Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanegaraman hayati


yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan,
udara maupun di perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat
penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya wisata alam. Potensi Obyek
dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang dimiliki Indonesia, antara lain berupa
keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang
alam, gejala alam, peninggalan sejarah/budaya yang secara optimal untuk
kesejahteraan masyarakat.
Keseluruhan potensi ODTWA tersebut di atas merupakan sumber daya
ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus merupakan media pendidikan dan
pelestarian lingkungan. Sasaran tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan
dan pengusahaan yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta
yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata alam, misalnya
kepariwisataan, biro perjalanan, pemerintah daerah, lingkungan hidup, dan lembaga
swadaya masyarakat. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata alam terdapat
dampak positif dan dampak negatif, baik dalam masalah ekonomi, sosial, dan
lingkungan alami.
Dampak positifnya antara lain menambah sumber penghasilan dan devisa
negara, menyediakan kesempatan kerja dan usaha, mendorong perkembangan usahausaha baru, dan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat/wisatawan
tentang konservasi sumber daya alam. Dampak positif tersebut perlu ditingkatkan.
Dampak negatifnya antara lain gangguan terhadap ODTWA (erosi dan vandalisme),
dan munculnya kesenjangan sosial. Dampak negatif ini perlu mendapatkan perhatian
dan ditanggulangi secara bersama antara pihak terkait. Berkenaan dengan hal itulah
makalah ini saya susun dengan mengacu pada teori-teori ekologi wisata.

TINJAUAN PUSTAKA
Studi Potensi, Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
Studi potensi dalam kamus Kehutanan RI tahun 1989 adalah studi mengenai
kandungan gejala alam dari suatu kawasan. Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian
dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata. Studi potensi wisata adalah studi mengenai
kandungan gejala alam dari suatu kawasan yang dapat dija dikan sebagai obyek dan daya
tarik suatu perjalanan wisata.
Definisi mengenai obyek dan daya tarik wisata menurut :

1. UU No. 9 Tahun 1990 bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu
yang menjadi sasaran wisata. Obyek dan daya tarik wisata tersebut terdiri atas :
a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.
b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud
museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya,
wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman
rekreasi, dan tempat hiburan.
2. Marpaung (2002) mengemukakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah
suatu bentukan dan/atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan serta dapat
menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/tempat
tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata -mata hanya
merupakan sumberdaya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik
wisata sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Jenis obyek dan daya
tarik wisata dibagi kedalam dua kategori yaitu :
a. Obyek dan daya tarik wisata alam.
b. Obyek dan daya tarik wisata sosial budaya.
3. Hamid (1996) menyatakan obyek wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan
telah dikunjungi wisatawan sedangkan daya tarik adalah segala sesuatu yang
menarik namun belum tentu dikunjungi. Daya tarik tersebut masih memerlukan
pengelolaan dan pengembangan sehingga menjadi obyek wisata yang mampu

menarik kunjungan.
4. Wiwoho (1990) menyatakan bahwa dalam dunia kepariwisataan istilah obyek
wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu yang dapat menjadi daya tarik bagi
seseorang atau calon wisatawan untuk mau berkunjung ke suatu daerah tujuan
wisata. Daya tarik tersebut antara lain dapat berupa :
a. Sumber-sumber daya tarik yang bersifat alamiah seperti iklim,
pemandangan alam, lingkungan hidup, fauna, flora, kawah, danau,
sungai, karang dan ikan di bawah laut, gua-gua, tebing, lembah dan
gunung.
b. Sumber-sumber buatan manusia berupa sisa-sisa peradaban masa
lampau, monumen bersejarah, rumah peribadatan, museum, peralatan
musik, tempat pemakaman dan lain-lain.
c. Sumber-sumber daya tarik yang bersifat manusiawi. Sumber manusiawi
melekat pada penduduk dalam bentuk warisan budaya misalnya tarian,
sandiwara, drama, upacara adat, upacara penguburan mayat, upacara
keagamaan, upacara perkawinan dan lain-lain.
Daya tarik wisata menurut Kodhyat (1996) adalah segala sesuatu yang
mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan wisata yang
bersangkutan. Soekadijo (2000) juga menyatakan bahwa wisatawan hanya akan
berkunjung ke tempat tertentu kalau di tempat itu terdapat kondisi yang sesuai dengan
motif wisatawan. Kondisi yang sesuai dengan motif wisatawan akan merupakan daya
tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat tersebut.
Unsur-unsur paling penting yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan
ekowisata menurut Sudarto (1999) adalah kondisi alamnya, kondisi flora dan fauna yang
unik, langka dan endemik, kondisi fenomena alamnya, kondisi adat dan budaya. Ko
(2001) menyebutkan bahwa obyek wisata alam bisa berupa gunung, lembah, sungai,
pesisir, laut, pulau, air terjun, danau, lembah sempit (canyon), rimba, gua dan
sebagainya. Keberadaan suatu obyek wisata dapat dinilai memiliki daya tarik jika
kunjungan ke lokasi tersebut memenuhi harapan (expectation) pengunjung. Untuk itu
perlu dianalisis terlebih dahulu apa yang menjadi harapan konsumen memilih obyek

wisata tersebut sebagai tujuan kunjungan menjadi harapan konsumen memilih


obyek wisata tersebut sebagai tujuan kunjungan Beberapa komponen obyek wisata

yang dikemukakan oleh Cooper et al (1998) yaitu:


1. Atraksi wisata baik berupa alam, buatan (hasil karya manusia), atau peristiwa
(kegiatan) yang merupakan alasan utama kunjungan.
2. Fasilitas -fasilitas dan pelayanan dibutuhkan oleh wisatawan di daerah tujuan
wisata.
3. Akomodasi, makanan dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk fisik tapi
juga harus dapat menciptakan perasaan hangat dan memberikan kenangan pada
lingkungan dan makanan setempat.
4. Aksesibilitas (jalan dan transportasi) merupakan salah satu faktor kesuksesan
daerah tujuan wisata.
5.

Faktor-faktor pendukung seperti kegiatan pemasaran, pengembangan, dan


koordinasi.

Pembangunan obyek dan daya tarik wisata menurut UU No. 9 Tahun 1990
dilakukan dengan memperhatikan :
1. Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan
ekonomi dan sosial budaya.
2. Nilai-nilai agama, adat istiadat serta cara pandangan dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.
3. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.
4. Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai