Anda di halaman 1dari 17

Ragam Suku Bangsa Indonesia 

– Indonesia terdiri dari sekitar 1.340 suku bangsa yang


tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut data BPS sendiri separuh atau 50%
dari suku bangsa di tanah air adalah suku Jawa. Sisanya suku-suku yang mendiami wilayah
Indonesia di luar Jawa seperti suku Makasar Bugis (3,68%), Batak 2.04%, Bali 1,88%, Aceh
1,4%, dan suku lainnya.
Setiap suku memiliki adat dan norma yang berbeda-berbeda. Meski demikian keberagaman
tersebut tidak membuat bangsa terpecah-pecah, sebaliknya keberagaman kemudian menyatu
untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur. Simak penjelasan lebih
lengkapnya mengenai suku bangsa di Indonesia berikut ini:

Pengertian Suku Bangsa


Suku bangsa merupakan golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama
berdasarkan garis keturunan merujuk pada ciri khas seperti Budaya, bangsa, bahasa, agama
dan perilaku. Suku bangsa juga merupakan golongan sosial yang dibedakan dari golongan-
golongan sosial lain, karena memiliki ciri-ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan
dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya.

Dalam definisi lain, Suku bangsa juga merupakan suku sosial yang khusus dan bersifat
askriptif atau telah ada sejak lahir, serta memiliki corak yang sama seperti golongan umur
serta jenis kelamin. Suku bangsa sendiri dapat dikelompokkan berdasarkan:

 Suku bangsa campuran, dimana di dalamnya terjadi percampuran antar ras yang
mendiami satu Kawasan atau wilayah tertentu. Contohnya pada suku Peranakan
yang merupakan percampuran antar ras Tionghoa dan Melayu
 Garis keturunan, sebagai faktor utama bagi suku bangsa. Terdapat tiga garis
keturunan di Indonesia, yaitu Garis keturunan ayah (patrilineal), biasanya pada
suku Batak, Ambon, Timor dan yang lainnya, Garis keturunan ibu (matrilineal),
biasanya terjadi dalam suku Minangkabau di Sumatra Selatan dan Garis
keturunan ayah dan ibu atau parental yang banyak dijalankan oleh suku Jawa.
Beragam suku dan tradisi unik di Indonesia yang akan membuatmu berdecak kagum,
bergidik ngeri, penasaran, dan mengaduk pikiran dapat kamu pelajari pada buku 70 Tradisi
Unik Suku Bangsa di Indonesia.
70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia

Suku-Suku di Indonesia
1. Suku Jawa

Suku Jawa. Sumber: Phinemo.com

Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari, survey menunjukan kurang
lebih hanya 42% orang Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka
sehari-hari, sementara 28% lainnya menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur,
dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.

Bahasa Jawa sendiri memiliki aturan yang berbeda dalam hal kosa kata dan intonasi
berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-
ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan
membuat mereka sangat sadar terhadap status sosialnya di masyarakat.

Dalam masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan bilateral
(diperhitungkan dari dua belah pihak, ibu dan ayah). Dengan prinsip bilateral atau parental
ini, seorang Jawa berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah.
Kekerabatan yang relatif solid biasanya terjalin dalam keturunan satu nenek moyang hingga
generasi ketiga. Namun demikian, kualitas hubungan keluarga inti (nuclear family) dan
keluarga luas (extended family) berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang
lainnya, bergantung pada kondisi masing-masing keluarga.

2. Suku Sunda

Suku Sunda. Sumber: indepedhedia.com

Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah bagian barat pulau Jawa
dimana sebagian besar wilayahnya masuk ke dalam provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal
dari akar kata sunda atau suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan
putih.

Suku Sunda sendiri berjumlah 5,5 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Meskipun tersebar di berbagai wilayah Indonesia, namun sebagian besar masyarakat Sunda
menempati wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa. Mayoritas suku ini beragama Islam namun
ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan.

3. Suku Batak

Suku Batak. Sumber: en.wikipedia.org

Suku di Indonesia ini berasal dari Sumatera Utara dan juga cenderung tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia. Terdiri dari 3,58 dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Suku Batak terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Batak Toba, Batak Mandailing, Batak
Pakpak, dan Batak Karo.

Suku Batak merupakan satu diantara suku di Indonesia yang mempertahankan


kebudayaannya. Mereka memegang teguh tradisi dan adat. Hingga saat ini adat dan budaya
tetap dilaksanakan dalam kehidupan sosial orang Batak dan aktivitas sehari-harinya.
Beberapa adat dan budaya Batak yang berlaku adalah:

 Partuturan: Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari kekerabatan (partuturan)


adalah kunci dari falsafah hidupnya, yaitu dengan menanyakan marga dari setiap
orang Batak yang ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan ukiran 2 ekor
cicak yang saling berhadapan yang menempel di kiri-kanan Ruma Batak.
Kekerabatan ini pula yang menjadi  semacam tonggak  agung untuk
mempersatukan hubungan darah dan menentukan sikap terhadap orang lain 
dengan baik.
 Mangokal Holi: Prosesi upacara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan tulang
belulang dari jasad orang tua yang dimasukkan ke peti yang baru untuk
dipindahkan pada suatu tempat yang telah disediakan oleh pihak keluarga.
Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang bertujuan memberikan
penghormatan kepada roh orang tua yang telah tiada. Pemindahan lokasi tulang
belulang di maksud ke tempat yang baru adalah untuk mendapatkan tempat yang
lebih baik dari tempat sebelumnya.

Karakter Batak

4. Suku Betawi
Suku Betawi. Sumber: rimbakita.com

Suku Betawi sebagai suku yang masyarakatnya merupakan keturunan dari penduduk yang
bermukim di Batavia sejak abad ke-17 dan merupakan hasil perkawinan darah campuran dari
aneka suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia.

Suku Betawi juga turut disebut sebagai penghuni asli wilayah Jakarta. Meski demikian
masyarakat Betawi tersebar di daerah lainnya, seperti Bogor dan sekitarnya. Bahasa Betawi
merupakan bahasa kreol yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-
unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian),
bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis.

Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang
membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik pembeda
misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta
peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.

Betawi sendiri juga terkenal dengan keberagaman kulinernya yang berkaitan dengan budaya
dan tradisi makan di dalamnya yang bisa kamu temukan pada buku Kuliner Betawi Selaksa
Rasa & Cerita yang juga membahas mengenai urutan dari sejumlah peristiwa, upacara, dan
hajatan.

5. Suku Dayak

Suku Dayak. Sumber: goodnewsfromindonesia.id


Dayak berasal dari kata “Daya” yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang
tinggal di pedalaman atau perhuluan. Suku Dayak sendiri merupakan salah satu suku “Asli”
yang mendiami “Pulau Borneo” (Kalimantan).

Borneo terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang masing-masing terdiri dari


Kalimantan Timur ibukotanya Samarinda, Kalimantan Selatan ibukotanya Banjarmasin,
Kalimantan Tengah ibukotanya Palangka Raya, Kalimantan Barat ibukotanya Pontianak, dan
Kalimantan Utara Ibukotanya Tanjung Selor.

Suku Dayak terbagi dalam 405 sub-sub suku. Masing-masing sub suku Dayak mempunyai
adat istiadat dan budaya yang mirip, sesuai dengan sosial kemasyarakatannya, baik Dayak di
Indonesia maupun Dayak di Sabah dan Sarawak Malaysia sebagai negara serumpun.

Suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas antara lain seperti mandau,
sumpit, beliong, rumah betang atau rumah panjang (rumah radank) dan lain-lain. Ciri-ciri
khas Dayak lainnya seperti; kepemilikan senjata, dan seni budayanya.

Agama asli suku Dayak Kaharingan merupakan agama asli yang lahir dari budaya nenek
moyang. Sebagian masyarakat Dayak masih memegang teguh kepercayaan akan adanya
benda-benda gaib pada tempat-tempat tertentu seperti batu-batuan, pohon-pohonan besar,
taman-taman di hutan, danau, lubuk, dan lainnya yang menurut kepercayaannya memiliki
“kekuatan gaib” dari Jubata dan Batara. Saat ini, terhitung jumlah masyarakat Dayak ialah
sekitar 1,27 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan.
6. Suku Asmat

Suku Asmat. Sumber: beritapapua.id


Dikenal sebagai suku titisan Dewa, Suku asal Papua ini meyakini, bahwasanya mereka
berasal dari keturunan Dewa Fumeripits. Suku Asmat juga merupakan salah satu suku dari
Provinsi Papua yang mendunia karena budayanya yang begitu menghormati alam serta
kehidupan para leluhurnya, maka kearifan yang dimiliki oleh suku Asmat juga sangat luar
biasa.

Etnis satu ini terbagi menjadi dua, yakni suku yang tinggal di pesisir pantai serta suku yang
tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi berbeda dalam banyak aspek seperti dari cara
hidup, dialek, ritual, bahkan struktur sosial. Pembagian bahasa Asmat hilir sungai terbagi
menjadi bagian kelompok pantai barat laut dan bagian kelompok pantai barat daya.
Sementara pembagian bahasa Asmat hulu terbagi menjadi kelompok Keenok serta Kaimok.
7. Suku Bugis

Suku Bugis. Sumber: jurnalmetropol.com

Suku Bugis merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Provinsi Sulawesi
Selatan namun saat ini juga telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua,
Jakarta, Kalimantan, hingga Riau.

Suku ini tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu (Melayu muda). Disamping itu,
masyarakat Bugis juga bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura. Dalam situs Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo, Kata Bugis berasal dari kata To Ugi,
yang berarti orang Bugis.

Penamaan Ugi merujuk pada raja pertama kerajaan China yang terdapat di Pammana,
Kabupaten Wajo, yaitu La Sattumpugi. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau
pengikut La Sattumpugi. Ciri utama dari kelompok etnis ini adalah bahasa dan adat-
istiadatnya. Sehingga, pendatang dari Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi
sejak abad ke 15 juga bisa dikategorikan sebagai masyarakat Bugis.

8. Suku Madura

Suku Madura. Sumber: phinemo.com

Suku Madura merupakan etnis dengan populasi yang cukup besar di Indonesia, jumlahnya
sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti
Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian
timur Jawa biasanya disebut wilayah “tapal kuda”, dari Pasuruan sampai Utara Banyuwangi.

Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang mudah
tersinggung, tetapi mereka juga dikenal disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura
juga dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual pethik
laut atau rokat tasse.

Dalam masyarakat Madura, ikatan kekerabatan terbentuk melalui garis keturunan, baik dari
keluarga berdasarkan garis ayah maupun garis ibu (paternal and maternal relatives). Pada
umumnya, ikatan kekerabatan antar sesama anggota keluarga lebih erat dari garis keturunan
ayah sehingga cenderung “mendominasi”. Ikatan kekerabatan orang Madura sendiri
mencakup sampai empat generasi ke atas (ascending generations) dan ke bawah (descending
generations) dari ego.

9. Suku Minang

Suku Minang. Sumber: pdangkita.com

Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang merupakan salah satu etnis terbesar
di Indonesia dengan jumlah kurang lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara
keseluruhan.

Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan dengan orang Padang,
karena Padang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat
Minang justru menyebut kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk
pada orang Minang itu sendiri.

Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau juga sebagai marga atau
nama keluarga yang turun atau diambil dari garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal.
Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain,
rumah Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang.

Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk
persegi panjang. Adat dalam suku Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang
merupakan ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun
manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunnatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai Sumber
hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal.

10. Suku Baduy


Suku Baduy. Sumber: travel.kompas.com

Suku Baduy adalah sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten, hidup secara terisolasi dari
dunia luar khususnya masyarakat Baduy Dalam yang hidup secara sederhana dan menyatu
dengan alam. Suku Baduy memang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Baduy Dalam
dan Baduy Luar. Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama dalam hal berpakaian.

Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat Baduy yang sangat teguh memegang adat
istiadat leluhur. Mereka sangat menolak teknologi dan modernisasi, sehingga kehidupannya
masih tradisional.

Masyarakat Baduy Dalam umumnya memakai pakaian berwarna putih yang ditenun sendiri.
Warna putih melambangkan kesucian. Sementara Suku Baduy Luar lebih terbuka dengan
pendatang, meskipun masih menjunjung tinggi adat istiadat yang ada.

Masyarakat Baduy Luar beberapa sudah menggunakan barang-barang modern seperti kasur,
bantal, dan beberapa alat elektronik. Pakaian tenun berwarna serba hitam menjadi penanda
masyarakat Baduy Luar. Letak suku Baduy sendiri ada di kaki pegunungan Kendeng di desa
Kanekes.

Orang Kanekes atau yang biasa dikenal sebagai masyarakat Baduy merupakan kelompok
etnis yang berasal dari wilayah Banten, lebih tepatnya di Lebak. Suku Baduy juga masih
memiliki hubungan dengan orang Sunda. Tidak heran jika fisik mereka mirip orang Sunda
kebanyakan dan bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda.

11. Suku Bali

Suku Bali. Sumber: rimbakita.com


Dalam bahasa Bali, Suku Bali disebut sebagai Wong Bali, Anak Bali, atau Krama Bali. Suku
ini adalah kelompok etnis mayoritas di Pulau Bali. Jumlah populasi Suku Bali yang tinggal di
Pulau Bali sekitar 3,3 juta jiwa. Sementara ada sekitar 600.000 jiwa yang tersebar di beberapa
wilayah di tanah air.

Beberapa wilayah tersebut adalah Nusa Tenggara Barat. Lampung, Bengkulu, Sulawesi
Tengah, dan beberapa wilayah lainnya. Suku Bali menggunakan Bahasa Bali untuk
beraktivitas sehari-hari. Sistem kehidupan sosial masyarakatnya sendiri dinamakan Wangsa.
Wangsa merupakan sistem kekeluargaan yang diatur melalui garis keturunan.

Saat ini sistem Wangsa sudah tidak dijalankan dengan sangat ketat seperti di masa lalu.
Namun dalam beberapa hal, sistem Wangsa tetap dipertahankan. Misalnya dalam upacara
adat yang sudah menjadi tradisi ataupun dalam pernikahan yang masih membedakan jalur
keturunan leluhur seseorang.

12. Suku Ambon

Suku Ambon. Sumber: inphedia.com

Suku terbesar di Maluku ini adalah campuran antara suku Austronesia-Papua yang berasal
dari Kepulauan Ambon-Laese dari sisi barat Pulau seram. Bahasa yang digunakan oleh suku
Ambon ini adalah perpaduan antara pribumi dengan Bahasa Melayu Ambon atau Nasalaut.
Sebanyak 100.000 orang menggunakan Bahasa ini dan terpecah ke dalam beberapa dialek
yaitu Nasalaut, Saparua, Haruku, Hatu, Asilulu, Hila, Wakasihu, dan lain-lain.

Mata pencaharian utama suku Ambon adalah dengan bercocok tanam di lading, tanaman
yang biasanya ditanam adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan, kopi,
kelapa, sayur-sayuran, tembakau, cengkeh, buah-buahan, dan sagu. Sagu adalah tumbuhan
yang paling penting bagi masyarakat suku Ambon karena akan diolah menjadi makanan
pokoknya yaitu papeda, makanan yang berasal dari sagu ini biasanya disajikan dengan ikan
kuah kuning.

Mengnai hubungan kekerabatan, mereka melewati garis keturunan pihak ayah (patrilineal)
dengan pola menetap sesudah kawin ialah di lingkungan pihak ayah (patrilocal). Sedangkan
kesatuan kekerabatan yang terpenting ialah suatu kesatuan family atau disebut matarumah
(keluarga batih).

13. Suku Gayo


Suku Gayo. Sumber: tribunnews.com

Menghampiri provinsi Aceh bagian tengah, ada suku yang mendiami Dataran Tinggi Gayo
yaitu suku Gayo. Namun selain berasal dari daerah ini, beberapa masyarakat suku Gyao juga
tinggal di beberapa wilayah Aceh Timur seperti kecamatan Serba Jadi, Simpang Jernih dan
Peunaron.

Suku Gayo masuk ke dalam golongan ras Proto Melayu yang berasal dari India. Ada 3
kelompok dalam masyarakat suku Gayo, pertama masyarakat yang mendiami daerah Bener
Meriah dan Aceh Tengah disebut Gayo Laut. Kedua, masyarakat yang mendiami daerah
Aceh Tenggara dan GAyo Lues disebut Gayo Lues, dan ketiga masyarakat yang mendiami
kecamatan Aceh Tamiang disebut Gayo Blang.
Jika berbicara mengenai suku Gayo, ada sesuatu yang menjadi ciri khasnya yaitu kopi Gayo.
Siapa yang tidak kenal dengan kopi Gayo, kopi jenis Arabika yang terkenal memiliki cita
rasa yang sangat kuat ini banyak digemari para pecinta kopi. Di Gayo, ada dua perkebunan
kopi yang menghasilkan kualitas kopi terbaik yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan
Takengon.

14. Suku Tengger

Suku Tengger. Sumber: madiunpos.com

Suku Tengger adalah suku yang mendiami wilayah Gunung Bromo, Malang. Sesuai dengan
wilayahnya, masyarakat suku Tengger meyakini bahwa Gunung Bromo atau Gunung Brahma
merupakan gunung yang suci. Ada salah satu adat suku Tengger yang dilakukan di kaki
Gunung Bromo yaitu upacara Yadnya Kasada atau Kasodo.

Upacara Yadnya Kasada adalah sebuah upacara ritual yang diselenggerakan oleh masyarakat
suku Tengger sebagai bentuk rasa syukur juga harapan agar terhindar dari malapetaka. Proses
upacara ini dilakukan dengan menyediakan hasil bumi dan melarungkannya ke dalam kawah
Gunung Bromo.

Masyarakat suku yang keturunan kerajaan Majapahit ini umumnya  beragama hindu dan
masih memegang teguh adat istiadatnya. Meskipun berada di Kawasan wisata dan banyak
wisatawan yang berkunjung tetapi akulturasi budaya tetap jarang terjadi. Maka dari itu adat
serta budaya suku Tengger  masih sangat lestari hingga saat ini.

15. Suku Sasak

Suku Sasak. Sumber: en.wiktionary.prg

Salah satu suku di Indonesia yang masih memegang teguh tradisinya adalah suku Sasak, yaitu
suku yang terletak di Lombok. Masyarakat suku Sasak memiliki bangunan rumah yang
terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau. Kata Sasak secara etilomogi
berasal dari kata “sak-sak” yang memiliki arti satu atau utama, berhubungan dengan kitab
yang ditulis oleh Mpu Prapanca yaitu kitab Nagarakertagama. Maka dari itu masyarakat
beranggapan bahwa leluhur suku Sasak adalah orang-orang Jawa.

Ada tradisi unik di dalam suku Sasak, yaitu kawin lari. Dalam masyarakat awam mungkin ini
dianggap tabu, tetapi sebenarnya ini adalah tradisi unik dari suku Sasak. Jika sepasang
kekasih hendak menikah, maka calon mempelai pria akan membawa calon mempelai wanita
selama 3 hari ke tempat tertentu tanpa sepengetahuan dari orang tuanya. Setelah itu orang tua
calon mempelai wanita akan “menebus” anaknya dan melanjutkan pembicaraan mengenai
pernikahannya.

16. Suku Sumbawa


Suku Sumbawa. Sumber: gotripina.com

Suku Sumbawa berasal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari letak geografisnya,
Sumbawa berada di daerah yang memiliki hasil hutan yang baik karena berada di perbukitan.
Beberapa diantaranya seperti jati, rotan, kayu sepang, menjangan, dan madu. Masyarakat
suku Sumbawa mendami daerah kabutapen Sumbawa dan Sumbawa Barat.

Mayoritas agama dari masyarakat Sumbawa adalah Islam, sehingga banyak aktivitas-aktivitas
yang dilakukan berhubungan dengan keagamaan. Namun meskipun demikian, masyarakat
suku Sumbawa umumnya masih percaya dengan tahayul. Seperti tahayul tentang lingkungan
sekitar, tahayul tentang alam gaib, tahayul mengenai alam semesta, dan lain-lain.

17. Suku Flores

Suku Flores. Sumber: satujam.com

Suku Flores merupakan percampuran antara etnis Portugis, Melanesia, dan Melayu. Jika
diingat, dahulu Flores merupakan koloni bangsa Portugis, maka dari itu kebudayaan bangsa
Portugis masih sangat terasa di wilayah ini. Nama Flores sendiri juga diambil dari Bahasa
Portugis yang berarti “tanjung bunga”.

Umumnya masyarakat suku Flores sudah menganut kepercayaan agama seperti Islam,
Kristen dan lainnya. Namun masih banyak juga masyarakat yang memiliki kepercayaan
untuk pemujaan kepada leluhur. Salah satunya seperti pemujaan khusus kepada arwah-arwah
dan para leluhur dengan mendirikan dan memelihara sebuah bangunan.

18. Suku Toraja


Suku Toraja. Sumber: idntimes.com

Suku Toraja, berasal dari Sulawesi Selatan dan mendominasi populasi di kota Makasar. Salah
satu budaya yang terkenal dari suku Toraja adalah upacara kematian, di dalam masyarakat
Toraja upacara kematian hanya untuk seseorang yang memiliki uang. Maka bagi keluarga
yang tidak memiliki uang akan menunggu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk
mengumpulkan uang dan membuat upacara kematian.

19. Suku Osing

Suku Osing. Sumber: dolanyok.com

Jawa Osing atau Wong Blambangan, begitulah biasanya suku yang merupakan penduduk asli
Banyuwangi ini diucapkan. Suku yang berasal dari Jawa Timur ini menggunakan Bahasa
sehari-hari yang disebut sebagai Bahasa Osing yang merupakan turunan dari Bahasa Jawa
Kuno dan sedikit pengaruh dari Bahasa Bali, serta biasanya memiliki logat dan gaya Bahasa
yang tidak sulit untuk membedakannya dengan Bahasa Jawa pada umumnya. Berdasarkan
sejarah pada umumnya daerah Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang dahulu
didominasi oleh kepercayaan Hindu-Buddha dari Kerajaan-Kerajaan yang pernah menguasai
daerah tersebut, yang kemudian juga menjadi kepercayaan dari Suku Osing itu sendiri. Akan
tetapi seiring dengan berkembangnya Islam di Jawa juga berdampak pada kepercayaan dari
Suku Osing yang kemudian mulai menganutnya.
Suku Osing memiliki beragam kesenian serta adat istiadat yang menjadi ciri khas, seperti
Tradisi Tumpeng Sewu (makan besar pada bulan Haji), Tari Barong atau Barong Ider Bumi
yang diselenggarakan setiap tanggal dua pada bulan Syawal, Tradisi Angklung Paglak juga
menjadi ciri khas yang dilakukan sebagai hiburan serta untuk membantu petani dalam
memanen, serta ada juga Tari Gandrung yang menjadi tarian khas Banyuwangi hingga kini.
Pada acara-acara adat, suku Osing biasa menggunakan baju adat yang disebut dengan
Pakaian Jebeng Thulik yang merupakan kebaya lengan panjang dengan bordir yang terkesan
elegan dan sederhana dengan ditambah sanggul khas Banyuwangi.

20. Suku Mandar

Suku Mandar. Sumber: id.wikipedia.org

Tanah Mandar atau suku Mandar merupakan suku yang ada di daerah Sulawesi Barat serta
sebagaian Sulawesi Selatan dan Tengah. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara
tujuh kerajaan di pesisir (Pitu Babana Binanga) serta tujuh kerajaan di gunung (Pitutu Ulunna
Salu), semua bangs aini dipersatukan melalui perjanjian yang dilakukan oleh para leluhurnya
di Allewuang Batu di Luyo.

Suku mandar dikenal sebagai suku yang memiliki kehebatan sebagai pelaut, bukan karena
keunggulan teknologi, melainkan karena alat perikanan lokal yang mereka kembangkan yaitu
rumpon dan perahu Sandeq yang dengan ciri khas bercadik tradisional dan sangat cepat.

Suku Mandar memiliki beberapa kesenian dan tradisi unik yang menjadi ciri khas dari daerah
mereka, seperti Kalindaqdaq yang merupakan penyampaian perumpamaan ketika ingin
menyampaikan keinginan kepada seseorang, dapat berupa rayuan, puisi atau sebuah motivasi
kepada orang lain.

Kemudian ada Sayyang Pattu’du yang diartikan sebagai kuda menari yang merupakan tradisi
syukuran terhadap anak-anak yang berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an 30 Juz dalam bentuk
arakan keliling kampung menggunakan kuda yang menari diiringi dengan lantunan irama.

Suku Mandar juga memiliki kesenian yang disebut Parrawana atau Rebana yang dilakukan
setiap ada acara pesta perkawinan atau bahkan pada acara Sayyang Pattu’du dimana sang
kuda akan menari dengan diiringi oleh irama Rebana.
Dengan beragamnya suku bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi dan kebudayaannya
masing-masing, buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia hadir untuk meringkas berbagai
hal penting yang harus kamu ketahui tentang keberagaman suku bangsa di Indonesia.

Daftar Suku-suku lainnya di Indonesia


 Suku Kubu – Sumatra (Jambi)
 Suku Sakai – Sumatra
 Suku Alas – Sumatra
 Suku Devayan – Sumatra
 Suku Haloban – Sumatra
 Suku Kluet – Sumatra
 Suku Lekon – Sumatra
 Suku Pakpak – Sumatra
 Suku Sigulai – Sumatra
 Suku Singkil – Sumatra
 Suku Tamiang – Sumatra
 Suku Aneuk Jamee – Sumatra (Aceh)
 Suku Nias – Sumatra
 Suku Mentawai – Sumatra
 Suku Laut – Sumatra
 Suku Belitung – Sumatra
 Suku Bangka – Sumatra
 Suku Anak Dalam – Sumatra
 Suku Kayu Agung – Sumatra
 Suku Palembang – Sumatra
 Suku Banjar – Kalimantan
 Suku Kutai – Kalimantan
 Suku Berau – Kalimantan
 Suku Paser – Kalimantan
 Suku Bali – Bali
 Suku Loloan – Bali
 Suku Bima – Nusa Tenggara Barat
 Suku Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
 Suku Boti – Nusa Tenggara Timur
 Suku Bunak – Nusa Tenggara Timur
 Suku Manggarai – Nusa Tenggara Timur
 Suku Sika – Nusa Tenggara Timur
 Suku Sumba – Nusa Tenggara Timur
 Suku Rote – Nusa Tenggara Timur
 Suku Ngada – Nusa Tenggara Timur
 Suku Ende – Nusa Tenggara Timur
 Suku Gorontalo – Sulawesi Utara
 Suku Kaidipang – Sulawesi Utara
 Suku Minahasa – Sulawesi Utara
 Suku Mongondow – Sulawesi Utara
 Suku Sangir – Sulawesi Utara
 Suku Bungku – Sulawesi Tengah
 Suku Balesang – Sulawesi Tengah
 Suku Balantak – Sulawesi Tengah
 Suku Wakatobi – Sulawesi Tenggara
 Suku Fordata – Maluku
 Suku Mamale – Maluku
 Suku Nuaulu – Maluku
 Suku Morotai – Maluku
 Suku Halmahera – Maluku
 Suku Wemale – Maluku
 Suku Wai Apu – Maluku
 Suku Ternate – Maluku
 Suku Tidore – Maluku
 Suku Seram – Maluku
 Suku Sawai – Maluku
 Suku Aero – Papua
Demikian sebagian besar dari suku-suku yang ada di Indonesia, meski tentu masih banyak
lagi suku lain yang belum kita eksplorasi secara lebih dalam. Semoga informasi ini
bermanfaat!

Baca juga artikel terkait “Suku Bangsa di Indonesia” :


 Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
 Sejarah Pancasila
 Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai
 Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 Pengertian Demokrasi Pancasila
 Sejarah Lambang Garuda Pancasila
 Pengertian Wawasan Nusantara
 Makna Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
 Makna Sumpah Pemuda
 Pengamalan Nilai Pancasila
Sumber: dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai