Anda di halaman 1dari 81

SKRIPSI

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL UNTUK PENGAMBILAN


KEPUTUSAN TERHADAP PESANAN KHUSUS PADA
USAHA CATERING CV. ATTAUFIK PRATAMA
DI MAKASSAR

WAHYUDI MALIK
10573 01578 10

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TERHADAP PESANAN KHUSUS PADA
USAHA CATERING CV. ATTAUFIK PRATAMA
DI MAKASSAR

WAHYUDI MALIK
10573 01578 10

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar


Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
ABSTRAK

WAHYUDI MALIK. 2014. Analisis biaya diferensial untuk


pengambilan keputusan terhadap pesanan khusus pada usaha catering CV.
Attaufik Pratama di Makassar, dibimbing oleh Ruliaty dan Abd. Salam.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya diferensial dalam
pengambilan keputusan terhadap pesanan khusus pada usaha catering CV.
Attaufik Pratama.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pengambilan
keputusan terhadap pesanan khusus pada usaha catering Attaufik Pratama.
Analisis didasarkan pada biaya diferensial dengan menggunakan metode
deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan biaya diferensial oleh
pihak manajemen perusahaan merupakan alternatif yang baik dalam pengambilan
keputusan pesanan khusus dalam hal menerima dan menolak, perusahaan tidak
terlalu menyesuaikan dengan tingkat laba yang diperoleh apakah tinggi atau
rendah. Perusahaan akan tetap menerima pesanan apabila diperoleh laba meskipun
dalam jumlah yang rendah.

Kata kunci: Biaya, Biaya diferensial, Pengambilan Keputusan, CV. Attaufik


Pratama

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini

merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini berjudul Analisis Biaya Diferensial Untuk Pengambilan Keputusan

Terhadap Pesanan Khusus Pada Usaha Catering CV. Attaufik Pratama Di

Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tak lupa untuk mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, dukungan dan

bantuan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

terselesaikannya skripsi ini.

1. Orangtua saya tercinta, Abd. Malik dan Almarhuma Rampe yang tak

pernah lelah memberikan support dan mendoakan yang terbaik untuk

penulis. Tak ada kalimat yang paling indah lagi untuk menggambarkan

seberapa besar dan tulusnya kasih sayang telah diberikan selama ini

2. Bapak Dr. H.Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan FEBIS-UNISMUH

4. Bapak H. Sultan Sarda selaku Pembantu Dekan I FEBIS-UNISMUH

5. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM selaku Pembantu Dekan II FEBIS-

UNISMUH

iv
6. Bapak Nurson Petta Pudji selaku Pembantu Dekan III FEBIS-UNISMUH

7. Bapak Ali Hakka selaku Pembantu Dekan IV FEBIS-UNISMUH

8. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi

FEBIS-UNISMUH

9. Bapak Abd. Salam HB, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

sekaligus Penasehat Akademik FEBIS-UNISMUH

10. Ibu Dr. Hj. Ruliyati, MM selaku Pembimbing I

11. Bapak Abd. Salam HB, SE, M.Si, Ak selaku Pembimbing II

12. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di FEBIS-UNISMUH

13. Ibu Mar, Ibu Eda, Ibu Lia, Pak Harto dan Kak Ali, serta seluruh pegawai

akademik dan kemahasiswaan FEBIS-UNISMUH

14. Direktur, Karyawan dan seluruh staf di kantor CV Attaufik Pratama

15. My beloved sister, Erni Utami, Amd.Kom dan Nur Nisa Malik, S.Pd untuk

seluruh supportnya, kesediaannya menerima curhatan penulis selama ini,

kontribusi besarnya untuk penulis selama proses perkuliahan, serta

nasehat-nasehat bijaknya tentang kehidupan. Rumus kehidupan adalah

besyukur dan bersabar di segala kondisi apapun, atas bawah, susah senang

bagi orang yang beriman. Thanks for all sister

16. Saudara, sahabat dan teman seperjuang di kelas AK 1 2010 FEBIS-

UNISMUH, Phitto, Roz, Ilha, Kasma, Mia, Iqbal, Rahmat B, Yudi,

Rahmat M, Inna, Takdir, Cimo, Melda, Hendra, Indri, Uni, Wati, Ana,

Tuti, dan semuanya yang tidak penulis sebutkan. Perjuangan belum

berakhir gank, babak baru kehidupan dimulai dari sini, semua kenangan

v
suka dan duka semasa kuliah akan menjadi bagian dalam bingkai

kehidupan kita. Always be your self and lets find our dreams.

17. Serta Saudara, sahabat dan teman seperjuangan seluruh anak Ekonomi dan

Bisnis angkatan 2010 yang diantaranya Arie, Iwank, Qalbi, Idhil, Yeyenk,

Azlinda, Uni, Dhila, Idha, Tisah, Misra, Ninich, Rusdi, Ippank, Sabri, dan

Algus. Terima kasih atas supportnya selama penulis menyusun tugas akhir

ini hingga akhir.

18. Dan terima kasih pula untuk seluruh staf dan karyawan rektorat terutama

unit SDK yang memberikan dukungan dan pengertiannya selama ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan limpahan

karunia di setiap langkah yang kita tempuh serta senantiasa memberi kita nikmat

iman, amal dan ilmu untuk tetap berjalan di koridor keislaman. Semoga apa yang

penulis susun ini memberikan manfaat bagi para pembaca ke depannya.

Amin ya rabbal alamin.

Makassar, Mei 2014

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Masalah Pokok .............................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 4

D. Hipotesis ........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6

A. Pengertian Akuntansi Biaya .......................................................... 6

B. Pengertian Biaya ........................................................................... 9

C. Klasifikasi Biaya ........................................................................... 13

D. Penggolongan Biaya Berdasarkan Tingkah Lakunya ................... 21

E. Metode Pemisahan Biaya Semi Variabel Menjadi Biaya

Variabel dan Tetap ......................................................................... 24

F. Pengertian Biaya Diferensial ......................................................... 27

G. Pengertian Pengambilan Keputusan............................................... 30

viii
H. Kerangka Pikir .............................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 37

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 37

B. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 37

C. Sumber Data ................................................................................. 37

D. Metode Analisis ............................................................................ 38

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................ 39

A. Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................... 39

B. Visi Misi ....................................................................................... 40

C. Struktur Organisasi ....................................................................... 41

D. Tugas dan Tanggungjawab............................................................ 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 48

A. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya.............................. 48

B. Penerapan Analisis Biaya Diferensial .......................................... 54

C. Analisa Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak

Pesanan Khusus ............................................................................ 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 65

A. Kesimpulan ................................................................................... 65

B. Saran ............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

ix
DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan Alur Kerangka Pikir ...................................................................... 36

4.1 Struktur Organisasi CV Attaufik Pratama ............................................... 44

x
DAFTAR TABEL

5.1 Tabel Jenis yang Digolongkan Sebagai Biaya Semi Variabel dan Jum
Mesin pada Usaha Catering CV Attaufik Pratama Tahun 2013 ............... 49

5.2 Tabel Pemisahan Biaya dengan Metode Aktivitas Tertinngi dan


Aktivitas Terendah pada CV Catering Attaufik Pratama .......................... 50

5.3 Tabel Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel ke Dalam Biaya Variabel
dan Biaya Tetap pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013 ......................... 52

5.4 Tabel Jenis Biaya Tetap pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013 ............ 53

5.5 Tabel Jenis Variabel pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013 ................... 54

5.6 Tabel Laporan Laba Rugi pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013........... 57

5.7 Tabel Laporan Atas Pesanan Sebanyak 5.250 Porsi @ Rp 17.000 (Ibu
Indra) pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013 ......................................... 59

5.8 Tabel Laporan Atas Pesanan Sebanyak 5.250 Porsi @ Rp 19.800 (Ibu
Nuni) pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013........................................... 60

5.9 Tabel Laporan Atas Pesanan Sebanyak 5.250 Porsi @ Rp 21.000 (Pak
Andi) pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013 .......................................... 61

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laba yang dilaporkan oleh perusahaan dalam tahun tertentu merupakan

refleksi dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajer selama tahun tersebut

dan tahun-tahun sebelumnya. Dan keputusan-keputusan yang diambil oleh

manajer hari ini akan mempunyai imbas terhadap laba tahun berikutnya, dan

mungkin pula laba untuk tahun-tahun kemudian. Pengambilan keputusan

merupakan salah satu fungsi manajer.

Manajer-manajer secara konstan berhadapan dengan masalah-masalah

pengambilan keputusan produk-produk apa yang akan dijual, metode-metode

produksi apa yang akan dipakai, apakah menggunakan atau menggati mesin,

apakah akan menerima atau menolak pesanan khusus, apakah akan membuat atau

membeli sendri komponen-komponen, berapa harga yang akan dikenakan, dan

sebagainya. Dalam pengambilan keputusan biaya selalu menjadi faktor kunci.

Biaya dari suatu alternatif mestilah dibandingkan dengan biaya alternatif

lainnya. Masalahnya adalah bahwa beberapa biaya yang berkaitan dengan sebuah

alternatif mungkin saja tidak sesuai dengan keputusan yang dibuat. Biaya relevan

(differential cost) dapat didefinisikan sebagai sebuah biaya yang berlaku bagi

sebuah keputusan tertentu, dalam pengertian bahwa biaya ini mempunyai

hubungan dengan alternatif yang akan dipilih oleh manajer.

Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam

perencanaan, mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut

1
2

pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus

dipilih, mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen

memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka

hadapi, sehingga memungkin mereka menentukan pilihan yang baik.

Salah satu informasi penting yang biasanya diperlukan sebagai dasar

perencanaan dan pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi diferensial.

Di dalam mengelola perusahaan sehari-hari seringkali dihadapkan kepada

berbagai masalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil

manajemen akan berhubungan dengan pemilihan berbagai macam alternatif

terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan untuk perencanaan jangka pendek dan

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan jangka panjang.

Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus

memperhatikan semua faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

tersebut, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

adalah faktor biaya differensial. Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan proses

produksi pada usaha catering CV. Attaufik Pratama, maka diperlukan analisis

biaya diferensial dalam proses produksi yang akan digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan.

CV Attaufik Pratama dalam kegiatan sehari-harinya mempunyai

kapasitas produksi normal untuk tipe A ( menu prasmanan dan snack ) adalah

6.000 porsi, kapasitas terjual adalah sebesar 5250 porsi, dengan tinggat harga jual

per porsinya adalah sebesar Rp.35.000. Sedangkan kapasitas yang tersisa adalah

sebanyak 750 porsi, hal ini perusahaan diperhadapkan pada penawaran akan
3

sejumlah tertentu produk pesanan khusus, dimana pesanan produk pesanan khusus

ini dapat menutupi biaya variabel satuan dari produksi makanan paket tipe A.

Biaya diferensial dalam proses produksi makanan adalah biaya yang

mempunyai kaitan erat untuk dipertimbangkan, apabila melibatkan suatu

keputusan. Di dalam pengambilan keputusan ini, maka manajemen perusahaan

tidak perlu mempertimbangkan seluruh biaya yang ada, melainkan cukup

beberapa biaya yang mempunyai kaitan erat dengan alternatif keputusan yang

akan diambil. Biaya diferensial untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada

konsep different analysis for different purpose yang berarti bahwa untuk tujuan

yang berbeda diperlukan analisa yang berbeda pula, dengan kata lain diperlukan

analisis yang berbeda (termasuk analisa biaya relevan) untuk tujuan pengambilan

keputusan yang berbeda. Oleh karena itu, konsep biaya relevan yang dapat

digunakan dalam berbagai pengambilan keputusan antara lain : biaya diferensiasi,

biaya treaceabel, biaya pengganti, biaya kesempatan, biaya imputed, dan

sebagainya.

Dari beberapa konsep biaya relevan tersebut, maka konsep biaya

diferensial (differential cost) yang dapat digunakan di dalam penggantian aktiva

tetap, dimana biaya diferensial adalah biaya yang berbeda pada berbagai alternatif

pengambilan keputusan yang mungkin untuk dipilih. Dalam pengambilan

keputusan, biaya diferensial dibandingkan dengan penghasilan diferensial

(differential revenues) untuk menentukan besarnya laba diferensial (differential

income). Penghasilan diferensial adalah penghasilan yang berbeda pada berbagai

alternatif pengambilan keputusan. Laba diferensial adalah laba yang berbeda pada
4

berbagai alternatif pengambilan keputusan. Laba diferensial diperoleh dengan cara

membandingkan antara penghasilan diferensial dengan biaya diferensial.

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka yang

menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimana analisis biaya

diferensial dalam pengambilan keputusan terhadap pesanan khusus pada

CV. Attaufik Pratama ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya diferensial

dalam pengambilan keputusan terhadap pesanan khusus pada CV. Attaufik

Pratama.

2. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sabagai berikut :

1. Dapat memberikan gambaran kepada perusahaan (pengambil kebijakan)

tentang perlakuan akuntansi terhadap pesanan khusus dengan perhitungan

biaya diferensial (differential cost).

2. Untuk bagian produksi, sebagai dasar yang tepat untuk penentuan atau

penetapan menerima atau menolak pesanan khusus.

3. Untuk manajemen (manajer umum) sebagai masukan untuk

diperhitungkan dalam penetapan diferensial (differential cost).


5

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa biaya

diferensial dalam pengembalian keputusan berpengaruh terhadap pesanan

khusus pada usaha catering CV. Attaufik Pratama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah perangkat informasi institusional dalam

pengendalian perusahaan. Tugasnya adalah menyediakan angka-angka yang

menyangkut proses perusahan. Melalui akuntansi biaya tentunya tidak diliputi

kesulurahan proses usaha secara kuantatif, yang diliputi hanyalah perhitungan-

perhitungan dalam permasalahannya secara parsial. Masalah mana yang

ditonjolkan tergantung sararan perhitungan dan pengertian yang bersangkutan.

Dengan biaya secara umum dapat diartikan sebagai penilaian pemakaian barang-

barang dengan tujuan tertentu, yaitu menghasilkan suatu produk. Dari situ dapat

dilihat, bahwa fungsi dari akuntansi biaya adalah untuk menghitung pemakaian

barang-barang dalam nilainya untuk menghasilkan sesuatu.

Menurut Ahmad dan Wasilah (2011:17) akuntansi biaya adalah bidang

khusus akuntansi yang berkaitan terutama dengan akumulasi dan analisis biaya

untuk penentuan harga pokok produk dilakukan, serta untuk membantu

manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2012:7) akuntansi biaya adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk

atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan

akuntansi biaya adalah biaya. Proses pencatatan, penggolangan, peringkasan dan

penyajian, serta penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses

tersebut ditujukan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi

6
7

kebutuhan pemakai luar perusahan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus

memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian akuntansi

biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan.

Menurut Rahmawati (2012:1 dan 16) akuntansi biaya adalah proses

akuntansi (pencatatan, penggolongan, peringkasan) dan penyajian biaya

pembuatan dan penjualan jasa, dan metode penafsiran atau peramalan laba.

Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat

manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis,

serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

Pengumpulan informasi tentang biaya-biaya dalam rangka akuntansi biaya

disebut alat informasi khusus, atau juga generator informasi. Oleh karena

keputusan-keputusan perusahaan mengenai pengadaan dan pemakaian barang-

barang ekonomis sangat mempengaruhi besarnya biaya-biaya, maka akuntansi

biayapun merupakan suatu instumen kendali yang penting artinya.

Penyediaan informasi tentang biaya-biaya oleh akuntansi biaya

berlangsung dalam dua fase, yaitu pada akumulasi biaya dan alokasi biaya.

Akumulasi biaya biasanya dipisah menurut jenis-jenis berdasarkan ciri-ciri

bercorak ragam. Alokasi biaya mendistribusikan beban biaya pada pusat-pusat

biaya dan sasaran atau tujuan biaya (cost objective), berdasarkan criteria dan

prinsip-prinsip tertentu. Akuntansi biaya menetapkan biaya-biaya yang

bersangkutan sesuai dengan tahap-tahap akuntansi seperti jenis-jenis biaya, pusat-

pusat biaya dan tujuan biaya. Akumulasi biaya dan alokasinya dapat disusul

dengan langkah penelitian biaya untuk tujuan perencanaan, pengendalian daan


8

pengawasan proses usaha. Hal ini dilakukan perhitungan besarnya biaya

dilanjutkan untuk menghitung sasaran-sasaran yang diinginkan.

Akuntansi biaya dalam tujuannya adalah untuk pengumpulan dan

pelaporan biaya juga untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan

keputusan oleh manajemen. Oleh sebab itulah pada perkembangan terakhirnya

akuntansi biaya fokusnya beralih dari sekedar penentuan harga pokok barang atau

jasa yang diproduksi kepada kepentingan untuk pengendalian biaya dan informasi

untuk pengambilan keputusan.

Aplikasi konsep akuntansi biaya juga sekarang telah meluas dari sekedar

penentuan harga pokok produksi yang membawa konotasi yang hanya untuk

bagian produksi dengan kegitan produksinya kepada seluruh kegiatan

diperusahaan yang menyangkut biaya seperti biaya penjualan, biaya administrasi

dan umum dan lain lain sebagainya.

Oleh karena itu tugas dari akuntansi biaya, biasanya dilaksanakan oleh

bagian akuntansi biaya, secara terperinci adalah sebagai berikut (Mulyadi,

2005:13) :

1. Menyediakan data biaya yang diperlukan untuk perencanaan dan

pengendalian kegiatan.

2. Menyediakan data biaya untuk pengambilan keputusan sehari-hari atau

proyek khusus yang memerlukan pemilihan altternatif yang harus diambil.

3. Secara periodik dari rekening buku besar dan buku pembantu biaya

disusun laporan biaya (cost report) yang terdiri atas laporan biaya

produksi, laporan harga pokok penjualan, laporan biaya pemasaran,


9

laporan biaya administrasi umum. Laporan tersebut dapat berupa: laporan

biaya yang sesungguhnya (historical cost), laporan komparasi dan analisa

penyimpangan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang ditentukan

di muka (predetermined cost).

4. Dari hasil laporan biaya yang telah dibuat oleh departemen akuntansi

biaya, kemudian disajikan kepada manajemen untuk kemudian diadakan

interpretasi atas laporan biaya yang disajikan, baik yang berhubungan

dengan perencanaan, penetuan harga pokok produk, pengendalian biaya,

dan pengambilan keputusan.

Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa untuk menghasilkan

sesuatu produk diperlukan investasi dalam sarana produksi. Modal kerja untuk

pengadaan bahan-bahan, pembayaran tenaga kerja yang akan menjadi unsur

penggerak arus produksi mulai fase pemindahan bahan baku pabrik/makanan

untuk diolah/diproses dengan pemanfaatan tenaga kerja dan sarana pabrik lainnya

sehingga menghasilkan produk akhir yang siap dijual kepada konsumen akhir atau

industry lainnya.

B. Pengertian Biaya

Dewasa ini orang mengenal barang dan jasa yang beraneka ragam

macamnya untuk memenuhi kebutuhannya. Barang dan jasa itu tentu saja dibuat

atau diproduksikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi barang dan

jasa tersebut menggunakan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja dan modal

serta teknolgi sehingga pada hakekatnya produksi itu merupakan penciptaan atau

penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi


10

sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan bagi kebutuhan manusia. Proses dari

transformasi atau faktor-faktor produksi tersebut dengan proses produksi dimana

merupakan cara, metode, teknik pelaksanaan produksi dengan memanfaatkan

faktor-faktor produksi. Dengan demikian barang dan jasa merupakan hasil

pengkombinasian faktor produksi. Pada mulanya dalam memproduksikan barang

dan jasa itu manusia belum memikirkan cara-cara yang efisien karena barang/jasa

tersebut hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi biaya, yang masing

berbeda. Para akuntan, ekonomi, dan teknis, masing-masing memiliki dan

menggunakan konsep, yang meskipun tidak bertentangan satu sama lain namun

tetap tampak adanya perbedaan. Maka dari itu, tidak mudah untuk mendefenisikan

atau menjelaskan istilah biaya tanpa menimbulakan kesangsian atau keragu-

raguan akan kebenaran maksudnya. Dalam situasi semacam itulah, sebenarnya

para akuntan mencoba merumuskan konsep atau pengertian biaya yang lasim

digunakan dalam dunia akuntansi.

Menurut Surjadi (2013:4) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis

(sifat kelangkaan) yang di ukur dalam satuan mata uang yang telah terjadi atau

kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuan tertentu (to secure benefit). Menurut

Siregar dkk (2013:36) biaya adalah kos barang atau jasa yang telah digunakan

untuk memperoleh pendapatan. Menurut Mulyadi (2012:8) mengatakan bahwa

biaya adalah pengorbanan sumber okonomi yang diukur dalam bentuk satuan

uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Hansen dan Mowen (2009:47) mengatakan bahwa biaya adalah kas atau nilai
11

setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi.

Menurut Mulyadi (2005:3) mengemukakan biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau kemungkinan

akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sebagai pengorbanan atas sumber-sumber (ekonomi) untuk mendapatkan

sesuatu atau mencapai tujuan tertentu, istilah biaya, kadang-kadang dianggap

sinonim dengan (1) harga pokok dan (2) beban dari sesuatu atau tujuan tertentu

tersebut. Untuk memudahkan pengertian biaya sebagai harga pokok dan sebagai

beban itu, selanjutnya disebut pengertian biaya dalam arti sempit. Sebagai harga

pokok, dapat diukur atau merupakan harga pertukarandari sumber (ekonomi) yang

dikorbankan atau diserahkan untuk mendapatkan suatu barang, jasa atau aktiva.

Tetapi kadang-kadang juga diukur berdasarkan harga pasar dari aktiva yang

didapat. Sedang biaya dalam artian sempit disebut sebagai beban adalah apabila

pengorbanan yang diperlukan itu terjadi dalam rangka merealisasikan pendapatan.

Biaya menurut Bustami dan Nurlela (2009:7) yaitu “ pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Biaya ini belum habis masa

pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca.

Berdasarkan pengertian yang diberikan para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa biaya adalah pengorbanan untuk memperoleh sebuah hasil dan juga dapat

definisikan bahwa biaya adalah pemakaian barang-barang yang dinilai untuk

mencapai hasil (output) tertentu.


12

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyamakan pengertian

biaya dengan beban. Namun dalam akuntansi dibedakan antara pengertian biaya

dan beban.

Dengan demikian, jika dilihat dari cara bagaimana perusahaan pada

umumnya berupaya untuk menghasilkan laba, maka perbedaan antara harga

pokok dan beban semata-mata terletak pada faktor waktu. Harga pokok pada

hakekatnya adalah biaya yang melekat pada suatu aktiva yang belum

dikonsumsikan atau digunakan dalam upaya merealisasikan pendapatan dalam

suatu periode, dan akan dikonsumsikan dikemudian hari. Sedang beban adalah

biaya (dalam bentuknya bisa berupa aktiva) yang dikonsumsikan atau digunakan

untuk merealisasikan pendapatan dalam suatu periode akuntansi.

Berikut diberikan definisi beban. Definisi beban menurut Surjadi (2013:5),

beban adalah penurunan net asset sebagai akibat dari penggunaan/pemakaian jasa

ekonomi dalam pembuatan pendapatan atau pembebanan pajak oleh unit

pemerintah. Menurut Tunggal (2011:1) mendefinisikan beban sebagai ukuran arus

keluar (out-flow) barang-barang atau jasa yang di sanding dengan pendapatan

(revenue) untuk menentukan income atau pengurangan dalam asset neto sebagai

hasil dari penggunaan jasa ekonomi dalam menghasilkan pendapatan atau

pembebanan pajak oleh unit pemerintahan.

Dari uraian diatas tampak perbedaan antara biaya dan beban. Biaya ( cost)

ditunjukkan untuk memperoleh barang dan jasa, serta masih memberikan manfaat

diwaktu mendatang dan merupakan asset dalam neraca. Sedangkan beban

(expense ) adalah biaya yang telah habis manfaatnya dan akan dimasukkan
13

sebagai beban kedalam perhitungan Laba-Rugi serta bertujuan untuk penciptaan

pendanaan.

C. Klasifikasi Biaya

Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk menggolongkan biaya,

sebanyak tujuan, untuk apa informasi biaya tersebut akan dipergunakan. Karena

itu, jelas tidak mungkin untuk mengindentifikasi metode-metode tentang biaya

dalam suatu perusahaan itu dapat diklasifikasikan. Begitu pula tidak mungkin

untuk untuk mengatakan atau menunjukan metode penggolongan biaya tertentu

sebagai metode yang terbaik, dalam arti dapat memenuhi semua kebutuhan. Ini

disebabkan oleh karena setiap perusahaan memiliki karakteristik sendiri yang

bersifat menentukan kebutuhan akan informasi biaya. Dengan alasan demikian itu,

maka disinipun tidak akan dikemukakan terbanyak kemungkinan atau alternatif

metode penggolongan biaya.

Dalam mencatat dan menggolongkan biaya, harus selalu diperhatikan

untuk apa tujuan manajemen memerlukan informasi biaya. Hal ini dimaksudkan

agar informasi biaya dapat dipakai sebagai dasar perencanaan dan pengambilan

keputusan tentang tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Dengan demikian

penggolongan atau klasifikasi biaya tersebut dimaksudkan agar peranan biaya

dalam suatu perusahaan nampak jelas, sehingga memudahkan perusahaan

mencapai tujuan yang telah direncanakan. Garrison, Noreen, dan Brewer

(2006:64) mengelompokkan biaya berdasarkan tujuannya seperti yang dirincikan.

a. Menyiapkan laporan keuangan eksternal. Untuk tujuan ini biaya dibagi lagi

menjadi dua yaitu, biaya produk dan biaya periodik. Biaya produk mencakup
14

semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk.

Biaya-biaya ini terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan

overhead pabrik.

b. Memprediksi perilaku biaya untuk merespon perubahan aktivitas. Dengan

tujuan ini maka biaya dibagi lagi menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya

semi variabel.

c. Menentukan biaya ke objek biaya seperti departemen atau produk. Didalam

perusahaan objek biaya dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan,

departemen, ataupun individu. Penggolongan biaya atas tujuan ini dibagi

menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

d. Pembuatan Keputusan. Biaya adalah bahan yang sangat penting dalam

pembuatan keputusan. Untuk tujuan ini maka diperlukan pemahaman yang kuat

mengenai konsep biaya differenisial ( differential cost ), biaya kesempatan

(opportunity cost), dan biaya tertanam ( sunk cost). Biaya kualitas atau mutu

adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kualitas barang yang di produksi.

Biaya kualitas dibagi empat yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya

kegagalan internal dan eksternal.

Menurut Tunggal (2011:7) Klasifikasi biaya dibutuhkan untuk

pengembangan data biaya yang akan membantu manajemen dalam mencapai

tujuannya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan atas hubungan

biaya terhadap:
15

a. Biaya dalam hubungan ke produk

Proses mengklasifikasi biaya (cost) dan beban (expense) dapat dimulai

dengan menghubungkan biaya dengan fase yang berbeda dalam operasi usaha.

Dalam usaha manufaktur, total biaya operasi terdiri atas (1) biaya manufaktur dan

(2) biaya komersial.

b. Biaya dalam hubungan dengan volume produksi

Sebagian biaya berubah proporsional terhadap perubahan volume produksi

atau keluaran, sementara yang lain relative tetap jumlahnya. Kecenderungan biaya

untuk untuk berubah bersama keluaran harus dipertimbangkan oleh manajemen

kalau ingin merencanakan strategi perusahaan secara tepat dan dapat

mengendalikan biaya dengan sukses.

c. Biaya dalam hubungan dengan departemen manufaktur, proses dan segmen

lain

Untuk tujuan administrasi, suatu usaha dapat dibagi menjadi segmen-

segmen dengan berbagai nama:

1. Departemen Produksi dan jasa

2. Beban Departemen Langsung dan Tidak Langsung

d. Biaya dalam hubungan dengan periode akuntansi

Biaya diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expendeture)

atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) pengeluaran modal

dimaksudkan untuk member manfaat (benefit) pada periode yang akan dating dan

dilaporkan sebagai asset. Pengeluaran pendapatan memberi benefit pada periode

sekarang dan dilaporkan sebagai beban.


16

e. Biaya dalam hubungan dengan keputusan, tindakan, atau evaluasi yang

diusulkan

Ketika memutuskan antara sejumlah tindakan atau alternatif yang

mungkin, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya yang relevan dengan

pilihan itu. Biaya diferensial adalah satu nama untuk biaya yang relevan dengan

pilihan antara alternatif, kadang disebut biaya marjinal atau biaya incremental.

Kalau jumlah biaya diferensial akan terjadi hanya kalau satu alternatif tertentu

dipilih, maka biaya itu disebut biaya out-of-pocket. Jumlah pendapatan atau

benefit lain yang akan terlewatkan atau hilang kalau satu alternatif dipilih disebut

biaya opportunity alternatif tersebut. Biaya yang telah terjadi dan karena relevan

terhadap suatu keputusan disebut sunk cost. Dalam keputusan untuk tidak

melanjutkan suatu produk atau divisi, sebagian biaya produk atau divisi tidak

terpengaruh oleh keputusan tersebut disebut unavoidable cost, avoidable cost

adalah kebalikannya.

Sedangkan menurut Mulyadi (2012:13-16) mengklasifikasikkan atau

menggolongkan biaya ke dalam 5 bagian, yaitu :

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran.

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka

semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan

bakar”.
17

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu

dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok:

1. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengelolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3. Biaya administrasi dan umum, merupaka biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Jumlah biaya

pemasaran dan biaya administasi dan umum sering pula disebut dengan

istilah biaya komersial (commercial expenses).

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua:

biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya

adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai

tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan

demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu

yang dibiayai. Biaya langsung terdiri dari biaya.

2. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan

oleh sesuatu yang dibiaya. Biaya tidak langsung dalam hubunganya


18

dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau

biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya ini tidak mudah

diindetifikasikan dengan produk tertentu.

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktivitas.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat

digolongkan menjadi:

1. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya variabel adalah

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya

tetap dan unsur biaya variabel.

3. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

4. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh biaya tetep adalah gaji direktur produksi.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:

pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.

1. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi


19

adalah satu tahun kaleder). Peneluaran modal ini pada saat terjadinya

dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang

menikmati manfaanya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau

dideplesi.

2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan

sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari

pengeluaran biaya tersebut.

Sedangkan menurut Rahmawati (2012:17-19) mengklasifikasikkan atau

menggolonkan biaya ke dalam enam bagian, yaitu :

1. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan.

a. Factory cost (biaya produksi)

1. Biaya bahan baku (direct material cost)

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)

3. Biaya tidak langsung (factory overhead)

b. Commercial expense (operating expense)

1. Marketing and selling expense

2. General & administration expense

3. Berdasarkan periode akuntansi

2. Capital expenditure (pengurangan modal).

Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa periode akuntansi.

Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga perolehan.


20

3. Berdasarkan pengaruh manajemen terhadap biaya:

a. Biaya terkendali (controllable cost) adalah biaya yang secara langsung

dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka

waktu tertentu.

b. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost) adalah biaya yang tidak dapat

dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.

4. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya.

a. Biaya engineered adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik

yang eksplisit dengan output.

b. Biaya discretionary, biaya ini disebut juga managed cost atau

programmed cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan

yang akurat dengan output.

c. Biaya commited atau biaya kapasitas adalah semua biaya yang terjadi

dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan

organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.

5. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya.

a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan

volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap peunit

berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya variabel adalah biaya, biaya variabel mengasumsikan hubungan

linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang

jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume


21

kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah

total biaya variabel.

c. Biaya semi variabel adalah biaya dimana jumlah totalnya berubah se3suai

dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perunahannya tidak

sebanding/proporsional.

6. Berdasarkan objek yang dibiayainya.

a. Biaya langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi

kepada objek atau pusat biaya tertentu.

b. Biaya tidak langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat

diidentifikasi pada objek atau pusat biaya, atau biaya yang manfaatnya

dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

D. Penggolongan Biaya Berdasarkan Tingkah Lakunya

Penggolongan biaya berdasarkan tingkah lakunya dapat dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu :

1. Biaya Variabel (Variable Cost)

Dalam memproduksi, biaya variabel mempunyai peran penting, karena

sifatnya yang peka terhadap volume kegiatan perusahaan. Menurut Rahmawati

(2012:18) biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara

sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan

maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel. Salman (2013:25) biaya

variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional sesuai

dengan volume kegiatan atau produksi dan jumlah biaya per unitnya tidak

mengalami perubahan. Menurut Mulyadi (2012:15) biaya variable adalah biaya


22

yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Sedangkan menurut Carter (2009:43) biaya variabel adalah jumlah total biaya

variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang

yang relevan (relevant range).

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya variabel adalah

biaya yang dilihat secara keseluruhan akan mengalami perubahan sebanding

dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Adapun sifat-sifat dari biaya

variabel adalah sebagai berikut :

a. Jumlah biaya ini berubah sesuai dengan volume aktifitas perusahaan,

perubahan ini dapat bersifat proporsional, progresif dan degresif.

b. Biaya variabel tetap konstan untuk tiap satuan prestasi walaupun volume

prestasi berubah-ubah, jika sifatnya proporsional.

c. Biaya ini mudah dikontrol oleh bagian yang mengeluarkannya.

d. Biaya ini mudah digunakan oleh bagian yang melaksanakan operasi

perusahaan.

2. Biaya Semi Variabel (SemiVariable Cost)

Biaya semi variabel dengan metode-metode tertentu harus dipisahkan ke

dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Maka pada akhirnya penggolongan

sesuai dengan tendensi perubahanya terhadap volume kegiatan, biaya dipisahkan

ke dalam biaya tetap dan biya variabel.

Menurut Rahmawati (2012:18) biaya semi variabel adalah biaya dimana

jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi

sifat perubahannya tidak sebanding/proporsional. Salman (2013:25) biaya semi


23

variabel adalah biaya yang jumlahya terpengaruh oleh volume kegiatan atau

produksi perusahaan tetapi dengan perubahan biaya yang tidak proporsional.

Menurut Mulyadi (2012:15) biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung

unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Sedangkan menurut Carter (2009 : 44)

beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jenis biaya

ini disebut biaya semivariabel.

Dari pengertian yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa biaya semi variabel adalah biaya yang dilihat secara

keseluruhan akan mengalami perubahan tidak sebanding dengan perubahan

volume kegiatan perusahaan.

3. Biaya Tetap (fixed Cost)

Menurut Rahmawati (2012:19) biaya tetap adalah biaya yang jumlah tidak

dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu.

Biaya tetap peunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume

kegiatan. Salman (2013:25) biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak

berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan atau produksi dan jumlah

biaya per unitnya. Menurut Mulyadi (2012:15) biaya tetap adalah biaya yang

jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetep

adalah gaji direktur produksi. Sedangkan menurut Carter (2009:44) biaya tetap

bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya

tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang

yang relevan.
24

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya tetap adalah biaya

yang dikeluarkan secara keseluruhan tidak akan mempengaruhi volume kegiatan

perusahaan.

E. Metode Pemisahaan Biaya Semi Varibel menjadi Biaya Variabel dan


Tetap

Ada tiga faktor yang diperhitungkan dalam menerapkan pola perilaku

suatu biaya. Pertama harus dipilih biaya yang akan diselidiki polanya. Kedua

harus dipilih variabel bebas. Ketiga harus dipilih kisaran kegiatan yang

diferensial. Asumsi yang mendasari penggambaran hubungan linear antara total

biaya dengan variabel bebas adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2005:470) :

1. Hubungan teknolgi antara masukan dan keluaran harus linear. Sebagai contoh

setiap satuan produk selesai harus memerlukan jumlah bahan baku yang sama.

2. Masukan yang dibeli harus sama dengan masukan yang digunakan. Sebagai

contoh setiap karyawan dimanfaatkan secara penuh.

3. Harga pokok masukan yang dibeli harus mempunyai fungsi linear dengan

kuantitas yang dibeli. Sebagai contoh harga bahan baku per satuan harus sama

untuk jumlah pembelian berapapun.

Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahan terhadap aktivitas terutama

untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan.

Tendensi perubahan biaya terhadap kegiatan dapat dikelompokkan menjadi :

biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Biaya semi variabel dengan

metode-metode tertentu harus dipisahkan kedalam elemen biaya tetap dan biaya

variabel. Maka pada akhirnya penggolongan sesuai dengan tendensi perubahannya


25

terhadap volume kegiatan, biaya dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya

vareiabel. Adapun metode yang digunakan di dalam memisahkan biaya semi

variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel sebagai berikut (Mulyadi,

2005:465-469) :

1. Metode titik tertinggi dan terendah (hight and low point method)

Pada metode ini untuk memisahkan biaya tetap dengan biaya variabel dalam

periode tertentu dipilih dua titik yang mempunyai tingkatan aktivitas tertinggi

dan terendah, atas dasar persamaan garis lurus y = a + bx, perbedaan biaya

antara kedua tingkatan tersebut disebabkan karena perubahan aktivitas dan

besarnya tarif variabel.

2. Metode biaya bersiap (standby cost method)

Metode biaya bersiap menghitung biaya tetap dengan menaksir besarnya biaya

apabila pabrik ditutup untuk sementara, misalnya satu bulan. Biaya yang

terjadi selama pabrik ditutup untuk sementara tersebut dinamakan biaya

bersiap yang merupakan elemen biaya tetap.

3. Metode grafik statistik (statistical scattergraph method)

Pada metode grafik statistik, kapasitas atau kegiatan setiap bulan digambarkan

pada denah atau grafik statistik, garis tegak lurus (vertikal) pada grafik disebut

sumbu Y yang menunjukkan tingkatan besarnya biaya, sedangkan garis

mendatar (horizontal) pada grafik disebut sumbu X yang menunjukkan

tingkatan kegiatan.
26

4. Metode kuadrat terkecil (least squares method)

Metode ini disebut pula dengan garis regresi yang menggunakan persamaan

garis lurus : Y = a + bx,

Dimana y = jumlah biaya

a = elemen total biaya tetap

b = elemen total biaya variabel satuan

x = tingkat kegiatan

5. Metode kuadrat terkecil untuk beberapa variabel bebas (least squares for

multiple variable method)

Tingkat variabelitas biaya tertentu ada yang dipengaruhi oleh salah satu faktor

variabel tertentu, bisa dianalisa dengan metode regresi sederhana atau kuadrat

terkecil biasa. Akan tetapi apabila suatu biaya dipengaruhi oleh banyak faktor

atau lebih dari satu variabel bebas penggunaan regresi sederhana tidak

memuaskan, sehingga harus dipakai regresi berganda dengan rumus :

Y = a + b1x1 + b2x2 + … + Zxn

6. Analisa hubungan statistika (statistical correlation analysis)

Analisa hubungan statistik bukan metode untuk memisahkan biaya semi

variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, akan tetapi analisa ini

dipakai untuk menilai kecermatan tingkat eratnya hubungan (korelasi) anatara

x atau tingkat kegiatan tertentu dengan Y atau jumlah biaya pada kegiatan

tertentu, dengan menggunakan rumus hubungan koefisien (coefficient

correlation) yang lazim disebut “r”.


27

F. Pengertian Biaya Diferensial

Istilah biaya mempunyai pengertian berhubungan dengan sesuatu. Suatu

biaya disebut diferensial jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan

perekayasaan biaya tersebut. Jika manajemen bermaksud mengetahui harga pokok

produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya

produksi sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk produksi dalam bulan yang

bersangkutan. Biaya produksi sesungguhnya tersebut merupakan biaya diferensial

karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi

biaya tersebut. Biaya diferensial atau biaya relevan sering pula disebut sebagai

biaya marjinal atau biaya inkremental .

Menurut Raharjaputra (2011:112) biaya diferensial (differential cost)

adalah selisih biaya antara alternatif yang satu dengan yang lain. Tunggal

(2011:380) biaya relevan adalah biaya yang akan muncul di masa depan apabilah

perusahaan mengimplementasikan keputusannya dan biaya ini harus berada untuk

tiap alternatif pilihan. Sedangkan menurut Sadeli dan Lili (2010:44) biaya

diferensial adalah perbedaan biaya antara alternatif satu dengan yang lain.

Dengan adanya ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya

diferensial adalah biaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena

itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan

lebih dari dua alternatif.


28

Keputusan yang diambil manajemen akan berhubungan dengan pemilihan

berbagai macam alternatif yang akan dilaksanakan untuk waktu yang akan datang

sebelum sesuatu akan terjadi, keputusan yang diambil dapat berhubungan dengan

pemilihan dua macam alternatif. Dari segi pengaruh pengambilan keputusan

terhadap kegiatan yang direncanakan atau akan dilaksanakan untuk waktu yang

akan datang, pengambilan keputusan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perncanaan jangka pendek dan

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan jangka panjang.

Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus

memperhatikan semua faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

tersebut, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

adalah faktor biaya yang disebut dengan biaya diferensial. Pengertian biaya

diferensial adalah meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu

pengambilan keputusan, karena biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam

pengambilan keputusan tersebut.

Diferensialsi merupakan karakteristik yang sangat penting untuk dinikmati

oleh setiap informasi akuntansi. Artinya informasi akuntansi harus bermanfaat

untuk mempertimbangkan persoalan-persoalan tertentu yang dihadapi atau sesuai

dengan kebutuhan pemakai. Deferensialsi informasi biaya penting baik untuk

pelaporan kepada pihak ekstern, dan terutama kepada pihak intern (manajemen).

Pelaporan kepada pihak ekstern, seperti : neraca dan laporan rugi laba, disajikan

kepada pihak untuk pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Informasi

demikian, secara umum dapat dikatakan bersifat diferensial untuk berbagai tujuan.
29

Aplikasi konsep diferensial berguna sebagai informasi untuk pelaporan

kepada pihak intern. Tujuan laporan intern adalah untuk membantu manajemen

dalam membuat perencanaan, dan banyak keputusan, secara individual atau

terisolasi, serta pengendalian kegiatan sesuai dengan kewenangan dan area

pengendalian kegiatan sesuai dengan kewenangan dan area pertanggungjabannya.

Tidak seperti pelaporan kepada pihak ekstren yang labih bersifat umum, tipe

informasi yang berbeda harus disajikan dengan mempertimbangkan permasalahan

yang bersangkutan. Untuk dapat menjalankan fungsinya, manajemen membentuk

berbagai macam informasi akuntansi (termasuk biaya) dalam versi, kuantitas,

tingkat perincian, dan frekuensi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-

masing.

Ahmad (2013:123) harga pokok diferensial ialah harga pokok yang harus

dipertimbangkan apabila suatu keputusan harus diambil mengenai kenaikan atau

penurunan dari N satuan produksi di atas suatu tingkat produksi tertentu. Biaya

dan penghasilan yang relevan yang dibahas sebelumnya biasa dinamakan biaya

dan pendapatan diferensial, jika biaya dan pendapatan diferensial meningkat,

maka akan lebih tepat digunakan biaya incremental atau pendapatan incremental,

smentara jika terjadi penurunan biaya maupun hasil (pendapatan) diistilahkan

dengan diskremental cost atau dikrimental revenue.

Informasi akuntansi differensial bermanfaat bagi manajemen dalam

pengambilan keputusan, diantaranya membeli atau membuat sendiri, menjual atau

memproses lebih lanjut suatu produk, menghentikan atau melanjutkan produksi

produk tertentu dan menerima atau menolak pesanan khusus. Informasi akuntansi
30

differensial untuk pembuatan laba menekankan pada laba differensial yaitu

perbedaan pendapatan dan biaya dari suatu keputusan tertentu dengan alternatif

lainnya. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus

jika harga jual perunit suatu pesanan khusus lebih besar daripada biaya variabel

perunit pesanan khusus maka suatu pesanan tersebut sebaiknya diterima oleh

perusahaan. Begitu juga sebaliknya apabila harga jual perunit lebih kecil daripada

biaya variabel perunit sebaiknya pesanan khusus tersebut ditolak oleh perusahaan.

G. Pengertian Pengambilan Keputusan

Menurut Halim (2012:5) pengambilan keputusan adalah proses untuk

memilih sebuah alternatif solusi yang terbaik dari berbagai macam alternatif

solusi yang ada. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah

dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah mengemukakan bahwa

pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu

atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Penilaian dan menjatuhkan pilihan.

Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan

alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan

dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi

masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada

pengambilan keputusan yang terbaik. Mereka mengatakan bahwa pengambilan

keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak

yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika

tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi

yang telah dibuat.


31

1. Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial

Adapun manfaat dari informasi akuntansi diferensial adalah sebagai

berikut :

a. Membeli / Membuat Sendir

Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen

terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan

yang memproduksi berbagai jenis produk.

b. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk

Dalam pengambilan keputusan macam ini, Informasi akuntansi diferensial

yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya

diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

c. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu.

Dalam mengahadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan

keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan

usaha departemen yang mengalami kerugian tersebut.

d. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus,

informasi akuntansi diferensial yang relevan adalah pendapatan diferensial dan

biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial ( yaitu tambahan pendapatan dengan

diterimanya pesanan khusus tersebut ) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya

diferensial ( yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut

maka pesanan khusus sebaiknya diterima ). Di lain pihak, jika pendapatan


32

diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan

khusus sebaiknya ditolak.

Adapun manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan menurut

Carter, Dan Usry (2005:313) mengemukakan pendapatnya mengenai masalah-

masalah yang dapat diselesaikan dalam pengambilan keputusan khusus yaitu

sebagai berikut:

a. Menerima atau menolak pesanan pelanggan

b. Mengurangi harga dari suatu pesanan khusus

c. Mengevaluasi alternatif buat atau beli

d. Memperluas, menutup, atau menghentikan produksi dari produk tertentu

e. Meningkatkan, memotong, atau menghentikan produksi dari produk tertentu

Penjelasan mengenai manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan

yaitu:

a. Menerima atau menolak pesanan

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan menerima atau

menolak pesanan-pesanan tertentu adalah untuk menentukan perbedaan antara

biaya memproduksi output sekarang yang lebih kecil dengan output yang

direncanakan yang lebih besar. Jika kapasitas yang tersedia tidak digunakan

sepenuhnya, maka analisis biaya diferensial dapat menunjukkan kemungkinan

untuk menjual output tambahan pada angka yang lebih rendah daripada biaya

perunit rata-rata yang ada. Jadi menerima pesanan tambahan dapat diterima sejauh

biaya variabel dapat ditutup, karena setiap kontribusi untuk menutup biaya tetap

dari laba yang diperlukan.


33

b. Mengurangi harga dari suatu pesanan khusus

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan menurunkan

harga jual dan suatu pesanan khusus adalah untuk membantu manajemen dalam

menentukan pada harga berapa perusahaan itu dapat dikurangi agar dapat bersaing

dengan produk-produk yang sejenis pada suatu pasar yang bersaing.

c. Mengevaluasi alternatif buat atau beli

Manfaat biaya deferensial dalam pengambilan keputusan membuat atau

membeli komponen suku cadang atau produk tertentu adalah untuk manfaat

secara maksimal sumberdaya produktif dan keuangan perusahaan. Masalah yang

seringkali timbul dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan membuat atau

membeli adalah kemungkinan penggunaan peralatan yang menganggur, ruangan

yang tak terpakai dan bahkan buruh menganggur.

d. Memperluas, menutup, atau menghilangkan suatu fasilitas

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan memperluas atau

menutup fasilitas adalah untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dijual

dapat menutup biaya variabel dan memberikan kontribusi melalui penutupan

biaya tetap. Penutupan suatu fasilitas tidak menghapuskan semua biaya.

Penyusutan, bunga, pajak kekayaan, dan asuransi berlangsung terus, walaupun

dalam keadaan telah aktif sepenuhnya. Sebaliknya jika operasi dilanjutkan, maka

biaya-biaya tertentu yang berhubungan dengan penutupan fasilitas itu dapat

dihemat
34

e. Meningkatkan, memotong, atau menghentikan produksi dari produksi tertentu

Manfaat biaya diferensial dalam pengambilan keputusan meningkatkan,

mengulangi atau menghentikan suatu produk adalah untuk mengidentifikasi jenis

produk yang harus dihentikan tepat pada waktunya karena produk tersebut tidak

menghasilkan laba atau laba yang dihasilkan kurang memadai. Dan sebaliknya

apabila produk tersebut menghasilkan laba yang memadai, maka produk tersebut

akan ditingkatkan melalui tindakan perbaikan yang tepat.

2. Informasi Akuntansi Diferensial Yang Relevan Dalam Pengambilan


Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

Istilah biaya relevan seringkali disamakan dengan biaya diferensial. Hal ini

tidak benar. Istilah relevan mempunyai pengertian berhubungan dengan sesuatu.

Suatu biaya disebut relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan

perekayasaan biaya tersebut. Jika manajemen bermaksud mengetahui harga pokok

produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya

produksi sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk produksi dalam bulan yang

bersangkutan. Biaya produksi sesungguhnya tersebut merupakan biaya relevan

karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi

biaya tersebut. Menurut defenisinya, biaya merupakan pengorbanan sumber

ekonomi yang dinilai dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara

potensial akan terjadi, untuk mencapai tujuan tertentu. Per defenisi, dengan

demikian tidak ada satupun biaya yang tidak relevan, karena setiap biaya memang

direkayasa untuk memenuhi tujuan tertentu.

Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan istilah

yang lebih tepat biaya diferensial. Karena pengambilan keputusan selalu


35

menyangkut pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk dapat

melakukan pemilihan pengambil keputusan harus dapat membedakan dianatara

alternatif tersebut secara unik disebut dengan istilah informasi akuntansi

diferensial. Oleh karena itu, istilah biaya diferensial berbeda pengertiannya

dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah istilah yang umum, yang

tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan. Adapun kriteria

pesanan khusus sebagai berikut :

1. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga

dibawah harga jual normal bahkan sering kali harga yang diminta konsumen

berada dibawah biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup

jumlah yang besar dan harga jualnya diatas biaya variabel.

2. Ada kapasitas produksi atau mesin yang belum seluruhnya terpakai atau

menganggur dan masih mampu untuk melayani pesanan khusus.

3. Pertambahan biaya tidak melebihi pertambahan penghasilan dari pesanan

khusus tersebut.

Jadi, semua biaya produksi dibebankan sepenuhnya baik biaya variabel

maupun biaya tetap. Dalam kondisi demikian dapat dikategorikan bahwa

perusahaan menentukan biaya produksinya dengan metode harga pokok penuh

(full costing), padahal dari order tersebut mungkin saja dapat meningkatkan laba

perusahaan secara keseluruhan selain memanfaatkan kapasitas yang menganggur.

Pesanan ini dapat menutup kelebihan biaya overhead pabrik tetap yang dihitung

sebesar kapasitas penuh. Di sinilah perlunya penerapan konsep incremental cost

sebagai salah satu alternatif dalam pengambilan keputusan jangka pendek.


36

G. Kerangka Pikir

Bagan Alur Kerangka Pikir

Usaha Catering
CV. Attaufik
Pratama

Bagian Produksi Makanan

Biaya Diferensial

Pesanan Khusus

Keputusan Manajemen

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah Usaha Catering

CV. Attaufik Pratama yang berlokasi di Jl. Tala’ Salapang Raya ( Depan MAN 1 )

di Makassar. Adapun waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

1 (bulan) yaitu dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2014.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang

sesuai dengan kegunaannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

secara langsung pada Usaha Catering CV. Attaufik Pratama.

2. Wawancara, yaitu penelitian yang dilakukan langsung dengan mengadakan

wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah

karyawan yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan

dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang akan dianalisis dalam penyusunan penelitian ini

bersumber dari :

37
38

1. Data primer yaitu data data yang diperoleh dengan jalan mengadakan

pengamatan, wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan serta

sejumlah karyawan pada perusahaan tersebut.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan

dokumen dari sumber lainnya.

D. Metode Analisis

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah

suatu penelitian guna memperoleh kesimpulan. Analisis data yang digunakan

adalah analisis data deskriptif kuantitatif. Dimana tahap-tahap dalam analisis

kuntitatif yang dilakukan adalah melakukan analisis diferensial, yaitu dengan

pemisahan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan

menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah. Yang kemudian dilakukan

metode biaya diferensial dengan pendekatan laba kontribusi untuk pengambilan

keputusan dalam pemilihan alternatif antara menerima atau menolak pesanan

khusus.
BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan yang

bergerak di bidang pengadaan jasa boga telah semakin banyak beroperasi,

terutama di wilayah kota Makassar. Salah satunya adalah CV. Attaufik Pratama

Service yang didirikan pada tahun 2006 oleh Akbar Husain, SE dengan tujuan

memberikan layanan pengadaan Jasa Boga (Catering) untuk seluruh masyarakat

luas untuk mendapatkan kemudahaan dan kenyamanan serta mutu, kualitas dan

higenitas.

Produk olahan masakan yang diolah oleh CV. Attaufik dikelola secara

professional yang didukung oleh tenaga-tenaga yang ahli pada bidangnya yang

dipersembahkan pada setiap acara-acara formal maupun informal, adapun jenis

produk olahan masakan yang ditawarkan terbagi atas beberapa kategori, yaitu

menu prasmanan, paket sempurna, pondokan dan paket box.

Adapun menu prasmanannya terbagi atas 4 (empat) tipe yaitu tipe A, B, C,

dan C dengan masing-masing harga yang berbeda. Untuk paket sempurna yaitu

nasi tumpeng dan jajanan pasar, dimana harganya tergantung dari besar nasi

tumpengnya dan pada jajanan pasar tergantung paddinging yang digunakan. Dan

paket pondokan yaitu food stall. Sedangkan paket box sendiri terdiri atas nasi dos

dan snack dos.

Dengan adanya layanan pengadaan Jasa Boga (Catering) ini dapat maka

pengelola mengharapkan dapat membantu dan memberikan kemudahan kepada

39
40

masyarakat luas serta instansi swasta dan pemerintah dalam hal pemilihan

Pengadaan Jasa Boga (Catering) yang turut serta dalam menyukseskan setiap

pagelaran acara yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perusahaan ini dalam menjalankan usahanya sudah mendapat surat izin

usaha dengan No.503/0119/S1UPK-B/09/KPAP. Attaufik Pratama Catering

Service berharap dengan komitmen kami dapat memberikan mutu dan cta rasa

yang terbaik disetiap acara anda dan dapat memberikan kontribusi yang nyata

serta solusi tepat dalam Pengadaan Jasa Boga (Catering).

B. Visi Misi

Menyediakan aneka masakan yang bermutu, berkualitas, higienis dan halal

dalam penentuan bahan dan proses pengolahannya yang memberikan dampak

positif terhadap ketersediaan makanan sehat dan berkualitas.

Misi CV. Attaufik Pratama :

1. Melalui peluang usaha Attaufik Pratama Catering Service dapat menciptakan

lapangan kerja yang memadai.

2. Membangun kemitraan

3. Menyediakan makanan halal, lezat dan higienis

4. Memberikan kemudahan dan kontribusi kepada masyarakat luas dengan

layanan pengadaan Jasa Boga (Catering)

5. Membangun silaturrahmi dan persaudaraan


41

C. Struktur Organisasi

Setelah diuraikan secara singkat tentang sejarah dan visi misi perusahaan,

maka berikut ini diterangkan organisasi tersebut. Sebuah organisasi dapat dilihat

dari sudut hubungan stukturil antara fungsi dari orang-orang dari hubungan yang

satu dengan yang lain didalam melaksanakan fungsi mereka. Jadi dalam arti luas

organisasi adalah hubungan struktural antara berbagai faktor di dalam perusahaan

hal ini pemilik perusahaan dan para karyawan. Dalam arti sempit, perusahaan

organisasi ialah fungsi atas kesatuan fungsi dalam keseluruhannya. Suatu srtuktur

oraganisasi yang baik dapat menimbulkan suasana dimana kepuasan perorangan

dan kepuasan golongan dapat terwujud, dapat mendorong kerja sama dan

meningkatkan moral serta keinginan untuk melakukan suatu tanpa diperintah

sampai ke soal yang kecil-kecil. Jadi organisai yang baik akan sangat membantu

memperlancar pekerjaan, asal saja disiplin dipegang teguh. Organiasi tidak saja

diperlukan dalam perusahaan yang besar, perusahaan yang kecilpun

membutuhkan adanya organisasi yang baik, agar pekerjaan dapat terlaksana

dengan baik, demikian pula halnya dengan usaha catering CV Attaufik Pratama.

Struktur organisasi yang baik adalah merupakan salah satu syarat bagi

keberhasilan perusahaan. Untuk menangani berbagai kegiatan usaha dalam rangka

pencapaian sasaran perusahaan. Tetapi struktur organisasi yang tetap bagi

perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jelas dan luas perusahaan yang

bersangkutan. Struktur organisasi haruslah menguntungkan jika ditinjau dari

ekonomi dan bersifat fleksibel hingga bila ada peluasan atau keadaan berubah

tidak akan menggangu suasana organisasi yang ada.


42

Suatu kriteria yang penting untuk mengukur kebaikan struktur organisasi

adalah sejauh mana organisasi itu mengadakan kedudukan yang bebas berdiri

sendri antara departemen-departemen dalam organisasi itu dan semua departemen

haruslah bekerja sama dengan harmonis.

Salah satu persyaratan yang cukup penting bagi suatu perusahaan agar

dapat berjalan dengan lancer sebagaimana yang diharapakan, yaitu apabila

terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dinyatakan

dengan jelas. Juga salah satu syarat untuk mendorong jika kerja sama yang baik

untuk meningkatkan produktivitas pekerja seta keinginan untuk melakukan

sesuatu dengan sempurna sehingga dapat memperlancar pekerjaan dalam

perusahaan, sangatlah diperlukan suatu struktur organisasi yang baik yang dapat

menimbulkan suasana dimana keputusan yang perseorangan maupun golongan

dalam perusahaan dapat terwujud.

Hal ini penting karena tanpa adanya struktur organisasi yang mantap akan

menimbulkan kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan

kata lain garis komando dalam struktur organisasi haruslah digambarkan secara

jelas agar setiap bagian dapat mengkoordinir bagiannya masing-masing dengan

baik sehingga kemungkinan kerja sama yang baik akan mencapai tujuan

perusahaan.

Untuk menjalin kerja sama yang baik dan harmonis antara pimpinan dan

karyawan dalam perusahaan (CV Attaufik Pratama) , maka perusahaan ini

memilih metode organisasi garis (Line Organization) dengan alasan yang

dipandang mempunyai kebaikan antara lain :


43

1. Disiplin kerja karyawan yang tinggi

2. Antara karyawan dapat terjalin pengertian yang baik dan lancer

3. Proses pengambilan keputusan dan intruksintruksi dapat berjalan lancer

4. Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi umumnya besar

sebab mereka saling mengenal satu sama lain.

Dalam menjelaskan suatu keadaan perusahaan kepada pihak-pihak yang

membutuhkan maka dianggap perlu untuk menyusun suatu organisasi agar

nampak dengan jelas bagaimana pengorganisasian dan pendelegasian jabatan

tersebut dan bagaimana proses pelaksanaan daripada kegiatan dan jabatan

tersebut. Dengan struktur organisasi dapat dilihat tugas, wewenang dan tanggung

jawab daripada seseorang yang telah bekerja pada perusahaan. Dengan adanya

struktur organisasi ini dapat mencegah adanya kesimpangsiuran daripada tugas,

wewnang dan tanggung jawab diemban oleh karyawan.

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik atau dengan kata lain

kontinyuitas perusahaan terus berlanjut, maka diperlukan adanya struktur

organisasi yang dapat mengatur antara bagian yang satu dengan bagian yang lain

yang terdapat dalam perusahaan. Penilaian terhadap struktur organisasi apakah

struktur organisasi itu baik atau tidak pada suatu perusahaan tergantung dari

keadaan perusahaan sendiri atau denagn kata lain struktur organisasi meupakan

hal yang dinamis dalam arti bahwa senantiasa harus sesuai dengan kondisi

perusahaan bersangkutan.

Adapun Struktur organisasi CV. Attaufik Pratama adalah sebagai berikut:


44

STRUKTUR ORGANISASI CV. ATTAUFIK PRATAMA


Direktur

Wakil Direktur

Bag. Keuangan Bag. Administrasi Marketing

Kepala Koki

Keamanan Pelayan Penjamah Sopir Cleaning Service

Sumber data : CV. Attaufik Pratama

44
45

D. Tugas dan Tanggungjawab

1. Direktur

Sebagai Pimpinan tertinggi dalam melaksanakan tugas dari anggota

direksi, yang secara garis besarnya bertugas merencanakan, mengkoordinir,

memimpin, dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan, baik bersifat intern

maupun ekstern untuk keperluan perusahaan.

2. Wakil Direktur

a. M embantu direktur dalam melaksanakan tugas-tugas

b. Membantu mengawasi kinerja karyawan

c. Membantu dalam pengambilan keputusan

3. Bagian Keuangan

Divisi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan pembukuan dan

pemeriksaan atau vertifikasi terhadap buku pembayaran perusahaan, melakukan

penagihan piutang dan pembayaran utang, mengurus fasilitas perbankkan,

membuat laporan keuangan dan sebagainya.

4. Bagian Administrasi

Administrasi kantor merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk

meleksanakan administrasi yang ada dikantor. Seperti : melaksanakan tata usaha

surat menyurat, tata usaha pimpinan, tata usaha kerumah tanggaan kantor,

melaksanakan tata usaha kepegawaian di kantor yang meliputi seleksi

penerimaan, pengangkatan, penggajian, dan pemberhentian pegawai dan membuat

laporan kepegawaian dan inventaris perusahaan secara berkala.


46

5. Marketing

a. Memasarkan dan menerima pesanan dari pelanggan.

b. Betanggung jawab atas pembuatan Surat perintah Kerja yang akan

diberikan kepada Bagian Dapur.

c. Bertanggungjawab atas penerimaan pembayaran Booking Fee maupun

pelunasannya yang akan diberikan kepada Bagian Keuangan.

d. Bertanggungjawab atas serah terima pesanan di tempat acara.

e. Bertanggung jawab atas pembuatan Laporan Penerimaan Pesanan yang

akan diberikan kepada Manager Pemasaran.

6. Kepala Koki

a. Menyiapkan makanan sesuai pesanan dari pelanggan.

b. Membuat daftar bahan-bahan yang di perlukan dalam Surat Pesanan.

c. Menyerahkan Surat Pesanan tersebut ke bagian pembelanjaan.

d. Membuat masakan

e. Menyerahkan masakan yang telah dipesan pelanggan kepada Bagian

Marketing.

7. Keamanan

Tugas dari keamanan adalah:

a. Menjaga keselamatan dan ketertiban distribusi pesanan yang dilakukan

oleh pelanggan.

b. Menjaga keamanan didalam dan diluar perusahaan, termasuk menjaga

dan mengamankan seluruh inventaris kantor


47

8. Pelayan

Tugas pokok dari Pelayan adalah untuk melayani kebutuhan dan

memberikan kepuasan kepada pelanggan yang biasanya meliputi penerimaan

order/pesanan barang, menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan

informasi, dan penanganan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan produk

yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

9. Penjamah

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan

dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,

pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian.

10. Sopir

Tanggungjawab darii sopir meliputi:

a. Mengantar pesanan kepada pelanggan

b. Mengantar direktur perusahaan dalam urusan kantor

c. Mengangkut bahan baku (pembelanjaan yang dilakukan) dalam

menunjang proses produksi pesanan

11. Cleaning Service

Tugas utama dari cleaning service adalah memberikan pelayanan

kebersihan, kerapihan dan Hygenisasi dari sebuah gedung atau bangunan baik

indoor ataupun outdoor sehingga tercipta suasana yang comfortable dalam

menunjang aktifitas sehari-hari sebagai tujuan jangka pendeknya, dan sebagai

tujuan jangka panjangnya adalah untuk mempertahankan life of time semua benda

yang termasuk dalam lingkup kerja cleaning service tersebut.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya

Sebagian besar keputusan yang diambil oleh manajemen memerlukan

informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya. Penggolongan ini perlu karena

dengan mengetahui perilaku biaya, manajemen dapat mengetahui reaksi suatu

jenis biaya pada saat terjadi perubahan tingkat aktivitas. Sebelum melakukan

pemisahan biaya terlebih dahulu harus ditentukan dasar aktivitas yang digunakan

untuk memprediksi perilaku biaya.

Perusahaan ini dasar aktivitasnya yang dipilih dalam melakukan

pemisahan biaya adalah, tingkat penjualan, sesuai dengan operasi perusahaan

yang bergerak dalam bidang pengadaan jasa boga (usaha catering). Adapun

pemisahaan biaya-biaya pada CV Attaufik Pratama Makassar adalah sebagai

berikut :

1. Biaya Semi Variabel

Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi

volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume

kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahanya tidak sebanding. Pada biaya

semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan volume

kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan tertentu

semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah

volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

48
49

Adapun metode untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya

variabel dan biaya tetap adalah dengan menggunakan metode tingkat aktivitas

tertinggi dan aktivitas terendah.

Table 5.1 Jenis Biaya Yang Digolongkan Sebagai Biaya Semi Variabel Dan
Jumlah Jam Kerja Pada Usaha Catering CV Attaufik Pratama Tahun
2013.

Jenis Biaya Semi Variabel (Rp)


Jam
Bulan
Mesin Biaya By By Biaya Biaya
Biaya Tlp
Listrik Biaya Air Penjualan Transport Gas ATK

Juli 670 810.000 356.000 440.000 245.000 430.000 350.000 100.000

Agustus 1125 753.000 437.000 328.000 378.000 330.000 278.000 120.000

September 567 452.000 345.000 267.000 300.000 400.000 329.000 156.000

Oktober 572 321.000 261.000 167.000 200.000 287.000 278.000 167.000

November 480 521.000 379.000 256.000 125.000 329.000 269.000 128.000

Desember 475 397.000 333.000 300.000 127.000 328.000 327.000 144.000

Jumlah 3889 3.254.000 2.111.000 1.758.000 1.375.000 2.074.000 1.831.000 851.000


Aktivitas
Tertinggi 1125 810.000 437.000 440.000 378.000 400.000 350.000 167.000
Aktivitas
Terendah 475 321.000 261.000 167.000 125.000 287.000 269.000 100.000
Perubahan
Biaya 650 489.000 176.000 273.000 253.000 113.000 81.000 67.000
Sumber : CV Attaufik Pratama,2014

Berdasarkan data pada Tabel 5.1 tersebut, maka selanjutnya dapatlah

diterapkan pemisahan biaya semi variabel ke dalam biaya variabel dan biaya tetap

dengan menggunakan metode aktivitas tinggi dan terendah, seperti nampak pada

Tabel 5.2 berikut ini :


50

Tabel 5.2 Pemisahan Biaya Dengan Metode Aktivitas Tertinggi Dan Aktivitas
Terendah Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013
Jenis Biaya Semi Variabel (Rp)
Bulan
Biaya Tlp Biaya Biaya By By Biaya Biaya
Listrik Air Penjualan Transport Gas ATK
 Unsur Biaya
Variabel

Perubahan Biaya 489.000 176.000 273.000 253.000 113.000 81.000 67.000


Perubahan Jam
Mesin 650 650 650 650 650 650 650

Biaya Variabel 752 271 420 389 174 125 103


 Unsur Biaya
Tetap

Biaya Variabel 752 398 420 389 420 337 180

Aktivitas Tinggi 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125

Unsur Biaya Variabel 846.000 447.750 472.500 437.625 472.500 379.125 202.500

Jumlah Biaya 810.000 437.000 440.000 378.000 400.000 350.000 167.000

Biaya Tetap 36.000 10.750 32.500 59.625 72.500 29.125 35.500


Sumber : CV Attaufik Pratama, 2014

Berdasarkan data pada Table 5.2, maka dapat dilakukan pemisahan biaya

semi variabel sebagai berikut :

a. Biaya Telepon

Biaya Tetap = Rp 36.000 x 6 bulan = Rp 216.000

Biaya Variabel = Rp 3.254.000 – Rp 216.000 = Rp 3.038.000

b. Biaya Listrik

Biaya Tetap = Rp 10.750 x 6 bulan = Rp 64.500

Biaya Variabel = Rp 2.111.000 – Rp 64.500 = Rp 2.046.500

c. Biaya Air

Biaya Tetap = Rp 32.500 x 6 bulan = Rp 195.000

Biaya Variabel = Rp 1.758.000 – Rp 195.000 = Rp 1.563.000


51

d. Biaya Penjualan

Biaya Tetap = Rp 59.625 x 6 bulan = Rp 357.750

Biaya Variabel = Rp 1.375.000 – Rp 375.750 = Rp 1.017.250

e. Biaya Transportasi

Biaya Tetap = Rp 72.500 x 6 bulan = Rp 435.000

Biaya Variabel = Rp 2.074.000 – Rp 435.000 = Rp 1.639.000

f. Biaya Gas

Biaya Tetap = Rp 29.125 x 6 bulan = Rp 174.750

Biaya Variabel = Rp 1.831.000 – Rp 174.750 = Rp 1.656.250

g. Biaya ATK

Biaya Tetap = Rp 67.000 x 6 bulan = Rp 402.000

Biaya variabel = Rp 951.000 – Rp 402.000 = Rp 549.000

Berdasarkan perhitungan tersebut, mka dapatlah diketahui hasil pemisahan

biaya semi variabel ke dalam biaya variabel dan biaya tetap, hasil pemisahan

biaya tersebut seperti nampak pada tabel 5.3 berikut :


52

Tabel 5.3 Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Ke Dalam Biaya Variabel Dan
Biaya Tetap Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013.

Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp)

Biaya Telepon 216.000 3.038.000

Biaya Listrik 64.500 2.046.500

Biaya Air 195.000 1.563.000

Biaya Penjualan 357.750 1.017.250

Biaya Transportasi 435.000 1.639.000

Biaya Gas 174.750 1.656.250

Biaya ATK 402.000 549.000

Sumber : Data Diolah, 2014

2. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam jarak kapasitas tertentu

totalnya tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan tingkat aktivitas penjualan.

Adapun biaya tetap yang terdapat pada CV Attaufik Pratama adalah biaya tenaga

kerja tidak langsung ( pimpinan perusahaan, bagian penjualan/pembelian, bagian

administrasi dan bagian produksi ), biaya air, listrik dan telepon, biaya penjualan,

biaya transportasi, biaya gas dan ATK. Untuk lebih jelasnya biaya tetap yang

terdapat pada CV Attaufik Pratama dapat dilihat pada tabel 5.4.


53

Tabel 5.4 Jenis Biaya Tetap Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013

No Unsur Biaya Tetap Jumlah ( Rp )

1 Biaya tenaga kerja tidak langsung 57.000.000

2 Biaya listrik, air, dan telepon 475.500

3 Biaya penyusutan aktiva tetap 15.200.000

4 Biaya penjualan 357.750

5 Biaya transportasi 1.639.000

6 Biaya gas 1.656.250

7 Biaya ATK 549.000

Total 76.877.500

Sumber : CV Attaufik Pratama, 2014

Berdasarkan Tabel 5.4 mengenai perincian biaya-biaya tetap maka dapat

dijelaskan bahwa besarnya biaya tetap pada CV Attaufik Pratama selama tahun

2012 sebesar Rp 76.877.500

3. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara

proposional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Adapun

biaya yang terdapat pada CV Attaufik Pratama adalah biaya bahan baku, biaya

overhead pabrik (biaya transportasi, biaya listrik, air dan telepon, serta biaya

penjualan). Untuk lebih jelasnya yang termasuk ke dalam biaya variabel yang

terdapat pada perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.5.


54

Tabel 5.5 Jenis Biaya Variabel Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya bahan baku 55.000.000

Jumlah biaya bahan baku 55.000.000

Biaya tenaga kerja langsung 40.000.000

Jumlah biaya tenaga kerja langsung 40.000.000

Biaya transportasi 1.639.000

Biaya listrik, air, dan telepon 6.647.500

Biaya penjualan 1.017.250

Biaya gas 1.656.250

Biaya ATK 549.000

Jumlah biaya overhead pabrik 9.852.750

Total Biaya Variabel 104.852.750

Sumber : CV Attaufik Pratama, 2014

Data mengenai perincian biaya variabel (Tabel 5.5) yang diperoleh CV

Attaufik Pratama tahun 2012 sebesar Rp 104.852.750 sedangkan untuk biaya

variabel per porsi adalah (Rp 104.852.750 : 5250 porsi) Rp 19.800 ( dibulatkan ).

B. Penerapan Analisis Biaya Diferendsial

Keberhasilan perusahaan sangat tergantung pada kemampuan manajemen

dalam membuat rencana kegiatan di masa yang akan datang, baik rencana jangka

panjang maupun jangka pendek. Oleh karena itu perencanaan yang baik harus
55

mampu melihat peluang besar di masa yang akan datang dan perencanaan yang

baik memudahkan tugas manajemen dalam mengerahkan kegiatan serta dapat

digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan-

kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sehingga

dapat memungkinkan manajemen bekerja lebih efektif dan efisien.

Untuk memaksimalkan laba yang ingin dicapai dalam periode waktu

tertentu akan sangat dipengaruhi oleh besarnya ouput yang dihasilkan serta

manajemen harus melakukan berbagai langkah guna pencapaian laba tersebut

misalnya:

1. Menekan biaya operasi serendah mungkin memperhatikan tingkat harga jual

dan volume penjualan yang ada.

2. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang

dikehendaki.

3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.

4. Membuat keputusan-keputusan manajemen yang dapat menguntungkan

perusahaan.

Faktor-faktor tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah kerena

ketiganya mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan antara yang atu

dengan yang lainnya. Oleh karena itu manajemen dalam merencanakan laba

harus mempunyai dasar atau landasan yang kuat agar tidak mmenyimpang dari

yang diharapkan. Dengan demikian manajemen memerlukan peralatan analisis

yang memungkinkan untuk memproyeksi laba yang akan diperoleh. Melalui

serangkaian keputusan-keputusan atau alternatif yang berkaiatan dengan


56

peningkatan laba. Dimna keputusan-keputusan tersebut memerlukan analisis

diferensial.

Sebelum penulis melakukan analisis biaya diferensial lebih lanjut, terlebih

dahulu menguraikan bahwa kapasitas produksi normal untuk tipe A (menu

prasmanan dan snack ) adalah 6.000 porsi, kapasitas terjual untuk saat ini adalah

sebesar 5.250 porsi, dengan tinggat harga jual per porsinya adalah sebesar

Rp.35.000. Sedangkan kapasitas yang tersisa adalah sebanyak 750 porsi.

Untuk memanfaatkan kapasitas yang tersisa sebesar 750 porsi maka

perusahaan maka sejumlah biaya tertentu terutama biaya tetap didalam

pengolahannya. Dalam keadaan seperti ini perusahaan selalu berusaha untuk bisa

memaksimalkan produksinya untuk mencapai maksimal laba, berbagai macam

upaya dilaksanakan untuk memenuhi pencapaian target tersebut, dianataranya

adalah menerima pesanan khusus ataupun pesanan-pesanan lainnya yang dapat

memberikan keuntungan.

Salah satu pesanan yang sering terjadi pada CV Attaufik Pratama adalah

banyaknya pesanan atau permintaan dengan harga yang berbeda dengan harga

yang ditawarkan oleh perusahaan. Namun seringkali perusahaan tidak menerima

pesanan tersebut dengan alasan harga yang diminta jauh dari harga pokok.

Manajemen belum melakukan analisa lebih jauh tentang keuntungan atau

kerugian menerima pesanan tersebut. Sementara disisi lain manajemen berusaha

mencapai target dengan kapasitas yang ada.

Salah satu cara yang dilakukan pihak manajemen untuk memenuhi

pesanan adalah dengan mengurangi porsi. Namun tindakan yang diambil ini
57

kadang kala tidak memberikan kepuasan kepada pelanggan. Beberapa sampel

pesanan yang ada adalah sebagai berikut :

1. CV Attaufik Pratama menerima pesanan khusus dari Ibu Indra Perumahan

Antang Raya No. 45 Makassar sebanyak 750 porsi dengan harga per

porsinya Rp 17.000

2. CV Attaufik Pratama menerima pesanan khusus dari Ibu Nuni jalan Angsa

Lr.3 No.35 Makassar sebanyak 750 porsi dengan harga perporsinya

Rp19.800.

3. CV Attaufik Pratama menerima pesanan khusus dari pak Andi jalan Ap.

Pettrani Lr.4 No.509 Makassar sebanyak 750 porsi dengan harga per

porsinya Rp 21.000

Untuk lebih jelasnya berikut penulis menyajikan laporan laba rugi (tabel

5.6) dengan pendekatan contribution margin (direrensial cost) pada CV Attaufik

Pratama tahun 2013 sebagai berikut :

Tabel 5.6 Laporan Laba Rugi Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013

Penjualan = 5.250 porsi x Rp 35.000 = Rp 183.750.000

Biaya Variabel = 5.250 porsi x Rp 19.800 = Rp 103.950.000

Kontribusi Margin = 5.250 porsi (Rp 35.000 – Rp 19.800) = Rp 79.800.000

Biaya Tetap = Rp 76.877.500

Laba = Rp 2.922.500

Sumber : CV Attaufik Pratama dan diolah, 2014

Untuk menunjang pemilihan alternatif yakni menerima atau menolak

pesanan khusus, maka berikut ini disajikan uraian sebagai berikut :


58

1. Unuk pesanan khusus dengan harga Rp 17.000

2. Unuk pesanan khusus dengan harga Rp 19.800

3. Unuk pesanan khusus dengan harga Rp 21.000

Berdasarkan pemilihan alternatif yang telah dikemukakan, maka berikut

ini penulis menyajikan asumsi yang mendasari pesanan khusus tersebut sbagai

berikut :

1. Harga jual satuan pesanan khusus lebih kecil dari biaya variabel satuan, maka

pesanan khusus tersebut ditolak karena peruahaan menderita kerugian.

2. Harga jual satuan pesanan khusus sama dengan biaya variabel satuan, maka

pesanan khusus tersebut bisa ditolak bisa tidak ditolak atau dengan kata lain

perusahaan tidak mendapatkan keuntungan.

3. Harga jual satuan pesanan khusus lebih besar dari biaya variabel satuan,

,maka pesanan khusus tersebut diterima karena perusahaan memperoleh laba.

Untuk mengetahui pesanan khusus (dari Ibu Indra, Ibu Nuni Dan Pak

Andi) mana yang akan diterima oleh perusahaan, maka akan diuraikan satu

persatu sebagai berikut :

1. Ibu Indra

Dari informasi yang disajikan laba rugi pesanan khusus sebanyak 5.250

porsi harga per porsi Rp 17.000 adalah :


59

Tabel 5.7 Laporan Atas Pesanan Sebanyak 5.250 porsi @ Rp 17.000 (Ibu Indra)
Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013

Tanpa Dengan
Keterangan Perbedaan
Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Hasil penjualan:
Rp 183.750.000 - -
- Rp 196.500.000 Rp 12.750.000

Biaya Produksi Rp 103.950.000


Variabel
Rp 118.800.000 Rp 14.850.000

Margin Kontribusi Rp 79.800.000 Rp 77.700.000 ( Rp 2.100.000 )

Sumber : CV Attaufik Pratama dan diolah, 2014

Berdasarkan pada Tabel 5.7 yakni laporan laba rugi atas pesanan khusus

yang diinginkan oleh Ibu Indra dengan penawaran per porsi Rp 17.000 ditolak.

Dengan alasan bahwa pesanan khusus tersebut mengalami kerugian sebesar

( = Rp 2.100.000 ).

2. Ibu Nuni

Dari informasi yang disajikan laba rugi pesanan khusus sebanyak 5.250

porsi harga per porsi Rp 19.800 adalah :


60

Tabel 5.8 Laporan Atas Pesanan Sebanyak 5.250 porsi @ Rp 19.800,- (Ibu Nuni)
Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013

Tanpa Dengan
Keterangan Perbedaan
Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Hasil penjualan:
Rp 183.750.000 - -
- Rp 198.600.000 Rp 14.850.000

Biaya Produksi Rp 103.950.000


Variabel Rp 118.800.000 Rp 14.850.000

Margin Kontribusi Rp 79.800.000 Rp 79.800.000 Rp -

Sumber : CV Attaufik Pratama dan diolah, 2014

Berdasarkan pada Tabel 5.8 yakni laporan laba rugi atas pesanan khusus

yang diinginkan oleh Ibu Indra dengan penawaran per porsi Rp 19.800 bisa

ditolak atau bisa juga diterima. Dengan alasan bahwa pesanan khusus tersebut

tidak mengalami kerugian dan tidak mengalami keuntungan.

3. Pak Andi

Dari informasi yang disajikan laba rugi pesanan khusus sebanyak 5.250

porsi harga per porsi Rp 21.000 adalah :


61

Tabel 5.9 Laporan Atas Pesanan Sebanyak 5.250 porsi @ Rp 21.000 (Pak Andi)
Pada CV Attaufik Pratama Tahun 2013

Tanpa Dengan
Perbedaan
Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Hasil penjualan:
Rp 183.750.000 - -
- Rp 199.500.000 Rp 15.750.000

Biaya Produksi Rp 103.950.000


Variabel Rp 118.800.000 Rp 14.850.000

Margin Kontribusi Rp 79.800.000 Rp 80.700.000 Rp 900.000

Sumber : CV Attaufik Pratama dan diolah, 2014

Berdasarkan pada Tabel 5.9 yakni laporan laba rugi atas pesanan khusus

yang diinginkan oleh Pak Andi dengan penawaran per porsi Rp 21.000,- diterima.

Dengan alasan bahwa pesanan khusus tersebut mengalami keuntungan sebesar

Rp 900.000.

Dari beberapa pesanan khusus diatas tidak semua pesanan diterima dengan

alasan tidak memeberikan keuntungan terhadap perusahaan. Pesanan yang ditolak

itu adalah pesanan khusus dari ibu Indra karena perusahaan akan mengalami

kerugian jika menerimanya. Lain halnya dengan pesanan dari ibu Nuni,

pesanannya diterima atau ditolak tidak berdampak apa-apa pada perusahaan.

Sedangkan pesanan dari pak Andi diterima karena memberikan keuntungan pada

perusahaan jika pesanan tersebut diterima.


62

C. Analisa Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan


Khusus.

Perusahaan umumnya didirikan dengan tujuan dapat beroperasi secara

terus menerus dan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Hal tersebut sesuai

dengan asumsi dasar going concern dalam hirarki akuntansi yang mendasari

pendirian suatu badan usaha atau organisasi. Hal tersebut mengidentifikasikan

bahwa perusahaan didirikan bukan untuk dilikuidasi melainkan untuk

berkompetisi dan bertahan hidup.

Persaingan kini bergerak ke arah yang lebih kompleks sehingga menuntut

perusahaan untuk menjaga kelangsungan operasinya dan berusaha meningkatkan

kinerja guna memaksimalkan keuntungan. Menyiasati kondisi tersebut, penting

bagi perusahaan untuk memiliki kebijakan dan strategi manajemen yang tepat

dalam mencari dan mengambil keputusan bisnis. Keputusan itu meliputi: apakah

perusahaan harus memenangkan persaingan ataukan cukup bertahan dalam

persaingan yang semakin ketat. Hal tersebut membawa manajemen pada proses

pengambilan keputusan bisnis yang kritis, tepat, dan inovatif.

Suatu keputusan dapat dikatakan efektif jika mengandung informasi yang

relevan guna memberi kontribusi perusahaan secara optimal. Pengambilan

keputusan terkait dengan masa yang akan datang dimana mengandung unsur

ketidakpastian dan berhubungan dengan pemilihan atas berbagai alternatif yang

ada. Dengan demikian, pengambil keputusan dihadapkan pada pengumpulan

informasi yang relevan untuk mengurangi adanya ketidakpastian dalam memilih

alternatif tindakan tersebut.


63

Salah satu alternatif dalam pengambilan keputusan khusus yang dapat

dilakukan manajemen adalah dengan menerima atau menolak pesanan khusus

yang datang dari berbagai konsumen. Alasan yang mendorong perusahaan guna

mempertimbangkan hal tersebut adalah dengan tersedia tidaknya kapasitas yang

belum terpakai (idle capacity) serta ada tidaknya rencana manajemen dalam

memperluas pangsa pasar.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan biaya

relevan dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan

khusus. Biaya relevan adalah biaya yang terjadi di masa yang akan datang dan

berbeda di antara berbagai alternatif keputusan. Hal itulah yang harus

dipertimbangkan manajemen dalam pengambilan keputusan menerima atau

menolak pesanan khusus. Ada suatu model dari konsep biaya relevan guna

melihat perbedaan pendapatan dan biaya atas kedua alternatif keputusan yang

dikenal dengan analisis diferensial (differential analysis).

Dalam melakukan analisis, penulis membandingkan antara pendapatan dan

biaya penjualan reguler dengan pendapatan dan biaya relevan terkait dengan

pesanan khusus. Analisis terfokus pada pembahasan relevan atau tidaknya suatu

informasi biaya dalam alternatif keputusan ini. Informasi biaya yang tidak relevan

harus dikeluarkan atau tidak disertakan dalam perhitungan biaya relevan pesanan

khusus.

Dengan demikian, biaya yang bersifat tetap seperti biaya produksi tidak

langsung yang bersifat tetap, dan biaya operasional yang bersifat tetap harus

dikeluarkan dari perhitungan pesanan khusus. Alasan yang mendasari hal tersebut
64

adalah karena pesanan khusus dihasilkan dari kapasitas yang belum terpakai

sehingga biaya atas pesanan khusus hanya berupa biaya variabel saja, karena

biaya tetap dibebankan seluruhnya pada penjualan reguler. Dengan

membandingkan penjualan reguler dan pemenuhan pesanan khusus, perusahaan

dapat mengetahui tambahan laba yang dapat direalisasi bila keputusan yang

diambil adalah menerima pesanan khusus.

Berdasarkan pada Tabel 5.9 yakni laporan laba rugi atas pesanan khusus

yang diinginkan oleh Pak Andi dengan penawaran per porsi Rp 21.000,- diterima,

jika dibandingkan dengan harga popok berdasarkan pesanan regular jauh berbeda

bahkan dibawah harga pokoknya, namun jika dilihat pada analisa direferensial

maka biaya tetap tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan diferensial pesanan

Pak Andi dalam perhitungan tersebut dimana pesanan Pak Andi sekian porsi

menunjukkan adanya keuntungan sebesar Rp 900.000. Dengan demikian, maka

keputusan manajemen atas penolakan atau penerimaan dari Pak Andi diterima.

Sedangkan berdasarkan tabel 5.7 yakni laporan laba rugi atas pesanan

khusus yang diinginkan oleh Ibu Indra dengan penawaran per porsi Rp 17.000

ditolak, jika dibandingkan dengan harga popok berdasarkan pesanan regular jauh

berbeda bahkan dibawah harga pokoknya, namun jika dilihat pada analisa

direferensial maka biaya tetap tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan

diferensial pesanan Ibu Indra dalam perhitungan tersebut dimana pesanan Ibu

Indra sekian porsi menunjukkan adanya kerugian sebesar Rp 2.100.000. Dengan

demikian, maka keputusan manajemen atas penolakan atau penerimaan dari Ibu

Indra ditolak.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Dengan menggunakan perhitungan biaya diferensial dapat membantu

manajamen dalam pengambilan keputusan jangka pendek dalam artian bahwa

perusahaan dapat menerima atau menolak pesanan khusus yang diberikan dari

perusahaan organisasi atau langganan (perorang) yang memberikan order

kepada CV Attaufik Pratama.

2. Berdasarkan hasil perhitungan relevan cost yang dilakukan oleh perusahaan

untuk beberapa pelanggan, maka pesanan khusus dari Pak Andi dapat

diterima dengan alasan bahwa perusahaan memperoleh laba atau keuntungan

sebesar Rp 900.000 sehingga laba atau keuntungan totalnya bertambah.

B. Saran

Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan beberapa saran yaitu

sebagai berikut :

1. Disarankan agar perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan lagi volume

produksi cateringnya, agar dapat meningkatkan laba.

2. Disarankan pula agar perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha catering,

maka hendaknya menggunakan perhitungan biaya diferensial dalam

pemilihan alternatif menerima atau menolak pesanan khusus, hal ini

65
66

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar laba yang dicapai oleh

perusahaan.

3. Untuk jangka pendek, sebaiknya manajemen perusahaan menggunakan

analisis biaya diferensial dengan mengelompokkan biaya-biaya yang relevan

dan tidak relevan berkenaan dengan pengambilan keputusan dan

menggunakan metode variable costing dapat diketahui berapa margin

kontribusi yang dapat dihasilkan oleh keputusan tersebut dalam usaha

memaksimalkan laba.
67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2013. Akuntansi Manajemen :Dasar-Dasar Konsep Biaya &


Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi 8. Jakarata : PT Rajagrafindo
Persada.

Ahmad Dania Firdaus dan Wasila. 2011. Akuntansi Biaya. Cetakan kedua. Jakarta
: Salemba Empat.

Bustami, Nurlela. 2009 . Manajemen Industri. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Carter. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14, Buku I. Jakarta : Salemba Empat

Garrison, Noreen, Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial; Jilid 2. Jakarta : Salemba


Empat.

Halim Abdul dkk. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi kedua, cetakan ketiga.
Yogyakarta : BPFE.

Hansen dan Mowen. 2009 . Akuntansi Manajerial. Jakarta : Salemba Empat

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya; Edisi 5, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : UPP


SIM YKPN Yogyakarta

, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Keima, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta :


UPP AMP YKPN.

Rahmawati. 2012. Akuntansi Biaya 1 DC. Cetakan I. Makassar : Refleksi.

Raharjaputra. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Cetakan Pertama.


Jakarta : Salemba Empat.

Suarjadi, Lukman. 2013 . Akuntansi Biaya: Dasar-Dasar Penghitungan Harga


Pokok. Jakarta : PT. Indeks.

Siregar baldric dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Salman. 2013. Akuntansi Biaya : Pendekatan Product Costing. Cetakan I. Jakarta


: Kadema.

Sumarsan, Thomas. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. Cetakan Kedua.


Jakarta : Indeks.
68

Sadeli dan Bedjo Siswanto. 2010. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Bumi Askara.

Tunggal. 2011 . Dasar-Dasar Akuntansi Biaya dan Manajemen. Jakarta :


Harvarindo.
Riwayat Hidup

Wahyudi Malik. Suara tangis pertamanya terdengar

pada tanggal 05 Juli 1991 di Bantaeng. Sembari raungan

tangis yang terlontar darinya, pula pertama kali olehnya

suara, yaitu suara merdu adzan yang dikumandangkan

oleh Ayahanda Abd. Malik. Anak ketiga dari tiga

bersaudara yang lahir dari rahim perempuan bernama

Rampe. Wahyudi Malik atau yang akrab disapa “Wahyu”, pada tahun 1997 mulai

menginjakkan kakinya di jenjang pendidikan formal, yaitu SD Inpres Asayya,

Bantaeng dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Tompobulu dan lulus pada tahun 2006, dan pada

tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Bantaeng

dan lulus pada tahun 2009. Tidak sampai disitu saja, berkat usaha, kerja keras,

obsesi, cita-cita serta do’a, pada tahun 2010 penulis diterima di Universitas

Muhammadiyah Makassar sebagai Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis program srata satu (S1). Penulis bersyukur atas karunia Allah

swt sehingga dapat mengenyam pendidikan yang merupakan bekal untuk masa

depan. Penulis berharap dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan

sebaik-baiknya dan membahagiakan orangtua serta berusaha menjadi manusia

yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Amin

Anda mungkin juga menyukai