Anda di halaman 1dari 30

MODUL AJAR

1. INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL AJAR

Penyusun : WURIA NINGSIH,S.Pd


Satuan Pendidikan : SMAN 1 Sawahlunto
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Jenjang Sekolah : SMA
Kelas / Fase :X/E
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

B. KOMPETENSI AWAL

Peserta didik telah memahami

1. Pengertian seni
2. Jenis seni
3. Fungsi seni

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA :

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
2. Bernalar Kritis : mampu mengidentifikasi dan menganalisa bentuk permasalah
perkembangan seni teater
3. Mandiri : melakukan eksplorasi literatur terhadap materi selisik teater
4. Bergotong Royong : diksusi dan observasi kelompok dalam menginditifika konsep
teater sebagai cermin kehidupan masyarakat.
5. Kreatif : menciptakan produk yang tepat untuk mempresentasikan hasil diskusi
dalam kelompok

D. SARANA DAN PRASARANA :

Sarana : Laptop, HP, Wifi, Gambar/Foto suatu wilayah,


LCD Proyektor, Speaker, papan tulis, spidol
Prasarana : Buku Paket, buku referensi, LKPD, jaringan internet yang baik dan
kuota yang cukup.

E. TARGET PESERTA DIDIK

Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.

F. MODEL PEMBELAJARAN : Tatap Muka

1. Cooperative Learning (CL)


2. Project Based Learning (PjBL)

2. KOMPONEN INTI

Elemen Capaian Pembelajaran


Pemahaman Teater Keterampilan proses

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu 1. Mengamati


bertindak sebagai penjelajah, dengan
2. Mempertanyakan dan memprediksi
melakukan observasi, mengumpulkan data
serta peristiwa sebagai dasar untuk 3. Merencanakan dan melakukan
penyelidikan
membuat lakon yang berlatar pada
persoalan kehidupan di sekitarnya. Peserta 4. Memproses, menganalisis data dan
didik juga mampu memahami ragam informasi
teater ber-genre propaganda seperti 5. Mengevaluasi dan refleksi
perpaduan teater realis dan non-realis 6. Mengomunikasikan hasil
dalam bentuk teater gerak, teater politik,
musikalisasi puisi, atau bereksperimen
dengan proses penulisan struktur cerita
dramatis yang lebih bervariasi melalui
kegiatan improvisasi.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Peserta didik memiliki kemampuan bernalar kritis dalam mengidentifikasi
perkembangan teater
b. Peserta didik memiliki kemampuan bernalar kritis dalam menyampilkan dan
membuktikan adanya perubahan dan perkembangan teater
c. Peserta didik mampu mengidentifikasi persoalan teater pada kehidupan masyarakat
melalui kegiatan observasi dan eksplorasi mandiri
d. Peserta didik kreatif dapat bekerjasama dalam merancang sinopsis lakon
berdasarkan observasi dan wawancara untuk depresentasikan di kelas

B. PEMAHAMAN BERMAKNA :
Peserta didik akan memahami bahwa perkembangan teater terus berubah dan dapat
memberikan dampak bagi kelangsungan mahluk hidup

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Anak-anak Adakah yang bisa menjelaskan apa yang ananda ketahui tentang teater?
Bandingkan dengan kondisi saat ini. Adakah yang berubah ? Apakah perubahan itu
menguntungkan bagi manusia?

D. PERSIAPAN PEMBELAJARAN :
a. Guru menyiapkan komputer, speaker, dan sambungkan ke link Youtube
b. Guru menyiapkan LKPD
c. Guru menyiapkan lembar asesmen
d. Gambar pertunjukkan drama dan teater

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 ( 4 x 45 menit)

Tujuan pembelajaran :
 Memahami konsep teater mengenai sejarah perkembangan teater dan Dramaturgi
 Menyimpulkan dan menyampaikan sejarah perkembangan teater dan Dramaturgi

I. PENDAHULUAN (Durasi 15 Menit)

1. Menyapa memberikan salam pembuka dan mempersiapkan peserta didik


2. Meminta salah satu peserta didik memimpin doa.
3. Mengecek kehadiran peserta didik
4. Mengecek kesiapan ruangan, kesiapan peserta didik untuk belajar
5. Apersepsi
Meminta peserta didik untuk memperhatikan gambar berikut :
A B

Adakah yang bisa membedakan masing-masing gambar pada kolom A dan


kolom B ?
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, metode dan
model pembelajaran yang akan digunakan serta asesmen yang akan dilakukan
7. Guru melakukan assessment diagnostic kognitif untuk mengukur tingkat
pemahaman awal siswa terhadap materi teater
8. Guru menyampaikan manfaat dari pembelajaran : Seilsik Teater, dimana
dalam pembelajaran teater kita dapat mengetahu konsep teater sebagai
cermin kehidupan di masyarakat.

II. Kegiatan inti (Durasi 150 Menit)

Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, metode dan
model pembelajaran yang akan digunakan
2. Guru memotivasi siswa dengan menyampikan dampak positif dalam konsep
teater sebagai cermin kehidupan di masyarakat melalui materi perkembangan
teater dan dramaturgi

Fase 2 : Menyajikan informasi


Guru memberikan penjelasan materi sejarah asal mula munculnya istilah teater dan
drama, perubahan makna teater dan drama pada perkembangannya, serta
memahami bagan info grafis sejarah perkembangan teater. menggunakan media
Ppt, Video, e modul dan LKPD

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar


1. Peserta didik dibagi dengan kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara
heterogen
2. Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang akan dikerjakan dan konsep-konsep
yang dikuasai untuk materi perkembangan teater

Fase 3 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar


1. Peserta didik berdiskusi memilih lokasi dikelas atau di sekitar sekolah
2. Peserta didik mencatat hasil temuannya pada lembar kerja peserta didik yang
telah di sediakan.

==============Ice breaking=================

3. Peserta didik melaporkan hasil diskusinya secara tertulis.

Dilanjutkan pada pertemuan berikutnya ……

Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1. Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan dan menyajikan hasil pemecahan


masalah pada masing-masing kelompok. Peserta didik diharapkan bertanggung
jawab terhadap tugas-tugas dalam kelompok mereka
2. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. (Media
presentasi di berikan kebebasan pada kelompok boleh ppt, infografis,
gambar bercerita dll)
3. Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan meminta penjelasan dari
kelompok yang tampil. Dalam hal ini peserta didik diharapkan berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan.

Fase 5 : Evaluasi
1. Guru merefleksi proses pemecahan masalah serta memastikan seluruh peserta
didik telah mengetahui jawaban yang benar
2. Peserta didik diharapkan bertanya kepada guru atau temannya jika ada hal-hal
yang belum dipahami

III. Penutup (Durasi 15 Menit)

1. Guru memberikan penguatan konsep


2. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Guru meminta peserta didik menyampaikan perasaanya selama mengikuti
pembelajaran.
5. Guru menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
Pertemuan 3 ( 2 x 45 menit )

Tujuan pembelajaran :
 Memahami konsep teater sebagai cermin kehidupan masyarakat.
 Menyimpulkan dan membuktikan teater sebagai cermin kehidupan masyarakat.

I. PENDAHULUAN (Durasi 15 Menit)

1. Menyapa memberikan salam pembuka dan mempersiapkan peserta didik


2. Meminta salah satu peserta didik memimpin doa.
3. Mengecek kehadiran peserta didik
4. Mengecek kesiapan ruangan, kesiapan peserta didik untuk belajar
5. Apersepsi
Meminta peserta didik untuk memperhatikan gambar berikut :
A B

Adakah yang bisa membedakan masing-masing gambar pada lolom A dan


kolom B ?
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, metode dan
model pembelajaran yang akan digunakan serta asesmen yang akan dilakukan
7. Guru melakukan assessment diagnostic kognitif untuk mengukur tingkat
pemahaman awal siswa terhadap materi teater
8. Guru menyampaikan manfaat dari pembelajaran : Seilsik Teater, dimana
dalam pembelajaran teater kita dapat mengetahui konsep teater sebagai
cermin kehidupan di masyarakat.
II. Kegiatan inti (Durasi 150 Menit)

Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, metode
dan model pembelajaran yang akan digunakan
2. Guru memotivasi siswa dengan menyampikan dampak positif dan
negative dalam konsep teater sebagai cermin kehidupan di masyarakat
melalui materi perkembangan teater.

Fase 2 : Menyajikan informasi


Guru memberikan penjelasan materi teater sebagai cermin kehidupan di
masyarakat menggunakan media Ppt, Video, e-modul dan LKPD

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar


1. Peserta didik dibagi dengan kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen
2. Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang akan dikerjakan dan konsep-konsep yang
dikuasai untuk materi perubahan lingkungan

Fase 3 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar


1. Peserta didik berdiskusi memilih lokasi di kelas atau di sekitar sekolah
2. Peserta didik mencatat hasil temuannya pada lembar kerja peserta didik yang telah
di sediakan.
==============Ice breaking=================

3. Peserta didik melaporkan hasil diskusinya secara tertulis. Isinya harus mencakup
dokumentasi lokasi observasi, dokumentasi saat melakukan observasi.

Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1. Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan dan menyajikan hasil pemecahan


masalah pada masing-masing kelompok. Peserta didik diharapkan bertanggung
jawab terhadap tugas-tugas dalam kelompok mereka
2. Peserta didik menyajikan laporan hasil kerja kelompok di depan kelas.
3. Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan meminta penjelasan dari kelompok
yang tampil. Dalam hal ini peserta didik diharapkan berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan.

Fase 5 : Evaluasi
1. Guru merefleksi proses pemecahan masalah serta memastikan seluruh peserta didik
telah mengetahui jawaban yang benar
2. Peserta didik diharapkan bertanya kepada guru atau temannya jika ada hal-hal
yang belum dipahami
III. Penutup (Durasi 15 Menit)
1. Guru memberikan penguatan konsep
2. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Guru meminta peserta didik menyampaikan perasaanya selama mengikuti
pembelajaran.
5. Guru menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah.

F. ASESMEN
Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik) : tes tertulis

Asesmen selama proses pembelajaran (formatif) : Observasi, presentasi, produk

Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif): tes tertulis

G. PENGAYAAN & REMEDIAL


1) Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai KKTP) akan
dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang
sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas.
Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan.
Contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran
(30 menit setelah jam pelajaran selesai).

PROGRAM REMIDIAL

Sekolah : SMAN 1 Sawahlunto


Kelas/Semester :
Penilaian Harian Ke :
Tanggal penilaian harian :
Bentuk penilaian harian :
Materi penilaian harian :

Nama Nilai Indikator yang Bentuk Nilai


No Peserta Didik Belum Dikuasai Tindakan Setelah Ket.
Ulangan
Remedial Remedial
1
2
3
4
5
6
7

2) Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi melewati
KKTP,diminta untuk Menganalisis materi pada link :

H. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU

REFLEKSI PESERTA DIDIK


Peserta didik melakukan refleksi pembelajaran sebagai berikut.
1) Meminta peserta didik memberikan umpan balik terhadap pembelajaran secara
umum menggunakan modul ajar
2) Meminta peserta didik menyampaikan hal-hal yang dipelajari, yang sudah dan
yang belum dipahami
3) Meminta peserta didik untuk memahami pentingnya manfaat mempelajari materi
ini.
4) Meminta peserta didik menyampaikan evaluasinya terhadap LKPD, media guru,
tugas proyek yang telah dilaksanakan

REFLEKSI GURU
Guru melakukan refleksi pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru dapat menilai secara keseluruhan keterlibatan peserta didik melakukan
pembelajaran
2) Guru dapat menemukan hal-hal baik dari pembelajaran ini
3) Guru dapat menemukan hal-hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran untuk
diperbaiki pada pertemuan selanjutnya
4) Guru dapat mendata konsep-konsep yang sulit dipahami peserta didik dan
cenderung menjadi miskonsepsi untuk ditekankan pada pembelajaran selanjutnya.
3. LAMPIRAN

1. SOAL ASESMEN DIAGNOSIS KOGNITIF

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa pengertian teater menurut sejarah


perkembangannya?

2. Apa yang dimaksud dengan dramaturgi?

3. Mengapa permainan teater begitu dekat


dengan masyarakat bahkan menjadi
cermin kehidupan masyarakat?

4. Apakah teater memberi gambaran


kehidupan manusia?

5. Nilai-nilai kehidupan seperti apa yang


bisa didapat dari sebuah pentas teater?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
(Perkembangan Seni Teater)

Kelas :
Kelompok :
Nama Siswa : 1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. ……………………………………………
5. ……………………………………………

Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu mengidentifikasi sejarah dan perkembangan


seni teater

Informasi pendukung

Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Perkembangan adalah proses
berkembangnya sesuatu. Jika dikaitkan dengan judul pembelajaran di atas, Sejarah dan
Perkembangan Teater, maka pengertiannya menjadi “peristiwa teater yang terjadi di masa
lalu dan proses berkembangnya hingga saat ini.” Mengetahui apa dan bagaimana teater di
masa lalu dimaksudkan untuk mengenal dan memahami teater sejak mula tercipta, proses
berkembangnya yang melahirkan banyak jenis dan bentuk, sampai ke perubahan-perubahan
konvensi dari zaman ke zaman.
Kata „teater‟ berasal dari kata theatron, bahasa Yunani, yang berarti tempat tontonan
(seeing place) atau gedung pertunjukan. Bentuk Theatron pada saat itu terdiri dari
panggung (stage) juga ada tempat duduk penonton yang terbuat dari batu berposisi
setengah lingkaran. Melalui ritual menari dan menyanyi, masyarakat Yunani purba (sekitar
tahun 600 SM) melakukan persembahan terhadap Dewa Anggur dan Dewa Kesuburan, yang
bernama Dewa Dionysus.

Instruksi kerja

Berdasarkan penjelasan singkat di atas, seni teater pada perkembangannya terdiri dari 5
fase. Diskusikanlah dengan teman kelompok penjelasan masing-masing fase pada
perkembangan teater dunia:
1. Teater Primitif/Klasik (1000 SM – Abad ke-6 M)
2. Teater Abad Pertengahan (Abad ke-14 – Abad ke-16)
3. Teater Realis (Mulai dari Abad 18 dan 19 )
4. Teater Baru / Avant Garde (Mulai Abad 19)
5. Teater Post-Modern (Mulai tahun 1970)

(Media presentasi di berikan kebebasan pada kelompok boleh ppt, infografis, gambar
bercerita dll)
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA
0 25 50 75 100
Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
tidak menjawab menjawab menjawab menjawab menjawab
sama sekali dengan benar 1 dengan benar 2 dengan benar 3 dengan benar 4
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
pada lembar pada lembar pada lembar pada lembar pada lembar
kerja kerja kerja kerja kerja

RUBRIK PENILAIAN SIKAP (OBSERVASI KELOMPOK)


KURANG CUKUP BAIK
Peserta didik tidak terlibat Peserta didik berkontribusi Peserta didik berkontribusi
dalam diskusi kelompok dan dalam diskusi kelompok dalam diskusi kelompok
sibuk melakukan aktivitas apabila diminta teman atau dengan sendirinya tanpa
lainnya guru diminta orang lain

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
(TEATER SEBAGAI CERMIN MASYARAKAT)

Kelas :
Kelompok :
Nama Siswa : 1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. ……………………………………………
5. ……………………………………………

Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik mampu menganalisis dampak positif dan negative dalam konsep
teater sebagai cermin kehidupan di masyarakat melalui materi perkembangan
teater.
b. Peserta didik mampu mendeskripsikan upaya yang dapat diterapkan dalam
mengatasi dampak negative teater sebagai cerminan kehidupan di masyarakat

Informasi pendukung

Pada masyarakat tradisional kuno, teater memang erat kaitannya dengan ritual
kepercayaan masyarakat dalam melakukan pemujaan. Namun dalam perkembangannya
teater menjadi cermin kehidupan masyarakat pada semua dimensi kehidupan manusia, baik
yang terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan dan
agama. Pada akhirnya, teater dapat menampilkan lakon yang merefleksikan
kehidupanmasyarakat pada semua dimensinya. Teater, melalui kemapuan akting pemain,
menghadirkan pengalaman manusia, baik pengalaman luar (lahiriah) maupun pengalaman
dalam (batiniah) manusia.
Dalam proses penciptaan pertunjukan teater, seorang sutradara selalu berupaya
untuk menghidupkan suasana pemanggungan sehingga berbentuk tontonan teater yang
mengasyikkan bagi yang menontonnya. Pemanggungan teater tidak melulu menampilkan
kepiawaian aktor dalam berakting sebagai hal yang utama untuk menyampaikan pesan,
tetapi ada unsur pendukung lainnya sebagai pelengkap wujud pertunjukan tersebut. Unsur
seni
rupa seperti set dekor panggung, tata rias, tata busana, tata musik, dan tata cahaya yang
akan membuat teater memiliki daya takjub sehingga mampu menghipnotis para
penontonnya. Hal ini dapat menjadi alasan bahwateater lebih kompleks untuk menciptakan
keindahannya dari seni lainnya.

Intruksi kerja
1. Diskusikanlah dalam kelompok apa saja dampak positif dan negative dalam teater
sebagai cermin kehidupan di masyarakat melalui materi perkembangan teater.
2. Deskrpsikanlah upaya yang dapat diterapkan dalam mengatasi dampak negative teater
sebagai cerminan kehidupan di masyarakat

(Media presentasi di berikan kebebasan pada kelompok boleh ppt, infografis, gambar
bercerita dll)

Selamat Bekerja
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA
0 25 50 75 100
Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
tidak menjawab menjawab menjawab menjawab menjawab
sama sekali dengan benar 1 dengan benar 2 dengan benar 3 dengan benar 4
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
pada lembar pada lembar pada lembar pada lembar pada lembar
kerja kerja kerja kerja kerja

RUBRIK PENILAIAN SIKAP (OBSERVASI KELOMPOK)


KURANG CUKUP BAIK
Peserta didik tidak terlibat Peserta didik berkontribusi Peserta didik berkontribusi
dalam diskusi kelompok dan dalam diskusi kelompok dalam diskusi kelompok
sibuk melakukan aktivitas apabila diminta teman atau dengan sendirinya tanpa
lainnya guru diminta orang lain

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Kejadian/ Butir Pos/ Tindak


No Waktu Nama
Perilaku Sikap Neg Lanjut
1

3
4

10
KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN

Jenis Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : SENI
Kurikulum : Merdeka Mandiri Berubah
Kelas/Fase : X/E
Alokasi waktu : 90 Menit
Jumlah Soal : 5 (2 Jawaban singkat, 3 Essay)
Tahun Ajaran : 2023/2024

Tujuan Bahan Indikator Level Bentuk Nomor


No Konten
Pembelajaran Fase Soal Kognitif Soal Soal
1 10.1 X/E SELISIK Ditampilkan L2 Jawaban 1
TEATER wacana Singkat
Memahami
tentang
konsep teater Perkembangan
Teater,
sebagai cermin Teater
siswa bisa
kehidupan
menalarkan
masyarakat.
tentang
Konsep
Teater

2 X/E SELISIK Ditampilkan L2 Jawaban 2


TEATER wacana Singkat
tentang
Dramaturgi proses
bergerak,
siswa
mampu
menalarkan
proses
bergerak
tersebut

3 X/E SELISIK Ditampilkan L3 Essay 3


TEATER gambar
orang
Dramaturgi
duduk
bersila,
siswa bisa
menalarkan
apa fungsi
gerakan
tersebut
dalam
teater.

4 X/E SELISIK Ditampilkan L3 Essay 4


TEATER skema
Perkemban
Perkembangan
gan Teater,
Teater siswa bisa
menentuka
n dimana
letak Teater
Indonesia
sesuai
perkemban
gannya.

5 X/E SELISIK Ditampilkan L3 Essay 5


TEATER wacana
tentang
Teater sebagai hubungan
Cermin teater
Masyarakat sebagai
cermin
masyarakat
, siswa
mampu
menalarkan
nya dalam
kehidupan
sehari-hari.

Sawahlunto, Juli 2023


Penyusun Soal

Wuria Ningsih, S.P


NIP. 19831107 201001 2018
ULANGAN HARIAN- 1 SENI KELAS X TP. 2023 / 2024

Jawablah soal berikut dengan benar pada kertas yang telah disediakan

1. Teater merupakan kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas
melalui gerak laku dan percakapan berdasarkan naskah tertulis serta diperkuat oleh tata
panggung/dekorasi, iringamusik, pencahayaan, dan unsur penunjang lainnya. musik,
pencahayaan, dan unsur penunjang lainnya. Deskripsi ini merupakan pengertian dari
Teater secara................................

2. Berikutnya, siswa mulai dipandu untuk mengosongkan pikiran, dengan cara merasakan
suasana yang ada di sekeliling dengan segenap perasaan.Suasana yang hening, tenang,
sunyi, seperti diam tak bergerak, akan terasakan siswa jika meditasinya benar. Setelah
itu bersiap untuk berkonsentrasi.Berdasarkan wacana di atas rangkaian ini berguna
untuk latihan.......................

3. Dari gambar di atas dengan posisi duduk bersila, punggung lurus di belakang, posisi ke
tangan di kebelakangkan. Kira-kira latihan apa yang bisa kamu lakukan dan apa
fungsinya?

4. Dari gambar di atas, menurut analisamu diperiode manakah Teater Indonesia


berkembang? Jelaskan!

5. Mengapa dan bagaimana teater berhubungan dengan kehidupan masyarakat bahkan


menjadi cermin kehidupan masyarakat?” Misalnya, mengapa teater klasik zaman Yunani
Kuno merupakan salah satu contoh dari teater yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat.

Sawahlunto, Juli 2023


Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah

Drs. JAFRIZAL, M.Pd WURIA NINGSIH, S.Pd


NIP. 19650407 199412 1001 NIP. 19831107 201001 2 018
Remedial dan Pengayaan
PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN
SMAN 1 SAWAHLUNTO

Fase/Kelas : E/ X
Mata Pelajaran : SENI
Tanggal Kegiatan : ……………………………………………..
Materi UH : Selisik Teater

Tujuan Pembelajaran Indikator Soal


10.1 Memahami konsep teater sebagai Peserta didik mampu memahami konsep
cermin kehidupan masyarakat Teater sebagai cermin kehidupan masyarakat

1) Program Pengayaan

Nilai Ulangan TANDA


No Nama KKM Bentuk Pengayaan
AWAL AKHIR TANGAN
Mengerjakan tugas
1 membuat naskah teater 1.
dalam kelompok

2 2.

dst

2) Program Remedial

Batas Hasil
Indikator Bentuk Tanda
No Nama KD Nilai Awal Akhir Tangan
Soal Remedial
Terendah
1 Peserta 1.
didik Pembelajaran
mampu Ulang dan
memahami dilanjutkan
Materi
konsep ujian
Perkembangan
Teater berdasarkan
Teater
sebagai Indikator
cermin yang tidak
kehidupan tuntas
masyarakat
2 2.
dst 3.
 PENGAYAAN
KISI – KISI SOAL PENGAYAAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Sawahlunto


Mata Pelajaran : Seni
Fase/ Kelas : E/ X
Pokok Bahasan : Perkembangan Teater

Tujuan Bentuk
Indikator Soal No. Soal
Pembelajaran Soal
10.1 Memahami Peserta didik mampu memahami 1 Essay
konsep konsep Teater sebagai cermin
teater kehidupan masyarakat
sebagai Peserta didik mampu membuat 2 Essay
cermin konsep Teater sebagai cermin
kehidupan kehidupan masyarakat
masyaraka
t

NAMA/KELAS: ................/......

Lembar soal pengayaan


Ulangan Harian

1. Tentukanlah konsep Teater sebagai cermin kehidupan


masyarakat!
2. Buatlah sebuah konsep Teater sebagai cermin kehidupan
masyarakat dalam kelompok

 REMEDIAL
KISI – KISI SOAL REMEDIAL

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Sawahlunto


Mata Pelajaran : Seni
Fase/ Kelas : E/ X
Pokok Bahasan : Perkembangan Teater

Tujuan Bentuk
Indikator Soal No. Soal
Pembelajaran Soal
10.1 Memahami Peserta didik mampu memahami Mengerjakan Essay
konsep konsep Teater sebagai cermin Sesuai
teater kehidupan masyarakat dengan no
sebagai soal yang
cermin salah
kehidupan
masyaraka
t

NAMA/KELAS: ................/......

Soal Remedial
Ulangan Harian

Soal yang dijawab salah, dilakukan pembelajaran ulang, kemudian diulang


memberikan soal yang salah menjadi benar

Pedoman Penskoran (Remedial)

No. Penyelesaian Skor


1 Sesuai dengan Penskoran UH1 100, 5 buah soal

Aspek Keterampilan Proses

Instrumen dan Rubrik Penilaian Keterampilan

Satuan Pendidikan : SMAN 1 SAWAHLUNTO


Fase/Kelas : E/X
Materi Pokok : Dramaturgi
Hari/Tanggal : ......./...........2023
Nama Peserta Didik : ..............................

No Aspek Skor
1 Perencanaan. 3 jawaban tepat 4
Menjawab 3 pertanyaan dari LKPD sesuai dengan 2-3 jawaban tepat 3
arahan dari guru tentang naskah teater
1-2 jawaban tepat 2
1 jawaban tepat 1
2 Proses pelaksanaan proyek. 4 poin terpenuhi 4
a. Kelengkapan alat dan bahan dalam naskah teater 3 poin terpenuhi 3
b. Kerapian dalam pelaksanaan naskah teater
2 poin terpenuhi 2
c. Penggunaan naskah teater 1 poin terpenuhi 1
d. Kerjasama kelompok dalam membuat naskah teater
3 Laporan 8–9 bagian 4
Kelengkapan laporan, Terdapat sembilan bagian 6–7 bagian 3
yang dilaporkan.
3–5 bagian 2
1–2 bagian 1
4 Presentasi 4 poin terpenuhi 4
a. Penggunaan bahasa yang baik dan benar. 3 poin terpenuhi 3
b. Penyampaiannya mudah dipahami.
c. Penggunaan media yang menarik. 2 poin terpenuhi 2
d. Kekompakan tim. 1 poin terpenuhi 1

SkorYang Diraih
NilaiAkhir  x 25
4

MODUL PETUNJUK LKPD GURU

1) Tujuan:
Bekerja sama dalam merancang sinopsis lakon berdasarkan data hasil riset (obeservasi
dan wawancara) untuk dipresentasikan dalam diskusi kelas

2) Alat dan Bahan:


● a) Jenis lembar kesatu: “Harapan atau Cita-cita”;
● b) lembar kedua: “Faktor Penunjang Cita-Cita”;
● c) lembar ketiga: “Faktor Penghambat Cita-cita”.

 Contoh Produk: Contoh Sinopsis (Ringkasan Cerita) :


Dodo bercita-cita ingin menjadi petani yang sukses karena Indonesia sebagai
Negara pertanian (agraris) membutuhkan para petani yang kreatif untuk mengolah
lahan pertanian. Untuk mencapai cita-citanya Dodo rajin belajar, suka membantu orang
tua, dan gemar bercocok tanam. Suatu hari Dodo menyatakan keinginannya untuk
melanjutkan kuliah pertanian di perguruan tinggi jika nanti lulus SMA kepada
orangtuanya. Mendengar keinginan anaknya itu orangtua Dodo dengan sedih
menyatakan tidak sanggup membiayai Dodo kuliah, sebab penghasilan orangtua Dodo
bercocok tanam pun hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Mendengar tuturan orangtuanya Dodo pun ikut sedih. Bahkan memengaruhi
semangat belajarnya di sekolah. Teman-teman Dodo dan guru Dodo heran melihat
perubahan sikap Dodo. Setelah salah satu teman Dodo mengetahui penyebab
menurunnya semangat belajar Dodo dan menceritakan kepada teman-teman Dodo
lainnya serta kepada guru Dodo, maka mereka pun berniat membantu Dodo
mencarikan jalan keluarnya agar semangat belajar Dodo kembali pulih bahkan
meningkat
 Cara Merangkai/ Langkah Kerja
1. Guru membagi siswa dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok A, B, dan C (atau
boleh juga setiap kelompok diberi nama grup, seperti halnya nama grup
teater).Ketiga jenis lembar kertas kolom isian tersebut masing-masing
digandakan sebanyak 1/3 (sepertiga) jumlah siswa. Atau, jika tidak
memungkinkan untuk digandakan guru meminta siswa untuk menuliskannya di
lembar buku masing-masing.
2. Pada pengisian Lembar 1 siswa menuliskan cita-citanya disertai dengan alasan
kenapa memilih cita-cita tersebut, minimal dua faktor.
3. Pada Lembar 2 siswa menuliskan faktor sikap/prilaku dan kondisi apa saja yang
dapat menunjang sebuah cita-cita akan tercapai, minimal dua faktor.
4. Lembar 3 siswa diminta menuliskan faktor-faktor yang dapat menghambat,
merintangi, mengganggu bahkan dapat menggagalkan peraihan cita-cita, minimal
dua faktor.
5. Setelah ketiga lembar isian tersebut diisi/ditulis oleh siswa lalu ketua kelompok
(atau yang ditunjuk) di masing-masing kelompok mengumpulkan lembar isian
dari anggota kelompoknya.
6. Masing-masing ketua kelompok membagi lembar isian kepada anggota
kelompoknya: 2/3 (duapertiga) dari jumlah Lembar isian kelompoknya dibagi
untuk kelompok lainnya yang masingmasing mendapat 1/3 (sepertiga), sisa
sepertiga lagi untuk dipegang oleh kelompoknya. Sehingga masing-masing
kelompok mendapat sepertiga lembar isian hasil penulisan anggota kelompok A,
sepertiga lembar isian hasil penulisan anggota kelompok B, dan sepertiga lembar
isian hasil penulisan kelompok
7. Setiap kelompok dipersilakan untuk mendiskusikan dan menghubung-hubungkan
isi lembar 1, lembar 2, dan lembar 3 untuk menyepakati pilihan sebuah cita-cita
yang menarik yang mendapat faktor pendukung tapi juga punya faktor
penghambat
8. Narasikanlah hasil kemufakatan kelompok dalam bentuk Sinopsis

GLOSARIUM

Teater berasal dari Bahasa Yunani, Theatron.


Pengertian awal: Teater adalah tempat atau gedung pertunjukan.
Pengertian sempit : Teater merupakan kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan di atas pentas melalui gerak laku dan percakapan berdasarkan naskah
tertulis serta diperkuat oleh tata panggung/dekorasi, iringamusik, pencahayaan, dan
unsur penunjang
lainnya. musik, pencahayaan, dan unsur penunjang lainnya.
Pengetian luas: Teater ialah jenis pertunjukan yang disajikan dihadapan penonton.

Drama Berasal dari Bahasa Yunani, Draomai, Dran. Berbuat, berlaku, bertindak.
Sumber utama drama adalah konlik dari sifat, sikap manusia dengan dirinya sendiri
dan dengan yang berada di luat dirin4. Hidup yang dilukiskan dengan gerak dan
percakapan.
Materi Ajar

PERKEMBANGAN TEATER

Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Perkembangan adalah proses
berkembangnya sesuatu. Jika dikaitkan dengan judul pembelajaran di atas, Sejarah dan
Perkembangan Teater, maka pengertiannya menjadi “peristiwa teater yang terjadi di masa
lalu dan proses berkembangnya hingga saat ini.” Mengetahui apa dan bagaimana teater di
masa lalu dimaksudkan untuk mengenal dan memahami teater sejak mula tercipta, proses
berkembangnya yang melahirkan banyak jenis dan bentuk, sampai ke perubahan-perubahan
konvensi dari zaman ke zaman.
Kata „teater‟ berasal dari kata theatron, bahasa Yunani, yang berarti tempat tontonan
(seeing place) atau gedung pertunjukan. Bentuk Theatron pada saat itu terdiri dari
panggung (stage) juga ada tempat duduk penonton yang terbuat dari batu berposisi
setengah lingkaran. Melalui ritual menari dan menyanyi, masyarakat Yunani purba (sekitar
tahun 600 SM) melakukan persembahan terhadap Dewa Anggur dan Dewa Kesuburan, yang
bernama Dewa Dionysus. Menurut keyakinan masyarakat Yunani purba, upacara ini
dilakukan sebagai permohonan kepada Dewa Dionysus agar berkenan menurunkan
kesuburan dan kemakmuran kehidupan mereka. Upacara sesembahan dilakukan dalam
setengah hari yaitu sejak pagi sampai berakhir menjelang sore hari. Di atas panggung yang
ada di theatron itu, para tetua adat melakukan ritual tarian dengan menggunakan topeng
yang diiringi nyanyian-nyanyian pemujaan. Aksi tarian ritual yang diiringi nyanyian tersebut
dinamai Dram atau Draomai. Dari asal kata Dram atau Draomai itulah istilah „Drama‟
dikenal.
Ada lima fase penting dalam perkembangan teater di dunia, yaitu:

1. Teater Primitif / Klasik (1000 SM – Abad ke-6 M)


Teater Primitif atau Teater Klasik sangat erat kaitannya dengan upacara ritual keagamaan
masyarakat pada saat itu. Sebuah upacara keagamaan yang berupa tarian, nyanyian dan
pujian-pujian dari potongan naskah kitab suci. Tokoh-tokoh
yang ditampilkan dalam teater klasik seringkali berhubungan dengan pemimpin agama atau
representasi dewa-dewa yang mereka sembah. Pada fase ini, bukan saja teater primitif dan
zaman Yunani kuno, juga ada Teater Romawi yang berbeda dengan Teater Yunani. Misalnya
pada Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan. Peran musik menjadi dominan karena
pelengkap ilustrasi setiap
pengadeganan. Lakon cenderung mengusung kesenjangan hidup kelas menengah.
Gambar 1.8 Theatron Zaman Yunani Kuno.

Ciri-ciri dan bentuk pentasnya:


a. Bagian dari ritual keagamaan
b. Menggunakan topeng
c. Kisah Tragedi dan Komedia
d. Panggung terbuka dan tinggi berbentuk amphitheater
e. Dimainkan para pria
f. Ada kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator

2. Teater Abad Pertengahan (Abad ke-14 – Abad ke-16)


Pentas-pentas teater di abad pertengahan memang masih berorientasi pada perayaan
keagamaan (terutama Kristen). Pentas teater banyak dilakukan di gereja-gereja. Namun
sejak ada pelarangan pentas teater di dalam gereja, panggung berpindah ke jalan-jalan dan
berkeliling karena panggung dibuat di atas kereta yang bergerak dinamis. Para pemain
(aktor) teater banyak belajar di universitas. Tema-tema lakon tentang pengetahuan,
kebajikan, kebodohan, kehidupan kaya-miskin, dan sebagainya. Pentas teater di zaman ini
acap disebut drama moral karena cenderung mengusung pertarungan kebaikan melawan
keburukan atau kejahatan. Pada sekitaran abad ini, selain Teater Renaissance, ada juga
Teater Neo Klasik, Teater Zaman Elizabethan, dan Teater Restorasi. Bentuk pertunjukan
merupakan paduan teater keliling dengan teater akademi yang cenderung klasik. Pada akhir
abad ke-16 tumbuh Teater Romantik dan
Melodrama.

Ciri-ciri dan bentuk pentasnya:


a.Panggung di atas kereta yang berkeliling
b.Dekor sederhana dan simbolis
c.Lirik dialog berdialek dengan dialog yang puitis
d.Dimainkan di tempat umum dan memungut bayaran
e.Tidak ada nama pengarang untuk lakon yang dimainkan
f.Lakon dikaitkan dengan filsafat dan agama

3. Teater Realis (Mulai dari Abad 18 dan 19 )


Zaman Realisme ini menjadi konvensi baru yang menandai perubahan teater ke arah seni
drama modern. Lakon-lakon teater pada zaman ini tidak lagi berkisah tentang halhal yang
khayali tetapi lebih banyak mengangkat realita kehidupan sehari-hari. Pola permainan
(akting) tidak berorientasi pada keindahan bentuk dengan dialog yang puitis, tetapi
merupakan gambaran kenyataan kehidupan
masyarakat dalam keseharian atau apa adanya.

Ciri-ciri dan bentuk pentasnya:


a.Terbagi dua aliran: realisme sosial dan realisme psikologis
b.Lakon tentang kehidupan sehari-hari
c.Pemeran utama biasanya rakyat jelata
d.Aktingnya bersifat wajar, tidak berlebihan, seperti kehidupan sehari-hari
e.Aspek pendukung dan visual disesuaikan dengan keadaan sehari-hari
f.Aliran realisme psikologis lebih menonjolkan aspek kejiwaan tokoh
g.Suasana ditampilkan secara simbolis untuk mendukung aspek psikologis tokoh.
h.Lebih mementingkan pembinaan konflik kejiwaan tokoh.

4. Teater Baru / Avant Garde (Mulai Abad 19)


Yang menonjol pada fase Teater Baru atau Teater Avant Garde yaitu munculnya elemen
efek-efek khusus dengan teknologi elektronik baru pada tatanan pencahayaan, dekor
panggung, dan musik pengiring atau ilustrasi. Bentuk permainan banyak bersifat
eksperimentatif yang tidak mengikuti selera masyarakat. Para dramawan di fase abad ini
banyak melahirkan bentukbentuk
pertunjukan yang menggunakan pendekatan simbolisme, surealisme, epik, dan absurd.
Sehingga di zaman ini muncul keanekaragaman bentuk ekspresi
dan makna keindahan dari pentas teater.

Ciri-ciri dan bentuk pentasnya:


a.Kreasi artistik bersifat spontan dan agresif Cenderung berbenturan dengan selera
masyarakat.
b.Tidak lazim karena menyimpang dari bentuk Alamiah
c.Karya yang merdeka karena lahir dari karakter penciptanya
d.Pertunjukan menggunakan berbagai variasi materi (film, tari, puisi, musik, dsb.)

5. Teater Post-Modern (Mulai tahun 1970)


Aliran teater yang berkembang setelah modern ini relatif baru, dimulai sekitar tahun 1970-
an. Para penganut aliran post-modern mengibaratkan kehidupan manusia seperti sebuah
sandiwara yang terpisah-pisah. Teater menjadi pilihan bentuk untuk menggambarkan
tragedi kehidupan itu. Teater postmodern menjadi penolakan atas kehidupan modern.
Teater Post-Modern mengurangi penggunaan naskah atau teks lakon untuk mendapatkan
penampilan yang bersifat unik dan langsung atau spontan.

Ciri-ciri dan bentuk pentasnya:


a.Bersifat depolitisasi seni
b.Menitikberatkan pada aktivitas teori
c.Tak dapat dijelaskan dengan struktur yang jelas
d.Cerita yang tidak beraturan alurnya.
e.Melahirkan ragam sudut pandang/resepsi
f. Membuat jaringan antara teori dan praktik
g.Penuh dengan eksperimen gaya
h.Pemain dianggap bukan aktor tetapi penanda
i.Properti panggung mudah diubah bentuknya
DRAMATURGI

Pada pengertian harfiahnya „dramaturgi‟ adalah ilmu drama. Pelajaran tentang


kaidah-kaidah berteater. Teater yang kompleks diurai berdasarkan norma dan hokum
konvensinya. Teater dipelajari sebagai bentuk seni yang kompleks karena unsur
penopangnya berasal dari ragam bentuk seni lainnya, seperti seni tari, seni rupa, musik, dan
bahkan multimedia. Pada pemahaman lain, dramaturgi diartikan sebagai teori yang
mempelajari
tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari yang tak jauh berbeda dengan pertunjukan
teater. Terkait dengan pemahaman itu, substansi dramatik lakon teater memang tidak
berbeda dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Dasar drama adalah konflik
kemanusiaan yang selalu menguasai perhatian dan minat publik (Nur Iswantara, 2016: 4).
itulah, pembelajaran teater untuk siswa kelas 10 ini akan dilakukan.
Pada perkembangannya, dramaturgi dipahami sebagai bagian dari konsep
penyutradaraan. Sebagai konsep penyutradaraan, dramaturgi menjadi penciri pada setiap
penampilan grup teater baik pada pendekatan lakon
maupun pada penyajian bentuk pementasannya. Setiap grup teater akan memiliki karakter
penampilannya ketika grup tersebut memegang teguh konsep dramaturgi yang dipilihnya.
Keteguhan pada pilihan konsep dramaturgi
dipengaruhi oleh proses kreatif sebuah grup teater mulai dari sumber gagasan atau ide
lakon yang akan diusungnya, bagaimana mengolah gagasan menjadi lakon, memproses
lakon menjadi permainan atau pementasan, sampai kepada bagaimana mendatangkan
penonton. Melalui proses kreatif seperti itulah, pembelajaran teater untuk siswa kelas 10 ini
akan dilakukan. itulah, pembelajaran teater untuk siswa kelas 10 ini akan dilakukan.
Pada perkembangannya, dramaturgi dipahami sebagai bagian dari konsep
penyutradaraan. Sebagai konsep penyutradaraan, dramaturgi menjadi penciri pada setiap
penampilan grup teater baik pada pendekatan lakon maupun pada penyajian bentuk
pementasannya. Setiap grup teater akan memiliki karakter penampilannya ketika grup
tersebut memegang teguh konsep dramaturgi yang dipilihnya. Keteguhan pada pilihan
konsep dramaturgi dipengaruhi oleh proses kreatif sebuah grup teater mulai dari sumber
gagasan atau ide lakon yang akan diusungnya, bagaimana mengolah gagasan menjadi
lakon, memproses lakon menjadi permainan atau pementasan, sampai kepada bagaimana
mendatangkan penonton. Melalui proses kreatif seperti itulah, pembelajaran teater untuk
siswa kelas 10 ini akan dilakukan.
TEATER SEBAGAI CERMIN MASYARAKAT

Pada masyarakat tradisional kuno, teater memang erat kaitannya dengan ritual
kepercayaan masyarakat dalam melakukan pemujaan. Namun dalam perkembangannya
teater menjadi cermin kehidupan masyarakat pada semua dimensi kehidupan manusia, baik
yang terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan dan
agama. Pada akhirnya, teater dapat menampilkan lakon yang merefleksikan kehidupan
masyarakat pada semua dimensinya. Teater, melalui kemapuan akting pemain,
menghadirkan pengalaman manusia, baik pengalaman luar (lahiriah) maupun pengalaman
dalam (batiniah) manusia. Dalam proses penciptaan pertunjukan teater, seorang sutradara
selalu berupaya untuk menghidupkan suasana pemanggungan sehingga berbentuk tontonan
teater yang mengasyikkan bagi yang menontonnya. Pemanggungan teater tidak melulu
menampilkan kepiawaian aktor dalam berakting sebagai hal yang utama untuk
menyampaikan pesan, tetapi ada unsur pendukung lainnya sebagai pelengkap wujud
pertunjukan tersebut. Unsur seni rupa seperti set dekor panggung, tata rias, tata busana,
tata musik, dan tata cahaya yang akan membuat teater memiliki daya takjub sehingga
mampu menghipnotis para penontonnya. Hal ini dapat menjadi alasan bahwa teater lebih
kompleks untuk menciptakan keindahannya dari seni lainnya. Walau berakting adalah
permainan pura-pura, sebagai cermin masyarakat, teater tidak berpura-pura dalam
memberikan pesannya melalui permainan aktor. Teater adalah salah satu bentuk seni yang
sarat dengan unsur pendidikan. Sebagaimana yang dinyatakan Gus Dur: “Teater tidak
mengajarkan orang berpura-pura, tapi melatih orang sungguh-sungguh untuk menghadirkan
atau pribadi orang lain” (Gusdur dalam Wijaya., 42). Dari petikan di atas sangat cocok jika
siswa mempelajari teater sebagai bagian dari pembelajaran di sekolah sehingga siswa akan
mendapatkan pembelajaran tentang kehidupan di masyarakat lingkungannya. Tingkah laku,
sikap sosialisasi, cara bertutur, kepekaan sekitar, toleran, jujur, ikhlas, dan kerja sama.
Siswa juga harus mampu membuat pertunjukan teater yang baik dii sekolah dengan menulis
naskah lakon yang temanya bisa dijadikan contoh, misalnya persahabatan lain suku,
sehingga masyarakat bisa bercermin dari pertunjukan teater tersebut.

Anda mungkin juga menyukai