Anda di halaman 1dari 3

PELILEKAN (TARCIUS )

1. CIRI-CIRI KHUSUS DAN HABITAT ASLI PELILEKAN

Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15
cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis
tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang
ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata
tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat
bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat dengan
tajam dalam kegelapan malam.

Tarsius juga memiliki kepala yang


unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga
satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan siang
hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa
mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang
dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau
sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung
dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur
bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol). Di
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh
masyarakat setempat dengan sebutan “balao cengke” atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam
bahasa Indonesia.
2. MANFAAT HEWAN
Bermanfaat bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu
melihat dengan tajam dalam kegelapan malam.

3. JUMLAH POPULASI
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi
diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah
satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius
pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.

4. PENYEBAB KELANGKAAN
Hal ini dikarenakan banyak penduduk yang mulai tinggal di sekitar habitat Tarsius tumpara ini,
lahan-lahan dijadikan sebagai permukiman dan perkebunan. Penurunan Tarsius tumpara ini dalam 3
generasi mencapai hampir 80%. 🙁 🙁
Faktor lain yang menyebabkan si mungil ini dikategorikan sebagai Critically Endangered adalah
perburuan liar dan perdangangan oleh manusia. Ya, alasan manusia melakukan ini hanya 1 karena si
munggil ini UNIK, mulai dari bentuk fisiknya bahkan suaranya. Padahal sudah jelas peraturan
Undang Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, dengan ancaman hukuman penjara lima tahun dan denda Rp 100 juta. Namun,
peraturan ini hanya klise semata yang tidak didengar, dilihat atau bahkan dilakukan oleh
PEMBURU LIAR

5. LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK MELINDUNGI


KELESTARIANNYA
Langkah Pelestarian Binatang Langka
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam usaha pelestarian binatang langka di antaranya :
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya kelestarian binatang langka untuk
tetap hidup di habitatnya. Sehingga, mereka tidak lagi mengusik keberadaan mereka dan
menjaga binatang langka tersebut untuk tetap hidup di habitat aslinya.
2. Mendukung setiap aktivitas pelestarian binatang langka yang dilakukan
oleh lembaga pelestarian lingkungan. Caranya dengan membantu kampanye serta
memberikan dukungan finansial dan moral.
3. Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar bisa berkembang biak untuk
selanjutnya melepas mereka ke alam bebas agar bisa hidup secara alamiah.
4. Tidak melakukan perburuan binatang langka dan melaporkan setiap aktivitas
perburuan binatang langka tersebut kepada pihak berwajib.
5. Tidak melakukan transaksi atas binatang langka, terutama binatang hidup. Andai pun
melakukan transaksi, sebaiknya ditujukan untuk menyelamatkan binatang tersebut agar tidak
dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab, dan selanjutnya menyerahkan binatang
tersebut pada pihak yang berkompeten. Dalam hal ini lembaga konservasi binatang langka
dan lingkungan hidup.
 
Berikut beberapa fungsi tempat pelestarian, antara lain :
1. Suaka Margasatwa adalah suatu kawasan yang melindungi hewan-hewan langka yang hidup
didalamnya.
2. Kebun Binatang adalah suatu kawasan untuk melestarikan satwa-satwa langka dari berbagai
daerah.
3. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang di
gunakan untuk keperluan ilmu pengetahuan.
 
Berikut tujuan pelestarian satwa langka :

1. Menjaga keseimbangan ekosistem agar kehidupan di muka bumi ini tetap berjalan dengan baik.
2. Dapat di manfaat kan sebagai tempat hiburan dengan membuat taman rekreasi atau kebun
binatang.
 
Berikut beberapa tempat pelestarian satwa yang hampir punah :
1. Suaka Margasatwa Danau Sentarum di Kalimantan Barat
Hewan yang dilindungi antara lain ikan arwana, ikan belida, burung rangkong, buaya muara,dan
orang utan.
3. Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta
Hewan yang dilestarikan antara lain gajah, unta, kura-kura, dan tapir.
4. Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur
Tumbuhan yang di lindungi antara lain kayu hitam dan bayur. Hewan yang dilindungi yaitu
komodo.
5. Taman Nasional Way Kambas di kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur,Indonesia
Hewan yang dilindungi Badak sumatera, Gajah Sumatera, Harimau sumatera, Mentok
Rimba , Buaya sepit. Juga banyak ditemukan tumbuhan Api-api, Pidada, Nipah, Pandan.
6. Taman Nasional Ujung Kulon di bagian paling barat pulau Jawa

6. LANGKAH-LANGKAHMU SEBAGAI PELAJAR UNTUK MELINDUNGI


KELESTARIANNYA
Rencana untuk mengadakan penyuluhan berupa Seminar nasional mengenai “Si Mungil Terancam
Punah , Anak Cucu Terancam Tak Melihat”. Pada Seminar nasional  ini saya berencana untuk
bekerja sama dengan beberapa pihak seperti beberapa peneliti di Indonesia, dan lembaga konservasi
Indonesia. Sasaran utama saya adalah generasi muda, karena merekalah yang akan menjadi penerus
dan penanggung jawab bangsa Indonesia ini beserta isinya 🙂 Rencana seminar nasional ini saya
lakukan setelah saya lulus dengan beberapa pengalaman dalam dunia Konservasi.

Anda mungkin juga menyukai