Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KEGIATAN MAHASISWA

KULIAH KERJA NYATA TERINTEGRASI KOMPETENSI


DESA WONOSOCO UNDAAN KUDUS

Oleh :
Kelompok KKN-IK 2022
Desa Wonosoco Undaan Kudus

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022

1
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi Kompetensi (KKN-IK) merupakan salah satu
program pengabdian masyarakat yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa untuk
memperoleh gelar Sarjana di perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri Kudus yang
diamana dalam prosesnya memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa dalam
kegiatan nyata yang memberikan kontribusi positif dan membangun masyarakat desa
sesuai dengan potensi yang ada dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Program
pengabdian yang dilaksanakan oleh mahasiwa tentunya harus memiliki nilai kolerasi
atau kesesuaian dengan kompetensi keprodian yang dimiliki mahasiswa.
Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan didampingi
oleh dosen pembimbing lapangan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan apabila disetiap individu kelompok memiliki niali-nilai
persatuan dan solidaritas yang tinggi, saling memahami dan menyadari akan pentingnya
program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, dan hal ini tidak lepas
dari peran dosen pembimbing lapangan. Sinergisitas yang kuat dan saling membantu dan
bahu membahu antara mahasiswa KKN, dosen pembimbing lapangan, kepala desa, para
perangkat desa, ketua BPD, ketua RW, ketua RT, Ibu PKK dan tokoh-tokoh masyarakat
akan mempermudah dan memperlancar program kerja yang direncanakan sebelumnya.
Desa Wonosoco merupakan salah satu desa yang memiliki banyak potensi yang
belum bisa dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal, dari aspek kebudayaan,
kekayaan alam dan juga potensi pariwisata sangat menjanjikan. Dalam aspek
kebudayaan Desa Wonosoco memiliki tradisi wayang klitik yang mana merupakan karya
seni yang sudah langka ditemui dan mungkin satu-satunya desa yang melestarikan
pagelaran jenis wayang ini. Pada aspek ini juga sangat berkaitan dengan potensi desa
sebagai desa wisata budaya dan juga wisata alam yang dimiliki oleh desa Wonosoco
karena berlokasi di pegunungan kapur dan juga memiliki suasana yang masih asri dan
pemandian sendang mata air alami. Dibalik semua potensi yang dimiliki pada desa
Wonosoco masih terdapat banyak pekerjaan yang harus dijalankan, mulai dengan
membangun akses yang mudah menuju desa dan juga membangun kesiapan sumber
daya manusia yang dapat mengelola dengan baik apa yang menjadi kelebihan dan
potensi yang ada di desa Wonosoco.

Pada program kerja KKN-IK tahun 2022 yang dilaksanakan di desa Wonosoco
Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus ini akan difokuskan pada pengembangan budaya

2
masyarakat desa Wonosoco yaitu dengan budaya “Wayang Klitik” yang dikemas dalam
desa wisata dengan menyajikan kuliner khas dari desa Wonosoco yang dibungkus dalam
acara pagelaran seni “Wayang Klitik” yang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat
dan perlu dilestarikan sampai sekarang agar tidak punah dan mati. Secara filosofis
wayang merupakan bentuk pencerminan karakter manusia, tingkah laku, dan
kehidupannya. Salah satu contoh wayang adalah wayang klitik. Kesenian wayang
merupakan tradisi kebudayaan dan sekaligus sebagai hiburan yang digemari masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat Jawa. Kesenian wayang memiliki kedudukan yang
penting dalam masyarakat Jawa dan cerita-cerita dalam wayang itu berisi renungan-
renungan tentang ekstensi kehidupan manusia dengan Tuhannya, hubungan antara
sesama manusia, hubungan dengan kekuatan alam, dan kekuatan supra alam (Endraswa ,
2003:3).
Jika orang melihat pagelaran wayang, yang dilihat bukan wayangnya, melainkan
masalah yang tersirat dalam lakon wayang itu. Perumpamaan ketika orang melihat di
kaca rias, orang bukan melihat tebal dan kaca rias itu, melainkan melihat apa yang
tersirat dalam kaca tersebut. orang melihat bayangan di kaca rias oleh karenanya, kalau
orang menonton wayang, bukannya melihat wayang melainkan melihat bayangan
(lakon) dirinya sendiri. Wayang juga merupakan refleksi dari budaya jawa, dalam arti
pencerminan dari kenyataan kehidupan, nilai dan tujuan hidup, moralitas, harapan, dan
cita-cita kehidupan orang jawa, sehingga walaupun ada beberapa orang yang
berpendapat menonton wayang itu hanya menghabiskan waktu serta membosankan,
tetapi wayang masih banyak penggemarnya baik dari kalangan muda ataupun kalangan
tua (Astiyanto, 2006 : 137).
Pagelaran wayang mengandung nilai hidup serta kehidupan luhur yang Dalam
setiap akhir cerita atau pelakunya memenangkan kebaikan dan mengalahkan kejahatan.
Hal itu mengajarkan bahwa perbuatan baiklah yang akan unggul, sedangkan perbuatan
jahat akan selalu menerima kekalahannya. Wayang dipandang sebagai suatu bahasa
symbol dari kidup dan kehidupan yang lebih bersifat rohaniyah dari pada lahiriyah
(Mulyono, 1983: 15).
Secara tradisional, wayang merupakan intisari kebudayaan masyarakat jawa yang
diwarisi secara turun temurun, tetapi secara lisan diakui bahwa inti dan tujuan hidup
manusia dapat dilihat pada cerita serta karakter tokoh-tokoh wayang. Secara Filosofis,
wayang adalah pencerminan karakter manusia, tingkah laku, dan kehidupannya.
Meskipun isi cerita wayang berasal dari India yang di daerah asalnya dianggap benar-
benar terjadi dalam jalur mitos, legenda sejarah, namun di Indonesia cerita-cerita itu

3
mengisahkan perilaku watak-watak manusia dalam mencapai tujuan hidup, baik lahir
maupun batin dengan pemahaman cipta-rasa-karsa-karya. Bagi orang jawa, Wayang
merupakan pedoman hidup bagaimana mereka bertingkah laku dengan sesamanya,
bagaimana menyadari hakikatnya sebagai manusia dan bagaimana dapat berhubungan
dengan mencapai penciptanya ( Haryanto, 1995 : 22).
Kegiatan pagelaran wayang yang dahulu dilaksanakan di desa Wonosoco Undaan
Kudus didukung penuh oleh pemerintah kabupaten Kudus, dengan ditetapkanya Desa
Wonosoco sebagai desa wisata pada tahun 2020, dan didukung oleh pemerintah provinsi
Jawa Tengah dalam hal ini Bapak Ganjar Pranowo yang sudah berkunjung ke desa
Wonosoco tahun 2018, kemudian didukung penuh oleh Djarum Foundation.
(Wawancara dengan Bapak Kepala Desa Wonosoco Bapak Setiyo Budi). Program kerja
ini dengan kegiatan event dan pagelaran wayang klitik yang dibungkus dengan desa
wisata yang akan menjadi daya tarik tersendiri yang mengundang minat masyarakat
Kota Kudus pada khususnya dan masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Oleh karena
itu pada program kegiatan dalam pelaksanaan KKN-IK 2022, Kami sebagai mahasiswa
IAIN Kudus yang melaksanakan kegiatan KKN di desa Wonosoco sangat mendukung
dari program desa Wonosoco dengan mengusung tema “Memperdayakan Budaya
Wayang Klitik sebagai tradisi masyarakat Wonosoco dengan kemasan desa wisata yang
menyajkan khas kuliner desa”.
Desa Wonosoco merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Undaan
kabupaten Kudus provinsi Jawa Tengah. Desa Wonosoco terletak di wilayah tenggara
kecamatan Undaan dan berada di daerah dataran rendah sekitar 17 meter diatas
permukaan laut. Desa Wonosoco terdiri dari 4 Rukun Tetangga (RT) dan 1 Rukun
Warga (RW). Jarak tempuh desa Wonosoco ke kecamatan Undaan sejauh 10.5 km,
sedangkan jarak tempuh desa Wonosoco ke kabupaten Kudus sejauh 23.5 km.
Luas wilayah desa Wonosoco adalah 542.419.5 ha. Sebagian wilayah desa
Wonosoco merupakan lahan persawahan yang menggunakan irigasi teknis, yang dimana
tanah tersebut sangat subur untuk ditanami tanaman pangan. Luas lahan persawahan
tersebut adalah 414.661.9 ha, tanah pekarangan 24.210.6 ha, tanah tegalan 10.032.5 ha,
tanah hutan 85.756.0 ha dan tanah lain-lain 7.758.5 ha.
Jumlah penduduk yang tercatat dan resmi dalam statistik desa Wonosoco adalah
1118 jiwa. Desa Wonosoco memiliki jumlah keluarga sebanyak 402 kartu keluarga.
Desa Wonosoco memiliki akses jalan yang sangat sulit dilalui terutama roda 4. Kondisi
jalan yang tidak rata dan sempit merupakan salah satu faktor sulitnya akses masuk ke
desa.

4
Pada dasarnya dalam sebuah desa terdapat keunggulan atau potensial yang ada di
desa tersebut baik dari segi sumber daya alam dan budaya maupun sumber daya manusia
yang dapat menjadikan desa tersebut memiliki suatu potensi yang dapat
mengembangkan perekonomian masyarakat desa. Desa Wonosoco merupakan salah satu
desa yang memiliki potensi dalam bidang wisata alam dan budaya. Karena desa
Wonosoco memiliki hutan alas jati yang masih hijau asri, sumber air Sendang Dewot,
beberapa Goa dan wisata budaya berupa pagelaran ‘Wayang Klitik’. Sehingga desa
Wonosoco merupakan desa wisata yang memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik
wisatawan.
Untuk mengembangkan potensi wisata desa Wonosoco perlu adanya pengelola
wisata tersebut. Oleh karena itu, kepala desa Bapak Setiyo Budi membentuk kelompok
sadar wisata yang dikenal dengan POKDARWIS. POKDARWIS (kelompok sadar
wisata) sendiri merupakan perkumpulan masyarakat desa Wonosoco yang memiliki
tujuan untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Desa Wonosoco sendiri
memiliki POKDARWIS yang bernama “Dewi Sadewo”. Tugas dari POKDARWIS yaitu
membangun serta mengelola wisata yang ada untuk lebih menarik wisatawan. Selain itu,
POKDARWIS juga melakukan promosi wisata desa Wonosoco melalui media online
dan dari orang ke orang. Akan tetapi, dari hasil survey lapangan yang dilakukan oleh tim
KKN-IK desa Wonosoco dalam segi pengelolaan suatu tempat wisata baik wisata alam
maupun wisata budaya belum sepenuhnya maksimal. Oleh karena itu, kami tim KKN-IK
desa Wonosoco memiliki beberapa program kerja yang dapat berkontribusi dalam
pengembangan pengelolaan potensi wisata alam maupun budaya di desa Wonosoco
berupa sosialisasi pengelolaan desa wisata dan pemasaran secara digital wisata yang ada
di desa Wonosoco dan memberikan fasilitas papan informasi dan papan penunjuk arah
wisata yang ada di desa Wonosoco.

B. Fokus Kegiatan
Program kerja yang akan dilaksanakan dalam kegiatan kuliah kerja nyata
difokuskan pada pengelolaan serta pemberdayaan wisata alam dan budaya wayang klitik
sebagai tradisi masyarakat desa Wonosoco yang dikemas dalam desa wisata dan
menyajikan kuliner khas masyarakat desa Wonosoco. Selain itu juga program yang kami
gagas bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengembangkan potensi sumber daya
alam dan budaya yang dimiliki Desa Wonosoco dengan membangun sumber daya
manusia yang ada di desa Wonosoco agar memiliki pemahaman dan kesadaran untuk

5
ikut andil dalam mewujudkan cita-cita bersama menjadikan desa Wonosoco sebagai
desa wisata yang berkemajuan dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai religiusitasnya.

C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan pengelolaan serta pemberdayaan wisata alam dan budaya wayang klitik
sebagai tradisi masyarakat Wonosoco yang dikemas dalam desa wisata yang menyajikan
kuliner khas masyarakat desa Wonosoco, bentuk kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan Sosialisasi tentang pengelolaan desa wisata kepada masyarakat desa
Wonosoco dan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Kudus.
2. Memberikan pemahaman kepada pemuda dan masyarakat desa Wonosoco agar bisa
memaksimalkan media sosial sebagai alat branding potensi desa dalam hal
kebudayaan, kekayaan alam dan pariwisata.
3. Memberdayakan gamelan jawa yang ada di balai desa Wonosoco oleh karang taruna
yang disupport penuh oleh mahasiswa KKN-IK 2022
4. Memberdayakan event dan pagelaran “wayang klitik” di tempat pagelaran budaya
seni yang mempunyai tempat khusus.
5. Memperdayakan wisata desa dan penyajian kuliner desa ketika event dan pagelaran
seni wayang klitik dimainkan.
6. Budaya dan tradisi wayang klitik ini bisa diturunkan pada generasi muda, karena
wayang klitik mempunyai makna dan nilai yang baik dalam kehidupan.
7. Pemasangan papan informasi dan arah wisata alam desa Wonosoco.

D. Tempat kegiatan
Kegiatan sosialisasi pengelolaan desa wisata dan pagelaran wayang klitik yang
merupakan budaya masyarakat desa Wonosoco akan diadakan di :
1. Tempat Pagelaran seni wayang klitik berada di gedung kesenian desa Wonosoco
2. Aula balai desa Wonosoco

E. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Waktu pelaksanaan kegiatan akan diadakan tanggal 1 September sampai dengan 3
Oktober 2022.

F. Kontribusi dan Hasil Yang diharapkan

6
Dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan desa wisata diharapkan masyarakat akan
memiliki pemahaman dalam mengelola potensi desa Wonosoco dan bisa
memaksimalkan potensi yang ada dan selanjutnya akan didampingi oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus. Setelah masyarakat memiliki kesadaran
akan potensi desanya akan ditindaklanjuti dengan melakukan pelatihan dan
pendampingan pengelolaan media sosial untuk membantu masyarakat memaksimalkan
fungsi untuk media branding.
Kegiatan pagelaran wayang klitik dalam tradisi masyarakat desa Wonosoco yang
dikemas dalam desa wisata yang menyajikan kuliner khas masyarakat desa Wonosoco
akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan desa Wonosoco yang terkait
dengan desa wisata. Kegiatan pagelaran wayang klitik yang menjadi budaya masyarakat
dan sudah menjadi tradisi jelas akan menarik minat masyarakat setempat khususnya
masyarakat Undaan pada umumnya, apalagi kegiatan pagelaran wayang klitik ini
dikemas dalam desa wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri dengan kuliner
khasnya seperti ikan bakar cemoro sewu, botok yuyu, sayur lompong, wedang coro, nasi
jagung, dudo kemul dan botok petet. Sedangkan untuk wisata alam, budaya dan religi
seperti alas jati sewu, tebing lebon, telusur goa (goa suro dipo, goa keraton, goa wewe,
goa batu, dan goa pawon) bukit sendoyo, sendang dewot dan sendang gading, bumi
perkemahan, hiking, punden mbah Pakis Aji, mbah Dewi Roro Upas, mbah Kariyah, dan
mbah Dewi Sekar Taji. Wisata airnya dan bukitnya yang sungguh mempesona hampir
berdekatan dengan kota Pati dan Grobogan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
melestarikan tradisi masyarakat desa Wonosoco agar tidak ditinggalkan oleh
masyarakatnya.
Hasil yang diharapkan dengan adanya pagelaran seni wayang klitik diharapkan
wisata desa wonosoco semakin maju dengan terobosan melalui media sosial lainnya
sehingga kedepannya dapat terwujud desa Wonosoco sebagai desa wisata yang maju dan
memiliki akses transportasi yang lebih baik dan lancar yang didukung penuh oleh
pemerintah kabupaten Kudus.

G. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya untuk pelaksanaan kegiatan Sosialisasi desa wisata dan
pagelaran wayang klitik yang dikemas dalam desa wisata yang menyajikan kuliner khas
adalah sebagai berikut :
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
PROPOSAL KEGIATAN PRIORITAS KKN-IK 2022
DESA WONOSOCO UNDAAN KUDUS

7
N SA
JENIS KEGIATAN JUMLAH besaran/ satuan TOTAL
O T
1. BELANJA BAHAN
a. Pagelaran seni wayang klitik 2 Keg Rp 700,000.00 Rp 1,400,000.00
b. Konsumsi Pelaksanaan 300 Org Rp 5,000.00 Rp 1,500,000.00
c. Kostum dan perangkatnya 1 Pkt Rp 1,000,000.00 Rp 1,000,000.00
2. HONOR OUTPUT KEGIATAN
a. Honorarium Pemain wayang
(Dalang) 1 Org Rp 500,000.00 Rp 500,000.00
b. Honorarium pemain gamelan 10 Org Rp 300,000.00 Rp 3,000,000.00
3. BELANJA BARANG
a. Plang kayu penunjuk arah 10 Pkt Rp 50,000.00 Rp 500,000.00
b. Akomodasi dan Transportasi Rp 500,000.00 Rp 500,000.00
c. Sewa Sound System dan Lighting Rp 6,000,000.00 Rp 6,000,000.00
JUMLAH TOTAL Rp 14,400,000.00

Demikian proposal kegiatan ini dibuat sebagai acuan dan pertimbangan dapat
dilaksanakan kegiatan yang dimaksud.
Kudus, 4 September 2022
Ketua Kelompok KKN IK Desa
Wonosoco

Muhammad Adam P
NIM : 1950210208

8
Daftar Pustaka

Suwardi Endraswara, Mistik Kejawen Sinkrestisme Simbolisme dan sufisme dalam


budaya Spiritual Jawa, Narasi, Yogyakarta,2003

Heniy Astiyanto, Filsafat Jawa Menggali Butir-butir Kearifan Lakon,


Shaida,Yogyakarta,2006

S Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung Filsafat Simbolis dan Mistik dalam wayang,


Dahara Pres, 1995

Wawancara dengan Kepala Desa Wonosoco Bapak Setyo Budi di Balai Desa Wonosoco

Anda mungkin juga menyukai