Anda di halaman 1dari 3

Annisa Haryanti Nurhasanah

Maya Salsabila
Novia Ardita Putri
Efa Uswatun Khasanah
Asmara Nabila Ramadhanty

TAMAN MARGASATWA RAGUNAN

Kebun Binatang atau Taman Margasatwa adalah sebuah sarana konservasi bagi kekayaan
alam flora dan fauna yang berfungsi sebagai tempat penelitian, edukasi, dan sarana rekreasi
masyarakat. Berdasarkan surat Keterangan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.970/KPRS
II/1968, tentang lembaga konservasi tumbuhan dan satwa liar disebutkan bahwa: Kebun binatang
adalah suatu tempat atau wadah yang memiliki fungsi utama sebagai lembaga konservasi ex-
situ, yang melakukan usaha perawatan penangkaran berbagai jenis satwa dalam rangka
membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian
alam dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, pengembangan IPTEK, serta sarana
yang sehat (Prayoga, 1976:45).
Fungsi taman margasatwa ragunan :

1. Konservasi
TMR berfungsi sebagai sarana konservasi yang melestarikan fauna dan flora. Fauna yang
ada di TMR terdiri dari 69 jenis kelas mamalia, 101 kelas aves, 34 jenis kelas reptilian,
dan 16 jenis kelas pisces. Jumlah keseluruhan jenis satwa ada 220 species dengan jumlah
koleksi mencapai kurang lebih 2101 ekor satwa (spesimen). Beberapa contoh satwa
endemik dan langka yang berhasil dikembangbiakkan di TMR yaitu: orang utan, owa
jawa, komodo, harimau sumatera, babirusa dan lain-lain. Selain fauna atau satwa, flora
yang ada di TMR terdiri dari 171 jenis tumbuhan dari seluruh Tanah Air yang langka
dengan jumlah mencapai 15.389 pohon (spesimen). Fungsi Flora adalah sebagai paru-
paru kota karena tumbuhan dapat menghasilkan oksigen dan mereduksi gas-gas karbon
dari proses pembakaran dan aktivitas lainnya. Selain itu tanaman atau hutan kota di areal
TMR mampu mengefektifkan proses peresapan air tanah sebagai cadangan air untuk
kebutuhan hidup manusia (Pudjiwati dan Gumay, 2011).
2. Edukasi
Taman Margasatwa Ragunan memberikan sarana pendidikan tentang satwa kepada
pengunjung. Pihak pengelola menyediakan pelayanan berupa pemandu wisata, pemutaran
film dokumenter tentang satwa, perpustakaan yang nyaman dan relatif lengkap serta
kegiatan pendidikan lain dengan suasana yang dikemas dalam suasana alam.
3. Penelitian
Sebagai salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia, TMR juga menjadi salah satu
pusat penelitian satwa-satwa langka yang ada di Indonesia. Para peneliti, pelajar,
mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri melakukan observasi tentang perilaku
satwa, reproduksi, pakan, dan sebagainya sebagai bahan untuk kajian ilmiah.
4. Rekreasi Alam
Taman Margasatwa Ragunan merupakan wisata yang bernuansa alam, menjadi salah satu
daya tarik tersendiri karena selain udara yang masih bersih dengan rimbunnya pepohonan
yang ada juga dapat menikmati keelokan satwa yang sangat eksotis.
Setiap pengunjung yang datang diharapkan pulang membawa pengetahuan mengenai
satwa dan habitat mereka. Tetapi, kebanyakan kebun binatang hanya dijadikan taman hiburan
saja. Dijadikan tempat untuk piknik, tidak memperhatkan satwa, diperhatikan pun tidak
mendalam. Sehingga peran kebun binatang sebagai pusat konservasi dan edukasi tidak behasil.
Ancaman terhadap kehidupan liar semakin meningkat. Disatu sisi, hutan sebagai habitat
kehidupan liar semakin menyusut, sementara disisi lain kesejahteraan di berbagai lembaga
konservasi ex-situ terutama di kebun binatang memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan.
Contohnya di kebun binatang ragunan.

Permasalahan yang terlihat, antara lain ;

1. Kondisi lingkungan yang tampak kotor, terutama saat pengunjung ramai.


2. Kebiasaan pengunjung suka mengganggu binatang dengan cara memberi makan tidak
wajar.
3. Kesejahteraan binatang terlihat dari fisik binatang yang terlihat kurus.
4. Kurangnya perhatian terhadap satwa khususnya pada makanan yang akan diberikan
kepada satwa.
5. Masalah pendanaan dan kurangnya sumber daya yang kompeten membuat penanganan
satwa kurang sesuai.
6. Fasilitas yang tidak memadai seperti keadaan kandang-kandang yang terabaikan seperti
besi yang berkarat.
7. Manajemen Kebun Binatang Ragunan yang kurang baik.
Penanggulangan masalah di atas dengan cara;

1. Perawatan satwa yang terjadwal.


2. Pemberian makan secara rutin.
3. Pembersihan dan perawatan kandang-kandang.
4. Menyediakan tempat sampah lebih banyak lagi.
5. Memasang peringatan untuk tidak memberi makan hewan sembarangan karena dapat
mengganggu pola makan hewan.
6. Memberikan pelatihan atau penyuluhan edukasi kepada para pengunjung dan lainnya.
Sehingga, pengunjung TMR mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari yang tertulis
pada papan-papan satwa.
7. Menambahkan sumber daya manusia atau SDM agar tenaga kerja yang dibutuhkan dapat
tercukupi dan terstruktur pada masing-masing posnya. Kurangnya SDM membuat
ketidakberaturannya struktur ketenagakerjaan TMR.
8. Akses transportasi publik diperluas lagi seperti, pos taksi, bis kota, perbaikan zoo shuttle,
dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Sebagai objek wisata dengan biaya yang terbilang terjangkau, Kebun Binatang atau
Taman Margasatwa Ragunan patut dipertimbangkan sebagai tempat pariwisata, khususnya
wisata keluarga ataupun sebagai wisata edukasi bagi pengunjungnya. Aksesnya yang cukup
strategis membuat para pengunjungnya mudah dalam mencari lokasi taman margasatwa ini.
Meskipun sebagai salah satu fasilitas yang telah disediakan pemerintah, namun pemerintah
sebagai pihak penyedia kurang perhatian dan tidak menanggapi masalah yang berhubungan
dengan TMR, terutama dalam masalah pendanaan. Selain itu, pengunjung juga harus menjaga
fasilitas yang telah disediakan, bukan malah merusaknya. Dengan peraturan yang lebih ketat,
tambahan tenaga kerja, dan aspek-aspek lainnya, serta sedikit renovasi fasilitas yang terdapat di
kebun binatang tersebut nantinya dapat menarik lebih banyak pengunjung.

Anda mungkin juga menyukai