SKRIPSI
Oleh:
ADILA PEDRI
BP/NIM: 2016/16023054
JURUSAN SENDRATASIK
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
identitas dan ciri khas dari setiap daerah tersebut. Kebudayaan dalam arti
Menurut M. Jacobs dan B.J. Stem dalam buku (Nuraeni dkk, 2012:17)
teknologi sosial, idiologi, religi, dan kesenian, serta benda, yang kesemuanya
merupakan warisan sosial. Dalam buku (Sulasman dkk, 2017: 17) juga
Sanskerta, buddhayah, bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akal atau
budi. Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata
berbagai jenis kesenian tradisional yang memiliki bentuk dan penyajian yang
karya seni seperti, seni musik, tari, lukis, teater, dan sastra.
suatu masyarakat dan diajarkan atau diwariskan secara turun temurun. Banyak
memiliki kesenian tradisional yang unik dan menarik salah satu di daerah
Pasaman Barat.
Minangkabau, suku Mandailing dari Sumatera Utara, suku Jawa, dan masih
walau dengan nama yang berbeda. Beberapa contoh seperti Langger di Jogya,
menghibur raja dan keluarganya. Bahkan, pada abad ke-20 penari ronggeng
berasal dari masyarakat jawa yang migrasi ke Pasaman. Masyarakat jawa ini
dibawa oleh penjajah jepang untuk memenuhi tenaga kerja pada perkebunan
Kesenian ini juga menjadi marak ditampilkan pada acara adat dan agama.
dilaksanakan pada acara pesta pernikahan, sunat rasul dan turun mandi.
dipertunjukan pada malam hari, dimulai pada pukul sepuluh malam hingga
Kesenian Ronggeng ini masih ada hingga saat ini. Kesenian ini di
kembangkan oleh Ronggeng Dagang Sepakat salah satu group yang ada di
Kenegarian Kinali, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, dengan
penampil pria. Satu dari tiga penampil bertugas membalas pantun yang di
menari. Penampil pria ini bebas dari mana saja, termasuk dari kalangan
penonton, tidak harus ahli dalam berpantun dan biasanya bertugas secara
ronggeng.
ini biasanya di mainkan sebanyak lima orang yaitu, satu orang menggesek
biola, dua orang memukul gendang, satu orang memukul tamborin, dan satu
berlangsung cair dimana antara pelaku dan penonton tidak berjarak. Penonton
seperti berdialog.
Pada zaman sekarang, sudah jarang ditemui kesenian ronggeng ini di
Barat”.
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
C. Batasan Masalah
Pasaman Barat”.
D. Rumusan Masalah
Pasaman Barat”.
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
KERANGKA TEORETIS
A. Penelitian Relevan
penulisan karya ilmiah yang akan di teliti ini, maka penulis atau peneliti perlu
bentuk penyajian dari penelitian terdahulu yang relevan, serta teori-teori yang
diangkat dalam penelitian ini. Maka dari itu, ada beberapa sumber yang
penulis temukan yang berasal dari penelitian releval yang di teliti oleh penulis
Manjalang Mintuo.
sosial dan budaya. Kesenian ini digunakan pada pesta pernikahan. Dan
kesenian ronggeng dimainkan pada pukul sepuluh malam hingga sampai
B. Landasan Teori
yang akan diteliti. Teori yang akan digunakan oleh peniliti sebagai berikut:
1. Kesenian Tradisional
pernah lepas dari dari masyarakat. Sebagai salah satu bagian yang penting
sifat kedaerahan.
Menurut Achmad dalam Lindsay pada jurnal Angoro (2013: 10),
bersumber serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat yang
seni diajarkan oleh para leluhur atau nenek moyang secara turun-temurun
mengatakan Bentuk adalah wujud (fisik) yang tampak atau dapat dilihat,
bentuk merupakan sesuatu yang hadir di depan kita secara nyata sehingga
Menurut Hadi dalam Dian (2013: 11) Bentuk penyajian adalah wujud
fisik yang menunjukkan suatu kesatuan integral yang terdiri atas beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan dan dapat dilihat atau
dinikmati.
Berdasarkan teori-teori, bentuk penyajian dalam penelitian ini adalah
6) penonton.
atau manusia dimana mereka akan diakui atau disahkan dalam segala
aspek dalam keidupan seperti agama, sosial dan lain sebagainya. Menurut
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri
Swt dalam surat Ar’Rum ayat 21 yang artinya “Dan di antara tanda-tanda
berpendapat yaitu:
Pernikahan atau perkawinan merupakan suatu pristiwa yang
sangat penting bagi diri manusia. Dasar dari perkawinan itu
dibentuk oleh suatu unsur alami dari manusia itu sendiri
yang meliputi kebutuhan hidup berumah tangga, kebutuhan
biologis untuk melahirkan keturunan, kebutuhan terhadap
kasih sayang antaranggota keluarga, dan juga kebutuhan rasa
persaudaraan serta kewajiban untuk memelihara anak-anak
agar menjadi penerus generasi dan menjadi anggota
masyarakat yang baik.
Ajuran pernikahan juga disebutkan dalam surat Ar-Ra’d ayat ke 38 yang
artinya:
kesenian Ronggeng tersebut seperti pemain atau pelaku, alat musik yang
Ronggeng, maka dari semua itulah baru peneliti mendapatkan hasil penelitian.
Nagari Kinali
Upacara Pernikahan
Hasil Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Denzin dan Lincoln dalam Albi Anggito dkk, (2018: 7) menyatakan
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
B. Objek Penelitian
C. Instrumen Penelitian
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Selain itu, ciri-
ciri umum manusia sebagai intrumen juga dijelaskan oleh Moleong (2012: 169)
yaitu:
1) responsif,
3) menekankan keutuhan,
mengikhtisarkan,
1. Kamera
video yang bertujuan untuk pelengkap data-data yang diperoleh oleh peneliti.
daripadanya. Penjelasan lain juga terdapat pada Moleong (2012: 235) yang
mengatakan bahwa:
penelitian ini dan lebih terarah dalam menjawab permasalahan yang berkaitan
2. Observasi
data. Yang mana setiap data yang akan dikumpulkan, harus ditinjau terlebih
mendapatkan data atau fakta yang akurat tentang penelitian ini, maka peneliti
3. Wawancara
4. Dokumentasi
berbagai laporan-laporan maupun itu dalam bentuk tulisan atau bukan tulisan.
sesui dengan topik pembahasan yang akan diteliti berupa poto-poto, vidio, dan
lainnya.
sebagai berikut.
kerangka konseptual dan teori yang di gunakan. Dari semua itu akan di tuangkan
dipertanggung jawabkan.
Pada hal ini, proses analisis data yang peneliti lakukan adalah setelah data
dikumpulkan, kemudian dipilih yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Sejarah Nagari :
3. Letak Geografis
00 11’ Lintang Selatan dan antara 990 45’ -990 03’ Bujur Timur .
melakukan pendataan Potensi Desa (Podes) sejak tahun 1980. Sejak saat itu,
podes dilaksanakan secara rutin sebanyak 3 kali dalam kurun waktu sepuluh
infrastruktur dan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah dapat dipantau
adalah desa/kelurahan yang sebagian besar wilayahnya tambak datar, rata dan
membentang.
wilayah Kecamatan Kinali selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang
antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan pada suatu wilayah dan
waktu tertentu.
1) Mudiak Labuah
3) Ampek Koto
4) Bancah Kariang
5) Tandikek
6) Langgam Sepakat
7) Langgam
8) Langgam Saiyo
9) Sigunanti
13) Bunuik
17) Limpato
18) Kinali
5. Agama dan Kepercayaan
Barat terbagi menjadi dua agama yaitu agama islam dan agama Kristen yang
Kinali hampir semuanya beragama Islam yang berpedoman kepada al- Qur’an
dan Hadis Nabi SAW. Menganut agama selain Islam juga ada seperti agama
Kristen, orang yang beragama Islam di Kenagarian Kinali ada sekitar 90%,
46.250 jiwa dan yang beragama Kristen tercatat sebanyak 4.625 jiwa,.
6. Adat Istiadat
sesama masyarakat baik yang etnis Minang, Jawa, ataupun Batak. Tidak
ada perbedaan di antara etnis yang berada di Kenagarian Kinali, hal ini
31.666 atau 68%, sedangkan suku Jawa sebanyak 9.048 atau 20% dan suku
Jawa dan Batak saling menghargai tradisi atau adat kebiasaan yang mereka
lakukan.
7. Kesenian
sejak tahun 1923 oleh kaum wanita. kesenian ini kemudian diajarkan
secara turun temurun kepada kaum wanita di Kampung Air Meruap hingga
saat ini.
ukuran dan nada yang berbeda. Canang sendiri termasuk dalam klasifikasi
yaitu: cenang partamo (cenang pertama), cenang kaduo (cenang kedua) dan
nada do (1), cenang kaduo mendekati nada re (2), dan cenang paningkah
Kesenian Ronggeng adalah kesenian yang sudah ada pada zaman dahulu
yang berkembang di Pasaman Barat yang pertunjukan terdiri pantun, joget, dan
alat music. Kesenian ini awal terbentuknya dari jawa yang di bawakan ke
Pasaman Barat yauitu di Kenegarian Kinali. Salah satu seorang masyarakat jawa
seorang parantau tersebut lalu salah satu tokoh kenegarian kinali mengundang
Maka masyarakat kinali tertarik pada kesenian yang di sajikan seorang perantau
tersebut. Seorang tokoh kinali mengeluarkan idenya untuk membuat sebuah group
maka terjadilah salah satu group ronggeng yang ada di kenegarian kinali yaitu
Menurut hasil wawancara dengan bapak Abdul Kadir selaku ketua group
berdiri selama kerang lebih dari 7 tahun dengan anggota 13 orang pemain, 11
orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Beliau juga mengatakan jika pemain tidak
sampai 9 orang, maka ronggeng tidak akan terjadi atau tidak bisa di laksanan pada
Dalam pertunjukan ronggeng ini, pemain 2 orang harus bisa memegang atau
memainkan alat musik ronggeng seperti biola dan gendang karna alat musik
tersebut dimainkan harus bergantian, paling banyak pemain memaikan biola dan
gendang sebanyak 3 lagu langsung digantikan dengan pemain yang lain karna
kan pada malam Bajago yang dikatakan malam sebelum hari acara pesta
dilaksanakna waktu dimainkan dari jam sepuluh malam sampai menjelang subuh.
Lagu dalam ronggeng yang dimainkan lebih awal yaitu lagu Paninjau Anak
sikolah dengan dua orang penari tari bungkuih sambil berpantun irama, satu orang
laki-laki satu orang perempuan, lagu kedua Paninjau Padang dengan empat orang
penari sambil berpantun irama, dua orang laki-laki dua orang perempuan, lagu
ketiga Minang Siboga dengan empat orang penari sambil berpantun irama, lagu
keempat Anak Dagang dengan empat orang penari sambil berpantun irama, lagu
kelima Pulau Pisang dengan empat orang penari sambil berpantun irama, lagu
Dari hasil penelitian ini bapak Abdul Kadir mengatakan dalam ronggeng ini
nya harus beraturan dengan list lagu yang di tentukan oleh para pemain ronggang
itu baru bisa dikatakan ronggeng. Terkadang penonton banyak yang minta lagu
tidak sesuai dengan peraturanya contohnya lagu pulau pisang yang dikatakan lagu
vaforit bagi penonton. Ronggeng ini bisa dikatakan mirip dengan mengaji, dalam
satu lagu berdurasi panjang atau lama jika satu lagu ditampilkan dengan waktu
pendek maka arti dari lagu tersebut tidak akan ada artinya. Group Dagang Sepakat
ini biasanya latihan setiap minggu malam di kantor Kerapatan Anak Nagari
(KAN) yang ada di kenegarian Kinali tersebut sambil menarik para masyarakat
C. Upacara Pernikahan
Prosesi di setiap daerah ada yang sama dan ada yang berbeda. Perbedaan itu juga
masyarakat. Upacara pernikahan yang dilakukan pun sudah menjadi suatu bagian
dari upacara yang berlaku pada adat terutama adat Minangkabau. Begitu juga
meski sudah ada suku lain yang bergabung di Kabupaten Pasaman Barat yang
pidato adat yang diucapkan ketika duduk bersama untuk musyawarah menyetujui
dilakukan oleh mamak dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki untuk
adanya kesepakatan kedua belah pihak. Tanda tersebut bisa berupa cincin,
perempuan yang biasa dikenal dengan kenduri. Hari kenduri ini juga
Manjapuik marapulai merupakan salah satu proses dan acara yang terdapat
pria. Acara ini merupakan proses terakhir dari upacara pernikahan di Nagari
laki-laki yang berada di lingkungan tempat tinggal istri. Penjemput atau urang
Pasaman Barat.
adalah bentuk pertunjukan terdiri dari pantun, joget, dan alat musik yang
berpantun secara bergantian. Kesenian Ronggeng ini dimainkan pada upacara adat,
upacar pernikahan, turun mandi anak, dan sunat rasul dan lain-lain. Waktu
pensmpilsn ronggeng ini biasa di laksanakan pas prosesi malam Bainai atau
masyarakar biasa mengatakan malam Bajago, dimulai pada pukul sepuluh malam
sampai dengan pukul mejelang subuh sekitar jam lima pagi. Kesenian ini
masyarakat yang datang pada acara pernikahan tersebut. Group Dagang Sepakat
ini dengan pemain sebanyak tiga belas personil dengan sebelas orang laki-laki dan
dua orang perempuan berumur yang sudah bekeluarga atau parubaya. Kesenian
Ronggeng ini yang akan tampil dengan lima orang pemusik yaitu satu orang
bermain biola, satu orang bermain dua orang bermain gendang, satu orang bermain
giring-giring, dan satu orang memukul botol sebagai mengatur tempo. Pemain
kesenian ini tidak harus itu-itu saja jika pemain yang pertama sudah lelah atau
capek, pemain bisa digantikan dengan pemin yang lain. Pertunjukan berlangsung
cair dimana antara pelaku dan penonton tidak berjarak. Penonton senantiasa diajak
1. Pemain
ronggeng.
sepakat. Bapak ini sebagai penangung jawab ketika group ini di undang
untuk tampil pada cara pesta baralek dan lain sebagainya. Bapak Abdul
Kadir lahir pada tahun 1970 dan beliau sekarang berumur 51 tahun. Beliau
b. Bapak Munar
sepakat. Bapak Munar lahir pada tahun 1953 dan beliau sekarang berumur
68 tahun. Beliau bertempat tinggal di daerah kinali kabupaten pasaman
c. Bapak Iman
dagang sepakat. Bapak Iman lahir pada tahun 1955 dan beliau sekarang
berumur 65 tahun. Beliau bertempat tinggal di daerah sungai paku
d. Bapak Firdaus
sepakat. Bapak Firdaus lahir pada tahun 1959 dan beliau sekarang berumur
60 tahun. Beliau bertempat tinggal di daerah kinali kabupaten pasaman
e. Bapak Ramaih
dagang sepakat. Bapak Ramaih lahir pada tahun 1954 dan beliau sekarang
berumur 66 tahun. Beliau bertempat tinggal di daerah kinali kabupaten
f. Bapak Sumar
lahir pada tahun 1949 dan beliau sekarang berumur 71 tahun. Beliau
bertempat tinggal di daerah kinali kabupaten pasaman barat. Pekerjaan
2. Alat musik
Alat musik atau intrumen adalah alat yang menjadi penghasil bunyi pada
bernada) yang berfungsi sebagai pembawa melodi atau sebagai iringan dalam
sebuah karya seni. Ronggeng merupakan alat musik atau instrumen yang
berikut:
a. Biola
Biola merupkan slah satu alat musik yang dimainkan secara di gesek.
Biola dalam pertunjukan ronggeng adalah suatu nada ciri chas bunyi nada
bagi pendengar ronggeng tersebut. Biola dalam ronggeng ini sama dengan
rabab cara berbainnya dan nada juga bisa dikatakan hampir mirip.
Gambar 11. Biola
(Dokumentasi: Adila pedri, Juli 2021)
b. Gendang 1
c. Gendang 2
ronggeng, gendang ini alat sebagai perkusi. Gendang 2 ini berbeda pola
d. Giring-giring
sebagai pelengkap.
Gambar 14. Giring-giring
(Dokumentasi: Adila pedri, Juli 2021)
e. Botol
Botol adalah alat musik di pukul yang berguna untuk mengatur tempo
3. Lagu
Lagu merupakan suatu bentuk musik yang didalamnya terdapat lirik atau
yaitu rangkaian melodi yang disertai syair dan dibawakan oleh seorang atau
Paninjau Sikolah adalah lagu yang pertama yang ditampilkan. Lagu ini di
b. Paninjau Padang
Paninjau Padang adalah lagu yang kedua biasnya ditampilkan. Lagu ini di
c. Minang Siboga
Minang Siboga adalah lagu yang ketiga biasanya ditampilkan. Lagu ini di
d. Anak Dagang
Anak Dagang ini adalah lagu yang pertama kali yang terinspirasi dari
seorang perantau dari jawa yang bekerja sebagai pedagang. Lagu ini adalah
e. Pulau Pisang
Pulau Pisang adalah lagu yang kelima biasanya ditampilkan. Lagu pulau
pisang ini merupakan lagu tervaforit bagi penonton. Lagu ini di nyanyikan
tampilkan pada waktu pukul jam sepuluh sedudah malam bainai di waktu hari
malam bajago sampai hingga menjelang subuh sekitar jam lima pagi.
acara pernikahan. Pemain tidak hanya grop saja yang manampilkan ronggeng
tersebut, pemain juga menarik penonton untuk bisa tampil dan berbalas pantun
5. Kostum
yang harus di pakai terlihat sopan (Elok di Pandang Mato) dan memiliki satu
warna. Sepatu yang harus dipakai pemain adalah sepatu yang berwarna hitam
dan celana berwarna hitam. Jika pemain perempuan harus memakai baju
kebaya, memkai kain sarung dan juga memakai selendang yang dililitkan ke
6. Penonton
Penonton adalah orang-orang yang akan melihat atau hadir dalam sebuah
pernikahan, penonton tidak hanya melihat penampilan saja, penonton bisa juga
ikut serta dalam balas membalas pantun dan menari. Penonton sangat terhibur
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Nureni, Heny Gustini, dan Alafan, Muhammad. 2012. Study Budaya Di Indonesia.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Pratama, Bayu Ady, and Novita Wahyuningsih. "Pernikahan Adat Jawa di Desa
Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten." Haluan Sastra Budaya 2.1
(2018): 19-40.
Sulasman, dan Gumilar Setia. 2013. Teori-teori Kebudayaan: Dari Teori Hingga
Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia
Walidin, Warul, and Saifullah Idris. "Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded
Theory." (2015).