Anda di halaman 1dari 15

Cagar Alam

Pengertian cagar alam adalah sebuah tanah atau lahan atau hutan yang dijadikan sebagai kawasan
konservasi. Kawasan ini diperuntukkan untuk melindungi dan membudidayakan flora dan fauna
yang hampir mengalami kepunahan. Cagar alam di bangun pada habitat aslinya, dengan kata lain
cagar alam termasuk dalam metode insitu. Metode insitu adalah metode konservasi yang
dilakukan di alam.

Sebagai kawasan konservasi, cagar alam juga dipakai untuk dunia ilmu pengetahuan. Dimana para
ilmuwan dapat mempelajari dan membudidayakan jenis fauna dan flora yang langka. Karena
diperuntukkan sebagai kawasan konservasi, cagar alam di larang dijadikan sebagai tempat wisata
atau tujuan komersil. Sebuah ekosistem, dapat menjadi cagar alam jika memenuhi syarat berikut:

1. Memiliki ekosistem yang unik


2. Terdapat jenis fauna dan flora yang dilindungi
3. Ekosistem belum mengalami kerusakan parah atau kehancuran
4. Ekosistem masih bersifat alami

Memiliki luas yang cukup

Indonesia sendiri sebagai negara yang di apit dua benua dan dua samudra, memiliki banyak jenis
fauna dan flora. Beberapa jenis fauna dan flora di Indonesia, dianggap langka atau punah. Oleh
karena itu, indonesia sendiri memiliki banyak cagar alam yang tersebar di seluruh indonesia. Total
terdapat 237 cagar alam yang ada di Indonesia, dengat total luasnya mencapai 4.730.704 hektar.
Beberapa contoh cagar alam yang ada di Indonesia salah satunya adalah cagar Alam Jantho Aceh
Besar

Pengertian Cagar Alam

Pengertian cagar alam adalah pelestarian lingkungan dimana daerah tersebut memiliki ciri–ciri dan
karakteristik terdapatnya berbagai macam tumbuhan yang berasal dari berbagai negara dan
tumbuhan yang mendekati kelangkaan atau hampir punah.

Suatu cagar alam harus melindungi dan melestarikan jenis–jenis tanaman yang terdapat di dalam
cagar alam secara alami agar kondiri natural dari tanaman tersebut dapat terjaga keasliannya.
Seluruh jenis flora yang terdapat di dalam cagar alam memiliki fungsi nilai guna yang tinggi. Fungsi
nilai tersebut berguna untuk pengetahuan di masa sekarang dan masa yang akan datang kelak.

Biasanya cagar alam digunakan suatu perguruan tingigi, lembaga, atau seorang peneliti yang ingin
melakukan penelitian dengan tujuan mengkaji keanekaragaman flora yang terdapat di suatu
lingkungan cagar alam.

Pada dunia pendidikan, cagar alam biasanya akan digunakan untuk bahan pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum. Lingkungan cagar alam masuk ke dalam kurikulum materi geografi SMA
kelas XI tentang mengidentifikasi fenomena biosfer.
Cagar Alam berfungsi sebagai kawasan perlindungan terhadap seluruh komponen ekosistem, baik
flora, fauna, maupun habitatnya. Semua proses tersebut dibiarkan berlangsung secara alami tanpa
campur tangan manusia sehingga karena kawasan tersebut harus dibiarkan sesuai dengan aslinya.
Campur tangan manusia hanya dimungkinkan apabila terjadi suatu proses, baik alamiah maupun
karena perbuatan manusia, yang dapat mengakibatkan kawasan tersebut punah.

Penetapan cagar alam mewakili tipe ekosistem tertentu semisal terumbu karang, mangrove,
lamun, hutan dataran rendah, hutan meranggas, savanna (padang rumput), gurun, rawa dan
danau, sungai, payau, batu kapur dan gamping, gua, submontane dan alpine, dan sebagainya.
Karena itu, sebuah negara yang memiliki komitmen terhadap konservasi, akan memiliki sangat
banyak kawasan cagar alam. Banyaknya cagar alam ditentukan berdasarkan banyaknya tipe
ekosistem yang ada dan perlu diperlindungi di negara tersebut.

Cagar Alam Jantho merupakan hutan yang menjadi tempat


konservasi dari berbagai jenis flora dan fauna langka. Juga
menjadi tempat wisata dengan keindahan yang masih alami.
Cagar Alam Jantho, Paru-Paru Dunia di
Aceh Besar
Kabupaten Aceh Besar memang memiliki kekayaan wisata alam yang sungguh luar biasa.
Terdapat berbagai wisata alam seperti air terjun, pantai serta wisata alam lain yang masih
belum tersentuh oleh banyak wisatawan. Di Kabupaten Aceh Besar juga terdapat sebuah
hutan yang masih sangat asri, serta menyimpan beragam flora dan fauna didalamnya, yaitu
Cagar Alam Jantho.

Cagar Alam Jantho merupakan sebuah kawasan yang dilindungi oleh pemerintah Nanggroe
Aceh Darussalam. Keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat didalamnya, menjadi
daya tarik tersendiri untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Tempat ini juga sangat
cocok bagi seorang pecinta alam sejati yang hobi berpetualang di alam liar.

Secara administratif, hutan tersebut terletak pada Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar,
Provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi Cagar Alam Jantho, wisatawan setidaknya harus
menempuh jarak kurang lebih 50 kilometer atau melakukan perjalanan selama satu jam dari
Banda Aceh. Namun jika dari Kota Jantho, lokasinya cukup dekat hanya sekitar 9 kilometer
saja.

Sebelum bertolak ke Cagar Alam Jantho, sebaiknya persiapkanlah terlebih dahulu kondisi
fisik karena untuk menyusuri hutan tersebut diperlukan kondisi fisik yang prima. Selain itu,
persiapkan perlengkapan seperti baju hangat, sepatu, perbekalan, dan alat-alat pendukung
lainnya. Wisatawan juga harus melapor terlebih dahulu kepada pengelola untuk mendapat
izin.

Menikmati Cagar Alam Jantho, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tracking, atau
bersepeda. Sebagian besar wisatawan lebih memilih untuk menggunakan sepeda, karena
luasnya hutan sehingga lebih efisien. Ada pula yang menggunakan kendaraan seperti
motorcross, namun tak disarankan karena bisa menggangu dan merusak ekosistem yang ada
di dalam hutan.
Pesona Cagar Alam Jantho
Cagar Alam Jantho menawarkan sejuta pesona yang bisa dinikmati oleh wisatawan. Secara
keseluruhan, kawasan yang juga berfungsi sebagai paru-paru dunia ini memiliki luas hingga
8.000 hektar. Dalam menyusuri setiap jengkal hutan, akan dipenuhi dengan pepohonan
hijau yang membuat suasana rindang serta alami. Udara yang ada di hutan juga sangat
segar, dan bebas dari yang namanya polusi.

Sebagai cagar alam, tempat tersebut menyimpan flora dan fauna langka yang dilindungi.
Tak jarang wisatawan bisa melihat orangutan yang tengah asyik bergelantungan
dipepohonan. Selain orangutan, dikawasan ini juga terdapat fauna seperti kucing hutan,
siamang, harimau, rusa, kijang, gajah, kambing hutan dan masih banyak lagi.

Tak hanya fauna, terdapat pula berbagai macam jenis tumbuhan yang menghiasi Cagar
Alam Jantho ini. Yang paling menarik perhatian tentu adalah bunga raflesia arnoldi, yang
merupakan bunga terbesar didunia. Untuk melihat bunga tersebut, wisatawan harus datang
pada waktu tertentu karena bunga ini tak selalu mekar di sepanjang tahun. Selain raflesia,
terdapat flora seperti pohon pinus, beringin, kayu hitam, damar, medang dan masih banyak
lagi.

Di kawasan cagar alam ini wisatawan juga bisa melihat hutan pinus yang tumbuh secara
rapi sehingga membuat sebuah fenomena indah yang cukup unik. Hutan pinus ini tak jarang
dijadikan sebagai background berfoto dari para pendaki. Wisatawan juga bisa bersantai
dengan memasang hammock diantara dua pohon pinus sambil beristirahat menikmati
suasana yang mententramkan jiwa.

Pada tempat tertentu dipuncak bukit, wisatawan juga bisa melihat indahnya pemandangan
yang terhampar hijau dari perbukitan disekitar. Di padang rumput yang cukup luas,
wisatawan bisa beristirahat sambil menikmati lukisan alami maha karya dari sang pencipta.
Jika cuaca sedang cerah, juga akan nampak deretan pegunungan yang gagah berdiri dari
kejauhan.
Di Cagar Alam Jantho, juga memiliki sungai dengan air yang cukup jernih serta arusnya
yang tak begitu deras. Di sungai ini wisatawan biasanya meluapkan keletihan dengan
mandi atau sekedar bermain air. Wisatawan juga bisa memancing ikan untuk dijadikan
santapan dengan cara dibakar.

Fasilitas Cagar Alam Jantho


Fasilitas yang terdapat pada Cagar Alam Jantho ini dapat dikatakan masih sangat terbatas.
Hanya terdapat sebuah pos wisata yang terletak di pintu masuk dari cagar alam. Masih
belum ditemukan fasilitas seperti kamar mandi umum, warung, serta fasilitas pendukung
wisata lainnya.

Namun wisatawan bisa memanfaatkan beberapa fasilitas yang ada didesa pada kaki Cagar
Alam Jantho. Di desa tersebut, terdapat masjid bagi wisatawan muslim yang hendak
melakukan ibadah sholat. Terdapat pula warung, serta toko sederhana yang menjual
makanan dan minuman ringan untuk perbekalan ketika tracking ke hutan.

Baca Juga: Air Terjun Peucari, Air Terjun Eksotis di Balik Hutan Belantara

Wisatawan juga bisa menggunakan kamar mandi warga setempat untuk sekedar bersih-
bersih atau mandi. Tentunya, harus izin terlebih dahulu kepada sang pemilik. Jika ingin
menginap, wisatawan bisa menginap di rumah warga setempat.

Cagar Alam Jantho memang menawarkan pesona wisata alam yang cukup memukau
sebagai alternatif wisata di Aceh Besar. Berikut aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan
ketika berada di cagar alam tersebut.

Menikmati Keindahan Alam


Cagar Alam Jantho menawarkan keindahan alam yang masih begitu alami serta belum
terjamah oleh banyak wisatawan. Jika kamu hobi berpetualang, kamu bisa menjadikan
tempat ini sebagai tujuan wisata ketika berada di Aceh. Dengan bersepeda, kamu akan
dimanjakan dengan banyak pepohoan hijau yang tumbuh di sisi kiri dan kanan.
Selain itu, masih banyak pesona hutan yang bisa kamu nikmati seperti hutan pinus serta
padang rumput dengan panorama yang memukau. Sebagai paru-paru dunia dan pusat
konservasi, tak heran bila udara disini sangat segar dan sejuk. Tempat ini juga sangat cocok
bagi seorang pecinta alam yang ingin menenangkan diri jauh dari keramaian ibukota.

Melihat Flora dan Fauna


Tak hanya menawarkan alam yang masih perawan, di tempat ini kamu bisa melihat
berbagai flora fauna yang dilindungi. Terdapat bermacam hewan seperti gajah, harimau,
orangutan, dan masih banyak lagi. Hewan-hewan tersebut memang disengaja hidup di alam
liar agar tak terganggu oleh manusia. Tak perlu khawatir karena juga terdapat pawang yang
telah berpengalaman menangani hewan liar.

Di Cagar Alam Jantho juga terdapat beraneka macam jenis tumbuhan liar yang dilindungi
seperti bunga raflesia, hutan pinus dan lainnya. Hutan pinus menjadi tempat favorit
wisatawan, karena disini kamu bisa merasakan ketenangan dibalik ratusan pohon pinus
yang tumbuh subur. Kamu juga bisa memasang hammock untuk sekedar bersantai
menikmati udara segar. Sayangnya, banyak orang-orang tak bertanggung jawab yang sering
melakukan penebangan sehingga ada beberapa pohon yang rusak.

Bermain di Sungai
Di cagar alam ini, terdapat sungai dengan air yang cukup jernih dan tak terlalu dalam.
Sungai ini sering dijadikan tempat peristirahatan ketika bersepeda atau tracking. Kamu bisa
berenang, bermain air atau sekedar cuci muka di air yang bersumber dari mata air alami.
Airnya sangat sejuk dan menyegarkan, bahkan tak jarang wisatawan yang mengisi botol
minuman dengan air tersebut.

Di sungai ini kamu juga bisa mencari ikan dengan memancing. Terdapat beberapa jenis
ikan seperti ikan jurung atau ikan kerling. Kamu bisa memasaknya dengan cara membakar
dengan memanfaatkan ranting-ranting pohon yang sudah kering. Akan terasa nikmat,
menikmati ikan segar ditempat yang asri dan alami.
Tips Berwisata di Cagar Alam Jantho

 Siapkanlah kondisi fisik, sebelum berencana untuk pergi ke cagar alam ini.
 Persiapkan seluruh peralatan pendukung untuk menyusuri hutan.
 Bawalah perbekalan seperti makanan kecil dan air minum, karena tak ada warung disekitar.
 Sebaiknya ajaklah seseorang atau pemandu, yang mengetahui medan di cagar alam.
 Selalu berhati-hati dan waspada ketika berada di dalam hutan.
 Jagalah kebersihan dengan tak membuang sampah sembarangan di sekitar cagar alam.
 Jangan merusak, atau mengganggu flora dan fauna yang dilindungi di cagar alam.

Cagar Alam Jantho, Rumah


Menyenangkan Orangutan Sumatera
oleh Junaidi Hanafiah [Aceh] di 21 November 2018

Cagar Alam Jantho adalah tempat ideal pelepasliaran orangutan sumatera.


Jantho dipilih karena alasan meyakinkan, berdasarkan hasil survei di wilayah ini
tersedia pakan melimpah, daya dukung habitat meyakinkan, dan tidak ada
populasi orangutan liar. Hingga saat ini, total 109 individu orangutan
reintroduksi telah dilepasliarkan dengan tujuan utama membentuk populasi
orangutan baru yang mandiri.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji
Prabowo mengatakan, sejauh ini reintroduksi telah menghasilkan populasi
orangutan baru. Dua bayi orangutan ditemukan pada 11 September 2017 dari
induk yang dilepasliarkan 2011 lalu.

Namun, akar masalah di lapangan adalah masih banyak orangutan yang


ditangkap, dijadikan hewan peliharaan. “Kami tidak akan bosan mengatakan,
masyarakat yang menangkap, membunuh, memperdagangkan, atau memiliki
orangutan di Indonesia tentunya telah melakukan perbuatan ilegal. Akan ada
sanksi hukum berupa denda hingga penjara,” jelasnya.

Sapto mengatakan, semua orangutan yang disita dari masyarakat atau penjual,
dibawa ke pusat karantina yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL)
melalui Program Konservasi Orangutan Sumatra (SOCP) di Sibolangit,
Sumatera Utara. “Setelah mendapat perawatan dan pelatihan di Sibolangit,
satwa yang dilindungi undang-undang ini dipindahkan ke pusat reintroduksi
orangutan di Cagar Alam Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, untuk
dilepasliarkan.”

Baca: Foto: Tiga Tahun Dilatih Mandiri, Diana Tidak Takut Hidup di Cagar
Alam Jantho

Diana, orangutan yang dilepasliarkan di Cagar Alam Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh,
pada 22 Desember 2017. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia
14 November 2018, BKSDA Aceh bersama YEL-SOCP kembali membawa
empat orangutan sumatera ke pusat reintroduksi orangutan di Cagar Alam
Jantho. Keempatnya adalah Leo, Ully, Cut Luwes, dan Aruna merupakan
orangutan sitaan dari sejumlah tempat. Mereka telah menjalani proses
karantina dan rehabilitasi di Sibolangit.

Ian Singleton, Direktur Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP)


mengatakan, anak orangutan liar biasanya akan bersama induknya hingga usia
delapan atau sembilan tahun. Ia akan belajar hidup mandiri di alam. “Proses
rehabilitasi tentunya sangat penting bagi orangutan piatu sebelum
dilepasliarkan di hutan. Keempat orangutan ini bergabung dengan individu
lainnya di Jantho.”

Ian menambahkan, selalu menjadi momen yang sangat istimewa bagi kami
ketika berhasil mengembalikan kembali orangutan ke habitatnya. “Mengingat,
beberapa orangutan yang tiba pertama kali ke pusat rehabilitasi kondisinya
menyedihkan. Ada yang manutrisi, dehidrasi atau berpenyakit,” jelasnya.

Baca juga: Marconi yang Kini Tidak Hidup Sendiri Lagi


Marconi, orangutan yang dilepasliaikan pada 2011, terpantau bersama bayi jantannya pada
11 September 2017. Foto: SOCP

Supervisor Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan YEL-SOCP,


Citrakasih menjelaskan, sebelum memulai kegiatan reintroduksi di Jantho, di
wilayah ini memang tidak ada populasi orangutan liar. “Dengan melepaskan
orangutan seperti Leo, kita mendorong terciptanya populasi liar yang benar-
benar baru dan mandiri,” urainya.

Mukhlisin, Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan SOCP di Jantho,


mengatakan sangat senang empat orangutan tersebut pulih dari trauma dan
belajar menjadi orangutan liar lagi. Bahkan, untuk jangka panjang mereka
dapat memberikan keturunan demi kelangsungan hidup spesiesnya. “Setelah
dilepasliarkan, tim SOCP tetap memantau ketat dan semoga semua dapat
beradaptasi dengan baik.”

Mukhlisin mengatakan, Cagar Alam Jantho yang memiliki barrier alam seperti
sungai dan savana dapat mencegah orangutan turun ke kebun
masyarakat. Selain itu, proteksi habitat yang aman dari gangguan seperti
perambahan dan pembalakan liar, membuat kehidupan orangutan di sini
aman,” tuturnya.
Orangutan sumatera yang hidup di Stasiun Riset Ketambe. Foto: Junaidi
Hanafiah/Mongabay Indonesia

Cagar Alam Jantho yang lengkapnya Cagar Alam Hutan Pinus Jantho,
merupakan hutan dataran rendah di Sumatera yang awal 2011 ditetapkan
sebagai stasiun reintroduksi orangutan. Kawasan seluas 15.436 hektar
berdasarkan SK.103/Menlhk-II/2015 tertanggal 2 April 29015, jaraknya sekitar
50 kilometer dari Banda Aceh. Tumbuhan pinus memberikan kesegaran alami
di wilayah ini.
Karakteristik Cagar Alam
Sebagaimana suaka alam yang lainnya, cagar alam juga memiliki karakteristik yang khas di
dalamnya. Karakteristik cagar alam dapat kita simak pada penjelasan yang diulas pada
pembahasan sebagai berikut.

1. Keanekaragaman Ekosistem Tumbuhan

Suatu lingkungan dapat dikatakan sebagai cagar alam apabila terdapat berbagai macam
keanekaragaman ekosistem tumbuhan di dalamnya. Tumbuhan yang terdapat pada suatu
lingkungan cagar alam biasanya diperoleh dari berbagai negara yang bersifat langka dan hampir
punah.

2. Diklasifikasikan Menurut Jenis Biota

Pada karakteristik cagar alam bagian ini penting untuk kita ketahui bahwa cagar alam harus
disusun mengikuti jenis biota agar dapat tertata rapi dan mampu menarik minat pengunjung.
Apabila suatu cagar alam tidak diklasifikasikan menurut biota akan terlihat seperti hutan liar dan
tidak menarik minat pengunjung.

3. Tujuan Cagar Alam

Cagar alam dibentuk untuk memenuhi manfaat dan fungsi tertentu bagi tumbuhan itu sendiri
maupun bagi pemerintah serta masyarakat. Tujuan dibentuknya cagar alam dapat kita simak pada
ulasan materi sebagai berikut.

4. Pelestarian Tanaman

Cagar alam dibentuk karena tujuan pelestarian tanaman yang hampir langka dan mendekati
kepunahan hal ini bisa dilatarbelakangi dengan kerusakan lingkungan. Jika pelestarian tersebut
akan terjaga kealamiannya hingga kelak maka anak cucu kita dapat menyaksikan secara langsung
dari jenis tanaman tersebut.

5. Menjaga Kesuburan Tanah dan Menguji Unsur Hara Tanah

Pembentukan cagar alam tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjaga kesuburan
dalam lapisan tanah. Tanah dengan ditanami beberapa jenis tanaman akan dapat terjaga
kesuburannya karena tanah akan terus bekerja menghidupi tanaman secara alami.

Selain untuk menjaga kesuburan tanah, pengadaan cagar alam juga berguna untuk menguji unsur
hara apakah yang terdapat di dalam tanah. Semakin subur tanaman yang dilestarikan maka
kawasan cagar alam tersebut memiliki unsur hara tanah yang cukup tinggi .

6. Mengatur Proses Sirkulasi Air


Tanaman memiliki sifat alamiah yaitu menyerap air yang berada di dalam tanah. Lalu air tersebut
akan diolah tanaman dalam proses fotosintesis yang akhirnya menjadi oksigen. Proses fotosintesis
dapat dkategorikan sebagai wujud penguapan.

Air yang menguap menjadi udara akan menjadi awan yang terkandung air lalu diturunkan kembali
ke permukaan bumi dalam wujud presipitasi air hujan. Persitiwa ini adalah maksud dari
pengaturan kelancaran sirkulasi air pada tujuan pembuatan cagar alam.

7. Dijadikan Tempat Wisata

Keberadaan cagar alam juga memiliki fungsi yang tinggi untuk kebutuhan rekreasi masyarakat.
Hadirnya tanaman yang berasal dari berbagai negara dan tanaman yang langka menambah minat
masyarakat untuk melakukan rekreasi di daerah kawasan cagar alam.

8. Sebagai Pemasukan Negara

Cagar alam juga berfungsi sebagai jalan untuk menambah pemasukan dan devisa negara. Dengan
banyaknya turis asing yang berkunjung ke kawasan cagar alam akan dikenakan tarif berlebih yang
berguna sebagian dari kenaikan tarif yang berbeda pada turis asing masuk ke dalam devisa negara.
Selengkapnya, baca; Pengertian Negara Berkembang, Ciri , dan Contohnya

9. Dijadikan Tempat Penelitian

Pembentukan kawasan konservasi cagar alam dapat menjadi suatu tempat penelitian untuk
pengembangan teori. Cagar alam cocok untuk dijadikan tempat penelitian karena banyaknya objek
penelitia yang terdapat di suatu kawasan cagar alam seperti kandungan unsur hara tanah dan
lain–lain.

Demikianlah serangkaian penjelasan serta pengulasan secara lengkap mengenai pengertian cagar
alam, karakteristik, jenis, manfaat, dan contohnya di Indonesia dan Dunia. Semoga melalui tulisan
ini bisa memberikan wawasan serta meningkatkan pengatahuan bagi segenap pembaca sekalian,
trimakasih.
Cagar Alam

Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami.

Adapun Kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan cagar alam :

1. mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistem;


2. mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;
3. mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum
diganggu manusia;
4. mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang
efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami;
5. mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya
memerlukan upaya konservasi; dan atau mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa
beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.

Pemerintah bertugas mengelola kawasan cagar alam. Suatu kawasan cagar alam dikelola
berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi,
teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan cagar alam sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar
kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. Upaya
pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

1. perlindungan dan pengamanan kawasan


2. inventarisasi potensi kawasan
3. penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.

4. Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan
cagar alam adalah :
1. melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan
2. memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan
3. memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa
dalam dan dari kawasan
4. menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan
dan satwa dalam kawasan.

Anda mungkin juga menyukai