Anda di halaman 1dari 4

“TARLING IS DARLING”

Apresiasi Film dalam Festival Film Budaya 2019

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Folklore Indonesia

Disusun Oleh :

Aditya Winahyu H.

1930933080

S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA

INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA

BANDUNG

2019
FILM

“TARLING IS DARLING”

Film “Tarling Is Darling” yang berdurasi kurang lebih 112 menit ini adalah film
dokumenter yang mengalami proses pembuatan selama tiga tahun dan satu tahun tahap
pengeditan serta pembuatan film ini berlangsung selama enam bulan, banyak hambatan yang
dialami oleh Ette, terutama dalam masalah keuangan. Pembuatan film ini murni dengan dana
sang sutradara, beliau yang resah karena takut filmnya tidak jadi berani mengorbankan dana
sendiri agar filmnya jadi dan sukses. Karena menurut beliau “lebih baik mengeluarkan dana
besar, dibanding film nya batal ditayangkan.”

Dalam pembuatan film ini, sang sutradara sempat diragukan oleh sang aktor, Jaham yang
tidak benar - benar percaya akan membuat film dan menjadikan dirinya aktor, Jaham bahkan
hanya mengira hanya sekedar untuk Youtube atau untuk VCD saja, karena memang hanya satu
kru saja yang terlibat. Namun, ketika Jaham dibawa ke layar lebar, Jaham baru percaya bahwa
memang benar akan di buatnya film tentang ini.

Film ini menceritakan tentang tarling dangdut Indramayu di pantai utara Jawa, Jaham
adalah tarling penulis lagu dangdut yang bekerja sama dengan Ipung yang berprofesi sebagai
produser musik. Mereka berdua banyak kenalan wanita muda cantik sebagai penyanyinya. Hal
itu malah membuat cemburu istri Jaham bahkan sampai jatuh sakit karena takut jika Jaham akan
meninggalkannya atau berselingkuh dengan para penyanyi muda itu.

Jaham hanya mementingkan hal - hal duniawi semata, dikelilingi wanita muda sebagai
penyanyi tarling dan ada juga wanita muda yang mendatangi rumahya Jaham untuk minta
diajarkan teknik vocal dangdut.

Dan seketika Jaham mendapat suatu tantangan dari seorang pimpinan pesantren, ustad,
Jaham di suruh membuat lirik lagu tarling, tetapi bertemakan islami. Jaham yang awalnya ragu
untuk membuat itu, berpikir 2 kali dan memutuskan untuk segera membuatnya. Meminta
bantuan salah satu penyanyi seksi untuk menuliskan huruf Hijaihyah sebelum masuk instrument.
Saat itu Jaham langsung belajar tentang 20 sifat Allah untuk dibuat lirik lagu. Lagu yang
dibuat Jaham tersebut dinyanyikan pimpinan pesantren di Cirebon dalam prosesnya Jaham
membuat lirik serta instrument nya. Lalu mengkonsepkan kepada pimpinan pesantren agar
segera rekaman, serta berlatih untuk tampil di acara penyambutan bertemakan keagamaan islam.

Dan terlepas semua itu, Jaham pun tersadar bahwasannya ketenaran itu tidak akan terjadi
jika tidak direstui Allah, dan Jaham mendatangi seorang wanita muslimah untuk belajar
membaca Al-Qur’an. Karena jika kita mengamalkan dan membaca rutin tiap hari, Insya Allah
keinginan akan di ijabah oleh Allah yang maha kuasa.

Film ini juga tidak hanya terkenal di Indonesia, bahkan film ini sudah mendapatkan
banyak pernghargaan di berbagai acara dan negara, diantaranya :

1. World Premiere –Wide Angel Competition Busan International Film Festivals 2017
dalam Nominasi Dokumenter panjang terbaik FFI 2017.
2. Asian Feature JAFF/Netpace 2017 – Focus Indonesia ,CinemAsia, Amsterdam 2018.
3. IndofilmCafe, Nijmegan, The Netherland. 2018.
4. Asian Vision, Special Jury Mention, Taiwan International Documentary Film Festival
2018, Taipei.
5. Prix Bartox 37th Jean Rouch Internationa Festival 2018, Paris, France.
6. Balinale International Film Festival 2018, Bali.
7. DocPoint International Documentary Festival 2019, Helsinki, Finland, - TIDF Tour 2019.

Anda mungkin juga menyukai