Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Aspek-aspek
sosial budaya yang berkaitan dengan praktik kebidanan sepanjang siklus reproduksi. Ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Machria
Rachman,SST.,M.Kes pada bidang studi Sosioantropologi Kesehatan selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA
YANG BERKAITAN DENGAN PRAKTIK KEBIDANAN bagi paraa pembaca dan juga
bagi para penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Machria Rachman, SST.,M.Kes selaku dosen
sosioantropologi kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan wawasan sesuai dengan bidang studi yang telah saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Banyuwangi, 9 Desember 2021
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek-aspek Sosial Budaya............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar pustaka ............................................................................... 7
3
BAB I
PENDAHULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan adalah pemahaman yang terdapat pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
adat istiadat yang dapat diperoleh dari masyarakat. Pendapat umum sesuatu yang baik dan
berharga dalam kehidupan masyarakat (Bakker 1984). Pola dan tingkah laku atau pikiran dan
perasaan dapat mereaksi yang diperoleh dan terutama diwujudkan oleh simbol-simbol pada
pencapaian dari kelompok itu sendiri dan bersifat universal. Kebudayaan berasal dari bahasa
sanskerta “budayah” atau “bodhi” yang berarti budi akal atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan akal. Budaya dapat dipisahkan sebagai kata majemuk budi & daya yang berupa: cipta,
rasa, karsa, karya (kuncoroningrat, 1980).
B. TUJUAN
Menyajikan informasi mengenai aspek sosial budaya yang memengaruhi masa remaja,
pranikah, prakonsepsi, perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi, balita, dan anak
prasekolah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian aspek-aspek sosial budaya itu sendiri adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh
manusia dengan pemikiran dan akal budinya serta hati nuraninya dalam kehidupan
bermasyarakat serta aspek tersebut telah melekat dalam diri manusia.
Banyuwangi
Semua orang mendambakan pernikahan yang sakinah, mawadah, dan warahmah untuk
mewujudkan itu diperlukan pengetahuan, pemahaman seputar pernikahan tetapi tidak semua
orang dapat memahami dan mewujudkannya. Perceraian dan pernikahan bagaikan dua mata sisi
uang, apabila ada perceraian sudah tentu ada pernikahan diperlukan bimbingan sebelum
melangsungkan pernikahan bimbingan ini biasa disebut dengan bimbingan pra nikah atau
penasehatan pernikahan. Salah satu instansi yang berkewajiban dalam melaksanakan kegiatan
bimbingan pra nikah yaitu, KUA Kecamatan Kalibaru. Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor
DJ.II/491 Tahun 2009 tentang bimbingan pra nikah yang dilaksanakan oleh Kemenag. Dan
Permen PAN No 9 tahun 2019 tentang pelaksanaan bimbingan pra nikah dan rujuk yang
dilakukan oleh penghulu Kantor Urusan Agama.
Kedua peraturan terkait bimbingan pra nikah ini wajib dilaksanakan oleh KUA setempat,
tetapi banyak KUA yang belum melaksanakan bimbingan pra nikah secara maksimal,
berdasarkan observasi awal salah satu instansi yang tidak menyelenggarakan bimbingan pra
nikah secara maksimal adalah KUA Kecamatan Kalibaru. Sehingga perlu dikaji kembali terkait
permasalahan di atas. Dari uraian latar belakang penelitian di atas maka peneliti merumuskan
masalah, yakni Bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah di KUA Kecamatan Kalibaru
Kabupaten Banyuwangi dan bagaimana upaya KUA Kecamatan Kalibaru dalam mengurangi
tingkat perceraian.
Tujuan dari penelitian ini adalah Menggambarkan pelaksanaan bimbingan pra nikah di KUA
Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi dan menggambarkan upaya yang dapat dilakukan
KUA Kecamatan Kalibaru dalam mengurangi tingkat perceraian
Dengan itu pelaksanaan bimbingan pra nikah di KUA Kecamatan Kalibaru sesuai dengan
Permen PAN No 9 tahun 2019 tentang pelaksanaan bimbingan pra nikah dan rujuk yang
merupakan tugas dan pokok fungsi penghulu. Bimbingan yang sesuai dengan peraturan Dirjen
Bimas Islam Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 tentang bimbingan pra nikah yang dilaksanakan
oleh Kemenag dilaksanakan pada tahun 2019 dilakukan sekali dalam satu tahun dikarenakan
KUA Kalibaru termasuk pada KUA tipe C
KUA Kecamatan Kalibaru dapat menyediakan sarana dan prasarana dengan memperbaiki
fasilitas yang rusak dan memerperluas tempat bimbingan pra nikah Kata Kunci : Bimbingan,
Pra Nikah, Perceraian
5
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
Jawa Timur
Kota Lawang salah satunya desa Sumber Polaman. Di desa ini terdapat
beberapa aktivitas budaya antara lain barikan pada setiap Jumat Legi, acara pernikahan
dan upacara wiwit atau panen padi.Upacara adat ritual desa ini rutin dilakukan
masyarakat setempat untuk menghormati arwah leluhur sebagai permohonan kepada
Tuhan untuk kemakmuran masyarakat desa. Ritual budaya tersebut membentuk ruang
budaya.
Sumatera Utara
Banyuwangi
Upacara mitoni adalah bagian dari adat Jawa yang maknanya terkait dengan
ritual Dalam pelaksanaan upacara tingkeban, perempuan yang sedang hamil 7 bulan
dimandikan dengan air bunga setaman. Gayung yang digunakan terbuat dari batok
kelapa. Siraman ini bertujuan untuk membersihkan secara lahir dan batin dari calon ibu
dan bayi yang ada di dalam kandungan. upacara mitoni yang dikenal oleh masyarakat
Jawa. Masyarakat Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru,
Kabupaten Banyuwangi merupakan masyarakat Jawa yang masih kental akan
kebudayaannya.
Bertujuan untuk memberikan sebuah doa agar calon ibu dilancarkan selama
mengandung hingga melahirkan janin. Mitoni ini juga disertai doa agar kelak si anak
menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua. Diikuti oleh acara pemotongan
tumpeng tujuh yang diawali dengan doa kemudian makan rujak, dan seterusnya.
Hakekat dasar dari semua tradisi Jawa adalah suatu ungkapan syukur dan
permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan dan kenteraman, namun
diungkapkan dalam bentuk lambang-lambang yang masing-masing
mempunyai makna.
Jawa Barat
Suku Baduy Dalamyang menasbihkan sebagai asal muasal lahirnya Suku Sunda
merupakan salah satu pelaku tradisi yang kuat memegang teguh tradisi dalam kehidupan
sehari-harinya,termasuk tradisi dalam persalinan. Sebagai pelaku tradisi, masyarakat
Baduy Dalam menerima dan menjalaninya saja, karena dalam tradisi hanya ada
kepatuhan terhadap aturan adat mutlak atau Pikukuh.
Wanita hamil di suku Baduy Dalam, ritual yang dijalani yaitu tradisi Kendit,
ritual saat usia kehamilan tujuh bulan dengan cara datang ke Puun (nyareat)dengan
membawa seupaheun (sirih, gambir dan apu) dan kanteh hideung (gelang kain berwarna
hitam). Kanteh Hideung diberi mantra dan dipakai selama 3 hari 3 malam. Makna
Kendit ini diharapkan prosesi kelahiran berjalan lancar. Selain tradisi kenditada tradisi
Ngaragap beuteung (pijit dibagian perut) oleh Paraji(dukun beranak)sambil diusap
menggunakan koneng bau.
7
Selain dipijit,ibu hamil meminta jampi-jampi bagi keselamatan ibu dan janin
yang dikandung.Jampe-jampe (mantera) dari paraji melalui media panglai ada yang
dimakan, ada yang dibawa-bawa di badan sebagai perlindungan diri (tumbal).Namun
tradisi Ngaragap beuteung tidak wajib tergantung masing-masing individu termasuk
juga untuk waktunya.Ngaragap Beuteung bisa dilakukan sebulan dua kali atau sebulan
sekali bahkan tidak sama sekali.
Pantangan selama hamil, isteri harus berjalan didepan suami, tidak boleh keluar
rumah setelah senja hari, cara membawa kayu bakar posisinya congokna kahareup. Pada
hari rabu dan sabtu ibu hamil tidak boleh dipijat, dilarang mengenakan apapun di bagian
leher baik itu kalung ataupun syal. Sedangkan pantangan makanan diantaranya adalah
dilarang mengkonsumsi sambal, durian, petai, nenas bisa mengakibatkan panas pada
janin. Pantangan lainnya, saat kehamilan memasuki bulan tua tidak boleh
mengkonsumsi obat-obatan kimia sampai setelah bayi dilahirkan. Alasan tidak diberikan
obat-obatan selama kehamilan ditakutkan berdampak pada janin yang dikandung,
kacang mentah (buat anak cacingan); cai panas (janinnya nanti kepanasan). Makanan
yang sebaiknya dikonsumsi oleh wanita yang sedang hamil adalah minum air kelapa
hijau, sedangkan selama hamil mengusap-usap pasir ke perut bu yang diyakini bayi
yang akan dilahirkan dalam kondisi bersih.
Jawa Barat
Banyuwangi
Jawa Barat
Kalimantan Timur
Jawa Timur
kepercayaan/ kebiasaan masyarakt jawa timur dari segi kemampuan biaya dengan perilaku
pemanfaatan pelayanan kesehatan masih sangat rendah. Dimana masyarakat lebih memilih
dukun bayi yang memberi pertolongan karena masyarakat menilai lebih murah di bandingkan
dengan pelayanan kesehatan, walaupun masyarakat mengetahui keterbatasan dari pemanfatan
dukun bayi tersebut, kemudian di tambah lagi dukun bayi sangat telaten dan sabar dalam
memberi pelayanan sehingga dari segi psikologis masyarakat terutama ibu akan merasa senang
dan merasa lebih diperhatikan. Dukun bayi memberikan pelayanan berupa memandikan bayi
sampai usia bayi 36 hari, memijat bayinya ataupun memijat perutnya pada saat hamil.
Dukun bayi merupakan orang yang dianggap trampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk
menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat.
Aceh
Mengasuh optimal. Bagi masyarakat Aceh, ibu yang baru melahirkan harus mengalami
masa pantangan “du dapu” sejak bayi lahir hingga bayi berusia 44 hari. Ibu harus selalu ada di
kamar, tidak boleh berjalan-jalan, apalagi keluar rumah. Rupanya pantangan tersebut dimaksud
agar bayi mendapat perawatan dan perhatian maksimal dari ibunya.
Di Maluku tengah berlaku pantangan lain. Ibu pantang makan cabai karena akan membuat mata
bayi berair terus-menerus. Juga dilarang makan ikan karena akan membuat ASI amis.
Pandangan ini justru keliru, karena ibu yang baru melahirkan justru membutuhkan asupan
nutrisi yang lengkap. Walaupun begitu, makna yang bisa kita ambil adalah bahwa ibu dan bayi
memiliki ikatan. Apa yang ibu lakukan akan berpengaruh bagi bayi.
10
Namun semuanya kembali kepada Anda masing-masing, apakah Anda masih percaya hal-hal
semacam itu atau tidak. Apapun, semua hal yang orang tua lakukan, merupakan bentuk
perlambang kasih sayang pada si buah hati, menunjukkan kalau orang tua mau menyayangi dan
melindungi bayinya dan tidak ingin hal-hal buruk terjadi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek sosial budaya sangat
mempengaruhi praktik kebidanan sepanjang siklus reproduksi
DAFTAR PUSTAKA
.
Drs. M. Ramli, M. (2016). Implementasi Kepenasehatan.
Endah, E. (2014). HUBUNGAN POLA NUTRISI IBU POST PARTUM DENGAN PENYEMBUHAN
LUKA JAHITAN PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJULMATI .
Hatmaja, F. N. (2019). Tradisi pra nikah pingitan pengantin perkawinan Adat Jawa dalam perspektif
hukum Islam (studi kasus di Desa Cetan Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten). 72.
Kartika, V., Agustiya, I. R., & Kusnali, A. (2018). Budaya kehamilan dan persalinan pada masyarakat
Baduy, dikabupaten Lebak. 22(3), 192-199.
Laksmiwati Alit, A. I. (n.d.). Transformasi sosial dan perilaku reproduksi remaja.
Lia Susvita Sari, H. H. (2016). KAJIAN BUDAYA DAN MAKNA SIMBOLIS PERILAKU IBU
HAMIL DAN IBU NIFAS. Berkala Kesehatan.
Mansur, A. R. (n.d.). tumbuh kembang anak usia prasekolah.
Mara Ipa, D. A. (2017). PRAKTIK BUDAYA PERAWATAN DALAM KEHAMILAN SUKU
BADUY.
Rahmatillah, i. M. (2016). Istilah istilah dalam metoni pada masyarakat jawa drsa kalibaru wetan
kecamatan kalibaru,kabupaten banyuwangi: kajian etnolinguistik. 67.
sari, S. (2021). URGENSI BIMBINGAN PRA NIKAH. 22.
sugita. (n.d.). Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir.
Syahrian, M. A. (2013). UTILISASI PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL MELALUI BUDAYA
DI MOJOKERTO. 203-216.
11