Laporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
Disusun Oleh :
XII IPS 3
Alamat, Perumahan Kota Serang Baru, Blok E, Desa Sukaragam, Kecamatan Serang
Baru, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 17330
Email : humasserangbaru@gmail.com
Website : www.sman1serangbarujuara.sch.id
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan berbagai metode studi pustaka yaitu melalui penelusuran
bahan yang ada di internet dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan tugas makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah "LAPORAN UJIAN PRAKTIK MATA
PELAJARAN PAI, SBK, BAHASA INDONESIA, BAHASA SUNDA.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian praktik yang berisi materi tentang.
Pernikahan adat dan juga tarian tradisional. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada tugas makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan tugas makalah
selanjutnya.
i
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.……………………………………………………………………........... i
DAFTAR ISI.……………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………..………………………………………………….…………........... 1
B. Tujuan Kegiatan………………………………………………………….……………….. 1
C. Manfaat Kegiatan…………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………… 2
A. Eksistensi pernikahan budaya Sunda pada zaman sekarang…...…………………………. 2
B. Sejarah tarian tradisional yang dibawakan ………………………………..…….………... 2
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...…………......... 6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………... 6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….. 7
Lampiran
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan atau dalam bahasa arab munakahat adalah suatu peristiwa atau momen
sakral dimana dua orang manusia yang berlawanan jenis membuat suatu janji suci untuk
bisa hidup berdampingan sampai ajal menjemput dan memisahkan mereka. Pernikahan
adalah suatu akad yang menjadikan antara laki-laki dan perempuan memiliki kebolehan
untuk melakukan pergaulan dalam tuntutan naluri kemanusiaan. Adanya akad tersebut
menjadikan kedua pihak secara timbal balik memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban.
Akad pernikahan menyebabkan antara laki-laki dan perempuan tidak ada lagi jarak dalam
bergaul. Perilaku yang haram dilakukan sebelum terjadi pernikahan menjadi sesuatu yang
halal bahkan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah swt. Pernikahan adalah
suatu akad yang menjadikan antara laki-laki dan perempuan memiliki kebolehan untuk
melakukan pergaulan dalam tuntutan naluri kemanusiaan. Adanya akad tersebut
menjadikan kedua pihak secara timbal balik memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban.
Akad pernikahan menyebabkan antara laki-laki dan perempuan tidak ada lagi jarak dalam
bergaul. Perilaku yang haram dilakukan sebelum terjadi pernikahan menjadi sesuatu yang
halal bahkan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari pelaksaan kegiatan praktik munakahat bagi peserta didik SMA Negeri 1
Serang baru sebagai berikut.
1. Untuk menegaskan bahwasannya tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah
kepada Allah SWT. Oleh karena itu jangan sampai kita ini, khususnya siswa SMA
Negeri 1 Serang Baru jauh dari agama Islam.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh siswa – siswi SMA Negri 1 Serang Baru dalam
menyerap materi Agama Islam dan membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari
baik di sekolah ataupun di luar sekolah
3. Sebagai syarat kelulusan SMA tahun ajaran 2022/2023
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bagi
pasangan calon pengantin atau remaja usia pranikah, sehingga memiliki kesiapan dan
kematangan yang memadai.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kata mojang merupakan sebutan untuk gadis atau perempuan yang belum menikah.
Dalam lagu Mojang Priangan, Mojang digambarkan sebagai gadis yang tidak hanya
cantik secara fisik namun juga rohaninya. Sedangkan kata Priangan merupakan nama
2
gabungan dari beberapa daerah di Jawa Barat yang terdiri dari Kabupaten Ciamis,
Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cimahi, Bandung, Cianjur dan Bogor. Gerakan tarian
pada Tari Mojang Priangan ini memadukan berbagai gerakan dasar dalam
pertunjukkan seni seperti ketuk tilu, topeng banjet da pencak silat. Perpaduan inilah
yang membuat seni tari ini memiliki gerakan yang cukup atraktif.
Tari Indang
Pada awal kemunculannya, tari indang pertama kali diperkenalkan oleh Syekh
Burhanuddin pada sekitar abad ke-13 atau abad ke-14. Hal ini terjadi dalam rangka
mensyiarkan agama Islam di seluruh pelosok tanah Sumatera Barat. Dalam sumber
lain, disebutkan jika tarian yang disebut sebagai tari dindin badinding ini
sesungguhnya berasal dari para pedagang Arab yang sedang berlabuh di
Minangkabau. Selain berdagang, mereka juga memiliki tujuan untuk menyebarkan
agama Islam di wilayah Sumatera Barat melalui jalur perdagangan ini. Pada jalur
inilah kemudian terjadi interaksi antar pedagang Arab dan masyarakat pesisir tanah
Minang.
Setelah itu, dikatakan bahwa salah seorang tokoh agamawan pengikut Syekh
Burhanuddin, yang bernama Rapa’I, mulai memperkenalkan tarian indang dalam
sebuah festival perayaan Tabuik di Pariaman. Festival ini merupakan perayaan lokal
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai Sumatera Barat. Festival ini juga
sebenarnya bertujuan untuk memperingati wafatnya Imam Husein bin Ali, Cucu dari
Nabi Muhammad SAW.
Mulai dari saat itulah, tarian indang ini selalu diikutsertakan dalam setiap
pertunjukan perayaan Tabuik, bahkan hingga kini. Pada awal kemunculannya, Rapa’I
menggunakan perkusi seperti rebana (sebuah gendang pipih bundar yang terbuat dari
tabung kayu yang agak lebar pada ujungnya dan memiliki tinggi yang pendek)
sebagai alat musik pengiringnya. Pada saat itu juga, tarian ini dianggap sebagai
sebuah tarian yang sakral karena mengandung sipatuang sirah atau kelompok orang
tua yang memiliki kekuatan gaib dalam setiap kelompok tariannya.
Tarian ini memiliki fungsi sebagai media dakwah para ulama untuk menyebarkan
agama Islam. Selain itu juga, tarian ini memiliki aturan dalam setiap pementasannya.
Terdapat dua jenis aturan pementasan tari, yakni aturan indang naik dan turun. Tarian
indang naik ini yang akan ditampilkan pada awal atau hari pertama pada malam hari
sekitar pukul 11-12 malam. Sedangkan untuk indang turun, akan dipentaskan ketika
senja atau hari mulai malam dan selepas solat Magrib. Tetapi kini, aturan tersebut
sudah tidak digunakan lagi. Tarian tradisional ini juga merepresentasikan tentang
masyarakat Padang Pariaman yang sangat bersahaja. Mereka juga saling menghormati
dan patuh pada perintah Tuhan Yang Maha Esa. Jika pada mulanya tarian ini hanya
untuk media dakwah, maka seiring dengan berjalannya waktu, fungsi tarian ini pun
beralih menjadi tarian untuk hiburan juga.
3
3
Tari Zapin Melayu
Menilik dari situs resmi pemerintahan, tari zapin ini pada awalnya muncul di tahun
1811 silam, tetapi baru dipopulerkan pada tahun 1919 lalu. Mulanya, tarian ini
tercipta sebagai sebuah tarian yang dipersembahkan secara khusus untuk masyarakat
di lingkungan istana pada masa Kesultanan Yaman di Timur Tengah pada masa
lampau.
Namun setelah itu, kebudayaan tari zapin semakin berkembang di wilayah lingkungan
istana atau disebut juga sebagai daerah Great Tradition. Tarian ini pun bercampur
dengan budaya lokal. Akhirnya, tarian zapin menjadi kesenian hiburan dan
pertunjukan istana yang bahkan ditampilkan dalam acara seremonial kerajaan.
Untuk acara seremonial itu, tarian ini disebut sebagai zapin istana atau Siak Sri
Inderapura. Tarian ini pun dikenal dan dibawa oleh para pedagang Arab dari wilayah
Gujarat dalam perjalanan dagang rempahnya. Mereka juga menggunakan tarian ini
sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kepulauan Riau.
Setibanya di Nusantara, tari tradisional dari Yaman ini akhirnya mengalami akulturasi
dengan budaya lokal setempat. Ini tercermin jelas dari adanya dampak akibat
akulturasi dua budaya yang berbeda. Dalam tarian zapin, terdapat berbagai penyisipan
nilai filosofis yang erat kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat Riau. Selain itu,
seperti tujuan awalnya untuk menjadi media dakwah, nilai pendidikan agama Islam
pun terdapat dalam syair lagu yang dinyanyikan oleh para pengiring tarian zapin.
Pada awalnya, tepatnya sebelum tahun 1960, tarian zapin hanya boleh dipentaskan
atau ditarikan oleh penari laki-laki.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini tari zapin bisa ditampilkan
oleh perempuan. Bahkan, tarian ini juga sudah bisa dipentaskan oleh penari campuran
antara penari laki-laki dan penari perempuan dalam satu pementasan yang sama.
Sejalan dengan semakin dikenalnya tarian zapin, tari ini pun kemudian menyebar luas
ke wilayah lain. Dalam pencampurannya dengan budaya lokal, maka lahirlah berbagai
macam dan jenis variasi tarian zapin sesuai dengan budaya daerahnya masing-masing.
Meski mengalami percampuran budaya, namun pola dasar tarian ini tetap sama.
Yakni tentang simbol dan makna penghormatan serta penghiburan yang disajikan
untuk raja yang saat itu sedang bertahta.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis tarian zapin, yaitu zapin Melayu dan zapin
Arab. Untuk zapin Arab, dikenal juga sebagai zapin lama yang tariannya tumbuh dan
berkembang di dalam kelompok masyarakat berketurunan Arab. Kelompok ini berada
di berbagai tempat di wilayah Indonesia, terutama di Jawa dan Madura.
Sementara itu, zapin Melayu adalah adalah tarian yang dibentuk oleh para ahli di
suatu wilayah yang kemudian disesuaikan tarianya dengan lingkungan masyarakat
sekitar. Yang membedakan dari zapin Melayu dan zapin Arab adalah gerak tariannya.
Jika zapin Arab hanya memiliki satu gaya tarian saja, maka zapin melayu memiliki
gaya tarian yang cukup beragam.
Selain itu, kedua tarian ini juga dibagi lagi kedalam dua jenis tari. Pada tarian
Zapin Arab terdapat zapin hajir marawis dan zapin gembus. Sementara itu, untuk
zapin Melayu dikelompokkan menjadi zapin Melayu Keraton dan zapin Melayu
rakyat.
4
Pada zapin Melayu keraton, tarian ini hanya dipersembahkan bagi kalangan istana
saja. Dikarenakan berada di kawasan istana, maka zapin Melayu ini juga diberikan
beberapa
4
aturan yang disesuaikan dengan peraturan di istana. Sedangkan, zapin Melayu rakyat
berkembang di masyarakat dengan kebebasan namun tetap dalam sopan santun serta
adat istiadat setempat.
Kedua jenis tarian zapin ini pun menjadi warisan Nusantara yang memperkaya
budaya bangsa Indonesia. Di sisi lain, tarian ini juga menjadi bagian dari kekuatan
serta kesatuan bangsa agar tak mudah dipecah belah oleh negara lain.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rangkaian upacara pernikahan adat Sunda pada masa kini lebih disederhanakan
mengingat adanya pertimbangan nilai kepraktisan terkait dua hal: semakin modernnya
jaman dan adanya percampuran dari syariat Islam. Oleh karena itu, biasanya prosesi acara
yang dilangsungkan hanya lamaran, pengajian, siraman, dan langsung diteruskan dengan
prosesi pernikahan.
Dalam pernikahan adat memiliki rentetan prosesi yang cukup panjang mulai dari
persiapan pernikahan, resepsi serta acara setelah pernikahan yang dilakukan secara adat
sehingga dibutuhkan kesiapan mental serta materi untuk melaksanakannya. Jadi tak heran
jika pernikahan adat sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan terlebih lagi pada zaman
sekarang ini masyarakat telah mengikuti arus modernisasi yang mana dapat membuat
sesuatu yang dapat dikatakan rumit menjadi lebih mudah. Arus modernisasi inilah yang
mampu mempengaruhi pola pikir dalam masyarakat.
Tari Mojang Priangan merupakan salah satu tari pergaulan yang bersumber dari seni
tari jaipong. Tari jaipong sendiri sudah banyak dikenal orang-orang sebagai salah satu
kesenian khas tanah sunda. Tarian ini berasal dari dua kata yaitu Mojang dan Priangan.
Pada awal kemunculannya, tari indang pertama kali diperkenalkan oleh Syekh
Burhanuddin pada sekitar abad ke-13 atau abad ke-14. Hal ini terjadi dalam rangka
mensyiarkan agama Islam di seluruh pelosok tanah Sumatera Barat. Dalam sumber lain,
disebutkan jika tarian yang disebut sebagai tari dindin badinding ini sesungguhnya
berasal dari para pedagang Arab yang sedang berlabuh di Minangkabau. Dalam tarian
zapin, terdapat berbagai penyisipan nilai filosofis yang erat kaitannya dengan pola
kehidupan masyarakat Riau. Selain itu, seperti tujuan awalnya untuk menjadi media
dakwah, nilai pendidikan agama Islam pun terdapat dalam syair lagu yang dinyanyikan
oleh para pengiring tarian zapin.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsgd.ac.id/17741/4/4_bab%201.pdf
https://www.fimela.com/lifestyle/read/3845417/pernikahan-adat-sunda-modern
https://sentul.city/tari-mojang-priangan/
https://www.gramedia.com/literasi/tari-indang/
https://www.gramedia.com/literasi/tari-zapin/
6
LAMPIRAN
6
6