Disusun oleh:
HOMSIYAH
NIM: 155020201111022
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Derajat Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
RIWAYAT HIDUP
Nama : Homsiyah
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 09 Januari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Tembok Gede Gang 3 No 23B Surabaya
Nomor Telepon : 082283262016
E-mail : homsiyahh@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. SDK Abdullah Ubaid II 2002 – 2009
2. Sekolah Menengah Pertama Ta‟miriyah Surabaya Tahun 2009 – 2012
3. Sekolah Menengah Atas Ta‟miriyah Surabaya Tahun 2012 – 2015
4. Strata 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Tahun 2015 – 2019.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
2. Ibu Dr. Sumiati, SE., MSi, CSRS., CFP. selaku Ketua Jurusan Manajemen
3. Ibu Dr. Siti Aisjah, SE., MS., CSRS., CFP. selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Dian Ari Nugroho SE., MM., CMA selaku dosen pembimbing yang
i
5. Bapak Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si.,CSM.,CMA selaku dosen Penguji
akademik.
8. Abah Iksan dan Ummi Hotimah yang telah memberikan kasih sayang,
9. Fitri, Ifa, Lila, Mbak Sofi, dan Nofal adek dan kakak yang selalu meberi
10. Akhmad Saifudin selaku supporting system yang setia menemani selama
skripsi ini.
ii
12. Teman-teman penulis Ara, Lulu, Nisa, Neni, Putaf, Anita, Emaa, Sonia,
proses pengerjaan skripsi ini dan menemani penulis meskipun dari jarak
jauh.
kuesioner dalam penelitian ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
segala bentuk kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Amiin Ya Rabbal
Alamiin.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENGARUH VISUAL MERCHANDISING, DISPLAY PRODUCT, DAN
STORE ATMOSPHERE TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING DI
MINISO SURABAYA
Oleh:
Homsiyah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
homsiyahh@gmail.com
Dosen Pembimbing:
Dian Ari Nugroho., SE., MM.,CMA
ABSTRAK
ix
THE EFFECT VISUAL MERCHANDISING, DISPLAY PRODUCT, AND
STORE ATMOSPHERE ON THE BEHAVIOR IMPULSE BUYING AT
MINISO SURABAYA
By:
Homsiyah
Faculty Economics and Business University of Brawijaya
homsiyahh@gmail.com
Supervisor:
Dian Ari Nugroho., SE., MM.,CMA
ABSTRACT
This research is used to determine the effect of visual merchandising, display
product, and store atmosphere on the behavior of impulse buying at MINISO
Surabaya. This type of research is quantitative research using a causal research
approach that explains or proves the relationship or influence between
independent and dependent variables. This study uses a sample of 105
respondents that questionnaires were carried out at Miniso outlets in Surabaya.
Taking the sample uses purposive sampling method. The sample consist of
respondents who were shopping at Miniso Surabaya. Data analysis uses multiple
linear regression analysis with SPSS ver 22. The results of this aims indicate that
three variables namely visual merchandising, display product, and store
atmosphere have a significant positive effect on impulse buying.
x
BAB I
PENDAHULUAN
potensial bagi bisnis ritel modern. Bisnis ritel modern dengan format
tiga tahun terakhir ini ritel modern mengalami penurunan. Penurunan tersebut
disebabkan dengan adanya penurunan daya beli masyarakat dan adanya belanja
didirikan pada 1962 Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus
negative list bagi Penanaman Modal Asing. Sebelum Kepres 99 tahun 1998
diterbitkan, jumlah peretail asing di Indonesia sangat dibatasi. Saat ini, jenis-jenis
retail modern di Indonesia sangat banyak meliputi Pasar Modern, Pasar Swalayan,
Department Store, Boutique, Factory Outlet, Specialty Store, Trade Centre, dan
1
2
(Martinus, 2011).
Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi
Penanaman Modal Asing (PMA), maka sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke
Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini, menunjukkan bisnis ini sangat
lokal. Peritel asing tidak hanya membuka gerai di Jakarta saja, misalnya Carrefour
Ritel atau yang juga sering disebut dengan bisnis eceran termasuk salah
Regional Bruto (PDRB) tiap daerah yang ada di Indonesia. Selain itu, sektor ritel
juga merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar selain sektor
pertanian dengan serapan pada tahun 2011 mencapai 23,4 juta tenaga kerja atau
persaingan ritel semakin ketat, setelah 40% saham Carrefour yang merupakan
dengan nilai sekitar US$ 350 juta pada 2010. Grup Para milik Chairul Tanjung,
3
seorang pengusaha lokal yang lebih dulu sudah menguasai bisnis televisi,
Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat,
hal ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah ritel yang pesat yaitu mencapai
18.152 gerai pada 2017, dibandingkan 10.365 gerai pada10 tahun sebelumnya.
di Indonesia antara 10-15% per tahun. Penjualan ritel pada 2006 masih sebesar Rp
49 triliun, namun melesat hingga mencapai Rp 100 triliun pada 2017. Sedangkan
pada 2018 pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama yaitu 10%-15% atau
sasarannya dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan
Kesuksesan bisnis sangat tergantung pada faktor kepuasaan yang dirasakan oleh
konsumen khususnya bagi pelanggan. Tidak ada satupun bisnis atau organisasi
(Timm, 2005).
4
berbagai upaya untuk merancang visual merchandising, display produk dan store
atmosphere. Fakta ini tentunya tak lepas dari strategi pengelola bisnis retail
Strategi yang dapat dilakukan pemilik ritel modern untuk menarik konsumen
oleh Kasimin, at.al (2015), menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara discount
terhadap impulse buying. Selain itu, faktor lain yang dapat memengaruhi impulse
buying adalah store atmosphere. Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan
oleh Sari dan Suryani (2014), menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara store
Salah satu toko retail baru yang muncul di Indonesia adalah Miniso. Ritel
yang dikelola oleh PT Miniso Lifestyle Trading Indonesia merupakan ritel yang
aksesori fesyen, alat kebutuhan rumah tangga hingga produk elektronik. Dalam
waktu delapan bulan sejak hadir pertama kali pada Desember 2016, perusahaan
ini telah memiliki 50 gerai. Sepanjang tahun 2017 lalu, Miniso berhasil membuka
88 gerai. Setengah dari gerai tersebut berlokasi di luar Pulau Jawa. Aksi cepat
tanggap ritel kolaborasi desainer Jepang Miyake Jenya dan pengusaha China Ye
Guofu ini bakal dilanjutkan dengan target pembukaan toko sebanyak 100 gerai
5
pada tahun 2018. Menurut keterangan perusahaan, 50% dari gerai baru itu akan
sebesar Rp 1 miliar per gerai. Jika target tersebut realistis, artinya akan ada satu
gerai Miniso baru setiap minggunya. Di ranah global, target Miniso terbilang
fantastis. Ritel yang berdiri sejak tahun 2013 ini menargetkan memiliki 10.000
gerai di 100 negara dalam waktu dua tahun ke depan. Saat ini, Miniso telah
Thailand, dan juga Indonesia. Kelebihan yang dimiliki Miniso dibandingkan gerai
retail yang lain adalah Harga yang murah dengan desain yang menarik adalah
buah sukses dari ritel seperti Miniso. Karenanya, mulai banyak merek lokal yang
ikut menciptakan konsep yang sama, bahkan dengan sedikit meniru identitas khas
2018). Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menarik judul “Pengaruh Visual
1. Manfaat Teoritis
buying.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi akademisi
penelitian sejenis.
c. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
peneliti untuk memperoleh arah kerangka piker yang jelas. Pada tabel 2.1
peneliti.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
8
9
perusahaan harus berorientasi pada pelanggan dan pasar. Disamping itu, topik
posisi. Konsepnya seperti yaitu seperti ekuitas merek, analisis nilai pelanggan,
rantai pasokan, dan komunikasi pemasaran terpadu bahkan bukan bagian dari
pengendalian.
mereka.Dari defenisi di atas dapat dijelaskan bahwa arti pemasaran adalah jauh
lebih luas daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang
tangga, dimana mereka sebagai konsumen akhir. Bisnis retail meliputi, seluruh
aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung pada konsumen.
Banyak perusahaan yang bergerak dibidang bisnis retail dan juga memberikan
dalam rangka perebutan konsumen, sekaligus membuat mereka loyal. Kondisi ini
penjualan barang atau jasa, atau barang dan jasa, yang dilakukan oleh perusahaan
atau institusi bisnis secara langsung kepada konsumen akhir yang digunakan
penjualan terutama atau lebih dari 50% dari konsumen akhir ini dan sebagian
kecil dari pasar bisnis. Bisnis retail merupakan salah satu usaha yang memiliki
prospek yang baik dan terus berkembang. Pengelolaan bisnis retail membutuhkan
kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kepekaan dalam melihat peluang pasar agar dapat memiliki kompetensi untuk
bertahan dalam bisnis ritel dan terus maju (Tri Joko Utomo, 2010).
oleh konsumen individual sebagai pemakai akhir, tetapi juga pembelian oleh pasar
bisnis. Pertimbangan pasar bisnis melakukan pembelian pada bisnis ritel adalah
karena harga produk yang murah sehingga dapat mendatangkan keuntungan bila
Kinerja retail menurut (Pearce, 1998; dikutip dari Eun Jing Hwang, 2005)
berpendapat bahwa kinerja retail dapat berfokus dan terjadi pada beberapa tingkat
sangat baik pada bentuk dari tingkatan dalam perusahaan. Keseluruhan ukuran
perusahaan, diamana unit, asset digunakan pada ukuran kinerja, seperti kontribusi
dollar per meter persegi pada ruang penjualan, digunakan secara variasi pada
pada laba dalam inventari dan laba produk langsung dalam ukuran kinerja.
produk dan jasa yang dijual kepada konsumen dan memudahkan distribusi produk
produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel mereka
konsumen.
2. Memecah
konsumen.
3. Penyimpan persediaan
4. Penyedia jasa
15
Dengan adanya beberapa jenis barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas
Bisnis ritel terbagi dalam berbagai jenis yang sangat beragam berdasarkan
tingkat modernitas, bisnis ritel dapat diklasifikasikan dalam ritel tradisional dan
pada in-store retailing yaitu bisnis ritel yang menggunakan toko untuk menjual
112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan batasan pasar tradisional dan toko
Toko ini menyediakan lini produk yang sempit dengan ragam barang yang
2. Department Store
Toko ini menjual beberapa lini produk . Biasanya pakaian, perabot rumah
3. Supermarket
4. Convenience Store
5. Superstore
Toko ini menjual barang dagangan standar dengan harga yang lebih rendah
dengan menerima margin yang rendah dan menjual barang dengan jumlah
yang banyak. Toko diskon yang sebenarnya menjual produk dengan harga
17
inferior.
Toko yang menjual barang berkualitas tinggi. Barang yang dijual sering
harga standar dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari toko
eceran lainnya.
8. Factory Outlet
Toko yang dimiliki oleh pabrik dan dijalankan oleh pabrik dan biasanya
Selain toko eceran, bisnis retail juga ada yang berkonsep non-toko.
Walaupun sebagian besar barang dan jasa dijual melalui toko, pengecer nontoko
(nonstore retailing) selama ini berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan
pengecer toko (Kotler, 1999). Pengecer non toko antara lain direct marketing,
diberikan kepada konsumen jauh lebih besar. Akan tetapi tingginya biaya
perekrutan, pelatihan, gaji dan motivasi bagi tenaga kerja berdampak pada
Penjualan ini dilakukan melalui mesin penjual yang secara otomatis akan
perusahaan dan pemasar dalam menghargai dan menciptakan produk atau layanan
yang bernilai untuk merespon keingginan dari konsumen dan sesuai dengan
melakukan pembelian.
maupun jasa, dan ide untuk memenuhi kebutuhan individu. Perilaku konsumen
19
produk yang dijual memiliki harga jual yang rendah proses pengambilan
konsumen adalah semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencari,
bukan hanya mencari informasi yang terkait dengan barang atau jasa yang
dibutuhkan, tetapi mencari informasi yang terkait dengan barang dan jasa yang
berguna untuk menyampaikan pesan citra produk sebuah merek kepada calon
pelanggan dengan pendekatan artistik yang bisa dijamah oleh panca indera calon
sebagai segala sesuatu yang pelanggan lihat, baik eksterior maupun interior yang
perhatian, minat, keinginan dan aksi dari pelanggan (Asuquo dan Iqbongndi,
penyajian suatu toko atau merek dan barang dagangan kepada pelanggan melalui
tim kerja dari iklan toko, display, event dan merchandising depertement untuk
menjual barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan atau toko. Lebih lanjut
didefinisikan sebagai presentasi dari sebuah toko dan produk atau barang
dagangannya dengan tujuan untuk menarik perhatian dari pelanggan potensial dan
visual merchandising adalah tampilan barang dagangan dan toko dengan cara
yang menarik, untuk menarik perhatian dari para pembeli potensial. Visual
merchandising ini dimulai dari tampilan dari bagian luar toko, yakni mencakup
tampilan interior dan eksterior toko seperti kombinasi warna, pencahayaan, musik,
visual, tata letak toko, kertas dinding, lantai, rak, desain tampilan, boneka,
21
merchandise lantai, tata letak fixture dan furniture, tampilan barang dagangan di
tidak hanya bertujuan untuk menarik perhatian akan tetapi menajdi edukasi bagi
(Kaur, et al., 2013). Berikut akan dibahas lebih mendalam terkait dengan dimensi
visual merchandising :
b. Interior Design
visual. Desain interior toko adalah seni perencanaan karena ini adalah
interior toko. Interior toko atau rak produk harus dilakukan sedemikian
salah satu aspek penting untuk menarik konsumen pada toko dan barang
kemudian dapat mendorong keinginan konsumen yang pada saat datang ke toko
untuk membeli suatu produk melalui daya tarik penglihatan langsung pada suatu
produk. Toko harus melakukan menciptakan daya tarik penataan ruang dan
penyusunan produk sehingga konsumen atau pelanggan merasa betah dan nyaman
menata barang yang mengarah pembeli agar tertarik untuk melihat dan
23
display adalah keinginan membeli sesuatu yang tidak didorong oleh seseorang
tetapi didorong oleh daya tarik atau oleh penglihatan dan atau perasaan lainnya.
Menurut Shultz dalam Alma (2011) dalam Rahmadana (2016) display adalah
usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan
pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa display merupakan suatu
konsumen dapat mengamati, meneliti dan melakukan pilihan di mana hal ini
dilakukan konsumen karena terdorong oleh daya tarik penglihatan atau pun rasa-
rasa tertentu karena adanya peragaan atau penyusunan produk yang menarik
terhadap penjualan.
konsumen terhadap toko yang dikunjungi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa display
product berguna sebagai media promosi pada produk yang sedang dijual dan
menampilkan tren yang sedang di tampilkan toko pada produk yang jual (Rueger,
mampu menciptakan suatu tema tertentu yang dapat membangun minat pelanggan
melalui tampilan produk terbaik. Oleh karena itu tampilam produk menjadi
display product tidak lain adalah untuk memberi informasi sekilas pandangan
sehingga pesan visual yang ingin ditampilkan oleh peritel dapat diterima dan
suatu fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna,
temperatur, musik, aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam
sebuah toko untuk membuat pelanggan merasa betah dan nyaman memilihmilih
jenis produk yang akan dibelinya. Untuk menciptakan suasana yang mendukung
dari sebuah toko memerlukan desain yang memadai. Hal itu mencakup desain
muka sebuah toko, pintu masuk, sirkulasi pengunjung dari jalan masuk, dan
resto, perlu dipikirkan mengenai tata cahaya, tata suara, pengaturan suhu udara,
dan pelayanan.
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan bau untuk
menimbulkan kesan menarik dan membantu memperbaiki citra sebuah toko dalam
atmosphere. Atmosphere refers to the store's physical characteristic that are used
karakteristik fisik toko yang digunakan untuk mengembangkan citra dan untuk
pelanggan ketika mengunjungi sebuah toko. Banyak orang membentuk kesan toko
sebelum memasuki atau hanya setelah memasuki toko tersebut. Konsumen bisa
menilai sebuah toko sebelum memeriksa barang dagangan dan harga pada toko
Store atmosphere merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah
2013). Selain itu, Dessyana (2013) juga mengemukakan bahwa store atmosphere
merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan
toko sebagai upaya untuk merancang lingkungan toko agar tercipta efek
disekitar toko ritel untuk menarik pelanggan (Akram, et al., 2016). Sutisna dan
status afeksi dan kognisi yang daat dipahami konsumen ketika berada di toko,
ketika saat berbelanja itu dilaksanakan. Lamb, et al., dalam Madjid (2014)
27
Menurut Berman dan Evans dalam Tulipa & Gunawan (2014) menjelaskan
bahwa store atmosphere adalah sebuah karakteristik fisik dari toko termasuk
fasilitas fisik, tanda-tanda informasi, musik dan aroma. Di mana semua ciri-ciri
di dalam toko tersebut. Sezgin & Kucukkoylo (2014) menjelaskan bahwa store
sebagai unsur komunikasi yang terintegrasi untuk pengecer, selain menjadi salah
satu elemen yang paling penting yang mempengaruhi pemilihan toko dari
pengalaman belanja yang tidak dapat dilihat. Kotler dalam Hussain & Ali (2015)
menjelaskan bahwa store atmosphere sebagai bagian dari toko merupakan rantai
desain outlet ritel yang menghasilkan efek emosional tertentu pada pembeli yang
Suasana yang menarik dan penuh kesan menjadi rantai outlet ritel untuk
keputusan pembeliannya.
28
Suasana yang menarik dan penuh kesan tersebut akan membuat para
yang nyaman ini adalah alasan yang mampu meningkatkan pembelian impulsif di
gerai ritel. Suasana gerai menggambarkan moment of truth yaitu situasi langsung
yang dirasakan konsumen saat berbelanja. Apabila setting dari suasana tersebut
optimal maka peritel akan mampu menyentuh emosi konsumen sehingga dapat
atmosphere, yaitu store exterior, general interior, store layout dan interior
1. Store exterior
bagian dari store exterior adalah bangunan luar, papan nama toko, pintu
masuk, luas bangunan, desain toko, fasilitas parkir, halaman toko, dan
keamanan kendaraan.
2. General interior
29
menarik pembeli untuk datang ke toko, tapi yang paling utama yang
display. Display yang baik adalah yang dapat menarik perhatian para
yang ramah, kebersihan toko, serta aroma/bau dan udara di dalam toko.
3. Store layout
bagian dalam toko melalui jendela etalase atau pintu masuk. Layout yang
4. Interior display
dan laba toko tersebut. Yang termasuk interior display ialah poster, tanda
petunjuk lokasi, tanda gambar spesial even seperti lebaran dan tahun
memberikan nilai tambah dan memberikan kesan positif di benak konsumen. Hal
ini menunjukkan bahwa pada persaingan bisnis yang berlangsung saat ini para
pelaku bisnis tidak hanya melihat dari sudut pandang harga, kualitas, produk dan
pelayanan, melainkan pengusaha ini berusaha untuk lebih menyentuh hati atau
pembelian.
can be divided into these key elements: exterior, general interior, store layout,
efek yang kuat. Faktor store Atmosphere adalah kondisi latar belakang dalam
31
display dan kebersihan, yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini sebagai
1. Cleanliness (Kebersihan)
2. Music (Musik)
3. Scent (Aroma)
atau tidak disukai. Oleh karenanya scent memiliki efek besar pada
4. Temperature (Suhu)
5. Pencahayaan (Lighting)
dengan merek tertentu namun dengan adanya stimulus di dalam outlet, misalnya
adanya diskon atau promo, suasana outlet, atau pengaruh sales person maka akan
timbul perasaan menginginkan produk tersebut dan pada akhirnya konsumen akan
terhadap konsumen.
membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari
pertimbangan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Atau
bisa juga dikatakan suatu desakan hati yang tiba-tiba dengan penuh kekuatan,
bertahan dan tidak direncanakan untuk membeli sesuatu secara langsung, tanpa
banyak memperhatikan akibatnya (Mowen dan Minor, 2002). Terdapat empat tipe
positif dari seorang konsumen saat berada di dalam toko. Emosi positif
merupakan emosi yang dapat menimbulkan perasaan positif pada diri seseorang.
Selain itu, variabel kualitas produk dan juga variabel harga merupakan bagian
krusial dalam keputusan pembelian, Oleh karena itu, kajian ranah retail
Selain itu, promosi dalam toko juga berdampak pada suasana hati konsumen.
Lebih lanjut, suasana toko (store atmosphere) yang baik dan elegan dapat
memberikan kesan positif kepada para konsumen yang berkunjung, jika kesan
positif tersebut berlangsung lama maka toko tersebut akan menjadi pilihan utama
Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada variabel pembentuk emosi yang
Definisi impulse buying menurut Bayley & Nancarrow (1998) dalam Park,
Kim, & Forney (2006) adalah perilaku pembelian yang komplek bersifat tiba-tiba
keputusan dilakukan secara spontan. Senada dengan Bayley & Nancarrow, Rook
& Gardner (1993) dalam Foroughi, Buang, Senik, & Hajmisadeghi (2013)
tipe ini ditandai dengan keputusan yang cepat dan bias subyektif karena keinginan
situasional faktor dan internal faktor. Situasional faktor merupakan faktor diluar
Faktor berikunya adalah sisi internal konsumen, yakni situasi dalam diri
konsumen seperti karakteristik konsumen dan mood. Karakteristik dalam hal ini
a. Spontanitas
membeli saat itu juga, serta sering menjadi respon terhadap stimuli
dengan seketika
36
atau liar.
Visual Merchandising
(X1)
Analisis Kuantitatif
Hasil dan
Pembahasan
Visual
Merchandising H1
cara yang menarik, untuk menarik perhatian dari para pembeli potensial.
(Gargesa, at al, 2017). Strategi tersebut akan menarik bagi pelanggan dan
merupakan suatu hal yang wajar, karena visual Merchandising pada sebuah toko
tidak secara langsung membuat mereka melakukan impulse buying akan tetapi
emosional dan faktor-faktor yang lain (Sudarsono, 2017). Hal tersebut didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Muthiah (2018), menjelaskan bahwa visual
Display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarah
(Rahmadana, 2016). Adanya penataan barang yang dapat menarik pelanggan akan
pembelian oleh pelanggan akan muncul dengan sendiri yang terdorong oleh
buying.
sebuah toko untuk membuat pelanggan merasa nyaman memilih jenis produk
yang akan dibelinya. Kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata
menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen (Pontoh, et al, 2017).
Suasana toko yang nyaman akan memberikan dampak pada konsumen untuk
METODE PENELITIAN
penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel atau
suatu variabel terhadap perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih
(Silalahi, 2012:27-28).
3.2.1 Populasi
seluruh unit atau elemen di mana peneliti tertarik. Populasi dapat berupa
benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan
41
42
3.2.2 Sampel
rekomendasi ukuran sample, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif
jumlah pertanyaan dalam kuesioner dikali lima (5) sampai sepuluh (10).
adalah jumlah pertanyaan dalam kuesioner dikali lima (5) sampai sepuluh
penyusunan skripsi ini, maka peneliti menggunakan data primer dan data
sekunder.
3.3.1 Primer
langsung.
3.3.2. Sekunder
diproses lebih lanjut. Data ini dapat diperoleh dari literatur-literatur, jurnal
ini.
kepustakaan ini berasal dari buku konsentrasi mata kuliah, jurnal ilmiah,
3.4.1 Kuesioner
b. Interior Design
46
visual. Desain interior toko adalah seni perencanaan karena ini adalah
interior toko. Interior toko atau rak produk harus dilakukan sedemikian
yaitu:
a. Cleanliness (Kebersihan)
b. Music (Musik)
c. Scent (Aroma)
d. Temperature (Suhu)
e. Pencahayaan (Lighting)
baik.
a. Spontanitas
membeli saat itu juga, serta sering menjadi respon terhadap stimuli
dengan seketika
dilakukan pengolahan dan dianalisis sesuai dengan tujuan data yang diolah,
sehingga karakteristik dapat lebih mudah untuk dipahami dan kemudian bisa
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016) uji validitas data digunakan untuk mengukur sah
melihat nilai signifikansi dengan kriteria, jika signifikansi lebih kecil dari
51
signifikansi lebih besar dari 0.05 (5%) maka, instrumen dinyatakan “tidak
valid”.
2. Uji Reliabilitas
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
atau dihandalkan bila alat ukur tersebut digunakan dua kali untuk
1. Uji Normalitas
atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heterokedastisitas
4. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah uji statistik untuk melihat keadaan di mana hubungan
(garis lurus). Hubungan antara variabel bebas dan terikat dikatakan linier
berganda (multiple regression analysis) adalah satu teknik statistik yang dapat
dan beberapa variabel independen. Rumus regresi linier berganda adalah sebagai
berikut
Keterangan:
β0 : Koefisien konstanta
X1 : Visual Merchandising
X2 : Display Product
X2 : Store Atmosphere
e : Error Term
54
dependent. Nilai koefisien determinasu adalah antara nol dan satu. Nilai
(Ghozali, 2011).
dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang
3.5.5 Uji F
signifikansi dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan
3.5.6 Uji t
dependen. Jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada
regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari
atau terikat.
terikat.
BAB IV
MINISO, merupakan Brand dari Jepang, didirikan di Tokyo tahun 2011, oleh
Miyake Junya, Desainer Jepang dan Ye Guofu, Entrepreneur dari China. Miniso
mulai beroperasi di China pada September tahun 2013 dan telah berkembang ke
seluruh dunia. Dalam kurun waktu tiga tahun, MINISO telah membuka lebih dari
1,000 toko. Saat ini, rata-rata MINISO membuka 80 - 100 toko disetiap bulan-nya
dan diharapkan pada tahun 2020 telah ada 6,000 toko di seluruh dunia. MINISO
MUJI dan WATSON. MINISO juga dianggap sebagai pesaing utama oleh
produk berkualitas, kreatif dengan harga terjangkau dan meluncurkan produk baru
bahan baku terbaik yang ada di dunia. 80% desain produk berasal dari Jepang,
56
57
merasa senang, sekaligus dapat mengikuti mode dan gaya hidup sehat di MINISO.
apa yang diberikan alam kepada kami, kami belajar dan menciptakan
darinya.
2. MINISO mengejar filosofi hidup yang sederhana & alami, mendesain dan
esensi produk.
3. MINISO tidak hanya sebuah merek, tetapi juga cara hidup. Itu tidak
menekankan apa yang disebut mode atau kepribadian, dan tidak akan
yang wajar. Itu seperti kompas, menunjuk ke arah "dasar" dan "alami"
konsumen. Produk yang disediakan oleh MINISO antara lain: peralatan rumah
aksesoris fashion, produk digital dan makanan dan minuman. Berikut adalah
diketahui profil responden yang meliputi jenis kelamin dan usia. Adapun profil
Tabel 4.1
profil berdasarkan karakteristik jenis kelamin sebagaimana yang tersaji pada tabel
sebanyak 39. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas konsumen dari toko Miniso
Tabel 4.2
Usia Responden
dari toko Miniso di Surabaya berusia 17 -27 tahun sebanyak 59 orang dengan
usia 39 -49 tahun sebanyak 2 orang dengan presentase 1,9%. Serta usia 50 – 60
1. Visual Merchandising
sebagai berikut:
Tabel 4.3
konsumen merasa toko Miniso dengan gradasi warnanya yang dingin seperti hijau
dan biru lebih menarik sebesar 3,77. Hal ini menunjukkan toko Miniso memiliki
tampilan ruangan dengan gradasi warna yang dingin seperti hijau dan biru
2. Display Produk
Variabel display produk terdiri atas empat butir pernyataan yang kemudian
jawaban responden pada variabel display produk akan disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.4
produk menunjukkan nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan produk yang
ditampilkan di rak display Miniso rapi dan bersih sebesar 3,63. Hal ini
miniso rapi dan bersih. Sedangkan nilai mean terendah terdapat pada pernyataan
Produk yang ditampilkan di atau dekat meja kasir terlihat menarik sebesar 3,50.
3. Store Atmosphere
sebagai berikut:
Tabel 4.5
yang diputar toko Miniso terdengar lembut sebesar 3,64. Hal ini menunjukkan
musik yang diputar toko Miniso terdengar lembut terdengar lembut oleh
Variabel perilaku impulse buying terdiri atas empat butir pernyataan yang
frekuensi jawaban responden pada variabel impulse buying akan disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.6
impulse buying menunjukkan nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan Saat
diskon di Miniso saya merasa bebas, dan cenderung membeli barang diluar
rencana sebesar 4,11. Hal ini menunjukkan konsumen merasa barang yang dibeli
tidak sesuai dengan rencana awal yang disebabkan dengan adanya disko di
Miniso. Sedangkan nilai mean terendah terdapat pada pernyataan Saya suka
membeli barang secara spontan di Miniso sebesar 3,64. Artinya konsumen suka
adalah bahwa sebuah item kuesioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat
65
Tabel 4.7
Item Pearson
Signifikansi Kategori
Pernyataan Correlation
X1.1 0,781 0,000 Valid
X1.2 0,795 0,000 Valid
X1.3 0,812 0,000 Valid
X1.4 0,802 0,000 Valid
X1.5 0,810 0,000 Valid
X1.6 0,795 0,000 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2019
Tabel 4.8
Item Pearson
Signifikansi Kategori
Pernyataan Correlation
X2.1 0,813 0,000 Valid
X2.2 0,899 0,000 Valid
X2.3 0,920 0,000 Valid
X2.4 0,828 0,000 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2019
Tabel 4.9
Pearson
Item Pernyataan Signifikansi Kategori
Correlation
X3.1 0,727 0,000 Valid
X3.2 0,761 0,000 Valid
X3.3 0,842 0,000 Valid
X3.4 0,821 0,000 Valid
XX.5 0,809 0,000 Valid
X3.6 0,794 0,000 Valid
X3.7 0,675 0,000 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2019
Tabel 4.10
Pearson
Item Pernyataan Signifikansi Kategori
Correlation
Y1 0,920 0,000 Valid
Y2 0,834 0,000 Valid
Y3 0,750 0,000 Valid
Y4 0,923 0,000 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2019
Sajian data yang terdapat pada tabel 4.9 menunjukkan impulse buying
yang terdiri atas empat item pernyataan memiliki nilai r dengan tingkat signifikan
menjawab kuesioner. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas
alpha () adalah di atas 0,6. Hasil uji reliabilitas menunjukkan masing-masing
variabel yang terdiri dari visual merchandising, display produk, dan store
atmosphere memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,6 sehingga
dinyatakan reliabel.
Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi penyimpangan. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
1. Uji Normalitas
Tabel 4.12
Unstandardized Residual
Kolmogorov Smirnov 0,944
Signifikan 0,335
Sumber: Data Primer, diolah 2019
0,944 dengan signifikansi 0,335 yang lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
2. Uji Multikolinieritas
mempunyai nilai VIF yang kurang dari 10. Hasil uji multikolinieritas dalam
Tabel 4.13
Uji Multikolinieritas
masing-masing variabel bebas yang lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10
69
sehingga dapat dikatakan data dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas
yang jelas, serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan tidak ada pola yang jelas, serta
titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
4. Uji Linieritas
linierity. Berikut hasil pengujian asumsi linieritas yang ditunjukkan pada Tabel
5.20 berikut:
Tabel 4.14
Impulse Buying
Df F Sig.
(Combined) 17 15,187 0,000
Between Linearity 1 237,077 0,000
Perilaku Impulse
Groups Deviation from
Buying * Visual 16 1,319 0,204
Linearity
Merchandising
Within Groups 87
Total 104
Sumber: Data Primer, diolah 2019
memiliki nilai signifikan devitiation from linearity > 0,05 sehingga dapat
Tabel 4.15
Buying
Df F Sig.
(Combined) 13 45,046 0,000
Between Linearity 1 570,422 0,000
Perilaku Impulse
Groups Deviation from
Buying * Display 12 1,265 0,253
Linearity
Product
Within Groups 91
Total 104
Sumber: Data Primer, diolah 2019
yang terjadi antara display product terhadap perilaku impulse buying memiliki
nilai signifikan devitiation from linearity > 0,05 sehingga dapat dinyatakan
terdapat hubungan yang linear antara display product terhadap perilaku impulse
buying.
Tabel 4.16
Buying
Df F Sig.
(Combined) 19 29,772 0,000
Between Linearity 1 547,721 0,000
Perilaku Impulse
Groups Deviation from
Buying * Store 18 0,997 0,471
Linearity
Atmosphere
Within Groups 85
Total 104
Sumber: Data Primer, diolah 2019
yang terjadi antara store atmosphere terhadap perilaku impulse buying memiliki
nilai signifikan devitiation from linearity > 0,05 sehingga dapat dinyatakan
72
terdapat hubungan yang linear antara store atmosphere terhadap perilaku impulse
buying.
antara dua atau lebih variabel di mana salah satu variabel dianggap mempengaruhi
variabel yang lain. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil regresi linier
Tabel 4.17
Unstandardized Standardized
Variabel Variabel
Coefficients Coefficients T Sig. Keterangan
Terikat Bebas
B Beta
(Constant) 0,076 0,532 0,596
X1 0,228 0,208 3,768 0,000 Signifikan
Y
X2 0,442 0,412 4,897 0,000 Signifikan
X3 0,441 0,374 4,345 0,000 Signifikan
Alfa 5%
R: 0,945
R Square : 0,893
Adjusted R Square : 0,890
F Hitung : 282,205 F tabel : 2,69
Sig. F : 0,000 T tabel : 1,660
Sumber: Data Primer, diolah 2019
bahwa:
73
impulse buying akan naik sebesar 0,208 dengan asumsi posisi display
pada perilaku impulse buying (Y). Artinya apabila display produk (X2)
naik sebesar satu satuan, maka perilaku impulse buying (Y) akan naik
buying (Y) akan naik sebesar 0,374 satuan dengan asumsi posisi visual
besarnya nilai α (level of significance) yaitu 0,05. Hasil uji F dalam penelitian
Tabel 4.18
Hasil Uji F
dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
ada pengaruh secara simultan visual merchandising, display produk dan store
dalam uji t adalah apabila nilai signifikansi menurut hasil perhitungan lebih
ditolak dan H1 diterima. Hasil uji t dalam penelitian ini sebagai berikut:
75
Tabel 4.19
Uji t
merchandising (X1) sebesar 0,208 dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih
tabel di atas:
a. Hipotesis Pertama
produk secara visual kepada pelanggan. Salah satu faktor penting dapat
pelanggan untuk melakukan pembelian secara tak terencana, hal ini dapat
bandingkan toko lainnya sehingga saya suka membeli barang secara spontan
dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga display
b. Hipotesis Kedua
dampak yang kuat pada niat beli konsumen dan persepsi pelanggan tentang
produk yang dijual oleh Miniso. Argumen ini didukung hasil tanggapan
jawab setuju bahwa produk yang ditampilkan di rak display Miniso rapi dan
bersih.
dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga store
c. Hipotesis Ketiga
adalah salah satu elemen yang sangat diinginkan oleh konsumen ketika
atmosfer. Ketika seorang konsumen merasa puas dari lingkungan ritel toko, ia
menghabiskan lebih banyak waktu di toko tertentu dan membeli lebih banyak
yang didominasi jawab setuju bahwa Musik yang diputar toko Miniso
mendatangi store Miniso. Maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
sebagai berikut:
Tabel 4.20
4.8. Pembahasan
Hasil analisis dari uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai t-hitung yang diperoleh pada pengaruh simultan visual
impulse buying. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
79
impulse buying.
secara impulsif, tanpa pikir panjang dan dengan pertimbangan yang hati-hati
terhadap alternatif informasi dan pilihan yang ada. Konsumen yang melakukan
impulse buying tidak berpikir untuk melakukan pembelian produk atau merek
ketertarikan pada merek atau produk yang ingin dibeli (Rahmadana, 2016).
menata barang yang mengarah pembeli agar tertarik untuk melihat dan
music, dan bau untuk merangsang respon perseptual dan emosional pelanggan dan
didesain dengan cara yang menarik untuk menarik perhatian dari konsumen
(Gargesa, at al, 2017). Upaya terebut akan menarik bagi pelanggan dan membuat
pesan citra produk dan dengan tampilan produk yang menarik kepada konsumen.
Tampilan produk yang baik akan menarik perilaku konsumen untuk melakukan
pembelian.
perilaku impulse buying. Hal ini merupakan suatu hal yang wajar, karena visual
melakukan impulse buying akan tetapi didukung juga oleh berbagai alasan, seperti
(Sudarsono, 2017).
selain itu jika gradasi warna miniso yang dingin seperti hijau dan biru akan dapat
barang secara spontan karena barang-barang di miniso sangat lucu dan menarik,
81
dan detail produk sehingga konsumen tertarik untuk membeli barang di miniso
secara tiba-tiba, pencahayaan toko miniso yang cerah dan terang dapat menarik
perhatian konsumen untuk mengunjungi toko dan membeli barang secara spontan
miniso sangat menarik beda dengan outlet lainnya sehingga dapat menarik
perhatian konsumen untuk mengunjungi outlet tersebut apalagi pada saat diskon
sehingga konsumen merasa bebas untuk membeli barang diluar rencana, desain
dan interior toko miniso sangat membuat konsumen nyaman berada di toko
Hasil analisis dari uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
tampilan produk atau toko Miniso dapat meningkatkan impulse buying yang
dilakukan konsumen. Hal ini sesuai dengan tanggapan responden atas pernyataan
pada pernyataan konsumen merasa toko Miniso dengan gradasi warnanya yang
dingin seperti hijau dan biru lebih menarik sebesar 3,77. Hal ini menunjukkan
toko Miniso memiliki tampilan ruangan dengan gradasi warna yang dingin seperti
hijau dan biru sehingga menarik konsumen untuk datang dibandingkan toko
impulse buying.
82
baik yang berfokus pada konsumen agar tertarik untuk melihat dan memutuskan
dapat menarik pelanggan akan menarik minat pelanggan untuk membeli produk
sendiri yang terdorong oleh penglihatan ataupun perasaaan. Toko dalam menarik
penjualan. Pembelian produk akan di dorong oleh daya tarik, penglihatan dan
menyatakan bahwa pajangan produk yang ada di miniso sangat menarik perhatian
konsumen sehingga konsumen sering membeli barang secara tiba-tiba karena lucu
dan menarik, produk yang ditampilkan di rak display miniso rapi dan bersih
konsumen suka membeli barang yang ada disana secara tiba-tiba tanpa
83
yang didekat meja kasir sangat menarik perhatian konsumen sehingga konsumen
Hasil analisis dari uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
pada variabel display produk diketahui bahwa nilai mean tertinggi terdapat pada
pernyataan produk yang ditampilkan di rak display Miniso rapi dan bersih sebesar
3,63. Hal ini menunjukkan toko miniso memiliki produk yang ditampilkan di rak
Variabel display product terdapat item pernyataan yang rendah yang mana
dapat menjadi implikasi bagi toko miniso agar menampilkan produk di atas menja
kasir dengan didesain lebih menarik sehingga konsumen akan tertarik dengan
produk tersebut. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Pontoh, et al.
konsumen. Konsumen akan merasan nyaman dalam memilih jenis produk yang
akan dibeli apabila suasana toko yang di rasa nyaman. Kombinasi dari
warna, temperatur, musik, aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra
84
perilaku impulse buying. Adanya perubahan pada desain dari suasana pembelian
menyatakan bahwa lantai miniso bersih dan mengkilap dibanding dengan toko
lainnya sehingga konsumen merasa nyaman ditoko tersebut dan suka membeli
barang secara spontan. Rak di miniso bersih dan tertata rapi sehingga membuat
barang secara sepontan karena barang tersebut lucu, musik yang diputar di toko
sehingga konsumen suka membeli barang secara sepontan, musik yang diputar di
sering mengunjungi outlet tersebut dan suka membeli barang tanpa direncankan
tidak memperdulikan jumlah uang yang dihabiskan, aroma toko miniso segar
sehingga konsumen bisa berlama-lama di dalam outlet dan membeli barang di luar
secara sepontan apalagi saat diskon konsumen merasa bebas dan cenderung
Hasil analisis dari uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh Safirah (2016), menjelaskan bahwa store
terdapat pada pernyataan Musik yang diputar toko Miniso terdengar lembut
sebesar 3,64. Hal ini menunjukkan musik yang diputar toko Miniso terdengar
miniso yang memiliki perilaku impulse buying yang cukup tinggi, agar toko
visual merchandising, display product, dan store atmosphere. Hal ini disebabkan
dan store atmosphere dapat mempengaruhi secara positif dan signifikan pada
yang mana dapat menjadi implikasi bagi toko miniso agar lebih memperhatikan
toko. Variabel display product terdapat item pernyataan yang rendah yang mana
dapat menjadi implikasi bagi toko miniso agar menampilkan produk di atas menja
kasir dengan didesain lebih menarik sehingga konsumen akan tertarik dengan
produk tersebut. Variabel store atmosphere terdapat item pernyataan yang rendah
yang mana dapat menjadi implikasi bagi toko miniso agar membuat pencahayaan
terdapat item pernyataan yang rendah yang mana dapat menjadi implikasi bagi
toko miniso konsumen lebih suka membeli barang secara spontan di toko miniso.
BAB V
5.1. Kesimpulan
konsumen.
87
88
adalah salah satu elemen yang sangat diinginkan oleh konsumen ketika
5.2. Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas maka saran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
konsumen.
3. Toko Miniso diharapkan dapat menata produk dengan baik agar konsumen
lain.
90
DAFTAR PUSTAKA
Basri Moh, Rivai, Veithzal, Ahmad Fauzi & Ella Jauvani Sagala, Silviana Murni,
2011. “Performance Appraisal: Sistem yang tepat untuk menilai kinerja
karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan”, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Berman dan Evans, 2010. “Retail Management”. 12th Edition. Jakarta; Pearson.
Fring, G.S. (2014). Fashion: from concept to customer 9th edition. Edinburg Gate
Harlow: Pearson Education Limited.
Foroughi, A., Buang, N. A., Senik, Z. C., & Hajmisadeghi, R. S., 2013, Impulse
buying behavior and moderating role of gender among Iranian shoppers,
Journal of Basic and Applied Scientific Research, 3(4), 760- 69.
91
Gargessa, Simmons & Akram, Umair et.all. (2016). Impact of store atmosphere
on impulse buying behavior : moderating effect of demographic
variables. International Journal of Service, Science, and Technology.
Vol.9. No. 7. Pp 43-60.
Iqbal, A., Habiba, U., Aisha, M.,l & Namrata, S. 2011. Visual Merchandising and
Customer Appeal, Bahrain: Birla Institute of Technology.
J. Paul Peter Jerry C Olson, (2013): Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Jilid 1.
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12.
Jakarta: Erlangga.
Levy, M., & Weitz, B. A. (2001). Retailling Management (4th ed.). Richard D.
Irwin Inc.
Levy & Weitz. 2009. Retailing Management (8th ed.). New York: McGraw-Hill
International.
Mittal, V., Ross, W.T., Baldasare, P.M (1998), “The asymmetric impact of
negative and positive attribute-level performance on overall satisfaction
and repurchase intentions”, Journal of Marketing, 63(1), pp. 33-47.
92
Mowen, John C., dan Minor, Michael. (2001). Consumer Behavior, Perilaku
Konsumen Jilid Satu Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh; Lina.
Mowen, John C. dan Michael Minor. (2002). Perilaku Konsumen. Edisi 5 Jilid 2.
Alih Bahasa: Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga.
Muniady, R., Mamun, A., Permarupan, P. Y., & Zainol, N. R. B. (2014). Factors
Influencing Consumer Behavior: A Study among University Students in
Malaysia. Asian Social Science; Vol. 10, No. 9.
Oke, A. O., kamolshotiros, P., Popoola, O. Y., Ajagbe, M. A., & Olujobi, O. J.
(2015). Consumer Behavior towards Decision Making and Loyalty to
Particular Brands. International Review of Management and Marketing,
ISSN: 2146-4405.
Philip Kotler, (2004). Manajemen Pemasaran. Edisi Milennium Satu; Jakarta: PT.
Indeks.
Pontoh. M.E, Ferdy, M, & Roring. (2017). “Pengaruh Display Produk Dan Store
Atmosphere Terhadap Impulse Buying Pada Konsumen Matahari
Department Store Mega Mall Manado”. Jurnal EMBA. Vol 5. No.2. Hal
1823-1933.
Park, E. J., Kim, E. Y., & Forney, J. C. (2006). A structural model of fashion
oriented impulse buying behaviour. Journal of Fashion Marketing and
Management, 10(4), 433-446.
Pride, W. M., & Ferrell, O. C. (2016). Marketing. Boston: The Right Company.
Rahmadana, Nur Maya Sari. (2016). Pengaruh Display Produk dan Suasana Toko
Terhadap Pembelian Impulsif di Minimarket Eramart Cabang
Lembuswana Samarinda. EJournal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol 4. No.
3. Hal. 683-697.
93
Tri joko Utomo, “persaingan Bisnis Ritel :Tradisional vs Modern.” (Jurnal Fokus
Ekonomi Vol.6 No.1 Juni 2011 : 122 – 133),
http://stiepena.ac.id/wpcontent/uploads/2012/11/pena-fokus-vol-6-no-1-
122-133.pdf.
Utami, Cristina Widya , 2006. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel
Modern); Jakarta: Salemba Empat.
94
Wiyono Muhammad & Siskaliswati, Eny., 2013. Analisis Impulse Buying Pada
Swalayan Pasar Raya Kecamatan Kandis Kabupaten Siak”. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim, Riau.
95
LAMPIRAN
1. KUESIONER
KUESIONER
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat dalam penyelesaian program strata 1 saya. Adapun judul
penelitian saya adalah “PENGARUH VISUAL MERCHANDISING,
DISPLAY PRODUCT, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
PERILAKU IMPULSE BUYING DI MINISO, SURABAYA”. Sebelumya
saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian dan waktu
Bapak/Ibu/Saudara/i. Kuesioner terdiri atas 2 bagian, yaitu :
I. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda (√) pada alternatif pilihan jawaban dari pernyataan yang
ada sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu, berdasarkan keterangan
sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
7 Pajangan produk miniso sangat menarik
perhatian.
8 Produk yang ditampilkan di rak display
Miniso rapi dan bersih.
9 Produk yang ditampilkan oleh miniso
sanagat lucu.
10 Produk yang ditampilkan di atau dekat
meja kasir terlihat menarik.
No PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
KEBERSIHAN DAN KERAPIAN (CLEANLINESS)
11 Lantai Miniso terlihat bersih dan
mengkilap.
12 Rak bersih dan tertata rapi.
MUSIK
13 Musik yang diputar toko Miniso
terdengar lembut.
14 Musik yang diputar miniso Up to date
AROMA
15 Aroma di Toko Miniso segar
TEMPERATURE
16 Temperatur suhu ruang di miniso
membuat kehadiran saya di toko
nyaman.
LIGHTING
17 Pencahayaan di Miniso menyenangkan
mata.
No PERTANYAAN JAWABAN
SS S N TS STS
SPONTANITAS
18 Saya suka membeli barang secara spontan di
Miniso
KEKUATAN, KOMPULSI & INTENSITAS
19 Saya sering membeli barang di Miniso karena
tidak tahan ingin memiliki barang tersebut,
karena (lucu, cantik, menarik, dll).
KEGAIRAHAN DAN STIMULASI
20 Saat diskon di Miniso saya merasa bebas, dan
cenderung membeli barang diluar rencana.
KETIDAKPEDULIAN AKAN AKIBAT
21 Saya membeli tanpa memperdulikan jumlah
uang yang saya habiskan untuk berbelanja di
Miniso.
☺TERIMAKASIH☺
98
2. DESKRIPTIF RESPONDEN
99
100
101
102
103
104
3. UJI VALIDITAS
a. Visual Merchandising
105
b. Display Produk
106
c. Store Atmosphere
107
e.
108
4. UJI RELIABILITAS
a. Visual Merchandising
b. Display Produk
c. Store Atmosphere
a. UJI NORMALITAS
109
b. UJI MULTIKOLINIERITAS
c. UJI HETEROSKEDASTISITAS
110
d. UJI Linieritas
7. ANALISIS HIPOTESIS