Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PROFIL LEMBAGA KONSERVASI

1.1 Sejarah Batu Secret Zoo


Batu Secret Zoo adalah taman margasatwa modern di Kota Batu yang dikelola oleh Jawa
Timur Park Group, serta termasuk kedalam area wisata Jawa Timur Park 2. Batu Secret Zoo
terletak di Jalan Oro-oro Ombo no. 9, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa
Timur. Jawa Timur Park 2 selain terdapat Batu Secret Zoo, juga terdiri dari Pohon Inn,
Museum Satwa, dan Eco Green Park. Keseluruhan Jawa Timur Park 2 sendiri dibangun di
tanah seluas 14 hektar. Batu Secret Zoo mulai dibangun pada tahun 2008 dan pada tahun
2010 diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Batu Secret Zoo didirikan berdasarkan kepentingan edukasi dan pembelajaran
mengenai satwa endemik maupun eksotik yang disajikan sedemikian rupa dan semirip habitat
aslinya kepada seluruh khalayak masyarakat dari muda hingga tua. Selain memberikan
kesejahteraan dengan cara membuat lingkungan hidup nya sesuai habitat alami, satwa-satwa
Batu Secret Zoo juga diberikkan kesejahteraan kesehatan oleh tenaga medik. Jumlah dokter
hewan di Batu Secret Zoo sendiri berjumlah 4 orang dengan 1 orang kurator yang akan
bekerja sama untuk menjaga, mengontrol, dan mengawasi kesehatan serta kesejahteraan
satwa di Batu Secret Zoo. Tugas pokok dokter hewan di Batu Secret Zoo adalah melakukan
pencegahan penyakit dan melakukan penanganan penyakit pada satwa. Sedangkan tugas
pokok kurator adalah menangani surat perizinan, transportasi, enrichment, dan program
perkandangan satwa.

1.1.1 Visi
 Membangun jalur karir bagi semua staf lewat pengembangan keterampilan dan
kapasitas yang dilalui dengan pendidikan internal (in-house) dan pelatihan formal.
 Konservasi spesies langka secara ex-situ dengan kemungkinan re-introduksi ke
populasi in-situ.
 Menjadi kebun binatang yang lestari (sustainable) dalam hal pengelolaan populasi
satwa, staff, finansial dan lingkungan.
 Memastikan semua hewan di Batu Secret Zoo memiliki tingkat kesehatan dan
kesejahteraan yang baik (JTP, 2019).

1
1.1.2 Misi
 Terus berupaya menjadi kebun binatang yang dikelola berdasarkan prinsip dan
etika konservasi yang baik.
 Unggul sebagai rujukan institusi pendidikan, pengembangan dan penelitian
konservasi (JTP, 2019).
1.1.3 Lokasi
Batu Secret Zoo berada di kawasan wisata Jatim Park 2 Jalan Raya Oro – oro Ombo
No. 9, Kota Wisata Batu, Jawa Timur.

Gambar Denah Lokasi Batu Secret Zoo (JTP, 2019).

1.2 Struktur Organisasi Batu Secret Zoo


Adapun struktur organisasi di Batu Secret Zoo meliputi :

2
1.3 Hewan - Hewan Koleksi Batu Secret Zoo
Batu Secret Zoo merupakan taman satwa yang memiliki satwa yang berbagai macam
jenisnya, antara lain :

SATWA JENIS TOTAL


Mamalia exotic 73 jenis 571 ekor
Mamalia lokal/endemic 38 jenis 220 ekor
Primata lokal/endemic 14 jenis 30 ekor
Primate exotic 27 jenis 93 ekor
Aves lokal/endemic 5 jenis 14 ekor
Reptile lokal/endemic 47 jenis 112 ekor
Reptile exotic 38 jenis 93 ekor
Dari semua jenis satwa diatas, dibagi menjadi beberapa area seperti :

1.3.1 Batu Secret Zoo A


Pada area ini langsung dibawahi oleh drh. Gamma Prajnia. Area ini terdiri dari area
Primate, Reptile Garden, Fish Park, dan area hewan Nocturnal. Area Primate sendiri
terdapat primata new world orde seperti squirrel monkey, marmoset, tamarin, dan lemur serta
old world orde seperti lutung, colubus monkey, mandrill, dan surili. Pada Reptile Garden
terdapat reptil dari berbagai negara dan lokal, seperti reptil jenis tegu, kadal, ular, kura-kura,
dan buaya. Pada Fish Park terdapat berbagai macam ikan air laut maupun air tawar. Area
hewan Nocturnal terdapat hewan yang aktif di malam hari seperti binturong, kuskus,
pangoline, sugar glider, dan musang.
1.3.2 Pasar Afrika dan Pulau Kapal Nabi Nuh
Area Pasar Afrika terdiri dari hewan omnnivora kecil seperti meerkat, dwarf
mangoose, lemur, hyrax, dan landak. Terdapat juga hewan mamalia besar seperti gajah
sumatera, malayan tapir, kuda gypsy, dan watussi. Sedangkan Pulau Kapal Nabi Nuh adalah
area yang terbentuk dari pulau-pulau kecil di tengah danau buatan, sehingga satwa yang
berada disini diletakkan di dalam pulau-pulau tersebut, dan hanya bisa dilihat menggunakan
kapal motor. Satwa yang ada pada pulau-pulau ini antara lain orangutan, white eared
marmoset, pelikan, owa jawa, siamang, angsa, dan bebek.

1.3.3 Savannah dan Tiger Land


Area ini terdiri dari hewan antelope dan rusa yang habitatnya di savannah. Hewan
yang dapat ditemukan di area ini antara lain Giant Sable Antelope, abra, Scimita-Horned

3
Orix, dan lain-lain. Pada area Tiger Land dapat ditemukan berbagai jenis singa dan harimau,
seperti harimau bengala, harimau sumatera, harimau putih, harimau siberia, singa putih dan
singa biasa.
1.3.4 Safari Farm dan Baby Zoo
Pada area ini pengunjung dapat berinteraksi secara langsung dengan satwa-satwa Batu
Secret Zoo dengan cara memberi makan. Di area Baby Zoo terdapat hewan-hewan peliharan,
ternak, dan hewan kecil lainnya. Disini dapat ditemukan kambing ceko, babi, meerkat, landak
mini, burung beo, iguana, alpaca, racoon, keledai, nutria, hamster, dan kelinci. Sedangkan di
Safari Farm, pengunjung akan diajak naik kereta untuk mengunjungi 11 area yang ada. Pada
area pertama terdapat harimau bengala dan sumatera; pada area kedua terdapat anoa, babi
rusa, dan buaya; pada area ketiga ada keledai dan kuda poni; area keempat ada common
eland; area kelima ada rusa timor, black buck, nil gai, dan badak india; area keenam common
hippo; area ketujuh Llama; area kedelapan unta; area kesembilan kuda gypsy, kuda poni,
texas longhorn, keledai, dan kambing ceko; area kesepuluh ada elk; serta area kesebelas ada
bison.
1.3.5 Fantasy Land
Pada area Fantasy Land, pengunjung dapat melepas jenuh karena disuguhi wahana-
wahana permainan, kolam berenang, Horror House, area uji ketangkasan dan food court.
Selain itu, pada Fantasy Land terdapat juga panggung Happy Land yang pada jam makan
siang akan ada sajian hiburan khusus oleh tim entertainer Batu Secret Zoo setiap harinya.
1.3.6 Karantina Hewan
Area ini adalah satu-satu nya area pada Batu Secret Zoo yang letaknya terpisah dari
area lainnya, area ini juga tidak diperuntukkan untuk pengunjung. Disini terdapat hewan yang
sedang dalam masa perawatan saat sakit atau pada masa recovery hewan. Selain itu, karantina
hewan juga berfungsi sebagai tempat untuk satwa yang baru saja datang dari tempat lain dan
akan di tempatkan di Batu Secret Zoo atau sebaliknya. Fungsi lain dari karantina hewan juga
mengamankan hewan yang memiliki masalah dominansi pada area kandangnya.

4
BAB II

MANAJEMEN PERKANDANGAN

2.1 Desain Kandang Komodo (Varanus komodoensis)

Kandang
Kandang kontrol
kontrol

Kandang exibith

5
Kandang, kontruksi kandang maupun fasilitas kandang harus disesuaikan dengan jenis
satwa yang akan ditangkarkan. Kandang merupakan tempat hidup satwa dengan ukuran
tertentu yang ukurannya terbatas dan diberi pagar atau dinding, baik tertutup seluruhnya
maupun hanya sebagian. Selain sebagai tempat hidup atau tempat peliharaan satwa, kandang
juga memiliki fungsi untuk :
a. Menyediakan ruang hidup/ pergerakan bagi satwa yang ditangkarkan.
b. Melindungi satwa dari panas matahari, dingin, angin dan hujan.
c. Melindungi satwa dari bahaya atau gangguan luar seperti predator atau pencuri.
d. Memudahkan manajemen.
Dengan adanya kandang, maka pihak pengelola akan lebih mudah melakukan
pengawasan, penangkapan atau pemberian pakan, perawatan kesehatan, reproduksi, dll.
Kandang yang ideal adalah kandang yang konstruksi bahannya kuat, kokoh, dan tahan lama.
Sistem perkandangan komodo di Batu Secret Zoo menggunakan kandang display
tertutup yang dipagari dengan kaca tebal berbentuk persegi dengan ukuran 8 x 13
meter.selain itu juga terdapat 2 kandang perawatan/kandang kontrol dengan ukuran 5 x 6
meter dan 3 x 4 meter. Dalam kandang komodo diberi alas pasir, serta dibuat pohon dengan
tujuan sebagai tempat bermain dan peristirahatan komodo.

Kandang Display

Kandang Perawatan/kontrol

6
Sanitasi kandang komodo dilakukan dengan menyapu halaman, menyapu kandang
dalam komodo, mengganti air minum didalam kandang. Sanitasi yang baik dan benar ini
bertujuan agar kesehatan komodo di Batu Secret Zoo tetap terjaga.
Pada kondisi kandang exibith yang tertutup, kondisi ini akan mengurangi tingkat
masuknya udara dan cahaya matahari. Tetapi di Batu Secret Zoo menggunakan system
kandang yang biasa terbuka dan tertutup untuk mengatur masuknya cahaya matahari. Karena
komodo merupakan hewan berdarah dingin sehingga memerlukan panas matahari bagi
tubuhnya. Perilaku berjemur ini dilakukan untuk membantu proses pencernaan komodo.
Kalau tidak, makanan itu dapat membusuk dalam perutnya dan meracuni tubuhnya sendiri.
Hal ini dikarenakan metabolismenya menjadi lambat. Selain itu berjemur juga dapat
membantu kecukupan vitamin D bagi komodo. Saat kulit terkena ultraviolet pagi, kolesterol
yang tersimpan di kulit akan dirubah menjadi vitamin D (Surfer 2010).

Gambar Sistem atap kandang komodo di Batu Secret Zoo

2.2 Tata Letak Kandang Komodo (Varanus komodoensis)


Kandang komodo di Batu Secret Zoo terletak pada area khusus satwa reptile.
Pengunjung dapat melihat langsung keadaan komodo di kandang exibith. Penempatan
komodo di area reptile garden dikarena komodo merupakan binatang reptile karnivora. Hal
ini dengan tujuan untuk menjaga keamanan pengunjung serta kesejahteraan satwa.

Gambar Reptil Garden di Batu Secret Zoo

7
2.3 Kandang Kombinasi Satwa
Kandang kombinasi satwa berukuran 8 x 13 meter merupakan kandang exibith
dimana kandang ini dapat dilihat oleh para pengunjung. Kombinasi satwa di kandang ini
memperhatikan behaviour dari masing masing satwa, yang dimana pada kandang ini
berisikan komodo dengan burung beo dan ular biru (Trimeresurus insularis). Hal ini
bertujuan agar menyesuaikan dengan habitat yang asli pada komodo tersebut.

Gambar Kandang Kombinasi satwa di kandang komodo

8
BAB III

MANAJEMEN PAKAN

3.1 Penyusunan Ransum Pakan Komodo (Varanus komodensis)


Komodo merupakan satwa karnivora dan tidak mempunyai makanan khusus.
Makanan komodo dewasa yang utama yakni babi hutan dan rusa serta kadang kala komodo
lain. Apabila komodo merasa mampu mereka akan memburu kerbau liar, musang, tikus, dan
burung. Terkadang komodo juga memangsa ular, telur penyu, dan monyet. Anak komodo
biasanya memangsa kadal kecil, telur, tikus, ular, dan serangga yang hidup di pepohonan,
tunggul dan batang kayu (Erdmann, 2004). Sedangkan komodo di Batu Secret Zoo diberi
makan sekali seminggu, dengan diberikan 2 ekor tikus untuk masing-masing komodo. Karena
kebutuhan energi komodo di Batu Secret Zoo tidak banyak melakukan aktivitas seperti
berburu mangsa, sehingga membutuhkan energi yang sedikit. Menurut literatur tikus neonatal
mengandung konsentrasi vitamin E lebih tinggi dari tikus atau tikus yang lebih besar. Tikus dewasa,
sebaliknya, mengandung lebih banyak vitamin A dibandingkan tikus yang lebih kecil, atau tikus pada
umumnya. Konsentrasi vitamin dan lemak pada hewan pengerat tergantung, setidaknya sampai batas
tertentu, pada diet yang diberikan kepada rodents. Namun, kandungan mineral dari tikus tampaknya
cukup konstan terlepas dari ukuran.
Penyusunan ransum pakan satwa di Batu Secret Zoo dilakukan oleh nutrisionist dan
dokter hewan dengan cara menghitung kebutuhan kalori menggunakan skala alometik.
Berdasarkan rumus perhitungan skala alometrik yaitu :
MEC = K x BW 0.75
MEC = Minimum Energy Consumption
K = Konstanta
Passerine 129
Non – Passerine 78
Mamalia berplasenta 70
Mamalia berkantung 49
Reptil 10
BW = Berat Badan
Hasil perhitungan MEC ini kemudian disesuaikan dengan kondisi status satwa baik
yang sedang tumbuh, remaja, dewasa, maupun laktasi. Berdasarkan hasil perhitungan maka
kalori yang dibutuhkan oleh masing - masing komodo adalah:

9
Nama Berat badan Kebutuhan kalori
Komodo 1 11 kg 92,786
Komodo 2 11 kg 92,786

3.2 Tata Kelola Gudang Pakan


Tata ruang pakan pada Batu Secret Zoo terdiri dari tempat penyimpanan daging, sayur
dan buah-buahan, dan serangga, serta terdapat dapur tempat penyiapan pakan untuk satwa.

Gambar tempat penyimpanan pakan dan dapur di Batu Secret Zoo

3.3 Evaluasi Pemberian Pakan


Evaluasi pemberian pakan di Batu Secret Zoo di lihat dari beebrapa faktor seperti
keseimbangan nutrisi yang diberikan kepada satwa, efektif dan efesiensi pemberian pakan
serta kesehatan dan hemat biaya.

10
BAB IV

MANAJEMEN KESEHATAN SATWA

4.1 Klinik Hewan


Klinik hewan merupakan tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang
dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan
penanggungjawab dan memiliki fasilitas untuk pengamatan hewanyang mendapat
gangguan kesehatan tertentu. Klinik hewan Batu Secret Zoo terletak di karantina hewan
yang terdapat di luar area satwa. Klinik hewan dilengkapi dengan meja operasi, alat
rontgen, USG, alat anastesi inhalasi, alat pembacaan hasil rontgen, laboratorium, alat
EKG dan timbangan berat badan. Berdasar Peraturan Menteri Pertanuan no
02/Permentan/Ot.140/1/2019 pada tahun 2009, persyaratan minimal klinik hewan antara
lain adanya ruang pelayanan, ruang penunjang seperti ruang cuci alat, ruang rapat dokter,
perpustakaan dan ruang obat. Alat medis juga merupakan syarat minimal suatu klinik
hewan.
Manajemen pemeriksaan rutin pada hewan dilakukan dengan cara pengecekan feses
secara berkala sebagai tindakan preventif terhadap suatu penyakit. Data kesehatan satwa
di simpan dalam bank data pada komputer sehingga memudahkan dokter dalam
melakukan pemantauan hewan, baik hewan sehat maupun hewan sakit.
Penanganan pada hewan sakit dilakukan dengan metode observasi terlebih dahulu
untuk menentukan tindakan selanjutnya. Pemberian anastesi dilakukan untuk pengamatan
dan peneguhan diagnosa secara tepat jika memungkinkan. Pemberian obat secara injeksi
menggunakan blow dart dilakukan pada saat obat tidak dapat diberikan via oral. Namun,
terapi selanjutnya diberikan obat via oral dengan dicampurkan pada makanan untuk
meminimalisir stress pada hewan untuk menjaga kaidah kesejahteran hewan.

11
Gambar Peralatan kelengkapan Klinik satwa di Batu Secret Zoo

4.2 Satwa Liar Baru


Satwa liar baru yang akan masuk di Batu Secret Zoo pertama akan dilakukan
pemeriksana dokumen seperti Healt Certificate yang telah di keluarkan oleh dinas
daerah/provinsi, dirjen kesehatan hewan apakah satwa tersebut sehat atau tidak dan asal usul
dari satwa tersebut. Kemudian satwa baru di observasi kondisi fisik dan tingkah prilaku dari
satwa baru tersebut, setelah semua hal telah di periksa, satwa baru akan di pindahkan di
kandang karantina untuk melakukan observasi dan melihat tingkah laku satwa tersebut, serta
melakukan tindakan karantina seperti prilaku satwa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan feses,
monitoring kesehatan, nafsu makan, dan tingkah laku satwa. Observasi satwa baru di

12
karantina dilakukan minimal selama 2 minggu, hal itu dilakukan karena banyak penyakit
yang masas inkubasinya selama 2 minggu. Pada saat satwa baru sudah siap untuk
dipindahkan, satwa akan dipindahkan ke kandang exibith atau kandang display, kemudian
dilakukan observasi kembali.
4.3 Prosedur Breeding
Sebelum melakukan breeding, pertama dilakukan persiapan kandang sesuai jenis
satwa, setelah itu dilakukan pemilihan indukan yang akan di breeding. Setelah itu dilakukan
penjodohan satwa didalam kandang yang berbeda, hal ini bertujuan jika satwa tersebut tidak
berkelahi. Apabila satwa tersebut terlihat cocok maka diberikan supplement dan nutrisi
pendukung untuk melakukan breeding lalu dilakukan pemeriksaan kesehatan. Setelah
persiapan breeding terpenuhi maka akan dilakukan monitoring breeding satwa, lalu dilakukan
pemeriksaan status kebuntingan dan pemberian supplement khusus untuk breeding. Setelah
itu dilakukukan penanganan persiapan dan post partus. Manajement breeding di Batu Secret
Zoo menggunakan metode alami, dimana satwa tersebut kawin tanpa adanya campur tangan
manusia. Sedangkan pada komodo di Batu Secret Zoo tidak di lakukan breeding hal ini
disebabkan karena komodo di Batu Secret Zoo berjenis kelamin jantan.

4.4 Penanganan Hewan Sakit


Kesehatan hewan adalah sebuah tanggung jawab dokter hewan dan seluruh pihak
yang mendukung. Berikut adalah bagan alur penanganan suatu kasus atau penyakit pada
hewan di Batu Secret Zoo.

Observasi oleh keeper meliputi:


- observasi nafsu makan
- observasi aktivitas satwa
- gejala klinis yang nampak

Pelaporan ke
dokter hewan
area

Penanganan
Penanganan di Penanganan di
pasca hewan
area klinik
mati
Gambar Bagan Alur Penanganan Penyakit di Batu Secret Zoo Secara Umum

13
Kesulitan dalam penanganan penyakit pada satwa liar adalah mereka tidak akan
menunjukkan gejala klinis sebelum penyakit yang dideritanya sudah sangat parah, sehingga
pengobatan yang dilakukan terkadang kurang maksimal dikarenakan kondisi satwa yang
sudah terlalu buruk. Untuk itu sangat dibutuhkan kerjasama animal keeper dalam
mengobservasi kondisi dari satwa tersebut. Semakin jeli dan tanggap animal keeper, maka
akan semakin mudah mengatasi dan menangani suatu penyakit sebelum terlambat.
Mewujudkan kesehatan pada hewan terdiri dari pencegahan penyakit (medik preventif),
peningkatan kesehatan (medik promotif), pelayanan dan pengobatan penyakit (medik
kuratif), serta penunjang penyembuhan (medik suportif). Dikarenakan penanganan satwa liar
yang sulit tersebut, di Batu Secret Zoo lebih mengutamakan pencegahan dan peningkatan
kesehatan.
A. Medik Preventif adalah suatu upaya dalam mencegah suatu agen penyakit masuk
dan dapat mengakibatkan satwa tertular atau menularkan kembali. Pada praktik satwa liar
sangat penting mengutamakan tindakan preventif karena satwa liar cenderung tidak
menunjukan gejala klinis saat sakit (Ruiva, 2010).
B. Medik Promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan suatu hewan.
C. Medik Kuratif adalah upaya pengobatan suatu penyakit atau mengurangi rasa sakit
pada hewan.
D. Medik Suportif adalah upaya menunjang kondisi tubuh hewan saat sakit, stres, atau
pada saat penyembuhan penyakit.

14
BAB IV

MANAJEMEN KESEHATAN SATWA

5.1 Kesimpulan
1. Peran dokter hewan dalam struktur organisasi di Batu Secret Zoo yaitu sebagai animal
health technical service yang memiliki tugas tentang penetapan, pelaksanaan,
pengawasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan satwa.
2. Manajement kandang yang berkaitan dengan kemanan pengunjung dan kesejahteraan
satwa.
3. Manajement pakan yang diberikan sesuai pakan yang sesuai.
4. Manajement kesehatan dilakukan tindakan preventif, kuratif dan supportif

5.2 Saran
Saran yang dapat di berikan kepada Batu Secret Zoo :
1. Diberikan variasi pakan pada komodo.

15
DAFTAR PUSTAKA

Erdmann, A. M. 2004. A Natural History Huide to Komodo National Park. The Nature
Conservancy Indonesia Coastal dan Marine Program
JTP. 2019. Batu Secret Zoo. https://jtp.id/batusecretzoo/ diakses 20 Oktober 2019 pukul
22.30.
Oonincx, Dennis., Jeroen van Leeuwen. Evidence-Based Reptile Housing and Nutrition.
Peraturan Menteri Pertanian. 2009. Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner. Nomor :
02/Permentan/Ot.140/1/2009
Ruiva, E. B. 2010. EAZA Husbandry Guideline. Amsterdam: Beauval Zoo.
Surfer P. 2010. Manfaat Sinar Matahari. [terhubung berkala]. http://shvoong.com. Diakses 20
Oktober 2019

16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konservasi alam adalah salah satu pengelolaan sumberdaya alam yang menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana, sehingga mutu dan kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup dapat dipertahankan untuk menjamin pembangunan yang
berkesinambungan (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 2004). Konservasi dalam arti sempit
dapat diartikan sebagai pelestarian dan pengawetan. Dalam hal ini pengawetan meliputi
kegiatan pelestarian produksi, pelestarian jenis dan perlindungan penunjang sistem
kehidupan. Objek kegiatannya adalah hutan lindung, hutan pantai dan daerah aliran sungai,
sedangkan bentuk kegiatan pengawetan keanekaragaman plasma nutfah terbagi dua, yaitu
konservasi ex-situ dan konservasi in-situ.
Konservasi in-situ adalah konservasi ekosistem dan habitat alami serta pemeliharaan
dan pemulihan populasi jenis-jenis berdaya hidup dalam lingkungan alaminya, dan dalam hal
jenis jenis terdomestifikasi atau budidaya, di dalam lingkungan tempat sifat-sifat khususnya
berkembang. Jenis kegiatan konservasi in-situ adalah kebun binatang, taman safari, kebun
botani dan museum. Konservasi ex-situ merupakan metode konservasi yang mengkonservasi
spesies di luar distribusi alami dari populasi tetuanya. Konservasi ini merupakan proses
melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka) dengan mengambilnya dari habitat yang
tidak aman atau terancam dan menempatkannya atau bagiannya di bawah perlindungan
manusia. Jenis kegiatan konservasi ex-situ adalah cagar alam dan suaka margasatwa.
Menurut Undang-Undang tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
No. 23 tahun 1997, konservasi adalah pengelolaan sumberdaya alam tak terbaharui untuk
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumberdaya alam yang terbaharui untuk
menjamin kesinambungan ketersediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
serta keanekaragamannya. Kegiatan konservasi meliputi tiga hal yaitu :
1. Melindungi keanekaragaman hayati (biological diversity)
2. Mempelajari fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati
3. Memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan umat manusia.

17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puma (Puma concolor)


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Family : Felidae
Subfamily : Felinae
Genus : Puma
Puma merupakan kucing terbesar ke dua (2) di benua Amerika, populasi puma
tersebar hampir diseluruh benua Amerika. Habitat puma termasuk hutan konifer pegunungan,
hutan tropis dataran rendah, padang rumput, rawa-rawa, dan setiap daerah dengan tutupan
dan mangsa yang memadai. Vegetasi yang lebat, gua, dan celah-celah berbatu menyediakan
tempat berteduh. Puma adalah kucing besar yang ramping. Warna umum berkisar dari coklat
kekuningan ke coklat keabu-abuan. Tenggorokan dan dada berwarna keputihan. Puma
memiliki hidung merah muda dengan garis hitam yang memanjang ke bibir. Garis-garis
moncong, area di belakang telinga, dan ujung ekor berwarna hitam. Ukuran jantan lebih besar
dari pada betina. Panjang dari kepala hingga tubuh berkisar 102 cm hingga 154 cm untuk
jantan dan 86 cm hingga 131 cm untuk betina. Panjang ekor berkisar 68 cm hingg 96 cm
untuk jantan dan 63 cm hinggga 79 cm untuk betina. Berat badan jantang berkisar 36 hingga
120 kg dan betiina 29 hingga 64 kg (Kitchener, 1991).
Menurut IUCN (international union for the conservation of natur) puma termasuk
pada least concern yang dimana beresiko rendah terhadap kepunahan (Caso,2008) .
Sedangkan menurut CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora) pouma termasuk kedalam appendix II yang dimana spesies yang
tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut
tanpa adanya pengaturan.
2.2 Luka
Luka adalah terjadinya gangguan atau kerusakan kontinuitas jaringan pada kulit yang
semula normal menjadi tidak normal sehingga dapat menimbulkan trauma dan gangguan

18
aktifitas bagi penderitanya. Menurut Potter dan Perry (2006) luka merupakan kejadian
rusaknya struktur dan fungsi anatomis tubuh yang diakibatkan adanya proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu. Sedangkan Brunner dan
Suddarth (2006) mengemukakan luka sebagai gangguan dalam kontinunitas sel-sel yang akan
diikuti dengan proses penyembuhan luka.
Menurut Karakata dan Bachsinar (1995) menyatakan bahwa jenis luka dibagi atas dua
bagian yaitu luka tertutup (close wound) dan luka terbuka (open wound). Luka tertutup terdiri
dari luka memar, sedangkan luka terbuka adalah luka lecet, luka sayat, luka luka robek, luka
tususk, luka potong, luka tembak, dan luka bekas gigitan.

19
BAB III

METODOLOGI

3.1 Anamnesa
Keeper membuat laporan bahwa ditemukan adanya luka pada bagian abdomen
sebelah kannan pada tanggal 6 Oktober 2019. Luka diakibatkan karena terkena benda tajam
di kandang
3.2 Pemeriksaan
Berdasar pemeriksaan fisik, puma dalam kondisi baik. Puma berjenis kelamin jantan dengan
berat badan ±40 kg. diagnosa pada kasus ini adalah adanya luka pada bagian superficial kulit
bagian abdomen dan luka sepanjang ±5 cm.

20
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penanganan Luka


Luka terbuka adalah luka yang terjadi akibat benda tajam sehingga terjadi terbukanya
bagian kulit. Jika terjadi pembukaan kulit yang cukup besar maka dilakukan penutupan
dengan opersasi.
1. Pre Operasi
Sebelum dilaksanakan operasi, perlu dilakukan persiapan pada tahap pre
operasi yang meliputi: persiapan ruang operasi, hewan, tim operasi, alat dan bahan.
Keseluruhan tersebut harus dalam kondisi yang steril untuk mencegah terjadinya
kontaminasi silang dari operasi.
2. Operasi
Pada tahap operasi ini, satwa harus sudah dalam kondisi teranestesi. Hal ini
untuk mencegah sesuatu hal yang tidak diinginkan. Dan rambut di daerah yang akan
dijahit sudah tercukur sempurna, kemudian bagian luka tersebut dibersihkan.
Selanjutnya dilakukan penjahitan pada luka pada kulit dengan jahitan simple
interrupted menggunakan benang silk. Setelah penjahitan selesai, luka dibersihkan
dan diberikan antibiotik. Kemudian ditunggu hewan sampai benar benar sadar,
dengan tetap monitoring suhu, pulsus, dan respirasi. Setelah itu diinjeksikan tolfen
sebagai analgesik (Meyer, 2007).
3. Post Operasi
Perawatan pada tahap post operasi sangat menentukan keberhasilan dari
operasi. Proses persembuhan luka dipengaruhi oleh umur, nutrisi, ada tidaknya
kotoran yang menempel pada luka dan kebersihan selama operasi dan post operasi.
Pada tahap ini dilakukan pengecekan jahitan. Yaitu daerah luka/jahitan dibersihkan,
kemudian diberi antibiotik Limoxin spray dan diberikan solcoseryl. Treatment obat
yang diberikan pasca bedah yaitu meloxicam sebagai antiinflamasi diberikan selama 7
hari berturut-turut dan antibiotik amoxicillin clavulnat yang diberikan selama 5 hari
berturut-turut. Selain perawatan luka dan treatment obat, juga perlu melakukan
monitoring umum dan nafsu makan. Hal ini untuk memastikan hewan dalam keadaan
normal pasca dilakukan bedah (Nelson, 2003).

21
4.2 Evaluasi Kesembuhan Puma
 Signalemen
Jenis Hewan : Puma
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 9 tahun
Berat Badan : ±40 kg
 Anamnesa
Puma dikabarkan keeper pada hari minggu pada tanggal 06 Oktober 2019
dengan adanya luka di bagian abdomen sebelah kanan.
 Temuan Klinis
Terdapat luka terbuka yang diakibatkan benda tajam.
 Terapi
Terapi yang dilakukan adalah tindakan operasi penutupan luka.
Dan terapi obat yang diberikan terdapat pada tabel :
No Jenis Obat Dosis Pemberian Lama Terapi
1 Amoxicillin Clavulanat Oral 5 hari
2 Meloxicam Oral 7 hari
3 Limoxin Spray - Topical
4 Solcoseryl - Topical

Tanggal Observasi Tindakan


06-10-2019  Keeper melaporkan telah
terjadi luka terbuka di bagian
abdomen sebelah kanan
puma.
07-10-2019  Di lakukan tindakan operasi Anastesi :
pada puma untuk menutup Ketamine
luka terbukak Xylazine
Injeksi :
Tolfedine
Topical :
Limoxin spray

22
Solcoseryl
08-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Oral :
Amoxicillin Clavulanat
Meloxicam
Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl
09-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Oral :
 Terjadi pembukaan luka post Amoxicillin Clavulanat
operasi Meloxicam
Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl

10-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :


pemberian terapi. Oral :
 Pengobatan luka terbuka post Amoxicillin Clavulanat
operasi Meloxicam
Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl
11-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Oral :
 Pengobatan luka terbuka post Amoxicillin Clavulanat
operasi Meloxicam
Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl

23
12-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Oral :
 Pengobatan luka terbuka post Amoxicillin Clavulanat
operasi Meloxicam
Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl
13-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Oral :
 Pengobatan luka terbuka post Meloxicam
operasi Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl
14-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Oral :
 Pengobatan luka terbuka post Meloxicam
operasi Topical :
Limoxin Spray
Solcoseryl

15-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :


pemberian terapi. Topical :
Limoxin Spray

24
 Pengobatan luka terbuka post Solcoseryl
operasi

16-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :


pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl

17-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :


pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl

18-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :


pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl

19-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :


pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl
20-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl
21-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Topical :

25
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl
22-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl
23-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl
24-10-2019  Pengecekan post operasi dan Treatment yang di berikan :
pemberian terapi. Topical :
 Pengobatan luka terbuka post Limoxin Spray
operasi Solcoseryl

Meloxicam merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan gejala osteoartritis.


Penggunaan jangka pendek digunakan untuk analgesik dan antiiflamasi. Mekanisme kerja
obat ini yaitu dengan cara menghambat siklooksigenase dan penghambatan sintesis
prostaglandin (Plumb, 2008).
Amoxicillin dan Clavunalic acid merupakan antibiotik. Mekanisme clavunalic acid
bekerja dengan cara menghambat bakteri beta-laktamase seperti staphylococcus dan
membantu membunuh bakteri yang resisten terhadap amoxicillin. Dan juga pemberian obat
topical seperti limoxin spray yang bertujuan untuk membunuh bakteri penyebab abses.
Limoxin spray juga mencegah lalat untuk mendekati dan menempelkan telur atau larva
pada jaringan abses. Zat aktif dalam Limoxin spray yaitu oksitetrasiklin (Interchemie

26
2017). Dan juga diberi solcoseryl yang bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka
dengan cara memperbaiki jaringan secara optimal.

27
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Luka pada bagian abdomen sebelah kanan menunjukkan hasil yang baik dan terapi
yang diberikan sudah tepat sehingga terjadi kesembuhan.

5.2 SARAN

Sebaiknya kebersihan luka selalu di perhatikan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Bacshinar,. Karakata. 1995. Bedah Minor. Jakarta: Hipokrates


Brunner,. Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
Caso, A., Lopez-Gonzalez, C., Payan, E., Eizirik, E., de Oliveira, T., Leite-Pitman, R., Kelly,
M., Valderrama, C. & Lucherini, M. 2008. Puma concolor. The IUCN Red List of
Threatened Species 2008: e.T18868A8650385. Downloaded on 26 October 2019.
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid KL-LYSIT
Cetakan Ke-4. Penerbit PT Delta Pamungkas. Jakarta.
Gustrini, D. 2005. Gambaran Klinis Penggunaan Xylazine HCl Tunggal, Suatu Bahan
Sedativum/Hipnotikum Pada Kucing. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
Interchemie. 2017. Limoxin 25-spray. [internet]. Tersedia pada
https://www.interchemie.com/veterinary-medicines/l limoxin -25-spray.html. (diakses
pada tanggal 22 Oktober 2019)
Kitchener, A., 1991. The Natural History of the Wild Cats. Christopher Helm, London.
Meyer K. 2007. Canine Surgery. American Veterinary Publication, Inc. Santa Barbara
California.
Nelson RW, Couto CG. 2003. Small Animal Internal Medicine. Ed-3. Missouri : Mosby.
Perry, Potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Rahim, SA. 2013. Bedah Veteriner Umum Anestesi Umum [karya ilmiah].
Slatter, D., 2003, Textbook of Small Animal Surgery Volume 2 3th edition. Sounders, An
Inprint of Elsevier Science.
Solcoseryl [homepage on internet][diunduh 22 Oktober 2019]. Tersedia dari: URL:
http://www.drugs-pro. com/skin-problems/solcoseryl.html.

29

Anda mungkin juga menyukai