Anda di halaman 1dari 21

Makalah Ekosistem Sawah dan Tegalan

Selamat pagi sahabat kali ini saya akan membuat artikel tentang ekosistem sawah dan tegelan yang
mana artikel ini adalah makalah dari kelompok saya, dari pembelajaran ektum, jangan lupa folow, like,
comen ya,,, langsung saja cikidott...

PENDAHULUAN

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan ke-satuan secara utuh dan
menyeluruh antara se-genap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem terbagi atas
tiga tipe ekosistem, yakni; ekosistem air, ekositem darat dan ekosistem buatan. Salah satu contoh eko-
sistem buatan adalah ekosistem sawah (Elfis, 2010a).
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta
dapat di tanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk
bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi
me-merlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah
digunakan sistem irigasi dan mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah
tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai
padi lahan basah (Wikipedia, 2011).

BAB 1
EKOSISTEM SAWAH

1.1 Pengertian Ekosistem Sawah


Suatu ekosistem pada dasarnya me-rupakan suatu sistem ekologi tempat ber-langsungnya sistem
pemrosesan energi dan per-putaran materi oleh komponen-komponen ekosistem dalam waktu tertentu.
Unsur-unsur ekosistem terdiri dari unsur komponen abiotik yang terdiri dari habitat seperti tanah, air,
udara, materi organik, dan anorganik hasil de-komposisi makhluk hidup termasuk cahaya matahari dan
iklim, dan komponen biotik yang terdiri dari semua unsur makhluk hidup, tumbuhan, hewan, dan
mikrobiota; yang ter-susun dari unsur ototrof sebagai produsen (tumbuhan hijau), unsur heterotrof
sebagai konsumen dan dekomposer (Elfis, 2010a).

Lebih lanjut Elfis (2010a), menyatakan bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan ke-satuan secara utuh dan menyeluruh antara se-genap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Ekosistem terbagi atas tiga tipe ekosistem, yakni; ekosistem air, ekositem darat
dan ekosistem buatan. Salah satu contoh eko-sistem buatan adalah ekosistem sawah.
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta
dapat di tanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk
bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi
me-merlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah
digunakan sistem irigasi dan mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal se-bagai sawah
tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai
padi lahan basah (Wikipedia, 2011).

Menurut Aryulina dkk (2007), sawah me-rupakan ekosistem buatan yang dibentuk secara sengaja
oleh manusia untuk memenuhi ke-butuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar,
tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.

Senada dengan itu Watanabe dalam Litbang Deptan (2010), menyatakan bahwa sawah adalah suatu
ekosistem buatan dan suatu jenis habitat khusus yang mengalami kondisi kering dan basah tergantung
pada ketersediaan air. Karakteristik ekosistem sawah ditentukan oleh penggenangan, tanaman padi, dan
budi dayanya. Sawah tergenang biasanya merupakan lingkungan air sementara yang dipengaruhi oleh
keanekaragaman sinar matahari, suhu, pH, kon-sentrasi O2, dan status hara.

1.2 Ekosistem Tegalan


1.2.1 Pengertian Ekosistem Tegalan

Tegalan adalah tanah kering yang terletak disekitar daerah pemukiman (desa) karena keadaannya
yang kering tidak dapat diubah menjadi sawah (Sugeng HR, 1989:62).
Menurut YT. Prasetyo (2006), tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada
turunnya air hujan atau lahan yang tidak memperoleh pengairan tekhnis ataupun setengah teknis.

Menurut YT.Prasetyo (2006), dilihat dari segi iklim tagelan atau lahan kering dibedakan menjadi:

a. Lahan kering beriklim basah


Lahan kering beriklim basah ini ditandai dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun dengan
penyebaran relatif merata.

b. Lahan kerng beriklim kering


Lahan kering beriklim kering memounyai curah hujan antara 1.000-1.500 mm per tahun selama 3-4
bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.

1.3 Klimatologis Dan Edaphis Ekosistem Sawah


1.3.1 Klimatologis Ekosistem Sawah

Klimatologi didefinisikan sebagai ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan penjelasan sifat iklim,
mengapa iklim di berbagai tempat berbeda dan bagaimana kaitan antara iklim dan aktivitas manusia,
Secara mudahnya, ilmu iklim/klimatologi yaitu cabang ilmu pengetahuan yang membahas sintesis atau
statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode tertentu (beberapa tahun) di suatu tempat dan
wilayah tertentu.

Menurut Angga Mechan, Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang atmosfir.mirip dengan
meterologi tapi dalam kajiannya meterologi lebih membahas tentang atmosfer,sedangkan pada
klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.
Padi dapat tumbuh baik di daerah daerah yang berhawa panas dan udara nya banyak mengandung uap
air.di negri kita padi di tanam dari dataran rendah sampai 1.300 meter diatas permukaan laut. Padi
menghendaki tempat dan lingkungan yang terbuka yang banyak mendapat sinar matahari (soemartono
dkk, 1984:43-44).

Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal per musim atau per periode atau per
tahun, dan seterusnya. Sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek,
misalnya harian, mingguan, bulanan, dan maksimal semusim atau periode (Dr.Ir. Kemas A.H, M.S ,
2005:50).

Adapun komponen-komponen klimatologi tersebut adalah sebagai berikut:


\
1. suhu
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
makhluk hidup,termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung. Menurut Rai dkk(1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada setipa fungsi dari
tumbuhan denggan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut,serta berperan tidak
langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lain nya trrutama suplai air.suhu akan mempengaruhi lajub
epavorasi dan memnyebab kan keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme (elfis
2010).

2. Kelembaban udara
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam
kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan
disebut hygrometer (Wikipedia, 2012).

3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan
tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara
rendah (Wikipedia, 2012).

4. Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik diudara dan ditanah. Kelembapan di udara
berarti kamdungan uap air diudara sedangkan kelembapan ditanah berarti kandungan air ditanah
(aryulina dkk, 2007:269).

5. Awan, kabut
Awan ialah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih
atau kelabu di langit. Awan tidak sama jenisnya dan selalu berubah bentuk. Awan bergantung pada
ketinggian dan suhunya.
Awan dibedakan menurut bentuk dan tingginya ada 4 kumpulan yang utama, yaitu awan rendah,
awan sederhana tinggi, awan tinggi dan awan yang tinggi keatas.

A. Awan Rendah
- terdiri dari awan Stratokumulus, awan Nimbostratus dan awan Stratus.
- terletak kurang daripada 3000 meter dari muka bumi.

a. Stratokumulus
Stratokumulus (Sc) ialah awan berwarna kelabu/putih yang terjadi apabila bahagian puncak awan
kumulus yang terbentuk pada waktu petang menghampar dibawah songsangan suhu. Awan-awan ini
terjadi pada lewat petang dan senja apabila atmosfera mula menjadi stabil. Warna kekuningan muda
adalah disebabkan pantulan sinaran suria pada waktu senja. Stratokumulus juga akan boleh terjadi tanpa
penghamparan awan kumulus.

b. Nimbostratus
Awan Nimbostratus gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan dikenali juga sebagai awan hujan

c. Stratus
Stratus ialah awan berupa cebisan kain koyak terbentuk dalam udara lembab bergelora pada paras
rendah atmosfera selepas hujan. Warna kekuningan muda latar belakang adalah disebabkan oleh
pantulan sinaran suria waktu senja oleh sirrostratus yang terjadi selepas aktiviti ribut petir pada waktu
petang. Awan Stratus sangat rendah, tebal dan berwarna kelabu.

B. Awan Sederhana Tinggi


- tediri dari awan Altokumulus dan Altostratus.
- letaknya antara 3000 hingga 6000 meter dari muka bumi

a. Altokumulus
Awan Altokumulus berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis.Awan itu menandakan keadaan cuaca
yang baik. Tiap-tiap elemen nampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan
kelabu yang mana membedakannya daripada Sirokumulus.

b. Altostratus
Altostratus(As), awan kekelabuan (bergantung kepada ketebalan) peringkat pertengahan yang
menghasilkan hujan apabila cukup tebal. Awan-awan ini terjadi dalam lapisan atmosfera stabil dan boleh
menjadi tebal apabila cukup kelembapan dan penyejukan. Hujan berterusan pada waktu senja dan
malam selepas aktiviti ribut petir pada lewat petang dan senja adalah disebabkan perkara ini. Awan-awan
di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari terdahulu, mula menghilang apabila matahari terbit
pada awal pagi. Awan Altostratus lebih padat, berwarna kelabu dan kelihatan seperti air.

C. Awan Tinggterdiri dari awan Sirus, Sirokumulus dan Sirostratus

a. Sirus
Awan Sirus(Ci) ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan pinggiran
tidak jelas. Awan Sirus kelihatan seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan cuaca agak cerah.

b. Sirokumulus
Awan Sirokumulus kelihatan seperti sisik ikan.

c. Sirostratus
Awan Sirostratus ialah awan putih yang tipis

D. Awan yang Tinggi ke Atas


- terdiri dari awan Kumulus dan awan Kumulonimbus.
- letaknya kira-kira 6000 hingga 9000 meter dari muka bumi.

a. Kumulus
Pandangan jarak dekat awan Kumulus yang sedang berkembang aktif pada lewat pagi dan awal
petang disebabkan pemanasan permukaan tanah dan perolakan. Awan-awan itu kelihatan seperti
‘popcorns’ dengan tepian nyata(clear outline). Warnanya putih pada puncak kerana semua gelombang
sinar suria dipantulkan pada kadar yang sama. Warna gelap itu disebabkan oleh penembusan terhad
sinar suria dan juga kadar serapan yang bertambah terhadap gelombang selebihnya kerana titisan air
besar. Dengan kandungan kelembapan dan penaikan udara mencukupi, awan-awan ini tumbuh tinggi
dan menghasilkan hujan panas. Dalam keadaan ketidakstabilan udara yang mendalam, ribut petir
berlaku pada waktu petang atau lewat petang Awan Kumulus terbentuk kelompok-kelompok bulat
b. Kumulonimbus
Pemandangan jarak jauh deretan awan Kumulonimbus (Cb) . Awan-awan ini tinggi berwarna putih /
gelap. Tapaknya terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki manakala puncaknya boleh mencapai
ketinggian melebihi 35000 kaki. Pembentukan deretan awan ini merupakan satu ciri biasa pada awal pagi
Monsun Barat Daya. Kedudukan Sel-sel Cb yang begitu rapat menyebabkan awan-awan itu kelihatan
bersambung. Warna kuning keemasan itu disebabkan pantulan sinar suria pagi yang sedang terbit di
timur. Awan nipis berbentuk topi kelihatan diatas puncak awan Cb menunjukan kewujudan udara stabil
mengalir diatas puncak awan itu (Cb). Awan-awan Cb ini kerap bergerak masuk ke pedalaman melalui
kawasan pantai pada peringkat akhir Monsun Barat Daya. Apabila ketidakstabilan atmosfera mencapai
lebih tinggi, awan-awan ini membawa hujan lebat dan ribut petir kepada kawasan terlibat.

Awan Kumulonimbus berbentuk kelompok-kelompok besar. Kelompok-kelompok yang berwarna putih


dan hitam ini mempunyai bentuk dan rupa yang beranekaragam. Awan membawa hujan yang disertai
dengan kilat dan petir ( blogspot, 2012).

Kabut (Fog) adalah awan lembap yang terjadi pada permukaan bumi yang mengandung jutaan
butiran – butiran air yang sangat kecil dan melayang - layang di udara ( blogspot, 2012).

1.3.2 Edaphis Ekosistem Sawah

Menurut Aryulina (2007), tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau
lumut dan pembusukan bahan organik.

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme,
membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai
''pedogenesis'' (Wikipedia, 2012).

Menurut Ensiklopedia (2012), macam-macam/jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia:

1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di
hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku
serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan


Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah
yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang
tinggi dan bersuhu rendah / dingin.

5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi


Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur
mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.

6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur
hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan
Lampung.

7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur


Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang
kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8. Tanah Gambut / Tanah Organosol


Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan
hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Padi dapat diusahakan ditanah kering dan disawah. Ditanah kering padi dapat tumbuh dengan baik dan
akan banyak memberi hasil, apabila tanah subur dan banyak mengandung humus. Pada pertanaman
padi diladang yang tanahnya berasal dari tanah hutan yang baru dibuka (soemartono dkk, 1984:46).
1.3.3 jaring-jaring makanan ekosistem sawah dan tegalan

Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap
jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.(Wikipedia, 2012)
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan
tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama
yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki
tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan
pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer
merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu
tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.(Wikipedia, 2012)

Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak
rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja, tetapi dapat dimakan
oleh berbagai konsumen primer. Misalnya: padi daunnya dimakan ulat, ulat dimakan burung pipit, burung
pipit dimakan burung elang, Padi juga dimakan tikus, tikus dimakan oleh burung elang, tikus juga
dimakan ular. padi juga dimakan burung, burung pipit dimakan burung elang. Akibatnya dalam suatu
ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-
rantai makanan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.
(smartschool, 2012)
BAB 2

KOMPONEN – KOMPONEN EKOSISTEM SAWAH

2.1 Komponen Abiotik Ekosistem Sawah

Menurut Elfis (2010a), unsure-unsur ekosistem terdiri dari unsure komponen Abiotik yang terdiri dari
habitat seperti tanah, air, udara, materi organic, dan an-organik hasil dekomposisi mahluk hidup termasuk
cahaya matahari dan iklim.

Adapun komponen abiotik ekosistem sawah adalah sebagai berikut:

1. Tanah

Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan
bahan organik, tanah memiliki sifat, tekstur, dan gangguan mineral tertentu. Tanah yang subur sangat
diperlukan oleh organism untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik
pada tanah yang subur.(Aryulina,2007)

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi
pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.( shvoong/ exact-sciences, 2012)

2. Air

Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh
organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air
tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat
dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di danau,
sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan
dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu (Effendi dalam ELfis,
2010b).

Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air
ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah
akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran
air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting
karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.(Elfis, 2010 )

Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Dialam, air dapat
berbentuk padat, misalnya es dan Kristal es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Dalam
kehidupan, air sangat diperlukan oleh mahluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung
air.(Aryulina, 2007:269)

3. Udara

udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida
(0,03%), dan gas-gas lain. Nitrogen diperlukan mahluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen
digunakan makhluk untuk bernafas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.(Aryulina,
2007:269).

4. Cahaya matahari

Cahaya matahari; kebutuhan tumbuh-tumbuhan akan cahaya matahari ber-kaitan pula dengan
energi dan suhu udara yang ditimbulkannya. Terdapat 4 kelompok vegetasi yang dipeng-aruhi oleh suhu
lingkungan panas se-panjang tahun, misalnya tumbuhan daerah tropis), mesotermal (tumbuhan yang
menyukai lingkungan yang tidak bersuhu terlalu panas atau terlalu dingin), mikrotermal (tumbuhan di
habitatnya, yaitu kelompok vegetasi atau tumbuhan megatermal (tumbuhan menyukai habitat bersuhu
yang menyukai habitat bersuhu rendah atau dingin, misalnya tum-buhan dataran tinggi atau habitat
subtropis) dan hekistotermal yaitu tumbuhan yang terdapat di daerah kutub atau alpin (Elfis, 2010c).

Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global Karena matahari menentukan suhu
lingkungan. Cahaya matahari juga merupakan unsure vital yang dibutuhkan oleh tunbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.(pratiwi,2007:273)

Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar
matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis. ( shvoong/ exact-sciences, 2012)

5. Iklim

Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal permusim atau per periode atau per
tahun, dan seterusnya, sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek,
misalnya harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau seperiode.(Hanafi, 2007).

2.2 Komponen Biotik Ekosistem Sawah

Menurut Elfis (2010), komponen biotik ialah faktor yang meliputi semua mahluk hidup dibumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, dan mikroorganisme berperan sebagai decomposer.
Berdasarkan fungsinya komponen Biotik dibedakan atas:

1. Produsen
Produsen, merupakan organisme yang mampu membentuk makananya sendiri dari zat-zat organik
melalui proses fotosintesa dan klorofil. Or-ganisme ini disebut autotrof karena mampu membentuk
makanannya sen-diri juga menyediakan kebutuhan makhluk hidup lainnya. Contoh: tum-buhan hijau
(padi).

2. Konsumen
Konsumen, adalah sekelompok makhluk hidup yang memakan pro-dusen dan hewan lainnya.
Kelompok ini tidak mampu membuat makanan-nya sendiri dari bahan anorganik. Karena itu, ia sangat
ter-gantung pada organisme produsen. Organisme kon-sumen disebut heterotrof. Pada konsumen juga
ter-dapat tingkatan lagi. Hewan yang me-makan organisme produsen disebut konsumen primer. Jenisnya
terdiri dari herbivora dalam struktur trofik menduduki tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan
herbivora disebut konsumen skunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau om-nivora. Konsumen
trofik ini berada pada tingkat trofik ketiga. Contoh: belalang, burung, siput dan lain-lain.
3. Pengurai
Pengurai, merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya yang telah mati
menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan dalam tanah dan dimanfaatkan tumbuhan se-bagai bahan
makanannya. Organisme pengurai adalah bakteri dan jamur.

2.3 Jaring-jaring Makanan Ekosistem Sawah

Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan ling-kungan hidupnya.
Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mem-
pengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati mem-
bentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi,
dan siklus biogeokimia. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan (Admin, 2010b).

Bila sebagian dari biomassa suatu komunitas tumbuhan dimakan. Energi itu di teruskan ke pada
suatu heterotrof, yang untuk keberadaannya bergantung pada energi tersebut. Misalnya belalang,
tumbuh dan melaksanakan seluruh kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang
dimakannya. Pada gilirannya, herbivora menyediakan makanan untuk hewan karnivora. Belalang tadi
dapat di makan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk ke makhluk dapat berlanjut. Katak
dapat di makan oleh ular hitam, yang pada gilirannya dapat di makan oleh burung elang. Lintasan
konsumsi makanan seperti ini di sebut rantai makanan (Kimbal, 1983).

Pada setiap tingkatan konsumsi dalam rantai makanan, sebagian dari hasil bersih tingkatan tersebut
tidak di-konsumsi oleh tingkatan yang lebih tinggi berikutnya, tetapi setelah organisme itu mati, diurai oleh
banyak sekali terdapat didalam tanah dan dimana pun organik terdapat. Mereka meng-ekstrasi energi
yang tersisa dalam bahan organik dengan melepaskan produk an-organik dari degradasinya
(umpamanya, CO2, NH3) kembali ke alam seitarnya. Aliran energi melalui biosfer ini searah; dari
matahari ke produsen, kemudian ke konsumen, dan akhirnya ke organisme pengurai. Akan tetapi, bahan-
bahan pem-bangun benda hidup dan yang menyimpan energi matahari harus di daur ulang jika sistem itu
harus berlanjut (Kimbal, 1983).

Menurut Admin (2010b), rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan
melalui se-deretan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga
macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit yang akan dijelaskan
sebagai berikut :

1. Rantai pemangsa, rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai
produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan
berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.

2. Rantai parasit, rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup
sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.

3. Rantai saprofit, rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya
jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

2.4 Interaksi antar Tumbuhan pada Ekosistem Sawah

2.4.1 Pola-pola Interaksi Biotik Pada Ekosistem sawah dan Tegalan

Organisme hidup di alam tidak berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan
menjadi satu kumpulan individu-individu yang me-nempati suatu tempat tertentu, sehingga
antarorganisme akan terjadi interaksi. Interaksi-interaksi yang terjadi dapat merupakan interaksi antar
individu dari spesies yang sama, dapat juga merupakan interaksi antar individu dari spesies yang
berbeda (Indriyanto, 2010).

Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antar komponen ekologi dapat merupakan
interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas (Elfis c, 2010).

1) Interaksi Antar Organisme

Semua makhluk hidup selalu ber-gantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
ber-hubungan dengan individu lain yang se-jenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya
atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat disekitar kita. Interaksi antar
organisme dapat dikategorikan se-bagai berikut:

 Netral, adalah hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya: capung dan babi.
 Predasi, adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa. Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa,
predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai peng-ontrol populasi mangsa. Contohnya:
Tikus (mangsa) dan kucing (pemangsa).
 Parasitisme, adalah hubungan antar organisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada
organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya se-hingga bersifat merugikan inangnya. Contohnya:
pacet (parasit) dan babi (inangnya)
 Komensalisme, adalah merupakan hubungan antara dua organism yang berbeda spesies dalam bentuk ke-
hidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contohnya: paku-pakuan dengan pohon yang ditumpanginya.
 Mutualisme, adalah hubungan antara dua organism yang berbeda spesies yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Contohnya: kupu-kupu dan bunga.

2) Interaksi Antar Populasi

Menurut Elfis (2010c), antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Kompetisi merupakan interaksi antar populasi, bila
antar populasi terdapat ke-pentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa
yang diperlukan. Contohnya: persaingan antara populasi rumput dan kelapa sawit dalam memperebutkan
hara. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu ter-jadi interaksi secara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya.
Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut:

 Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya: disekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa. Contohnya: jamur Penicillium sp dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri ter-tentu.
 Kompetisi merupakan interaksi antar-populasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
ter-jadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contohnya: per-saingan antara populasi kambing
dengan populasi sapi dipadang rumput

3) Interaksi antar komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh ko-munitas, misalnya komunitas tepi sungai dan komunitas sungai. Komunitas tepi
sungai disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya rumput, pohon, rotan, sapi, kerbau,
manusia. Komunitas sungai terdiri dari ikan, enceng gondok, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekomposer. Antara komunitas tepi sungai dan sungai terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrient
dari air ketika terjadi banjir atau air pasang maka tepi sungai akan tergenang. Interaksi antar komunitas
cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antar komunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang
berbeda misalnya laut dan darat.

4) Interaksi Antar Komponen Biotik dengan Abiotik

Dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai ter-jadi dari tingkat individu
hingga biosfer. Interaksi komponen biotik dengan abiotik misalnya pada penggunaan oksigen untuk
pernapasan dan penyerapan cahaya matahari dengan panjang gelombang ter-tentu untuk fotosintesis
pada tumbuhan hijau. Interaksi tersebut akan semakin kompleks pada tingkat ekosistem dan biosfer.
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik pada tingkat biosfer adalah interaksi yang paling kompleks.
Biosfer merupakan tempat interaksi seluruh ekosistem di bumi. Pada tingkat ekosistem, individu atau
populasi me-miliki peran yang khas dalam kaitan interaksinya dengan lingkungan biotik dan abiotik.
Kekhasan fungsi suatu individu atau populasi dalam ekosistem disebut niche (relung).

Menurut Aryulina (2007), ber-dasarkan peran khasnya, suatu individu atau populasi dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu:

a) Produsen
Produsen adalah organisme yang menyususn senyawa organik atau mem-buat makanan sendiri
dengan bantuan cahaya matahari. Organisme yang ter-golong produsen meliput organism yang
melakukan fotosintesis, yaitu: tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri, serta ganggang hijau biru.
b) Konsumen
Konsumen adalah organisme yang tidak mampu menyusun senyawa organik atau membuat
makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan makanan-nya, organisme ini bergantung pada
organisme lain. Hewan dan manusia ter-golong dalam kelompok sebagai kon-sumen.
c) Dekomposer
Dekomposer merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme untuk memperoleh
makanan atau bahan bahan organik yang diperlukan. Penguraian memungkinkan zat-zat organik yang
kompleks terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana kemudian dapat dimanfaatkan kembali oleh
produsen. Organisme yang termasuk dekomposer adalah bakteri dan jamur.

d) Detritivor
Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organic atau detritus. Detritus merupakan
hancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detritivor antara lain cacing tanah, siput, keluwing,
bintang laut, dan kutu kayu.

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme
dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di
dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.

Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang
berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis parasitisme, yaitu:
interaksi dua individu/ populasi di mana salah satu individu untung, sedang simbion pasangannya rugi
contohnya:

1) Padi dan tikus,

Dimana tikus dapat menyerang tanaman padi pada ber-bagai fase pertanaman padi fase vegetatif
tikus akan memutuskan batang- batang padi sehingga tampak berserakan. Tikus akan menggigit lebih
dari jumlah yang di butuhkan untuk di makan. Kerusakan akibat serangan tikus bersifat khas, yaitu di
tengah-tengah petakan sawah tampak gundul, sedangkan bagian tepi biasanya tidak diserang.Tikus juga
menyerang bendengan persemaian dengan memakan benih- benih yang disebar, atau mencabut
tanaman –tanaman yang baru tumbuh.
2) Fase generatif,

Tikus- tikus akan me-makan malai yang terbentuk dan bulir-bulir padi yangmulai meng-uning,
sehingga dapat menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Ke-rusakan tidak akan terlihat dari jarak
yang agak jauh sampai per-sentase serangan mencapai 15%. Serangan tikus lebih berat pada musim
hujan dari pada musim kemarau

3) Burung dengan padi,

Burung- burung hama padi memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga
menyebabkan terjadinya kehilangan hasil secara langsung. Diantara burung- burung ini , bondol hitam
dan bondol uban memegang peranan yang lebih penting. Kedua burung ini dapat menyebabkan
patahnya malai karena mereka sering hinggap secara bersama- sama padi.

4) Keong,

Hewan ini dapat menyerang tanaman padi muda, baik di per-semaian maupun bibit yang baru di
pindahkan ke sawah. Dengan ke-padatan populasi sekitar 10- 15 ekor per meter persegi , keong mas
mampu menghabiskan padi muda dalam waktu 3 hari jika air sawah dalam keadaan tergenang dan me-
nimbulkan kerusakan yang cukup berat bagi daerah persawahan (Ismon, 2006). Para petani juga kerap
kehilangan bibit yang ditanam dan harus menyulamnya kembali. Keong mas sangat mengganggu lahan
per-tanian sehingga disebut hama unggul, karena memakan segala tanaman ter-utama tanaman padi
muda dan bibit.

5) Serangga,

Pada serangga- serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana, umumnya nimfa dan
imago mempunyai habitat yang sama. Mereka sama-sama aktif makan dan sama- sama merusak
tanaman atau dengan kata lain limfa dan imago semuannya menjadi hama.Akan te-tapi, tidak demikian
halnya bagi serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana.

6) Dekomposer (pengurai)
Merupakan organisme yang mengurai sisa-sisa organisme untuk memperoleh makanan atau
memperoleh makanan atau bahan organik yang di perlukan. Penguraian memungkinkan zat- zat organik
yang komplek terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Kemudian dapat di manfaatkan kembali oleh
produsen. Organisme yang termasuk dekomposer adalah bakteri dan jamur (Aryulina, 2007).

7) Detrivitor

Adalah organisme yang memakan pertikel- partikel organik atau detritus. Detritus merupakan
pancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detrivitor antara lain cacing tanah, siput, keluwing,
bintang laut, dan kutu kayu (Aryulina, 2007).

Daftar Pustaka

Aryulina, D. 2010. Biologi SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga


Elfis. 2010a. http://elfisuir.blogspot.(Diakses: 17 Maret 2011)
Elfis. 2010b. Hubungan Air dengan Tumbuhan. Available at : http://elfisuir.blogspot.
com/2010/02/hubungan-air-dengan-tumbuhan.html. (Diakses 21 Mare 2011).
Elfis. 2010c. Air Dalam Kajian Ekologi Tumbuhan. Available at : http://elfisuir. blogspot.com/2010/02/air-
dalam-kajian-ekologi-tumbuhan.html. (Diakses 21 Maret 2011).
http://biologirendy.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ekosistem-sawah-dan-tegalan.html
Elfis. 2010d. Ekologi Komunitas. Available at : http://elfisuir.blogspot.com/2010/03/
ekologi-komunitas.html. (Diakses 21 Maret 2011).
Elfis. 2010e. Ekologi Ekosistem. Available at
: http://elfisuir.blogspot.com/2010/03/ ekologi ekosistem.html. (Diakses 22 Maret 2011)
http://id.Wikipedia.org/wiki/Ekosistem. (Diakses: 22 Maret 2011)
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta
YT.Prasetyo, 2006. Bertanam Padi Gogo Tanpa Oleh Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya
Soemartono, 1984. Bercocok Tanam Padi. Jakarta: CV Yasaguna
http://janganlupadibaca.blogspot.com/2010/11/pengertian-klimatologi.html (selasa 15.52 27 maret 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah (selasa 15.36 27 maret 2012)
Diposkan oleh Angga Mechan di 05:25
Selasa 27 maret 17.03
Elfis suhu dalam kajian ekologi http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan(di akses tggl 13 april 2012 13.52)
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angin (di akses tggl13 april
2012 13.56)
http://awankumulunimbus.blogspot.com/ (di akses tggl13 april 2012 14.22)
http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=229&Itemid=1
(13 April 2012 jam 13:16)
logspot.com/_4AICnOp80v0/S9Q9q4kLxPI/AAAAAAAAAEQ/UeP3z-GQI7Q/s1600/jaring-
jaring%2Bmakanan3.JPG&imgrefurl=http://gurudanguru.blogspot.com/2009/05/contoh-rpp-tim-
teaching.html&h=384&w=512&sz=18&tbnid=-
9encqk4yQI9nM:&tbnh=90&tbnw=120&prev=/search%3Fq%3Dcontoh%2Bjaring%2Bjaring%2Bmakanan
%26tbm%3Disch%26tbo%3Du&zoom=1&q=contoh+jaring+jaring+makanan&docid=cEddsq76Ndq31M&h
l=id&sa=X&ei=6sqHT7btLYXtrAfujNmSCw&ved=0CC0Q9QEwAQ&dur=3100

Daftar Pustaka
http://biologirendy.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ekosistem-sawah-dan-tegalan.html
http://janganlupadibaca.blogspot.com/2010/11/pengertian-klimatologi.html
selasa 15.52 27 maret 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah
selasa 15.36 27 maret 2012
Diposkan oleh Angga Mechan di 05:25
Selasa 27 maret 17.03
Elfis suhu dalam kajian ekologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan di akses tggl 13 april 2012 13.52
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angin di akses tggl13 april
2012 13.56
http://awankumulunimbus.blogspot.com/ di akses tggl13 april 2012 14.22

http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=229&Itemid=1
13 April 2012 jam 13:16
logspot.com/_4AICnOp80v0/S9Q9q4kLxPI/AAAAAAAAAEQ/UeP3z-GQI7Q/s1600/jaring-
jaring%2Bmakanan3.JPG&imgrefurl=http://gurudanguru.blogspot.com/2009/05/contoh-rpp-tim-
teaching.html&h=384&w=512&sz=18&tbnid=-
9encqk4yQI9nM:&tbnh=90&tbnw=120&prev=/search%3Fq%3Dcontoh%2Bjaring%2Bjaring%2Bmakanan
%26tbm%3Disch%26tbo%3Du&zoom=1&q=contoh+jaring+jaring+makanan&docid=cEddsq76Ndq31M&h
l=id&sa=X&ei=6sqHT7btLYXtrAfujNmSCw&ved=0CC0Q9QEwAQ&dur=3100

Anda mungkin juga menyukai