Anda di halaman 1dari 45

Oleh:

Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si

Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan


Badan Kepegawaian Negara
Jakarta, 2013
file : Arah Pengembangan dan Isu Aktual Dalam Pelaksanaan Manajemen PNS BMKG-11-06-2013
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN PNS
RUU ASN
Penataan Sistem Perencanaan Pegawai
Penataan Sistem Rekrutmen Pegawai
Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Assessmen Individu berdasarkan Kompetensi
Penerapan Sistem Penilaian Kinerja PNS
Disiplin
Pendidikan dan Pelatihan
Penguatan Jabatan Fungsional Tertentu
Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
Peningkatan Pelayanan PNS
Remunerasi dan Kesejahteraan PNS 2 2
I. RUU ASN

1. RUU inisiatif DPR


2. Mengatur PNS dan PTT
3. Tidak ada dikotomi PNS Pusat dan Daerah, yang ada PNS
NKRI
4. Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) adalah pejabat karier
tertinggi di instansinya
5. Dibentuk Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), yang antara
lain bertugas :
a. Mengawasi Rekrutmen pengangkatan Jabatan Eksekutif
Senior
b. Mengawasi dan membina etika dan profesi PNS

3
6. Manajemen PNS:
a. Perencanaan Kepegawaian, dalam penyusunan formasi
didasarkan pada:
1) Analisis Jabatan
2) Peta Jabatan
3) Analisis Kebutuhan
4) Analisis Beban Kerja
5) Prediksi Pegawai 5 (lima) tahun kedepan
6) Mendapat pertimbangan dan persetujuan Menteri
Keuangan dan BKN
7) Ditetapkan oleh Menteri PAN dan RB

4
b. Rekrutmen PNS:
1) Berdasarkan merit system
2) Berbasis kompetensi
3) Open system
4) Three steps selection (seleksi Administrasi, Test
Kompetensi Dasar dan Test Kompetensi Bidang)
5) Menggunakan metode :
a) Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri
b) Computer Assisted Test (CAT)
c) Assessment Center/Quasi Assessment
c. Placement (Penempatan) PNS, didasarkan sesuai dengan
lowongan jabatan

5
d. Pengangkatan Jabatan:
1) Jenis jabatan kedepan:
a) Jabatan Eksekutif Senior/Jabatan Pimpinan Tinggi :
Utama
Madya
Pratama
b) Jabatan Fungsional :
Ahli Pertama, Muda, Madya, Utama
Terampil Pemula, Pelaksana, Mahir
c) Jabatan Administratif :
Pelaksana
Pengawas
Administrator
2) Pengangkatan Jabatan
a) Berbasis Kompetensi Jabatan menyusun Standar
Kompetensi Jabatan
b) Open Career Lintas Instansi Pusat dan Daerah
c) Kompetensi terbuka
d) Assessment Center
e) Penguatan Jabatan Fungsional Tertentu
6
e. Penggajian
1) Untuk jabatan tertentu dibebankan pada APBN
2) Gaji berbasis jabatan (skala tunggal)
3) Tunjangan tidak boleh lebih besar daripada gaji pokok
f. Pendidikan dan Pelatihan
1) Didasarkan pada analisis kebutuhan diklat
2) Latihan prajabatan direncanakan selama 1 (satu) tahun
3) Menetapkan indeks mengikuti diklat bagi setiap PNS
(10% waktu kerja pertahun untuk pengembangan diri)
4) Evaluasi pasca diklat
g. Reward and Punishment
1) Reward (Penghargaan), tanda jasa yang diberikan
dikaitkan dengan pembinaan karier
2) Punishment, meliputi:
a) Sanksi administrasi
b) Sanksi perdata
c) Sanksi pidana
7
h. Pensiun
1) Pensiun PNS dan pensiun janda/duda PNS diberikan
sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan
atas pengabdian PNS.
2) Berubah dari system Pay As You Go menjadi Fully
Funded
3) Sumber pembiayaan pensiun berasal dari iuran PNS
yang bersangkutan dan pemerintah selaku pemberi
kerja dengan perbandingan 1:2 (satu banding dua).

8
Asesmen Individu berdsr.kan Kompetensi
oAnalisis Jabatan
o Informasi Jabatan/ Uraian Jabatan
Penerapan Sis. Penilaian Kinerja
o Analisis Beban Kerja
Individu
o Peta Jabatan

9
PROFIL PNS
1. Jumlah PNS tahun 2003 lebih kurang 3,7 juta menjadi
4.467.982, keadaan tanggal 1 Januari 2013
2. Prosentase jumlah PNS terhadap jumlah penduduk adalah
4.467.982 : 237.556.363 = 1 : 1,88 %
3. PNS yang menduduki jabatan terdiri dari :
Jabatan Struktural (eselon I s.d V) : 238.462 ( 5,34%)
Jabatan Fungsional Umum (staf) : 1.977.430 (44,26%)
Jabatan Fungsional Tertentu (keahlian) : 2.252.090 (50,40%)
Terdiri dari : Tenaga Guru : 1.757.458
Tenaga Dosen/Guru Besar : 78.618
Tenaga Kesehatan : 285.844
Tenaga Fungsional Lainnya : 130.170

10
4. Komposisi menurut usia 51 Tahun keatas

No Kelompok Usia Jumlah Prosentase (%)


1 51 55 768.261 76,85
2 56 60 216.736 21,68
3 61 65 14.045 1,41
4 65 + 614 0,06
Jumlah 999.656 100

5. PNS yang akan mencapai usia pensiun 2013-2014 sejumlah


256.901 dengan rincian:
tahun 2013 : 123.167
tahun 2014 : 133.734

11
RASIO PNS TERHADAP PENDUDUK
Rasio PNS terhadap penduduk Indonesia adalah 1,88 %
masih cukup moderat.
Sebagai perbandingan beberapa negara ASEAN:

No Negara Prosentase (%)


1 Indonesia 1,88
2 Malaysia 3,7
3 Filipina 2,9
4 Thailand 1,9
5 Kamboja 1,2
6 Laos 1,8
7 Vietnam 2,1
8 Brunai Darussalam 11,4
9 Myanmar 0,7

12
RASIO BELANJA PEGAWAI TERHADAP BELANJA
PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH

Kelom- % Belanja Jumlah Prosentase Kebijakan yg dapat


pok Pegawai dgn instansi ( %) dilakukan
APBD

I 30 52 9,92 Growth
(pro growth, pro poor, & pro job)
II 31 s.d. 40 76 14,50 Zero growth
III 41 s.d. 50 105 20,23 Minus growth
IV 51 s.d .60 145 27,67 Moratorium
V 61 s.d. 76 145 27,68 Moratorium
Sumber data : Kementerian Keuangan

13
HAL YANG HARUS DILAKUKAN DALAM
PERENCANAAN KEPEGAWAIAN DAN FORMASI
PNS:

1. Rasio belanja pegawai dengan APBN/APBD masih


dibawah 50%
2. Analisis Jabatan
3. Analisis Beban Kerja
4. Prediksi Pegawai selama 5 tahun
5. Redistribusi Pegawai

14
14
III. PENATAAN SISTEM REKRUTMEN
PEGAWAI

Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan


Terbangunnya
Evaluasi sistem rekrutmen yang:
Jabatan
Asesmen Individu berdsr.kan Kompetensi
o Terbuka
o Akuntabel
PenerapanoSis. Penilaian
Berbasis Kinerja Individu
kompetensi

15
REKRUTMEN PNS

a. Penyusunan formasi berbasis kompetensi


Penyusunan formasi PNS sebagai bagian dari perencanaan SDM PNS, didasarkan pada
analisis kebutuhan riil organisasi yang meliputi jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, analisis
beban kerja dan tuntutan kinerja organisasi, prinsip pelaksanaan pekerjaan dan peralatan
yang tersedia

b. Rekrutment berdasarkan merit system


Berdasar Analisis Kebutuhan Pegawai
Berbasis Kompetensi
Open System
Three Step Selection (utk Test Komp Dasar melalui Computer Assisted Test)
Quasi Assessment Center
Penempatan PNS sesuai dengan Lowongan Jabatan

c. Materi Tes terdiri


Tes Kompetensi Dasar
Tes Kompetensi Bidang (Substantif)

d. Pengembangan rekrutmen & seleksi CPNS dgn Computer Asissted Test (CAT)

e. Penyelenggaraan Test dengan menyempurnakan metode instrument


Assessment Center
16
PP NO 56 TAHUN 2012 jo MEKANISME
PERKA BKN NO 9 TAHUN 2012
PERSYARATAN
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGADAAN CPNS PEMBENTUKAN TIM
(TIMLAKNAS & INST.)
UJIAN SELEKSI
(TKD & TKB) KHUSUS
TH. K-2 DAN UMUM
1.T.HONORER K-1
2.T.HONORER K-2 PENETAPAN NIP
PENGADAAN 3.PELAMAR UMUM
CPNS 4.DOKTER PENEMPATAN/
5.TENAGA AHLI PENUGASAN
TERTENTU/
PENGANGKATAN
KHUSUS
SEBAGAI CPNS

WASDAL

EVALUASI
TENAGA HONORER K -1

PPK
VERIFIKASI & KEPALA BKN PPK
KEPALA BKN MELAKUKAN
MENYAMPAI- MENGUMUMKAN
VALIDASI MENGUMUMKAN PENELITIAN
KAN DAFTAR T.H. YANG MK
(BKN & BPKP) DAFTAR NAMA
NAMA T.H.
TERHADAP T.H.
T.H. YANG MK SELAMA 14 HARI YANG MK
YANG MK KALENDER APABILA ADA
PPK KEPADA PPK
PENGADUAN
MEMANGGIL
T.H. YANG MK
UTK BKN
MENPAN MENETAPKAN
MELENGKAPI TIDAK ADA
MENETAPKAN PERTEK PPK MELAPORKAN
SYARAT MASALAH
FORMASI FORMASI DAN &
ADMINSTRATIF DAN MENYAMPAI- MENANDATANGANI
MENYAMPAIK QUALITY
KAN KE HASIL YG MK
AN KEPADA ASSURAN
MENPAN KEMUDIAN
PPK PPK CE BPKP MENYAMPAIKAN
MENGUSULKAN APABILA KPD BKN &
PENETAPAN NIP TERDAPAT TEMBUSAN KE
AUDIT UNTUK MASALAH MENPAN
KEPADA TUJUAN
KEPALA BKN/ TERTENTU
MENPAN/BPKP
KAKANREG
PPK
KEPALA BKN PPK MENETAPKAN MENEMPATKAN/
BKN /KANREG KEPUTUSAN
MENETAPKAN NIP MENUGASKAN
MEMERIKSA PENGANGKATAN
T.H. YANG MEMENUHI T.H. SESUAI
PERSYARATAN CPNS PALING
SYARAT (MS) FORMASI YANG
ADMINISTRASI
LAMBAT 25 HARI DITETAPKAN
(PEMBERKASAN)
KERJA
TENAGA HONORER K-2 PPK MELAKUKAN
PENELITIAN &
PPK 7 hr kal PEMERIKSAAN
MENYAMPAI- TERHADAP T.H.
KAN DAFTAR KEPALA BKN PPK MENGUMUMKAN YANG MEMENUHI
KEPALA BKN MENYAMPAI- (UJI PUBLIK) DAFTAR SYARAT APABILA
T.H K-2 KE MENGUMUM-KAN KAN DAFTAR T.H. K-2 SELAMA 21 ADA PENGADUAN
BKN DAFTAR T.H. K-2 T.H. K-2 KEPADA HARI KALENDER
PPK
PPK
T.H. YANG MENYAMPAIKAN
TIDAK ADA HASIL
KEPALA BKN PEMERIKSAAN &
PENGADUAN
MENYAMPAIKAN TANGGAPAN
MENPAN & RB DAN
LISTING T.H. KEPALA BKN
KEPADA BKN
PALING LAMBAT 45
YANG SUDAH MENYELESAIKAN &
T.H. YANG
MASIH ADA HARI KALENDER
DISELESAIKAN & MEMUTUSKAN
PENGADUAN
DIPUTUSKAN ATAS PENGADUAN PPK MENGOLAH HASIL
TKB/WAWANCARA/
KEPADA PPK TERHADAP T.H.
PRAKTEK
PPK PPK MELAKSAKAN
MENPAN & RB MELAKSANAKAN TKB/WAWANCARA/
PPK MENETAPKAN
PRAKTEK
MENENTUKAN TKD KELULUSAN TKB/
JADWAL WAWANCARA/ PRAKTEK

PELAKSANAAN
PPK MENETAPKAN
T.H. YANG TKD KONSORSIUM INST. PEMB. JFT
MENYUSUN DAN MENGUMUMKAN
TERCANTUM PTN MENGOLAH
MATERI TKB T.H. YG MEMENUHI
DALAM LISTING HASIL TKD SYARAT DIANGKAT
BERHAK KONSORSIUM PTN CPNS
MENGIKUTI MENYUSUN MENPAN & RB T.H. YANG
SELEKSI MATERI TKD MENETAPKAN
PPK
LULUS TKD
(TKD) DAN MENGUSULKAN
MENGIKUTI PENETAPAN NIP
MENGUMUMKAN TKB
KELULUSAN TKD KE BKN/KANREG
PELAMAR UMUM
MENPAN & RB MENETAPKAN
PPK KEPALA BKN KEPALA BKN TAMBAHAN FORMASI
MENGAJUKA MENETAPKAN MENYAMPAIKAN INSTANSI PUSAT
N TAMBAHAN PERTIMBANG PERTIMBANGAN
FORMASI KE AN TEKNIS TEKNIS KEPADA MENPAN & RB MEMBERI
MENPAN & RB TAMBAHAN MENPAN & RB PERSETUJUAN TAMBAHAN
TEMBUSAN FORMASI FORMASI INSTANSI DAERAH
KEPALA BKN
KONSORSIUM MENPAN & RB
PTN MENYUSUN MENPAN & RB MENYERAHKAN
MATERI TKD MENENTUKAN PENETAPAN DAN
JADUAL PERSETUJUAN FORMASI
PPK
PELAKSANAAN KEPADA PPK
MELAKSA- PPK
TKD
NAKAN TKD MENGUMUMKAN PPK MENGOLAH
PELAKSANAAN PPK HASIL TKB/
MELAKSANAKAN WAWANCARA/
TKD Pelamar yang lulus TKB/WAWANCARA/ PRAKTEK
TKD mengikuti TKB PRAKTEK
PPK MENETAPKAN
KELULUSAN
KONSORSIUM PPK PPK MENENTUKAN TKB/WAWANCARA/
MENPAN & RB JADUAL TKB/
PTN MENGUMUM- PRAKTEK
MENETAPKAN DAN WAWANCARA/
MENGOLAH KAN KEMBALI
MENGUMUMKAN PRAKTEK
PPK MENETAPKAN
HASIL TKD KELULUSAN (INST. PEMB. JFT
KELULUSAN TKD MENYUSUN DAN MENGUMUMKAN
TKD PELAMAR YG
MATERI TKB)
PPK PPK MEMENUHI SYARAT
DIANGKAT CPNS
MENEMPATKAN/M MENETAPKAN
KEPUTUSAN KEPALA BKN BKN/KANREG
ENUGASKAN
PENGANGKATAN MENETAPKAN MEMERIKSA
SESUAI FORMASI PPK MENGUSULKAN
CPNS PALING NIP YANG PERSYARATAN PENETAPAN NIP
YANG ADMINISTRASI
LAMBAT 25 HARI MEMENUHI KEPADA
DITETAPKAN (PEMBERKASAN)
KERJA SYARAT (MS) BKN/KANREG
IV. PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI
JABATAN
PERATURAN KEPALA BKN NO. 13 TAHUN 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

Dokumen
Standar Kompetensi Jabatan:

Hard-competency

Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

Soft-competency

21
V. ASSESSMEN INDIVIDU BERDASARKAN
KOMPETENSI
PERATURAN KEPALA BKN NO. 23 TAHUN 2011
tentang Pedoman Penilaian Kompetensi PNS

Peta Profil
Kompetensi Individu:

Hard-competency

Assessmen Individu berdasarkan


Kompetensi
Soft-competency

22
VI. PENERAPAN SISTEM PENILAIAN
KINERJA PNS

PP NOMOR 46 TAHUN 2011


PERKA BKN NOMOR 1 TAHUN 2013

Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


+
Perilaku Kerja

Penerapan Sistem Penilaian Kinerja PNS

23
SKEMATIS PENILAIAN PRESTASI KERJA

ASS-CEN
REWARD PSI-TEST

ASPEK:
KUANTITAS REKOMENDASI
PRESTASI S BOBOT BAIK
KUALITAS
KERJA KONTRAK 60 %
K KINERJA
WAKTU
PNS BIAYA
KINERJA P FEEDBACK TINDAK
HASIL
PNS HASIL LANJUT
PENILAIAN
ASPEK: PENILAIAN HASIL
OBYEKTIF PERILAKU PENG- ORIENTASI PENILAIAN
KERJA AMAT- PELAYANAN
TERUKUR PNS INTEGRITAS BOBOT
AN BURUK
KOMITMEN 40 %
AKUNTABEL DISIPLIN
KERJASAMA REKOMENDASI
PARTISIPASI KEPEMIMPINAN PEMBINAAN
TRANSPARAN MINAT
PUNISHMENT ASS-CEN
BAKAT PNS PSI-TEST
POTENSI REKOMEN-
PNS DASI
PSIKOTES
ASSESSMENT
CENTER

24
VII. DISIPLIN PNS
a. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
b. Apabila nilai-nilai tersebut telah menyatu dalam dirinya, maka sikap
atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban,
bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bila tidak berbuat
seperti nilai-nilai yang telah lazim dilakukan.
c. Terdapat empat faktor yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan
disiplin dikalangan PNS yaitu :
1) Faktor kesadaran
2) Faktor keteladanan
3) Faktor motivasi
4) Faktor penegakan peraturan
d. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peningkatan disiplin PNS
didasarkan kepada reward and punishment

25
PP No 53 Tahun 2010 tentang DISIPLIN PNS
a. butir-butir kewajiban dari 26 butir menjadi 17 butir, sedangkan butir
larangan dari 18 butir menjadi 15 butir (Pasal 3 dan 4)
b. penambahan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sbg kewajiban dan sanksi
hukumnya. (Pasal 3 angka 12, pasal 9 angka 12)
c. butir larangan dalam mendukung capres/ cawapres dan anggota
legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) (Pasal 4 angka 12, 13 dan 14)
d. butir larangan dalam mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah (Psl 4 angka 15)
e. Untuk tingkat hukuman sedang, terdapat perubahan jenis hukuman
penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk selama 1 (satu) tahun,
yang selama ini sebagai tingkat hukuman berat. (Pasal 7 ayat (3)
huruf c)
f. Untuk tingkat hukuman berat terdapat perubahan jenis hukuman
berupa penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk paling lama 1 (satu)
tahun menjadi selama 3 (tiga) tahun. (Pasal 7 ayat (4) huruf a)
26
g. Untuk tingkat hukuman berat terdapat penambahan jenis
hukuman berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
dalam jabatan setingkat lebih rendah. (Pasal 7 ayat (4) huruf b)
h. Menambah ketentuan mengenai kewajiban untuk masuk kerja,
terlambat atau pulang sebelum waktunya dan sanksi
hukumnya, yang dirumuskan secara rinci dan dihitung secara
kumulatif. (Pasal 3 angka 11, Pasal 8 angka 9, Pasal 9 angka 11,
Pasal 10 angka 9)
i. Pengaturan mengenai pejabat yang berwenang menghukum
secara lebih tegas dan rinci untuk menghindari ketidakpastian
(Pasal 15-20)
j. Mempertegas pendelegasian kewenangan secara berjenjang
kepada setiap pejabat struktural untuk dapat menjatuhkan
hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin. (Pasal 15-20)

27
k. Ketentuan yang mengatur mengenai Pejabat yang berwenang
menghukum wajib menjatuhkan HD kepada PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin (Pasal 21)
l. Pemanggilan kpd PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin
dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal
pemeriksaan. Apabila 2 (dua) kali dipanggil dengan tenggang
waktu 7 hari kerja, ybs tidak hadir, maka dapat langsung dijatuhi
HD. (Pasal 23)
m. Sebelum PNS dijatuhi HD setiap atasan langsung wajib memeriksa
terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan
dalam bentuk BAP. (Pasal 24)
n. PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin & kemungkinan
akan dijatuhi HD tingkat berat, dapat dibebaskan sementara dari
tugas jabatannya oleh atasan langsung sejak ybs diperiksa (Pasal
27)
28
o. Khusus utk pelanggaran disiplin yg ancaman hukumannya sedang
dan berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa oleh PPK atau pejabat lain
yang ditunjuk. Tim pemeriksa terdiri atas atasan langsung, unsur
pengawasan dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang
ditunjuk. (Pasal 25)
p. Penyampaian keputusan HD dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan. (Pasal 31 ayat (3))
q. PNS yang melakukan beberapa pelanggaran disiplin, hanya dijatuhi
satu jenis HD yg terberat . PNS yg pernah dijatuhi HD kemudian
melakukan pelanggaran disiplin yg sifatnya sama, kepadanya
dijatuhi jenis HD yg lebih berat. (Pasal 30)

29
r. Keberatan terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan (Pasal 34-37) :
1) Keberatan diajukan secara tertulis pada atasan pejabat yg
berwenang menghukum (APYBM) yg tembusannya disampaikan
kpd pejabat yg berwenang menghukum (PYBM)
2) Diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai
tanggal ybs menerima keputusan hukuman disiplin.
3) PYBM harus memberi tanggapan secara tertulis kepada APYBM
dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung mulai tanggal ybs
menerima tembusan surat keberatan.
4) APYBM wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan
oleh PNS dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung
mulai tanggal ybs menerima surat keberatan.
5) Keputusan APYBM, dapat berupa penguatan, peringanan,
pemberatan, atau pembatalan hukuman disiplin serta bersifat final
dan mengikat.
6) Apabila dalam waktu lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja,
APYBM tidak mengambil keputusan atas keberatan maka
keputusan PYBM batal demi hukum. Dan kepada APYBM tersebut
dikenakan hukuman.
30
s. HD yang dapat diajukan banding administratif ke BAPEK (Pasal 34
ayat (2)) adalah untuk jenis hukuman tingkat berat berupa:
1) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri;
2)Pemberhentian tidak dengan hormat.
t. PNS yang sedang mengajukan banding administratif gajinya tetap
dibayarkan sepanjang PNS ybs tetap masuk kerja dan
melaksanakan tugas. PNS ybs harus mengajukan permohonan izin
kepada PPK. (Pasal 39)
u. Apabila tidak mengajukan banding administratif, maka gajinya
dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke 15 (lima
belas) keputusan hukuman disiplin diterima. (Pasal 39 ayat (1) huruf
b)
v. PNS yang mengajukan banding administratif kepada BAPEK tidak
diberikan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, dan pindah
instansi sampai dengan ditetapkannya keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap. (Pasal 41)
31
w. PNS yg mencapai BUP atau meninggal dunia pada saat menjalani
HD:
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;
3) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
tahun;
4) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,
dianggap telah selesai menjalani HD dan diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS
x. PNS yg meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya
administratif diberhentikan dengan hormat sebagai PNS (Pasal 40)

32
VIII. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Syarat Kompetensi
Jabatan GAP Pegawai

Diklat Berbasis Kompetensi

33
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT

TINGKAT PERTANYAAN
KEBUTUHAN INTI YG HARUS REKOMENDASI PROSES
DIKLAT DIJAWAB

Organisasi Di unit kerja mana 1.Kebutuhan yg Identifikasi


(Organization) diklat dibutuhkan mendesak di unit Kebutuhan Pelatihan
Inventarisasi kerja....
usulan kebutuhan 2.Pejabat Pengganti
diklat dari masing- harus dilatih dahulu
masing unit kerja

Jabatan Kompetensi apa Jabatan tsb harus Susun Analisis


(Occupation) yang dibutuhkan memiliki persyaratan Jabatan dan Standar
dalam jabatan tsb. kompetensi, yakni Kompetensi Jabatan

Perorangan Siapa yang 1.Si A butuh Diklat.. Pemetaan dan


(Individu) memerlukan 2.Si B butuh Diklat.. Spesifikasikan
diklat Orangnya

34
IX. PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU

Penguatan
Jabatan Fungsional Tertentu

Core Bussiness Organisasi

Jabatan Fungsional Tertentu

35
1. JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL (kondisi 1 Jan 2013)
4.467.982 orang

Struktural = 238.462 ( 5,34%)


Fungsional Tertentu = 2.252.090 (50,40%)
Fungsional Umum = 1.977.430 (44,26%)

Jumlah Pejabat Fungsional Umum = 1.977.430 (44,26%)


dengan tingkat pendidikan mulai dari SD s/d Pasca Sarjana

Jumlah Pejabat Fungsional Umum = 1.798.551 (40,25%)


dengan tingkat pendidikan mulai dari SLTA s/d Pasca Sarjana
yang dapat diangkat dalam jabatan Fungsional Tertentu

36
2. PNS YANG MENDUDUKI JFU UNTUK
DAPAT DIANGKAT KE DALAM JFT

SLTA
Diploma

Sarjana

Pasca Sarjana

37
X. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN

Pengembangan
Database
Kepegawaian

Pengembangan e-government

38
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
a. Database PNS Nasional yang akurat dan mutakhir
b. Akurasi Database Pensiun
c. Akurasi Database Pejabat Negara
d. MIS Kepegawaian Nasional secara bertahap
e. Sistem Informasi yang terintegrasi secara On line System
melalui Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) :
BKN Pusat dengan seluruh Kanreg
BKN dgn Instansi Pusat & Daerah
BKD Prop dengan BKD Kab/Kota
f. Penetapan NIP Baru secara Nasional
g. Kartu Pegawai Elektronik (KPE)

39
XI. PENINGKATAN PELAYANAN PNS
a. Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO 9001:2000 Cepat, Murah,
Zero Deffect , dan Empati K5 (Kecepatan, Keakurasian,
Kepastian, Keramahan dan Kenyamanan)
b. Pelayanan Prima meliputi :
1) Pengangkatan CPNS;
2) Penetapan karpeg, karis/karsu;
3) Kenaikan pangkat PNS;
4) Pensiun PNS;
5) Pensiun pejabat negara;
6) Penyelesaian permasalahan kepegawaian
c. Menetapkan Standar Operatin Procedure (SOP)
d. Peningkatan kemampuan teknis kepegawaian pejabat pengelola
kepegawaian di setiap instansi
e. Right Seizing secara bertahap
40
XII. REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PNS
a. Sistem remunerasi yang adil dan layak :
1) Perbaikan struktur gaji PNS didasarkan pada beban kerja
2) Perbaikan rasionalitas kesenjangan gaji terendah dan tertinggi
(rasio kondisi sekarang adalah 1 : 3,78)

BESARAN KENAIKAN GAJI POKOK PNS 2013

GAJI POKOK
Kenaikan
PP No. 15 Th 2012 PP No. 22 Th 2013
No Gol
Terendah Tertinggi
Terendah Tertinggi Terendah Tertinggi
Rp % Rp %

1 I 1.260.000 2.122.700 1.323.000 2.277.200 63.000 5.00% 154.500 7.28%

2 II 1.624.700 2.989.600 1.714.100 3.238.000 89.400 5.50% 248.400 8.31%

3 III 2.064.100 3.742.300 2.186.400 4.066.100 122.300 5.93% 323.800 8.65%

4 IV 2.436.100 4.603.700 2.580.500 5.002.000 144.400 5.93% 398.300 8.65%


41
3) Penataan Tunjangan :
Jabatan
Prestasi
Kemahalan
Kinerja, berdasarkan evaluasi jabatan
Tunjangan Jabatan Struktural
Kepres 3 Th 2006 Perpres 26 Th 2007
ESELON PANGKAT
(1-1-2006) (1-1-2007)
I-a IV/e Rp 4.500.000 Rp 5.500.000
I-b IV/d - IV/e Rp 3.500.000 Rp 4.375.000
II - a IV/c - IV/d Rp 2.500.000 Rp 3.250.000
II - b IV/b - IV/c Rp 1.500.000 Rp 2.025.000
III - a IV/a - IV/b Rp 900.000 Rp 1.260.000
III - b III/d - IV/a Rp 675.000 Rp 980.000
IV - a III/c - III/d Rp 360.000 Rp 540.000
IV - b III/b - III/c Rp 315.000 Rp 490.000
V-a III/a - III/b Rp 225.000 Rp 360.000
b. Peningkatan manfaat/benefit :
1) Asuransi kesehatan
2) Tabungan hari tua
3) Taperum

Asuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan (Askes) sebesar 2 % x gaji pokok
Pemerintah memberikan subsidi 2 % untuk Askes
berdasarkan PP No. 28 Tahun 2003

Bapertarum
Tabungan Perumahan dirinci sebagai berikut :
Golongan I : Rp. 3.000,-
Golongan II : Rp. 5.000,-
Golongan III : Rp. 7.000,-
Golongan IV : Rp. 10.000,-

43
c. Perbaikan sistem pensiun
d. Perbaikan sistem pendanaan pensiun
e. Ketrampilan pada masa MPP dan modal kerjanya

THT dan Pensiun


Tabungan Hari Tua (THT) sebesar 3,25 % x gaji pokok
Iuran Pensiun sebesar 4,75 % x gaji pokok

BESARAN KENAIKAN PENSIUN POKOK PNS


Pensiun Pokok Lama Pensiun Pokok Baru Kenaikan
(PP No. 18/ 2012 (PP No. 25/ 2013
No Jenis Pensiun Tgl 6 Peb 2012) Tgl 11 Apr 2013 (Rp)

Terendah Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah Tertinggi

a. Pegawai 1.260.000 3.475.800 1.323.000 3.751.500 63.000 275.700

b. Janda/duda 945.000 1.657.000 992.250 1.800.800 47.250 143.800

Janda/duda
c. 1.260.000 3.314.700 1.323.000 3.601.500 63.000 286.800
tewas

d. Orang tua 252.000 662.940 264.600 720.300 12.600 57.360


44
45

Anda mungkin juga menyukai