Anda di halaman 1dari 5

PELESTARIAN TRADISI PENCAK SUMPING DALAM PRESPIKTIF ADAT

DI DUSUN MANDALUKO, DESA TAMAN SURUH,


KABUPATEN BANYUWANGI

Dosen Pengampu : HERVINA NURULITA, M.A.

Disusun Oleh:

Fikrul Akmal (218720100101)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI

2023
LATAR BELAKANG

Banyuwangi adalah sebuah Kabupaten di ujung Timur pulau jawa suku Osing yang
menjadi mayoritas suku di Kabupaten ini. Kabupaten Banyuwangi adalah Kabupaten terluas
di Jawa Timur dengan luas 5.782 km². Yang berbatasasan sebelah Utara Kabupaten
Situbondo, sebelah timur berbatasan dengan selat Bali, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Bondowoso dan sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Jember Kabupaten
banyuwangi memiliki 25 kecamatan dan yang terbanyak penduduk suku Osing terdapat di
kecamatan Glagah, Rogojampi, Licin, Kalipuro, giri, Banyuwangi. (sutarto 2006)
. Penduduk Banyuwangi terdiri dari berbagai suku yang mendiami dan membuat
pemukiman diantaranya adalah suku Jawa, Bali, Madura. Sehingga Banyuwangi dikenal
sebagai daerah Seni Budaya (cultur area) yang kaya akan seni budaya hasil dari kalangan
masyarakat suku yang singgah di Banyuwangi Keunikan seni budaya Banyuwangi
merupakan proses transformasi budaya yang menjadi locaal genius, hingga akhirnya
berperan dan berfungsi sebagai cultural identity (identitas budaya) baru dan khas milik
Banyuwangi yaitu tari Gandrung yang merupakan proses transformasi dari unsur-unsur
budaya Jawa dan Bali yang kemudian melahirkan suatu bentuk identitas budaya. (PCNU
Banyuwangi 2016)
Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat, yakni kebiasaan-kebiasaan
yang bersifat magic-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi mengenai
nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum dan aturan- aturan yang saling berkaitan, dan
kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah benar serta mencakup segala
konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan sosial.(A rriyono
dan siregar 1985) Sedangkan dalam kamus sosiologi, diartikan sebagai adat istiadat dan
kepercayaan yang secara turun temurun dapat dipelihara.(Soekanto 1993) Di Banyuwangi
sendiri terdapat banyak tradisi yang masih dipelihara atau dilaksanakan sampai saat ini.
Kabupaten Banyuwangi memiliki segudang seni kebudayaan dan tradisi yang berbasis
pada etnik suku tersebut. Beberapa bentuk Budaya di masyarakat banyuwangi merupakan
kesenian asli maupun perpaduan budaya antar etnik tersebut (Dariharto, 2009) diantaranya
adalah gandrung, angklung caruk, angklung paglak, angklung blambangan, kuntulan, hadrah,
gedogan, bordah, patrol, barong teater, barong arak-arakan, damarwulan/ jinggoan/ janger,
bali-balian/ balaganjur, praburoro/ rengganis, jaranan buto, jaranan pegon, reog, mocoan
pacul goang/ campursari banyuwangen, campursari jowoan, tabuhan boning/ pesisiran,
wayang kulit, ludruk, aljin, barongsai, wayang topeng, pencak silat, jaran kencak, kendhang
kempul, keroncong, samroh, gambus, marawis, seblang dan pencak sumping
Berdasarkan kajian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pencak Sumping
yang ada di Dusun Mandaluko, Desa Taman Suruh. Karena perkembangan zaman sebagian
masyarakat jarang tau tentang Pencak Sumping ini bahkan tidak mengetahui tentang
keberadaan tradisi Pencak Sumping tersebut. , itu dikarenakan pentas seni ini hanya
dilakukan sekali dalam setahun dan tidak banyak menarik wisatawan lokal maupun asing..
Maka dari itu perlu diadakan suatu pengkajian terhadap Pencak Sumping ini yang hanya
dilakukan setahun sekali di Desa Taman Suruh, Dusun Mandaluko. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “PELESTARIAN TRADISI PENCAK
SUMPING DALAM PRESPIKTIF ADAT DI DUSUN MANDALUKO, DESA TAMAN
SURUH, KABUPATEN BANYUWANGI”
DAFTAR PUSTAKA

Dariharto. 2009. “Kesenian Gandrung Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Kabupaten Banyuwangi.” Tulisan lepas tidak diterbitkan.

Sutarto, A. (2006). “Sekilas Tentang Masyarakat Using”. Makalah Pembekalan Jelajah Budaya:
Universitas Jember
Tim PCNU Banyuwangi, Sejarah nahdhatul ulama Banyuwangi, ( yogyakarta, PCNU

Banyuwangi 2016)

A rriyono dan Siregar, Aminuddi. Kamus Antropologi.(Jakarta : Akademik Pressindo,1985)


hal. 4

Soekanto, Kamus Sosiologi. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1993), hal. 459

Anda mungkin juga menyukai