Anda di halaman 1dari 8

RESUME

NAMA-NAMA SUKU DI INDONESIA

OLEH :
BAIQ FADHILA AZHIMA AFIF
KELAS : VIII/D

MTsN 4 LOMBOK TIMUR


2022/2023
NAMA NAMA SUKU DI INDONESIA

Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, dengan banyaknya


nama nama suku di Indonesia. Kehadiran suku, sekaligus menjadi
pengelompokkan etnis atau suatu golongan, di mana anggota kelompok
dapat dengan mudah diidentifikasi berdasarkan garis keturunannya.
Dengan begitu, suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang
anggota satu dengan lainnya memiliki kesamaan. Umumnya kesamaan
tersebut berupa garis keturunan, ciri-ciri biologis, bahasa, budaya dan
perilaku.
Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing,
meskipun begitu Indonesia tetap satu. Itu mengacu pada semboyan negara
Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti, berbeda-beda tetap satu jua.
Berikut daftar suku di Indonesia dan sejumlah penjelasannya,
dirangkum dari berbagai sumber:
1. Suku Jawa
Nama nama suku di Indonesia yang pertama adalah Jawa. Perlu
diketahui bahwa Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur
sehari-hari, survei menunjukan kurang lebih hanya 42 persen orang Jawa
yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-
hari, sementara 28 persen lainnya menggunakan bahasa Jawa dan
Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa
Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan yang berbeda dalam hal kosakata
dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara,
yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki
pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat mereka
sangat sadar terhadap status sosialnya di masyarakat.
Dalam masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada
garis keturunan bilateral (diperhitungkan dari dua belah pihak, ibu dan
ayah). Dengan prinsip bilateral atau parental ini, seorang Jawa
berhubungan sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga
ayah.
Kekerabatan yang relatif solid biasanya terjalin dalam keturunan
satu nenek moyang hingga generasi ketiga. Namun demikian, kualitas
hubungan keluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family) berbeda-beda antara satu lingkaran keluarga dengan yang
lainnya, bergantung pada kondisi masing-masing keluarga.
2. Suku Sunda
Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah
bagian barat pulau Jawa dimana sebagian besar wilayahnya masuk ke
dalam provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal dari akar kata sunda atau
suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan putih.
Suku Sunda sendiri berjumlah 5,5 persen dari total penduduk
Indonesia secara keseluruhan. Meskipun tersebar di berbagai wilayah
Indonesia, namun sebagian besar masyarakat Sunda menempati wilayah
Banten, Jakarta, dan Jawa. Mayoritas suku ini beragama Islam namun
ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda
Wiwitan.
3. Suku Betawi
Suku Betawi sebagai suku yang masyarakatnya merupakan
keturunan dari penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17 dan
merupakan hasil perkawinan darah campuran dari aneka suku bangsa
yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia.
Suku Betawi juga turut disebut sebagai penghuni asli wilayah
Jakarta. Meski demikian masyarakat Betawi tersebar di daerah lainnya,
seperti Bogor dan sekitarnya. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol
yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-
unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama
Bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama
bahasa Belanda dan bahasa Portugis.
Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang
jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu,
meskipun ada beberapa unsur linguistik pembeda misalnya dari
peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali),
serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada
beberapa dialek lokal.
4. Suku Baduy
Suku Baduy adalah sebuah suku yang hidup di pedalaman
Banten, hidup secara terisolasi dari dunia luar khususnya masyarakat
Baduy Dalam yang hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam.
Suku Baduy memang terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Baduy
Dalam dan Baduy Luar. Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama
dalam hal berpakaian.
Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat Baduy yang
sangat teguh memegang adat istiadat leluhur. Mereka sangat menolak
teknologi dan modernisasi, sehingga kehidupannya masih tradisional.
Masyarakat Baduy Dalam umumnya memakai pakaian berwarna
putih yang ditenun sendiri. Warna putih melambangkan kesucian.
Sementara Suku Baduy Luar lebih terbuka dengan pendatang, meskipun
masih menjunjung tinggi adat istiadat yang ada.
Masyarakat Baduy Luar beberapa sudah menggunakan barang-
barang modern seperti kasur, bantal, dan beberapa alat elektronik.
Pakaian tenun berwarna serba hitam menjadi penanda masyarakat
Baduy Luar. Letak suku Baduy sendiri ada di kaki pegunungan Kendeng
di desa Kanekes.
Orang Kanekes atau yang biasa dikenal sebagai masyarakat
Baduy merupakan kelompok etnis yang berasal dari wilayah Banten, lebih
tepatnya di Lebak. Suku Baduy juga masih memiliki hubungan dengan
orang Sunda. Tidak heran jika fisik mereka mirip orang Sunda
kebanyakan dan bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda.
5. Suku Asmat
Dikenal sebagai suku titisan Dewa, Suku asal Papua ini meyakini,
bahwasanya mereka berasal dari keturunan Dewa Fumeripits. Suku
Asmat juga merupakan salah satu suku dari Provinsi Papua yang
mendunia karena budayanya yang begitu menghormati alam serta
kehidupan para leluhurnya, maka kearifan yang dimiliki oleh suku Asmat
juga sangat luar biasa.
Perlu diketahui juga bahwa suku satu ini terbagi menjadi dua,
yakni suku yang tinggal di pesisir pantai serta suku yang tinggal di bagian
pedalaman. Kedua populasi berbeda dalam banyak aspek seperti dari
cara hidup, dialek, ritual, bahkan struktur sosial. Pembagian bahasa
Asmat hilir sungai terbagi menjadi bagian kelompok pantai barat laut dan
bagian kelompok pantai barat daya. Sementara pembagian bahasa
Asmat hulu terbagi menjadi kelompok Keenok serta Kaimok.
6. Suku Bugis
Suku Bugis merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal
dari Provinsi Sulawesi Selatan namun saat ini juga telah menyebar ke
berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Jakarta, Kalimantan,
hingga Riau.
Suku ini tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu (Melayu
muda). Disamping itu, masyarakat Bugis juga bisa ditemukan di Malaysia
dan Singapura. Dalam situs Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo, Kata Bugis berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang
Bugis.
Asal muasal istilah Ugi merujuk pada raja pertama kerajaan China
yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo, yaitu La Sattumpugi.
Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau pengikut La Sattumpugi.
Ciri utama dari kelompok etnis ini adalah bahasa dan adat-istiadatnya.
Sehingga, pendatang dari Melayu dan Minangkabau yang merantau ke
Sulawesi sejak abad ke 15 juga bisa dikategorikan sebagai masyarakat
Bugis.
7. Suku Dayak
Nama nama suku di Indonesia berikutnya dari Kalimantan yaitu
Suku Dayak. Nama suku ini berasal dari kata “Daya” yang artinya hulu,
untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau
perhuluan. Suku Dayak sendiri merupakan salah satu suku “Asli” yang
mendiami “Pulau Borneo” (Kalimantan).
Borneo atau Kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif
yang masing-masing terdiri dari Kalimantan Timur ibukotanya Samarinda,
Kalimantan Selatan ibukotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah
ibukotanya Palangka Raya, Kalimantan Barat ibukotanya Pontianak, dan
Kalimantan Utara Ibukotanya Tanjung Selor.
Suku Dayak terbagi dalam 405 sub-sub suku. Masing-masing sub
suku Dayak mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, sesuai
dengan sosial kemasyarakatannya, baik Dayak di Indonesia maupun
Dayak di Sabah dan Sarawak Malaysia sebagai negara serumpun.
Suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas antara
lain seperti mandau, sumpit, beliong, rumah betang atau rumah panjang
(rumah radank) dan lain-lain. Ciri-ciri khas Dayak lainnya seperti;
kepemilikan senjata, dan seni budayanya.
Agama asli suku Dayak Kaharingan merupakan agama asli yang
lahir dari budaya nenek moyang. Sebagian masyarakat Dayak masih
memegang teguh kepercayaan akan adanya benda-benda gaib pada
tempat-tempat tertentu seperti batu-batuan, pohon-pohonan besar,
taman-taman di hutan, danau, lubuk, dan lainnya yang menurut
kepercayaannya memiliki “kekuatan gaib” dari Jubata dan Batara. Saat
ini, terhitung jumlah masyarakat Dayak sekitar 1,27 persen dari total
penduduk Indonesia secara keseluruhan.
8. Suku Minang
Suku di Indonesia selanjutnya adalah suku Minang yang
merupakan salah satu etnis terbesar di Indonesia dengan jumlah kurang
lebih 2,73 persen dari total masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Berasal dari Sumatera Barat, orang Minang juga kerap disamakan
dengan orang Padang, karena Padang merupakan ibukota dari Provinsi
Sumatera Barat. Meski begitu, masyarakat Minang justru menyebut
kelompok etnis mereka dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada
orang Minang itu sendiri.
Pada kebudayaan Minang, suku bisa diartikan sebagai klan atau
juga sebagai marga atau nama keluarga yang turun atau diambil dari
garis keturunan Ibu yang disebut Matrilineal. Rumah Gadang adalah
rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain, rumah
Gadang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang.
Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang
berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Adat dalam suku
Minang, salah satunya adalah Adat nan sabana Adat yang merupakan
ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna,
maupun manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunnatullah). Adat nan sabana
Adat ini adalah sebagai Sumber hukum Adat Minangkabau dalam menata
masyarakat dalam segala hal.
9. Nama nama Suku yang lain di Indonesia
 Suku Kubu – Sumatera (Jambi)
 Suku Sakai – Sumatera
 Suku Alas – Sumatera
 Suku Devayan – Sumatera
 Suku Haloban – Sumatera
 Suku Kluet – Sumatera
 Suku Lekon – Sumatera
 Suku Pakpak – Sumatera
 Suku Sigulai – Sumatera
 Suku Singkil – Sumatera
 Suku Tamiang – Sumatera
 Suku Aneuk Jamee – Sumatera (Aceh)
 Suku Nias – Sumatera
 Suku Mentawai – Sumatera
 Suku Laut – Sumatera
 Suku Belitung – Sumatera
 Suku Bangka – Sumatera
 Suku Anak Dalam – Sumatera
 Suku Kayu Agung – Sumatera
 Suku Palembang – Sumatera
 Suku Banjar – Kalimantan
 Suku Kutai – Kalimantan
 Suku Berau – Kalimantan
 Suku Paser – Kalimantan
 Suku Bali – Bali
 Suku Loloan – Bali
 Suku Bima – Nusa Tenggara Barat
 Suku Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
 Suku Boti – Nusa Tenggara Timur
 Suku Bunak – Nusa Tenggara Timur
 Suku Manggarai – Nusa Tenggara Timur
 Suku Sikka – Nusa Tenggara Timur
 Suku Sumba – Nusa Tenggara Timur
 Suku Rote – Nusa Tenggara Timur
 Suku Ngada – Nusa Tenggara Timur
 Suku Ende – Nusa Tenggara Timur
 Suku Gorontalo – Sulawesi Utara
 Suku Kaidipang – Sulawesi Utara
 Suku Minahasa – Sulawesi Utara
 Suku Mongondow – Sulawesi Utara
 Suku Sangir – Sulawesi Utara
 Suku Bungku – Sulawesi Tengah
 Suku Balaesang – Sulawesi Tengah
 Suku Balantak – Sulawesi Tengah
 Suku Wakatobi – Sulawesi Tenggara
 Suku Fordata – Maluku
 Suku Mamale – Maluku
 Suku Nuaulu – Maluku
 Suku Morotai – Maluku
 Suku Halmahera – Maluku
 Suku Wemale – Maluku
 Suku Wai Apu – Maluku
 Suku Ternate – Maluku
 Suku Tidore – Maluku
 Suku Seram – Maluku
 Suku Sawai – Maluku
 Suku Aero – Papua

Anda mungkin juga menyukai