Anda di halaman 1dari 3

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PELESTARIANNYA

Oleh: Fatimah Ismawati

A. Manfaat Keanekaragaman Hayati


1. Sebagai Penghasil Sumber Daya Alam Hayati
a. sumber kayu, sumber karbohidrat dan protein, serta sumber bahan-
bahan obat-obatan dan kosmetika.
Jenis-jenis kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, meranti
rawa, dan keruing rawa.
b. sumber plasma nutfah.
Sumber plasma nutfah berpotensi untuk meningkatkan hasil-hasil
pertanian, peternakan, perikanan, memperbaiki kualitas tanaman
dan hewan-hewan budidaya dan dapat menghasilkan bahan obat-
obatan
c. sumber perikanan.
2. Sebagai Sarana pembangunan Ilmu Pengetahuan, Pendidikan,
Rekreasi, dan Wisata
Keanekaragaman hayati masih dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang
ilmu pengetahuan, seperti biologi, ekologi, dan oseanologi.
Kebun binatang, kebun raya, dan hutan wisata sering
dimanfaatkan sebagai tempat perlindungan sekaligus bagi spesies hewan
dan tumbuhan yang langka dan mulai terancam punah.
Selain itu, ketiga tempat itu juga dapat digunakan sebagai sarana
pendidikan, rekreasi, dan wisata bagi masyarakat sekaligus juga sebagai
sarana untuk penanaman rasa cinta dan peduli terhadap keanekargaman
hayati.
3. Manfaat dari aspek Sosial dan Budaya Masyarakat
Dalam upacara ritual keagamanaan atau adat banyak
memanfaatkan keanekaragaman hayati. Bayak spesies pohon di Indoesia
yang dipercaya sebagai pengusir rohjahat atau tempat tinggal roh jahat
seperti beringin dan bambu kuning (di Jawa). Upacara kematian di Toraja
menggunakan berbagai spesies tumbuhan yang dianggap memiliki nilai
magis untuk ramuan mememandikan mayat. Misalnya limau, daun
kelapa, pisang, dan rempah-rempah lainnya.
Pada upacara Ngaben di Bali digunakan 39 spesies tumbuhan.
Dari 39 spesies tersebut banyak tumbuhan yang tergolong sagai
penghasil minyak atsiri dan bau harum seperti kenanga, melati, cempaka,
pandan, sirih, dan cendana. Jenis lain, yaitu dadap dan tebu hitam
diperluukan untuk menghanyutkan abu ke sungai.

B. Penyebab Hilangnya Keanekaragaman Hayati


a. Hilangnya Habitat dan Fragmentasi : hilangnya habitat adalah
menyusutnya materi pada tempat yang sesuai untuk hidup. Fragmentasi
habitat adalah pemisahan suatu habiat menjadi lebih kecil lagi.
b. Spesies-spesies eksotik (pendatang) : spesies pendatang sering kali
menjadi penyebab terhadap rusaknya atau musnahnya spesies asli suatu
ekosistem.
c. Degradasi Habitat : kerusakan habitat oleh polusi dan polusi dapat
diartikan sebagai perubahan-perubahan lingkungan yang menimbulkan
pengaruh negative terhadap kehidupan dan kesehatan bagi makhluk
hidup.
d. Eksploitasi secara berlebihan : eksploitasi sumber daya alam dapat
dikataka berlebihan jika jumlah yang diambil lebih besar dibandingkan
dengan sumber daya alam tersebut untuk membarui diri.

C. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati


1. Usaha perlindungan konversi
 Cagar Alam
kawasan suaka alam yang memiliki tumbuhan, hewan, ekosistem yang
khas sehingga perlu dilindungi.
 Suaka Margasatwa
kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman
dan keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
 Taman Nasional
kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola
dengan sistem zonasi.
 Taman Wisata Alam : taman pelestarian alam.
 Taman Hutan Raya
kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi hewan dan tumbuhan
yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli.
 Taman Buru
kawasan yang didalamnya terdapat potensi satwa buru yang
diperuntukkan untuk rekreasi berburu.
2. Usaha Perlindungan melalui Peraturan Perundangan
Tujuannya untuk melindungi beberapa jenis hewan yang terdapat di
Indonesia.
3. Usaha Perlindungan melalui Keppres
Misalnya melalui Keppres No.4 Tahun 1993 trelah menetapkan beberapa
tumbuhan dan hewan asli Indonesia sebagai tumbuhan dan hewan
nasional.
4. Pelestariaan Keanekaragaman Hayati Indonesia
a. Pelestarian in situ: upaya pelestarian langsung di alam.
b. Pelestarian ek situ : upaya pelestarian dengan cara penangkaran yang
dilakukan bukan di tempat hidup (habitat) asli suatu makhluk hidup.
Cara ini terutama dilakukan terhadap spesies makhluk hidup yang
langka atau memiliki nilai ekonomi tinggi. Misalnya penangkaran hewan
langka seperti badak, jalakbali, dan rusa timur. Tempat pencagaran ek
situ misalnya di kebun raya, kebun binatang dan Taman Safari.

Anda mungkin juga menyukai