Anda di halaman 1dari 4

OPINI TENTANG PALANG PINTU

Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Kebudayaan Indonesia

Dosen Pembimbing : Zaky Mubarok S.S., M.Pd.

Disusun Oleh :

Viralin Hestiawan ( 191010700286 )

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS SASTRA
SASTRA INDONESIA
2019

i
Opini :

 Apa itu budaya Palang Pintu?


 Bagaimana proses dari budaya Palang Pintu?
 Apa arti dari proses yang ada di dalam Palang Pintu?
 Bagaimana perkembangan Palang Pintu di masa sekarang?

Palang Pintu

(A) : ‘ Assalamulaikum, bang ..’


(B) : ‘ Walaikumsalam ’
(A) : ‘ Makan sekuteng di daerah pasar jum’at
Tidak lupa, mampir ke rawa jati
Aye kesini ama rombongan dengan segala hormat
Mohon diterime dengan senang hati.’
(B) : ‘Bang, Ade pagi ade malem
Ade pula bulan ade matahari
Kalo bukan lantaran perawan noh di dalam
Kaga bakalan gue anterin kemari.’
Pantun diatas merupakan salah satu contoh pantun palang pintu. palang itu sendiri
adalah budaya adat betawi yang biasanya ada di acara pernikahan adat betawi, acara festival
kebudayaan betawi dan lain- lain. Kebudayaan ini makin lama semakin menghilang, dan
perlu upaya untuk dilestarikan lagi. Kesenian palang pintu adalah atraksi mengenalkan atau
menurunkan para jawara atau jagoan silat di setiap kampung dengan adegan silat dan beradu
pantun. Kesenian ini membutuhkan kemampuan berpantun juga silat.
Tradisi palang pintu merupakan kebudayaan yang menjadi bagian upacara pernikahan
salah satunya daerah di Depok. Tradisi Palang pintu biasanya dilakukan pada upacara
pernikahan yang menjadi wadah untuk menguji kemampuan calon pengantin pria. Pihak pria
mesti menampilkan kemampuan silatnya agar kelak diharapkan bisa menjaga istrinya dari
bahaya. Selain itu, calon pengantin pria diuji kemampuan agamanya dengan tantangan berupa
membaca ayat Al Quran. Jika jawara dari pengantin laki – laki tidak mampu melantunkan ayat
Al- Qur’an sesuai dengan ketentuan, maka ia dianggap gagal dan rombongan keluarga
mempelai laki – laki tidak diizinkan masuk kerumah pengantin perempuan. Maka dari itu
jawara dari pihak laki – laki harus khusyuk agar bisa membaca ayat Al- Qur’an sesuai dengan
ketentuannya.
Pembuka palang pintu ini juga disertai dengan petasan, pantun, seni bela diri ( Pencak
Silat ). Pantun yang digunakan pun berbalasan seperti perundigan dari kedua pihak agar calon
mempelai laki – laki bisa masuk menemui mempelai perempuan. Biasanya isi pantun ini
dimulai dengan pertanyaan maksud serta tujuan pengantin laki – laki ke kediaman pengantin
perempuan. Pantun yang diucapkan tak jarang mengundang kemeriahan karena isinya yang
unik dan lucu. Seni bela diri pun dilakukan setelah berbalas pantun dari kedua belah pihak,
tujuannya memperlihatkan kehebatannya masing – masing.
kebudayaan ini dilakukan untuk menghubungkan dua keluarga atau antar kampung
yang tidak kenal menjadi kenal serta palang pintu mempunyai arti seperti membuka
penghalang ( diwakili seseorang ) untuk masuk ke suatu daerah. Biasanya dipakai pada acara
pernikahan. Palang pintu juga berguna sebagai penggiring tamu dalam memasuki acara
tersebut. Alat – alat yang dibawa hanya kembang kelapa ( manggar kelape ) dan alat atraksi
silatnya seperti golok, serta membawa tim pemusik. Kostum yang dipakai pun sederhana
seperti baju koko dengan celana kolor panjang dan baju serong pada beberapa orang palang
pintu. Seserahan yang wajib dibawa adalah roti buaya, pelengkap seserahan selain roti ada
perhiasan, uang dan perlengkapan penunjang dalam pernikahan, roti buaya disimbolkan
sebagai kesetiaan dilihat dari perilaku buaya terhadap pasangannya, buaya jantan tetap akan
berada di sisi betina sampai usia lanjut. Kesetiaan inilah yang dimaksudkan roti buaya ini.
Jika sudah menunjukan gerakan silat dan berbalas pantun serta pihak mempelai laki –
laki menang, barulah mempelai laki – laki diperbolehkan masuk menemui mempelai wanita.
Penyambutan kedatangan ini biasanya diiringi dengan tabuhan khas lewat alat musik Tanjidor
dan kelompok marawis. Durasi untuk palang pintu bisa memakan waktu 30 menit, tapi tidak
jarang juga durasinya dipercepat, sesuai permintaan, paling cepat bisa sekitar 15 menit.
Kebudayaan ini dilaksanakan sebagai salah satu budaya yang harus dilestarikan dari banyaknya
budaya – budaya. Tradisi ini merupakan salah satu proses kecil dari pernikahan, namun,
kebudayaan ini yang paling dikenal oleh masyarakat, karena di memang di anggap seru dan
lucu bagi masyarakat sekitar. Kebudayaan ini memang menampilkan sisi humor yang pas untuk
orang banyak dalam bentuk pantun. Berbalas pantun juga tujuannya untuk menghibur calon
pengantin yang ingin menikah serta menghibur orang – orang yang ada di tempat itu.
Kebudayaan ini pun mengajarkan hal yang sangat baik, dalam beragama contohnya seperti
pengantin laki – laki harus bisa mengumandangkan sike dan itu diartikan bahwa ia taat dalam
beragama, dalam silat contohnya pertunjukan silat yang ditunjukan palang pintu berguna untuk
fisik. Nilai yang bisa diambil pun banyak salah satunya seperti terjalinnya silaturahmi yang
erat antara calon pengantin laki – laki dengan pengantin perempuan.
Banyak masyarakat yang masih mempertahankan kebudayaan ini karna memang
merupakan warisan turun temurun dari generasi ke generasi setelahnya, tujuan dari adanya
palang pintu ini juga agar keluarga dari pengantin wanita bisa melihat kesiapan dari pengantin
laki – lakinya untuk menikahi pengantin perempuannya. Dan menurut orang banyak makna
dari adanya palang pintu ini adalah untuk melihat bagaimana sang suami bisa menjaga istri
dengan baik karna di palang pintu ini kita bisa melihat kemampuan sang suami. Saat ini, banyak
generasi muda yang mulai melupakan kebudayaan Palang Pintu ini. Oleh karena itu sebaiknya,
tradisi ini palang pintu ini harus terus dijaga dan dilestarikan generasi muda yang sekarang,
agar tidak hilang begitu saja oleh kemajuan jaman adanya peran anak muda yang untuk bisa
melestarikan kebudayaan tersebut. Keberadaan sanggar sebagai media untuk latihan bagi
penerusnya juga harus diperhatikan oleh pemerintah setempat.
Dulu yang menggunakan seni budaya palang pintu dalam upacara pernikahan adalah
orang yang punya ( kaya raya ) sebab palang pintu memakai berbagai macam benda yang
biasanya di bawa oleh palang pintu adalah seperti alat musik (rebana, kemplengan, dan beduk.)
ondel- ondel. Dan prosesnya berlangsung setelah pengantin di arak oleh besan, sekarang proses
palang pintu dilakukan sebelum akad nikah dimulai, dan sudah jarang bahkan tidak ada
kegiatan arak – arak pengantin. Di era sekarang palang pintu juga digunakan untuk menyambut
penjabat yang datang ke suatu daerah. Untuk palang pintu yang biasa dipakai untuk
penyambutan penjabat, bagian sholawat nya bisa dihilangkan.
Maksud dari adanya palang pintu adalah untuk memberi tahu bahwa pernikahan adalah
ritual yang terjadi hanya sekali seumur hidup, Sehingga perlu adanya syarat tertentu yang harus
dilakukan oleh pasangan pengantin sebelum menjalani proses pernikahan tersebut. arti
mendalam yang terkandung dalam proses upacara pernikahan dengan adanya palang pintu ini,
jadi lebih berkesan dan diharapkan banyak orang yang peduli dengan budayanya sendiri.
Kesenian dan kebudayaan harus terus di pertahankan agar anak, cucu nnatinya bisa
merasakannya salah satu contohnya adalah kesenian palang pintu ini. Sayangnya, seiring
dengan majunya perkembangan zaman, tak jarang masyarakat mulai menanggalkan tradisi ini,
bahkan generasi muda Betawi belum tentu memahami apa itu makna tradisi dari palang pintu
dengan melupakannya.

Anda mungkin juga menyukai