Anda di halaman 1dari 14

KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA RAKYAT DAYAK LIMBAI

TELLING STORY MENUJU LITERASI


MANUSCRIPT

TUGAS MID SEMESTER

NAMA: NOVIA ABEL


NIM: 22101127

PROGRAM STUDI
SEKOLAH TINGGI AGAMA KATOLIK NEGERI
PONTIANAK
2023
PERNYATAAN BEBAS DARI PLAGIAT

Nama : NoviaAbel
NIM : 22101127
Jurusan :
Program Studi : Pendidikan Pengajaran Agama Katolik Sekolah Tinggi
Negeri Pontianak
Konsentrasi :
Judul : Anggup Anggup Batu, Cinai, dan Muntak Mancong

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa TULISAN dengan judul tersebut diatas, secara
keseluruhan adalah murni karya tulis sendiri dan bukan plagiat dari karya orang lain, kecuali
bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan panduan penulisan yang
berlaku (lembar hasil pemeriksaan plagiat (terlampir).
Apabila didalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis yang dapat berakibat pada pembatalan PENERBITAN dengan judul tersebut
diatas.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 1 APRIL 2023

NAMA: NOVIA ABEL


NIM: 22101127
DAFTAR ISI
1. Konsep kebudayaan
1.1 konsep suku Dayak Limbai
1.2 faktor bahasa
1.3 lingkungan geografis BERI GAMBAR PETA DAN LOKASI
1.4 mata pencaharian dan sistem ekonomi
1.5 Model / sturktur hirarkis adat dayak Limbai/ simpang etc...
2. Tradisi lisan sebagai ungkapan
3. Kumpulan cerita rakyat Dayak ....
3.1 CERITA DALAM BAHASA LOKAL
3.2 ARTI CERITA DALAM BAHASA INDONESIA
4. Nilai-nilai Moral dalam terang iman Katolik
5. Sumber dan kepustakaan
1. Konsep Kebudayaan

1.1 Konsep Suku Dayak Limbai


Suku Dayak Limbai adalah sub suku Dayak Rumpun Ot Danum yang
menempati Kecamatan Menukung, Kayan Hulu dan Serawai di Kabupaten Melawi,
Kalimantan Barat, Indonesia. Pemerintahan Adat Suku Dayak Limbai adalah
Ketemenggungan. Terdapat 4 ketemenggungan pada suku Dayak Limbai di
Kecamatan Menukung yaitu, Ketemenggungan Pelaik Keruap meliputi kampung
pelaik Keruap, Tanjung Beringin, Entubu, Lalau, Guhung Keruap, Pongga Hulu, Teluk
Rabin, Labang Manyam. Ketemenggungan Batas Nangka meliputi kampung Bunyau,
Batas Nangka, Landau Leban, Kenolin, Lengkong Sangsang, Nusa Pauh, Lanjau,
Trapao Mawan. Ketemenggungan Mawang Mentatai meliputi kampung mawang
mentatai, mengkilau, Nusa poring, Dawai, Sekujang, Beloyang Ketemenggungan Siai
meliputi kampung Siai, Sungkup. Suku Dayak Limbai, berdomisili di Kayan Hulu dan
Serawai di kabupaten Melawi provinsi Kalimantan Barat Indonesia. Suku Dayak
Limbai ini dikelompokkan ke dalam rumpun Ot Danum. Orang Limbai di Kecamatan
Serawai bermukim di Nusa Bakti, Desa Nanga Mentatai, dan Karya Jaya. Orang
Limbai dapat dibagi atas empat sub kelompok, yakni Limbai Kelait, Limbai Pantai,
Limbai Darat dan Limbai Api.

Suku Dayak Limbai juga sering dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu orang
Limbai Pantai dan Limbai Darat. Beberapa masyarakat Limbai bermukim jauh ke arah
daratan adalah dengan tujuan untuk menghindari para pengayau pada masa perang
"kayau" pada masa dulu, dahulunya mereka lebih banyak berpergian melalui sungai.
Dengan bermukim di tengah daratan, mereka sulit sekali ditemukan musuh-
musuhnya. Suku Dayak Limbai tidak diketahui asal-usulnya, namun dari cerita turun
temurun bahwa yang menjadi Temenggung pertama orang Limbai adalah Tumak
Baya dari Kelopok dan Bonau dari Guhung Berajang. Sedangkan yang menjadi
pemimpin Bonuh Limbai adalah Cai Elai dari Kelait.

Prinsip pewarisan jatuh pada anak bungsu “bungsu” laki-laki ataupun


perempuan “ultimogeniture” jika seseorang meninggalkan keluarga asalnya karena
kawin, maka ia tidak lagi memiliki hak atas sejumlah harta pusaka berupa gong,
tempayan kuno, kebun, babi atau sapi.
1.2 Faktor Bahasa
Bahasa Dayak Limbai sangat mirip dengan beberapa bahasa lainnya di daerah
Melawi, seperti bahasa Dayak Kubitn dan bahasa Dayak Kenyilu. Contoh persamaan
kata yang menonjol adalah adanya kata abon untuk mengatakan ‘tidak ada’dan Dinai
artinya dimana. Suku Dayak Limbai Menggunakan Bahasa “Be Abon-Abon” atau
“Abon-Abon”. Bahasa ini adalah bahasa turun temurun dari nenek moyang suku
Limbai. Namun dengan seiringnya perkembangan Zaman banyak generasi muda
menggunakan Bahasa kesatuan yaitu Bahasa Indonesia karena dari perkawinan
dengan orang yang tinggal dikota atau orang orang bekerja, dan menetap dikota
hingga jika pulang ke kampung halaman nya mereka menggunakan Bahasa kesatuan.
Akan tetapi tidak semuanya seperti masih banyak juga penduduk asli yang masih
menggunakan Bahasa asli suku Dayak limbai. Suku ini tidak mempunyai kamu Bahasa
Dayak limbai hal ini tentunya akan sangat disayangkan karena melihat
perkembangan zaman yang semakin menarik minat orang orang untuk beralih
tinggal dikota dan tentunya Bahasa juga akan berubah.

1.3 Lingkungan Geografis BERI GAMBAR PETA DAN LOKASI


Suku Dayak Limbai juga sering dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu orang
Limbai Pantai dan Limbai Darat. Populasi suku Dayak Limbai di kecamatan Serawai
berjumlah 1.047 jiwa dari keseluruhan penutur bahasa Limbai. Mereka tinggal di
dalam Lebatnya Hutan karena pada zaman dahulu alat penebang pohong tidak
secanggih sekarang. Tempat tinggal masih sangat asri dan hijau lingkungannya.
Sebagian dari mereka ada yang masih dalam rumah panjang “betang”, tetapi
sebagaian besar sudah berdiam dalam rumah-rumah tunggal, seperti yang tampak di
dusun-dusun Nanga Landau Mumbung, Nanga Apak, Nanga Siyai dan Belaban Ela.
Konon dahulunya mereka berasal dari kawasan lain di luar dusun-dusun yang mereka
tempati sekarang.
1.4 Mata Pencaharian dan Sistem Ekonomi
Masyarakat Dayak Limbai bertahan hidup dengan mata pencaharian utama
berladang (sawah di perbukitan), menyadap karet. Sebagai mata pencarian
tambahan mereka berkebun sayur-sayuran, memelihara ternak ayam dan sapi serta
kehidupan hutan juga masih mereka jalani seperti mencari kayu untuk bahan
bangunan sebagian untuk dijual dan mereka juga berburu binatang dan menangkap
ikan. Tidak sedikit juga dari masyarakat Dayak Limbai bekerja sebagai pegawai
negeri, karyawan swasta dan menjadi pedagang.

1.5 Model / sturktur hirarkis adat dayak Limbai/ simpang etc


Kesatuan sosial yang terkecil disebut lawang yang bisa merupakan keluarga
batih “perindu” atau keluarga luas tiga generasi “dua perindu atau dua periuk” atau
keluarga luas empat generasi “tiga perindu atau tiga periuk”. Satu keluarga batih
terdiri dari ayah “apa”, ibu “uma” dan anak-anak mereka yang belum kawin. Dalam
aktivitas ekonomi keluarga batih atau keluarga luas itu merupakan satu kesatuan
produksi, artinya orang dewasa dan anak-anak yang sudah 15 tahun ke atas bekerja
bersama-sama di ladang, kebun milik keluarga itu dan juga kegiatan berburu.
Jabatan tertinggi dari suku ini adalah temenggung atau kepala pengambil
keputasan bila ada masalah dalam kehidupan sosial mereka dia sebagai hakim
penentu namun juga berdasarkan aturan dari suku tersebut.
2. Tradisi Lisan Sebagai Ungkapan
Tradisi lisan yang ada adalah cerita daerah dan pengobatan. Dalam cerita daerah
dikisahkan mengenai cerita-cerita kepahlawanan. Dalam pengobatan cerita-ceritanya
dilagukan. Lagu untuk pengobatan disebut belian. Tradisi pengobatan dilakukan selama
satu malam, setelah itu barulah dia mulai menyembuhkan si sakit. Kebanyakan yang bisa
melakukan ritual pengobatan ini adalah laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat dari
suku Uud Danum, yang lebih banyak bisa melakukan ritual pengobatan ini adalah
wanita, yang biasa di sebut jaja.
Untuk membantu pemerintah mencegah pandemik Virus Covid-19, Suku Dayak
Limbai, Dusun Sungkup, Desa Belaban Ella, Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi,
Kalimantan Barat mengadakan ritual adat tolak bala dan pantangan. Ritual adat yang
dijalankan mengharuskan Masyarakat Adat menyiapkan banyak hal. Berbagai persiapan
itu antara lain, setiap anggota rumah harus memotong satu ekor ayam dan harus
menyiapkan kaki ayam,tulang leher dan kepala ayam. Mereka juga harus menyiapkan
nasi kopal atau yang ditumbuk dan dicampur dengan kunyit, juga membuat rompoh/kue
kampung yang dibuat seperti buah buahan. Selain itu disiapkan juga gong, kuali, periuk,
dan tali gelang tonggang, daun sirih dan rokok, serta beras kuning yang dimasukkan ke
dalam telur ayam. Anggota komunitas juga menyiapkan beraneka macam beras, seperti;
beras sabur, beras padi dan beras ketan, padi ketan hitan yang dimasak seperti lotik.
Sementara itu nasi kopal dibuat sesuai jumlah jiwa di kampung dan dibagikan kepada
seluruh warga kampung yang hadir. Oleh sebab itu, setiap kepala keluarga harus
menyiapkan satu canting beras padi dan satu canting beras ketan serta bahan-bahan
lainnya. Barang-barang yang telah disiapkan ini kemudian dimasukkan ke dalam lanting
dan dihanyutkan ke sungai. Kecuali nasi kopal yang harus dibawa pulang. Pada saat
pemandu ritual adat membawa nasi kopal, masyarakat diwajibkan untuk duduk
menghadap ke arah matahari terbit. Setelah lanting dihanyutkan, masyarakat harus
pulang ke rumah dan kembali mengadakan ritual mengikat tali tongan di rumah masing-
masing.
3. Kumpulan Cerita Rakyat Dayak
3.1 CERITA DALAM BAHASA LOKAL
Cerita Cinai
Di Zaman langet lagi rondoh tanoh lagi senet ado anok biok namo eh cinai, iyo
ongkoh idup dengan inai yo. Dok duo idup betanam beuumo. Cinai tuk anak biok yang agak
kerampok suko belek dipodoh inai yo. Jadi nyam tuk kesoh eh. Ari yok cinai dok duo umak
yo di umo di langkau sidok. Cinai kelopar porot eh cuman inai yo lagi mabau, cinai doh suoh
nimpai inai yo cuman bah inai yo tuk doh ngerejo kerejo yg sutik udoh selesai sutik lagik
abon mike cinai doh keseyok nak makan lago inai eh lagi inyan mabau.
Cinai: aku nak makannnnnnnnnn
Inai: Nogolu anok umak lagi mabau…….
Cinai: aku nak makannnnnn
Inai: nonolu anok umak lagi kemolong tokap
Kilohen eh teh doh abon ulih nohat porot kelopar angkat am cinai nait ke atahs
parok, suoh yo begogok perimoh, doh suo begogok dapat am iyo mantau nasi pulot di dalam
buluh lalu lago bon panai keposi reti dikuhet lago cinai putuhs am pong liloh pong lihe lago
nguhet ke buluh. Udoh bepuloh ke inai cinai. Nyaruh inai cinai dalam pike eh “NGAPAI CINAI
TUK BONSIK ROKUH PANAI DOH ABON NIMPAI AKU” angat daroh dasok pemike inai eh
ingkah am inai eh matau angkat nyorik cinai. Mantau cinai doh apoh apoh am mati tesulai.
Inai: han kah cinai lalu mati am ikau cinai,monai rong ku ngubo ikau
Lalu ado mensio yang dikenal umak cinai namo yo miyo rakat sentuo tuk abon kehet
bait gam. Angkat am umak cinai ngogok miyo rakat nak mintok tanoh ke ngubor cinai
Inai: Ooo miyo rakat bunsu ado tanoh ikau, ke aku ngubor cinai
Miyo rakat: oo nyangkok am, milih kederik am diok nak yg monai
Angkat am jorok inai cinai ngubor cinai ke dalam tanoh idup kedirik am iyo doh di
dudi cinai doh selesai ngubor cinai pulong am iyo. Kesoh pun abihs.
Cerita Aggup Anggup Batu
Umak dok duo anok bekelahi berobot paho buntok inuk anok. Anok benamo simpok
omas, umak benamo Miyao.
Simpok omas: Ooo mak duan ngogok ke aku buntok inuk luk
Umak: aok anok nonoluk bah umak lagi ngogok
Angkat umak simpok omas ngogok buntok inuk ke simpok omas, doh agak lamoh aso
aher eh bulih am buntok inuk sikuk pulong am inai yo maik buntok inuk ke langkau
Simpok omas: idai …. Nono aku tunu bah mak
Umak: aok… nono kalua ikau nunu taruh ke umak sutik bah anok
Kali kali lago lahaok mat simpok omas diabih lago yo abon nyisok ke umak yo
Simpok omas: kaki doh ku tunu abih ago ku
Umak: sampai ati ikau deh simpok omas kok abon nudi ke aku siket bait am kalua
biyok
Angkat am umak simpok omas ke pongkal mintok di anggup batu, doh yok dikabul
lago anggup batu. Kesoh pun ongkoh yok.
Cerita Muntok mancong
Ado anok biok namo eh muntak mancong iyo ado umak namo eh dayang seliha.
Muntak mancong tuk lelaki yang doh suoh kedirik, doh suoh kedirik angkat am yo bedapat
dengan inai yo modoh nak ngogok bini.
Muntak mancong: Ooo mak aku nak ngogok bini doh suoh tuk sepi mat
Dayang seliha: aok gam muntak mancong gogok am
Lalu besiap am muntak mancong nak angkat bejalan gogok bini deh
Dayang seliha: muntak mancong nak kemonai ikau?
Muntak mancong: nak nobong kayu aro
Angkat am muntak mancong nak nobong kayu aro nak mintok bini, nobong kayu aro
dapat betinak amik kebini bejantoh am muntak mancong dengan kayu aro yang doh
ditobong
Muntak mancong: berapai pemakan ikau deh?
Gano: sekulok bobuk, sekulok pelamari
Muntak mancong eh monai aku ulih, monai gik umak monai gik aku oh abon aku kah
Bejalan lagi am muntak mancong nobong kayu aro lagi pakai ketiti bedapat am
dengan betinok daro
Gano: ngapai ikau abon ngamik aku bini?
Muntak mancong: berapai pemakan ikau?
Gano: segonggam bobuk segonggam pelamari
Lalu angkat am dok duo pulang kelaman bedapat dengan umak muntak mancong
lalu ditikoh modoh urong kilik kulu, kedarat kebaruh, maik pemakan kesoh pun abihs
3.2 ARTI CERITA DALAM BAHASA INDONESIA
Cerita Cinai
Pada Zaman dahulu langit masih rendah dan tanah masih kecil ada seorang anak
bernama Cinai. Dia hidup Bersama ibu, Cinai dan ibu nya bertahan hidup dengan cara
berladang. Cinai ini adalah anak yang keras kepala dan tidak mau diatur. Jadi beginilah
kisahnya. Pada hari itu Cinai dan ibunya sedang berada di ladang, ibu cinai sedang di tengah
ladang mebabat rumput sedangkan Cinai menunggu ibunya di pondok. Pada saat itu Cinai
sedang kelaparan dia sudah letih memanggil ibunya untuk meminta disiapkan makan namun
ibunya selesai mengerjakan pekerjaan yang satu lalu melanjutkan pekerjaan lain hingga
seterusnya.
Cinai: Aku mauuu makannnnnnnnnnnnnn
Ibu: Sebentar dulu ya nak ibu sedang membabat rumput
Cinai: Aku mauuuuu makannnnnnn
Ibu: sebentar dulu ya nak ini masih setengah bagian
Karena sudah tidak mampu menahan laparnya pergi lah Cinai ke atas tungku masak
memanjat ke atas tiang pondok untuk mencari makanannya, setelah puas mencari akhirnya
cinai menenmukan nasi pulut yang wadahnya adalah bambu, karena tidak tau menau
bagaimana cara membuka nya Cinai pun mengigit hingga lidah nya putus dan leher tertusuk
bambu. Setelah beberapa lama Ibunya pun merasa heran kenapa tidak ada suara panggilan
Cinai, dengan hati yang gusar dan gelisah pulanglah dia ke pondok dan menemukan cinai
yang terbaring tidak bernyawa lagi. Melihat hal itu hatinya sakit dan menangis.
Ibu: inilah akhirnya cinai, kau mati meninggalkan aku, lalu dimana aku bisa
menggubur mayat kau
Setelah itu ada manusia bernama Miyo Rakat orang satunya satunya yang bisa membantu
Ibu Cinai.
Ibu: oo Miyo Rakat bunsu,Apakah kau mau memberiku tanah untuk aku
menguburkan Cinai?
Miyo Rakat: oo pastilah mau, kau bisa pilih sendiri tanah bagian mana
Pergilah ibunya mengubur Cinai sendiri dengan sangat sedih, lalu pulanglah dia, sekarang
dia hidup sendiri. Cerita pun berakhir
Cerita Anggup Anggup Batu
Ibu dan anak berkelai karena berebut paha induk belalang, anak bernama simpok
omas dan ibu bernama miyao
Simpok omas: ooo ibu pergilah carikan aku induk belalang
Ibu: iya anakku ibu akan mencarinya
Lalu pergilah ibu mencari induk belalang untuk simpok omas, sudah lumayan lama akhirnya
ibu berhasil menangkap induk belalang dan pulanglah dia ke pondok.
Simpok omas: wahh nanti aku bakar ya mak
Ibu: iya nanti tinggalkan untuk paha sebelahnya
Akan tetapi simpok omas memakan semuanya dan tidak meninggalkan sedikitpun untuk si
ibu akhirnya si ibu yang kesal lalu berkata
Ibu: sampai hati kau tidak meniggalkan sedikit untuk aku, baiklah kalua begitu
Lalu perggilah si ibu ke lanting dan bertemu dengan Anggup Anggup Batu sir oh penungu
disitu lalu meminta di Anggup batu yaitu dipukul pakai batu. Lalu Anggup Batu
mengabulkannya. Dan cerita pun berakhir.

Cerita Muntak Mancong


Ada seorang pemuda bernama muntak mancong dia tinggal Bersama ibu nya yang bernama
dayang seliha. Muntak mancong merasa kesepian dia pun ingin pergi mencari seorang
perempuan yang nantinya akan dijadikan sebagai istri
Muntak mancong: oo ibu aku ingin mencari seorang istri
Ibu: iya pergila silahkan cari nak
Lalu pergilah muntak mancong mencari istri. Dia pergi menebang pohon beringin untuk
meminta istri dan bertemu dengan perempuan yang telah diberi pohon beringin itu
Muntak mancong: berapa banyak jumlah makanan yg kau makan tiap hari?
Gano: segantang pagi,segantang sore
Muntak mancong: aku tidak mampu kalo begitu, belum untuk juga belum untuk
hitungan makan ibu.
Lalu berjalan lagi dia dan menemukan seorang perempuan
Muntak mancong: berapa banyak jumlah makanan yg kau makan tiap hari?
Gano: Segenggam pagi, segenggam sore
Lalu dibawa pulanglah peremupuan itu dan dijadikan istri. Cerita pun berakhir.
4. Nilai-nilai Moral dalam terang iman Katolik
Tentang moral dan kepercayaan orang Dayak pada zaman dahulu tentu saja hampir
tidak dapat dipisahkan dengan nilai nilai kehidupan sosial, ekonomi mereka sehari hari. Ini
berarti bahwa kepribadian, tingkah laku, sikap, perbuatan, dan kegiatan sosial mereka masih
didukung oleh tidak hanya dengan kepercayaan tetapi juga etnisitas. Suku daya limbai pada
zaman ini banyak memeluk agama katolik dan berkeyakinan penuh terhadap apa yang
mereka Imani. Dalam nilai nilai moral budaya tuhan itu dijadikan tempat paling tinggi untuk
berdoa dan meminta.
Sumber
Sumber informasi berita mengenai suku daya limbai: Universitas STEKOM Semarang
Cerita Suku Dayak: Bpk. Bujang

Anda mungkin juga menyukai