PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
golongan sosial lainnya. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri paling mendasar yang
dimiliki oleh masyarakat yang berkaitan dengan asal-usul, tempat asal, serta
yang memiliki kesatuan dalam budaya dan terikat oleh kesadarannya akan
identitasnya tersebut.
bahasa. Suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya
dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas biasanya
kedudukan tertentu karena adanya garis keturunan, adat, agama, dan bahasa.
Anggota pada kelompok etnis dapat memiliki kesamaan didalam hal sejarah atau
berperasaan, dan berbuat serta segala sesuatu yang dimiiki oleh manusia sebagai
anggota masyarakat yang dapat di pelajari dan di alihkan dari generasi kegenerasi.
manusia karena adanya kesatuan ras, agama, asal-usul suku ataupun merupakan
kombinasi dari kategori yang masuk terikat pada sistem nilai budaya. Menurut
perspektif teori situasional suku merupakan suatu hasil yang terbentuk dari
Indonesia agar tidak hilang karena adanya budaya asing maka penelusuran
Jadi segala yang unik pada masa lalu tentang manusia dan sekitarnya akan
di ungkapkan melalui proses analisis sejarah sehingga dapat kita katakan bahwa
sejarah merupakan Big Teacher (Guru besar) yang akan memberikan keterangan
yang sejelas-jelasnya tentang masa lalu secara kronologis dan saling berkaitan
antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain, seperti yang di katakan apa
maknanya, bagaimana hubungan peristiwa yang satu dengan peristiwa yan lain
Suatau warisan yang tak mungkin lupakan bagaikan sinar mutiara yang
bersinar kemilau, suatu keagungan yang perlu kita banggakan dan perlu di catat
Suku pau atau Hoga pau, kata Hoga pau berarti menunjukan status
seseorang yang berasal dari suku tersebut. Suku pau atau Hoga pau tersbut berasal
dari sebuah kampung yang biasa disebut Ua Meze.Pemegang suku tersebut adalah
Pada suku pau terdapat sebuah rumah adat yang dalam Bahasa daerahnya
di sebutSa’o Pu’u yang terletak di kampung Ola Pau. Di dalam rumah adat atau
buruan.
Yang boleh tinggal di rumah adat atau Sa’o Pu’u tersebut hanya anak laki-
laki keturunan suku pau atau yang biasa di sebut dengan nama anak tanah.
Adapun larangan-larangan yang di terapkan pada saat upacara adat di suku pau
tidak boleh ribut ataupun buat kacau, masyarakat tidak boleh buka musik.
atau denda yaitu pelanggar haru siapkan 1 ekor babi besar dan beras sebanyak 50
dan menjaga suku tersebut harus benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik
dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah di tetapkan, jika ketua suku tersebut
tidak menjalankannya dengan baik maka umurnya tidak akan panjang dia akan
sakit parah dan mati mendadak atau biasa di sebut dengan matapo.
keturunan suku pau merupakan sala satu aset budaya yang harus terus di pelihara
B. Identifikasi Masalah
4. Tidak ada yang mau mengetahui perkembangan suku Pau terutama generasi
muda.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada fokus masalah maka pada penelitian ini hanya akan
dibatasi pada asalusul suku pau . Maka rumusan masalah yang di ajukan dalam
1. Bagaimana sejara lisan atau asal usul suku pau yang ada pada masyarakat
Nagekeo.
2. Nilai-nilai apa yang terkandung di dalam asal usul suku pau pada masyarakat
Nagekeo.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
ini dapat bermanfaat baik secara praktis mauapun teoritis. Dengan demikian
1. Manfaat Praktis
yang jelas dan tepat tentang asal-usul dan keturunan suku pau di
2. Manfaat Teoritis
ingin meneliti lebih lanjut tentang asal-usul dan keturunan suku pau di
Nagekeo.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
karena adanya garis keturunan, adat, agama, bahasa dan lain sebagainya.
2) Menurut Raroll
identitas di antara warganya dan memiliki ikatan adat istiadat yang khas
5) Menurut Wikipedia
Suku ialah suatu golongan manusia yang anggota-angotanya
Suku Pau atau Hoga Pau, kata Hoga Pau berarti menunjukan status
seseorang yang berasal dari suku tersebut. Suku Pau atau Hoga Pau tersebut
tersebut terdapat peo koto, koto yaitu sejenis ubi tali, ubi tali tersbut dijadikan
hari oleh masyarakat, namun meskipun di potong terus ubi tersebut tidak akan
habis. Lama kelamaan ubi itu berubah menjadi batu dan pada saat itu
tersebut berasal dari ubi koto. Peo koto trsebut tidak dapat di pindahkan.
sebagai ketua suku tersebut. Pada suku pau terdapat sebuah rumah adat yang
dalam Bahasa daerahnya di sebutSa’o Pu’u yang terletak di kampung Ola Pau.
Di dalam rumah adat atau Sa’o Pu’u terdapat: Taduhele (Tandukkerbau), Topo
Bhuja (parang adat), wea do ka (emas), Bhou (tombak), Kula (piring adat), dan
tulang-tulang binatang hasil buruan. Yang boleh tinggal di rumah adat atau
Sa’o Pu’u tersebut hanya anak laki-laki keturunan suku pau atau yang biasa di
pada saat upacara adat di suku pau yaitu masyarakat di larang memotong kayu
selama acara di jalankan, masyarakat tidak boleh rebut ataupun buat kacau,
sanksi atau denda yaitu pelanggar haru siapkan 1 ekor babi besar dan beras
dengan baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah di tetapkan, jika ketua
suku tersebut tidak menjalankannya dengan baik maka umurnya tidak akan
panjang dia akan sakit parah dan mati mendadak atau biasa di sebut dengan
mata po.
Pada suku pau atau hoga pau terdapat 7 rumah adat yaitu:
melembangkan persatuan.
Watu Nabe yaitu tiga tiang batu yang di buat seperti tungku
simpan satu botol yang terisi air penuh. Kepala suku akan terus
mengamati air yang ada di botol tersebut apabila airnya tetap penuh
itu tandanya hujan maupun panas stabil tetapi jika airnya berkurang
maka akan terjadi panas panjang. Yang boleh duduk melingkar pada
1. Nelu yaitu upacara makan makanan sisa tanam, yang di lakukan setelah
2. Geki yaitu upacara makan makanan sisa tanam, yang di lakukan setelah
5. Libha Beza Gha yaitu upacara sukuran memberikan sesajian kepada leluhur
atas hasil panen yang di peroleh. Upacara ini di lakukan setelah panen.
Ada pula upacara adat yang sering dilakukan setiap tahun yaitu upacara adat
memberikan seajian untuk para leluhur atau yang biasa di sebut dengan istilah
Ka Peme.
Selain dari beberapa kajian teori dari para ahli, untuk memperkuat
kajian dalam penelitian ini juga digunakan rujukan dari maupun hasil
maka dengan mudah kita dapat mengetahui asal-usul suk seseorang karena
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dari para narasumber serta perilaku yang diamati dan diarahkan pada
1. Setting Penelitian
pertibangan bahwa supaya para generasi muda mengetahui asal-usul suku Pau
tersebut.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dengan menyesuaikan kegatan para
tahun 2017. Jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Bulan
Program Mei Juni
1 Penyusunan Proposal
dan Konsultasi
2 Perisinan Penelitian
dan Observasi
3 Pelaksanaan
Penelitian
4 Seleksi Data dan
Revisi-revisi Data
5 Analisis Data dan
Penyusunan
Laporan
C. Subjek Penelitian
Nageoga dan pemegang suku Pau tersebut. Dalam penelitian ini data-data yang di
hasilkan adalah data deskriptif berupa catatan dari hasil wawancara mendalam.
1. Observasi
lapangan.
2. Wawancara
Bu’u, Bapak Selus Sunga, dan Bapak Fabianus Si’a yang merupakan tokoh-
3. Dokumentasi
foto rumah adat serta peninggalan-peninggalan para leluhur yang ada pada
E. Keabsahan Data
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk pengecekan
atau sebagai perbandingan dari data itu. Ada tiga macam Triangulasi
1994:178).
gambar berikut:
wawancara
observasi dokumentasi
orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah ditemkan atau
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah pemilihan nformasi data kasar yang muncul dari
catatan lapangan. Proses ini dilakukan peneltian dengan cara menyeleksi data-
data yang di dapat dari hasil wawancara dengar narasumber, hasil observasi di
dokumentasi dengan cara mencatat semua yang didapatkan dari hasil survey di
lapangan.
sejarah, upaya yang telah diakukan, dan tanggapan dari masyarakat. Lankah
ketiga peneliti focus terhadap data yang relevan, yang digunakan untuk
kedalam pembahasan. Langkah kelima yaitu abstraksi, data kasar dipilih sesuai
2. Pemaparan Data
berupa foto untuk menjadi validitas semua informasi yang tersaji. Peneliti
3. Penarikan Kesimpulan
menyeleksi data, dala hal ini dilakukan penyederhanaan keterangan dari data
Nasional
Remaja Rosdakarya