Anda di halaman 1dari 5

NAMA : KAISYAH FAKHRUNNISA

KELAS : V HASAN AL BASRI

BRENDUNG
Nyai Brendung adalah boneka yang dibuat dari siwur (gayung
dari tempurung) dan bubu penangkap ikan yang dihias seperti
boneka serta dengan asesoris bunga-bunga yang diikat
dengan angking. Nyai Brendung dimainkan oleh warha
setempat dengan tujuan untuk meminta datangnya hujan.
Boneka Brendung bisa bergerak sendiri dengan permohonan
seorang pawang disertai dengan beberapa sesaji dan
dinyanyikan lagu/mantra. Tujuan diberikannya sesaji dan
dinyayikan lagu/mantra yaitu untuk memanggil ruh-ruh gaib
yang diiringi dengan musik lodong. Adapun peserta pemain
Boneka Brendung terdiri dari 20 pemain putra dan 10 pemain
putri.

 Paket Wisata

 Website Terkait
 Festival serayu Banjarnegara
 Kabupaten Banjarnegara
 Pesona Dieng
 tour seru
 Wisata Dieng
NAMA : KAISYAH FAKHRUNNISA

KELAS : V HASAN AL BASRI

30 Agustus 2015
Sungai Serayu-Singomerto Banjarnegara 
Pesta Parak Iwak merupakan sebuah bentuk pengejawantahan
kesadaran masyarakat di sekitar kali serayu, khususnya masyarakat
Banjarnegara yang telah merasakan betapa besar ” Peran ” Kali Serayu
sebagai nada hidup dan berkembangnya cipta, rasa dan karsa
masyarakat Banjarnegara dalam kemajuan baik secara ekonomi, sosial
dan budaya dapat dicapai sebagaimana yang dirasakan saat
ini. Perwujudan dari kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk ” Nguri –
Uri “ merawat dan melestarikan dan sekaligus rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Pesta Parak Iwak diawali dengan prosesi
pengambilan ” Ulam Sari Tirta Nyawiji ” dari telaga-telaga di Dataran
Tinggi Dieng yaitu Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Telaga
Sewiwi, Sendang Serayu, Telaga Pengilon, Telaga Warna dan Telaga
Cebong. Ulam Sari Tirta Nyawiji ditempatkan dalam Bokor ” Tumus
Pandeleng Ing Manah ” kemudian disebar di Sungai Serayu.
Gelaran Pesta Parak Iwak itu dikemas secara apik, kreasik, unik dan
akrab. Para Wisatawan dapat ikut dalam kegiatan Parak Iwak, makan
bareng gratis sambil menikmati hiburan Seni Budaya Banjarnegara

 Paket Wisata

 Website Terkait
 Festival serayu Banjarnegara
 Kabupaten Banjarnegara
 Pesona Dieng
 tour seru
 Wisata Dieng
NAMA : KAISYAH FAKHRUNNISA

KELAS : V HASAN AL BASRI

UJUNGAN SEBAGAI SARANA UPACARA MINTA


HUJAN DI DESA GUMELEM KULON, KECAMATAN
SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
UJUNGAN SEBAGAI SARANA UPACARA MINTA HUJAN DI DESA GUMELEM KULON, KECAMATAN
SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

(UJUNGAN SEBAGAI SARANA UPACARA MINTA HUJAN DI DESA GUMELEM


KULON, KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA)

Ujungan adalah ritual minta hujan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Gumelem Kulon,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara pada setiap musim kemarau. Ada dua
permasalahan yang diajukan yaitu : 1) Bagaimanakah penyelenggaraan ujungan di desa
Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, 2) Bagaimanakah bentuk
sajian ujungan di desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Tujuan Penelitian adalah 1) Mendiskripsikan penyelenggaraan ujungan di desa Gumelem
Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, 2) Mendiskripsikan bentuk sajian
ujungan di desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Manfaat
Penelitian antara lain : 1) Memberikan pengalaman belajar dalam penulisan ilmiah dalam
bidang seni tradisional, sehingga dapat meningkatkan pola pikir dalam melakukan
penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara ilmiah tentang seni tradisional
yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, 2) Sebagai bentuk sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu pengetahuan kesenian dan lebih luasnya lagi bagi pengembangan
ilmu-ilmu humaniora, 3) Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Daerah Kabupaten
Banjarnegara dalam usaha penggalian, pelestarian, pengembangan, dan pemberdayaan
aspek-aspek kesenian daerah, khususnya ujungan di desa Gumelem Kulon, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Banjarnegara, 4) Sebagai salah satu bentuk dokumentasi bagi
keberadaan ujungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi,
sedangkan analisis permasalahan adalah analisis kualitatif.. Hasil penelitian menunjukan
bahwa di dalam ujungan mengandung seni, olahraga, dan upacara ritual. Ada lima faktor
yang berpengaruh terhadap keberadaan ujungan yaitu faktor demografi, penduduk,
pendidikan, agama, dan mata pencaharian. Ujungan dilaksanakan pada tiap terjadi kemarau
panjang dan dilaksanakan pada akhir mangsa kapat atau awal mangsa kalima (akhir
September atau awal Oktober). Pelaksanaan ujungan dilakukan dengan cara adu fisik
antara dua orang pria dewasa dengan bersenjatakan ujung (rotan pemukul). Adu fisik dalam
ujungan sesungguhnya merupakan proses ritual tradisional yang bertujuan untuk meminta
hujan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1) Ujungan
perlu dilestarikan dan dikembangkan dalam rangka memperkaya khasanah seni ritual
tradisional yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, 2) perlu dilaksanakan regenerasi
pemain ujungan untuk meneruskan tradisi ujungan di Gumelem Kulon, 3) perlu penelitian
lanjutan tentang tindakan ritual pra ujungan.

Anda mungkin juga menyukai