Paper ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Masyarakat Indonesia
Dosen pengampu: Drs. Wakino, M. S
Disusun oleh:
Adhitya Dwi Kurniawan K5413001
Adika Puspa Sari K5413002
Afrias Nur Bakdriyah K5413003
Agustin Maharani K5413004
Alfi Roudhotul Husniyah K5413005
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASA
N
Selain itu Suku Dayak juga memiliki salah satu seni yang khas
dan unik yaitu seni lukis. Seni lukis yang mereka lakukan adalah seni
melukis yang dilukiskan pada seluruh badan mereka (tato). Mereka
menggunakan alat yang disebut “Tutang atau Cacah” yang dilakukan
sangat teliti dan hati-hati. Tato yang dibuat mereka memiliki beberapa
makna yang sangat mendalam. Bagi masyarakat Dayak tidak boleh
dibuat sesuka hati sebab tato tersebut adalah bagian dari tradisi, status
sosial seseorang dalam masyarakat, serta sebagai bentuk penghargaan
suku terhadap kemampuan seseorang. Oleh karena itu, ada peraturan
tertentu dalam pembuatan tato baik pilihan gambarnya, struktur sosial
seseorang yang memakai tato maupun penempatan tatonya. Secara
realitasnya tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak,
yakni sebagai “obor” dalam perjalanan seseorang menuju alam
keabadian, setelah kematian.
D. Sistem Mata Pencaharian
a. Berladang
Mata pencaharian Suku Dayak di Kalimantan adalah berladang.
Berladang adalah pekerjaan yang memakan banyak sekali tenaga.
Untuk mengerjakannya, penghuni dari suatu rumah tangga saja tidak
mencukupi; mereka harus memperoleh bantuan dari tetangga mereka.
Oleh karena itu, telah dikembangkan suatu sistem kerjasama
dengan jalan membentuk kelompok gotong royong, yang biasanya
berdasarkan hubungan ketetanggaan atau persahabatan. Kelompok ini
terdiri dari 12-15 orang, yang secara bergiliran membuka hutan
bagi ladang masing-masing anggota.
b. Berburu, Mencari Hasil Hutan, dan Mencari Ikan
Sumber protein orang Dayak Kalimantan Tengah pada umunya
dipenuhi dengan makanan yang terdiri dari ikan-ikan sungai. Daging
babi, kerbau dan ayam walaupun sangat digemari, bukanlah
merupakan makanan sehari-hari, tetapi makanan pada waktu ada
upacara-upacara adat atau pada waktu desa kebetulan dikunjungi tamu-
tamu penting.
Di hutan sekitar tempat kediaman ada juga binatang liar seperti
babi hutan dan rusa, tetapi karena senjata api kurang dimiliki mereka,
maka daging-daging binatang tersebut hanya menjadi makanan yang
bersifat kadang kala saja. Alat tradisionil orang Ngaju untuk berburu
selain dondang tersebut di atas, masih ada beberapa lagi yang penting,
umpamanya lonjo (tombak), ambang (parang), jarat (jerat),
sipet (berisikan ranjau kayu atau bambu runcing) yang disebut
tambuwung.
E. Sistem Religi Suku Dayak
Okezone, Travel. 2011. Mengenal Dekat Suku Dayak. Dengan alamat web :
http://travel.okezone.com/read/2011/02/24/407/428449/mengenal-dekat-
suku-dayak. Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 20.05 WIB
Samsoedin, I., Wijaya, A., dan Sukiman, H. 2010. Konsep tata Ruang dan
Pengelolaan Lahan pada Masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan
Timur (Landscape Concepts and Land Management of Dayak Kenyah
tribe in East Kalimantan). Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 7 (2),
hal. 145-168