tunai diperlukan charge card;

b. Bahwa fasilitas charge card yang disewa ini masih belum sesuai

dengan prinsip syariah;

c. Bahwa agar fasilitas tersebut dilaksanakan sesuai dengan syariah,

Dewan Syariah Nasionalmemandang perlu menetapkan fatwa mengenai

hal tersebut dijadikan pedoman.17

Mengingat; QS. Al- Ma’idah (5) ayat 2 yang artinya:

16
S. Purnamasari, Syariah Card (Telaah Hukum Akad/Perjanjian Perspektif Islam, hlm.
188-153.
17
M. Atho Mudzhar, dkk.,Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Perspektif
Hukum dan Perundang-Undangan 2012, hlm. 353.
17

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar


syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-
bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.18

Memutuskan fatwa tentang syariahcharge card hukum, menggunakan

charge card secara syariah dibolehkan, dengan ketentuan ketentuan sebagai

berikut, ketentuan umum, dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:

a. Syariah charge card adalah fasilitas kartu talangan yang dipergunakan

oleh pemegang kartu (hamil al-bithaqah) sebagai alat bayar atau

pengembalikan uang tunai pada tempat-tempat tertentu yang harus

18
QS, Almaidah, Ayat 5
18

dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan (musdir al-

bithaqah) pada waktu yang telah ditetapkan.

b. Membership fee (rumus al-udhwaiyah) adalah iurankeanggotaan,

termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai

imbalan izin menggunakan fasilitas kartu.

c. Merchant fee adalah fee yang diambil dari harga objek transaksi atau

pelayanan sebagai upah/imbalan (tehsil al-dayn).

d. Fee penarikan uang tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk

penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud).

e. Denda keterlambatan (late charge) adalah denda akibat keterlambatan

pembayaran yang akan diakui sebagai dana sosial.

f. Denda Karena melampau pagu (overlimit charge) tanpa persetujuan

penerbit kartu danakan diakui sebagai dana sosial.19

Ketentuan akad dapat digunakan untuk syariah charge card adalah sebagai

berikut:

a. Untuk transaksi pemegang kartu (hamil al-bithaqah) melalui merchant

(qabil al-bithaqah/penerima kartu) akad yang digunakan adalah akad

kafalah wal-ijarah.

b. Untuk transaksi pengambilan uang tunai digunakan akad al- qardh wa

ijarah

c. Ketentuan dan batasan (dwabith wa huduh) syariah charge card:

1) Tidak menimbulkan riba

2) Tidak digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat


19
Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, hlm. 271.
19

3) Tidak mendorongisraf (pengeluaran yang berlebihan)

4) Tidak mengakibatkan utang yang tidak pernah lunas(ghalabah al-

dayn).

5) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk

melunasi pada waktunya.

d. Ketentuan fee yaitu iuran keanggotaan (membership fee).20

6. Konsep Murabahah dalam Bank Syariah

Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis dan banco dalambahasa

Italia yang berarti peti lemari atau bangku.Kata peti atau lemari menyiratkan

fungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga.Bank syariah, yaitu

merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank kovensional. Dan

menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No 7 tahun 1992 tentang

perbankan, disebutkan bahwa Bank Syariah adalah bank umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalamkegiatan

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dalam peristilahan internasional

dikenal dengan islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking.

Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari

kelompok ekonom dan praktisi perbankan Muslim yang berupa mengakomodasi

desakan berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi

keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip

syariat Islam.Bank Islam atau Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan

tidak mengandalkan pada bunga. Salah satu ciri Bank Syariah adalah tidak

menerima atau membebani nasabah dengan bunga kepada nasabah, akan tetapi
20
Ibid 280.
20

menerima atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-

akad perjanjian. Konsep dasar bank Syariah didasarkan pada al-Quran dan

Hadist,sesuai dengan produk dan jasa yang diatawarkan, tidak boleh

bertentangan dengan isi al-Quran dan Hadist Rasulullah SAW.

Dalam sistem keuangan syariah (Islam) harus pula menghindari gharar-

maysir (aktivitas seperti judi), objek dan seluruh investasi harus halal, kata

murabahah yang sering kita dengar diambil dari bahasa arab yang artinya

kelebihan atau keuntungan, murabahah adalah menjual barang dengan harganya

(modal) ditambah keuntungan (margin) yang diketahui kedua belah transaktor

(penjual dan pembeli). Misalnya penjual menyatakan modalnya adalah seratus

ribu rupiah dan saya jual kepada kamu dengan keuntungan sepuluh ribu.21

F. Kerangka Pemikiran
Hilah dalam charge Charge card
card

1. Pengertian Hilah 1. Pengertian charge card


2. Dasar hukum hilah 2. Macam-macam akad
3. Syarat-syarat akad

Menurut fatwa MUI No


42/DSN/MUI/2004

G. Tinjauan Pustaka

Tabel Tinjauan Pustaka

21
Abdul latif, Implementasi Fatwa DSN-MUI Terhadap Praktik Pembayaran Murabahah
Bank Syariah Mandiri, hlm. 6-7.
21

Tabel 1. 1

No Peneliti Judul Penelitian Metode Kesimpulan


Penelitian
1 Abdul latif Implementasi Kualitatif Berdasarkan hasil
Fatwa DSN- penelitian yang diteliti
MUI terhadap oleh Abdul latif lakukan
praktek dan didukung dengan
pembiyaan teori teori yang dijadikan
murabahah landasan berfikir dalam
Bank Syariah memahami
Mandiri dan permasalahan-
Bank Muamalat permasalahan, disertai
KCP ponogoro apa yang telah penulis
paparkan pada
pembahasan dalamkajian
ini kesimpulan yang
diambil adalah ditambah
lagi dengan minimnya
pemahaman pengelolaan
dalam memahami
ketentuan-ketentuan
umum atau prinsip-
prinsip murabahah.22

2 Imam Kartu kredit Kualitatif Berdasarkan hasil


Achdiyaat pada Bank penelitian dan
R. syarif Syariah pembahsan pada skripsi
( Analisis ini maka dapat ditarik
penggunaan kesimpulannya. A.
Alat-Alat penggunaan alat-alat
Transaksi ) transaksi yang sangat
efektif. Khusus dalam
bidang kartu kredit iB
Hasanah card kartu kredit
syariah pertama yang
diterbitkan
diindoseia dibawah
naungan BNI Syariah.
Berbagai kemudahan
fasilitas yang ditawarkan
oleh IB contohnyan
tidak membawa uang
dalam jumlah yang
banyak.23
22
22

3 Nurwulanda Tinjauan prinsip Kualitatif Berbagai pihak yang


ri.m syariah dalam menyikapi adanya kartu
aplikasi hasanah kredit yaitu praktis dan
card di BNI perlu di era tekhnologi
Syariah yang semakin
berkembang seprti saat
sekarang ini sepanjang
sesuai dengan jalur
syariat islam, charge
card sebagai pembantu
alat pembayaran dan
transaksi disuatu
lembagabn contohnya
dilembaga manajeman
kas keuangan, dan
efesien dibandingkan
dengan membawa uang
tunai.24
4 Hengky Syariah card Kualitatif Melainkan juga melihat
firnanda ( kartu kredit dari manfaat langsung
Syariah ) atau manfaat keduniawi
ditinjau dari saja, melainkan juga
Asas Utilitas melihat manfaat untuk
dan Maslahah akhiratnya. Sehingga
adanya keseimbangan
antara dunia dan
akhiratnya. Sehingga
adanya keseimbangan
dunia dan akhirat yaitu
dibentengi dengan
agama, akal, keturunan
dan harta.25

23

24

25
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.Penelitian

kualitatif deskriptif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang

diamati. Penelitian iniakan dilakukan di Bank Syariah Mandiri26.

Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu

yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab

darisuatu gejala tertentu, hal tersebut bisa dilihat dari pengamatan yang

dilakukan, hasil wawancara dengan staff danpengurus Bank Syariah Mandiri dan

dokumen-dokumen yang ada. Jenis penelitian kualitattif deskriptif memiliki ciri-

ciri memiliki minat teoritis pada proses interprestasi manusia, memfokuskan

perhatian pada studi tindakan manusia yang tersituasi secara sosial, manusia

sebagai instrument penelitian utama dan mengandalkan bentuk-bentuk naratif

untuk mengkode data dan menulis teks untuk disajikan kepada khalayak.27

Dalam bentuklapangan (fild research) merupakan metode untuk

menemukan secara spesifik dan realis tentang apa yang sedang terjadipada suatu

saat ditengah-tengah kehidupan masyarakat.28Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.Analisis deskriptif

26
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, dan R&D. Cetakan ke-25, Bandung ( Alfabeta.cv,
2017), Hal 9
27
Lexy JMaleong, metode penelitian kulitatif, ( Bandung Remaja Roskadarya, 2014) hal 4
28
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Cet-12, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), hlm. 28.
24

penelitian ini yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari hasil

penelitian dan untuk menjalankan maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Menurut Lofland dikutip oleh Maleong sumber dan jenis data dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,ditambah lagi dengan data

tambahansepertidokumentasi yang berkaitan dengan hal itu pada bagian datanya

kedalamsumber data tertuli, foto dan lainnya yang dianggap perlu29

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan oleh

peneliti sebagai objek penulisan, tanpa perantara. Data primer dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari pengelola Bnak

Syariah Mandiri Cabang Jambi, diperoleh melalui observasi yang meliputi

berbagai upaya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

dalam menegaskan Implentasi Hilah dalam Charge Card menurut Fatwa

MUI No.24 tahun 2004.Penelitian juga mengumpulkan data primer

berdasarkan informasi berasal dari wawancara.30

b. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh penulis

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain). Data sekunder umumnya cmisalnya biro statistik, majalah,

29
Maleong, Metode penelitian Kualitatif.( Bandung Remaja Rosdakarya . 2007). Hal 73
30
Ibid
25

Koran, keterangan-keterangan lain atau publikasi lain. 31Data sekunder

dalam penelitian ini meliputi berbagai dokumen yang terkait dengan

sejarah dan penelitian ini meliuti berbagai dokumen sejarah dan peran

Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, Data sekunder dikumpulkan oleh

orang yang melakukan dari sumber-sumber yang telah ada.32

2. Sumber Data

Adapun sumber datayang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

a. Bank Syariah Mandiri

b. Karyawan

c. Website yang berhubungan dengan penelitian

d. Buku-buku yang berhubungan dengan penelitian

C. InstrumenPengumpulan Data

1. Observasi

Untuk memperoleh data informasi yang akurat dan mengarah kepada

kebenaran diperlukan pembuktian penelitian, maka metode pengumpulan data

observasi adalah salah satu cara pengumpulan data yang utama dalam mengkaji

situasi sosial yang dijadikan objek penelitian33.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(Interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Interviwer).34

Wawancara dilakukan dengan tanyajawab secara langsung kepada kepada

31
Andi Prastowo, memahami metode-metode penelitian, ( Yogyakarta Ar-Ruzz Media. Hal 206
32
ibid
33
Iskandar, Metode penelitian pendidikan dan sosial, ( Jakarta, Referensi. 2013.Hal 77
34
Ibid.,hlm. 198.
26

masyarakat yang menggunakan charge card dengan menyiapkan pertanyaan

yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis

yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena

yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian. Teknik dokumentasi

berproses dan berawal dari penghimpun dokumen, memilih-milih dokumen

sesuai dengan tujuan penelitian, mencatat dan menerangkan, menafsirkan dan

menghubung-hubungkan dengan fenomena lain.35

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unuit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.36

1. Data Reduction ( Reduksi Data )

Reduksi data berarti merangkum, memilih yang penting, Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data mengalir, yang

menurut Miles dan Hubermanyang pada prinsipnya kegiatan analisis data ini

dilakukan sepanjang kegiatan penelitian (during data collection), dan kegiatan

yang paling inti mencakup: pertama, reduksi data. “reduksi data diartikan
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010, Cet ke -11), hlm. 140.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D, hlm. 244
27

sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakkan dan transformasi data-data kasar yang muncul dari catatan-

catatan yang tertulis di lapangan.”37 Masalah analisis implementasi hilah dalam

syariah seperti charge card menurut fatwa MUI Nomor : 42 / DSN MUI / 2004

di bank syariah mandiri kota jambi diambil melalui wawancara dan observasi

kemudian dianalisis dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa

disajikan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data, langkah berikutnya adalah penyajian data

atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan

kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian

kualitatif adalah teks naratif yang mencerikan secara panjang lebar temuan

penelitian.Skema penyajian data melalui tiga alur utama pada penelitian

kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan.Sebagai

suatu jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data

dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis,

dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. di

antara kegiatan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi

selama waktu penelitian.38Penyajian data mengenai analisis implementasi hilah

dalam syariah seperti charge card menurut fatwa MUI Nomor : 42 / DSN MUI /

37
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep
Rohedi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 16.
38
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, hlm. 17.
28

2004 di bank syariah mandiri kota JAMBIyang telah direduksi melalui bab-bab

yang sudah tersedia.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi yang

utuh.Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian dalam pikiran

penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada catatan. Menarik

kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari proses analisis data, yaitu dengan

cara merumuskan kesimpulan penelitian, baik kesimpulan sementara maupun

kesimpulan akhir. Kesimpulan sementara dapat dibuat terhadap setiap data yang

ditemukan pada saat penelitian sedang berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat

dibuat setelah seluruh data dianalisis.39 Kesimpulan ini dapat dibuat setelah

seluruh data dianalisis mengenai analisis implementasi hilah dalam syariah

seperti charge card menurut fatwa MUI Nomor : 42 / DSN MUI / 2004 di bank

syariah mandiri kota JAMBI.

39
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, hlm. 19.
BAB III

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Historis dan geografis

1. Historis

Nilai-nilai yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah

tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal

pendiriannya.Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan

hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.Sebagai

mana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli, yang disusul dengan

krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional.Telah menimbulkan

beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

masyarakat,tidak terkecuali dunia usaha.dalam kondisi tersebut, industri

perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami

krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengalami tindakan dengan

merestrukrisasi dan merekapitalisasi sebagai bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimili

oleh Yayasan kesejahteraan pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

pengagabungan(merger) empat ( Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

exim, dan Bapindo) menjadi salah satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
30

(persero) pada tanggal 31 juli 1999 kebijakan penggabungan tersebut juga

menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (persero) Tbk sebagai pemilik

mayoritas baru BSB.sebagai tindak lanjut dan keputusan merger, Bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan

syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas

diperlaukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberikan peluang bank umum

untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim pengembangan perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuanUU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan

koversi PT Bank Susila Bakti dari Bank konvensional menjadi Bank Syariah.

Oleh karenanya, Tim pengembangan perbankan Syariah segera mempersiapkan

sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan BSB berubah dari bank

konvensinal menjadi bank yang baik beroperasi berdasarkan prinsip Syariah

dengan nama PT Bank Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris

Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 september 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB

menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh oleh Gubernur Bank Indonseia

melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP. BI/1999, 25 Oktober 1999, selanjutnya,

melalui Surat keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah

Mandiri .menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah

Mandiri secara resmi mulai berproses sejak Senin tanggal 25 Rajab1420 H atau

tanggal 1 november 1999.


31

PT Bank Mandiri hadir, dantumbuh sebagai bank yang mampu

memandukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan

operasionalnya.Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai inilah yang

menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di

Perbankan Indonesia.BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju

Indonesia yang lebih baik.PT. Bank Mandiri Syariah (BSM) berdiri sejak 1

November 1999 pada tahun 2017 di Bank Syariah Mandiri (BSM) akan

melangsungkan hut ke _18, dengan demikian BSM telah beroperasi lebih dari 18

tahun sebagaimana diketahui krisis moneter tahun 1997, yang disusul dengan

krisis multidemensi termaksuk pada panggung politik Nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif seluruh sendi kehidupan masyarakat

tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut peran bank nasional di

dominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah

akhirnya mengambil tindakan meresturisasi Dan merekapitalisasi sebagai bank-

bank di Indonesia.

2. Geografis

PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Jambi yang beramat Jln.

Jend.Gatot Subroto No.29 Sungai Asam Ps Jambi 3614-Indonesia Telp

(0741)2778,27730(Hunting) Fax.(0741)2773 dengan situs resmi:

www.Syariahmandiri.co.id ini berdiri dan beroperasi pada februari 2013

tepatnya hari senin yang diresmikan oleh bapak Gubernur Jambi oleh Bapak

Zulkifli Nurdin dengan jumlah pimpinan 2 orang 10 pegawai yang telah

mengikuti trainning yang di laksanakan oleh Bank Syariah Mandiri pusat


32

Jakarta dan yang bertindak sebagai kepala cabang adalah Muliawan, pendiri

Bank Syariah Mandiri di provinsi Jambi ini tidak lain adalah :

a. Merupakan upaya memenuhi tautan masyarakat provinsi jambi yang

nota benarnya adalah mayoritas muslim berdasarkan perbankan di

provinsi jambi yang nota benarnya adalah mayoritas muslim,

berdasarkan perbaankan diprovinsi jambi, dimana hasil penelitian yang

dilakukan Bank Indonesiadan Universitas Jambi pada bulan November

2001 dilakukanpenelitian yang menunjukkan jumlah persentase yang

cukup besar yang akan kehadiran perbankan Syariah, diharapkan

mobilisasi dana dan potensi masyarakat muslim. Khususnya di provinsi

jambi dapat dioptimalkan yang pada gilirannya akan meningkatkan

peran sektor perbankan secara Bank Konvensional tidak dapat melayani

kebutuhan mereka sebagai mereka berkeyakinan bahwa perbankan yang

menggunakan sistem tidak sejalan dengan prinsip syariah.

b. Dilandasi oleh sistem Keberadaan dan fungsi pengelolaan dana BSM

adalah sama dengan keberadaan dan fungsi pengelolaan bank

konvensional, kecuali bahwa BSM tidak mengikat kontrak-kontrak

yang ada kaitan dengan Bungan atau kontrak yang berkaitan dengan

kontrak yang berlawanan dengan ketentuan syariah.

3. Visi Dan Misi

a. Visi

“ Bank Syariah terdepan dan Modern ”

(the leading dan modern sharia Bank)


33

“Bank Syariah terdepan”

Menjadi Bank Syariah Mandiri yang selalu unggul diantara pelaku

industri perbankan Syariah di Indonesia pada segmen consumer, mocro,

SME., commerical, dan corporate.

“Bank Syariah Modern”

Menjadi Bank Syariah dengan sistem layanan dan teknologi mutakhir

yang mempunyai harapan nasabah.

b. Misi

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri

yang berkesenambungan.

2) Meningkatkan produk daan layanan berbasis tekonolgi yang

mempunyai harapan nasabah.

3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen ritel (enceran )

4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

5) Mengebangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

B. Budaya BSM

Setelah melalui proses yang melibatkan jajaran pegawai sejak pertengahan

2005, lahirlah nilai nilai prusahaan yang disepakati bersama untuk di-shared oleh

seluruh pegawai Bank Mandiri Syariah yang di sebut share values Bank Syariah

Mandiri. Shared volues Bank Syariah Mandiri di singkat “ ETHIC” :


34

Excellence: bekerja keras, cerdas, tuntas dengan sepenuh hati untuk

memeberikan hasil terbaik.

Teamwork: aktif, bersinergi untuk sukses bersama .

Humanity: peduli, ikhlas, memberi maslahat dan mengalirkan berkah bagi

energy.

Integrity: jujur, taat, amanah, bertanggung jawab.

Customerfocus: berorientasi kepada kepuasan pelanggan yang

berkesinambungan dan saling menguntungkan.

C. Produk dan jasa Bank Mandiri Syariah

Produk-produk Bank Mandiri Syariah telah sesuai dengan prinsipdan

kaidah muamalah islam, tidak ada unsur riba danmenetapkan zakat. Dengan

demekianmasyarakat merasakan ketentraman lahir dan batin, produk dan jasa

yang telah diterapkan Bank Syariah meliputi : produk pendanaan pembiayaan

dan jasa-jasa lainnya.

1. Pendanaan

a. Tabungan : dikelola berdasarkan prinsip mudhrabah mutlaqah. Dengan

prinsip ini, dana nasabah dipersatukan sebagai investasi yang

selanjtunya akan disalurkan untuk aktivitas pembiayaan. Bank

memberikan keuntungan dari pembiayaan tersebut dengan dalam

bentuk bagi hasil. Bentuk-bentuk tabungan antara lain : Tabungan

BSM, tabungan BSM mabrur, tabungan BSM dollar, tabungan qurban

BSM, BSM investasi cendikia.


35

b. Deposito : deposito yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah

dengan prinsip ini, nasabah diberlakukan sebagai investasi yang

selanjutnya yang disalurkan untuk aktivitas pembiayaan. Bentuk

deposito yaitu : deposito BSM, deposito Valas.

c. Giro : giro yang dikelola berdasarkan prinsip wadiah yad-dhamamah,

dimana nasabah dberlakukan sebagai titipan yang keamananya yang

dijamin oleh bank dan pihak bank dapat memanfaatkan untuk aktivitas

pembiayaan. Nasabah dapat memperoleh bonus sebagai imbalan atas

kemitraan dengan Bank . bentuk giro antara lain : Giro BSM, Giro

BSM valas.

d. Pembiyaan : Bentuk-bentuk pembiyaan meliputi : pembiyaan modal

kerja, investasi, konsumsi, dan pinjaman kebajikan. Dan konsep yang di

gunakan antara lain : Gadai emas BSM, dan mudharabah BSM.

e. Jasa

1) jasa produk : kartu/ ATM BSM, BSM sms banking, jual beli valuta

asing, bank garansi, BSM SUMCH (Saudi umroh dan haji card)

2) jasa operasional : Inkaso, transfer dalam kota, transfer valas BSM,

pajak online BSM, referensi bank, standing order.40

D. Sarana dan prasarana

Sebagai lembaga perbankan, Bank Syariah Mandiri dalam melayani

nasabah dalam kegiatan operasional sehari-hari, tentunya sangat membutuhkan

sarana dan prasarana, adapun sarana dan prasarana yang ada di bank tersebut

adalah komputer, meja, kursi, lemari, mobil ( untuk pimpinan cabangdan


40
Wawancara linda pegawai BSM, 19 september 2019, jam 14: 20
36

manager operasional), motor ( untuk bagian umum,), dan ruangan-ruangan yang

terdiri dari musolla, ruang kerja, halaman parker, ruang berangkas, gudang file

dan lain-lain.

Tabel 3.1
Sarana dan prasarana pendukung
Operasional Bank Syariah Mandiri Jambi
No Jenis sarana dan prasarana Keadaan

1 Ruang kerja Bagus

2 Ruang brangkas Bagus

3 Gedung file Bagus

4 Musholla Bagus

5 Meja kerja Bagus

6 Kursi kerja Bagus

7 ATM dikantor BSM jambi Bagus

8 AC Bagus

9 Lemari Bagus

10 Mobil Bagus

11 Motor Bagus

12 Lapangan parker Bagus

13 Kursi tamu Bagus

14 Wc Bagus

15 Meja tamu Bagus

16 Kursi Bagus

Sumber : observasi ke BSM

E. Logo Bank Syariah Mandiri


37

Logo Bank Syariah Mandiri

Arti logo bank Syariah Mandiri :

1. Penggunaan huruf kecil memiliki pengertian BSM meurpakan bank

yang rendah, rendah hati, dan memiliki aspirasi untuk semakin dekat

dengan nasabah dantetap bersikap membumi( tindakan)

2. Lambing logo yang divisualkan dalam gelombang berwarna emas yang

merupakan lambang kemakmuran yang dicita-citakan nasabahyang mau

bermitra dengan BSM.

3. Posisi lambang logo di atas hurup logo melambangkan sikap progresif

menuju kemakmuran.

F. Struktur organisasi Bank Mandiri Syariah

Sebagai mana layaknya sebuah organisasi perusahaan untuk menjalankan

kegiatan harus digariskan dalam suatu tugas dan wewenang. Untuk

mengambarkan tugas dan wewenang serta mengefektifkan kegiatan operasional

doperlukan struk organisasi .Struktur organisasi dapat dibuat sensasidengan

manejemen perusahaan.

Gambar 3.1
38

Struktur Organisasi BSM

BRANCH MANAGER
IN AREA

MBM BBRM CBRM

PBR Jr.CBRM
HT CSO BOO OG
CSE
CS BO PG CFE
TELLER

OB Admin

DRIVER Ma. Mikro

SECURITY

Sumber :Observasi ke BSM

G. Deskritif tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi BSM

Adapun tugas dan tanggung jawab yaitu 1) Kepala cabang Pemimpin,

mengelola, mengawasi, mngendalikan dan mengembangkan kegiatan dan

menggunakan sarana organisasi cabang untuk mencapaitingkat serta volume

aktivitas pemasaran, operasionaldan layanan cabang yangefektif dan efesien

sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara bijaksana. 2) Marketing

manejer memastikan tercapai target-target pembiayaan, dana dan fee basen

incom cabang yang telah ditetapkan kantor pusat. 3) Account officer

merelisasikan target pembiayaan dan fee based incom yang didistribusikan oleh

markening manajer. 4)fungding officer ( F0), merelisasikan target pembiayaan


39

dan fee based incom yang didistribusikan oleh marketing manajer. 5)

pelaksanaan marketing ( PMS), tercapai pelaksaan kegiatan administrasi

pendanaan da pembiyaan. 6) officerGadai, mengelola, mengawasi,atau

mengendalikan kegiatan dan mendayagunakan sarana organisasi outlet gadai

emas BSM untuk mencapai tingkat serta volume aktifitas pemasaran

operasional, dan layanan GEB yang aktip dan efesien sesuai dengan target yang

telah ditetapkan secara prudent. 7) Operasional manajer, memastikan aktipitas

operasional cabang terkelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target

bidang operasional cabang sesuai dengan ketetapan kantor pusat. 8) Constumer

servis offices(CSO), mengelola operasional dan pelayanan nasabah dengan

ketentuan dan standar pelayanan. 9) Costumer cervis resferentatif (CSR),

melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan

ketentuan dan standar pelayanan. 10)Head teller, mengkoordinasikan

mengarahkan, mengawasi kegiatan operasional dan pelayanan atau pelayanan

transaksi teller dan memastikan keamanan serta efesktivist kegiatan cash

manajen cabang, 11) teller melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang

tunai (rupiah dan valuta asing) pengambilan atau penyetoran non tunai dan surat-

surat berharga dan kegiatan kas lainnya serta terselenggaranya layanan dibagi

kas secara benar, cepat dan sesuai standar pelayanan Bank. 12) Back Office

Officer ( BOO), memastikan proses sumber daya insani, admin pembiyaan dan

tred servis, domestic dan elemeing. GA atau logistik, pelaporan keuangan dan

perpajakan serta penggunaan IT telah dilaksanakan dengan tepat dan sesuai

ketentuan. 13) pelaksanaan admid pembiayaan dan trade memenuhi komitmen


40

bank dan memelihara dokumen pencarian maupun yang berkaitan dengan

pembiayaan, tranksaksi eksporatau impor dan SKBDN. 14)

pelaksanaanAccounting, melakukan pengendalian mutu terhadap laporan

keuagan, pelaporan BI dan pelaporan keuangan kepala pihak lainnya, serta

ketentuan perpajakan.15) pelaksana SDI dan GA sepenuhnya kebutuhan

pegawai sesuai kondisi cabang dan terlaksananya pengembangan karir pegawai

sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan pegawai yang bersangkutan dan

penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana kantor untuk mendukung kegiatan

Operasional dan marketing cabang. 16) PKP (pegawai kepatuhan) memastikan

peraturan Bank Indonesia, kebijakan intern, prosedur operasional atau peraturan

lainnya telah tersedia di cabang dan telah di sosialisasikan.17 ) Driver, driver

adalah sopir atau pengemudi.41

41
Observasi ke BSM
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi melalui kartu ( charge card ) dengan fatwa MUI

Nomor : 42/SDN-MUI/V/2004

Implementasi hilah dalam syariah seperti charge card menurut fatwa MUI

Nomor : 42 / DSN MUI / 2004 di Bank Syariah Mandiri Kota Jambi. Fakta

fakta yang menunjukkan pembayaran di Bank Syariah Mandiri Kota Jambi

menggunakan charge card, secara definisi memang charge card itu adalah

pembayaran melalui kartu, charge card merupakan mode pembayaran saat ini

yang menjadi pilihan nasabah karena kemudahan-kemudahannya, seperti tidak

membawa uang tunai, Bank Syariah Mandiri kota Jambi berdiri pada pada tahun

2003 sampai sekarang, yaitu sudah menginjak kurang lebih 16 tahun, jumlah

nasabah dari tahun 2003-2018 yaitu sebanyak 11.712 orang Nasabah.42

Ketentuan dan Syarat-syarat pembukaan rekening perorangan

1. Pemilikan rekening

a. Pemilikan rekening adalah pihak-pihakyang memiliki rekening

perorangan pada Bank.

b. Pemilik rekening harus menyerahkan fotokopy KTP/SIM/ paspor atau

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

c. Pada tabungan/giro ini melekat fasilitas BSM card

42
Wawancara.linda BSM.19 September 2019, jam 14:15
42

d. Pemilik rekening menyediakan dana yang cukup pada rekening giro

atau rekening khusus paling kurang sebesar nominal cek dan sesuai

dengan yang berlaku dibank.

e. Bank akan membukakan segala transaksi baik pengambilan secara cast

ataupun melaluicek

2. Penyetoran dan penarikan dana

a. Setiap setoran ke dalam rekening harus disertai dengan slip atau

aplikasi lain yang ditanda tangani oleh oleh yang menyetor atau

diterima oleh pihak bank.

b. Bank akan memberikan tanda bukti penyetoran dalam bentuk yang

ditentukan oleh pihak bank

c. Saldo minimal tabungan Rp.50.000 bagi yang memiliki fasilitas charge

card Rp. 20.000 bagi yang tidak memiliki fasilitas BSM card minimal

Rp.500.000 untuk rekening perorangan.

d. Penarikan dana dapat dilakukan secara tunai dendan menggunakan slip

penarikan tabungan kecuali tabungan giro yang dalam penarikannya

menggunakan cek atau pemindahan buku atau slip transfer.

e. Penarikan tunai melalui cek dapat dilakukan oleh pemilik rekening atau

kuasanya.

f. Maksimal penarikan tunai dengan BSM Card adalah sebesar

Rp.5.000.000/hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku dibank

g. Pemilik rekening bertanggung jawab atas penarikan cek dan blanko cek

yang diperoleh dari bank.


43

h. Pemilik rekening tidak akan melakukan penarikan cek dan bilyet giro

kosong dengan alasan apapun

i. Bank berhak menghentikan sementara transaksi yang diduga

menggunakan harta kekayaan yang berasal dari tindakan pidana atau

diduga menggunakan dokumen palsu.

j. Bank berhak menolak penarikan dana dari rekening bilamana tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.43

3. Bagi hasil (Revenue Sharing)

a. Pemilik rekening akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan

kesepakatan yang dibuat antara bank dan pemilik rekening yang akan

diberikan setiap akhir bulanatau sesuai dengan ketentuan Bank.

b. Apabila dipandang perlu, Bank dapat mengubah dan menetapkan bagi

hasil baru yang diumumkan di outlet Bank akan berlaku tanggal 1 bulan

berikutnya.

c. Pajak atas bagi hasil yang diperoleh pemilik rekening ditanggung oleh

pemilik rekening

d. Besaran bagi hasil tergantung dengan besaran pendapatan riil Bank

4. Bonus (Bonus)

a. Bank berdasarkan kebijaksanaannya dapat memberikan bonus kepada

pemilik rekening yang akan diberikan setiap akhir bulan atau sesuai

dengan ketentuan bank.

b. Pajak atas bonus yang diperoleh yang diperoleh pemilik rekening

ditanggung oleh pemilik rekening.


43
Ketentuan dan Syarat Pembukaan rekening peorangan di BSM
44

5. Fasilitas Autodebet ( Standing Instruction Fasility)

a. Pemilik rekening setiap menyediakan dana yang ada di rekening untuk

autodebet adalah cukup untuk pelaksanaan kewajibannya kepda pihak

ketiga ditambah dana minimal yang harus ada di setiap jenis rekening

sesuai ketentuan yang berlaku dibank

b. Pemilik rekening dapat menghentikan permohanan autodebet dengan

pemberitahuan secara tertulis ke pihak bank

c. Bank akan mendebet sejumlah dana dari rekening pemilik rekening

untuk diteruskan kepada pihak ketiga sesuai dengan permintaan dari

pemilik rekening.

6. Penghentian Rekening Tabungan ( Account Closing)

a. Bank sewaktu-waktu bisa menghentikan hubungan dengan pemilik

rekening dengan data yang tidaklengkap

b. Jika pemilik rekening melakukan penutupan rekening bank akan

memungut biaya administrasi atau sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

7. Biaya ( Cost)

a. Bank akan mengenakan biaya administasi bulanan sebesar Rp.6000

b. Biaya penutupan rekening tabungan dan giro atas permintaan nasabah

sebesar Rp.20.000 atau sesuaidengan ketentuan yang berlaku

c. Biaya ganti buku tabungan hilang atau rusak sebesar Rp.10.000

8. Kepemilikan Rekening (Joint Account)

9. Pemblokiran dan penutupan Rekening


45

a. Pembayaran melalui kartu (Charge card) sudah terimplementasikan

sesuai dengan fatwa MUI Nomor :42/DSN/MUI/V/2004, dalam fatwa

ini bahwa dijelaskan yaitu untuk mempermudah transaksi tanpaharus

membayar dengan uang tunai, contoh seperti membayar tagihan, dan

pembayaran lainnya, berkat kecanggihan teknologi, kartu ATM yang

biasanya digunakan untuk menarikan uang atau memindahkan dana.

b. Transfer melalui mesin ATM ( Anjungan Tunai Mandiri) Bawa kartu

debit ke mana-mana berarti membawa seluruh tabungan anda, Mesin

EDC ( Electronic Data Cupture) adalah mesin yang digunakan untuk

pembayaran menggunakan debit. cara yang digunakan dalam

pembayaran melalui kartu ( charge card) yaitu penjual akan

memasukkan jumlah nominal sesuai dengan pembelanjaan, kemudian

menggesekkan kartu pada mesin ECD, anda akan memberikan

konfirmasi dengan PIN dan transaksi akan dinyatakan lunas,pengguna

kartu debit untuk pembayaran memang tergolong sangat praktis, anda

tidak perlu membawa cicilan angsuran setiap bulan, anda tidak perlu

berutang .44

c. Kartu debit adalah jenis kartu plastik yang bisa kita gunakan untuk

berbelanja disetiap toko yang menerimanya, untuk mnendapatkan kartu

debit,prosedurnya sangat sederhana seperti mendapatkan kartu ATM,

kita tinggal dating ke Bank terdekat dan mengajukan diri menjadi

nasabah tabungan. Bank pasti akan menerbitkan sebuah kartu debit atau

ATM. Yang juga berfungsi sebagaikartu debit, disebut kartu debitkarna


44
Allen H. Lipis dkk.,Perbankan Elektronik 1992, hlm. 3.
46

setiap kali kita menggunakan kartu ini untuk belanja maka secara

otomatis akan mendebit ( mengurangi), saldo tabungan kita.Di rekening

tabungan kita Rp. 1.000.000, lalu kita berbelanja baju seharga

Rp.200.000,otomatis tabungan menyisihkan Rp.800.000 saat itu juga.

Persis sama kartu ATM dimana saat menarik uang tunai dari mesin

ATM, maka saldo otomatis akan terpotong, bila saldo tabungan kita

sudah habis maka kartu debitinitidak bisa dipergunakan lagi untuk

mengeluarkan kartun debet ini.45Kartu berbelanja.46

d. Fungsi kartu debit mirip dengan kartu kredit, hal ia dapat dengan cepat

memberikan penyediaan dana bagi pedagang. Akan tetapi, berbeda

dengan kartu kredit, terdapat penarikan serentak dalam rekening

langganan, kartu debet saat ini semakin banyak dipakai oleh lembaga-

lembaga keuangan untuk menawarkan jasa-jasa berdasarkan kartun

kepada hampir semua rekening langganan, tanpa memandang

kelayakan-kreditnya . karna menyadari manfaat dan inggin memasuki

dunia EFT ( transfer dana elektronik) maka banyak lembaga keuangan

merencanakan untuk

e. Debit bahkan menjadi lebih penting dengan berkembangnya sistem

transfer dana elektronik ( EFT) danlebih sering dipakai oleh lebih

banyak konsumen untuk lebih banyak konsumen, kartu debet menjadi

wahana utama bagi transaksi keuangan di tempat penjualan dan

45
Allen H. Lipis dkk.,Perbankan Elektronik 1992, hlm. 4.

46
Wawancara.linda BSM. 19 September 2019 jam 14:16
47

mungkin menjadi kunci bagi sistem penyerahan jasa-jasa keuangan

yang akan sangat bebeda dari pada sistem yang ada sekarang.

f. Tujuan penyediaan jaminan cek atau pelayanan kartu debet dapat

dikelompokkan ke dalam 3 kategori:

1) Peningkatan penghasilan

2) Penurunan biaya

3) Pelayanan nasabah 47

Adapun nasabah yang menggunakan charge card dari tahun

Tabel 4.1

Data Pengguna Charge Card di Bank Syariah Mandiri Kota Jambi


tahun 2014-2018
No Tahun Jumlah Nasabah
1 2014 702 orang
2 2015 729 orang
3 2016 823 orang
4 2017 874 orang
5 2018 532 orang
Jumlah 3.660 orang
(Sumber data,Bank Mandiri Kota Jambi, 2019)

Berdasarkan data diatas dapat di lihat bahwa pemakaian charge card yaitu

daritahun 2014-2018 mengalami naik turun setiap tahunnya, untuk lebih jelasnya

kemudian.

WAWANCARA:

“Sekarang pembayaran sudah bisa dilakukan dirumah ataupun dikantor


dengan mentransfer uang tersebut tanpa harus membayar dengan uang
tunai?”

WAWANCARA NASABAH:

47
Ibid., hlm. 70
48

‘’Karna disini ada kemudahan yang diberikan kepada nasabah dalam


transaksi contohnya pembayaran listrik, belanja online dan tagihan
lainnya.’’48

Dari penjelasan diatas dapat disumpulkan bahwa pembayaran melalui

kartu ini memberikan kemudahan bagi nasabahnya karna adan pembayaran

melalui kartu ini tidak harus membayar dengan bertatap muka, contoh

dalam pembelian secara onli, kita dapat memberikan poto bukti transferan

yang kita lakukan tanpa harus bertemu langsung dengan orang tersebut.

g. Macam-macam kartu debit

Kartu debit ditinjau dari sisi penerimaannya untuk berbelanja dapat

dikatagorikan ke dalam beberapa macam:

1) Lokal

Kartu debit lokal adalah kartu debit yang hanya digunakan terbatas

di kota-kota tertentu atau dinegara dimana bank penerbit kartu tersebut

beroperasi maka bank penerbit kartu tersebut beroperasi maka bisa

dikatakan kartu debit lokal. Kartu debit seperti ini tidak bisa

dipergunakan untuk berbelanja lintas Negara.

2) Regional

Kartu debit ragional adalah kartu debit yang bisa dipergunakan

berbelanja lintas Negara namun terbatas dikawasan-kawasan tertentu

saja seperti ASEAN, Europa, dst. Biasanya membuka kantor cabang

disana.

3) Internasional

48
Wawancara, linda, Nasabah Area BSM cabang jambi, 23 September 2019
49

Kartu debit internasional adalah kartu yangbisa digunakan hamper di

semua Negara yang perbankannya berkembang.Adapun kerugian dalam

menggunakan kartu debit adalah anda tidak dapat transaksi melebihi

saldo tabungan, sehingga jika ada kebutuhan mendadak yang memakan

biaya besar.49

4) Model-model pembayaran melalui kartu

a) Dana

b) E toll

5) Periksa kebenaran surat penutupan fasilitas tabungan dengan kartu

ATM atau debet card yang diterbitkan oleh pihak bank.

a) Untuk menghindari adanya klaim dari pemegang kartu serta legal

risk yang akan berpengaruh pada image bahkan financial risk

yang akan berpengaruh pada image bahkan financial risk bagi

bank penerbit kartu.

b) Untuk mengetahui ada tidaknya dasar hukum bagi bank dalam

hal penutupan fasilitas tabungan kartu ATM atau debet card

tersebut.50

Selain menggunakan uang kartal, dalam bertransaksi juga dapat

menggunakan uang giral.Jenis uang giralyang paling umum yang digunakan

masyarakat adalah kartu debit, kartu ATM dan kartu kredit. Kartu debit adalah

Alat Pembayaran Melalui Kartu ( APMK) yang dapat digunakan untuk

49

50
H.R. Daeng Naja, S.H.,M.H.,M..Kn, Legal Audit Operasional Bank 2006, hlm 170
50

melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi,

termaksuk transaksi pembelanjaan dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi

seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada

bank atau lembaga selain Bank yang berwenang untuk menghimpun dana sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Undang-undang peraturan Bank Indonesia Nomor14/2/PBI/2012 tentang

perubahan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang peneyelenggaraan

kegiatan alat pembayaran dengan dengan menggunakan kartu. 51 Berdsarkan data

BI, pada januari 2009, nilan transaksi menggunakan ATM mencapai Rp.155,1

triliun, Nilai transaksi menggunakan APMK ini menunjukkan tren yang

meningkat hingga mencapai Rp.524,8 triliun pada juli 2017. Mencapai nilai

transaksinya masih dibawah uang kertas, akan tetapi peningkatan penggunaan

APMK jenis ini mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat akan kartu

sebagai alat transaksi semakin meningkat, selain kartu ATM, kartu kredit juga

masuk dalam jenis APMK yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran

asats kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi

pembelanjaan dan untuk penarikan tunai. Namun, dalam transaksi menggunakan

kartu kredit, kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu

oleh penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban untuk melukan pembayaran

pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus ( charge

card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran. Bila dibandingkan dengan

jumlah uang kartal yang beredar di masyarakat dan nilai transaksi menggunakan

51
lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5275
51

kartu ATM/debit, penggunaan kartu kredit memiliki nilai yang jauh lebih

sedikit.

Pada januari 2009, nilai transaksi menggunakan kartu kredit hanya tercatat

sebesar Rp.9,7 triliun. Namun demikan seiring dengan meningkatnya

kepercayaan masyarakat serta semakin banyaknya penawaran yang diberikan

penyedia layanan, transaksi menggunakan kartu kredit menunukkan

peningkatan. Pada juli 2017, transaksi menggunakan kartu kredit mencapai

Rp.25,2 trilliun.

Meskipun nilai transaksi menggunakan uang kartal masih paling tinggi di

masyarakat, namun pertumbuhan lebih rendah dibandingkan penggunaan

APMK. Sejak februari 2009 hingga juli 2017, pertumbuhan jumlah uang kartal

beredar perbulan rata-rata sebesar 1,15 persen. Sedangkan,pertumbuhan bulanan

transaksi menggunakan kartu debit pada periode yang sama sebesar 1,52 persen.

dan untuk kartu kredit sebesar 1,3 persen perbulan.

B. Peran hilah dalam pembayaran melalui kartu ( charge card) menurut

Fatwa MUI Nomor : 42/SD-MUI/V/2004

Hilah dalam pandangan Hanafiyah dirumuskan sebagai berikut :

1. Hilah dimaksudkan untuk menghindari beban hukum yang terlalu berat,

untuk dialihkan untuk hukumyang lebih dan lebih ringan dan lebih efektif

penerapannya, contoh: pembayaran melalui charge card tanpa harus

membayar dengan uang tunai

2. Hilah dimaksud untuk memberikan toleransi terhadap kebiasaan yang

berlangsung disuatu tempat yang menjadi fenomena umum52


52
Mo. Imron Rosyadi., hilah al-hukmi,.hlm 5
52

Wawancara:

“Bagaimana peran hilah dalam pembayaran,sudah terlaksana sesuai


dengan hukum yang berlaku, terutama dalam pembayaran melalu charge
card ini, yaitu pembayaran ini dilakukan oleh nasabah yang mempunyai
saldo didalam ATMnya. Dan ini diperbolehkan untuk pembayaran melalui
charge card ini”53
.
Dapat disumpulkan bahwa pembayaran melalui kartu ini deperbolehkan

dengan alasan mempunyai saldo, dan sesuai dengan fatwa yang yang

memperbolehkan membayar melalui charge card, memberikan kemudahan

dalam bertransaksi.

Fatwa tentang pembayaran melalui charge card

1. Hukum

Penggunaan charge card secara syariah diperbolehkan.

2. Ketentuan umum

fee penarikan uang tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk

penarikan uang tunai

3. Ketentuan Akad

Akad yang dapat digunakan dalam pembayaran melalui charge card ini

adalah :

a. Untuk transaksi pemegang kartu adalah hamil (al-bithaqah), melalui

merchant (qabil al-bithaqah/penerima kartu), akad yang yang

digunakan adalah akad kafalah wal ijarah

b. Untuk transaksi pengambilan uang tunai digunakan akad al-Qardh wal

ijarah

4. Ketentuan Dan Batas


53
Wawancara, linda BSM, 19 september 2019 jam 10:15
53

a. tidak boleh menimbulkan riba

b. tidak digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat.

Hilah merupakan bentuk dari respon hukum islam terhadap perkembangan

kepentingan masyarakat, dalam menarik kemaslahatan yang dibutuhkan, dalam

pemenuhan kebutuhannya, yang bersifat dadurari hilah sebagai produk hukum,

tidakboleh bertentangan dengan ketentuan nilai-nilai universal hukum islam,

maka hilah dipandang sebagai rumusan metelogi yang dijadikan sebagai salah

satu dari metode ijtihad yang mengedepankan kepentingan praktis dalam

melestarikan lima unsur pokok ialah :

a. menjaga agama

b. menjaga jiwa

c. menjaga keturunan

d. menjaga harta

e. menjaga akal

Sehingga hilah bukan merupakan penyempangan hukum, akan tetapi hilah

di nilai sebagai makharij min al-mazaiq yaitu jalan keluar dari kesulitan. Hilah

merupakan metode alternatif dalam menyelesaikan masalah hukum dalam

koridor maslahah ( penerapan hilah bertujuan untuk tegaknya kemaslahatan

umum).

Metode hilah diyakini secara pasti sebagai jalan keluar yang tepat dalam

mencapai kemaslahatan yang bersipat universal dan klektif.Hilah dalamkontek

ini disebut hilah bi-al maslahah, kemudian hilah juga diterapkan berdasarkan
54

pertimbangan darurah ( berdasarkan kebutuhan, waktu dan situasi). Hilah ini

disebut hilah bi al darurah.

Hilah juga diterapkan apa bila penerapan hukum berdasarkan qiyas tidak

dapat dilakukan dalam satu kasus tertentu. Dalam kontek ini, hilah merupakan

perangkat dari istihsan sehingga disebut hilah bial ihtissan, jadi hilah alhuqmi

merupakan hal yang amsih dibutuhkan. Hilah alhuqmi merupakan tindakan

reaktif yaitu upaya mencari legitimasi hukum untuk melakukan hukum yang

lebih ringan dengan pertimbangan maslahat, yang dilakukan

untukmenyelesaikan ( merespon) problematika masyarakat ( menghindarkan diri

dari perbuatan yang dilarang) melakukan hilah itu boleh, selagi

tidakmembatalkan perkara hak atau tidak merusak tatan syariah Allah yang

lurus.54

C. Dampak dan kendala dalam pembayaran melalui kartu (charge card)

Manfaat kartu debit dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang berperan dalam

kartu debit, keuntungannya adalah :

1. Manfaat dan keuntungan

a. Keuntungan bank dalam penerbit kartu transaksi keuangan. Perusahaan

dan lembaga menerbitkan bebagai jenis kartu transaksi

b. Keuntungan bagi pemegang kartu antara lain dalam segala urusan dan

permasaahan hidup, kita sebaiknya tidak mempersulit. Islam sangat

54
Moh. Imron Rosyadi, hilah Al-hukmi, hlm 15-16
55

mengajurkankita agar memudahkan semua urusan dan bukan

mempersulitnya Islam.55

Memudahkan dan menyederhanakan segala urusan adalah sikapmulia.

Sedangkan sipat suka mempersulit merupakan perilaku tercela yang

akibatnya sungguh sangat tidiak terduga , karena apabila kita terus

menerus mempersulit seseorang maka hal tersebut bisa mengikis

kesabaran, mempersulit urusan sangat dikecam oleh ajaran Islam,

termasuk untuk yang bernilai ibadah atau kebaikan.

c. Kemudahan berbelanja

Artinya belanja dengn debit memberikan kemudahan, sehingga nasabah

tidak perlu membawa uang tunai melakukan setiap transaksi pembayara,

cukup dengan menunjukkan bukti pembayaran dan mendatangi bukti

belanjaan.

d. Kemudahan memperoleh uang tunai

Nasabah dalam hal ini dapat memperoleh uang tunai dalam kondisi

mendadak karna tinggal menarik uang didalamkartu tersebut

e. Memberikan kenyamanan saat berbelanja atau membayarnya tidak

perlu denganuang kes

2. Keuntungan bagi pedagang

a. Meningkatkan omset penjualan

Adanya minimal pembelanjaan yang diterapkan dalam meningkat

omset penjualan, hal ini disebabkan oleh mudahnya transaksi untuk

pembayaran tersebut tanpaharus bertemu


55
Wawancara, linda BSM, 20 september 2019
56

b. Sebagai bentuk pelayanan merupakan cara untuk memberikan

pelayanan terbaik yang diberikan kepadapara pelanggan merasa

nyaman pembayaran dan pengirimanan barang

3. Kerugian dalam pemegang kartu debit

a. Tidak bisa sepertikartu kredit yang bisa membayar atau mentalangi

karna tidak adanya saldo

b. Kerugian bagi nasabah tidak bisa bertransaksi karna tidak adanya saldo

c. Tidak ada batasan untuk berbelanja jika mempunyai saldo

d. Bisa menggunakan uang untuk apapun selagi ada saldo

e. Tidak perlu membawa uang banyak saat berbalanja

4. Hambatan-hambatan dalam pembayaran melalui kartu charge card.

Setiap aktivitas apapun bentuknya tidak selamanya sesuai dengan harapan,

hambatan timbul karena tidak sesuai anatara kenyataan yang dihadapi di

lapangan dengan harapan didalam memberikan pelayanan kepada

nasabah.khususnya untuk jenis produk murabahah beberapa hambatan yang

dihadapi Bank Syariah Mandiri cabang jambi adalah sebagai berikut :

a. Hambatan Internal

Keterbatasan jumlah mesin yang ada disuatu desa atau tempat tersebut,

karna jarak suatu daerah ke perkotaan, dan harus mensurvey ke suatu

daerah tersebut untuk melihat layak atau tidaknya suatu daerah tersebut

untuk diberikan mesin (EFT).

Berdasarkan wawancara dengan pimpinan tentang penetapan mesin ini

disuatu daerah sebagai berikut: Saya menyadari bahwa dalam memberikan


57

produk kepada nasabah contohnya dalam memberikan mesin (EFT) ini

harus mempertimbangkan bagaimana layak atau tidaknya daerah tersebut

diberikan mesin tersebut karna adanya keterbatsan yang dimiliki oleh desa

atau daerah tersebut.

Berdsarkan hasil wawancara dengan pengurus Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi diatas jelas memebrikan gambaran bahwa sebagai

pemimpin Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi sudah mengupayakan

agar daerah tersebut mempunyai sarana seperti mesin tersebut, tapi

kembali lagi dengan kelayakan daerah tersebut dan sesuai dengan

peraturan yang ada.56

b. Hambatan ekternal

Hambatan ekternal mencakup kendala dan hambatan yang ditemui di

lapangan. Hambatan-hambatan tersebut meliputi :

1) Ketidak cocokan dokumen yang diberikan pengawai survey

lapangan kepada pimpinan, jenis pegawai yang survey ke lapangan

akan dicocokan dengan lapangan, dan membutuhkan waktu yang

cukup lama.

2) Pengetahuan nasabah tentang penggunaan mesin ini, karena ada

sebagian kecil nasabah yang tidak bisa atau tidak paham dalam
57
pembayaran melalui mesin tersebut.Hal ini bagaimana yang

56
Wawancara, linda BSM, 20 september 2019
57
58

ditegaskan oleh pegawai Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Jambi

sebagai berikut:58

Wawancara :

“Kami melakukan survey lapangan di suatu tempat tersebut memiliki


waktu yang sangat lama, karena banyak halyang dipertimbangkan
ditempat tersebut, contohnya dalam daerah tersebut sudah layak atau tidak
apa bila daearah ini memiliki mesin ( EFT), seperti yang kita ketahui
bahwa mesin ini biasanya cuman ada di daerah-daerah yang memang
tempat strategis, contohnya di didalam perkotaan, pusat keramaian,
swalayan atau mall”.

Dapat disimpulkan bahwa mesin ini punya standar operasional, karena

tidak semua daerah atau tempat bisa diletakkan mesin tersebut.59

Strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas suatu produk

atau pembayaran melalui cahrge card ini ialah:

1. Startegi Internal

Untuk mentasi hambatan-hambatan dalam formlisasi pelayanan produk

kepada nasabah dari sisi internal Bank Mandiri Syariah Cabang Jambi menyusun

kebijakan sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan kepada nasabah dalam penggunaan kartu

tersebut, contohnya bisa membayar belanjaan dengan kartu tersebut

dengan ketentuan mempunyai saldo.

b. Melakukan sosialisasi kepada nasabah yang inggin membuat tabungan,

danjuga menjelaskan kegunaan atau fungsi-fungsi dari kartu tersebut

58

59
Wawancara, linda pegawai BSM Cabang Jambi, 19 september 2019, jam 14 :15
59

c. Memberikan reward atau penghargaan kepada nasabah yang sudah

menggunakan kartu tersebut.

2. Stategi Eksternal

a. Melakukan kerja sama dengan nasabah, khususnya dalam

mengembangkan produk bank tersebut.

b. Memberikan pendampingan kepada calon nasabah, dan dapat

memberikan pendampingan dalam proses pengenalan produk-produk

yang ada di Bank Mandiri Syariah tersebut.

5. Faktor-faktor pendukung dalam pembayaran melalui charge card

a. Faktor pendukung

1) Adanya kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi

2) Memberikan kemudahan

3) Memberikan kenyamanan bagi nasabah saat berbelanja

b. Faktor penghambat

1) Tidak adanya mesin di tempat tersebut

2) Susahnya pembayaran apa bila tidak membawa uang kes contohnya

berbelanja ditoko-tokokecil

3) Terhambatnya transaksi atau pembayaran apa bila toko tersebut

tidak ada mesin tersebut.

6. Kelebihan kartu debit

a. Efesiensi digunakan buat transaksi dengan hanya gesek60

60
Wawancara, linda BSM, 20 september 2019
60

Harus diakui, kegunaan kartu debit sebagai alat pembayaran menjadi

lebih efesien, dengan hanya satu kartu saja, kamu bisa merasakan

banyak manfaat pembayaran. Asalkan tempat transaksi belanja juga

menyediakan mesin Electronic Data Capture atau mesin ECD

b. Dapat bertransaksi dalam jumlah besar

Sebagai pengganti uang tunai, bisa belanja apapun dan berapapun

sesuai yang kamu butuhkan. Transaksi menggunakan kartu debit gak

terbatas sepanjang saldo yang tersedia mencukupi. Tapi bukan berarti

kamu bisa belanja seenaknya belanja menggunakan kartu debit,

gunakan kartu debit sebagai alat transaksi secara bijak.

c. Menggunakan kartu debit bukan termasuk berutang seperti kartu kredit

Kartu debit dan kredit sebetulnya tidak jauh berbeda jauh, keduanya

bisa digunakan buat transaksi secara non tunai. Hanya saja kalau kamu

menggunakan kartu kredit, itu artinya transaksi kamu dibayarin dulu

sama bank. Dan kamu harus melunasi ke bank setelahnya. Tapi

kalaukamu menggunakan kartu debit saat transaksi, kamu ga berutang.

Karna kamu menggunakan uang tabungan kamu buat pembayaran yang

kamu transaksikan.

d. Bisa tarik tunai

Salah satu fungsi utama adalah untuk menarik tunai. Jadi hanya dengan

membawa sekeping kartu ini kemana-mana, kamu sama saja dengan

membawa uang kemana-mana secara aman. Artinya kamu gausah

bawak uang banyak-banyak didompet.cukup bawak uang secukupnya


61

aja sesuai keperluan.Tapi kalau untuk keperluan mendesak dalam

jumalah banyak, kamu bisa gunakan artu debit buat tarik tunai.

e. Tanpa cicilan bulanan

Jika kamu menggunaka kartu kredit sebagai alat transaksi, maka mulai

saat itu juga kamu hrus siap-siapuntuk mencicil hutang kamu.Berbeda

dngan debit, seberapa sering kamu menggunakan kartu ini, kamuga

perlu menegeluarkan uang cicilan.Karena secara prinsip, seperti

dikatakan diatas, penggunaan kartu tersebut merupakan penganti uang

tunai yang kamu simpan direkening tabungan.

7. Kekurangan kartu debit

a. Jarang ada promo

Kalaukamu suka menggunakan kartu kredit, pastibanyak promoyang

didapat, tapi tidak dengan debit. Jarang kamu temukan promo yang

berlaku pada kartu debit tertentu.

b. Rawan disalahgunakan

Kartu kredit maupun debit sering disalah gunakan oleh oknum tidak

bertanggung jawab, misalnya kasir toko atau swalayan, tak jarang

oknum kasir menggunakan double swipe atau penggesekan ganda

dikomputer kasih, tindakan tersebut berpotensi mengkopi datadikartu

tersebut.

c. Transaksi harus sesuai dengan marchant bank61

61
Wawancara,linda BSM, 20 september 2019
62

Buat memudahkan transaksi toko, swalayan dan mall memang selalu

menyediakan mesin EDC untuk transaksi kartu debit.Tapi tidak semua

pusat perbelanjan menyediakan seluruh mesin EDC.

d. Hanyabisa digunakan jika saldo mencukupi

Kekurangan kartu debit lainnya adalah tidak bisa digunakan untuk

transaksi yang melebihi saldo.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas suatu produk atau

pembayaran melalui cahrge card ini ialah:

1. Startegi Internal

Untuk mentasi hambatan-hambatan dalam formlisasi pelayanan produk

kepada nasabah dari sisi internal Bank Mandiri Syariah Cabang Jambi menyusun

kebijakan sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan kepada nasabah dalam penggunaan kartu

tersebut, contohnya bisa membayar belanjaan dengan kartu tersebut

dengan ketentuan mempunyai saldo.

b. Melakukan sosialisasi kepada nasabah yang inggin membuat tabungan,

danjuga menjelaskan kegunaan atau fungsi-fungsi dari kartu tersebut

c. Memberikan reward atau penghargaan kepada Nasabah yang sudah

menggunakan kartu tersebut.

2. Stategi Eksternal

a. Melakukan kerja sama dengan nasabah, khususnya dalam

mengembangkan produk bank tersebut.


64

b. Memberikan pendampingan kepada calon nasabah, dan dapat

memberikan pendampingan dalam proses pengenalan produk-produk

yang ada di Bank Mandiri Syariah tersebut.

Faktor-faktor pendukung dalampembayaran melalui charge card

1. Faktor pendukung

a. Adanya kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi

b. Memberikan kemudahan

c. Memberikan kenyamanan bagi nasabah saat berbelanja

2. Faktor penghambat

a. Tidak adanya mesin di tempat tersebut

b. Susahnya pembayaran apa bila tidak membawa uang kes contohnya

berbelanja ditoko-tokokecil

c. Terhambatnya transaksi atau pembayaran apa bila toko tersebut tidak

ada mesin tersebut.

3. Kelebihan kartu debit

a. Efesiensi digunakan untuk transaksi dengan menggunakan satu kartu

kitabisa mendapatkan banyak manfaat

b. Dapat bertrasaksi dalam jumlah besar

c. Menggunakan kartu debit tidak termasukberutang seperti kartu kredit

4. Kekurangan kartu debit

a. Digunakan jika saldo mencukupi

b. Tidak bisa digunakan untuk transaksi yang melebihi saldo.


65

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa hal yang sebaiknya

diperhatikan pihak Perbankan Syariah dalam pengaplikasikan transaksi melalui

kartu debit tersebut yaitu :

1. Meningkatkan sosialisasi terhadap nasabah tentang kegunaan kartu debit

ini

2. Agar memperluas jaringan Bank Mandiri Syariah kewilayah yang belom

memiliki fasilitas Syariah agar semua masyarakat Indonesia bisa

menikmati fasilitas dan kemudahan dalam bertransaksi secara Syariah

3. Agar kiranya menambah fasilitas Bank Mandiri Syariah supaya lebih

mudah lagi dalam bertransaksi


DAFTAR PUSTAKA

Allen H. lipis dkk. (1992). Perbankan elektronik, Jakarta PT Rineka Cipta

Ahmad Ifham Sholohin. (2010). Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah,


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Ahmad Warson Munawir. (2007). Al-Munawir:Kamus Arab Indonesia. Pustaka


Surabaya: Progressif.

Atho Mudzhar, dkk. (2012), Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam
Perspektif hukum dan Perundang-Undangan.

Cristian Radu, Implementing Electronic Card Payment Systems, bostonLondon.

H.R. Daeng Naja, S.H.,M.,Mkn, 2006, legal Audit Operasional Bank, Bandung :
PT citra aditya bakti.

Ronald J. maan, (2006), Charging Ahead The Growth and Regulations of


payment Card Market

Iman Syahputra Tunggal, SH.,CN, LL.M, peraturan perundang-undangan


Perbankan di Indonesia 1997-1998, 1999 PT Harvarindo

Abdul Latif. (2016). Implementasi Fatwa DSN-MUI Terhadap Praktik


Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
KCP Ponogoro, Pascasarjana STAIN Ponogoro.

Dahlan Siamat. (2005). Manajemen lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan


Perbankan.Fatwa Dewan Syariah Nasional no. 42/sdn-mui/v/2004
dalam Pandangan Yurisprudensi.

Fitri Ania Wardani. (2016). Kartu Kredit Syariah dalam Tinjauan Islam.

Haswir, Pemikiran ibn Qayyim al-jauziyah tentang Hilah Syar’iyyah. Disertasi


UIN SUSKA Pekanbaru,

Mardalis.( 2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Cet-12.


Jakarta: Bumi Aksara.

Moh. Imron Rosyadi, Hilah Al-Hukmi:Studi Perkembangan Teori Hukum Islam,


STAI Taswirul Afkar Surabaya.

S. Purnamasari, Syariah Card (Telaah Hukum Akad/Perjanjian Perspektif Islam.

66
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
Bandung: Alfabeta, cet ke -11.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet-


14, J
akarta: Rineka Cipta.

67
LAMPIRAN

Di bawah ini adalah data nasabah yang menggunakan charge car pada Bank

Syariah Mandiri Kota Jambi:

Tabel 1.1
Data Pengguna Charge Carddi Bank Syariah Mandii Kota Jambi
No. Nama Nasabah Jenis kelamin
1. Rosmini Perempuan
2. Fadli Laki-Laki
3. Asman Laki-laki
4. Gita Aprillia Perempuan
5. Anissa Hidayat Perempuan
6. Eka Yulianti Perempuan
7. Rahayu Perempuan
8. Wida F Lubis Perempuan
9. Winda Rahtu Perempuan
10. Darusallam Laki-laki
Jumlah 10 orang
(Sumber data, Bank Mandiri Kota Jambi, 2019

Anda mungkin juga menyukai