BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan atau dalam bahasa arab munakahat adalah suatu peristiwa atau momen
sakral dimana dua orang manusia yang berlawanan jenis membuat suatu janji suci
untuk bisa hidup berdampingan sampai ajal menjemput dan memisahkan mereka.
Pernikahan adalah suatu akad yang menjadikan antara laki-laki dan perempuan
memiliki kebolehan untuk melakukan pergaulan dalam tuntutan naluri kemanusiaan.
Adanya akad tersebut menjadikan kedua pihak secara timbal balik memiliki hak-hak
dan kewajiban-kewajiban. Akad pernikahan menyebabkan antara laki-laki dan
perempuan tidak ada lagi jarak dalam bergaul. Perilaku yang haram dilakukan
sebelum terjadi pernikahan menjadi sesuatu yang halal bahkan mendapatkan pahala
yang berlimpah dari Allah swt. Pernikahan adalah suatu akad yang menjadikan
antara laki-laki dan perempuan memiliki kebolehan untuk melakukan pergaulan
dalam tuntutan naluri kemanusiaan. Adanya akad tersebut menjadikan kedua pihak
secara timbal balik memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Akad pernikahan
menyebabkan antara laki-laki dan perempuan tidak ada lagi jarak dalam bergaul.
Perilaku yang haram dilakukan sebelum terjadi pernikahan menjadi sesuatu yang halal
bahkan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari pelaksaan kegiatan praktik munakahat bagi peserta didik SMA Negeri
1 Serang baru sebagai berikut.
1. Untuk menegaskan bahwasannya tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah
kepada Alloh SWT. Oleh karena itu jangan sampai kita ini, khususnya siswa SMA
Negeri 1 Serang Baru jauh dari agama Islam.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh siswa – siswi SMA Negri 1 Serang Baru dalam
menyerap materi Agama Islam dan membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari
baik di sekolah ataupun di luar sekolah
3. Sebagai syarat kelulusan SMA tahun ajaran 2022/2023
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
bagi pasangan calon pengantin atau remaja usia pranikah, sehingga memiliki kesiapan
dan kematangan yang memadai.
1
Halaman 2 dari 5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sejarah tarian tradisional yang dibawakan (mapel sbk // dokumentasi saat nari)
Tari Mojang Priangan.
Bogor selain terkenal dengan wisata alamnya yang indah juga banyak memiliki
kesenian dan kebudayaan tradisional yang khas. Salah satu kesenian tradisionalnya
yaitu Tarian Mojang Priangan.
Tari Mojang Priangan merupakan salah satu tari pergaulan yang bersumber dari
seni tari jaipong. Tari jaipong sendiri sudah banyak dikenal orang-orang sebagai salah
1
Halaman 3 dari 5
satu kesenian khas tanah sunda. Tarian ini berasal dari dua kata yaitu Mojang dan
Priangan.
Kata mojang merupakan sebutan untuk gadis atau perempuan yang belum menikah.
Dalam lagu Mojang Priangan, Mojang digambarkan sebagai gadis yang tidak hanya
cantik secara fisik namun juga rohaninya. Sedangkan kata Priangan merupakan nama
gabungan dari beberapa daerah di Jawa Barat yang terdiri dari Kabupaten Ciamis,
Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cimahi, Bandung, Cianjur dan Bogor. Gerakan tarian
pada Tari Mojang Priangan ini memadukan berbagai gerakan dasar dalam
pertunjukkan seni seperti ketuk tilu, topeng banjet da pencak silat. Perpaduan inilah
yang membuat seni tari ini memiliki gerakan yang cukup atraktif.
Tari Indang
Pada awal kemunculannya, tari indang pertama kali diperkenalkan oleh Syekh
Burhanuddin pada sekitar abad ke-13 atau abad ke-14. Hal ini terjadi dalam rangka
mensyiarkan agama Islam di seluruh pelosok tanah Sumatera Barat.
Dalam sumber lain, disebutkan jika tarian yang disebut sebagai tari dindin badinding
ini sesungguhnya berasal dari para pedagang Arab yang sedang berlabuh di
Minangkabau. Selain berdagang, mereka juga memiliki tujuan untuk menyebarkan
agama Islam di wilayah Sumatera Barat melalui jalur perdagangan ini. Pada jalur
inilah kemudian terjadi interaksi antar pedagang Arab dan masyarakat pesisir tanah
Minang.
Setelah itu, dikatakan bahwa salah seorang tokoh agamawan pengikut Syekh
Burhanuddin, yang bernama Rapa’I, mulai memperkenalkan tarian indang dalam
sebuah festival perayaan Tabuik di Pariaman. Festival ini merupakan perayaan lokal
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai Sumatera Barat. Festival ini juga
sebenarnya bertujuan untuk memperingati wafatnya Imam Husein bin Ali, Cucu dari
Nabi Muhammad SAW.
Mulai dari saat itulah, tarian indang ini selalu diikutsertakan dalam setiap
pertunjukan perayaan Tabuik, bahkan hingga kini. Pada awal kemunculannya, Rapa’I
menggunakan perkusi seperti rebana (sebuah gendang pipih bundar yang terbuat dari
tabung kayu yang agak lebar pada ujungnya dan memiliki tinggi yang pendek)
sebagai alat musik pengiringnya. Pada saat itu juga, tarian ini dianggap sebagai
sebuah tarian yang sakral karena mengandung sipatuang sirah atau kelompok orang
tua yang memiliki kekuatan gaib dalam setiap kelompok tariannya.
Tarian ini memiliki fungsi sebagai media dakwah para ulama untuk menyebarkan
agama Islam. Selain itu juga, tarian ini memiliki aturan dalam setiap pementasannya.
Terdapat dua jenis aturan pementasan tari, yakni aturan indang naik dan turun.
Tarian indang naik ini yang akan ditampilkan pada awal atau hari pertama pada
malam hari sekitar pukul 11-12 malam. Sedangkan untuk indang turun, akan
dipentaskan ketika senja atau hari mulai malam dan selepas solat Magrib. Tetapi kini,
aturan tersebut sudah tidak digunakan lagi. Tarian tradisional ini juga
merepresentasikan tentang masyarakat Padang Pariaman yang sangat bersahaja.
Mereka juga saling menghormati dan patuh pada perintah Tuhan Yang Maha Esa.
1
Halaman 4 dari 5
Jika pada mulanya tarian ini hanya untuk media dakwah, maka seiring dengan
berjalannya waktu, fungsi tarian ini pun beralih menjadi tarian untuk hiburan juga.
1
Halaman 5 dari 5
Selain itu, kedua tarian ini juga dibagi lagi kedalam dua jenis tari. Pada tarian
Zapin Arab terdapat zapin hajir marawis dan zapin gembus. Sementara itu, untuk
zapin Melayu dikelompokkan menjadi zapin Melayu Keraton dan zapin Melayu
rakyat.
Pada zapin Melayu keraton, tarian ini hanya dipersembahkan bagi kalangan istana
saja. Dikarenakan berada di kawasan istana, maka zapin Melayu ini juga diberikan
beberapa aturan yang disesuaikan dengan peraturan di istana. Sedangkan, zapin
Melayu rakyat berkembang di masyarakat dengan kebebasan namun tetap dalam
sopan santun serta adat istiadat setempat.
Kedua jenis tarian zapin ini pun menjadi warisan Nusantara yang memperkaya
budaya bangsa Indonesia. Di sisi lain, tarian ini juga menjadi bagian dari kekuatan
serta kesatuan bangsa agar tak mudah dipecah belah oleh negara lain.
BAB III
PENUTUP