Anda di halaman 1dari 24

KEBERAGAMAN BUDAYA

INDONESIA
KELOMPOK
2

POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA YANG ADA DIMASYARAKAT


SETEMPAT DALAM KAITANYA DENGAN BUDAYA NASIONAL

FAKTOR PENYEBAB KEBERAGAMAN BUDAYA


MANFAAT KEBERAGAMAN BUDAYA

NTOH BUDAYA LOKAL DIMASYARAKAT SETEMPAT

Faktor Penyebab Keberagaman Budaya

Faktor Penyebab Keberagaman Budaya

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar


di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas
sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa yang
berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan
sebagainya. Dengan identitas yang berbeda-beda ini, kita dapat
mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan local yang sangat
beragam.

Keberagaman Suku Bangsa

KEBERAGAMAN SUKU BANGSA

Nenek Moyang

Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa


Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka berimigrasi ke
Indonesia secara bergelombang dan menempati pulau-pulau di
Indonesia.
Menurut ahli sejarah, antara tahun 3.000 500 SM Indonesia telah
dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian
bercampur dengan penduduk indigenous dan indo-arian dari Asia
Selatan.
Dari percampuran dan seleksi alam ini, di Indonesia kemudian
berkembang sekitar 350 suku bangsa yang tersebar dari Sabang
hingga Merauke. Suku bangsa Jawa merupakan komunitas terbesar
dari penduduk Indoneasia

KEBERAGAMAN SUKU BANGSA

Klarifikasi

Menurut van Vollenhoven, indonesia dibagi atas 19 daerah


suku bangsa, yaitu:

1. Aceh
2. - Gayo-Alas dan Batak
- Nias dan Batu
3. - Minangkabau
- Mentawai
4. Sumatera Selatan
5. Melayu
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan
8. Minahasa
Sangir-Taulad

9. Gorontalo
10. Toraja
11. sulawesi Selatan
12. Ternate
13. Ambon
Kepulauan Barat Daya
14.Irian
15.Timor
16.Bali dan Lombok
17.Jawa Tengah dan Jawa
Timur
18.Surakarta dan Yogyakarta
19.Jawa Barat

Keberagaman Bahasa

Faktor keberagaman budaya

Keberagaman bahasa

Seiring dengan keanekaragaman suku bangsa, di Indonesia terdapat


kurang lebih 250 bahasa dan dialek. Menurut para ahli, sebagian
besar bahasa-bahasa di Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa
Austronesia (Australia Asia)

Faktor keberagaman budaya

Keberagaman bahasa

Gorys Keraf membagi rumpun bahasa indonesia ke dalam


subrumpun
1. Bahasa-bahasa Austronesia barat atau Bahasa-bahasa
Indonesia/Melayu:
a.Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat)
b.Bahasa-basha Indonesia Timur
2. Bahasa-bahasa Austonesia Timur atau Polinesia:

Keberagaman Religi

Faktor keberagaman budaya

Keberagaman Religi

Selain suku bangsa dan bahasa, Indonesia juga memiliki


keberagaman agama dan kepercayaan.
Terhitung di Indonesia teredapat lima agama yang diakui secara
resmi oleh Negara, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha.
Pada saat in, agama Konghucu juga sudah diakui. Selain itu,
berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di masyarakat.

Keberagaman Seni budaya

Faktor keberagaman budaya

Keberagaman seni

Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan


kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud kebudayaan itu
adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni music, seni drama,
seni rupa, dan sebagainya. Ada ratusan bahkan mungkin ribuan
tarian dan lagu daerah di Indonesia, belum lagu hasil seni rupa,
drama, dan sebagainya. Di Jawa misalnya kita mengenal tarian
Serimpi, lagu Suwe ora Jamu, alat music gamelan, pertunjukan
wayang kulit, seni batik, dan sebagainya

Manfaat Keberagaman Budaya

Manfaat Keberagaman Budaya

Tidak semua Negara memiliki keberagaman budaya seperti yang


kita miliki oleh Indonesia. Dengan demikian, keberagaman budaya
memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa,
kebudayaan daerah berwujud dalam bahasa daerah dapat
memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
Sementara itu, dalam bedang pariwisata, potensi keberagaman
budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia
yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari
sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula
dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.

Kebudayaan lokal Masyarakat Sunda

Contoh kebudayaan Lokal

Kebudayaan lokal Masyarakat Sunda >>


Pendahuluan

Suku bangsa Sunda adalah salah satu suku bangsa


yang mendiami pulau Jawa. Secara administrative,
suku bangsa ini sebagian besar menjadi penduduk
Provinsi jawa Barat. Bahasa percakapan yang
dipakai adalah bahasa Sunda. Bahasa ini mengenal
tingkatan dari yang paling halus sampai kasar.

Kebudayaan lokal Masyarakat Sunda


System kekerabatan suku bangsa
Sunda mengenal sistem parental,
System kekerabatan
yaitu mengikuti garis keturunan
kedua orang tua, ayah dan ibu.
Dalam
sistem ini, semua
anggota
kelompok
sosial
adalah kerumunan yang
keluarga baik dari pihak ayah
dapat
sebagai individu individu
maupun
pihak diartikan
ibu termasuk dalam
keluarga
atauberada
kerabat. Namun
yang
pada tempat yang sama
demikian, keluarga terpenting
adalah keluarga batih, yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak-anak.
ditambah mertua, paman bibi, dan
keponakan Dan Jika sang ayah
melakukan poligami (beristri lebih
dari satu) keluarga batih akan
menjadi bertambah besar sehingga
disebut keluarga luas. Di luar
keluarga batih, terdapat kelompok
kerabat yang disebut bondoroyot
yang merupakan kerabat-kerabat
dari satu garus keturunan nenek
moyang.

Kebudayaan lokal Masyarakat Sunda


Sebagian besar masyarakat suku bangsa Sunda
Sytem religi
sekarang ini memeluk agama Islam. Namun
demikian di beberapa bagian, terutama di
pedesaaan pengaruh animisme dan dinamisme
kelompok sosial
adalah
kerumunan
yang
masih terasa.
Hal ini
terlihat dari adanya
kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat gaib
dapat diartikan
sebagai individu individu
dan takhayul serta pemujaan terhadap bendabenda
yangtempat
dianggap memiliki
yang berada
pada
yang kesaktian,
sama seperti
keris pusaka, pedang tua, batu cincin, jimat, dan
sebagainya.

Kesenian
Masyarakat Sunda memiliki beragam kesenian.
Alat music tradisional masyarakat Sunda adalah
angklung. Selain alat music, masyarakat Sunda
juga memiliki seni pertunjukan seperti reog,
calung, wayang golek, gendang pencak, dan
sejumlah tarian-tarian seperti tari jaipongan dan
tari Topeng. Kesenian-kesenian ini umumnya
dibawakan pada saat upacara-upacara, seperti
selamatan pernikahan, sunatan, meruwat rumah,
dan syukuran

Kebudayaan lokal Masyarakat Jawa

Contoh kebudayaan Lokal

Kebudayaan lokal Masyarakat jawa >>


Pendahuluan

Sama seperti suku bangsa Sunda, suku bangsa Jawa juga


merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami Pulau
Jawa. Jumlah penduduk suku bangsa Jawa merupakan yang
terbesar di Indonesia dan saat ini tidak hanya berdiam di
Pulau Jawa tetapi juga manyebar di hamper seluruh daerah di
Indonesia.

Kebudayaan
lokal Masyarakat Jawa
Sistem kekerabatan suku bangsa
Jawa mengenal
sistem bilateral. Semua kakak laki-laki dan
Sistem
perempuan, ayah dan ibu, serta istri-istri dan
suami-suami masing-masing diklarifikasikan
Kekerabatan
menjadi satu dan disebut siwa dan tuwa. Adikadik dari ayah dan ibu dikelompokkan kedalam
kelompok
sosial
adalah
kerumunan yang
dua golongan
berdasarkan
jenis
kelamin, yakni
paman
bagi yang
laki-laki dansebagai
bibi bagi yang
dapat
diartikan
individu individu
perempuan. Di luar itu, terdapat pula sanak
yang
padakerabat
tempat yang sama
sadulur
yaitu berada
anggota keluarga
keturunan nenek moyang sampai generasi
ketiga, mereka umumnya adalah yang tinggal di
desa, seperti saudara sepupu, paman, bibi, ipar,
serta kerabat dekat lainnya. Selain itu, ada juga
alur waris, yaitu kerabat sampai tujuh turunan
yang masih dikenal tempat tinggalnya.

Dalam adat suku bangsa Jawa, perkawinan


antara dua orang yang masih misannya tidak
diperbolehkan. Artinya, keduanya adalah anak
dari orang tua saudara laki-laki kandung (pancer
lanang). Di luar itu, mereka diperbolehkan
menikah. Perkawinan juga diperbolehkan antara
seorang duda dengan adik almarhum istrinya.

Kebudayaan lokal Masyarakat Sunda


Daerah kebudayaan suku bangsa Jawa meliputi
Daerah
wilayah bagian tengah dan timur Pulau Jawa,
seperti daerah Purwokerto, Semarang, Jogyakarta,
Surakarta,
Surabaya,
Malang, Kediri< yang
dan daerahkelompok sosial
adalah
kerumunan
daerah pesisir. Secara historis, daerah kebudayaan
dapat diartikan
sebagai
individu
suku bangsa
Jawa ini
merupakan individu
daerah bekas
Kerajaan Mataram.
yang berada
pada tempat yang sama

Suku bangsa Jawa, menggunakan bahasa Jawa


sebagai bahasa percakapan. Bahasa ini terdiri dari
beberapa tingkatan, yakni bahasa Jawa Ngoko dan
Bahasa
bahasa Jawa Krama. Di samping itu, terdapat pula
bahasa Jawa Madya, Krama Inggil, dan Kedotan.
Bahasa Jawa Ngoko biasa digunakan sebagai
bahasa percakapan dengan sahabat, orang yang
lebih muda atau yang berstatus social lebih
rendah. Bahasa Jawa Krama biasa digunakan
dalam percakapan dengan orang yang belum
akrab, dengan orang yang lebih tua, atau yang
memiliki status social lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai