PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas
pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya,
akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini
mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan
harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara
parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Visi
Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan adalah Indonesia Sehat
2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
memperoleh layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2002).
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tersandung - - Administrasi
Cidera Likehood (memasang
- 5 peringatan)
Lebam -Score 5
(Low) -Likehood 2
-Score 1
(Low)
2.2. Pembahasan
2. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan
pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem
ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem
otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya
dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya,
mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku padat
yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau basah.
Kampus GG juga memiliki tangga yang tidak rata serta kurang terlihat
oleh pengguna jalan, sehingga bahaya yang dapat ditimbulkan yaitu terjatuh serta
resiko yang diterima cidera, lebam dan luka. Tangga yang merupakan jalur
trasportasi vertical yang dalam pembuatannya harus datar, tidak miring sehingga
tidak membahayakan pemakai tangga, dan lebar dari tangga tersebut harus cukup
untuk panjang telapak kaki pemakai karena ukuran anak tangga yang tidak tepat
dapat mengakitbatkan pemakai tangga mudah tergelincir dan terjatuh. Konstruksi
tangga harus memenuhi dua syarat; yaitu mudah dilihat dan mudah dipergunakan.
Pertama, mudah dilihat terutama berhubungan dengan dengan perletakan dalam
suatu bangunan, dimaksudkan agar tangga mudah dilihat orang. Syarat ini penting
sekali terutama untuk bangunan - bangunan umum. Kedua adalah mudah
dipergunakan terutama berhubungan dengan kemiringan tangga. Makin datar dari
suatu tangga makin mudah dipergunakan sedangkan makin curam makin sulit
dipergunakan. Penentuan kemiringan tangga atau sudut kemiringan tangga pada
umumnya tergantung untuk keperluan apa tangga tersebut dibuat.