Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

DESKRIPSI CONTOH FOLKLORE LISAN, SEBAGIAN LISAN, BUKAN LISAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Folklore yang diampu oleh :

Dr.Sri Rustiyanti, M.Sn

Wawan Darmawan, M.MPd

Djuniwati, M.Si

Disusun Oleh :

R. Ernsen Guthrie Aristotales (1930933047)

S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA

INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA

BANDUNG

2019
FOKLORE LISAN, SEBAGIAN LISAN, BUKAN LISAN DALAM
KAMPUNG ADAT NAGA

Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat yang masih lestari. Masyarakatnya
masih memegang adat tradisi nenek moyang mereka. Mereka menolak intervensi dari pihak
luar jika hal itu mencampuri dan merusak
kelestarian kampung tersebut. Namun, asal
mula kampung ini sendiri tidak memiliki
titik terang. Tak ada kejelasan sejarah,
kapan dan siapa pendiri serta apa yang
melatarbelakangi terbentuknya kampung
dengan budaya yang masih kuat ini. Warga
kampung Naga sendiri menyebut sejarah
kampungnya dengan istilah "Pareum
Obor". Pareum jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti penerangan, cahaya, lampu.
Jika diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan
sejarah kampung naga itu sendiri. Mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya.
Masyarakat kampung naga menceritakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbakarnya
arsip/sejarah mereka pada saat pembakaran kampung naga oleh Organisasi DI/TII
Kartosoewiryo. Pada saat itu, DI/TII menginginkan terciptanya negara Islam di Indonesia.
Kampung Naga yang saat itu lebih mendukung Soekarno dan kurang simpatik dengan niat
Organisasi tersebut. Oleh karena itu, DI/TII yang tidak mendapatkan simpati warga Kampung
Naga membumihanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956.

Beberapa contoh Folklore yang berkaitan dengan Kampung Naga :

A. Folklore Lisan

Ada banyak sekali adat istiadat yang masih melekat di dalam Kampung Naga, beberapa
hal yang terkait dengan folklore lisan, yang terdapat di kampung adat naga meski zaman
semakin berkembang tetapi masyarakat Kampung Naga masih tetap menjaganya.
Contoh dari folklore lisan yang ada di kampung naga :

1. Dilarang memasuki kawasan hutan larangan, jika tetap memaksa masuk, di yakini ada
roh jahat yang akan masuk ke tubuh kita, jangka waktu lama bahkan tidak akan bisa
kembali lagi.
2. Dilarang mendokumentasikan Bumi Ageung, jika tetap mendokumentasikan tidak
akan bisa tersipan mitosnya.
3. Tidak boleh membicarakan adat istiadat ataupun hal - hal yang berbau kepercayaan di
hari rabu, tidak tahu alasan pastinya karena memang sudah dari sesepuh dulu hingga
turun - temurun karena dari sesepuh dulu ada hari - hari tertentu yang memang di
keramatkan.
4. Ada beberapa hari yang di keramatkan, selasa, rabu, dan sabtu. Hari-hari tersebut
tidak boleh untuk melaksanakan upacara adat. Karena di yakini sebagai hari yang sial.
5. Tanpa bimbingan pemangku adat seorang warga dilarang masuk kedalam wilayah
bumi ageung, karena didalamnya masih terdapat beberapa peninggalan asli kampung
naga.

B. Folklore Sebagian Lisan

Di kampung adat naga hal-hal yang terkait dengan folklore sebagian lisan banyak akan
tetapi ada beberapa yang muncul baru karena memang masyarakat kampung naga banyak
yang keluar ataupun merantau ke daerah lain, sehingga mendapat ilmu serta hal yang tidak di
dapat di dalam Kampung Naga.

Contoh folklore sebagian lisan yang terdapat di kampumg adat naga :

1. Ritual suranan, ritual ini sebagai menyambut awal bulan muharam. Masyarakat
kampung naga biasanya membuat tumpeng dan beberapa sajen sebagai tolak balak
(menolak keburukan)
2. Muludan, masayarakat kampung naga juga masih mengadakan acara keagamaan
muludan seperti masyarakat muslim yang lain
3. Pemainan tradisional baren
4. Permainan ucing sumput
5. Di kampung naga ketika masyarkat hendakmengambil apapun harus melaksanakan
ritual bakar menyan.contohnya panen, nebang pohon, dan yang lain sebagainya.

C. Folklore Bukan Lisan

Di Kampung Adat Naga masih banyak peninggalan-peninggalan yang berkaitan


dengan Folklor bukan lisan yang tetap terjaga hingga sekarang, meski banyak orang yang
mengetahui hal ini masyarakat kampung naga tetap masih menjaga sebagai bukti warisan
leleuhur.

Contoh folklore bukan lisan yang terdapat di kampung adat naga:

1. Kerajinan anyaman bambu berupa baki, wadah senek, angklung, baki, suling bambu,
tas dai anyaman bambu, dan yang lain sebagainya.
2. Makanan tumpeng khas kampung naga, tumpeng yang terdapat di kampung naga
memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan tumpeng-tumpeng yang ada di daerah lain.
Keunikan dari tumpeng ini yaitu tumpeng berwarna putih dan didalamnya berwarana
kuning, serta lauk pauknya terdapat di dalam nasi tumpeng tersebut.
3. Penutu adalah salah satu lumung padi peninggalan nenek moyang, di kampung naga
masyarakat dalam menumbuk padi hanya di sediakan 2 penumbuk pada saja hal ini
sebagai bukti bahawa masyarakat kampung naga masih mengutamakan gotong
royong dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainya.
4. Beberapa alat yang digunakan di dapur hingga sekarang seeng,boboko,dulung, dan
aseupan. Alat-alat tersebut masih di gunakan hingga sekarang dan dipercayai sebagai
warisan leluhur
5. Beduk dan kentongan, benda itu adalah salah satu bukti peninggalan nenek moyang,
yang mana masih di gunakan sebagai penandaan waktu adzan.
KESIMPULAN

Setelah mengetahui beberapa folklor yang dapat di temukan di kampung naga kita
dapat menyimpulan bahwa dengan menjaga warisan leluhur dapat mendorong kearifan lokal
yang baik, dan kita harus menghormati beberapa adat istiadat yang ada dalam suatu kampung
adat. Karena itu semua menjadi suatu kebudayaan yang turun - temurun yang masih
dilakukan oleh beberapa warga yang masih tinggal khususnya di kampung adat.
DAFTAR PUSTAKA

[Internet].[Akses 10 Oktober 2019]. Tersedia pada.


https://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_Naga

Anda mungkin juga menyukai