Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI KAWASAN WISATA BUDAYA DESA ADAT KEMIREN, DENGAN PARTISIPASI

MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PARIWISATA KABUPATEN


BANYUWANGI
Gilang Ramadhan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Jember

1.1 Latar belakang

Kekayaan budaya Indonesia yang berada di daerah-daerah menjadi produk


andalan pariwisata. Keragaman budaya ini menjadi salah satu modal dasar menguatkan
citra sebagai negara dan bangsa yang layak menjadi destinasi pariwisata internasional
Damanik (2013). Selaras dengan Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang
Keparawisataan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan menjungjung tinggi prinsip
norma dan budaya. Pernyataan ini di dukung dengan Goeldner dan Ritchie (2012) bahwa
penyelenggaraan pariwisata harus melibatkan budaya masyarakat lokal sehingga
menciptakan dasar keberlanjutan pembangunan pariwisata.

Pariwisata memberikan kontribusi penting pengembangan kampung jika


masyarakat lokal berpartisipasi. Selain itu, juga akan mampu menjaga kelestarian
lingkungan, ekonomi dan budaya, dan tradisi. Penelitian ini fokus pada identifikasi
potensi Kampung Adat Osing sebagai pariwisata kreatif di bidang budaya dengan lokasi
di Desa Kemiren, Banyuwangi.

Osing merupakan salah satu komunitas etnis yang berada di daerah Banyuwangi
dan sekitarnya. Secara luas Osing adalah salah satu bagian sub etnis Jawa. Dalam peta
wilayah kebudayaan Jawa, Osing merupakan bagian dari wilayah Sabrang Wetan yang
berkembang di daerah ujung timur Pulau Jawa. Keberadaan komunitas Osing berkaitan
erat dengan sejarah Blambangan (Scholte 1927). Menurut Leckerkerker (1923:1031),
orang-orang Osing adalah masyarakat Blambangan yang tersisa. Keturunan kerajaan
Hindu Blambangan ini berbeda dari masyarakat lainnya (Jawa, Madura, dan Bali), apabila
dilihat dari adat istiadatnya, budaya dan bahasanya (Stoppelaar, 1927).

Berdasarkan administratif, Desa Kemiren terletak di Kecamatan Glagah,


Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan secara historis masih memperlihatkan tata
kehidupan masyarakat sosio-kultural yang mempunyai kekuatan nilai tradisional Osing
sehingga pada saat kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman, Desa Kemiren
ditetapkan menjadi kawasan wisata desa adat Osing. Potensi utama desa wisata ini
adalah tradisi dan budaya Using yang dipegang teguh dan terus dijalankan dalam
berbagai aspek hidup keseharian masyarakatnya. Beragam atraksi seni dan budaya khas
suku Using terdapat di desa ini. Menariknya, tradisi dan budaya yang ada di desa
tersebut tidak bersifat artifisial dan hanya ditunjukkan sebagai atraksi wisata semata,
namun telah mendarah daging dan menyatu dalam gerak hidup masyarakatnya.

Banyaknya keistemewaan yang dimiliki oleh desa ini diantaranya adalah


penggunakan bahasa yang khas yaitu bahasa Osing, bangunan, sosial budaya
masyarakat, area wisata budaya yang terletak di tengah desa yang menegaskan bahwa
desa ini berwajah Osing dan diproyeksikan sebagai cagar budaya Osing. dan banyak
lainnya. Dari hal tersebut Desa Kemiren telah ditetapkan sebagai Desa Osing yang
sekaligus dijadikan cagar budaya untuk melestarikan keosingannya.

Bagaimana peran serta masyarakat terhadap pariwisata di Desa Kemiren dilihat


dari sisi kultur budaya masyarakat Suku Osing? Secara akademis, penelitian ini
diharapkan berguna sebagai kontribusi dan pengembangan desa wisata sesuai dengan
konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Secara praktis
di lapangan, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi, pertimbangan
arahan dalam merencanakan dan pengembangan pariwisata Kabupaten Banyuwangi
yang memiliki potensi baik dibidang lingkungan, budaya, ekonomi maupun pariwisata,
dan bermanfaat untuk instansi pemerintah terkait dan pihak-pihak stakeholder lainnya.

2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah untuk menjamin kelestarian sosialbudaya dan lingkungan


hidup yang ada dan melindungi dari berbagai hal yang bisa mengancam
keberadaannya?
2. Bagaimana pendidikan atau pelatihan tentang kepariwisataan terhadap
masyarakat lokal terhadap pembangunan pariwisata?
3. Bagaimana peran serta masyarakat untuk melestarikan warisan budaya berupa
bangunan, adat, peninggalan sejarah sehingga memberikan manfaat baik
terhadap lingkungan, kawasan, perekonomian, sosial, dan budaya?

3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah menjamin kelestarian sosialbudaya dan
lingkungan hidup yang ada dan melindungi dari berbagai hal yang bisa
mengancam keberadaannya?
2. Untuk mengetahui pendidikan atau pelatihan tentang kepariwisataan terhadap
masyarakat lokal terhadap pembangunan pariwisata?
3. Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam melestarikan warisan budaya
berupa bangunan, adat, peninggalan sejarah sehingga memberikan manfaat
baik terhadap lingkungan, kawasan, perekonomian, sosial, dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai