Ciri-cirinya :
-ukuran tubuh yang bisa mencapai panjang hingga 2-3 meter dan bobot 60 kg.
-termasuk hewan karnivora walaupun pada kenyataannya lebih banyak memakan bangkai
hewan. -habitat di daerah panas.
Komodo sangat langka dan di alam liar ditemukan hanya di lima pulau, yaitu: Kepulauan
Komodo, Rinca, Gili Montang dan Gili Dasami – semua berada dalam Taman Nasional
Komodo – dan pulau Flores, di mana Komodo menjelajah dengan bebas.
Habitat kadal bisa apa saja dari hutan tropis kering, sabana sampai sebuah hutan musim
gugur. Tidak peduli di mana mereka tinggal, Komodo menyukai panas yang ekstrim. Hal ini
biasanya sekitar 95 derajat Fahrenheit (35 derajat Celcius) dengan 70 persen kelembaban di
pulau Indonesia.
Populasi
Sekitar 4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini
terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami
(100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor).
Biawak komodo telah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia
dan habitanya dijadikan taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, yang tujuannya
didirikan untuk melindungi mereka.
Ciri-ciri harimau:
- Harimau ini hanya ada di pulau Sumatera, terutama di daerah Jambi.
- Bewarna loreng
- Hewan karnivora
Harimau sumatra (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae[2]) adalah subspesies harimau
yang habitat aslinya di pulau Sumatra, dan merupakan satu dari enam subspesies harimau
yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang
terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis
Lembaga Konservasi Dunia IUCN
Manfaat Harimau
1. Sebagai Predator Utama
2. Melindungi Hutan
3. Menjaga Ekosistem
4. Sebagai Puncak Rantai Makanan
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di
Sumatra. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang
menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila
berhasil lestari.[3]
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan
tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor
harimau sumatra terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
Pada tahun 2017, Satuan Tugas Klasifikasi Kucing dari Cat Specialist Group merevisi
taksonomi kucing sehingga populasi harimau yang hidup dan punah di Indonesia sekarang
digolongkan sebagai P. t. sumatrae
Penyebab Kelangkaan
Perburuan ini menyebabkan banyak hewan liar yang mati dan terancam punah
Jumlah Populasi
Populasi Orangutan di Pulau Sumatera dan Borneo. Jakarta - Orangutan di
Pulau Sumatera dan Borneo saat ini diperkirakan berjumlah 71.820. Berdasarkan hasil
Population and Habitat Viability Assessment (PHVA)orangutan 2016, jumlah itu ada di
habitat seluas 17.460.000 hektare
Penyebab kelangkaan
Beberapa penyebab berkurangnya populasi orangutandiantaranya adalah praktik perburuan
dan pembalakan liar, alihnya fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, perubahan
iklim, serta kebakaran hutan
Langkah pemerintah
Berpijak pada kondisi ini maka upaya progresif untuk menyelamatkan keberadaan orangutan
harus segera dilakukan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan yakni. Pertama,
pemerintah Indonesia harus segera merevisi UU perlindungan satwa liar. Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di Indonesia mengatur
hukuman untuk setiap pelanggaran yakni 5 tahun penjara dan denda maksimal 100 juta.
Namun hingga hari ini sangat jarang sekali pelaku yang dikenal hukuman maksimal. Untuk
itu undann-undang yang mengatur mengenai perlindungan hewan khususnya hewan langka
harus dipertegas, supaya efek jera bisa terjadi.
Kedua, orang yang bekerja di penegakan hukum harus lebih akuntabel terhadap kejahatan
terhadap orangutan. Ada kasus yang terjadi justru para penegak hukum sendiri yang berburu
atau membeli kera untuk hewan peliharaan. Untuk itu diperluakan sebuah evaluasi untuk
menjamin bahwa penegak hukum bekerja secara profesional.
Ketiga, memperbaiki habitat orangutan. Sebagai langkah awal dalam penyelamatan
Orangutan dari kepunahan adalah dengan cara menyelamatkan habitatnya terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara penghentian pembukaan hutan untuk lahan perkebunan
sawit, berperang melawan illegal logging, reboisasi, membatasi jarak habitat orangutan
dengan pemukiman penduduk dan menggalakkan gerakan tanam seribu pohon.
Mustahil kita melestarikan orangutan tanpa melestarikan habitatnya, karena orangutan adalah
satwa liar yang lebih suka hidup di alam bebas dari pada di penangkaran atau di kebun
binatang. Penelitian membuktikan orangutan yang tinggal di penangkaran dan karantina
umurnya lebih pendek dari orang utan yang hidup di alam bebas. Jadi, rehabilitasi habitat
orangutan adalah harga mutlak dalam usaha pelestarian Orangutan.