Disusun oleh :
Ivan Nugroho Manurung
2016339012
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui bahaya kecelakaan kerja pada indudtri tekstil
pemintalan benang.
2) Untuk mengetahui dampak penyakit yang timbul dari bahaya kecelakaan
kerja pada industri pemintalan benang.
3) Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan dari bahaya dan
dampak penyakit terhadap tenaga kerja industri tekstil pemintalan benang
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan/Kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setingi-tingginya, baik fisik, amental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit- penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum (Sumakmur, 1981).Menurut Dainur, kesehatan kerja
adalah upaya perusahaan untuk mempersiapkan, memelihara serta tindakan
lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan tenaga kerja dengan kesehatan
baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat berproduksi
secara maksimal pula (Dainur,1992).
Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa kesehatan kerja merupakan
aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat (perusahaan, pabrik, kantor,
dan sebagainya) dan menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja
dengan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. Apabila didalam kesehatan
masyarakat ciri pokoknya adalah upaya preventif (pencegahan penyakit)
dan promotif (peningkatan kesehatan), maka dalam kesehatan kerja, kedua hal
tersebut menjadi ciri pokok (Notoatmojo, 1997)
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi.
Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian
diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing).Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1. Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2. Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan
mesin jahit, televisi, dan radio.
3. Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta,
plastik, obat-obatan, dan pipa.
4. Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam
dan makanan kemasan.
5. Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu
lapis, dan marmer
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil
dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing.
Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah
kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan
untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain
merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.
2. Proses Pembuatan
Sebelum kapas diproses pada mesin blowing, terlebih dahulu
kapas dikeluarkan dari gudang, kemudian kapas yang masih dalam keadaan
terbungkus dan terikat, di bawa ke Bill Store untuk dibuka dan dilepaskan
ikatannya agar kapas kembali ke dalam bentuk semula dan dibiarkan untuk
diangin-anginkan selama 24 jam. Kemudian kapas yang dibuat lap lalu
dikerjakan pada mesin carding, lap akan mengalami pembersihan, pemisahan,
penarikan dengan mesin pre drawing untuk dapat dibuat sliver, selanjutnya
dikerjakan pada mesin yang lebih rata seratnya, dengan jalan 8 sliver dijadikan
sliver ditarik diantara rol-rol.
Selanjutnya dikerjakan pada mesin lap former untuk dibuat lap yaitu 8
sliver dimasukkan pada mesin ini. Dengan ditarik agar seratnya searah panjang
dan pendek terpisah maka lap dikerjakan pada mesin lap pendek akan terkumpul
menjadi kotoran, sedang serat panjang dibuat silver yang terdiri serat panjang saja.
Serat silver yang dapat diproses kembali untuk dijadikan benang carded dengan
nomor 15 dan 35 atau sebagai campuran untuk membuat benang-benang carded
dengan No.30 S dan 40 S.
Sliver hasil combing selanjutnya dikerjakan pada mesin drawing (I dan II)
untuk dibuat sliver yang baik karena sliver hasil combing merupakan bahan baku
untuk pembuatan benang halus dan ini diproses pada mesin speed frame. Dengan
sedikit ditarik dan dipilin akan menghasilkan sliver dengan ukuran lebih kecil
yang disebut roving. Roving ini hasil dari mesin speed frame dibuat benang
tunggal selanjutnya dapat diperdagangkan baik dalam bentuk cone (pada mesin
cone winder) atau benang double mesin quick traverse, hant dan lain-lain.
Penanggulangan lain :
1) Perlu lebih ditingkatkan lagi kualitas kerja dalam mengupayakan
kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada.
2) Penataan ruangan harus lebih diperhatikan menjadi lebih baik, supaya para
karyawan lebih leluasa dalam melakukan pekerjaannya. Bengkel kerja
utama industri jika memungkinkan dipindahkan ke tempat yang khusus
disediakan untuk kegiatan industri, setidaknya diusahakan pembagian
tempat pengolahan khusus yang bersekat dan masing-masing disendirikan
sehingga ruang gerak menjadi luas.
3) Untuk menghindari sakit akibat kerja pekerja perlu melakukan olahraga
yang teratur, dan setidaknya banyak bergerak dari pekerjaan yang biasa
dilakukan, contoh apabila biasanya duduk sesekali berdiri dan berjalan
agar gerakan dan posisi kerja para karyawan menjadi lebih bervariasi dan
tidak monotonis.
4) Sebaiknya untuk pembuangan atau penimbunan sementara limbah
disediakan lahan kosong tersendiri, atau setidaknya menempatkannya
dalam karung, bak, atau lubang khusus sehingga tidak terjadi pencemaran
lingkungan dan dari segi tata ruang pun menjadi lebih luas dan enak untuk
dipandang.
5) Perusahaan (dalam hal ini industri kecil) yang belum mendapat tempat di
organisasi Pukesmas maka hendaknya dimasukkan secara
struktural kedalam organisasi tersebut. Sehingga industri ini akan lebih
terayomi dalam hal pelayanan kesehatannya yang paripurna (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif), yang dalam hal ini ditekankan pada
ruang lingkup kedokteran industrinya. Misalnya petugas kesehatan
mengunjungi tempat-tempat industri secara rutin guna menilai kesehatan
kerja di perusahaan-perusahaan rumah tangga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pada proses pemintalan. limbah debu kapas paling banyak didapat pada
proses blowing, carding dan. Limbah aktual pada pekerjaan blowing dan
carding masing-masing sebesar 3.5% dan 2.5% sedangkan tingkat
kebisingan speed frame sebesar > 85 dB.
2) Penyakit yang akan timbul adalah Byssinosis (penyakit tergolong
pneumoconiosis) yang berasal dari limbah debu kapas kepada pekerja-
pekerja dalam industri tekstil. Pencengahan dengan menggunakan APD
(alat pelindung diri) seperti: memakai safety glasses, ear plung, ear muff,
respirator dan lain-lain.
3) Pencegahan yang lain dapat di lakukan dengan pemeliharaan rumah tangga
yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu kapas sangat sedikit di
udara,pembersihan mesin carding sebaiknya dengan pompa
hampa udara, membersihkan lantai dengan sapu tidak baik, ventilasi
umum dengan sistim hisap, pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum
bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala, rotasi pekerja yang
telah terpapar debu kapas ke tempat yang tidak berbahaya.
B. Saran
1) Memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita gunakan, lakukan
terlebih dahulu hazard identification (identifikasi bahaya).
2) Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita
identifikasi.
3) Perlu penegakan disiplin karyawan terhadap pemakaian alat pelindung diri
terutama masker dan sumbat telinga.
4) Perlu adanya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan bidang
kesehatan dan keselamatan kerja, dan keterampilan para pekerja.