Anda di halaman 1dari 13

PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENETAPAN KA, BI DAN RPT

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh :

Elsa Citra HS 512018083

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019
I. DASAR TEORI
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan,
yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang
terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale, 2001).
Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang
berinteraksi dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan
padatan, cairan dan udara jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin dan sinar matahari. Pengambilan contoh tanah merupakan tahap
penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil
analasis sifat fisik tanah harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat
fisik tanah di lapangan.Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil
dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu
disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium.
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu pengambilan contoh
tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak utuh (Lugito, 2012).

Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal dan terpenting dalam


program uji tanah di laboratorium. Analisis contoh tanah bertujuan untuk (1)
menentukan sifat fisik dan kimia tanah (status unsur hara tanah), (2) mengetahui lebih
dini adanya unsur-unsur beracun di dalam tanah, (3) sebagai dasar penetapan dosis
pupuk, dan kapur sehingga lebih efektif, efisien, dan rasional (4) Memperoleh data
base untuk program perencanaan dan pengelolaan tanah-tanaman. Contoh tanah utuh
untuk penetapan-penetapan kerapatan limbak, susunan pori tanah, pH dan
permeabilitas. Contoh tanah dengan agregat utuh untuk penetapan kemantapan
agregat dan nilai Cole (Khamandayu, 2009).

Menurut Agus Cahyono (2009), sampel tanah ada 3 macam, yaitu:

1. Sampel Tanah Utuh


2. Tanah utuh merupakan sampel tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu
dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya menyamai kondisi di
lapangan.
3. Sampel Tanah Agregat
4. Sampel tanah agregat utuh adalah sampel tanah berupa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah.
5. Sampel Tanah Komposit (Tidak Utuh/Terganggu)
6. Sampel tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed
soil sample), merupakan sampel tanah yang diambil dengan menggunakan
cangkul, sekop, atau secara manual dengan tangan.

Berat isi adalah perbandingan berat tanah kering dengan suatu volume tanah
termasuk volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam gram/cm3.Besaran ini
menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di pakai
adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik,
pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini
banyak dipergunakan dalam perhitungan-perhitangan seperti dalam penentuan
kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah. ( Foth, 1987 ).
Bobot isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi parikel-partikel
tanah. Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partkel-partikel tanah itu.
Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam
membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah,dan untuk
pertumbuhan akar tersebut. (Pearson et al, 1995).

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu.
Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan
dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu (Hakim, 1986).

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya porikasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah
adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat (Pairunan, dkk, 1985).
II. TUJUAN
1. Mengetahui cara cara mengambil sampel tanah yang baik dan benar
2. Mengetahui kadar air, bobot isi, dan ruang pori total

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Ring terisi tanah
2. Botol tertutup tembaga
3. Pisau
4. Alat tulis
5. Eksikator
6. Oven
7. Loyang
8. Timbangan
9. Kertas
10. Sekop
11. Cangkul
12. Papan
13. Ring atas
14. Ring bawah
Bahan:
1. Tanah

IV. CARA KERJA

a. Pengambilan contoh tanah utuh


1. Permukaan tanah diratakan dan dibersihkan (diusahakan jangan ada
perakaran).
2. Ring tipis diletakkan secara tegak dipermukaan tanah yang sudah dibersihkan.
3. Ring kemudian ditekan menggunakan kayu hingga ¾ bagian ring masuk ke
dalam tanah.
4. Kemudian ring tebal diletakkan diatas ring tipis.
5. Ring tebal ditekan dengan kayu sampai bagian bawah ring tebal masuk sekitar
1 cm ke dalam tanah.
6. Ring beserta tanah didalamnya digali dengan sekop atau cangkul.
7. Kedua ring dipisahkan secara hati – hati, kelebihan tanah pada bagian bawah
dan atas ring dipotong sampai rata.
8. Ring tipis berisi tanah dimasukkan kedalam kantong plastik dan diikat dengan
karet kemudian disimpan dalam peti.
b. Pengambilan Tanah Biasa (Komposit)
1. Dalam satu lahan yang sama contoh tanah diambil dari beberapa titik yang
berbeda secara acak.
2. Contoh tanah dicampur kemudian dikering anginkan.
3. Setelah kering kemudian tanah diayak.
4. Contoh tanah yang sudah halus disimpan dalam toples atau botol.
c. Penetapan Kadar Air, Bobot Isi, dan Ruang Pori Total
1. Timbang tanah utuk sebanyak 5 gram.
2. Timbang botol tembaga kosong beserta tutupnya.
3. Masukkan contoh tanah seberat 5 gram tersebut ke dalam botol dan timbang
dengan posisi botol tertutup.
4. Botol tembaga dioven dengan keadaan botol tertutup pada suhu 105° selama
24 jam.
5. Botol tembaga kemudian dimasukkan ke eksikator dengan posisi botol
tertutup.
6. Timbang botol tembaga tersebut.
V. HASIL PENGAMATAN

Kelompok A (g) B (g) C (g) V.Ring Bobot


(ml) Tanah
Kelompok 1 31,94 36,93 35,59 108,05 148,43
(Randuacir,
Agromulyo)
Kelompok 2 31,42 36,33 35,29 118,73 158,3
(Kutowinangun,Lor
tingkir)
Kelompok 3 31,59 36,59 35,71 113,98 178,35
(Gendongan ,
Tingkir )
Kelompok 4 32,07 37,07 35,70 126,75 192,89
(Kalibening,
Tingkir)
Rumus :

𝐵−𝐶
1. KA (%) = 𝐶−𝐴 × 100%

Kelompok 1
36,93−35,59
= 35,59−31,94 × 100%
1,34
= 3,65 × 100% = 36,7%

Kelompok 2
36,33−35,29
= 35,29−31,42 × 100%
1,04
= 3,87 × 100% = 26,8%

Kelompok 3
36,59−35,71
= 35,71−31,59 × 100%
0,88
= 4,12 × 100% = 21,3%

Kelompok 4
37,07−35,70
= 35,70−32,07 × 100%
1,37
= 3,63 × 100% = 37,7%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
2. BKM (g) = × 100
𝐾𝐴+100

Kelompok 1
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
= × 100
𝐾𝐴+100
148,43
= 36,7+100 × 100
14,843
= × 100 =108,58g
136,7

Kelompok 2
158,3
= 26,8+100 × 100
15,830
== × 100 = 124,84g
126,8

Kelompok 3
178,35
= 21,3+100 × 100
17,835
= × 100 = 147,03g
121,3

Kelompok 4
192,89
= 37,7+100 × 100
19,289
= × 100 = 140,07g
137,7
𝐵𝐾𝑀
3. BI (g/ml) = 𝑉𝑟𝑖𝑛𝑔

Kelompok 1
108,58
= 108,05 = 1,00g/ml

Kelompok 2
124,84
= 118,73 = 1,05g/ml

Kelompok 3
147,03
= 113,98 = 1,28g/ml

Kelompok 4
140,07
= 126,75 = 1,10g/ml
𝐵𝐼
4. RPT (%) = ( 1 − 𝐵𝐽𝑃) × 100%

BJP = 2,65 g
Kelompok 1
1,00
= ( 1 − 2,65) × 100%
= (1- 0,37) × 100% = 63%
Kelompok 2
1,05
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,39) × 100% = 61%


Kelompok 3
1,28
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,48) × 100% = 52%


Kelompok 4
1,10
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,41) × 100% = 59%


5. RPA (%) = KA × BI
Kelompok 1
= 36,7×1,00 = 36,7%
Kelompok 2
= 26,8×1,05 = 28,14%
Kelompok 3
= 21,3×1,45 = 30,88%
Kelompok 4
= 37,7×1,10 = 41,47%
6. RPU (%) = RPT – RPA
Kelompok 1
= 63–36,7 = 26,3%
Kelompok 2
= 61–28,14 = 32,86%
Kelompok 3
= 52–30,88 = 21,12%
Kelompok 4
= 59– 41,47 = 17,53%
Kelompok KA (%) BKM BI RPT RPA(%) RPU(%)
(gr) (g/ml) (%)
Kelompok 1 36,7 108,58 1,00 63 36,7 26,3
(Randuacir,
Agromulyo)
Kelompok 26,8 124,84 1,05 61 28,14 32,86
2(Kutowinangun
Lor , Tingkir )
Kelompok 21,3 147,03 1,28 52 30,88 35,42
3(Gendongan ,
Tingkir )
Kelompok 37,7 140,07 1,10 59 41,47 17,53
4(Kalibening,
Tingkir)

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum dasar ilmu tanah kali ini kami mengambil dua sampel tanah yaitu
sampel tanah utuh dan sampel tanah komposit. Kelompok kami mengambil tanah pada daerah
Gendongan, Tingkir . Sampel tanah utuh digunakakan untuk menentukan kadar air,berat
kering mutlak,bobot isi , ruang pori tanah, ruang pori air dan ruang pori udara, sedangkan
untuk tanah komposit digunakan untuk penetapan kemantapan agregat dan nilai
Cole,(Khamandu,2009).
Menurut Hakim (1986) kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume
yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena
dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering
ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu . Pada penentuan
kadar air dalam tanah harus bisa menentukan berat basah (B) dan berat kering (C). Berat
basah dapat dicari dengan menimbang berat botol timbang yang sudah diisi tanah
seberat 5 gram sebelum di oven, dan berat kering didapat dari berat basah setelah
dioven dan pengovenen berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam
tanah. Dari hasil pengamatan di dapatkan ,kadar air yang ada pada sampel tanah
kering kelompok 1,2,3,& 4 adalah 36,7% , 26,8 % , 21,3 % dan 37,7 %. Kadar air
yang paling sedikit terdapat pada kelompok 3 yang berada di daerah tingkir yang
hanya sebesar 21,3 % .
Tinggi rendahnya kadar air dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah atau
irigasi ataupun hal lainnya yang mengakibatkan kadar air menjadi rendah. Hal ini
sesuai dengan teori Madjid (2010) , yaitu ketersedian air dalam tanah dipengaruhi
oleh banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi ) , tingginya
muka air tanah , kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam
garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. Manfaat mengetahui kadar air
tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu
reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman. Tanah-tanah
bertekstur liat, karena lebih halus maka setiapa satuan berat mempunyai luas permukaan
yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih
tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia tanah dibanding bertekstur
kasar. Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang
dapat di absorsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakuan akan ketahanan pada
kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti.
Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-
tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus.

Menurut Pearson et al (1995), bobot isi tanah adalah ukuran pengepakan atau
kompresi parikel-partikel tanah. Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan
partkel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai
batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah,dan
untuk pertumbuhan akar tersebut. Cara menghitung berat isi tanah adalah berat kering
mutlak (BKM) / V ring, dari hasil pengamatan didapatkan hasil berat isi tanah yang
berbeda beda dari beberapa sampel tanah yang diambil pada lokasi yang berbeda
beda. Pada kelompok 1 berat isi tanah yang diperoleh yaitu 1,00 g/ml
sedangkan kelompok 2 yaitu 1,05 g/ml. Pada kelompok 3 yaitu 1,28 g/ml sedangkan
pada kelompok 4 1,10 g/ml. Menurut Foth (1987),nilai bobot isi dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-
alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Semakin tinggi kandungan
bahan organiknya maka tanah akan semakin poros sehingga Berat isinya menjadi
rendah.
Pori tanah atau RPT adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya
porikasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat
(Pairunan, dkk, 1985). Dengan Total Ruang Pori diatas 50%. Dapat di katakan
kemapuan tanah untuk menahan air cukup baik, dimana tanah ini mempunyai jumlah
pori-pori lebih tinggi dari tanah pasir. Porositas tanah tinggi jika kandungan bahan
organic juga tinggi. Tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas
yang lebih tinggi dari pada tanah tanah dengan struktur massive atau pejal. Ini sesuai
dengan hasil percbaan dimana tanah yang di ambil berstruktur granular atau remah.
Ruang Dari hasil perhitungan RPT didapatkan hasil pada kelompok 1 , 2, 3, dan 4
sebesar 63 % , 61 % , 52 % dan 59 % . Dari data tersebut dapat dilihat yang RPT yang
paling besar adalah pada kelompok 1 yang terdapat di daerah Randuacir sebesar 63 %
dan yang terkecil terdapat pada kelempok 3 di daerah Gendongan yaitu sebesar 52 %.
Dari hasil perhitungan didapat kan hasil ruang pori air (RPA) pada masing
masing kelompok 1,2,3,dan 4 sebesar yaitu 36,7 % , 28,14 % , 30,88 % dan 41,47 % .
Ruang pori udara didapatkan dengan cara kadar air (KA) yang dikalikan dengan bobot
isi (BI) . Semakin besar bobot isi , maka semakin besar juga ruang pori air . Ruang
pori terkecil sebesar 28,14 % yang berada di Kutowinangun lor dan yang terbesar
yaitu 41,47 % yang berada di Kalibening , sehingga daya serap air untuk tanaman
menjadi lebih mudah.
Ruang pori udara berkaitan dengan ruang pori tanah , ruang pori udara
didapatkan dari ruang pori total dikurangkan dengan ruang pori air . Ruang pori tanah
adalah bagian dari isi tanah yang tidak terisi oleh arah padatan, tetapi oleh udara dan
air . Sehingga semakin besar ruang pori total , semakin besar pula ruang pori udara
dan sebaliknya. Ruang pori udara digunakan untuk mengetahui kadar dan udara yang
terdapat dalam pori tanah sehingga dapat menentukan kapan suatu tanah itu perlu
diberikan air atau udara yang terdapat dalam pori tanah agar keadaan nya tetap
gembur . Dari data yang diperoleh ruang pori udara yang paling besar adalah 35,42 %
yang berada di Gendongan dan yang paling kecil adalah 17,53 % yang berada di
Kalibening . Jadi semakin kecil ruang pori tanah maka tanaman yang dapat tumbuh di
atasnya akan kekurangan oksigen, hal itu disebabkan oleh sulitnya pertukaran gas atau
udara dengan pori yang terlalu kecil.
VII. KESIMPULAN

1. Cara mengambil contoh tanah yang baik dan benar yaitu contoh tanah utuh
pengambilannya dengan cara menggunakan dua buah ring ditekan serta di ambil
tanah yang melekat ring yang pertama. Kedua contoh tanah biasa atau komposit yaitu
pengambilan titik sampel tanah di berbagai titik lahan yang akan di keringkan dan di
saring.
2. Kadar air yang terkandung di dalam tanah sampel yang diambil dan berlokasi
di Randuacir, Kutowinangun lor , Gendongan dan Kalibening didapatkan
kadar air sebesar 36,7 % , 26,8 % , 21,3 % dan 37,7 % . Sedangkan bobot isi
yang terdapat pada masing masing daerah berbeda beda , pada sampel tanah
yang berlokasi di Randuacir didapatkan bobot isi sebesar 1,00 g , sedangkan
pada sampel tanah Kutowinangun & Gendongan didapatkan bobot isi sebesar
1,05 g & 1,28 g dan yang terakhir pada sampel tanah yang berlokasi di
Kalibening didapatkan bobot si sebesar 1,10 g . Dari hasil perhitungan yang
dilakukan ruang pori total (RPT) yang terkandung di dalam tanah sampel yang
berlokasi di Randuacir, Kutowinangun , Gendongan dan Kalibening diperoleh
ruang pori total sebesar 63 % ,61 % , 52 % dan 59 % .

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Agus, Cahyono . 2009 . Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan . Fakultas Kehutanan
UGM.Yogyakarta.
Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah
Mada.
Foth, Henry D. 1986. Fundamental of Soil Science. Gajah Mada University.
Yogyakarta.
Hakim, N.M.Y. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Khamandayu, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Unila: Lampung
Lugito. 2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online. Fakultas Pertanian
Unsri & Program Studi Ilmu Tanaman, Program Magister (S2), Program
Pascasarjana, Universitas Sriwijaya.
Pairunan ,A.K. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.

Pearson el al, 1995. Sustainable Dryland Cropping in relation to soil produksctivity :


FAO

Anda mungkin juga menyukai