Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kuliah Lapangan

Pengamatan Hewan Yang Termasuk Kelas Mamalia


Di Taman Hewan Pematang Siantar

Oleh :

Nama : Oliani Halawa

NIM : 4182220009

Kelas : PSB A 2018

Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Vertebrata

Dosen Pengampu : Aida F. Sitompul, M. Si.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Judul : Pengamatan Hewan Yang Termasuk Kelas Mamalia Di
Taman Hewan Pematang Siantar

Tujuan : - Mengetahui tingkahlaku hewan kelas Mamalia


- Mengetahui Perbedaan hewan dari Indonesia dengan Luar
Negeri

- Mengetahui Jenis Mamalia apa saja yang ada di Taman Hewan


Pematang Siantar

Tinjauan Teoritis :
Taman Hewan Pematang Siantar merupakan peninggalan dari zaman Kolonial Belanda,
dan didirikan pada tanggal 27 Nopember 1936. Setelah berakhirnya kekuasaan Kolonial Belanda
selanjutnya Taman Hewan Pematang Siantar dikelola oleh Pemerintah Kotamadya Pematang
Siantar. Taman hewan merupakan tempat berbagai jenis satwa dikumpulkan, dipelihara, dan
diperagakan untuk umum dan berfungsi sebagai sarana rekreasi alam sehat, dalam mendidik dan
mengembangkan budaya masyarakat untuk memelihara keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup.
Taman Hewan Pematang Siantar termasuk ke dalam taman rekreasi. Taman rekreasi
dapat diartikan sebagai kawasan khusus, biasanya tertutup sehingga untuk memasukinya perlu
membayar tanda masuk, tempat para pengunjung bisa bersantai dan menghibur diri dengan
memanfaatkan beranekaragam fasilitas: hiburan, perunjukan, pameran, permainan, restoran, dan
toko-toko cendera mata. Kelengkapan taman ini bisa berwujud gejala-gejala alam (hutan,
kawasan gunung, kebun binatang) dapat pula hasilhasil ciptaan manusia dalam berbagai bentuk
yang memberikan kesegaran jasmani dan rohani para pengunjungnya. Taman Hewan Pematang
Siantar terletak di Jalan Gunung Simanuk-manuk kelurahan Timbang Galung dan terletak di
pusat kota. Jika, ditinjau dari sudut pandang ekonomis, tentunya posisi ini sangat strategis,
karena terletak di pusat kegiatan kota Pematang Siantar serta mudah dijangkau dari berbagai
sudut kota. Ketika dikelola oleh pemerintah setempat banyak terjadi perubahan terhadap taman
hewan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah binatang, kondisinya yang
terawat, kebersihan yang terjaga, kenaikan jumlah pengunjung, serta mulai dilengkapinya
berbagai fasilitas, seperti taman bermain.
Taman Hewan Pematang Siantar (THPS) merupakan salah satu objek wisata yang telah
dikenal oleh masyarakat luas. Daerah ini merupakan salah satu fasilitas konservasi eks-situ yang
banyak diminati oleh masyarakat, baik masyarakat yang ada di Kota Pematang Siantar maupun
dari luar Kota Pematang Siantar. THPS merupakan taman satwa yang artinya tempat atau wadah
dengan fungsi utama eks-situ yang melakukan usaha perawatan dan penangkaran berbagai jenis
satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan
dan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi
serta untuk sarana rekreasi alam yang sehat.
THPS merupakan salah satu lembaga konservasi yang ada di Sumatera Utara, yang
bergerak dibidang pemanfaatan fauna dengan menjaga keberlangsungan spesies yang ada di
dalamnya. THPS menjunjung tinggi nilai konservasi dan menjadi ikon penting dalam pariwisata
di Sumatera Utara, khususnya di Kota Pematang Siantar. Objek wisata THPS mempunyai dua
fungsi khusus yaitu ruang terbuka hijau sebagai sarana rekreasi dan strategi konservasi secara
terpadu untuk melindungi satwa terancam punah. Objek ini memiliki nilai lingkungan secara
ekonomi yang dapat digunakan sebagai usaha pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan,
selain itu harus melayani konsumen secara optimal (Banjarnahor, 2011).
Taman Hewan Pematang Siantar sebagai sebuah Lembaga Konservasi sampai saat ini
mengkonservasi beragam jenis satwa yang terdiri dari koleksi Mamalia sebanyak 201 ekor dari
51 spesies, koleksi Aves 455 ekor dari 113 spesies, dan koleksi Reptil 59 ekor dari 19 spesies.
Jumlah keseluruhan satwa koleksi yang dikonservasi di dalam THPS totalnya mencapai
sebanyak 715 ekor yang terdiri dari 183 spesies. Sampai saat ini jumlah koleksi yang terdapat di
THPS terus bertambah karena THPS memiliki kebijakan konservasi dan penangkaran satwa
yang dapat terbilang sukses. THPS dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga konservasi
sudah memiliki kemampuan yang mandiri dalam melestarikan satwa dan berhasil dalam
menangkar satwa yang termasuk langka seperti Siamang, Harimau Putih dan Harimau Sumatera.
Selain itu THPS juga kerap menerima sumbangan hewan yang ditangkap oleh masyarakat atau
hewan hasil buruan dan peliharaan warga. Diantaranya THPS pernah menerima buaya pemangsa
manusia yang tertangkap warga di Kabupaten Labuhan Batu.
Taman Hewan Pematangsiantar juga memiliki beberapa koleksi yang terbilang unik dan
tiada duanya di Indonesia, seperti keberadaan seekor Buaya yang dipercaya merupakan Buaya
Darat tertua yang berhasil bertahan hidup dalam asuhan manusia dalam Kebun Binatang. Buaya
Sinyulong (false gharial) yang telah berumur 76 tahun terhitung pada tahun 2012 tersebut sudah
ditampung di Taman Hewan Pematangsiantar sejak berdirinya kebun binatang tersebut di tahun
1936. Selain keberadaan Buaya Tertua dalam penangkaran, THPS juga memiliki koleksi unik
berupa Liger yang murni merupakan hasil penangkaran sendiri oleh THPS, sekaligus menjadikan
THPS merupakan satu-satunya kebun binatang di Indonesia yang sukses dalam menangkar
Liger, Mamalia Karnivora yang berjenis kucing besar hasil Perkawinan Silang antara Singa
dengan Harimau.
Kelompok mammalia semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya. Susu
dihasilkan oleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mammalia disebut
juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.Selain memiliki kelenjar susu, Mammalia juga
berambut serta memiliki tiga tulang telinga tengah.Ketiga ciri ini tidak dimiliki oleh vertebrata
lainnya. Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan
embrionya.Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut keratin.Rambut mammalia
berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan
lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis,sebagai pelindung dari gesekan
maupun sinar matahari, sebagai penyamar ata pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan
sebagai penciri kelamin. Tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang
martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.Ketiga tulang tengah berperan dalam pendengaran,
yaitu meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke telinga dalam.

Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia adalah :


- geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
- rahang bawah tersusun dari satu tulang
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
- otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
- menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga
digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
- fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
- melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar
- Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan. Ada jga mammalia yang hidup di
daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun. Beberapa jenis ada yang menyelam
untuk mencari makanan di perairan. Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan
arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan.
- Meskipun ciri-ciri yang dimiliki hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain
untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya
hanya tiga gram. Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang
panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton. Struktur tubuh mammalia sesuai dengan
cara hidupnya, yaitu ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.
Mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu Mammalia bertelur (prototheria)
contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus), mammalia berkantung (metatheria)
contohnya adalah kanguru (Macropus sp.), dan mammalia berplasenta (eutheria).
2. Klasifikasi Beberapa Mamalia yang di Amati :

a. Rusa Tutul

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Cervidae

Genus : Axis

Spesies : Axis Deer

Ciri-ciri :

 Rambut tubuhnya berwarna coklat dengan totol putih


 Berat badan jantan dewasa 50-70 kg
 Betina dewasa 40-50 kg
 Tinggi gumba sekitar 90-100 cm
 Sebagai hewan herbivora menyukai hampir segala jenis hijauan terutama memakan
rumput dan dedaunan serta makanan tambahan lainnya.
 Pubertas pada betina terjadi pada umur 10-15 bulan dan pada jantan pada umur 12-16
bulan, siklus estrus 18-21 hari, lama kebuntingan 234 hari, jarak antar kelahiran sekitar
275 hari.
 Aslinya berasal dari india sampai sri lanka
 Habitatnya padang rumput
b. Landak

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Hystricidae

Genus : Trichys

Spesies : Trichys fasciculata

Ciri-ciri :

 Tidak mempunyai daun telinga


 Gigi hanya terdapat pada binatang muda, sedang pada binatang dewasa berbentyuk zat
tanduk
 Landak mempunyai bulu keras yang meliputi bahagian atas badan mereka.
 Duri landak ini merupakan salah satu alat pertahanan landak yang efektif
 Jika landak diserang atau terasa terancam, landak akan mencoba melarikan diri dengan
cepat ke dalam sarang mereka yang biasanya terletak di bawah tanah.
 Landak berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan mempunyai bulu di badan
 Sarangnya adalah lubang sedalam lebih kurang 5 meter yang terhubung-sambung

c. Harimau (Harimau Sumatera)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Felidae

Genus : Phantera

Spesies : Phantera tigris


Ciri-ciri :

 Harimau Sumatra mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau
lainnya
 Pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat
 Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci
 Berat 300 pound dan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60cm
 Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci
 Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air
 Mereka berburu di malam hari. Umumnya celeng dan rusa, dan terkadang unggas atau
ikan
 Harimau Sumatra dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari.
Harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6
ekor

d. Beruang

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Ursidae

Genus : Helarctos

Spesies : Helarctos malayanus

Ciri-ciri :

 Beruang memiliki ekor kecil, indra penciuman dan pendengaran yang ulung
 lima kuku per telapak tangan yang tak dapat ditarik masuk, serta bulu yang panjang, lebat
dan kasar.
 cakar yang lebar, moncong yang panjang, dan telinga bundar
 Pengelihatan beruang hampir sama dengan pengelihatan manusia
 dapat berlari mencapai kecepatan 50 km/jam (30 mph). Beruang juga dapat bergerak
dengan fleksibel dan lincah.
 Bulu beruang panjang dan kasar.
 jantan lebih besar daripada betina

e. Siamang

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primata

Famili : Hylobatidae

Genus : Symphalangus

Spesies : Symphalangus syndactylus

Ciri-ciri :

 Bulu Siamang berwarna hitam atau perang kemerah-merahan


 Mereka hidup berkelompok antara enam sampai tujuh ekor
 Siamang jantan lebih besar dibandingkan dengan siamang betina, dan bersikap agresif
ketika diganggu.
 Sewaktu ada bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti
oleh siamang jantan selama tiga sampai lima belas menit.
 Siamang mahir bergayut tetapi pergerakannya terbatas di atas tanah
 Siamang betina berjalan tegak dengan sebelah kaki depannya diangkat serta diletakkan di
belakang kepalanya sedangkan siamang jantan berjalan dengan dukungan sepasang kaki
depan.
 Siamang mampu melahirkan seekor anak setahun
 Makanan paginya adalah buah-buahan yang ranum dan setelah itu, ia hanya makan
pucuk-pucuk kayu.
f. Unta

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artyodaktila

Famili : Camelidae

Genus :Camelus

Spesies : Camelus linealus

Deskripsi :

 Spesies hewan berkuku genap dari genus Camelus (satu berpunuk tunggal - Camelus
dromedarius, satu lagi berpunuk ganda - Camelus bactrianus) yang hidup ditemukan di
wilayah kering dan gurun di Asia dan Afrika Utara.
 Rata-rata umur harapan hidup unta adalah antara 30 sampai 50 tahun.Domestikasi unta
oleh manusia telah dimulai sejak kurang lebih 5.000 tahun yang lalu. Pemanfaatan unta
antara lain untuk diambil susu (yang memiliki nilai nutrisi lebih tinggi dari pada susu
sapi) serta dagingnya, dan juga digunakan sebagai hewan pekerja.
 Unta hidup di padang pasir yang memiliki range temperatur udara yang mampu
membunuh mayoritas makhluk hidup. Selain itu, mereka mampu untuk tidak makan dan
minum selama beberapa hari.
 Tubuh unta dapat bertahan hingga pada suhu 41 derajat celcius. Lebih dari itu, unta mulai
berkeringat. Penguapan dari keringat yang terjadi hanya pada kulitnya, bukan pada
rambutnya. Dengan cara pendinginan yang efisien itu, unta mampu menghemat air cukup
banyak.
 Unta mampu bertahan dengan kehilangan massa sekitar 20%-25% selama berkeringat.
Mayoritas makhluk hidup hanya mampu bertahan hingga kehilangan massa sekitar 3%-
4% sebelum terjadi gagal jantung akibat mengentalnya darah. Meski unta kehilangan
banyak cairan tubuh, darahnya tetap terhidrasi, hingga batas 25% tercapai.

g. Musang Luwak

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Viverridae

Genus :Paradoxurus

Spesies : Paradoxurus hermaproditus

Deskripsi :

 Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan
garangan (Viverridae)
 Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai
musang pulut.
 Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum,
Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common
musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.
 Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40
cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.
 Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua)
sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis
gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik
besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di
sebelah menyebelah tubuhnya.
 Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di
bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar
lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
DAFTAR PUSTAKA

Banjarnahor, L.E. 2011. Pengelolaan Orangutan (Pongo abelii) secara Ex-Situ, di Kebun
Binatang Medan dan Taman Hewan Pematang Siantar. Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Taman Hewan Pematang Siantar. 2015. Data Kunjungan Tahunan Ke Taman Hewan Pematang
Siantar.

Anda mungkin juga menyukai