Anda di halaman 1dari 3

Taman Wisata Alam: Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Peraturan

Indonesia merupakan sebuah negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Negeri ini
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Kekayaan tersebut harus dijaga dan
dilestarikan agar tidak hilang. Ancaman kerusakan yang mungkin terjadi terhadap
keanekaragaman ini umumnya berasal dari manusia, maka dari itu dibuatlah tempat konservasi
bernama Taman Wisata Alam (TWA).

TWA Gunung Baung Pasuruan (instagram.com)

Taman Wisata Alam (TWA) dibuat untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat terhadap
pentingnya menjaga kelestarian alam sekitar. Pengelola wilayah konservasi ini membuat tempat
rekreasi dan pariwisata, sehingga pengunjung dapat merasakan keindahan alam di dalamnya.

Pembahasan lebih lanjut tentang Taman Wisata Alam (TWA) akan dibahas melalui artikel di
bawah ini. Simak ya!

1. Pengertian Taman Wisata Alam (TWA)

Taman Wisata Alam atau yang biasa disingkat TWA ini adalah wilayah konservasi yang memiliki
peruntukan sebagai pariwisata maupun sarana rekreasi. Taman ini biasanya terletak di dalam
wilayah konservasi sehingga dalam pengelolaannya tidak boleh bertentangan dengan prinsip
konservasi dan perlindungan alam.

Definisi Taman Wisata Alam (TWA) menurut peraturan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah kawasan pelestarian
alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Kawasan pelestarian alam yang lain selain TWA yaitu Taman Nasional dan Taman Hutan Raya.
Ketiganya termasuk ke dalam wilayah konservasi yang harus dilindungi.

Tempat ini memiliki keindahan alam dengan keanekaragaman yang harus tetap dijaga.
Keanekaragaman tersebut tidak hanya digunakan sebagai sarana rekreasi, tapi juga untuk
melestarikan flora dan fauna. Oleh karena itu, TWA tetap harus memiliki prinsip konservasi dan
perlindungan alam sehingga flora dan fauna langka tetap lestari keberadaannya.

Tidak hanya di daratan saja, TWA juga dapat berlokasi di lautan seperti tempat yang memiliki
keanekaragaman terumbu karang dan hewan lautnya. Ekosistem lainnya yang mungkin
termasuk ke dalam TWA adalah ekosistem danau, ekosistem padang rumput, dan lain
sebagainya.
2. Fungsi dan Manfaat Taman Wisata Alam (TWA)
Sebagai wilayah konservasi, Taman Wisata Alam (TWA) memiliki manfaat dan fungsinya.
Fungsi TWA antara lain sebagai tempat pariwisata dan rekreasi, sebagai pelindung sistem
penyangga kehidupan bagi daerah sekitarnya, serta sebagai lokasi pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan.

Pemanfaatan keanekaragaman sumber daya hayati yang ada di tempat ini dapat dimanfaatkan
secara lestari.

Hutan atau wilayah yang digunakan sebagai rekreasi dan pariwisata memiliki manfaat yang
berbeda pula dengan peruntukan hutan secara umum. Keberadaan hutan konservasi memiliki
banyak manfaat yang berdampak kepada manusia di sekitarnya maupun alam itu sendiri.
Adapun manfaat dari Taman Wisata Alam (TWA) yaitu sebagai berikut:

2.1 Sarana rekreasi dan wisata

Manfaat yang pertama dari TWA adalah sebagai tempat untuk berekreasi dan berwisata di
alam.

Tempat rekreasi yang dihadirkan di hutan membuat para pengunjung merasa lebih dekat
dengan alam. Anak-anak dan remaja dapat belajar untuk melestarikan dan menjaga lingkungan
sejak dini. Suasana sejuk dan udara yang bersih akan memberikan rasa rileks setelah lelah
melakukan berbagai aktivitas harian.

Bagi Anda yang hobi fotografi, mungkin tempat ini dapat menjadi pilihan untuk hunting foto.

2.2 Sarana edukasi

Taman ini sangat cocok sebagai sarana edukasi semua usia. Selain dapat belajar mengenai
alam, tempat ini juga cocok untuk melatih kerjasama, kebersamaan, kepemimpinan, dan
softskill lain melalui kegiatan outbond.

Kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh organisasi atau komunitas, bahkan keluarga untuk
mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan.

2.3 Sarana penelitian

Alam menyediakan laboratorium alami untuk para peneliti khususnya di bidang biologi maupun
kehutanan. Sarana yang dimiliki alam sudah lengkap untuk diteliti. Penelitian yang dilakukan di
alam menjadi tantangan para peneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2.4 Penunjang Aktivitas Budaya

Di dalam wilayah konservasi Taman Wisata Alam (TWA) ini tidak jarang ditemui penduduk/ suku
asli. Adat serta budaya yang dimiliki oleh mereka menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan.

Penduduk setempat biasanya memiliki banyak ritual kebudayaan yang memiliki keterkaitan
dengan alam. Keberadaan mereka memberikan pengetahuan bagi para pengunjung tentang
kebudayaan daerah.

3. Pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA)

Pengelola TWA adalah pemerintah daerah setempat yang melakukan upaya perlindungan
keanekaragaman tumbuhan dan fauna beserta ekosistemnya.
Manajemen suatu wilayah Taman Wisata Alam (TWA) dilakukan berdasarkan rencana
pengelolaan yang disusun berdasarkan aspek ekologi, teknis, ekonomis, dan sosial budaya.
Garis besar kegiatan dalam kawasan ini meliputi upaya perlindungan, pengawetan, dan
pemanfaatan kawasan. Pengawetan dilakukan dalam bentuk perlindungan dan pengamanan,
inventarisasi potensi kawasan, penelitian dan pengembangan potensi, serta pembinaan habitat
dan populasi satwa.

4. Peraturan Terkait Taman Wisata Alam (TWA)

Pendirian Taman Wisata Alam (TWA) memerlukan Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA)
seperti perizinan untuk wilayah konservasi lainnya seperti Suaka Margasatwa, Taman Nasional,
dan Taman Hutan Raya.

Peraturan terkait TWA terdapat pada Undang-undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Peraturan lainnya yang mengatur tentang TWA adalah Peraturan Pemerintah No. 36/2010 dan
Peraturan Menteri Kehutanan No. 48/Menhut-II/2018 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.

6. Masalah dan Tantangan Pengelolaan TWA

Pembangunan dan pengelolaan TWA juga memiliki masalah/tantangan yang harus dihadapi.
Salah satu tantangannya adalah adanya pembalakan liar oleh pihak-pihak tidak bertanggung
jawab.

Pengelola yang berpindah-pindah tangan dari satu pihak ke pihak lain akan menyebabkan
penyalahgunaan wewenang pengelolaan sehingga adanya ancaman kawasan ini tereksploitasi
secara berlebihan.

Masyarakat yang turut serta berperan dalam pengelolaan TWA juga berpotensi untuk
melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan peraturan yang ada. Misalnya, merusak dan
melakukan pemungutan liar (pungli).

Masalah dan tantangan dari TWA tersebut memerlukan penyelesaian yang tepat.

Wilayah konservasi Taman Wisata Alam (TWA) di Indonesia harus tetap dilestarikan dan dijaga
karena memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Kita sebagai pengunjung harus menjaga kelestarian hutan, daratan, maupun lautan sehingga
tetap terjaga keanekaragaman dan keindahan alamnya.

Anda mungkin juga menyukai