Anda di halaman 1dari 9

ANOTASI BIBLIOGRAFI BUKU FOLKLORE

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Folklore

oleh:
Pradipta Amaranggana K. (NIM 1930932043)
Kelas 1B

Dosenpengampu:

Dr. Sri Rustianti, M. Sn


WawanDarmawan, M. MP.d
Djuniawati, M. Si

ANTROPOLOGI BUDAYA
FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG
2019
1. FOLKLORE LISAN

I. IdentitasBuku
Judul Buku : Cerita Rakyat Daerah Jawa Barat
Pengarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Penerbit : Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Kota Terbit : -
Tahun Terbit : 1985
Cetakan Ke : 1 (Pertama)
Nomor Edisi : -
Tebal : 216halaman

II. Ikhtisar Buku

Buku ini berjudul "Cerita Rakyat Daerah Jawa Barat", yang dimana bukunya
mengandung berbagai Cerita Rakyat dari berbagai Daerah di Jawa Barat. Kali ini
Cerita yang akan saya ambil dari buku ini adalah "Ki Kaji Sela" . Cerita ini
mengisahkan tentang Sinuhun Jati Purba yang merupakan salah satu seorang wali
songo yang dioerintahkan until mengislamkan seluruh Rakyat Dan memimpin wali
sanga.
Pada suatu hari datanglah seorang seorang tamu sebagai duta dari negara lain
yang bernama Ki Tolok. Tubuhnya besar dan tinggi , kalau marah wajahnya merah
padam Dan mukanya bersinar. Ki Tolok dioerintahkan rajanya until mencari ilmu
"sajatining sampurna", ia telah mencari mengelilingi jagad namun tidak ditemuinya
juga ilmu itu sampai ada orang yang memberitqhukan bahwa ada orang yang dapat
menerang kan ilmu itu, ia bernama Sinuhun Jati Purba di keraton
Pakungwati,Cirebon.
Ketika ia sampai di hutan untuk beristirahat,ia duduk diatas sebuah batu dan
dibawah sebatang pohon yang rindang dan besar,akhirnya dia tertidur dengan
pulasnya lalu datanglah seorang kakek memikul kayu lewat di depannya kemudian
kakek itu duduk di samping Ki Tolok yang sedang mendengkur keras. Akhirnya ia
pun terbangun oleh bunyi dengkurannya sendiri yang keras dan terkejut melihat yang
sedang duduk di dekatnya itu. Ki Tolok menanyakan siapa kakek itu namun tidak
menjawab dan akhirnya ia marah dan mengeluarkan senjata patem pusakanya dan
menidongkannya ke arah kakek itu,namun Ki Tolok malah merasa takut bukannya
berani dan merasa malu karena menodongkan senjatanya itu ke seorang kakek tua. Ia
pun merasa kasihan dengan kakek tersebut.
Kemudian kakek itu menjawab bahwa beliau hanya ingin menemani Ki Tolok
yang sedang tidur dan mengawasinya dari binatang buas. Kemudian kakek itu
menghilang tanpa meninggalkan bekas lalu Ki Tolok pun kaget melihatnya. Ki Tolok
berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu bukan mimpi dan ternyata itu bukanlah
mimpi. Ki Tolok akhirnya menyesal akan perbuatan itu sampai mencari-cari kakek
tersebut sekeliling hutan namun hasilnya nihil. Akhirnya Ki Tolok melanjutkan
perjalannanya dan akhirnya sampai di perbatasan sebuah kampung. Ki tolok pun
menanyakan tentang kakek itu ke setiao orang kampung yang lewat setelah
sembahyang ashar namun warga kaampung tersebut tidak menganal kakek tersebut
hingga tinggal seorang imam yang masih berada di tempat sembahyang itu. Lalu
imam tersebut menuruh Ki tolok masuk kedalam tempat tersebut dan akhirnya
berbincang-bincang di dalam surau tersebut.
Ki Tolok pun menceritakan tentang perjalanannya untuk mencari ilmu sajatining
sampurna lalu sang imam pun bingung kenapa Ki Tolok mencari-cari ilmu tersebut.
Mereka berbincang-bincang dengan asyiknya sampai sang imam mengajarkan cara
sembahyang keoada Ki Tolok dan Ki Tolok dapat langsung mempraktekannya
dengan benar. Akhirnya Ki Tolok diangkat menjadi anak angkat Sang Imam.
Suatu hari Ayah angkat Ki Tolok memberitahu Ki Tolok tentang ilmu sajatining
Sampurnadan untuk menguasai ilmu tersebut, Ki Tolok harus menghadapi Gusti
Sinuhun Jati. Akhirnya Ki Tolok mempunyai tekad untuk mengalahkan Gusti
Sinuhun Jati namun, Cucunya Sang imam yaitu Pangeran Wulukeling merupakan
seorang murid dari Gusti Sinuhun Jati. Pangeran Wulu eling tidak suka dengan sifat
Ki Tolok yang serakah, akhirnya Ki Tolok pun memusuhi Pangeran Wulukeling
karena ia tidak mau tunduk kepadanya.
Pada suaru hari Ki Tolok mengajak perang tanding kepada Pangeran Wulukeling.
Gusti Sinuhun Jati yang mendengar hal tersebut segera menghalangi dan menasihati
Ki Tolok untuk tidak melakukan perlawanan terhadap Pangeran Wulukeling . Beliau
juga menceritakan bagaimana belai bertemu dengan Ki Tolok pertama kali saat ia
sedangf tidur di hutan tepatnya diatas batu. Lalu Ki Tolok pun kaget ternyat kakek itu
adalah Gusti Sinuhun Jati dan menyesali perbuatannya. Kemudian Gusti Sinuhun Jati
berkata lagi bahwa jika Ki Tolok mengganggu ketenangan umum, lebih baik ia tidur
lagi saja diatas batu sambil mengorok. Setelah Gusti Sinuhun Jati berkata seperti itu,
seluruh badan Ki Tolok menjadi keras dan kaku, akhirnya ia menjadi batu. Melihat
kejadian ini Pangeran Wulukeling pun menangis melihat uak nya mejadi batu. Arca
batu Ki Tolok tersebut diberi nama Ki Kaji Sela.

III. Kekurangan dan Kelebihan Buku

a) Kelebihan
- Bahasa dalam buku mudah dimengerti
- Mengandung amanat yang dapat dijadikan sebagai pelajaran
- Penjabaran cerita cuku detail.

b) Kekurangan
- Tidak ada nomor edisi
- terdapat kesalahan dalam penulisan kata
- Gambar pada buku tidak terlalu jelas.

IV. Kesimpulan

Cerita “Ki Kaji Sela” merupakan cerita rakyat yang masih tersebar dalam
masyarakat, terutama di kalangan orang-orang tua. Unsur yang menonjol dalam cerita
ini adalah orang yang mempunyai ilmu yang masih dangkal sudah sombong lalu
binasa oleh perbuatandan tingkah lakunya sendiri. Cerita ini mengandung pendidikan
budi pekerti, yaitu agar anak-anak jangan sombong dan berbuat semena-mena seperti
Ki Kaji Sela. Maka dari itu cerita ini dapat dijadikan cermin akibat bagi orang yang
sombong.

2. FOLKLORE SEBAGIAN LISAN

I. IdentitasBuku

Judul Buku : Upacara Tradisional di Kampung Urug


Pengarang : Dra. Ria Andayani S.
Penerbit : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor
Kota Terbit : Bogor
TahunTerbit : 2006
Cetakan Ke : 1 (Pertama)
Nomor Edisi : -
Tebal : 95 halaman
II. Ikhtisar Buku

Pada buku ini terdapat bab mengenai upacara Sedekah Kabuli. Upacara Sedekah
Kabuli merupakan upacara tutup taun tanggal taun yang diselenggarakan pada bulan
muharam di gedong sanghyang tunggal. Waktunya ditetapkan pada hari Rabu karena
hari itu diyakini merupakan hari turunnya para leluhur Kampung Urug. Diadakannya
Upacara Sedekah Kabuli merupakan tujuan agar warga masyarakat Urug dan
pengikut Olot lainnya senantiasa dilindungi, segala harapan mereka dikabulkan,
aktivitas pertanian mereka berhasil dan senantiasa selamat dan sejahtera dalam
menjalanikehidupan sehari-hari. Acara tersebut terdiri dari pembukaan, makan
bersama, seseren, pemberian nasihat, makan tumpeng kebuli, dan hiburan berupa
pergelaran seni yang disumbangkan oleh kenalan atau relasi Olot.

III. Kekurangan dan Kelebihan Buku

a) Kelebihan
- Bahasa dalam buku mudah dimengerti
- Isi buku singkat, padat, dan jelas
- Penjabaran cerita cuku detail.

b) Kekurangan
- Tidak ada nomor edisi
- Isi buku tergolong sedikit yaitu kurang dari 100 halaman.

IV. Kesimpulan

Buku ini berisi berbagai macam upacara-upacara tradisional yang berada di


kampung Urug. Salah satu upacara nya yaitu upacara Sedekah Kabuli. Upacara
Sedekah Kabuli merupakan upacara tutup taun tanggal taun yang diselenggarakan
pada bulan muharam di gedong sanghyang tunggal. Dalam buku ini, upacara tersebut
dijelaskan dengan cara singkat,padat, dan jelas serta dijelaskan pula susunan kegiatan
upacara Sedekah Kabuli itu secara jelas dan detail.
3. FOLKLORE BUKAN LISAN

I. IdentitasBuku
Judul : Buku Arsitektur Tradisional Bumi Patamon Situs Kabuyutan
Ciburuy Kabupaten Garut
Pengarang : Toto Sucipto
Penerbit : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah
dan Nilai Tradisional Bandung
Kota Terbit : Bandung
TahunTerbit : 2003
CetakanKe : 1 (Pertama)
NomorEdisi : -
Tebal : 153 halaman

II. Ikhtisar Buku

Arsitektur adalah wujud kebudayaan terbesar, karena di dalamnya terkandung


sekaligus wujud ideal, wujud sosial, dan wujud material yang terpadu dalam bentukan
berdimensi, di dalamnya terkandung pandangan hidup, sikap religius, dan tatanan
sosial masyarakatnya. Selain itu juga dibangun melalui ilmu dan teknologi yang ada
serta menggunakan bahan-bahan yang disediakan alam sekitarnya.
Luas situs Kabuyutan Ciburuy kurang lebih 1 hektar, dibatasi kawat berduri.
Kawasan situs ditumbuhi beranekaragam pohon besar dan kecil, 1/3 nya merupakan
hutan pohon bambu. Kompleks rumah adat terdiri atas 3 buah bangunan, yaitu Bumi
Patamon, Leuit, dan Saung Lisung.
Bumi Patamon adalah bangunan inti, rumah yang bisa digunakan untuk upaca-
upacara adat, tempat pertemuan, dan tempat tinggal kuncen sehari-hari. Bumi
Patamon merupakan prototype atau “master” rumah penduduk masa lalu. Menurut
salah seorang informan, sebelum tahun 1950-an rumah-rumah penduduk berbentuk
seperti Bumi Patamon. Akibat perkembangan jaman, kelangkaan bahan bangunan
terutama ijuk dan bambu, serta perkembangan taraf kehidupan penduduk, rumah-
rumah berubah bentuk. Akan tetapi, sebagian besar penduduk tetap berupaya
mempertahankan arsitektur(bentuk dan bahan bangunan) banguna tempat pertemuan
yang biasa ditempati kuncen sehari-hari.
Dahulunya, Bumi Patamon ditempati kuncen dan keluarganya, selain digunakan
untuk tempat pertemuan. Oleh karena itu, pembagian ruangan rumah pun disesuaikan
dengan anggota keluarga. Dalam arti, terdapat kamar tidur orang tua, kamar untuk
anak-anaknya yang belum kawin, ruang tengah tempat pertemuan, kamar tempat
bertapa/semedi, dapur, dan salah satu sudut rumah untuk berdoa.

III. Kekurangan dan Kelebihan Buku

a) Kelebihan
- Bahasa dalam buku mudah dipahami
- Isinya memuat sejarah dari arsitektur tersebut
- Penjabaran bagian-bagian rumah cukup detail.

b) Kekurangan
- Tidak ada nomor edisi
- Gambar tidak berwarna
IV. Kesimpulan

Buku ini berisi tentang arsitektur tradisional Bumi Patamon situs Kabuyutan
Ciburuy kabupaten Garut. Dalam buku ini dijelaskan tentang pengertian arsitektur dan
juga sejarah tentang Bumi Patamon sampai letak ruang Bumi Patamon tersebut.
Bumi Patamon adalah bangunan inti, rumah yang bisa digunakan untuk upaca-
upacara adat, tempat pertemuan, dan tempat tinggal kuncen sehari-hari. Bumi
Patamon merupakan prototype atau “master” rumah penduduk masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai