Anda di halaman 1dari 18

HABITAT, RELUNG EKOLOGI, EKOSISTEM

DAN SUMBER DAYA ALAM

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu yang


diberikan oleh Dr. H. Saefudin, M.Si.

Oleh :
Fitriani Nurpratiwi Susanto 1906518
Wiwin Kurniasih 1906529
Rinna Lestari 1907347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢﷲاﻟرﲪﻦاﻟرﺣﻴﻢ‬

Puji beserta syukur tak lupa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Taufik serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Habitat, Relung Ekologi, Ekosistem dan Sumber
Daya Alam” sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu, Program Studi
Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Tujuan dari mata kuliah filsafat ilmu di jurusan Pendidikan Biologi Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ini adalah diharapkan mahasiswa
dapat memahami lebih mendalam mengenai materi-materi biologi baik secara
ontologi, epistemologi maupun aksiologi. Pada kesempatan ini penulis akan
membahas mengenai materi habitat, relung ekologi, ekosistem dan sumber daya
alam dalam ilmu biologi yang ditinjau dari segi ontologi, epistemologi dan
aksiologi.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, banyak bantuan


dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Saefudin, M.Si selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu;
2. Rekan-rekan kelas A dan kelas B Jurusan Pendidikan Biologi Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Alloh SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak


kekurangan, seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak”. Untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Tujuan Makalah ...................................................................................
D. Kegunaan Makalah ..............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
A. Tinjauan Ontologis ...............................................................................
1. Habitat ...........................................................................................
2. Relung Ekologi .............................................................................
3. Ekosistem ......................................................................................
4. Sumber Daya Alam .......................................................................
B. Tinjauan Epistemologi .........................................................................
1. Habitat ..........................................................................................
2. Relung Ekologi .............................................................................
3. Ekosistem .....................................................................................
4. Sumber Daya Alam ......................................................................
C. Tinjauan Aksiologi ...............................................................................
1. Habitat ..........................................................................................
2. Relung Ekologi .............................................................................
3. Ekosistem .....................................................................................
4. Sumber Daya Alam ......................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah ilmu untuk mencari kebenaran dengan cara berpikir dan
bertanya terus-menerus mengenai segala hal. Persoalan gajah hingga semut,
dari soal hukum dan politik hingga soal moral dan metafisika, dari soal galaksi
sampai soal bakteri (Arif, Syamsuddin dan Kania, D.D., 2013). Sehingga dapat
dikatakan bahwa filsafat itu ada dimana-mana. Begitupun pada ilmu biologi.
Filsafat memiliki beberapa tinjauan, tinjauan dalam filsafat dibagi menjadi tiga
yaitu tinjauan ontologis, epistemologi dan aksiologi. Tinjauan ontologi adalah
tinjauan untuk menjawab pertanyaan apa. Tinjauan epistemologi adalah
tinjauan filsafat untuk menjawab pertanyaan bagaimana. Sedangkan, tinjauan
aksiologi adalah tinjauan yang membahas mengenai nilai.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dari makhluk
hidup yang hanya terdiri dari satu sel hingga organisme yang kompleks. Selain
itu, biologi juga membahas mengenai segala sesuatu yang mempengaruhi
makhluk hidup tersebut. Baik itu faktor biotik dan faktor abiotik. Karena
kelangsungan hidup suatu makhluk hidup tentunya sangat di pengaruhi oleh
lingkungan yang ada di sekitarnya. Hubungan makhluk hidup dengan
lingkungannya dibahas dalam cabang ilmu biologi yaitu ekologi. Dalam
ekologi secara umum akan dibahas mengenai habitat, relung ekologi,
ekosistem dan berkaitan pula dengan sumber daya alam.
Agar dapat mengetahui mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem
dan sumber daya alam ditinjau dari segi ontologi, epistemologi, dan aksiologi
maka perlu di kaji lebih lanjut. Hal tersebut bertujuan untuk dapat
memperdalam pengetahuan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulis
menyusun makalah yang berjudul “Habitat, Relung Ekologi, Ekosistem Dan
Sumber Daya Alam” ini dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana tinjauan ontologi mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem
dan sumber daya alam?
2. Bagaimana tinjauan epistemologi mengenai habitat, relung ekologi,
ekosistem dan sumber daya alam?
3. Bagaimana tinjauan aksiologi mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem
dan sumber daya alam?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem dan
sumber daya alam berdasarkan tinjauan ontologi.
2. Untuk mengetahui mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem dan
sumber daya alam berdasarkan tinjauan epistemologi.
3. Untuk mengetahui mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem dan
sumber daya alam berdasarkan tinjauan aksiologi.

D. Kegunaan Makalah
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu, selain itu makalah ini juga dapat menambah ilmu bagi penulis
khususnya mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem dan sumber daya
alam yang ditinjau dari segi ontologis, epistemologi dan aksiologi.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan
kepada pembaca khususnya mengenai habitat, relung ekologi, ekosistem
dan sumber daya alam yang ditinjau dari segi ontologis, epistemologi dan
aksiologi.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Tinjauan Ontologi
Tinjauan ontologi adalah tinjauan yang membahas jawaban terhadap
pertanyaan apa. Adapun yang dibahas dalam tinjauan ini adalah:
1. Habitat
(apa yang dimaksud habitat) Menurut Postlethwait, John H. Dan
Hapson, Janet L. (2006:363) habita adalah tempat hidup suatu organisme.
Sebagai contoh, menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:58) misalnya
habitat kodok adalah di darat setelah dewasa, di air bila masih menjadi
berudu atau telurnya, ikan arwana di air tawar dan di air payau, ikan hiu
dan ikan paus di air asin dan ikan mas di air tawar serta pohon bakau
mempunyai habitat di pantai yang berlumpur dan tanah salinitas dan
membutuhkan arus yang tenang. Setiap makhluk hidup memiliki habitat
yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya dan setiap makhluk hidup
memiliki lebih dari satu habitat. Apabila terjadi gangguan atau perubahan
yang cepat makhluk hidup tersebut mungkin akan mati atau pergi mencari
habitat lain yang cocok. Tetapi jika terjadi perubahan secara perlahan atau
berevolusi, lama kelamaan makhluk hidup yang ada di situ akan berusaha
melakukan penyesuaian diri, atau beradaptasi yang akhirnya mungkin
akan terjadi jenis baru. Habitat dapat disebut alamat makhluk hidup
(Irwan, Zoer’aini Djamal,2010:60).

2. Relung Ekologi
Di dalam suatu ekosistem setiap spesies mempunyai suatu nieche
(relung) ekologi yang khas. Relung atau niche merupakan cara hidup dari
makhluk hidup dalam habitatnya (Irwan, Zoer’aini Djamal,2010: 28,60).
Seperti burung ada yang memakan buah dan atau biji, ada pula yang
memakan ulat atau semut, ada pula yang memakan ikan atau kodok, atau
memakan bangkai. Relung ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat
spesifik. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Postlethwait, John
H. Dan Hapson, Janet L. (2006:365) bahwa relung yang bersifat umum
adalah dapat menempati relung yang luas, dapat bertahan di berbagai
kondisi dan menggunakan berbagai macam sumber daya yang ada
sedangkan relung spesifik sebaliknya. Sedangkan, menurut Campbell,
N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2010:380) relung ekologis adalah
total penggunaan sumber daya abiotik dan biotik suatu spesies dalam
lingkungannya atau dengan kata lain relung ekologi adalah peran
ekologisnya bagaimana spesies tersebut turut serta dalam ekosistem. Lain
halnya dengan Postlethwait, John H. Dan Hapson, Janet L. (2006:365)
yang mengemukakan bahwa nichie adalah peran spesifik atau jalan hidup
suatu spesies dalam lingkungannya termasuk berbagai kondisi dimana
spesies tersebut dapat hidup, sumber daya yang digunakan, metode untuk
menggunakan sumber daya dan penggunaan berbagai macam sumber
daya, julah keturunan yang dimiliki, waktu reproduksi, dan semua
interaksi dalam lingkungan. Menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:60)
relung dibedakan menjadi:
a. Polifag
Makhluk hidup yang dapat memakan banyak jenis makanan
(omnivora). Misalnya ayam yang dapa memakan cacing, padi, daging,
ikan, rumput dan lainnya. Termasuk manusia yang memakan
segalanya.
b. Oligofag
Makhluk hidup yang hanya memakan beberapa jenis makanan.
c. Monofag
Makhluk hidup yang hanya memakan satu jenis makanan
misalnya wereng yang hanya memakan padi.
Suatu habitat dapat dihuni oleh beberapa makhluk hidup. Jika ada
dua jenis makhluk hidup yang mempunyai relung yang sama maka akan
terjadi persaingan. Dalam persaingan yang ketat, masing-masing jenis
mempertinggi efisiensi cara hidup. Masing-masing akan lebih spesialis
atau penyempitan relung. Akan tetapi jika populasi semakin meningkat,
maka persaingan antar individu di dalam jenis tersebut akan meningkat
pula. Dalam persaingan ini individu yang lemah akan terdesak ke bagian
relung marginal. Sebagai akibatnya adalah melebarnya relung, dan jenis
tersebut akan menjadi lebih generalis. Ini berarti jenis tersebut semakin
tahan atau kuat. Semakin spesialis suatu jenis makin rentan makhluk hidup
tersebut. Hal ini ada hubungannya dengan akanan pokok suatu bangsa
yang hanya tergantung pada beras atau kentang, akan menimbulkan
masalah jika beras atau kentang tersebut produksinya menurun atau
terkena serangan hama dan penyakit yang sangat menurunkan produksi.
Cara hidup relung atau niche dari makhluk hidup tersebut disebut juga
profesi (Irwan, Zoer’aini Djamal,2010:60-61).
3. Ekosistem
a. Pengertian Ekosistem
(apa yang dimaksud ekosistem) Ekosistem adalah hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sementara
sejara lebih rinci menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:27) di alam
terdapat organisme hidup dengan lingkungan yang tak hidup saling
berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lain yang merupakan suat sistem. Di dalam
sistem tersebut terdapat dua aspek yaitu arus energi (aliran energi) dan
daur materi atau disebut juga daur mineral atau siklus mineral ataupun
siklus bahan di samping adanya sistem informasi. Menurut
Postlethwait, John H. Dan Hapson, Janet L. (2006:366-287) aliran
energi terdiri dari:
1) Rantai makanan
Rantai makanan adalah rantai tunggal yang menunjukkan
hubungan makan dan dimakan antar organisme dalam ekosistem
yang menghasilkan transfer energi.
2) Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan adalah beberapa rantai makanan yang saling
berhubungan dalam ekosistem
3) Transfer energi
Transfer energi dari suatu organisme ke organisme lain
berdasarkan tingkatan tropik tertentu.
Sedangkan aliran/siklus/daur mineral dalam ekosistem menurut
Postlethwait, John H. Dan Hapson, Janet L. (2006:371-374) dan
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2010:417-418) terdiri
dari:
1) Daur air
Pergerakan air diantara berbagai reservoir di atmosfer.
2) Daur Karbon
Daur karbon meliputi fotosintesis dan respirasi
3) Daur Nitrogen
Daur nitrogen adalah jalan kompleks yang dilalui nitrogen dalam
ekosistem
4) Daur Fosfor
Daur fosfor adalah perpindahan fosfor dari lingkungan ke makhluk
hidup dan kembali lagi ke lingkungan
Menurut Undang-undang Lingkungan Hidup (UULH, 1982)
ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem
merupakan tingkat organisasi yang lebih tingi dari komunitas atau
merupakan suatu kesatuan antara komunitas dengan lingkungannya
dimana terjadi antar hubungan.
b. Komponen Ekosistem
(apa saja faktor peyusun ekosistem) Ekosistem tersusun oleh 2
komponen atau faktor yaitu:
1) Komponen Biotik
(apa yang dimaksud komponen biotik dan penyusunnya?)
Komponen Biotik meliputi semua organisme hidup (Postlethwait,
John H. Dan Hapson, Janet L., 2006:363). Sedangkan menurut
Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:33-35) dan Postlethwait, John H.
Dan Hapson, Janet L. (2006:366-287) faktor biotik terdiri dari:
a) Produsen
Produsen adalah organisme autotrof meliputi tumbuhan,
atau protista dan bakteri yang membuat makanan sendiri.
b) Konsumen
Mendapatkan energi dengan cara mengkonsumsi molekul
organik yang dibuat oleh organisme lain. Meliputi semua
hewan, kebanyakan protista, semua jamur dan bakteri yang
merupakan heterotrof.
(1) Herbivora (pemakan tumbuhan/produsen)
(2) Karnivora (pemakan hewan): karnivora 1, karnivora 2, dan
top karnivora
(3) Omnivora (pemakan segala)
c) Detritivor adalah pemakan sampah berupa organisme mati, daun
yang gugur, dan sisa-sisa hewan dalam ekosistem. Dekomposer
adalah beberapa bakteri dan jamur yang memecah molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana.
2) Komponen Abiotik
(Apa yang dimaksud komponen abiotik dan penyusunnya?)
Komponen abiotik terdiri dari komponen tak hidup berupa
komponen fisik dan kimia yang ada di lingkungan. Diantaranya
adalah: suhu, kelembapan, pH, salinitas, konsentrasi oksigen,
intensitas cahaya matahari, ketersediaan nitrogen, dan presipitasi.
Komponen abiotik ketersediaannya tidak konstan, tetapi sangat
bervariasi di setiap tempat. Sedangkan menurut Irwan, Zoer’aini
Djamal (2010:34) faktor abiotik terdiri dari:
a) Tanah
(1) Sifat fisik tanah seperti tekstur, kematangan, porositas,
kapasitas menahan air.
(2) Faktor kimia tanah seperti pH, kandungan dan jenis unsur
hara (materi)
b) Faktor iklim
Rezim energi, suhu, kelembapan, angin, kandungan gas/partikel,
temperatur dan faktor-faktor fisik lainnya.
c) Faktor air
Kecerahan, pH, kandungan unsur.
d) Faktor anorganik (C, H, CO2, H2O dan lainnya) yang terlibat
dalam siklus bahan atau mineral
e) Faktor organik (protein, karbohidrat, leak, dan lainnya) yang
menghubungkan biotik dan abiotik.
3) Faktor Manusia
Menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:34-35) faktor manusia
terdiri dari:
a) Ideologi
b) Politik
c) Ekonomi
d) Sosial
e) Budaya
f) Hankam (nasional dan pribadi)
Sedangkan menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:31)
komponen ekosistem berdasarkan segi makanan (trophik) memiliki dua
komponen yang biasanya terpisah-pisah dalam waktu dan ruang yaitu:
1) Komponen autotrof (membuat makanan sendiri), di sini terdapat
pengikatan energi sinar matahari.
2) Komponen heterotropik (memakan yang lainnya) di sini terjadi
pemakaian, pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang
kompleks.
c. Interaksi dalam Ekosistem
Menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:29) interaksi pada
ekosistem terjadi antara:
1) Komponen-komponen biotik dengan komponen-komponen
abiotik.
2) Sesama komponen biotik
3) Sesama komponen abiotik
d. Batas dan Ukuran Ekosistem
Menurut Irwan, Zoer’aini Djamal (2010:35) ekosistem
memiliki batas dan ukuran. Ekosistem merupakan satuan fungsional
dalam ekologi karena ekosistem meliputi makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam hal ini fungsi utama ekosistem di bumi adalah
penekanannya pada hubungan ketergantungan dan sebab akibat, yang
merupakan rangkaian komponen-komponen yang membentuk
hubungan fungsional. Perbedaan ekosistem yang satu dengan yang lain
dapat diakibatkan oleh:
1) Jumlah jenis organisme produsen
2) Jumlah jenis organisme konsumen
3) Jumlah keanekaragaman mikroorganisme
4) Jumlah dan macam komponen abiotik
5) Kompleksitas interaksi antar komponen
6) Berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem
e. Tipe - Tipe Ekosistem
1) Ekosistem Alami
Ekosistem alami adalah ekosistem yang belum pernah ada
campur tangan manusia. Contohnya hutan belantara di Kalimantan,
Sumatera, Irian, dan Sulawesi. Komponen-komponennya lebih
lengkap, tidak memerlukan subsidi energi karena dapat memelihara
dan memenuhi sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Ekosistem
lebih mantap, tidak mudah terganggu, tidak mudah tercemar,
kecuali jika ada bencana alam. Ekosistem alami berdasarkan habitat
dapat dibedakan menjadi:
a) Ekosistem mangrove
b) Ekosistem pantai
c) Sungai dan danau
d) Ekosistem rawa gambut
e) Ekosistem rawa air tawar
f) Hutan dataran rendah
g) Gunung
h) Gua
2) Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sudah banyak dipengaruhi
oleh manusia. Contohnya kota Jakarta atau kota lain, danau buatan,
sawah atau ekosistem pertanian. Komponen-komponennya
biasanya kurang lengkap, memerlukan subsidi energi, memerlukan
pemeliharaan atau perawatan, mudah terganggu, dan mudah
tercemar. Ekosistem buatan lebih rentan terhadap perubahan dan
tidak mantap.
4. Sumber Daya Alam
a. Pengertian Sumber Daya Alam
Menurut Hendawati, Yuyu (4.1) Sumber Daya Alam (SDA)
adalah sumber kekayaan bumi baik biotik maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.
Misalnya baik di hutan, laut atau pegunungan akan menemukan
kekayaan hutan berupa jenis – jenis tumbuhan dan jenis – jenis hewan,
serta kekayaan lautan berupa jenis – jenis ikan, rumput laut dan
sebagainya. Di samping itu kita akan menemukan kekayaan barang
tambang seperti berbagai macam mineral dan minyak bumi. Sedangkan
menurut Slamet Riyadi dalam Hendawati, Yuyu (4.1) mendefinisikan
Sumber Daya Alam sebagai segala isi yang terkandung dalam biosfer,
sebagai sumber energi yang potensial, baik yang tersembunyi di dalam
litosfer (tanah), hidrosfer (air) maupun atmosfer (udara) yang dapat
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia secara langsung
maupun tidak langsung.
b. Klasifikasi Sumber Daya Alam
Menurut Hendawati, Yuyu (4.5) mengklasifikasikan sumber
daya alam sebagai berikut:
1) Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai
berikut :
a) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable),
misalnya : Hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut
terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki
daya regenerasi (pulih kembali).
b) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-
renewable), misalnya: minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan
bahan tambang lainnya.
c) Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya udara, matahari,
energi pasang surut, energi laut dan air dalam siklus hidrologi.
2) Berdasarkan Potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi
beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
a) Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi,
emas, kayu, serat kapas, kaca, dan rosela.
b) Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Misalnya batu bara,
minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi
pasang surut air laut, dan kincir angin. Contoh SDA yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi (air terjun).
c) Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang
berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan)
dan angkasa.
3) Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
a) Sumber daya alam non hayati (abiotik); disebut juga sumber
daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-
benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir
angin.
b) Sumber daya alam hayati (biotik); disebut juga sumber daya
alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya : hewan,
tumbuhan, mikroba, dan manusia.
4) Berdasarkan Kepentingan
a) SDA yang Tak Dapat Diperbaharui
SDA yang tak dapat diperbaharui di bumi ini jumlahnya
terbatas; logam, mineral, minyak bumi dan batu bara
merupakan contoh Sumber Daya Alam yang tak dapat
diperbaharui atau tak terpulihkah. Jika diambil terus menerus
sumber daya alam tersebut akan habis.
b) SDA yang Dapat Diperbaharui
Sumber daya alam yang tidak akan habis misalnya tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme.

B. Tinjauan Epistemologi
C. Tinjauan Aksiologi
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2008). Biologi. Jilid 3. Edisi
Kedelapan. Alih Bahasa: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Hendawati, Yuyu. (tanpa tahun). Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
[Online]. diakses: http://file.upi.edu>DUAL-MODES. 19 Oktober 2019
Irwan, Zoer’aini Djamil. (2010). Prinsip-prinsip Ekologi (Ekosistem, Lingkungan,
dan Pelestariannya). Jakarta: PT Bumi Aksara
Postlethwait, John H. Dan Hapson, Janet L. (2006). Modern Biology. United State:
Holt, Rinehart and Winston

Anda mungkin juga menyukai