Anda di halaman 1dari 5

A.

Suku Bangsa

Pengertian Suku Bangsa

Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama berdasarkan
garis keturunan yang dianggap sama dengan merujuk ciri khas seperti budaya, bangsa, bahasa, agama
dan perilaku. Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya,
karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat
asal, serta kebudayaannya.

Suku bangsa adalah suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa, dan
menurut statistik hampir mencapai 300 suku bangsa. Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata
kelakuan, dan norma yang berbeda. Namun demikian, beragam suku bangsa ini mampu
mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan
makmur.

Pembentukan Suku Bangsa

Suku bangsa atau kelompok etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya
mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap
sama. Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti
kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.

Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada
1992, “Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala
yang terkandung dalam pengalaman manusia” meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah.

Antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, bukan sifat-sifat
hakiki sebuah kelompok. Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis.
Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan
budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa
banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan
dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru.

Menurut Barth, suku bangsa adalah sebuah pengorganisasian sosial mengenai jati diri yang askriptif
dimana anggota suku bangsa mengaku sebagai anggota suatu suku bangsa karena dilahirkan oleh orang
tua dari suku bangsa tertentu atau dilahirkan dari daerah tertentu. Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan,
sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Konsep Terbentuknya Suku Bangsa

Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik berwujud sebagai komunitas desa, kota,
sebagai kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama
terlihat oleh orang di luar warga masyarakat bersangkutan. Seorang warga dari suatu kebudayaan yang
telah hidup dari hari ke hari di dalam lingkungan kebudayaannya biasanya tidak melihat lagi corak khas
itu. Sebaliknya, terhadap kebudayaannya biasanya tidak terlihat corak khasnya, terutama mengenai
unsur-unsur yang berbeda mencolok dengan kebudayaan sendiri.

Corak khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan fisik dengan bentuk khusus, atau
karena di antara pranata-pranatanya ada fisik dengan bentuk khusus, atau dapat juga karena warganya
menganut suatu tema budaya khusus. Sebaliknya, corak khas tadi juga dapat disebabkan karena adanya
kompleks unsur-unsur yang lebih besar.

Konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh
kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali
(tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Jadi, “kesatuan kebudayaan” bukan suatu hal
yang ditentukan oleh orang luar (misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau lainnya,
dengan metode analisis ilmiah), melainkan oleh warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri.

Dengan demikian, kebudayaan Sunda merupakan suatu kesatuan, bukan karena ada peneliti-peneliti
yang secara etnografi telah menetukan bahwa kebudayaan Sunda itu suatu kebudayaan tersendiri yang
berada dari kebudayaan Jawa, Banten, atau Bali, melainkan karena orang Sunda sendiri sadar bahwa
kebudayaan Sunda mempunyai kepribadian dan identitas khusus, berbeda dengan kebudayaan-
kebudayaan tetangganya itu. Apalagi adanya bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Jawa atau Bali
lebih mempertinggi kesadaran akan kepribadian khusus tadi.

Dalam kenyataan, konsep “suku bangsa “ lebih kompleks daripada yang terurai di atas. Ini disebabkan
karena dalam kenyataan, batas dari kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit, tergantung kepada
keadaan. Misalnya, penduduk Pulau Flores di Nusa Tenggara tersendiri atas beberapa suku bangsa yang
khusus, dan menurut kesadaran orang Flores itu sendiri, yaitu orang Manggarai, Ngada, Sikka, Riung,
Nage-Keo, Ende, dan Laratuka.

Suku-Suku di Indonesia

1. Suku Jawa

Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari, survey menunjukan kurang lebih
hanya 42% orang Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari,
sementara 28% lainnya menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya
menggunakan bahasa Jawa saja.

Bahasa Jawa sendiri memiliki aturan yang berbeda dalam hal kosa kata dan intonasi berdasarkan
hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan
ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat mereka sangat sadar terhadap
status sosialnya di masyarakat.

Dalam masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan bilateral (diperhitungkan
dari dua belah pihak, ibu dan ayah). Dengan prinsip bilateral atau parental ini, seorang Jawa
berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah.

Kekerabatan yang relatif solid biasanya terjalin dalam keturunan satu nenek moyang hingga generasi
ketiga. Namun demikian, kualitas hubungan keluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family) berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang lainnya, bergantung pada kondisi
masing-masing keluarga.

2. Suku Sunda

Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah bagian barat pulau Jawa dimana sebagian
besar wilayahnya masuk ke dalam provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal dari akar kata sunda atau
suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan putih.

Suku Sunda sendiri berjumlah 5,5 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan. Meskipun
tersebar di berbagai wilayah Indonesia, namun sebagian besar masyarakat Sunda menempati wilayah
Banten, Jakarta, dan Jawa. Mayoritas suku ini beragama Islam namun ada juga sebagian kecil yang
beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan.

3. Suku Minang

Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang merupakan salah satu etnis terbesar di
Indonesia dengan jumlah kurang lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan dengan orang Padang, karena Padang
merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat Minang justru menyebut
kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang Minang itu sendiri.

Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau juga sebagai marga atau nama keluarga
yang turun atau diambil dari garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal. Rumah Gadang adalah rumah
adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain, rumah Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah
Baanjuang.

Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi
panjang. Adat dalam suku Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang merupakan
ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai
ciptaan-Nya (Sunnatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai Sumber hukum Adat Minangkabau
dalam menata masyarakat dalam segala hal.

4. Suku Minang

Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang merupakan salah satu etnis terbesar di
Indonesia dengan jumlah kurang lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan dengan orang Padang, karena Padang
merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat Minang justru menyebut
kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang Minang itu sendiri.
Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau juga sebagai marga atau nama keluarga
yang turun atau diambil dari garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal. Rumah Gadang adalah rumah
adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain, rumah Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah
Baanjuang.

Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi
panjang. Adat dalam suku Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang merupakan
ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai
ciptaan-Nya (Sunnatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai Sumber hukum Adat Minangkabau
dalam menata masyarakat dalam segala hal.

Anda mungkin juga menyukai