Anda di halaman 1dari 8

MUSIK GEDOGAN

DI DESA KEMIREN KABUPATEN BANYUWANGI


(TINJAUAN SEJARAH DAN PERKEMBANGAN)

Putri Ratnasari
12020134053
Mahasiswa Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya
Pu3.biolaku@gmail.com

Agus Suwahyono,S.Sn, M.Pd


Dosen Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya
Agus_suwahyono@yahoo.co.id

ABSTRAK
Banyuwangi mulanya berasal dari salah satu dongeng, yaitu cerita legenda
Sri Tanjung Sidopekso. Yang menceritakan tentang Sri tanjung yang di tuduh
selingkuh oleh Prabu Sulakrama sehingga membuat Raden Sidopekso marah dan
ingin membunuh Sri Tanjung. Sri Tanjung dibawa Sidopekso ke pinggir sungai.
sedangkan menurut sejarah yang ada masyarakat desa kemiren berasal dari orang
orang yang mengasingkan diri dari kerajaan majapahit , setelah kerajaan ini mulai
runtuh sekitar tahun 1478M. Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ini
kemudian mendirikan kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu
Budha seperti halnya Majapahit. Kemudian masyarakat blambangan berkuasa
selama dua ratusan tahun sebelum jatuh ketangan kerajaan mataram islam pada
tahun 1743M (wawancara dengan pak sirat).
Banyuwangi adalah salah satu daerah dengan kekayaan seni-budaya dan alam
yang tinggi. Terdapat berbagai tempat pariwisata yang tersebar di kota Osing ini.
Desa Kemiren terletak di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Secara geneologis sosiologis masih memperlihatkan tata kehidupan sosio kultural
yang mempunyai kekuatan nilai tradisional Osing sehingga desa kemiren ditetapkan
menjadi kawasan wisata desa adat Osing. Keunikan lainnya di desa kemiren yaitu
terdapat pada tradisi masyarakat yang mengkramatkan situs Buyut Cili tiap malam
senin dan malam jumat warga yang akan membuat hajatan dan akan
menyelenggarakan pertujukan musik Gedogan selalu melakukan doa dengan
membawa pecel pitik atau yang biasa dikenal sebutan urap urap ayam bakar.
Beberapa masalah yaang dapat dirumuskan dalam penelitian ini, sebagai
berikut; (1)Bagaimana sejarah musik Gedogan di desa kemiren. (2) Bagaimana
perkembangan musik Gedogan di desa Kemiren kabupaten Banyuwangi.?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu di dalam
penelitian menggunakan metode observasi, wawancara dan pendokumentasian
dengan teknik analisis isi dan domain. Metode tersebut merupakan cara yang
digunakan peneliti untuk mendeskripsikan sejarah musik Gedogan bentuk yang
menjadi masalah dalam penelitian ini. Hasil analisis dalam penelitian yang dapat
dideskripsikan mengenai sejarah musik Gedogan di desa Kemiren Kecamatan
Glagah Kabupaten Banyuwangi dan perkembangan musik Gedogan

Kata Kunci :
Banyuwangi, Desa Kemiren, Gedogan

1
PENDAHULUAN Mengetahui itu Sidopekso merasa
Adanya nama Banyuwangi menyesal dan berulang kali
mulanya berasal dari salah satu mengatakan Banyuwangi. Hingga
dongeng, yaitu cerita legenda Sri akhirnya orang orang menamai
Tanjung Sidopekso. Yang daerahnya Banyuwangi.
menceritakan tentang Sri tanjung yang Dan sedangkan menurut sejarah
di tuduh selingkuh oleh Prabu yang ada masyarakat desa kemiren
Sulakrama sehingga membuat Raden berasal dari orang orang yang
Sidopekso marah dan ingin membunuh mengasingkan diri dari kerajaan
Sri Tanjung. Sri Tanjung dibawa majapahit , setelah kerajaan ini mulai
Sidopekso ke pinggir sungai. Dengan runtuh sekitar tahun 1478M.
rasa menyesal, Sri Tanjung mencoba Kelompok masyarakat yang
menceritakan hal yang sebenarnya mengasingkan diri ini kemudian
terjadi dan membantah tuduhan mendirikan kerajaan Blambangan di
suaminya. Namun amarah Sidopekso Banyuwangi yang bercorak Hindu
semakin berkobar. Untuk mencoba Budha seperti halnya Majapahit.
membuktikan rasa setia pada Kemudian masyarakat blambangan
suaminya, Sri Tanjung meminta agar berkuasa selama dua ratusan tahun
Sidopekso membunuhnya. Permintaan sebelum jatuh ketangan kerajaan
terakhinya agar jasadnya dihanyutkan mataram islam pada tahun 1743M.
ke sungai yang keruh. Dia berpesan Desa kemiren ini lahir pada zaman
apabila air sungai tersebut bebau amis, penjajahan belanda tahun 1830an.
maka benar bahwa dia telah Awalnya desa ini hanya hamparan
melakukan kesalahan. Karena tidak sawah hijau dan hutan milik para
dapat membendung amarahnya penduduk desa cungking yang konon
Sidopekso langsung menancapkan menjadi cikal bakal masyarakat Osing
kerisnya ke dada Sri Tanjung. Lalu di banyuwangi. Saat itu masyarakat
jasadnya segera ditenggelamkan ke cungking memilih bersembunyi di
sungai. Setelah beberapa saat sawah untuk menghindari tentara
Sidopekso sangat kaget, air yang belanda. Karena masyarakat cungking
tadinya keruh berubah menjadi bening tidak mau kembali ke desanya, maka
dan menyebarkan bau harum. di babatlah hutan untuk dijadikan

2
perkampungan. Hutan ini banyak menyelenggarakan pertunjukan
ditumbuhi pohon kemiri dan durian. Gedogan selalu melakukan doa dengan
Maka dari itulah desa ini dinamakan membawa pecel pitik atau yang biasa
kemiren. dikenal sebutan urap urap ayam
Desa Kemiren terletak di bakar di situs Buyut Cili yang di
Kecamatan Glagah Kabupaten percaya sebagai leluhurnya. Di
Banyuwangi Jawa Timur. Secara samping itu sebagai pendatang yang
geneologis sosiologis masih bermalam di desa tersebut juga
memperlihatkan tata kehidupan sosio dianjurkan untuk berziarah ke situs
kultural yang mempunyai kekuatan Buyut Cili guna meminta izin demi
nilai tradisional Osing sehingga desa keselamatan dirinya. Di samping itu
kemiren ditetapkan menjadi kawasan sebagai pusat budaya Osing desa
wisata desa adat Osing. Osing kemiren memiliki banyak kesenian
merupakan bagian wilayah Sabrang yaitu seni tari maupun seni musik
Wetan, yang berkembang didaerah contohnya saja kesenian gedogan yang
ujung timur pulau Jawa. Orang orang akan kami bahas dalam makalah ini.
Osing adalah masyarakat Blambangan Musik Ini adalah Musik Khas
yang tersisa. Sesepuh desa kemiren masyarkat Banyuwangi yang biasa
cukup yakin bahwa julukan Osing dimainkan pada saat Bulan Purnama
diberikan oleh para imigran yang atau mejelang acara hajatan tertentu.
menemukan bahwa kata tidak dalam Pemain Musik ini berjumlah 8 Orang
dialek lokal adalah Osing, yang yang kesemuaanya adalah perempuan.
berbeda dari kata ora dalam bahasa Instrumen utamanya adalah lesung
jawa. Dan orang yang sebenarnya jawa dengan ukuran yang berbeda - beda.
itu kini disebut osing saja atau juga ukuran yang berbeda - beda ini
disebut Jawa Osing. memungkinkan setiap lesung
Keunikan lainnya di desa menghasilakn Suara yang berbeda -
kemiren yaitu terdapat pada tradisi beda dan mendekati bunyi nada - nada
masyarakat yang mengkramatkan situs slendro. Dalam perkembanganya,
Buyut Cili, tiap malam senin dan instrument music ini sering
malam jumat warga yang akan ditambahkan dengan permainan alat
membuat hajatan dan

3
Musik Angklung, ining - ining suatu konteks yang alamiah dan
(semacam Triangle) dan Gong. dengan memanfaatkan berbagai
1
Permasalahan yang timbul pada metode ilmiah . Lokasi penelitian
penelitian ini sebagai berikut dilakukan di desa kemiren Kecamatan
(1)Bagaimana sejarah musik Gedogan Glagah Kabupaten Banyuwangi.
di desa kemiren. (2) Bagaimana Sumber data utama dalam
perkembangan musik Gedogan di desa penelitian kualiatif adalah kata-kata
Kemiren kabupaten Banyuwangi. dan tindakan, sebaliknya adalah data
Secara khusus penelitian ini bertujuan tambahan seperti dokumen dan lain-
untuk menjelaskan tentang (1) lain. Sumber data tersebut dapat dibagi
Mendeskripsikan sejarah musik menjadi dua yaitu sumber data primer
Gedogan di desa Kemiren kabupaten yang utama yang disini penulis
Banyuwangi. (2) Mendeskripsikan dapatkan dari Bapak Sirat selaku ketua
perkembangan musik Gedogan di desa RW 03 di desa Kemiren.
Kemiren kabupaten Banyuwangi. Hasil Wawancara adalah percakapan
penelitian ini diharapkan dapat dengan maksud tertentu, percakapan
bermanfaat bagi pihak pihak yang itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
berkaitan, antara lain sebagai berikut : pewawancara (interviewer) yang
Manfaat Teoritis yaitu Penelitian ini mengajukan pertanyaan dan
dapat menjelaskan tentang sejarah terwawancara (interviewe) yang
musik gedogan pertamakali. memberikan jawaban atas pertanyaan
itu. (Moloeng 2012:186). Wawancara
METODE PENELITIAN tersebut dilakukan kepada Bapak Sirat
Jenis penelitian yang peneliti selaku ketua RW 03 di desa Kemiren.
lakukan ini adalah penelitian kualitatif, Dokumentasi adalah mencari
yaitu penelitian yang bermaksud untuk data berupa catatan, transkrip, gambar
memahami fenomena tentang apa yang dan sebagainya untuk mendukung
dialami oleh subyek penelitian sebuah penelitian. Pengumpulan
misalnya tentang perilaku, persepsi, dokumen ini dimaksudkan untuk
motivasi, tindakan, dll. Secara holistic memperoleh kejadian nyata tentang
dan dengan cara mendeskripsikan situasi yang ada di sekitar subjek dan
bentuk kata kata dan bahasa pada 1
Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung.2014
hal 6

4
objek penelitian. Dokumentasi yang mengerjakan pekerjaan dapur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah satu ini. Hanya saja dikhususkan untuk
foto-foto Pertunjukan musik Gedogan perempuan saja.
di desa Kemiren. Seiring berjalannya waktu, warga
Desa Kemiren ini memiliki rasa
HASIL PENELITIAN DAN kebersamaan dan gotong-royong yang
PEMBAHASAN sangat tinggi. Suatu ketika ada sebuah
Pada pertengahan abad ke 19, para keluarga yang mempunyai hajat, kaum
petani sudah banyak yang memanen perempuan yang tinggal disekitar
padi ladang. Setelah memanen padi keluarga yang sedang mempunyai
langsung hasil panennya dibawa hajat tersebut berinisiatif untuk
kerumah untuk menghasilkan beras membantu. Mereka datang membantu
yang putih dan bersih dari kulitnya karena ada dorongan dari perasaan
(gabah). Jaman dahulu lesung masing-masing tanpa ada unsure
digunakan sebagai alat menumbuk paksaan dari warga lainnya maupun
padi (dalam bahasa osing nutu) dari pihak yang mempunyai hajatan.
untuk memisahkan gabah dan bulir Mereka membantu menumbuk beras
padi. Di Desa Kemuren ini, setiap untuk menghasilkan tepung yang
rumah mempunyai lesung sendiri- bagus untuk bahan pembuatan
sendiri. makanan. Karena yang membantu
Sejak dulu pekerjaan dapur pekerjaan menumbuk tidak hanya satu
memang diserahkan semua kepada orang tetapi beberapa orang, maka
kaum perempuan, maka dari itu ketika menumbuk beras itu
pekerjaan menumbuk padi dilakukan menimbulkan karakter bunyi yang
oleh kaum perempuan. Kaum laki-laki berbeda-beda. Sehingga menghasilkan
tugasnya hanya bekerja mencari sebuah musik yang unik.
nafkah untuk keluarga dirumah. Kaum perempuan yang membantu
Pekerjaan dapur terutama menumbuk menumbuk beras pada saat hajatan itu
padi ini tidak dibatasi oleh usia, semua karena ada kesadaran untuk saling
usia boleh mengerjakannya. Mulai dari membantu sesama tetangga. Cara
anak-anak, remaja, ibu-ibu maupun untuk menumbuk padi adalah anake
yang sudah lanjut usia boleh lumpang(kayu penumbuk) di pukulkan

5
ke cekungan lesung sehingga sanggarnya terletak pada rumah orang
menimbulkan bunyi-bunyian. Karena yang mempunyai hajat dan banyak
yang menumbuk tidak hanya satu terdapat perkumpulan kaum
orang melainkan beberapa orang perempuan yang menumbuk beras.
sehingga bunyi yang dihasilkan juga Musik ini dipelajari secara turun-
bervariasi. Bunyinya temurun, mulai dari anak-anak, remaja
gedog,,gedog,,gedog,,, oleh karena maupun orang tua. Hal itu
itu music dari lesung ini dinamakan menunjukkan rasa cinta mereka
music Gedogan. terhadap seni budaya yang dimiliki
Semakin seringnya kaum olah Desa Kemiren. Masyarakat Desa
perempuan menumbuk padi, semakin Kemiren ini mempunyai ciri khas
sering pula masyarakat Desa Kemiren musik yang tidak sama dengan daerah-
mendengarkan musik Gedogan. Musik daerah lainnya. Seni budaya di Desa
ini memang mempunyai keunikan Kemiren masih alami dan tidak
tersendiri, dibawakan oleh kaum gampang terpengaruh dengan
perempuan secara sederhana dan kebudayaan-kebudayaan daerah
mampu menarik perhatian masyarakat lainnya.
lainnya. Dengan demikian musik Kesenian tradisi ini dimainkan oleh
Gedogan dijadikan pertunjukan oleh perempuan dengan batas usia yang
warga Desa Kemiren ini. Para pemain bebas akan tetapi lebih sering
musik Gedogan memainkan musik ini dimainkan oleh perempuan yang sudah
dari rumah ke rumah atas permintaan berumur atau tua, yang memiliki
tuan rumah yang meminta. kekuatan dan mencintai kesenian
Sejak dulu anak-anak di Desa tradisi ini. Namun di desa Kemiren
Kemiren suka menirukan ibu-ibu tidak hanya kaum tua yang bisa
mereka dalam memainkan music memainkan musik Gedogan, namun
Gedogan, dengan dasar suka dan tanpa kaum muda juga bisa memainkannya,
ada unsur pemaksaan dari orang tua tetapi yang terlihat hanya kaum tua dan
maupun lainnya mereka dapat ibu-ibu saja yang memainkan musik
memainkan sendiri. Di Desa Kemiren gedogan ini. Musik gedogan ini sudah
ini tidak terdapat sanggar khusus untuk sangat langka di Banyuwangi, dan
memperdalam musik ini, tetapi

6
sekarang hanya tersisa di desa dan budaya yang diantaranya adalah
Kemiren. musik gedogan. Berikut saran saran
dari kelompok kami:
PENUTUP Penambahan sanggar untuk berlatih
Gedhogan merupakan tradisi yang musik gedogan. Penambahan sanggar
pada mulanya di gunakan untuk sanggar ini bertujuan untuk melatih
hiburan setelah menumbuk padi yang para generasi muda dalam
dalam bahasa osingnya (Nutu) pada perkembangan musik gedogan agar
acara hajatan. Mereka beramai - ramai tidak punah di telan perkembangan
membunyikan peralatan penumbuk zaman.
padi seperti alu, lesung, dan lumpang, Di adakan jadwal pertunjukan
sehingga menimbulkan suara yang musik gedogan. Pengadaan jadwal
enak di dengar. Mereka menyanyi pertunjukan musik gedogan ini dalam
sambil menabuh lumpang tersebut, arti membuat suatu konsep dimana
namun sekarang musik gedogan selain digunakan sebagai perayaan
beralih fungsi sebagai sarana masyarakat sekitar yang sedang
pertunjukan. Pemain musik gedogan mempunyai hajat tetapi juga
ini umumnya ibu-ibu yang dulunya diadakannya acara resmi, contohnya :
sebagai petani. Dan sampai sekarang membuat acara pertunjukan paten
musik gedogan ini masih ada di desa setiap 1 minggu atau 1 bulan sekali .
Kemiren. Selain untuk mengembangkan tradisi
Dewasa ini perkembangan musik musik gedogan pertunjukan ini
dan budaya diluar sana semakin ditujukan untuk meningkatkan peminat
berkembang pesat seiring datangnya dari masyarakat dalam maupun luar.
era global. Gejala ini ditunjukan oleh
tradisi dalam negeri yang kian lama DAFTAR PUSTAKA

memudar baik dari sisi tradisi maupun Aqib,Zainal.2014.Model-model, Media


dan Strategi
peminatnya terutama dikalangan PembelajaranKontekstual(Inovatif).
Bandung:CV Yrama Widya
pemuda pemudi kita . Sudah Banoe, Pono (2003) Kamus Musik,
sepantasnya kita para generasi muda Yogyakarta : Kanisius
Banoe,Pano.2007.Metode Kelas Musik.
melakukan langkah langkah untuk Bernhard,Sandra.2007.Les Musik Untuk
Anak Anda.Jakarta:PT Gramedia
menyelamatkan kesenian kesenian Pustaka Utama

7
Debora Natalia.2013.Peningkatan Sunarjo, Jakap (2000)Filsafat Seni,
Pengetahuan Seni Dan Budaya Jawa Bandung: ITB
Melalui Multimedia Keliling Jawa Supanggah, Rahayu (1995)
Yuk Karya Dian Lestari Pada Siswa Etnomusikologi, Yogyakarta :
Kindergarten di Pelita Bunda Yayasan Bentang Budaya.
Sidoarjo (Skripsi).Surabaya: Trianto.2007.Model Pembelajaran
Universitas Negeri Surabaya Terpadu Dalam Teori dan
Gallagher,Mitch.2009.The Music Tech Praktek.Jakarta:Prestasi Pustaka
Dictionary A Glossary of Audio- Yesaya.2015.Musik Bagi Perkembangan
Related Terms And Anak dalam majalah Compusician
Technologies.USA:Course Edisi April 2015
Technology Cengage PUSTAKA MAYA
Hamalik,Oemar.2009.Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan .Jakarta:Raja Grafindo https://legendakita.wordpress.com/2008/09/03/
_____________2010.Psikologi Belajar asal-usul-kota-banyuwangi/
http://www.banyuwangikab.go.id/profil/sejara
Mengajar.Bandung:Sinar Baru
h-singkat.html
Algensindo
Ihrami (1984) T.O Pokok pokok NARASUMBER :
Antropologi Budaya, Jakarta: Nama : Pak Sirat
PT.Gramedia Usia : 67
Koentjaraningrat (1985) Pengantar Ilmu Alamat : Gang Duren Abang Dusun
Antropologi, Jakarta : Aksara Baru Kedaleman Desa
Martopo,Hari.2015. Musik Barat Selayang Kemiren
Pandang.Jogjakarta:Panta Rhei Pekerjaan : Wiraswasta dan Ketua RW 03
Molelong,Lexy J. 2013.Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nasir,Muhammad.2009.MetodePenelitian.
Jakarta:Ghalia Indonesia
Nirma Wahyuningarum.2015.Penerapan
Kurikulum Kawai Pada
Pembelajaran Musik Kelas Basic
Course di Wisma Musik Rhapsody
Surabaya
(Skripsi).Surabaya:Universitas
Negeri Surabaya
Sadiman Arief S,dkk.2010.Media
Pendidikan.Jakarta: PT Raja
Grafindo
Saleh Marzuki.2010. Pendidikan
Nonformal.Bandung:Remaja
Rosdakarya
Satriyo Wibowo.2014.Inovasi Pendidikan
dalam majalah Compusician Edisi
September 2014
Setiawan,Hanny.2010.SMI White
Paper.Solo
______________2014.Musisi Abad Ke 21
Berkembang Menjadi
Technopreneur Alami dalam
majalah Compusician Edisi
September 2014

Anda mungkin juga menyukai