PROGRAM STUDI
SEKOLAH TINGGI AGAMA KATOLIK NEGERI
PONTIANAK
2023
PERNYATAAN BEBAS DARI PLAGIAT
Nama : NoviaAbel
NIM : 22101127
Jurusan :
Program Studi : Pendidikan Pengajaran Agama Katolik Sekolah Tinggi
Negeri Pontianak
Konsentrasi :
Judul : Anggup Anggup Batu, Cinai, dan Muntak Mancong
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa TULISAN dengan judul tersebut diatas, secara
keseluruhan adalah murni karya tulis sendiri dan bukan plagiat dari karya orang lain, kecuali
bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan panduan penulisan yang
berlaku (lembar hasil pemeriksaan plagiat (terlampir).
Apabila didalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis yang dapat berakibat pada pembatalan PENERBITAN dengan judul tersebut
diatas.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Suku Dayak Limbai juga sering dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu orang
Limbai Pantai dan Limbai Darat. Beberapa masyarakat Limbai bermukim jauh ke arah
daratan adalah dengan tujuan untuk menghindari para pengayau pada masa perang
"kayau" pada masa dulu, dahulunya mereka lebih banyak berpergian melalui sungai.
Dengan bermukim di tengah daratan, mereka sulit sekali ditemukan musuh-
musuhnya. Suku Dayak Limbai tidak diketahui asal-usulnya, namun dari cerita turun
temurun bahwa yang menjadi Temenggung pertama orang Limbai adalah Tumak
Baya dari Kelopok dan Bonau dari Guhung Berajang. Sedangkan yang menjadi
pemimpin Bonuh Limbai adalah Cai Elai dari Kelait.