DATA BANJIR
Wilayah Kota
Tangerang meliputi 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan dengan kondisi wilayah sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 4.1. Data Wilayah Kota Tangerang
Kecamatan
Luas
Ciledug
Larangan
Karang Tengah
Cipondoh
Pinang
Tangerang
Karawaci
Jatiuwung
Cibodas
Periuk
Batuceper
Neglasari
Benda
Bandara SH
Kota Tangerang
(km2)
8.769
9.397
10.474
17.910
21.590
15.785
13.475
14.406
9.611
9.543
11.583
16.077
5.919
19.690
184.229
Jumlah
Jumlah
Kepadatan
Kelurahan
8
8
7
10
11
8
16
6
6
5
7
7
5
Penduduk
95.671
119.966
91.599
148.450
120.444
104.938
141.832
124.139
144.678
95.818
76.874
75.779
66.896
Penduduk/km2
10.909
12.762
8.749
8.293
5.579
6.646
10.522
8.615
15.055
10.044
6.638
4.712
11.300
104
1407.084
8.551
A.
oleh punggung topografi, sehingga air yang jatuh akan mengalir melalui satu titik
pengamatan. Sementara pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan
semua sumber daya alam. Untuk memberikan hasil hasil optimal bagi kesejahteraan
masyarakat yang tinggal dalam DAS tersebut dalam waktu yang tidak terbatas dengan
menekan meminimal mungkin kemungkinan terjadi kerusakan atau degradasi fungsi
hidrologi DAS tersebut.
Beberapa indikator terjadinya proses degradasi DAS secara menyeluruh antara laian
adalah:
1. Penurunan produksi dari DAS yang sifatnya menurunkan kesejahteraan
masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada DAS tersebut.
2. Perubahan terhadap fungsi hidrologi DAS seperti pesarnya fluktuasi aliran sungai
atau perbedaan antara debit maksimal dan minimal.
3. Peningkatan laju erosi lapisan tanah yang diikuti dengan perunahan terhadap
biofisik dan biokimia tanah.
4. Perubahan terhadap keseimbangan ekosistem di dalam DAS dan juga di daerah
keluaran yang dipengaruhi keluaran DAS tersebut.
B.
daerah Semplak, Kabupaten Bogor. Aliran Kali Angke melintasi 4 daerah administrasi, yaitu
Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Jakarta Barat, berakhir di
Saluran Pembuang Cengkareng Drain, Jakarta Barat.
Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) Angke merupakan kawasan terbangun
intensitas sedang-tinggi, yaitu kegiatan permukiman dan kegiatan perkotaan. Karakteristik
DAS Angke dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
Kab.
Kecamatan
Dominasi
Intensitas
Semplak
Guna Lahan
Permukiman, ladang,
Kegiatan
Sedang
Bojong Gede
sawah
Permukiman, ladang,
Sedang
Parung
Pamulang
sawah
Permukiman, ladang
Permukiman, ladang
Sedang
Tinggi
Serpong
Permukiman, ladang
Sedang
Tangerang
Kota
Ciledug
Tangerang
Jakarta Barat
lahan kosong
Permukiman,
Sangat Tinggi
Kr. Tengah
kegiatan perkotaan
Permukiman,
Tinggi
Pinang
kegiatan perkotaan
Permukiman, ladang,
Tinggi
Duri Kosambi
Kembangan
lahan kosong
Permukiman,
kegiatan perkotaan
Permukiman,
Tinggi
Sangat Tinggi
kegiatan perkotaan
Sumber : Hasil Analisa Peta, 2010
Kali Angke melalui wilayah Kota Tangerang sepanjang 10 km dengan lebar sungai
sekitar 12 m pada kawasan terbuka dan menyempit menjadi 3-4 meter pada kawasan
terbangun/perkotaan. Debit air Kali Angke pada kondisi normal tercatat sekitar 18 m3/det.
Kondisi DAS Kali Angke sebagian besar merupakan daerah terbangun kawasan
permukiman. Terjadi pendangkalan akibat sedimentasi dan sampah yang dibuang masyarakat
pada kawasan permukiman sepanjang Kali Angke. Pada musim kemarau, Kali Angke
merupakan penampung air buangan domestik dari kawasan perumahan sehingga debit air
relatif kecil dan kualitas air buruk.
penampung air limpasan dari DAS dengan kondisi sebagian besar merupakan kawasan
terbangun. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa debit air pada musim hujan akan
sangat melonjak, baik dari air limpasan daerah hulu maupun dari kawasan-kawasan
permukiman di dalam DAS Kali Angke.
Beberapa anak sungai Kali Angke, seperti Kali Serua, Wetan, Pesanggrahan dan
Cantiga berasal daerah Bintaro dan Ciputat dimana kondisi saat ini merupakan kawasan
permukiman dan kegiatan perkotaan. Sama halnya dengan Kali Angke, pada musim kemarau
debit air sungai-sungai tersebut relatif kecil karena hanya berfungsi sebagai saluran
pembuangan lingkungan permukiman. Namun pada musim hujan, debit air akan meningkat
tajam akibat menampung limpasan air dari daerah permukiman. Dengan semakin intensifnya
pengembangan daerah terbangun dan semakin minimnya ruang terbuka hijau pada DAS
Angke dan anak sungainya, maka dapat diprediksi debit air akan semakin meningkat bahkan
tidak terkendali menyebabkan banjir.
C. Sebaran Banjir
Bencana banjir Kota Tangerang pada tanggal 2 9 Pebruari 2007 melanda hampir
merata di seluruh wilayah. Bencana Banjir pada tahun ini jauh lebih luas dibanding dengan
bencana banjir tahun 2002.
Kecamatan Kota Tangerang. Setiap tahun kondisi genangan air dan banjir di Kota Tangerang
semakin meluas sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel. 4.3. Data Jumlah Genangan Dan Banjir Kota Tangerang Tahun 1994-2007
Tahun
Jumlah
Tinggi
1994
2000
2002
18 lokasi
49 lokasi
67 lokasi
banjir
100 cm
150 cm
300 cm
2003
2007
98 lokasi
63 lokasi
100 cm
300 cm
Waktu
(+jam)
genangan
72 jam
72 jam
248.85 ha
+ 400.00
12 - 24 jam
48 jam-1
ha
127,80 ha
518.50 ha
mgg
Sumber : RTRW Kota Tangerang Tahun 2010
Luas
7-2
7-1
2-6
3-3
2-3
2-5
2-4
3-1
7-6
2-2
2-7
7-22
3-2
TG
(M)
1,5
1,0
1,0
1,5
3,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
1,5
40
50
30
20
50
50
30
3,0
1,5
30
30
2,0
1,5
30
15
4. KALI ANGKE
1. PERUMAHAN WISMA TAJUR
2. PERUMAHAN CILEDUG INDAH I
3. PERUMAHAN CILEDUG INDAH II
4. PERUMAHAN PINANG GRIYA
5. PERUMAHAN PINANG INDAH
6. PERUMAHAN PONDOK BAHAR
7. PERUMAHAN DUREN VILLA
8. PEMUKIMAN KEL. GONDRONG
9. PEMUKIMAN KEL. PETIR,CANDULAN
3,0
3,0
3,0
3,0
2,5
3,0
3,0
1,5
1,5
30
30
30
40
30
40
20
50
50
5. KALI WETAN
1.PERUMAHAN PURI KARTIKA LAMA
2.PERUMAHAN PURI KARTIKA BARU
2,0
2,0
40
40
3. KALI SABI
1. PERUMAHAN PONDOK ARUM
2. PERUMAHAN TAMAN CIBODAS
( TMSK. JL. GATOT SUBROTO )
3. PERUMAHAN PERIUK JAYA
4. PEMUKIMAN UWUNG JAYA
1-4
2-1
NO LUAPAN
1. KALI CISADANE
1. PEMUKIMAN PNG. BARAT
2. PEMUKIMAN BABAKAN
3. PEMUKIMAN KALI PASIR
4. PEMUKIMAN MEKARSARI
1-3
7-15
7-3
7-5
7-4
LS
(Ha)
10
5
5
5
7-29
7-10
3-4
1-2
7-24
7-27
8-1
4-8 4-9
7-28
4-5
7-23
TG
(M)
2,0
2,0
2,0
2,0
1,5
1,5
LS
(Ha)
40
20
20
30
20
20
1,0
1,0
0,6
0,6
0,6
0,6
1,0
1,0
1,0
0,6
0,7
1,0
1,0
1,0
1,0
30
30
30
40
30
30
20
20
15
30
30
20
20
20
15
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,7
0,7
1,0
1,0
1,0
30
30
30
30
35
30
30
20
20
20
25
0,5
0,6
0,4
30
20
20
8. RAWA CIPONDOH
1. PERUMAHAN P & K
2. PERUMAHAN BJR. WIJAYA
0,6
0,6
5
20
6-2
8-2
7-26
NO LUAPAN
6. KALI CANTIGA
1. PERUMAHAN DDN
2. PERUMAHAN UNILEVER
3. PERUMAHAN PURI BETA
4. PEMUKIMAN LAR. UTARA (JOGLO)
5. PERUMAHAN PERDAGANGAN
6. PERUMAHAN KEJAKSAAN
4-6
7-21
6-1
1-1
4-4
7-9
7-77-8
4-2
4-3
7-12
4-7
5-1
7-17
KETERANGAN :
4-1
7-19 6-4
6-5
7-16 7-14
7-18
7-13
6-6
6-3
7-20
5-2
Direncanakan Oleh
Nama :
Tgl
:
Paraf :
Digambar Oleh
Nama :
Tgl
:
Paraf :
Diperiksa Oleh
Nama :
Tgl
:
Paraf :
Disetujui Oleh
Nama :
Tgl
:
Paraf :
7-18
BERAT
7-17
SEDANG
7-11
RINGAN
Tipe :
Kelurahan :
Skala :
1:12.500
Kecamatan :
Nama :
Data :
No Gambar : 05
Nomer
Pengerjaan :
Lokasi File :
Revisi :
Berdasar pendataan Satkorlak Bencana Banjir Kota Tangerang tahun 2010, tercatat data-data
banjir dan rumah yang terkena banjir tanggl 1- 9 Januari 2010 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.4 Data Banjir Kota Tangerang Tahun 2010
Kecamatan dengan daerah banjir yang paling luas adalah di Kecamatan Ciledug yaitu
109 Ha menggenangi 3032 rumah di 11 lokasi banjir. Berikut data lokasi banjir per
kecamatan sebagaimana yang tercatat pada Satkorlak Penanggulangan Banjir Kota Tangerang
:
1. Kecamatan Karang Tengah
2.
Kecamatan Ciledug
3.
Kecamatan Larangan
4.
Kecamatan Pinang
5.
Kecamatan Tangerang
6.
Kecamatan Karawaci
7.
Kecamatan Cibodas
8.
Kecamatan Periuk
9.
Kecamatan Batuceper
10.
Kecamatan Jatiuwung
11.
Kecamatan Neglasari
12.
Kecamatan Benda